Anda di halaman 1dari 21

PEMERIKSAAN FISIK FOKUS

PADA EKTREMITAS BAWAH


Untuk menentukan penyebab dari setiap
luka tungkai, pemeriksaan fisik lengkap
merupakan keharusan untuk menilai
secara akurat kondisi klien
APA SAJA YANG MENJADI FOKUS
PEMERIKSAAN FISIK PADA
EKSTREMITAS BAWAH
1. Penilaian Kulit

2. Sistem pembuluh
darah

3. Saraf

4. Muskuloskeletal
1. PENILAIAN KULIT
 Inspeksi visual dari kulit kaki dan kaki: dorsal, plantar, medial, lateral, dan posterior
dan anterior, serta pemeriksaan kuku:
 Kulit yang terkelupas
 maserasi
 fissura kulit interdigital
 kering
 dll

Inspeksi visual dapat menemukan tanda-tanda neuropati otonom dan disfungsi


motor yang mempengaruhi tampilan kulit.
FISSURE ATAU RETAK-RETAK , KULIT KERING
TEMPERATUR
menilai suhu kulit dengan punggung tangan pemeriksa. Suhu
Klinisi
kulit dapat diukur dengan termometer inframerah genggam
pada aspek plantar kaki. Suhu tinggi dapat terkait dengan
disfungsi sudomotor (gangguan pada kelenjar keringat) dan risiko
lebih tinggi untuk ulserasi kaki.
THERMOGRAPHY
2. STATUS VASKULAR
(SYSTEM PEMBULUH
DARAH)
Orang dengan diabetes memiliki resiko tinggi terkena penyakit pembuluh darah
perifer; oleh karena itu, palpasi denyut bilateral di pedis dorsalis, tibialis
posterior/anterior, poplitea dan arteri femoral dangkal, ini diperlukan untuk penilaian
sirkulasi darah di tungkai bawah.
Perfusi yang memadai atau tidak pada anggota tubuh, adanya penyakit pembuluh
darah perifer dan mungkin krusial mempengaruhi kemajuan penyembuhan luka.
Sebuah metode yang relatif sederhana untuk mengkonfirmasi kecurigaan klinis
penyakit oklusi arteri adalah dengan mengukur tekanan darah sistolik beristirahat di
pergelangan kaki dan lengan (Pengukuran ABI)
3. SARAF (STATUS
NEUROLOGI)
Kehadiran neuropati diabetes dapat dilihat dari riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik.
Gejala seperti sensasi terbakar, rasa tertusuk jarum, benda tajam atau nyeri menusuk dan
kram otot, yang didistribusikan secara simetris di kedua tungkai dan sering lebih buruk di
malam hari, biasanya keluhan tersebut akan ada dalam neuropati perifer.
Pemeriksaan fisik kaki dapat meliputi :
 menilai persepsi nyeri superfisial (tusukan jarum)
 sensasi suhu
 tekanan (menggunakan Semmes-Weinstein 5.07 monofilament
 persepsi getaran menggunakan garpu tala dan / atau biothesiometer neuropati perifer
 Pemeriksaan sensasi posisi (proprioception) dan refleks tendon dalam (Achilles tendon,
patella)
4. STATUS SISTEM
MUSKULOSKLETAL
Neuropati motorik dapat terlihat pada atrofi otot-otot kaki menjadi kecil yang
mengakibatkan malposisi jari kaki (claw toe, hammer toe, Juga motor paresis
dan hilangnya refleks otot).
Hilangnya refleks tendon Achilles merupakan tanda awal neuropati motorik.
Pemeriksaan klinis meliputi pemeriksaan gaya berjalan, kaki (kondisi otot
dan struktur tulang, kelainan bentuk kaki seperti cakar kaki, hallux valgus,
kaki miring dan kaki rata). Diagnosis visual lainnya adalah Charcot's foot
(diabetic neuronal-osteoarthropathy).

Charcot`s Foot
PEMERIKSAAN SIRKULASI
Pemeriksaan sirkulasi dapat dilakukan dengan palpasi nadi area dorsal pedis,
popliteal, femoral dan posterior/anterior tibia. Melakukan palpasi nadi ini dapat
ditentukan dengan derajat nadi sebagai berikut.
0 = tidak teraba nadinya
1 = dapat dirasakan hanya sedikit saja
2 = dapat dirasakan tapi sedikit lemah
3 = nadi normal (mudah didapat)
4 = tekanannya terlalu kuat, anurisma
PENGUKURAN
ABI
(Ankle Brachial Index)

Pemeriksaan ini adalah penentuan tekanan


darah yang menggunakan manset
sphygmomanometer dan Doppler genggam,
yang idealnya pemeriksaan harus diukur
setelah istirahat 10 menit
Ankle Brachial Index
Nilai ABI di bawah 0,9 telah diterima secara luas sebagai bukti penyakit arteri
perifer oklusif. ABI bisa menjadi tidak akurat atau valid karena arteri mengalami
kalsifikasi biasanya terlihat pada klien dengan diabetes.
Tes ABI dapat dilakukan sebelum dan sesudah latihan untuk menentukan ringan
aterosklerosis arteri perifer yang disajikan dengan nilai normal saat istirahat.
Cara pengukurannya pertama-tama adalah mengukur tekanan darah pada daerah
brakial dengan tensimeter dan catat tekanan yang tertinggi atau sistole.
Kemudian ukur tekanan darah daerah pergelangan kaki (ankle) dengan
menggunakan Doppler.

NE
XT
Ankle Brachial Index
Rumus perhitungan ABI :
Tekanan tertinggi pada pergelangan kaki (ankle)
ABI = -------------------------------------------------------------------
Tekanan tertinggi pada brakial

Contoh:
Tekanan pada pergelangan kaki (ankle) dengan Doppler didapatkan 132
mmHg, dan tekanan pada daerah brakial didapatkan 120 mmHg.

Jadi ABI klien adalah 132/120 = 1.1 NORMA


L NE
XT
NILAI ABI NORMAL – TIDAK
NORMAL
MELAKUKAN PEMERIKSAAN
TEKANAN ARTERI DENGAN
MENGGUNAKAN DOPPLER
Persiapan alat:
1. Doppler
2. Tensimeter
3. Jeli ultrasound
4. Kasa atau tisu
5. Bengkok
6. Spigmomanometer
Mengukur tekanan ABI dapat mulai dari bagian brakialis dahulu atau sebaliknya
bagian kaki dan atau dorsal pedis
NE
PEMERIKSAAN NEUROSENSORY :
MONOFILAMENT TEST 10 TITIK,
GARPUTALA, SUHU
Pemeriksaan sensasi ini dapat menggunakan
kapas, garputala dan monofilament test.
Pemeriksaan dengan menggunakan
monofilament ini adalah untuk mengevaluasi
sensasi tekanan pada kaki yang sering
dilakukan pada klien dengan diabetik.
Apabila klien dilakukan pemeriksaan dan
ternyata klien tidak dapat merasakan sensasi
maka berisiko untuk luka neuropati
Lokasi tempat pemeriksaan dengan monofilament (yang
dilingkari) ada 10 titik

Anda mungkin juga menyukai