Anda di halaman 1dari 62

RANCANGAN Penelitian & PEMILIHAN

RANCANGAN
Epidemiologi
(Epidemiological Study Designs)

EDITED BY NS. ASHAR PRIMA, M.KEP


SUMBER: SRI_SETIYARINI@UGM.AC.ID
Tujuan mengetahui rancangan penelitian
epidemiologi

 Memahami keterbatasan setiap disain


penelitian.
 Memilih disain yang cocok (tujuan,
resouces, dsb.)
 Menghindari kesalahan (kesalahan disain
tidak dapat diperbaiki pada tahap
selanjutnya).
PEMILIHAN DESIGN
Riset kuantitatif

KRITERIA PEMILIHAN BERDASAR:


1. Masalah penelitian dan Hipotesis
2. Waktu yang tersedia untuk penelitian
3. Sumber daya
4. Jenis variabel
5. Kualitas data yg akan diperoleh dari berbagai sumber
Types Of Quantitative Research 4
DESIGNS
Descriptive X? Y? Z?
What is X, Y, and Z?
Correlational rxy.z
Is there a relationship between X and Y?
Causal ΔX  ΔY?
Does a change in X cause a change in Y?
5
X,Y, Z notation

Z = covariate
Severity of illness
X = independent variable (interventions)
Self-care symptom management
Y = dependent variable (outcome)
Quality of life
 Cindy: RQ: apakah pemberian aroma therapy  kualitas
tdur Pasien dirawat inap?

 Apakah ada perlakuan?


 Ada  ada kontrol atau tidak  Quasy experiment

Gambaran kualitas tidur pada lansia 


Epidemiological Study Designs

Observational Studies - examine associations


between risk factors and outcomes
(Analytical - determinants and risk of
disease, and descriptive - patterns and
frequency of disease)

InterventionStudies - explore the association


between interventions and outcomes.
(Experimental studies or clinical trials)
DESAIN PENELITIAN Laboratorium

Eksperiment Binatang Percobaan


Perlakuan Manusia

Deskriptif
Tidak ada
perbandingan kelompok

Paparan alamiah

Observasional
Ada perbandingan Cross-sectional
kelompok
Cohort
Analitik Case control
DESAIN PENELITIAN MENURUT WAKTU

E Prospektif O
Cohort
E Retrospektif O Alamiah

Case-control E Eksperimental
O
Perlakuan

Lampau Sekarang Y.a.d.


DESCRI
PTIVE
STUDY
Penelitian Epidemiologi Deskriptif

 Hanya ada 1 kelompok studi.


 Mengukur insidensi atau prevalensi
 Menggambarkan distribusi penyakit menurut variabel tempat,
orang dan waktu.
 Tidak ada kesimpulan tentang hubungan antara exposure dan
outcome.
 Informasi yang diperoleh dapat mengarahkan suatu exposure
dengan outcome tertentu.
 Penyajian dilakukan dengan grafik, tabel, spot-map, dsb.
 Sampling / sampel size :
a. dichotomous
n = Z α/22. p . q
d2
b. continuous
n = Z α/22. τ2
d2
Contoh:

 Distribusi kematian akibat gempa di Kabupaten Bantul


Propinsi DIY Tahun 2006.
 Insidensi penyakit DBD di Kabupaten Sleman Propinsi DIY
tahun 2013
 Cakupan Imunisasi balita di Kecamatan Ngaglik Kabupaten
Sleman Propinsi DIY tahun 2013
CROSS
SECTIO
NAL
STUDY
STUDI CROSS SECTIONAL

Adalah studi dimana pengukuran


terhadap
variabel pengaruh dan
terpengaruh
dilakukan pada titik waktu yang
sama
Struktur Penelitian Cross sectional

 Struktur penelitian mirip dengan penelitian Cohort


 Semua pengamatan atau pengukuran dilakukan pada suatu saat
sehingga tidak terdapat periode follow-up.
 Sangat cocok digunakan untuk menerangkan variabel-variabel
dalam penelitian beserta pola distribusinya.
 Desain ini juga dapat digunakan untuk meneliti hubungan
sebab akibat.
Struktur Penelitian Cross sectional

 Riwayat penyakit sekarang mungkin dapat membantu


mengatasi kesukaran dalam menetapkan variabel mana
sebagai paparan dan mana yang sebagai keluaran

 Penetapan variabel mana yang dapat dipakai sebagai paparan


dan keluaran kadang mudah dan kadang sukar
The Present
Sample

Risk Factor, Risk Factor


Disease No Diseases

No Risk No Risk Factor,


Factor, No Disease
Disease

Population
Cross-Sectional Design
Langkah-langkah dalam mendesain cross
sectional

1. Menetapkan pertanyaan penelitian


2. Menetapkan kriteria populasi sasaran, populasi yang dapat dijangkau dan
merancang teknik samppling
3. Menetapkan fenomena yang diteliti
4. Menetapkan cara pengukluran variabel
Estimates dalam penelitian
cross sectional

 Prevalensi
 Prevalensi Relatif
Contoh:
Penelitian: Hubungan antara sosialisasi formularium diagnosis
dengan ketepatan diagnosis.
Prevalensi

Prevalensi sesaat (point prevalence)=

Jumlah individu yang sakit pada suatu saat


----------------------------------------------------- X 1000
Jumlah populasi pada saat itu

Period Prevalence =

Jumlah individu yang sakit pada satu periode waktu


---------------------------------------------------------------- X 1000
Populasi tengah tahun (rerata awal & akhir)
Prevalensi Relatif

Keluaran

Ada Tidak ada

Ada a b
Paparan
Tidak ada c d

PR = a/a+b : c/c+d
Keuntungan

1. Dapat meneliti beberapa keluaran


2. Mengendalikan seleksi subyek penelitian yang
berlebihan
3. Mengendalikan pengukuran yang berlebihan
4. Waktu penelitian relatif pendek, tidak mahal
5. Merupakan langkah awal yang baik untuk
penelitian Cohort
6. Menghasilkan prevalensi dan prevalensi relatif
7. Tidak ada waktu menunggu terjadinya keluaran
8. Minimal drop out
 Nyeri pasien post op  tehnik relaksasi nafas dalam

 T1 (09.29) = 7 x (09.30-10.00) T2 (10.300

 Jenis kelamin  kecemasan


 Kecemsan ( Vas cemas)  kualitas tidur (vas sleep)
Kelemahan

1. Tidak menetapkan urutan kejadian


2. Memiliki potensi bias dalam mengukur prediktor/paparan
3. Tidak layak untuk penyakit/kondisi yang jarang terjadi
4. Tidak menghasilkan insidensi atau risiko relatif yang
sebenarnya
5. Bias insidensi/prevalensi
COHO
RT
STUDY
Cohort Studies

“Motion Picture Studies”


(Paffenbarger, 1988)
Forward looking. The most powerful of
observational studies
Follow groups of individuals free from
disease through a period of time
Quantified with relative risk/incidence
rates/attributable risk
Value

Gold standard for studying the association


between a risk factor and outcome
Useful for studying incidence, risk factors,
natural history or prognosis
Useful for studying multiple outcomes
Useful for looking at multiple exposures
and their interactions
Design of a Cohort Study

R1
A1

A0

R0

Incidence rate among exposed IR1 = A1 (no. exposed cases) / R1 (total person-time exposed)
Incidence rate among unexposed IR0 = A0 (no. unexposed cases) / R0 (total person-time unexposed)

Incidence rate ratio (exposed vs. unexposed) = IR 1 / IR0 = (A1/A0) / (R1/R0)

Source: partially adapted from WHO, 1993


 Hubungan Perilaku merokok dengan Kejadian kanker paru
 Konsumsi beras merah  Kadar glukosa darah
 V Independent  V Dependent

 Hubungan anemia dengan kecemasan


 Hubungan Kecemasan dengan Kualitas tidur
 Hubungan kualitas tdiur dengan kualitas hidup
 Hubungan kualitas hidup dengan quality of care

 Variabel Independent (X)  Variabel yang mempengaruhi/Bebas Perilaku Merokok


 Variabel Dependent (Y)  Variabel yang dipengaruhi /terikat  Kejadian kanker Paru
Cohort Study Design
Concurrent Define Population
Retrospect
1995 1975

Non-randomizing

2005 1985
Exposed Non-Exposed

2015 Disease No Disease Disease No Disease 1995


Cohort Study Measures

Cumulative Incidence - # new


cases/at risk population
Incidence Density - # new cases/at
risk person-time
Measures of association
Relative
Risk
Odds Ratio
Cohort

 Yang dihitung adalah perbandingan resiko menjadi sakit antara


kelompok terpapar dengan kelompok tak terpapar.
 Disebut : Relative Risk atau Risk Ratio (RR)
Insidens di kelompok terpapar
RR =
Indidens di kelompok tak terpapar
Keuntungan studi kohort

Bebas bias seleksi dan recall


bias.
Outcome tidak mempengaruhi
seleksi.
Dapat dipelajari sejumlah efek
secara serentak.
Kerugian studi kohort

 Relatif mahal.
 Follow-up jangka lama.
 Extraneous variabel kadang sukar dikontrol.
 Ukuran sampel sangat besar untuk penyakit yang jarang.
CASE-
CONTRO
L STUDY
Design of a Case-Control Study
a

d
note that c and d should be appropriate should be representative of source population
representation of R1 and R0 as shown for cohort study

•Exposure odds among cases D1 = a (no. exposed cases) / b (no. unexposed cases)
•Exposure odds among controls D0 = c (no. exposed controls) / d (no. unexposed controls)

•Exposure odds ratio (cases vs. controls) = (a/b) / (c/d) where a/b = A 1/A0 as shown for cohort study

Source: partially adapted from WHO, 1993


Case-control

Dalam case-control, RR tidak


bisa dihitung, karena kelompok
terpapar dan tak terpapar tidak
mewakili populasi.
Dilakukan pendekatan dengan
mengukur ODDS-RATIO (OR)
ODD Rasio

Bila p = probabilitas terjadinya suatu event


q = probabilitas tidak terjadinya suatu
event
maka : p / q disebut ODDS

Bila p sangat kecil maka : p / q = p


Bila p1 sangat kecil maka : OR ~ RR
Experimental Study
PENELITIAN EKSPERIMENTAL

Adalah suatu penelitian di mana peneliti


mempunyai otoritas untuk memanipulasi
berbagai tingkat variabel independen
tertentu.
Adalah suatu penelitian di mana peneliti
mempunyai otoritas untuk mengalokasi
subyek ke dalam kelompok-kelompok
studi secara acak.
Penelitian eksperimental

 Tidak etis bila dilakukan untuk mengkaji penyebab penyakit


pada subjek manusia.
 Pada subjek manusia bertujuan untuk :

a. Preventif/Profilaktik
b. Promotif
c. Terapeutik
Eksperimen

KELOMPOK PERLAKUAN
 kelompok yang dikenai intervensi yang
diselidiki efektivitasnya
 intervensi bisa tunggal atau kombinasi
KELOMPOK PEMBANDING
tidak dikenai intervensi yang diselidiki
efektivitasnya
bukan berarti tanpa perlakuan
KEUNTUNGAN

 Merupakan disain terbaik untuk mengendalikan/


menyeimbangkan (balancing) confounding variables.
 Validitas internal tinggi.
 Disain ini mempunyai pembanding yang bersamaan waktu
(concurrent). Jadi intervensi luar tidak mempengaruhi hasil
akhir.
 Analisis mudah.
KERUGIAN

Rancangannya kompleks.
Kadang-kadang tidak etis.
opulasi studi dapat berbeda dengan
populasi target / sasaran.
Validitas eksternal rendah.
Double blinding sulit dilakukan.
Jenis Disain Eksperimen yang Sering
Dipergunakan :

 Rancangan Rambang Lugas (Completely Randomized Design)


 Rancangan Sama Subyek (Within Subject Design)
 Rancangan Faktorial (Factorial Design)
 Rancangan Pola Silang (Cross-Over Design)
 Rancangan Blok Tak Lengkap Berimbang (Balanced
Incomplete Block Design)
RANCANGAN QUASI EKSPERIMENTAL
(EKSPERIMENTAL SEMU)

1. One-Shot Case Study.


2. One-Group Pretest-Posttest Design.
3. Randomized Solomon Four-Group
Design.
4. Non-Randomized Control-Group
Pretest-Posttest Design.
Quasi Experimen

TANPA RANDOMISASI
contoh:

PRETEST-POSTTEST DESIGN
O1 TX O2

Ket: O = pengukuran outcome


TX= intervensi/eksperimen
RCT (DESAIN PARALEL)
Perlakuan

Subyek penelitian R Keluaran ?

Kontrol
TAHAPAN PADA RCT

.
1 Seleksi sampel dari populasi
2. Pengukuran baseline variables
3. Randomisasi
4. Intervensi
5. Follow-up
6. Pengukuran variabel outcome
RCT Crossover Design

w
Perlakuan a kontrol
s
Subyek penelitian Rh
|
Kontrol o perlakuan
u
t
RCT Crossover Design

Memerlukan jumlah sampel yang


lebih sedikit
Menggunakan diri subjek
penelitian sebagai kontrol
Keterbatasan yang lebih banyak
Memerlukan wash out period
PEMILIHAN DESIGN
Riset kuantitatif

KRITERIA PEMILIHAN BERDASAR:


1. Masalah penelitian dan Hipotesis
2. Waktu yang tersedia untuk penelitian
3. Sumber daya
4. Jenis variabel
5. Kualitas data yg akan diperoleh dari berbagai sumber
MEMILIH (RANCANGAN) PENELITIAN

To be a successful researcher, you need:


 knowledge of your discipline, field and/or topic, and the place of research
 knowledge of the craft of research to enable you to make sound decisions
 understanding of the ethical responsibilities of a researcher
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai