Anda di halaman 1dari 14

Panduan Clinical Skill Lab

Oleh Ns.Nirwanto K. Rahim, S.Kep.,M.Kep.,

SOP PEMERIKSAAN GULA DARAH


1. Pemeriksaaan Gula Darah
a. Tujuan tindakan :
a. Mahasiswa mampu mempersiapkan alat dan bahan
pemeriksaan gula darah secara tepat
b. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan gula darah
c. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil pemeriksaan gula darah
b. Dasar Teori
Untuk mengetahui kadar glukosa darah, terdapat berbagai jenis tes yang
dapat menentukannya. Antara lain adalah tes gula darah puasa, tes gula
darah dua jam selepas makan (postprandial), tes gula darah sesewaktu dan
tes toleransi glukosa. Setiap tes ini mempunyai fungsi dan tujuan tersendiri.
Tes gula darah puasa dilakukan dengan mengambil sampel darah sekurang-
kurangnya delapan jam setelah makan, yaitu dalam keadaan perut kosong
kecuali meminum air putih. Untuk tes gula darah dua jam selepas makan,
darah diambil selepas dua jam mengkonsumsi makanan seperti sarapan atau
makan tengah hari. Darah diambil kapan saja untuk melakukan tes gula
darah sesewaktu di mana tidak melihat waktu makan. Pemeriksaan gula
darah digunakan untuk mengetahui kadar gula darah seseorang. Macam-
macam pemeriksaan gula darah: Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes
mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :
a. Glukosa plasma sewaktu ≤ 200 mg/dl (11,1 mmol/L)
b. Glukosa plasma puasa ≤ 140 mg/dl (7,8 mmol/L)
c. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) ≤ 200
mg/dl.
c. Tahapan Tindakan

No Tahapan Kegiatan Ilustrasi Gambar


Fase Pra Interaksi
1 Persiapan Alat:
1. Glukometer
2. Lanset
3. Kapas Alkohol /Alkohol Swab
4. Hand scon
5. Bengkok
6. Bak Instrumen
7. Baki

Fase Orientasi
2 Ucapkan salam, Perkenalkan diri dan
identifikasi pasien
3 Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilakukan serta kontrak waktu.
Menanyakan kesediaan pasien.

Fase Kerja
4 Cuci Tangan dengan prinsip 6 langkah.
Handrub dilakukan selama 20-30 detik,
sedangkan Handwash selama 40-60
detik.
5 Buka tutup lancing device dengan
menarik keluar.

6 Ambil lancet. Tekan hingga masuk


kedalam tempatnya sampai terdengar suara
”klik”

7 Lepaskan cakram pelindung lancet dengan


cara memutar cakram.

8 Tutup kembali lancing device sampai


terdengar ”klik”. Pastikan nomor pada
”cap” tepat ditengah. Nomor 1-2 untuk
wanita. Nomor 3-4 untuk laki-laki.

9 Tekan tombol dasar hingga berbunyi


”klik”.
10 Masukkan strip kedalam lubang alat. Tekan
strip dengan hati-hati.

11 Alat akan hidup saat strip dimasukkan


ke alat. Pada alat akan muncul symbol
berbentuk tetesan darah.
12 Alat sensor akan memberikan warna merah
berkedip-kedip yang menandakan
specimen darah segera diteteskan pada strip
dalam waktu kurang dari 2 menit

13 Pakai Handscoon dan Pilihlah ujung jari


yang berbeda setiap kali melakukan
pengujian (ujung jari telunjuk, tengah,
atau manis).

14 Bila tidak ada air mengalir, bersihkan


ujung jari yang akan ditusuk dengan
kapas alkohol. Biarkan ujung jari kering
dengan sendirinya dari alkohol.

15 Tahan lancing device kuat-kuat mengarah


pada samping ujung jari.
16 Letakkan satu tetes darah permukaan strip
uji.
Informasikan hasil pemeriksaan kepada
pasien.

17 Tekan ujung jari yang ditusuk dengan


kapas alkohol untuk menghentikan darah
yang keluar.

18 Pegang strip yang telah digunakan.


Pelan-pelan pindahkan strip dari alat
kemudian buang pada tempat khusus
19 Merapikan alat

Fase Terminasi
20 Evaluasi respon pasien

21 Cuci Tangan dengan prinsip 6 langkah.


Handrub dilakukan selama 20-30 detik,
sedangkan Handwash selama 40-60
detik.
22 Dokumentasi.
Identitas pasien, jenis tindakan, waktu,
hasil pemeriksaan, respon pasien, nama
jelas dan tanda tangan perawat yang
melakukan tindakan keperawatan.
2. Pemeriksaan Ankle Brachial Index (ABI)
a. Tujuan tindakan :
Pemeriksaan ABI merupakan pemeriksaan penunjang yang dapat
dijadikan pedoman untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut:
1) Apakah amputasi perlu dilakukan
2) Penilaian pembuluh darah kapiler pasca operasi secara objektif
3) Penentuan berat ringannya kelainan pembuluh darah
4) Penentuan apakah kelainan berasal dari kelainan saraf atau vaskuler
b. Dasar Teori
Ankle brachial index adalah rasio tekanan darah sistolik pada pergelangan
kaki dengan lengan. Pemeriksaan ini diukur dengan pada pasien dengan
posisi terlentang menggunakan doppler vaskuler dan sphygmomanometer.
Tekanan sistolik diukur pada kedua lengan dari arteri brachialis dan di arteri
tibialis posterior dan dorsalis pedis pada bagian tungkai kaki masing-masing
(Al-Qaisi et al, 2009; Potier et al, 2011; Aboyans et al, 2008).

Ankle Brachial Pressure Index (ABPI) adalah test non invasive untuk
mengukur rasio tekanan darah sistolik kaki (ankle) dengan tekanan darah
sistolik lengan (brachial). Tekanan darah sistolik diukur dengan
menggunakan alat yang disebut simple hand held vascular Doppler
ultrasound probe dan tensimeter (manometer mercuri atau aneroid).
Pemeriksaan ABPI sebaiknya dilakukan pada pasien yang mengalami luka
pada kaki untuk mendeteksi adanya insufisiensi arteri sehingga dapat
menentukan jenis luka apakah arterial ulcer, venous ulcer atau mixed ulcer.
Sehingga dapat memberikan intervensi secara tepat. Direkomendasikan
menggunakan probe dengan frekuensi 8 MHz untuk ukuran lingkar kaki
normal dan 5 MHz untuk lingkar kaki obesitas atau edema.

Pemeriksaan ABI bertujuan menilai fungsi sirkulasi pada arteri kaki.


Pemeriksaan ABI direkomendasikan oleh American Heart Association
(AHA) untuk mengetahui proses aterosklerosis khususnya pada orang
dengan risiko gangguan vaskuler yang berusia 40-75 tahun (Aboyans et al,
2012).
Nilai ABPI = TD sistolik brachialis tertingi
TD sistolik ankle tertinggi

Tingkat keparahan PAD berdasarkan pada skor penilaian ABI,


dikategorikan (Beldon, 2010; Potier et al, 2011) :
1) Normal : 0.91-1,30
2) Oklusi ringan : 0,70- 0,90
3) Oklusi sedang : 0,40-0,69
4) Oklusi berat : <0,40
5) Kalsifikasi : > 1,30
Dalam penentuan nilai ABPI kadang ditemukan tekanan darah sistolik false
tinggi ditemukan pada pasien diabetic. Hal ini disebabkan tekanan manset
tidak mampu menekan pembuluh darah distal yang mengalami kalsifikasi.
c. Tahapan Tindakan
No Tahapan Kegiatan Ilustrasi Gambar
Fase Pra Interaksi
1 Persiapan Alat:
a. Tensi meter
b. Probe Vascular
Doppler
c. Jelly
d. Hand scon

Fase Orientasi
2 Ucapkan salam ,
Perkenalkan diri dan
identifikasi pasien
3 Jelaskan tujuan dan
prosedur yang akan
dilakukan serta kontrak
waktu.
Menanyakan kesediaan pasien.
Anjurkan pasien berbaring
terlentang, posisi kaki sama
tinggi dengan posisi
jantung.

Fase Kerja
4 Cuci Tangan dengan
prinsip 6 langkah.
Handrub dilakukan selama
20-30 detik, sedangkan
Handwash selama 40-60
detik.

5 Pakai Handscoon dan Pasang


manset tensimeter di lengan
atas dan tempatkan probe
vascular Doppler ultrasound
diatas arteri brachialis dengan
sudut 45 derajat.
6 Palpasi nadi radialis
kemudian pompa manset
hingga 20 mmHg diatas
tekanan darah sistolik
palpasi.

7 Kempiskan manset,
perhatikan suara pertama
yang dideteksi oleh probe
hasilnya merupakan
tekanan darah systolic
brachialis.
8 Ulangi pada lengan yang lain.

9 Pasang manset tensimeter di


pergelangan kaki dan
tempatkan probe vascular
Doppler ultrasound diatas
arteri dorsalis pedis atau
arteri tibilias dengan sudut 45
derajat.
10 Palpasi nadi dorsalis pedis
kemudian pompa manset
hingga 20 mmHg diatas
tekanan darah sistolik palpasi.

11 Kempiskan manset,
perhatikan suara pertama
yang dideteksi oleh probe
hasilnya merupakan
tekanan darah systolic
ankle.
12 Ulangi pada kaki yang lain.

13 Pilih tekanan darah systolic


brachialis tertinggi (diantara
lengan kanan dan kiri) dan Nilai ABPI = TD sistolik brachialis tertinggi
tekanan darah systolic TD sistolik ankle tertinggi
ankle teritnggi (diantara
kaki kanan dan kaki kiri).
14 Merapikan alat
Fase Terminasi
15 Evaluasi respon pasien

16 Cuci Tangan dengan


prinsip 6 langkah.
Handrub dilakukan selama
20-30 detik, sedangkan
Handwash selama 40-60
detik.

17 Dokumentasi. Identitas
pasien, jenis tindakan,
waktu, hasil
pemeriksaan, respon
pasien, nama jelas dan tanda
tangan perawat yang
melakukan tindakan
keperawatan.
PEMBERIAN TERAPI INSULIN PADA PASIEN DIABETES
MELLITUS

Pengertian Insulin adalah hormon yang digunakan untuk menurunkan


kadar gula darah pada Diabetes Mellitus
Insulin Pen (Actrapid Novolet): adalah insulin yang dikemas
dalam bentuk pulpen insulin khusus yang berisi 3 cc insulin

Tujuan Untuk mengontrol kadar gula darah dalam pengobatan


diabetes
mellitus.
Prosedur Waktu yang dibutuhkan untuk mengajarkan cara pemberian
insulin
yaitu 30 menit

Pelaksanaan cara pemberian insulin


a. Persiapan
1. Spuit insulin/insulin pen (Actrapid Novolet)
2. Vial insulin
3. Alcohol swab
4. Handscoen bersih
5. Daftar/formulir obat

b. Pelaksanaan
Tahap Pra interaksi
1. Melakukan vertifikasi program terapi
2. Mencuci tangan
3. Memakai sarung tangan bersih
4. Mendekatkan alat ke dekat klien
5. Mengkaji program/intruksi medik tentang rencana
pemberian terapi injeksi insulin (prinsip 6 benar :
nama klien, obat/jenis insulin dosis, waktu, cara
pemberian, dan pendokumentasian)
6. Mengkaji cara kerja insulin yang akan diberikan,
tujuan, waktu kerja, dan masa efek puncak
insulin, serta efek samping yang mungkin
timbul.
7. Mengkaji tanggal kadaluarsa insulin
c. Tahap Orientasi
1. Mengucapkan salam dan menyapa klien
2. Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan yang
akan dilakukan pada klien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum dilakukan
tindakan
4. Memberikan kesempatan bertanya pada klien
sebelum dilakukan tindakan

d. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy klien
2. Mengatur posisi klien
3. Lepaskan penutup pena
4. Jika menggunakan intermediate-acting insulin
dengan lembut putar pena diantara telapak
tangan 15 detik untuk campuran
5. Lepaskan penutup jarum
6. Pastikan pena siap
a. Putar tombol pemilih dosis di ujung pena
untuk 1 atau 2 unit (dosis monoton perubahan
tanda dengan berubahnya tombol)
b. Pegang pena dengan jarum menunjuk ke
atas. Tekan tombol dosis sampai benar-benar
sampai menetes. Ulangi jika perlu, sampai
insulin terlihat di ujung jarum. Dial akan
kembali ke nol setelah menyelesaikan
langkah dasar
7. Mengatur dosis
Putar dosis tombol untuk mengatur dosis insulin
(anda dapat memutar mundur juga). Pena akan
memugkinkan untuk menerima hanya jumlah
yang telah ditetapkan. Periksa jendela dosis
untuk memastikan dosis yang akan disuntikkan
sudah tepat.
8. Pilih tempat injeksi
Pilih tempat injeksi. Perut adalah tempat yang
disukai untuk banyak jenis insulin-antara
bagian bawah rusuk dan kemaluan baris,
menghindar sekitar 3-4 inci pusar. Bagian atas
paha dan belakang lengan atas ( jika anda
pleksibel ) dapat juga digunakan

9. Menyuntikkan insulin
a. Posisikan ibu jari di ujung atas tombol
pena dengan tenang untuk terus aman
b. Dengan lembut mencubit kulit dengan tangan
bebas
c. Cepat masukkan jarum pada sudut 90
derajat. Melepaskan cubitan
d. Gunakan ibu jari untuk menekan
tombol dosis sampai berhanti ( jendela dosis
akan kembali pada nol ). Biarkan jarum di
tempat selama 5-10 detik untuk membantu
mencegah insulin dari bocor keluar dari
tempat injeksi
e. Tarik jarum langsung keluar dari kulit.
Kadang-kadang akan keluar sedikit darah
atau terjadi memar adalah normal. Lap
dengan tisu atau bola kapas beralkohol,
tapi jangan ditekan
10. Tutup kembali insulin pen
11. Lepas sarung tangan
12. Cuci tangan

Anda mungkin juga menyukai