Anda di halaman 1dari 11

PENGGUNAAN MADU DALAM

PERAWATAN LUKA

Ns.Muftadi,S.Kep,SKM,M.Kes,CBWCN
Latar Belakang
Secara klinis maupun laboratorium. Ada beberapa hasil
penelitian yang melaporkan bahwa madu sangat efektif
digunakan sebagai terapi topikal pada luka, yang
menghasilkan terjadinya peningkatan jaringan granulasi
dan kolagen serta periode epitelisasi secara signifikan
(Suguna et al., 1992;1993; Aljady et al., 2000).
Madu efektif sebagai terapi topikal, ini dikarenakan
kandungan nutrisi yang terdapat di dalam madu dan hal
ini sudah di ketahui secara luas. Bergman et al. (1983)
menyatakan secara umum madu mengandung 40%
glukosa, 40% fruktosa, 20% air dan asam amino, vitamin
Biotin, asam Nikotinin, asam Folit, asam Pentenoik,
Proksidin, Tiamin, Kalsium, zat besi, Magnesium, Fosfor
dan Kalium. Madu juga mengandung zat antioksidan dan
H2O2 (Hidrogen Peroksida) sebagai penetral radikal bebas.
Sifat zat yang terkandung dalam madu

Kandungan dan sifat madu dapat berbeda tergantung dari


sumber madu (Gheldof et al., 2002; Gheldof and Engeseth,
2002). Madu lebih efektif digunakan sebagai terapi topikal
dikarenakan kandungan nutrisi dan sifat dari madu.
Osmolaritas Tinggi

Madu merupakan larutan yang mengalami supersaturasi dengan


kandungan gula yang tinggi yang mempunyai interaksi kuat dengan
molekul air sehingga akan dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme dan mengurangi aroma pada luka. Salah satunya pada
luka infeksi dengan Staphylococcus Aureus. Seperti yang dilaporkan
Cooper et al (1999), hasil studi laboratorium menunjukkan madu
memiliki efek anti bakteri pada beberapa jenis luka infeksi salah
satunya akibat bakteri Staphylococcus Aureus. Hasil penelitian lain
melaporkan madu alam dapat membunuh bakteri Pseudomonas
Aeruginosa dan Clostritidium ( Efem & Iwara, 1992). Luka dapat
mengalami steril terhadap kuman bila menggunakan madu sebagai
dressing untuk terapi topikal.
Sifat asam dari madu

Madu yang bersifat asam dapat memberikan lingkungan yang asam


pada luka sehingga akan dapat mencegah bakteri melakukan
penetrasi dan kolonisasi. Selain itu dari kandungan air yang terdapat
dalam madu akan dapat memberikan kelembapan pada luka, ini
sesuai dengan prinsip perawatan luka moderen yaitu "Moisture
Balance". Hasil penelitian Gethin GT et al (2008) melaporkan madu
dapat menurunkan pH dan mengurangi ukuran luka kronis (ulkus
vena/arteri dan luka dekubitus) dalam waktu 2 minggu secara
signifikan. Hal ini akan memudahkan terjadinya proses granulasi dan
epitelisasi pada luka.
Madu dapat digunakan untuk terapi topikal sebagai
dressing pada luka ulkus kaki, luka dekubitus, ulkus
kaki diabet, infeksi akibat trauma dan pasca operasi
serta luka bakar. Madu dapat meningkatkan waktu
penyembuhan luka bakar (Evan and Flavin, 2008; Jull
et al.,2008). Hasil studi kasus yang dilakukan bahwa
madu dapat menyembuhkan luka kronis khususnya
luka diabetik.
Bagaimana cara menggunakan madu saat perawatan luka

Ada beberapa tips yang dapat dipakai saat merawat luka


menggunakan madu ( Molan, 2001):
a. Gunakan jumlah madu sesuai dengan jumlah cairan atau eksudat
yang keluar dari luka.

b. Frekuensi penggantian balutan tergantung pada cepatnya madu


terlarut dengan eksudat luka. Jika tidak ada cairan luka, balutan
dapat di ganti 2 kali seminggu supaya komponen antibakteri yang
terkandung di dalam madu dapat terserap ke dalam jaringan luka.

c. Untuk mendapatkan hasil yang terbaik, sebaiknya menggunakan


second dressing yang bersifat absorbent. Jika madu digunakan
langsung pada luka, madu akan meleleh sehingga keluar area luka.
Hal ini tidak akan efektif untuk merangsang proses penyembuhan
luka.
d. Gunakan balutan yang bersifat "oklusif" yaitu menutup semua
permukaan luka untuk mencegah madu meleleh keluar dari area
luka.

e. Pada cairan luka yang sedang, sebaiknya gunakan transparan


film sebagai second dressing.

f. Pada abses (nanah) dan undermining (luka berkantong) perlu


lebih banyak madu untuk mencapai jaringan didalamnya. Dasar
luka harus diisi dengan madu sebelum ditutup dengan second
dressing seperti kasa atau dressing pad lainnya.

g. Untuk memasukan madu pada luka berkantong sebaiknya


gunakan kasa atau dressing pad sehingga kerja
kandungan madu lebih efektif.
Penutup
Dari uraian diatas, dapat di lihat bahwa manfaat madu dari zat
dan sifat yang terkandung didalamnya sangatlah efektif dan
ekonomis untuk perawatan luka. Hal ini berkorelasi dengan
Indonesia yang memiliki beragam jenis madu. Di beberapa
rumah sakit di Indonesia, madu telah digunakan sebagai terapi
topikal, tapi sampai saat ini belum semua madu di teliti secara
klinis dan laboratorium yang melaporkan bahwa madu Indonesia
efektif pada perawatan luka. Dari landasan ini, untuk ke depan
perlu kiranya dilakukan penelitian terhadap berbagai madu yang
terdapat di Indonesia, sehingga akan dapat digunakan sebagai
alternatif perawatan luka yang ekonomis, aman, mudah di dapat
dan mudah digunakan oleh tenaga kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai