Disusun oleh :
Anisa Anastasia
031032010022
Pembimbing :
Telah diajukan dan diterima oleh pembimbing sebagai syarat untuk menyelesaikan
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Kerja
Periode 11 Oktober – 30 Oktober 2021
Disusun oleh:
Anisa Anastasia
031032010022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya
penulis mampu menyelesaikan makalah yang berjudul Carbon monoxide poisoning-
induced cardiomyopathy from charcoal at a barbecue restaurantini. Penulisan
makalah ini merupakan salah satu persyaratan untuk memenuhi tugas Kepaniteraan
Klinik Departemen Ilmu Kedokteran Kerja Program Studi Profesi Dokter Universitas
Trisakti
Penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada dr. Magdalena
Wartono, Sp.MKK selaku pembimbing yang dalam proses penyusunan makalah ini
memberikan banyak bimbingan dan arahan, serta kepada pembimbing lain di bagian
Ilmu Kedokteran Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat
kekurangan oleh karena itu penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang untuk
perbaikan di waktu yang akan datang.
Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Anisa Anastasia
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………………... i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………............... ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...... iii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………………. vi
DAFTAR TABEL………………………………………………………………………….. vii
DAFTAR SINGKATAN………………………………………………………………....... viii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….................. 1
1.1 Latar belakang……………………………………………………………... 1
1.2 Permasalahan………………………………………………………………. 1
1.3 Tujuan…………………………………………………………………….. 2
1.3.1 Tujuan umum………………………………………………………. 2
1.3.2 Tujuan khusus……………………………………………………,… 2
BAB II TINJAUAN KASUS………………………………………………………….. 3
2.1 Ilustrasi kasus……………………………………………………………… 3
2.2 Langkah diagnosis penyakit akibat kerja…………………………………. 4
2.2.1 Langkah 1: Menentukan diagnosis klinis…………………………… 4
2.2.2 Langkah 2: Menentukan pajanan di tempat kerja………………….. 6
2.2.3 Langkah 3: Menentukan hubungan pajanan di lingkungan kerja
dengan penyakit…………………………………………………………… 7
2.2.4 Langkah 4: Menentukan kecukupan jumlah pajanan untuk dapat
menyebabkan terjadinya penyakit………………………………………… 10
2.2.5 Langkah 5: Menentukan adanya factor individu……………………. 11
2.2.6 Langkah 6: Menentukan adanya factor di luar
pekerjaan…………………………………………………………………. 11
2.2.7 Langkah 7: Menentukan diagnosis PAK……………………………. 12
2.3 Tatalaksana………………………………………………………………… 12
2.4 Prognosis…………………………………………………………………... 12
iii
2.5 Analisa kasus………………………………………………………………. 13
BAB III KESIMPULAN……………………………………………………….............. 16
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………................ 17
LAMPIRAN……………………………………………………………………………….. 18
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Permasalahan
1
1.3 Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN KASUS
2. 1 Ilustrasi kasus7
Pasien mulai bekerja pada restoran barbekyu ala Korea sejak tanggal 5
Januari 2013. Tugas utamanya adalah menyalakan dan mengelola arang yang
digunakan untuk memanggang daging di restoran. Pasien bekerja 10 jam perhari
selama 6 hari dalam seminggu dari jam 10 pagi – 10 malam. Pada tanggal 19 Januari
2013, yaitu 14 hari setelah pasien bekerja, tiba – tiba pasien pingsan dan kehilangan
kesadaran saat bekerja.Lamanya kehilangan kesadaran tidak diketahui, namun
sebelumnya pasien telah bekerja 30 – 40 menit sebelum sinkop. Pasien sadar kembali
setelahnya tanpa di berikan perawatan medis, namun pasien mengeluhkan sakit di
dada bagian kiri seperti di remas 1 jam setelah episode awal.
3
2.2 Langkah diagnosis akibat kerja
a. Anamnesis
Pasien merasakan nyeri dada selama 1 jam setelah sadar dari pingsan.
Pada tanggal 19 Januari 2013 (14 hari setelah bekerja) pasien tiba – tiba
pingsan dan kehilangan kesadaran saat bekerja. Lamanya kehilangan
kesadaran tidak diketahui, namun sebelumnya pasien telah bekerja 30 – 40
menit sebelum pingsan. Pasien sadar kembali setelahnya tanpa diberikan
perawatan medis, namun pasien mengeluhkan sakit di dada bagian kiri seperti
diremas 1 jam setelah sadar dari pingsan dan dibawa ke rumah sakit. Pada 4
hari setelahnya yaitu tanggal 22 Januari 2013 pasien dipulangkan7.
Setelah keluar dari rumah sakit pasien tidak kembali bekerja di
resotran.Pada tanggal 31 Januari 2013 (2 minggu setelah serangan) dia
kembali ke klinik rawat jalan dan menyatakan tidak ada lagi gejala nyeri dada
atau gejala jantung lainnya.Saat itu hasil pemeriksaan tekanan darah adalah
116/79 mmHg.Pasien kemudian diberikan terapi ACE-Inhibitor dan
aspirin.Kunjungan terakhir pada tanggal 21 Februari 2013 dan tidak ada
keluhan nyeri dada dan tekanan darahnya dalah 143/100 mmHg7.
Riwayat penyakit dahulu pasien pernah didiagnosis hipertensi
nonspesifik (Agustus 2012) dan pasien tidak minum obat hipertensi.Sebelum
bulan Januari 2013 pasien telah mengunjungi klinik lokal untuk pengobatan
nyeri bahu dan punggung.Berdasarkan rekam medik sampai dengan tanggal
19 Januari 2013 pasien tidak memiliki riwayat keluarga dan tidak pernah
dilakukan pengobatan radiologis.Riwayat kebiasaan, pasien merokok 10-20
rokok/hari (catatan medis dari Samsung Medical Center menunjukan 20
pak/tahun) dan jarang mengonsumsi alkohol7.
4
Pasien bekerja di restoran barbekyu ala Korea sejaktanggal 5 Januari
2013.Tugas utamanya adalah menyalakan dan mengelola arang yang
digunakan untuk memanggang daging di restoran. Pasien bekerja 10 jam/hari
selama 6 hari dalam seminggudari jam 10 pagi – 10 malam. Tugas lainnya
berupa mencuci alat pemanggang yang terdapat makanan hangus dan
memindahkan tumpukan arang ke tempat penyimpanan.Pasien mencuci alat
pemanggang 1 kali atau 2 kali sehari (saat pagi atau larut malam).Pasien juga
bertugas untuk membersihkan pemanggang dari kotoran menggunakan alat
yang di sebut “grand” dan kemudian menggunakan sikat logam untuk
mengikis makanan yang hangus.Pembersihan ini dilakukan di luar
restoran.Tidak diketahui apakah pasien menggunakan bahan kimia saat
membersihkan.Sebelum bekerja di restoran barbekyu, pasien pernah bekerja
paruh waktu dengan tugas membersihkan meja dan mencuci piring (2 Juni
2012 – 1 Agustus 2012)7.
b. Pemeriksaan fisik7
Keadaan umum: Tidak ada data
Kesadaran: Compos mentis
Pemeriksaan tekanan darah: 125/74 mmHg.
Denyut nadi: 65 x/menit.
Pernapasan: 18 x/menit.
Suhu: 36°C.
Auskultasi: Ronki pada kedua lapang paru.
Pemeriksaan lain dalam batas normal.
c. Pemeriksaan penunjang7
EKG: normal.
Lab: COHb, Methemoglobin, O2Hb, Troponin, Myogloblin, CK-MB.
5
Tabel.Hasil pemerikssan lab7.
Cardiac angiography:dilakukan setelah 1 jam masuk ruang gawat
darurat. Arteri koroner kanan tampak obstruksi (40%) dan plak
trombotik. Tiga cabang arteri koroner lain normal.
Cardiac contrast ventriculography: fungsi miokardium dan cardiac
output normal.
d. Diagnosis klinis
Kardiomiopati akibat paparan karbon monoksida.
Pasien mulai bekerja di restoran barbekyu Korea pada 5 Januari 2013 (46
tahun).Pasien bekerja di bagian daur ulang arang yang terletak di luar restoran.
Tugasnya utamanya menyalakan arang yang masih baru atau menyalakan kembali
arang yang akan di letakan di meja pelanggan. Dalam melakukan pekerjaannya,
pasien terpapar karbon monoksida dari pembakaran arang yang tidak sempurna saat
memindahkan arang dari kuali ke serok jaring dan dikembalikan lagi ke kuali daur
ulang arang. Selain itu, untuk menyalakan arang, kuali diletakkan di bawah saluran
udara dan diaduk, pada saat ini posisi kuali lebih dekat dengan hidung dan mulut
pasien sehingga meningkatkan inhalasi dari CO. Postur dan posisi pasien dengan
kuali berhubungan dengan jumlah CO yang dihirup. Arang yang terbakar
6
ditempatkan dalam wadah terpisah berbahan logam yang nantinya akan dikirimkan ke
meja pengunjung7.
7
1. Carbon 2015. Taiwan Keracunan Terdapat korelasi antara Lee FY,
Monoxide . CO: 8.381 keracunan CO dan kejadian Chen
Poisoning pasien. aritmia (P<0.001: OR WK, Lin
and Non- 1.83). Usia <49 tahun yang CL, et
Subsequent Copoisone keracunan CO lebih al1.
Cardiovascul d (kontrol): berisiko untuk mengalami
ar Disease 33.524 . aritmia dibandingkan
Risk. dengan usia <49 tahun
tanpa keracunan
CO(P<0.001; OR 3.47).
Orang yang memiliki
komorbid dan keracunan
CO lebih berisiko untuk
terkena aritmia (OR 7.51)
di bandingkan dengan
orang yang memiliki
komorbid tanpa keracunan
CO (OR 6.22). Orang yang
keracunan CO dengan
dosis tinggi lebih berisiko
mengalami aritmia (OR
4.41), Coronary artery
disease (CAD) (OR 1.75),
Congestive heart failure
(CHF) (OR 3.01). Follow-
up yang dilakukan dalam
kurun waktu <3 tahun
berhubungan dengan
8
timbulnya aritmia
(P<0.001: OR 2.87) dan
CAD (P<0.05: OR 1.71).
9
poisoning: A seperti usia, jenis kelamin,
population- penyakit komorbid dapat
based study menimbulkan MACE.
in Taiwan.
10
Pasien bekerja 10 jam/hari selama 6 hari dalam seminggu. Istirahat 1,5
jam, di mana pasien sering beristirahat di samping mesin recycler arang. Di hari yang
sibuk, kebutuhan wadah untuk meletakkan arang meningkat yang nantinya diletakkan
di samping tempat daur ulang arang.Peletakkan wadah ini memungkinkan untuk
meningkatnya paparan terhadap CO. Perkiraan arang yang dibakar perharinya 3-4
box (6-10kg)7.
11
Tidak ada data tentang kegiatan di luar pekerjaan pasien yang berisiko
terpapar CO7.
2.3 Tatalaksana
a. Medikamentosa
Pemberian ACE-Inhibitor (losartan) dan aspirin.
b. Non-mendikamentosa.
Menghindari pajanan.
c. Tatalaksana okupasi
1) Eliminasi
Tidak bisa dilakukan.
2) Substitusi
Memanggang dengan kompor gas.
3) Pengendalian teknik
Pemasangan sistem Local Exhaust Ventilation (LEV) di tempat kerja.
4) Pengendalian administrasi
Mengatur shift kerja agar mengurangi waktu kontak dengan pajanan.
Melakukan edukasi mengenai pentingnya penggunaan alat pelindungi
diri saat bekerja.
5) APD
Penggunaan masker respirator carbon monixide gas full mask.
Sarung tangan aluminized.
Baju pelindung.
2.4 Prognosis
12
a. Ad vitam: ad Bonam
b. Ad fungsionam: Dubia ad Bonam
c. Ad sanationam: Dubia ad Bonam
a. Langkah pertama
Enzim jantung seperti CK-MB dan Troponin I pada pasien meningkat
hal ini menunjukkan cedera jantung. COHb diukur untuk
memungkinkan menilai jumlah paparan pada pasien. Konsentrasi
COHb 30% perkiraan konsentrasi COHb di atmosfer sekitar 220 ppm,
40% untuk 350 ppm dan 50% adalah 520 ppm. Pada pasien ini kadar
COHb setelah 1 jam diukur adalah 35% jadi perkiraan pasien telah
terpapar lebih dari 200 ppm. Pada pasien kadar COHb lebih tinggi dari
normal7.
Pasien tiba-tiba pingsan dan kehilangan kesadaran saat bekerja.
Lamanya kehilangan kesadaran tidak diketahui, namun sebelumnya
pasien telah bekerja 30 – 40 menit sebelum sinkop. Pasien sadar
kembali setelahnya tanpa di berikan perawatan medis, namun pasien
mengeluhkan sakit di dada bagian kiri seperti diremas selama 1 jam
setelah episode awal dan dibawa ke rumah sakit. Gejala klinis dari
keracunan CO dapat bervariasi tergantung dari kuantitas paparannya.
Gejala nonspesifik dari pembentukan COHb adalah iskemik pada
jaringan dan kerusakan sel. Gejala yang paling menonjol dari
keracunan CO adalah sakit kepala, mual, muntah, kebingungan,
kelelahan, nyeri dada, dyspnea, dan kehilangan kesadaran. Gejala
keracunan CO akut terjadi setelah paparan, seperti mual, nyeri dada,
dan kesulitan mendengar dapat berkembang sebagai gejala sisa7,11.
b. Langkah keempat
13
Pasien bekerja 10 jam/hari selama 6 hari dalam seminggu dari jam 10 pagi –
10 malam. Menurut WHO (1999), batas pemaparan CO pada manusia yaitu
80 ppm untuk 15 menit, 48 ppm untuk 30 menit, 24 ppm untuk 1 jam, dan 8
ppm untuk 8 jam. Sebuah studi di Inggris menemukan bahwa restoran yang
menggunakan arang sebagai pemanggang, CO yang di hasilkan 150 ppm –
500 ppm. Tidak terdapat data berapa kadar CO atmosfer pada tempat
kerja.Konsentrasi COHb 30% diperkiraan konsentrasi COHb di atmosfer
sekitar 220 ppm, 40% untuk 350 ppm dan 50% adalah 520 ppm. Untuk dapat
menentukan konsentrasi pajanan CO perlu dilakukan pengukuran kadar CO di
lingkungan kerja menggunakan Gas Sampler Ambient untuk mengukur kadar
CO yang mengacu pada PP RI No. 41 Tahun 1999 tentang BakuMutu Udara
Ambien Nasional7,10,12.
c. Langkah kelima
Hasil pemeriksaan cardiac angiography menunjukkan gambaran
obstruksi dari arteri koroner (40%), berdasarkan studi dari Satoto HH
angina biasanya terjadi bila obstruksi dari arteri koronaria lebih dari
70%7,13.
Pasien merokok 10 -20/ hari. Kategori perokok di bagi menjadi 3
yaitu, perokok ringan (1-9 rokok/hari), perokok sedang (10-19
rokok/hari), dan perokok berat (>19 rokok/hari). Dikasus pasien
tergolong sedang – berat. Beberapa penelitian mengatakan bahwa asap
rokok hanya dapat bertahan di udara selama beberapa jam dan
banyaknya rokok yang di konsumsi tidak memengaruhi kadar
COHb.Gejala klinis keracunan CO dapat bervariasi mulai dari ringan
hingga berat. Gejala keracunan CO yang ringan seperti pusing, sakit
kepala dan mual sedangkan gejala yang berat dapat berupa
peningkatan detak jantung, dada rasa tertekan, sulit bernapas,
kelemahan otot, gangguan system kardiovaskular dan serangan
14
jantung hingga kematian. Gejala klinis keracunan CO tersebut sering
tidak terlalu terlihat pada perokok akibat perokok sudah terbiasa
terpajan dengan kadar yang sama dari asap rokok2,11,14.
Pasien pernah didiagnosis hipertensi nonspesifik (Agustus 2012) dan
pasien tidak minum obat hipertensi. Adanya penyakit komorbid dapat
meningkatkan risiko seseorang yang keracunan CO mengalami
penyakit cardiovascular. Tetapi pada pasien ini tekanan darah saat
masuk RS dan 2 minggu setelah masuk RS normal. Kedua hal ini
belum tentu dapat mempengaruhi timbulnya kardiomiopati1,8.
d. Langkah keenam
Tidak ada data tentang penggunaan bahan dan kegiatan di luar pekerjaan
pasien yang berisiko untuk terpapar CO. Tidak ada data tentang transportasi
pasien ke dan dari tempat kerja yang mungkin terpajan dengan kadar CO yang
tinggi. Hal ini penting untuk diketahui agar dapat menentukan pajanan CO
yang bukan dari tempat kerja7.
15
BAB III
KESIMPULAN
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Lee FY, Chen WK, Lin CL. Carbon Monoxide Poisoning and
SubsequentCardiovascular Disease Risk. Medicine. 2015;94(10):1-8.
2. Annisa PR, Budiyono B, Sulistiyani S. Risk Factors of Workers’ COHb
Levels in AutomotiveWorkshops. IJELS. 2021;6(3):88-92.
3. Yazidah I, Handini M, Andriani. Hubungan Lama Kerja dan Kadar
Karboksihemoglobin dalam darah Pekerja laki-laki pada Bengkel Kendaraan
Bermotor di Kota Pontianak. Jurnal Kesehatan Khatulistiwa. 2019;5(1):726-
34.
4. Ayuningtyas C. Study cross sectional: kadar hbco pada darah mekanik
bengkel sepede motor di Surabaya. Jurnal Kesehatan Lingkungan.
2019;11(4):301-8.
5. Leonardo K, Handini M, Nawangsari. Hubungan kadar karboksihemoglobin
(cohb) dalam darah dengan memori jangka pendek pekerja bengkel kendaraan
bermotor di kota Pontianak. JFK. 2018;4(1).
6. Basri S, Mallapiang F, Ibrahim I, eat al. Gambaran Konsentrasi Karbon
Monoksida Dalam Darah (COHb) Pada Mekanik General Repair Servis Dan
Suku Cadang Dealer Otomotif Makassar. 2017;3(3):178-84.
7. Kim HJ, Chung YK, Kwak KY, et al. Carbon monoxide poisoning-
inducedcardiomyopathy from charcoal at a barbecuerestaurant: a case report.
Annals of Occupational and Environmental Medicine. 2015;27(13):2-8.
8. Wong CS, Lin YC, Sung LC. Increased long-term risk of major
adversecardiovascular events in patients with carbonmonoxide poisoning: A
population-basedstudy in Taiwan. Plos One. 2017;12(4):1-9.
9. Jung YS, Lee JS, Min YG, et al. Carbon Monoxide-Induced Cardiomyopathy.
Epidemiology, Clinical Characteristics and Prognosis. J-Stage. 2014.
10. Khairina M. Gambaran kadar co udara, cohb dan tekanan darah pekerja
basement pusat pembelanjaan x kota malang. Jurnal Kesehatan Lingkungan.
2019;11(2):150-7.
11. Wiratmoko MR, Adhalia CK. Gambaran Kadar Kabon Monoksida Udara
Ekspirasi padaPengguna Shisha dan Faktor yang Mempengaruhi. J Respir
Indo. 2019;39(1).
12. Tabendung AA, Rokot A, Kabuhung A. Kadar karbon monoksida(co) di
terminal karombasan kota manado. Ejournal poltekkes kemenkes manado.
2018.
13. Satoto HH. Coronary Heart Disease Pathophysiology. Jurnal Anestesiologi
Indonesia. 2014;6(3).209-24.
14. Nasim A, Khader Y, Blank MD, et al. Trends in alternative tobacco use
among light, moderate, andheavy smokers in adolescence, 1999–2009. NIH
Public Access. 2012;37(7):866-70.
17
LAMPIRAN
Berkas Okupasi
Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan :
No Berkas :
No Rekam Medis :
Data Administrasi
Tanggal: 17 – 10 – 2021 diisi oleh Nama: Anisa Anastasia NPM/NIP:
031032010022
Nama Tn. Choi
Alamat Korea
18
Telah diobati Tidak adadata Diagnosis sebelumnya : Tidak adadata
sebelumnya
Data pelayanan
I. ANAMNESIS
19
Pernah didiagnosis hipertensi nonspesifik (Agustus 2012) dan pasien tidak
minum obat hipertensi.Tidak memiliki riwayat pengobatan dengan
radiologis.Sebelum bulan Januari 2013 pasien telah mengunjungi klinik lokal
untuk pengobatan nyeri bahu dan punggung.
e. Riwayat penyakit keluarga
Tidak memiliki riwayat keluarga yang pernah dilakukan pengobatan
radiologis.
f. Riwayat reproduksi (khusus untuk pasien perempuan)
Tidak ada data.
g. Anamnesis okupasi
1. Tuliskan jenis pekerjaan
Pasien mulai bekerja pada restoran barbekyu ala Korea sejak tanggal 5
Januari 2013.Tugas utamanya adalah menyalakan dan mengelola
arang yang digunakan untuk memanggang daging di restoran.
2. Uraian tugas.
Pasien bekerja dari pukul: Jam 10 pagi – 10 malam.
Pasien bekerja 10 jam/hari selama 6 hari dalam seminggu.
20
Urutan pekerjaan pasien:
1) Menyalakan recycler.
2) Arang yang masih baru diletakkan di kuali.
3) Arang di pindahkan ke serok jaring.
4) Setelah api mulai menyala disekitar arang, arang
dipindahkan lagi ke kuali
5) Arang yang telah terbakar kemudian diaduk dibawah
saluran udara.
6) Kuali di pindahkan ke container berbahan metal untuk
diantarkan ke meja pengunjung.
21
-
Encephalopath
y, pneumonitis
(HC)
-Penyakit paru
obstruktif,
edema paru
(NOx)
-Iritasi hidung
& tenggorok,
bronkitis (NO)
-
Bronkospasme,
edema paru,
pneumonitis
(SO2)
-Spasme otot
leher
- CTS
- Stres kerja
22
Memindahkan Debu Mengangkat Kerja -Rinitis -Trauma
karung arang ke arang beban berat monoton tumpul
-Asma
tempat akibat
penyimpanan -Chronic tertimpa
obstruction karung
pulmonary arang
disease
(COPD)
-LBP
-Nyeri pundak
-Stress kerja
23
Nyeri pada dada sebelah kiri
Keterangan :
i. Tanyakan kepada pasien atau pasien dapat mengisi sendiri
ii. Isilah : keluhan yang sering dirasakan oleh pasien dengan
memberi tanda/mengarsir bagian – bagian sesuai dengan
gangguan muskulo skeletal yang dirasakan pasien
Tanda pada gambar area yang dirasakan :
Kesemutan = x x x
Pegal-pegal = / / / / /
Baal = v v v
Nyeri =
6. B R I E F TM SURVEY
Berikan tanda ‘√’ pada bagian kanan atau kiri sesuai dengan hasil
anamsesis / observasi
24
Kesimpulan:Risiko ergonomi sedang-tinggi
I. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda Vital
a. Nadi : 65x/menit (Normal) c. Tekanan Darah (duduk) : 125/74mmHg
(Normal)
b. Pernafasan : 18x/menit (Normal) d. Suhu Badan : 36°C (Normal)
2. Status Gizi
25
a. Tinggi Badan : Tidak ada data Berat Badan : tidak ada dataIMT : tidak ada data
4. Kepala
a. Tulang : dalam batas normal
26
b. Kulit kepala : dalam batas normal
h. Visus Mata :tanpa koreksi : Tidak ada data Tidak ada data
27
7.Telinga Telinga kanan Telinga kiri
a. Daun Telinga : normal Normal
e. Test Garpu tala Rinne : Tidak ada data Tidak ada data
h. Lain – lain :
8. Hidung
28
a. Bibir : dalam batas normal
8 7 6 5 43 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
87654321 12345678
11. Tenggorokan
12. Leher
Keterangan
29
b. Otot-otot leher : dalam batas normal
13. Dada
a. Bentuk : dalam batas normal
30
Batas Jantung : Dalam batas normal
c. Auskultasi :
31
dalam batas normal dalam batas normal
Kanan ; Kiri :
Kanan ; Kiri :
h. Nyeri costo
vertebrae : dalam batas normal dalam batas normal
16. Genitourinaria
Range of Motion
32
Abduksi - Neer’s test : Tidak dilakukan
33
- Simetri : Simetris Simetris
34
abnormal :
35
NVII(Facialis) : dalam batas normal
lainnya :
36
25. Status Lokalis:
26. Pemeriksaan Fisik Khusus :
26. Pemeriksaan
Tidak ada data Fisik Khusus :
Pada 19 Januari 2013 (14 hari setelah bekerja) tiba – tiba pasien pingsan dan
kehilangan kesadaran saat bekerja.Lamanya kehilangan kesadaran tidak diketahui,
namun sebelumnya pasien telah bekerja 30 – 40 menit sebelum sinkop. Pasien sadar
kembali setelahnya tanpa di berikan perawatan medis, namun pasien mengeluhkan
sakit di dada bagian kiri seperti di remas 1 jam setelah episode awal dan dibawa ke
rumah sakit.Riwayat penyakit dahulu pasien pernah didiagnosis hipertensi
nonspesifik (Agustus 2012) dan pasien tidak minum obat hipertensi.Riwayat
kebiasaan, pasien merokok 10 -20 rokok/hari dan jarang mengkonsumsi alkohol.
37
Lab: COHb meningkat (35,8), CK-MB meningkat (18,69), Troponin I
meningkat (6,15).
Cardiac angiography: Arteri koroner kanan tampak obstruksi (40%) dan plak
trombotik. Tiga cabang arteri koroner lain normal.
Terdapat risiko tinggi pada pergelangan tangan kanan, leher, dan punggung.
Kardiomiopati
Tidak ada
38
map, brief survey) Pemeriksaan penunjang
2. Pajanan di tempat
kerja
Fisik
Kimia Gas CO
Biologi
Psikososial
39
menit), 48 ppm (30 menit), 24 ppm (1 jam), dan 8 ppm (8 jam).
Sebuah studi di Inggris menemukan bahwa restoran yang
Dasar teorinya apa?
menggunakan arang sebagai pemanggang, CO yang di hasilkan 150
ppm – 500 ppm. Konsentrasi COHb 30% diperkiraan konsentrasi
CO di atmosfer sekitar 220 ppm, 40% (350 ppm) dan 50% (520
ppm).
4. Masa kerja
Konsentrasi pajanan Pada pasien kadar COHb setelah 1 jam diukur adalah 35%,
perkiraan pasien telah terpapar lebih dari 200 ppm.
Lainnya........... Pasien mulai bekerja pada restoran barbekyu ala Korea dari tanggal
5 Januari 2013.
Kesimpulan jumlah Pasien terpapar oleh kadar CO yang melebihi nilai ambang batas
pajanan dan dasar
perhitungannya
40
6 . Apa terpajan bahaya Tidak ada data
potensial yang sama spt
di langkah 3 di luar
tempat kerja?
X. PROGNOSIS
● Klinis:
ad vitam : ad bonam
ad functionam : dubia ad bonam
ad sanationam : dubia ad bonam
41
XI. PERMASALAHAN PASIEN & RENCANA PENATALAKSANAAN
Rencana Tindakan (materi &
metoda)
No Jenis Target Hasil yang Ket
permasalahan Tatalaksana medikamentosa, waktu diharapkan
Medis & non non medikamentosa (nutrisi,
medis olahraga, konseling dan OKUPASI)
(okupasi, dll)
- Menghindari pajanan
TATALAKSANA OKUPASI
1. Eliminasi
Tidak bisa dilakukan.
2. Substitusi
Memanggang dengan menggunakan kompor gas.
42
3. Pengendalian teknik
Pemasangan sistem Local Exhaust Ventilation (LEV)di tempat kerja.
43
Gambar.Sarung tangan aluminized
Baju pelindung
Gambar.Baju pelindung
44