D. Pelaksanaan Praktikum
Sesuai jadwal
E. Metode Evaluasi
Ujian praktikum (Nilai Batas Lulus Praktikum Adalah : 75)
A. Pengertian
Ankle-Brachial Index adalah rasio tekanan darah sistolik (TDS)
yang diukur di kaki (dorsalis pedis dan posterior tibial) dan di
lengan (brachial)
B. Indikasi
1. Menegakkan diagnosis arterial disease pada pasien dengan
suspect Lower Extremity Arterial Disease (LEAD)
2. Mengesampingkan LEAD pada pasien dengan luka pada
ekstremitas bawah
3. Klaudikasi intermiten
4. Usia lebih dari 65 tahun
5. Usia lebih dari 50 tahun dengan riwayat merokok atau
diabetes
6. Menentukan aliran darah arterial yang adekuat pada
ekstremitas bawah sebelum dilakukan terapi kompresi atau
debridement luka
7. Jika ABI < 0,8 kompresi tinggi berkelanjutan (misal 30-
40 mmHg pada kaki) tidak direkomendasikan
8. Pada kasus campuran antara penyakit vena/arterial (misal
ABI antara ˃ 0.5 s.d < 0.8), dianjurkan untuk menurunkan
level kompresi (23-30 mmHg). Jika ABI < 0,5 maka
kompresi harus dihindari dan pasien harus dirujuk ke dokter
bedah vaskuler untuk dilakukan evaluasi atau pemeriksaan
lanjutan.
9. Mengkaji potensi penyembuhan luka
D. Interpretasi
1. ABI ≤ 0,90 merupakan batas untuk menegakkan diagnosis
PAD ekstremitas bawah.
2. Selama follow up, penurunan ABI ˃ 0,15 beberapa kali dapat
secara efektif mendeteksi perkembangan PAD yang
signifikan.
Nilai ABI Status perfusi
> 1,3 Elevated/incompressible vessels
˃ 1,0 Normal
≤ 0,9 LEAD
≤ 0,6 - 0,8 Borderline
≤ 0,5 Severe ischemia
Glukosa darah adalah gula utama yang dihasilkan oleh tubuh dari
makanan yang dikonsumsi. Glukosa dibawa keseluruh tubuh melalui
pembuluh darah untuk menghasilkan energi ke semua sel di dalam
tubuh (American Diabetes Association, 2010). Untuk mengetahui
kadar glukosa darah, terdapat berbagai jenis tes yang dapat
menentukannya. Antara lain adalah tes gula darah puasa, tes gula
darah dua jam selepas makan (postprandial), tes gula darah
sesewaktu dan tes toleransi glukosa. Setiap tes ini mempunyai fungsi
dan tujuan tersendiri. Tes gula darah puasa dilakukan dengan
mengambil sampel darah sekurang-kurangnya delapan jam setelah
makan, yaitu dalam keadaan perut kosong kecuali meminum air
putih. Untuk tes gula darah dua jam selepas makan, darah diambil
selepas dua jam mengkonsumsi makanan seperti sarapan atau makan
tengah hari. Darah diambil kapan saja untuk melakukan tes gula
darah sesewaktu di mana tidak melihat waktu makan. Pemeriksaan
gula darah digunakan untuk mengetahui kadar gula darah seseorang.
Macam- macam pemeriksaan gula darah: Kriteria diagnostik WHO
untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :
1. Glukosa plasma sewaktu ≤ 200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2. Glukosa plasma puasa ≤ 140 mg/dl (7,8 mmol/L)
Tiap bagian tubuh yang ditutupi kulit yang longgar dapat dipakai
sebagai tempat injeksi insulin termasuk abdomen, paha, lengan atas,
pinggang dan kuadran atas luar dari bokong. Secara umum insulin
akan lebih cepat diabsorpsi dari bagian atas tubuh seperti bagian
deltoid dan abdomen dibanding dari paha dan bokong.
Indikasi
1. Pasien tidak sadar.
2. Pasien dengan masalah saluran cerna bagian atas (misal: stenosis
esofagus, tumor pada mulut, tumor pada faring atau tumor pada
esofagus).
3. Pasien dengan kesulitan menelan.
4. Pasien paska bedah pada mulut, faring atau esofagus.
5. Pasien yang mengalami hematemesis.
6. Pasien yang mengalami IFO (Intoksikasi Fosfat Organik).
Persiapan alat:
1. NGT (Feeding Tube) sesuai ukuran:
- Dewasa : 16-18 Fr
- Anak-anak : 9-10 Fr
- Bayi : 6 Fr
2. 1 buah handuk kecil.
3. 1 buah perlak.
4. Jelly/lubricant.
5. Sarung tangan bersih.
6. Spuit 10 cc.
7. Plester atau hipafix.
8. Benang wol (bila ada).
9. Gunting.
10. Tongue Spatel.
11. Penlight atau senter.
12. Stetoskop.
13. Bengkok.
A. Pengertian
Prosedur enema adalah suatu tindakan memasukkan cairan ke
dalam rectum dan colon untuk memberikan rangsangan
peristaltic dengan tujuan membersihkan sisa -sisa pencernaan,
dan persiapan sebelum melakukan tindakan diagnostik atau
pembedahan. Ada dua jenis pemberian enema berdasarkan bahan
yang digunakan, yaitu penggunaan Gliserin dan Larutan NaCl
0,9%.
B. Indikasi
1. Konstipasi
2. Persiapan operasi
3. Tindakan diagnostik : pemeriksaan radiologi (barium enema)
C. Kontraindikasi
1. Hemoroid
2. Neoplasma colon atau rectum
A. Pengertian
Membersihkan stoma kolostomi, kulit sekitar stoma, dan
menggantikantong kolostomi secara berkala sesuai kebutuhan.
B. Tujuan
• Menjaga kebersihan pasien
• Mencegah terjadinya infeksi
• Mencegah iritasi kulit sekitar stoma
• Mempertahankan kenyamanan pasien dan lingkungannya
C. Persiapan pasien
• Memberi penjelasan pada pasien tentang tujuan tindakan, dll
• Mengatur posisi tidur pasien (supinasi)
• Mengatur tempat tidur pasien dan lingkungan pasien
(menutup gorden jendela, pintu, memasang penyekat tempat
tidur (k/P), mempersilahkan keluarga untuk menunggu di
luar kecuali jika diperlukan untuk belajar merawat kolostomi
pasien
A. Pengertian
Kateterisasi kandung kemih adalah dimasukkannya kateter
melalui urethra ke dalam kandung kemih untuk mengeluarkan
air seni atau urine.
B. Tujuan pemasangan:
1. Untuk segera mengatasi distensi kandung kemih.
2. Untuk pengumpulan spesimen urine.
3. Untuk mengukur residu urine setelah miksi di dalam
kandung kemih.
4. Untuk mengosongkan kandung kemih sebelum dan selama
pembedahan .
A. PENGERTIAN
Irigasi kandung kemih melalui kateter adalah pencucian kateter
urine untuk mempertahankan kepatenan kateter urine menetap
dengan larutan steril. Karena darah, pus, atau sedimen dapat
terkumpul di dalam selang dan menyebabkan distensi kandung
kemih serta menyebabkan urine tetap berada di tempatnya. Ada
dua metode untuk irigasi kateter, yaitu :
1. Irigasi kandung kemih secara tertutup.
Sistem ini memungkinkan seringnya irigasi kontinyu tanpa
gangguan pada sistem kateter steril. Sistem ini paling sering
digunakan pada kalien yang menjalani bedah genitourinaria
dan yang kateternya berisiko mengalami penyumbatan oleh
fragmen lendir dan bekuan darah.
2. Dengan membuka sistem drainase tertutup untuk
menginstilasi irigasi kandung kemih.
Teknik ini menimbulkan resiko lebih besar untuk terjadinya
infeksi. Namun, demikian kateter ini diperlukan saat kateter
kateter tersumbat dan kateter tidak ingin diganti (misalnya :
setelah pembedahan prostat).
A. PENGERTIAN
Bladder training adalah salah satu upaya untuk mengembalikan
fungsi kandung kemih yang mengalami gangguan ke keadaan
normal atau ke fungsi optimal (Potter & Perry, 2013).
B. TUJUAN
Tujuan dari bladder training adalah untuk melatih kandung
kemih dan mengembalikan pola normal perkemihan dengan
menghambat atau menstimulasi pengeluaran air kemih.
Terapi ini bertujuan memperpanjang interval berkemih yang
normal dengan berbagai teknik distraksi atau tekhnik relaksasi
sehingga frekuensi berkemih dapat berkurang, hanya 6-7 kali per
hari atau 3-4 jam sekali. Melalui latihan, penderita diharapkan
dapat menahan sensasi berkemih.
Tujuan yang dapat di capai dalam sumber yang lain adalah :
1. Klien dapat mengontrol berkemih
2. Klien dapat mengontrol buang air besar