Anda di halaman 1dari 41

Trombosis Vena

Dalam pada
Ekstremitas Atas
pada Porter Informal Ayu Oktaviana
Ramsyifa Virzanisda
Nadine Soraya C.
031032010026
0​​31032010059
031032010090
Puteri Qatrunanda 03014157

Pembimbing:
dr. Ridwan Harianto, MHSc., (OM), Sp.OK
Latar Belakang
● Upper Extremities Deep Vein Thrombosis (UEDVT) → pembentukan trombus
di dalam sistem venular di lengan → langka
● UEDVT → Primer (PSS) dan Sekunder
● PSS → 10-20% dari seluruh kasus UEDVT
● UEDVT sekunder → 80-90% dari seluruh kasus UEDVT
● banyak laporan kasus mengenai terjadinya UEDVT atau PSS pada pekerja →
pekerja yang membutuhkan kekuatan dan pergerakan lengan secara repetitif
1. Apakah pajanan fisik dapat menyebabkan
terjadinya UEDVT pada pekerja porter
informal?

Rumusan 2. Apa faktor yang dapat menyebabkan


terjadinya UEDVT pada pekerja porter

Masalah informal?

Bagaimana manajemen pengendalian


3. risiko dan kesehatan dan keselamatan
terhadap kejadian UEDVT pada pekerja
porter?
Tujuan Umum
Mengetahui gambaran Penyakit Akibat Kerja (PAK) ,
menidentifikasi potensi bahaya dan penilaian risiko
timbulnya trombosis vena dalam ekstremitas atas pada
pekerja porter informal

Tujuan Khusus
Tujuan 1.
2.
Menetapkan 7 langkah diagnosis PAK UEDVT
Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat
memicu terjadinya UEDVT pada pekerja porter
informal
3. Merencanakan manajemen pengendalian risiko
kesehatan dan keselamatan kerja pada kasus
UEDVT
Ilustrasi Kasus
- USG doppler
Angkat barang - Pem lab : peningkatan D-
berkepanjangan dimer

Dilakukan treatment

3 hari Muncul Evaluasi


PP
SMRS gejala

- Bengkak - Antikoagulasi warfarin


- Kemerahan - Ditunda kerja
- Nyeri - Sebulan setelahnya kontrol dan
- Mati rasa pada lengan dilakukan USG untuk mengecek
kanan lagi
Riwayat penyakit dulu tidak ada riwayat keluarga dengan tromboemboli vena atau koagulopati.

Riwayat penyakit keluarga tidak ada

riwayat pekerjaan tidak ada

Riwayat sosial ekonomi tidak ada

Riwayat kebiasaan tidak ada


Anamnesis okupasi

Jenis pekerjaan Bahan/material yang Tempat kerja Masa kerja (dalam


digunakan (perusahaan) bulan/tahun)

Porter Informal Koper / barang berat Stasiun KA tidak diketahui


lainnya
Langkah 1 : menentukan diagnosis klinis

Berdasarkan anamnesis :
1. pasien datang dengan keluhan bengkak, nyeri , kemerahaan, dan mati rasa tiba-tiba di lengan kanannya.
2. 3 hari SMRS pasien sering mengangkat barang berat (40kg) dalam waktu yang berkepanjangan di bahunya dengan
beban di bahu dan lehernya, lengannya abduksi dan ditekuk, lengan bawahnya ditekuk untuk membantu
memegang barang.
3. pekerjaan sebagai porter
4. pemeriksaan fisik :
● Lengan kanan bengkak dengan pembesaran sedang dibandingkan dengan kiri
● Ditemukan eritema dan pembengkakan vena
● Semua nadi perifer mudah teraba
1. pemeriksaan penunjang :
● USG Doppler → trombosis pada vena subklavia dan aksila kanan.
● Tes laboratorium → peningkatan D-dimer
Langkah 2: menentukan pajanan yang ada di lingkungan kerja
Urutan kegiatan Bahaya Gangguan Risiko kecelakaan kerja
potensial kesehatan yang
mungkin terjadi
Kimia Biologi Ergonomi Psikososial
Fisika

Mengangkat Bising Uap . gas diesel Virus (covid) - Gerakan berulang Kerja yang - UEDVT - Trauma tumpul
barang kereta pada sendi siku, monoton - Spasme otot akibat tertimpa
posisi leher yang leher barang
menunduk/ leher - TOS/PSS
terdorong ke lateral, - Stress kerja
pinggang - NIHL
membungkuk, - Covid 19
jangkauan yang jauh
(overhead)

Membawa dan Bising Uap / gas dari Virus (covid) Abduksi lengan yang Kerja monoton - LBP - Trauma tumpul
memegang barang diesel kereta berulang, - UEDVT akibat tertimpa
mengangkat beban - Nyeri puncdak barang
berat - Stress kerja
- Covid 19
3 2 4 2 3
Langkah 3 - Menentukan Hubungan Pajanan di Lingkungan Kerja
dengan Penyakit

Judul Tahun Lokasi Partisipan Hasil Peneliti


Upper extremity deep 2015 New Zealand Kameramen TV laki- - Gerakan abduksi yang terus Beasly RB, Evans R
vein thrombosis in a TV laki, usia 40 tahun menerus disertai dengan beban
cameramen berat di pundak menyebabkan
UEDVT
- Trombosis pada vena subklavia
akibat dari pekerjaannya sebagai
juru kamera TV
- Deskripsi kejadian yang
menyebabkan trombosis vena
subklavia dan aksila konsisten
dengan trombosis karena kerusakan
kompresi berulang pada vena
dengan kerja yang lama dan berat
di lengan, sering kali posisi tinggi
Judul Tahun Lokasi Partisipan Hasil Peneliti

Socioeconomic and 2012 Sweden 43.063 pasien VTE - Risiko rawat inap VTE pada blue collar Zoller B, Li X,
occupational risk (23.464 laki-laki dan workers (pekerja kasar) lebih tinggi Sundquist J
factors for venous 19.599 perempuan) dibanding profesional dan white collar
thromboembolism in workers
Sweden: A nationwide
epidemiological study

Paget-Schroetter 2021 Hong Kong Seorang pelayan laki- - Pekerjaan sebagai pelayan mengharuskan Lee YS, Ng FH, Pan
syndrome in a non- laki berusia 33 tahun pasien untuk banyak melakukan gerakan NY, et al
athlete--a case report abduksi serta membawa beban dalam
waktu yang lama. Hal tersebut membuat
pasien terdiagnosis UEDVT
- PSS tidak hanya terbatas pada atlet
- Anamnesis mengenai pekerjaan dan
riwayat penggunaan lengan secara
repetitif yang berlebihan serta penggunaan
MRI dinamis dapat membantu diagnosis
dan mencegah PSS di lengan kontralateral
Judul Tahun Lokasi Partisipan Hasil Peneliti

Recurrent Upper Extremity 2017 Amerika Serikat laki-laki 38 tahun, - Terjadinya rekurensi UEDVT pada pasien Sharma H,
Thrombosis Associated with dengan riwayat sebagai pekerja konstruksi yang Tiwari A
Overactivity: A Case of UEDVT dan membutuhkan banyak gerakan overhead
Delayed Diagnosis of Paget- menglaami - Episode pertama tidak cukup diobati
Schroetter Syndrome UEDVT episode dengan antikoagulan oral saja.
kedua - Selama episode kedua, PSS di diagnosis
setelah meninjau pekerjaannya dengan
cermat

Paget Schroetter Syndrome– 2021 Amerika Serikat Seorang laki-laki, - Pekerjaan yang mengharuskan pengangkatan Heo JY, Medani
in the Context of Work- 24 tahun, bekerja beban diatas kepala (overhead) membuat K, Juma H
sebagai pengangkut pasien terdiagnosis UEDVT
related Injury: Case Report
barang di gudang - Walaupun PSS langka, namun dapat dijadiin
and Review of Literature diagnosis banding pada pasien dengan keluhan
lengan membengkak dan nyeri setelah gerakan
repetitif yang berlebihan pada lengan
Langkah 4 - Menentukan kecukupan jumlah pajanan untuk dapat
menyebabkan terjadinya penyakit
● CDC → rekomendasi pentingnya dilakukan stretching dan pengangkatan beban pada power zone
○ Power zone : diatas lutut, di bawah bahu, dekat dengan tubuh
● Jumlah pajanan → perbandingan literatur
○ Laporan kasus dari Beasley R et. al → pasien UEDVT karena mengangkat beban 9 kg
(terus menerus selama 60 menit)
● Laporan kasus dari DeLisa LC, et al → UEDVT sehabis olahraga angkat beban (36 kg dan 136 kg) secara repetitif

● Laporan kasus dari Pysklywec M, et al → UEDVT pada mekanik industri setelah mengangkat toolbox seberat 22 kg
● HSE → guidelines mengenai pengangkatan beban yang digolongkan aman
Langkah 5 - Menentukan adanya faktor individu

● Adanya pekerjaan pasien → porter informal


○ Manual handling dari barang-barang berat → beban di bahu dan leher,

lengan fleksi dan abduksi, tangan posisi vertikal


○ Pengangkatan beban berat → overhead movement
Langkah 6 - Menentukan adanya faktor di luar pekerjaan

● Tidak ada riwayat kebiasaan olahraga ● Tidak ada riwayat penyakit sistemik sebelumnya
● Tidak ada riwayat pemasangan CVC ● Tidak ada riwayat koagulopati dan tromboemboli vena
● Tidak ada riwayat keganasan ● Tidak ada riwayat koagulopati dan tromboemboli vena
pada keluarga

Langkah 7 - Menentukan diagnosis PAK atau bukan

Trombosis Vena Dalam Ekstremitas Atas Akibat Kerja


Analisis kasus
Analisis data yang diperlukan

Durasi timbulnya gejala, perjalanan penyakit, keluhan tambahan lain seperti kebas atau
kesemutan, cara pesien menagani keluhannya, riwayat pengobatan dan perawatan serta efeknya
terhadap pasien

Riwayat penggunaan CVC, riwayat keganasan, riwayat defisiensi asam folat, riwayat penyakit
rheaumatoid, riwayat trauma atau fraktur ekstremitas atas, riwayat penggunaan obat-obatan

Riwayat kebiasaan berolahraga, merokok

Beban kerja (kualitas dan kuantitas), postur dan cara kerja secara spesifik
Tatalaksana

Jenis permasalahan Tatalaksana medikamentosa Target waktu Hasil yang diharapkan Keterangan
medis dan non medis

UEDVT akibat kerja ● Low molecular heparin 3-6 bulan Trombosis resolusi komplit, ● Penggunaan antikoagulan
● Low molecular heparin gejala pasien berkurang dan direkomendasikan selama 3-6 bulan
+ altepase + aspirin pasien dapat beraktivitas ● Pasien dengan UEDVT atau trombofilia
serta kembali bekerja berulang → antikoagulan seumur hidup
dengan memperhatikan harus dipertimbangkan
resiko kekambuhan yang ● Antikoagulan saja dapat diberikan pada
mungkin terjadi
pasien dengan gejala sangat ringan
● Pemberian trombolitik untuk mencegah
perkembangan sindrom pasca-trombotik
● Trombotik dapat menyebabkan aktivasi
trombosit → harus selalu disertai
antikoagulan dan aspirin
Manajemen pengendalian
Engineering Administrative
Eliminasi Subtitusi Control
PPE
Control

Tidak ada yang bisa Tidak ada yang bisa ● Menggunakan trolley ● Pasien diliburkan ● Sarung tangan
dihilangkan disubtitusi untuk memindahkan satu bulan ● Masker
barang ● Setelah satu bulan
bisa kembali bekerja
dengan beban yang
lebih ringan dari
biasanya
● Mengurangi beban,
frakuensi dan durasi
bekerja
Prognosis

Prognosis Klinis
Prognosis Okupasi
Ad Vitam: Dubia ad Bonam
Ad Sanasionam: Dubia ad Bonam Dubia ad Bonam
Ad Fungsional: Dubia ad Bonam
TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI
Upper Extremity Deep Vein
Thrombosis (UEDVT) atau trombosis vena
dalam pada ekstremitas atas didefinisikan
sebagai pembentukan trombus dari sistem
vena dalam pada ekstremitas atas
ANATOMI
Thoracic Outlet

Anterior → Vena Subclavia

Posterior → Arteri
Subclavia dan Plexus
Brakialis

Kompresi oleh organ sekitar TO → Thoracic


Outlet Syndrome → UEDVT primer
Etiologi
Pada dasarnya penyebab utama DVT belum jelas, namun ada 3 faktor yang dianggap
penting dalam pembentukan bekuan darah, hal ini dihubungkan dengan :
a. statis aliran darah
b. abnormalitas dinding pembuluh darah
c. gangguan mekanisme pembekuan
Faktor risiko
1. Tindakan operatif
Pada operasi di daerah panggul, 54% penderita mengalami trombosis vena,
sedangkan pada operasi di daerah abdomen terjadinya trombosis vena sekitar 10%-
14%.

2. Kehamilan dan persalinan


3. Infark miokard
4. Immobilisasi yang lama dan paralisis ekstremitas
5. obat- obatan kontrasepsi oral
6. Obesitas dan varises
7. Proses keganasan
Klasifikasi DVT

UEDVT Primer

UEDVT sekunder
Patofisiologi
1. UEDVT primer
● UEDVT primer terjadi pada lengan yang dominan melakukan aktivitas fisik yang berat, berulang atau tidak biasa
● Patofisiologi PSS berpusat di sekitar vTOS dan obstruksi dapat terjadi karena interaksi di antara beberapa mekanisme :
1. Pada ligamen costoclavicular cenderung memiliki insersi lateral yang abnormal ke tulang costae pertama
2. Terjadinya hipertrofi otot skalenus karena aktivitas fisik berulang
● Gerakan ekstremitas atas yang berulang dalam outlet toraks yang menyempit → trauma pada vena dan jaringan di sekitarnya →
mikrotrauma → kerusakan endotel dengan pembentukan fibrosis → menginduksi stenosis vena → stasis vena → aktivasi kaskade
koagulasi → trombosis vena
● Vena yang terutama terlibat adalah vena subklavia, diikuti dengan vena aksila dan vena brachialis
● Cenderung terjadi pada usia lebih muda dan aktif secara fisik
Patofisiologi
2. UEDVT sekunder

● Terkait dengan faktor predisposisi :


1. Kateter vena sentral (CVC)
- Terutama kateter sentral yang dimasukkan secara perifer (PICC) → dimasukkan ke vena berdiameter kecil (v.
basilika dan sefalika)
- Dapat mengganggu lapisan endotel dan juga mengaktifkan kaskade koagulasi
1. Keganasan
- Keganasan merupakan faktor risiko independen untuk UEDVT sekunder yang terdapat pada sekitar 33% kasus
● Mengingat hubungan yang kuat dengan CVC dan keganasan, pada UEDVT sekunder usia rata-rata diperkirakan
antara 55 dan 60 tahun
Anamnesis
● Gambaran klinis yang paling umum : ● Riwayat pribadi dan keluarga dari gangguan
- Pembengkakan hiperkoagulasi
- Eritema ● Riwayat katerisasi sebelumnya
- Nyeri lengan unilateral
● Gejala dan tanda lain termasuk :
- Ketidaknyamanan bahu, leher, atau aksila
- Sianosis tangan dan jari
- Demam ringan
- Dyspnea
- Vena superfisial melebar dan gejala sindrom vena cava superior
Pemeriksaan Fisik
● Perubahan warna yang bervariasi pada ekstremitasnya → ungu kemerahan
● Pitting edema
● Sianosis pada ekstremitas
● Vena superfisial terlihat di bahu atau lengan atas (tanda Urschel)
● Pada semua pasien, nadi distal harus dinilai.
● Setiap defisit motorik atau sensorik harus diperhatikan → memerlukan intervensi darurat
Pemeriksaan Fisik
● Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk memprovokasi gejala thoracic outlet syndrome (TOS) sehingga diagnosis
dapat lebih mudah untuk ditegakkan:

Tes Adson Tes Wright


Pemeriksaan Penunjang
● Laboratorium
- Peningkatan D-dimer
● Ultrasonografi (USG)
- Teknik yang paling umum digunakan
- Hemat biaya, non-invasif dan tidak mengakibatkan paparan radiasi
● Venografi Kontras (CV)
- Gold standar
- Dibatasi penggunaannya karena menggunakan kontras
● Computed tomography (CT) atau magnetic resonance imaging (MRI)
- Untuk pasien yang dicurigai UEDVT di mana ultrasound tidak meyakinkan dan venografi dikontraindikasikan
Diagnosis Banding
Selulitis Tromboflebitis
Superfisial

Fasciitis
Nekrotikans Limfedema
Tatalaksana
Rolf P, et al. Management of Deep
Vein Thrombosis of the Upper
Extremity. AHA. 2012: 768-73
Tatalaksana
● Peninggian ekstremitas dan
antikoagulasi saja bukanlah
pengobatan yang efektif.

● Terapi antikoagulan harus


dilanjutkan setidaknya 6 bulan
setelah metode pengobatan apa
pun.

Mall NA, Van Thiel GS, et al.. Paget-schroetter syndrome: a review of effort thrombosis of the upper extremity
from a sports medicine perspective. Sports Health. 2013 Jul;5(4):353-6
Komplikasi

Rolf P, et al. Management of Deep Vein Thrombosis of the Upper Extremity. AHA. 2012:
768-73
Pencegahan

Primer Tidak terlalu banyak mengangkat beban berat dengan posisi tangan
overhead, screening kesehatan rutin

Sekunder Pengobatan antikoagulan sampai 6 bulan, control berkala

Tersier Rehabilitasi rentang gerak pasif dan aktif sendi bahu agar
tidak terjadi kekakuan
Prognosis
Ad Vitam : Dubia ad Bonam
Ad Sanationam : Dubia ad Bonam
Ad Fungsional : Dubia ad Bonam
Referensi

Anda mungkin juga menyukai