Anda di halaman 1dari 49

CARBON MONOXIDE POISONING-INDUCED

CARDIOMYOPATHY FROM CHARCOAL AT A


BARBECUE RESTAURANT

Disusun oleh :

Anisa Anastasia

031032010022

Pembimbing :

dr. Magdalena Wartono, Sp.MKK

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN KERJA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

PERIODE 11 OKTOBER – 30 OKTOBER 2021


LEMBAR PENGESAHAN MAKALAH

CARBON MONOXIDE POISONING-INDUCED


CARDIOMYOPATHY FROM CHARCOAL AT A
BARBECUE RESTAURANT

Telah diajukan dan diterima oleh pembimbing sebagai syarat untuk menyelesaikan
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Kerja
Periode 11 Oktober – 30 Oktober 2021

Disusun oleh:

Anisa Anastasia

031032010022

Telah diterima dan disetujui oleh pembimbing:

dr. Magdalena Wartono, Sp.MKK


Departemen Ilmu Kedokteran Kerja
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Jakarta, Oktober 2021


Pembimbing

dr. Magdalena Wartono, Sp.MKK

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya
penulis mampu menyelesaikan makalah yang berjudul Carbon monoxide poisoning-
induced cardiomyopathy from charcoal at a barbecue restaurantini. Penulisan
makalah ini merupakan salah satu persyaratan untuk memenuhi tugas Kepaniteraan
Klinik Departemen Ilmu Kedokteran Kerja Program Studi Profesi Dokter Universitas
Trisakti
Penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada dr. Magdalena
Wartono, Sp.MKK selaku pembimbing yang dalam proses penyusunan makalah ini
memberikan banyak bimbingan dan arahan, serta kepada pembimbing lain di bagian
Ilmu Kedokteran Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat
kekurangan oleh karena itu penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang untuk
perbaikan di waktu yang akan datang.
Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Jakarta, Oktober 2021

Anisa Anastasia

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………………... i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………............... ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...... iii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………………. vi
DAFTAR TABEL………………………………………………………………………….. vii
DAFTAR SINGKATAN………………………………………………………………....... viii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….................. 1
1.1 Latar belakang……………………………………………………………... 1
1.2 Permasalahan………………………………………………………………. 1
1.3 Tujuan…………………………………………………………………….. 2
1.3.1 Tujuan umum………………………………………………………. 2
1.3.2 Tujuan khusus……………………………………………………,… 2
BAB II TINJAUAN KASUS………………………………………………………….. 3
2.1 Ilustrasi kasus……………………………………………………………… 3
2.2 Langkah diagnosis penyakit akibat kerja…………………………………. 4
2.2.1 Langkah 1: Menentukan diagnosis klinis…………………………… 4
2.2.2 Langkah 2: Menentukan pajanan di tempat kerja………………….. 6
2.2.3 Langkah 3: Menentukan hubungan pajanan di lingkungan kerja
dengan penyakit…………………………………………………………… 7
2.2.4 Langkah 4: Menentukan kecukupan jumlah pajanan untuk dapat
menyebabkan terjadinya penyakit………………………………………… 10
2.2.5 Langkah 5: Menentukan adanya factor individu……………………. 11
2.2.6 Langkah 6: Menentukan adanya factor di luar
pekerjaan…………………………………………………………………. 11
2.2.7 Langkah 7: Menentukan diagnosis PAK……………………………. 12
2.3 Tatalaksana………………………………………………………………… 12
2.4 Prognosis…………………………………………………………………... 12

iii
2.5 Analisa kasus………………………………………………………………. 13
BAB III KESIMPULAN……………………………………………………….............. 16
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………................ 17
LAMPIRAN……………………………………………………………………………….. 18

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Keracunan carbon monoxide (CO) dianggap sebagai salah satu masalah


kesehatan yang cukup penting. Beberapa penelitian telah menyelidiki korelasiantara
keracunan CO dan risiko dari cardiovascular diseases(CVD)1.Karbon monoksida
merupakan gas yang tidak berbau, tidak berwarna dan beracun.Gas CO dapat
mengikat hemoglobin 245 kali lebih cepat dibandingkan oksigen2.Konsentrasi tinggi
CO dalam darah seseorang dalam hitungan menit dapat menyebabkan distress
pernapasan dan kematian3.Keracunan CO disebut sebagai “silent killer”1,4.

Hasil penelitian di Amerika Serikat menyebutkan bahwa gas CO merupakan


hasil pembakaran yang tidak sempurnadari sumber bahan bakar seperti kayu, arang,
minyak, parafin, propana, gas alam, dan limbah atau gas yang dikeluarkan oleh mesin
mobil, pembangkit listrik portabel, mesin pemotong rumput, dan mesin cuci. Asap
dan panas dapat menyebabkan pengendapan karbon monoksida tambahan terutama di
ruang tertutup5,6,7.Terdapat 50.000 kunjungan ke instalasi gawat darurat dan 2.700
kematian pertahun di AS akibat keracunan CO8.Keracunan karbon monoksida akibat
pembakaran arang sering dilaporkan di negara Asia termasuk Korea Selatan.Di Eropa
dan Amerika Serikat, penggunaan panggangan barbekyu arang dianggap berbahaya
karena tingkat CO yang di hasilkan dari pemanggang ini berpotensi
membahayakan7.Penelitian yang dilakukan oleh Jung et al, sebanyak 626 pasien yang
mengalami keracunan CO 3,04% akan berkembang menjadi kardiomiopati9.

1.2 Permasalahan

Apakah pajanan terhadap carbon monoxide dari arang pada pekerja di


restaurant barbecue dapat menyebabkan cardiomyopathy.

1
1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui pengaruh carbon monoxide terhadap kejadian cardiomyopathy


akibat kerja pada pekerja di restaurant barbecue.

1.3.2 Tujuan khusus

Mengidentifikasi bahaya potensial dan penilaian risiko timbulnya


cardiomyopathy pada pekerja di restaurant barbecue.Menentukan apakah
cardiomyopathy yang diderita adalah penyakit akibat kerja.

2
BAB II
TINJAUAN KASUS

2. 1 Ilustrasi kasus7

Nama: Tn. Choi


Jenis kelamin dan usia: laki – laki, 47 tahun
Keluhan: Nyeri dada selama 1 jam setelah sadar dari pingsan.

Pasien mulai bekerja pada restoran barbekyu ala Korea sejak tanggal 5
Januari 2013. Tugas utamanya adalah menyalakan dan mengelola arang yang
digunakan untuk memanggang daging di restoran. Pasien bekerja 10 jam perhari
selama 6 hari dalam seminggu dari jam 10 pagi – 10 malam. Pada tanggal 19 Januari
2013, yaitu 14 hari setelah pasien bekerja, tiba – tiba pasien pingsan dan kehilangan
kesadaran saat bekerja.Lamanya kehilangan kesadaran tidak diketahui, namun
sebelumnya pasien telah bekerja 30 – 40 menit sebelum sinkop. Pasien sadar kembali
setelahnya tanpa di berikan perawatan medis, namun pasien mengeluhkan sakit di
dada bagian kiri seperti di remas 1 jam setelah episode awal.

Kemudian pasien dibawa menggunakan ambulans. Setelah 1 jam perjalanan


pasien sampai di ruang gawat darurat, kemudian dilakukan angiografi jantung dan
dirawat. Diagnosis sewaktu sampai di RS adalah unstable angina dan keracunan CO.
Hasil EKG nomal, tekanan darah 125/74 mmHg.Pasien dipulangkan tanpa adanya
komplikasi pada tanggal 22 Januari 2013. Pada tanggal 31 Januari 2013 pasien
mengajukan klaim ke Korea Worker’s Compensation dan layanan kesejahteraan
untuk mencari kompensasi dari kejadian yang diyakini terkait dengan pekerjaannya
dalam mengelola arang. Sebelum klaimnya dibuat, dilakukan penyelidikan lebih
lanjut, dan didapatkan bahwa pasien mengalami kardiomiopati yang diakibatkan
karna terpapar oleh CO sewaktu bekerja.

3
2.2 Langkah diagnosis akibat kerja

2.2.1 Langkah 1: menentukan diagnosis klinis

a. Anamnesis
Pasien merasakan nyeri dada selama 1 jam setelah sadar dari pingsan.
Pada tanggal 19 Januari 2013 (14 hari setelah bekerja) pasien tiba – tiba
pingsan dan kehilangan kesadaran saat bekerja. Lamanya kehilangan
kesadaran tidak diketahui, namun sebelumnya pasien telah bekerja 30 – 40
menit sebelum pingsan. Pasien sadar kembali setelahnya tanpa diberikan
perawatan medis, namun pasien mengeluhkan sakit di dada bagian kiri seperti
diremas 1 jam setelah sadar dari pingsan dan dibawa ke rumah sakit. Pada 4
hari setelahnya yaitu tanggal 22 Januari 2013 pasien dipulangkan7.
Setelah keluar dari rumah sakit pasien tidak kembali bekerja di
resotran.Pada tanggal 31 Januari 2013 (2 minggu setelah serangan) dia
kembali ke klinik rawat jalan dan menyatakan tidak ada lagi gejala nyeri dada
atau gejala jantung lainnya.Saat itu hasil pemeriksaan tekanan darah adalah
116/79 mmHg.Pasien kemudian diberikan terapi ACE-Inhibitor dan
aspirin.Kunjungan terakhir pada tanggal 21 Februari 2013 dan tidak ada
keluhan nyeri dada dan tekanan darahnya dalah 143/100 mmHg7.
Riwayat penyakit dahulu pasien pernah didiagnosis hipertensi
nonspesifik (Agustus 2012) dan pasien tidak minum obat hipertensi.Sebelum
bulan Januari 2013 pasien telah mengunjungi klinik lokal untuk pengobatan
nyeri bahu dan punggung.Berdasarkan rekam medik sampai dengan tanggal
19 Januari 2013 pasien tidak memiliki riwayat keluarga dan tidak pernah
dilakukan pengobatan radiologis.Riwayat kebiasaan, pasien merokok 10-20
rokok/hari (catatan medis dari Samsung Medical Center menunjukan 20
pak/tahun) dan jarang mengonsumsi alkohol7.

4
Pasien bekerja di restoran barbekyu ala Korea sejaktanggal 5 Januari
2013.Tugas utamanya adalah menyalakan dan mengelola arang yang
digunakan untuk memanggang daging di restoran. Pasien bekerja 10 jam/hari
selama 6 hari dalam seminggudari jam 10 pagi – 10 malam. Tugas lainnya
berupa mencuci alat pemanggang yang terdapat makanan hangus dan
memindahkan tumpukan arang ke tempat penyimpanan.Pasien mencuci alat
pemanggang 1 kali atau 2 kali sehari (saat pagi atau larut malam).Pasien juga
bertugas untuk membersihkan pemanggang dari kotoran menggunakan alat
yang di sebut “grand” dan kemudian menggunakan sikat logam untuk
mengikis makanan yang hangus.Pembersihan ini dilakukan di luar
restoran.Tidak diketahui apakah pasien menggunakan bahan kimia saat
membersihkan.Sebelum bekerja di restoran barbekyu, pasien pernah bekerja
paruh waktu dengan tugas membersihkan meja dan mencuci piring (2 Juni
2012 – 1 Agustus 2012)7.
b. Pemeriksaan fisik7
 Keadaan umum: Tidak ada data
 Kesadaran: Compos mentis
 Pemeriksaan tekanan darah: 125/74 mmHg.
 Denyut nadi: 65 x/menit.
 Pernapasan: 18 x/menit.
 Suhu: 36°C.
 Auskultasi: Ronki pada kedua lapang paru.
 Pemeriksaan lain dalam batas normal.
c. Pemeriksaan penunjang7
 EKG: normal.
 Lab: COHb, Methemoglobin, O2Hb, Troponin, Myogloblin, CK-MB.

5
Tabel.Hasil pemerikssan lab7.
 Cardiac angiography:dilakukan setelah 1 jam masuk ruang gawat
darurat. Arteri koroner kanan tampak obstruksi (40%) dan plak
trombotik. Tiga cabang arteri koroner lain normal.
 Cardiac contrast ventriculography: fungsi miokardium dan cardiac
output normal.
d. Diagnosis klinis
Kardiomiopati akibat paparan karbon monoksida.

2.2.2 Langkah 2: menentukan pajanan di tempat kerja

Pasien mulai bekerja di restoran barbekyu Korea pada 5 Januari 2013 (46
tahun).Pasien bekerja di bagian daur ulang arang yang terletak di luar restoran.
Tugasnya utamanya menyalakan arang yang masih baru atau menyalakan kembali
arang yang akan di letakan di meja pelanggan. Dalam melakukan pekerjaannya,
pasien terpapar karbon monoksida dari pembakaran arang yang tidak sempurna saat
memindahkan arang dari kuali ke serok jaring dan dikembalikan lagi ke kuali daur
ulang arang. Selain itu, untuk menyalakan arang, kuali diletakkan di bawah saluran
udara dan diaduk, pada saat ini posisi kuali lebih dekat dengan hidung dan mulut
pasien sehingga meningkatkan inhalasi dari CO. Postur dan posisi pasien dengan
kuali berhubungan dengan jumlah CO yang dihirup. Arang yang terbakar

6
ditempatkan dalam wadah terpisah berbahan logam yang nantinya akan dikirimkan ke
meja pengunjung7.

Gambar. Alur proses kerja7.

2.2.3 Langkah 3: menentukan hubungan pajanan di lingkungan kerja


dengan penyakit

No. Judul Tahun Lokasi Partisipan Hasil Peneliti

7
1. Carbon 2015. Taiwan Keracunan Terdapat korelasi antara Lee FY,
Monoxide . CO: 8.381 keracunan CO dan kejadian Chen
Poisoning pasien. aritmia (P<0.001: OR WK, Lin
and Non- 1.83). Usia <49 tahun yang CL, et
Subsequent Copoisone keracunan CO lebih al1.
Cardiovascul d (kontrol): berisiko untuk mengalami
ar Disease 33.524 . aritmia dibandingkan
Risk. dengan usia <49 tahun
tanpa keracunan
CO(P<0.001; OR 3.47).
Orang yang memiliki
komorbid dan keracunan
CO lebih berisiko untuk
terkena aritmia (OR 7.51)
di bandingkan dengan
orang yang memiliki
komorbid tanpa keracunan
CO (OR 6.22). Orang yang
keracunan CO dengan
dosis tinggi lebih berisiko
mengalami aritmia (OR
4.41), Coronary artery
disease (CAD) (OR 1.75),
Congestive heart failure
(CHF) (OR 3.01). Follow-
up yang dilakukan dalam
kurun waktu <3 tahun
berhubungan dengan

8
timbulnya aritmia
(P<0.001: OR 2.87) dan
CAD (P<0.05: OR 1.71).

2. Risk Factors 2021. Indones 18 – 199 Ada hubungan antara Annisa


of Workers’ ia. sampel dari paparan CO dengan tingkat PR,
COHb 7 artikel. COHb pada pekerja di 7 Budiyon
Levels in artikel. Tidak terdapat o B,
Automotive hubungan antara usia Sulitiya
Workshops. dengan kadar COHb ni S2.
(67%). Terdapat hubungan
antara durasi kerja dengan
kadar COHb (67%).
Terdapat hubungan antara
masa kerja dengan kadar
COHb (100%). Tidak
terdapat hubungan antara
merokok dengan kadar
COHb (60%).

3. Increased 2017. Taiwan Keracunan Terdapat hubungan antara Wong


long-term . CO: 13.939 keracunan CO dengan CS, Lin
risk of major pasien. dilakukannya follow-up YC,
adversecardi Non- selama 9 tahun (P<0.001: Sung
ovascular Copoisone OR 2.00). Orang yang LC, et
events in d keracunan CO lebih al8.
patients with (Control): berisiko setiap tahunnya
carbon 55.756. untuk mengalami MACE
monoxide (P<0.001). Faktor risiko

9
poisoning: A seperti usia, jenis kelamin,
population- penyakit komorbid dapat
based study menimbulkan MACE.
in Taiwan.

4. Carbon 2014 Korea Keracunan CO menyebabkan Jung


Monoxide- CO akut: kardiomiopati (3,04%) YS, Lee
Induced 626 pasien. pada pasien yang JS, Min
Cardiomyop Dugaan keracunan CO YG, et
athy. dengan akut.Keracunan yang al9.
Epidemiolog cardiac disengaja (13 pasien) dan
y, Clinical injury: 214 tidak disengaja (6 pasien)
Characteristi pasien dengan rata-rata waktu
cs and (tanpa paparan CO adalah
Prognosis keracunan 451.1±233.2 menit serta
CO konsentrasi COHb rata-rata
dengann adalah 20,9±12,9%.
kardiomiop
ati: 195
pasien.
Keracunan
CO dengan
kardiomiop
ati: 19
pasien),

2.2.4 Langkah 4: menentukan kecukupan jumlah pajanan untuk dapat


menyebabkan penyakit

10
Pasien bekerja 10 jam/hari selama 6 hari dalam seminggu. Istirahat 1,5
jam, di mana pasien sering beristirahat di samping mesin recycler arang. Di hari yang
sibuk, kebutuhan wadah untuk meletakkan arang meningkat yang nantinya diletakkan
di samping tempat daur ulang arang.Peletakkan wadah ini memungkinkan untuk
meningkatnya paparan terhadap CO. Perkiraan arang yang dibakar perharinya 3-4
box (6-10kg)7.

Pada kasus ini tidak dilakukan pengukuran kadar CO di udara namun


dilakukan pemeriksaan kadar COHb dan saat masuk rumah sakit didapatkan kadar
COHb sebesar 35,8%. Sebuah studi di Inggris menemukan bahwa restoran yang
menggunakan arang sebagai pemanggang, kadar CO yang dihasilkan adalah 150 ppm
– 500 ppm. Untuk konsentrasi COHb 30% diperkiraan konsentrasi COHb di atmosfer
sekitar 220 ppm, 40% untuk 350 ppm dan 50% adalah 520 ppm.Menurut Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi nomor PER.13/MEN/X/2011 tentang Nilai
Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja, CO memiliki Nilai
Ambang Batas (NAB) sebesar 25 ppm. Menurut WHO (1999), batas pemaparan CO
pada manusia yaitu 80 ppm untuk 15 menit, 48 ppm untuk 30 menit, 24 ppm untuk 1
jam, dan 8 ppm untuk 8 jam. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasien
terpajan kadar CO diatas nilai ambang batas7,10.

2.2.5 Langkah 5: menentukan adanya faktor individu

Pasien merokok 10 -20/ hari, pasien pernah didiagnosis hipertensi nonspesifik


(Agustus 2012) dan pasien tidak minum obat hipertensi.Pasien jarang minum alkohol.
Pada pemeriksaan cardiac angigraphy ditemukan obstruksi pada arteri koroner 40%.
Hal – hal tersebut tidak signifikan menyebabkan terjadinya kardiomiopati pada
pasien7.

2.2.6 Langkah 6: menentukan adanya faktor di luar pekerjaan

11
Tidak ada data tentang kegiatan di luar pekerjaan pasien yang berisiko
terpapar CO7.

2.2.7 Langkah 7: menentukan diagnosis PAK

Kardiomiopati akibat kerja.

2.3 Tatalaksana

a. Medikamentosa
Pemberian ACE-Inhibitor (losartan) dan aspirin.
b. Non-mendikamentosa.
Menghindari pajanan.
c. Tatalaksana okupasi
1) Eliminasi
 Tidak bisa dilakukan.
2) Substitusi
 Memanggang dengan kompor gas.
3) Pengendalian teknik
 Pemasangan sistem Local Exhaust Ventilation (LEV) di tempat kerja.
4) Pengendalian administrasi
 Mengatur shift kerja agar mengurangi waktu kontak dengan pajanan.
 Melakukan edukasi mengenai pentingnya penggunaan alat pelindungi
diri saat bekerja.
5) APD
 Penggunaan masker respirator carbon monixide gas full mask.
 Sarung tangan aluminized.
 Baju pelindung.

2.4 Prognosis

12
a. Ad vitam: ad Bonam
b. Ad fungsionam: Dubia ad Bonam
c. Ad sanationam: Dubia ad Bonam

2.5 Analisis kasus

a. Langkah pertama
 Enzim jantung seperti CK-MB dan Troponin I pada pasien meningkat
hal ini menunjukkan cedera jantung. COHb diukur untuk
memungkinkan menilai jumlah paparan pada pasien. Konsentrasi
COHb 30% perkiraan konsentrasi COHb di atmosfer sekitar 220 ppm,
40% untuk 350 ppm dan 50% adalah 520 ppm. Pada pasien ini kadar
COHb setelah 1 jam diukur adalah 35% jadi perkiraan pasien telah
terpapar lebih dari 200 ppm. Pada pasien kadar COHb lebih tinggi dari
normal7.
 Pasien tiba-tiba pingsan dan kehilangan kesadaran saat bekerja.
Lamanya kehilangan kesadaran tidak diketahui, namun sebelumnya
pasien telah bekerja 30 – 40 menit sebelum sinkop. Pasien sadar
kembali setelahnya tanpa di berikan perawatan medis, namun pasien
mengeluhkan sakit di dada bagian kiri seperti diremas selama 1 jam
setelah episode awal dan dibawa ke rumah sakit. Gejala klinis dari
keracunan CO dapat bervariasi tergantung dari kuantitas paparannya.
Gejala nonspesifik dari pembentukan COHb adalah iskemik pada
jaringan dan kerusakan sel. Gejala yang paling menonjol dari
keracunan CO adalah sakit kepala, mual, muntah, kebingungan,
kelelahan, nyeri dada, dyspnea, dan kehilangan kesadaran. Gejala
keracunan CO akut terjadi setelah paparan, seperti mual, nyeri dada,
dan kesulitan mendengar dapat berkembang sebagai gejala sisa7,11.
b. Langkah keempat

13
Pasien bekerja 10 jam/hari selama 6 hari dalam seminggu dari jam 10 pagi –
10 malam. Menurut WHO (1999), batas pemaparan CO pada manusia yaitu
80 ppm untuk 15 menit, 48 ppm untuk 30 menit, 24 ppm untuk 1 jam, dan 8
ppm untuk 8 jam. Sebuah studi di Inggris menemukan bahwa restoran yang
menggunakan arang sebagai pemanggang, CO yang di hasilkan 150 ppm –
500 ppm. Tidak terdapat data berapa kadar CO atmosfer pada tempat
kerja.Konsentrasi COHb 30% diperkiraan konsentrasi COHb di atmosfer
sekitar 220 ppm, 40% untuk 350 ppm dan 50% adalah 520 ppm. Untuk dapat
menentukan konsentrasi pajanan CO perlu dilakukan pengukuran kadar CO di
lingkungan kerja menggunakan Gas Sampler Ambient untuk mengukur kadar
CO yang mengacu pada PP RI No. 41 Tahun 1999 tentang BakuMutu Udara
Ambien Nasional7,10,12.
c. Langkah kelima
 Hasil pemeriksaan cardiac angiography menunjukkan gambaran
obstruksi dari arteri koroner (40%), berdasarkan studi dari Satoto HH
angina biasanya terjadi bila obstruksi dari arteri koronaria lebih dari
70%7,13.
 Pasien merokok 10 -20/ hari. Kategori perokok di bagi menjadi 3
yaitu, perokok ringan (1-9 rokok/hari), perokok sedang (10-19
rokok/hari), dan perokok berat (>19 rokok/hari). Dikasus pasien
tergolong sedang – berat. Beberapa penelitian mengatakan bahwa asap
rokok hanya dapat bertahan di udara selama beberapa jam dan
banyaknya rokok yang di konsumsi tidak memengaruhi kadar
COHb.Gejala klinis keracunan CO dapat bervariasi mulai dari ringan
hingga berat. Gejala keracunan CO yang ringan seperti pusing, sakit
kepala dan mual sedangkan gejala yang berat dapat berupa
peningkatan detak jantung, dada rasa tertekan, sulit bernapas,
kelemahan otot, gangguan system kardiovaskular dan serangan

14
jantung hingga kematian. Gejala klinis keracunan CO tersebut sering
tidak terlalu terlihat pada perokok akibat perokok sudah terbiasa
terpajan dengan kadar yang sama dari asap rokok2,11,14.
 Pasien pernah didiagnosis hipertensi nonspesifik (Agustus 2012) dan
pasien tidak minum obat hipertensi. Adanya penyakit komorbid dapat
meningkatkan risiko seseorang yang keracunan CO mengalami
penyakit cardiovascular. Tetapi pada pasien ini tekanan darah saat
masuk RS dan 2 minggu setelah masuk RS normal. Kedua hal ini
belum tentu dapat mempengaruhi timbulnya kardiomiopati1,8.
d. Langkah keenam
Tidak ada data tentang penggunaan bahan dan kegiatan di luar pekerjaan
pasien yang berisiko untuk terpapar CO. Tidak ada data tentang transportasi
pasien ke dan dari tempat kerja yang mungkin terpajan dengan kadar CO yang
tinggi. Hal ini penting untuk diketahui agar dapat menentukan pajanan CO
yang bukan dari tempat kerja7.

15
BAB III
KESIMPULAN

Keracunan carbon monoxide (CO) dianggap sebagai salah satu masalah


kesehatan yang cukup penting.Beberapa penelitian telah menyelidiki korelasi antara
keracunan CO dan risiko dari cardiovascular diseases(CVD).Keracunan karbon
monoksida akibat pembakaran arang sering dilaporkan di negara Asia.Sebuah studi di
Inggris menemukan bahwa restoran yang menggunakan arang sebagai pemanggang,
CO yang di hasilkan 150 ppm – 500 ppm.Penelitian yang dilakukan oleh Jung et al,
sebanyak 626 pasien yang mengalami keracunan CO nantinya akan berkembang
menjadi kardiomiopati (3,04%). Gejala klinis dari keracunan CO yaitu gejala
nonspesifik dari pembentukan COHb adalah iskemik pada jaringan dan kerusakan
sel. Gejala yang paling menonjol sakit kepala, mual, muntah, kebingungan, kelelahan,
nyeri dada, dyspnea, dan kehilangan kesadaran.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Lee FY, Chen WK, Lin CL. Carbon Monoxide Poisoning and
SubsequentCardiovascular Disease Risk. Medicine. 2015;94(10):1-8.
2. Annisa PR, Budiyono B, Sulistiyani S. Risk Factors of Workers’ COHb
Levels in AutomotiveWorkshops. IJELS. 2021;6(3):88-92.
3. Yazidah I, Handini M, Andriani. Hubungan Lama Kerja dan Kadar
Karboksihemoglobin dalam darah Pekerja laki-laki pada Bengkel Kendaraan
Bermotor di Kota Pontianak. Jurnal Kesehatan Khatulistiwa. 2019;5(1):726-
34.
4. Ayuningtyas C. Study cross sectional: kadar hbco pada darah mekanik
bengkel sepede motor di Surabaya. Jurnal Kesehatan Lingkungan.
2019;11(4):301-8.
5. Leonardo K, Handini M, Nawangsari. Hubungan kadar karboksihemoglobin
(cohb) dalam darah dengan memori jangka pendek pekerja bengkel kendaraan
bermotor di kota Pontianak. JFK. 2018;4(1).
6. Basri S, Mallapiang F, Ibrahim I, eat al. Gambaran Konsentrasi Karbon
Monoksida Dalam Darah (COHb) Pada Mekanik General Repair Servis Dan
Suku Cadang Dealer Otomotif Makassar. 2017;3(3):178-84.
7. Kim HJ, Chung YK, Kwak KY, et al. Carbon monoxide poisoning-
inducedcardiomyopathy from charcoal at a barbecuerestaurant: a case report.
Annals of Occupational and Environmental Medicine. 2015;27(13):2-8.
8. Wong CS, Lin YC, Sung LC. Increased long-term risk of major
adversecardiovascular events in patients with carbonmonoxide poisoning: A
population-basedstudy in Taiwan. Plos One. 2017;12(4):1-9.
9. Jung YS, Lee JS, Min YG, et al. Carbon Monoxide-Induced Cardiomyopathy.
Epidemiology, Clinical Characteristics and Prognosis. J-Stage. 2014.
10. Khairina M. Gambaran kadar co udara, cohb dan tekanan darah pekerja
basement pusat pembelanjaan x kota malang. Jurnal Kesehatan Lingkungan.
2019;11(2):150-7.
11. Wiratmoko MR, Adhalia CK. Gambaran Kadar Kabon Monoksida Udara
Ekspirasi padaPengguna Shisha dan Faktor yang Mempengaruhi. J Respir
Indo. 2019;39(1).
12. Tabendung AA, Rokot A, Kabuhung A. Kadar karbon monoksida(co) di
terminal karombasan kota manado. Ejournal poltekkes kemenkes manado.
2018.
13. Satoto HH. Coronary Heart Disease Pathophysiology. Jurnal Anestesiologi
Indonesia. 2014;6(3).209-24.
14. Nasim A, Khader Y, Blank MD, et al. Trends in alternative tobacco use
among light, moderate, andheavy smokers in adolescence, 1999–2009. NIH
Public Access. 2012;37(7):866-70.

17
LAMPIRAN

Berkas Okupasi
Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan :
No Berkas :
No Rekam Medis :
Data Administrasi
Tanggal: 17 – 10 – 2021 diisi oleh Nama: Anisa Anastasia NPM/NIP:
031032010022
Nama Tn. Choi
Alamat Korea

Umur 47 tahun Tempat/tanggal lahir: Tidak ada data


Kedudukan dalam
Tidak ada data
keluarga
Jenis kelamin Laki – laki
Agama Tidak ada data
Pendidikan Tidak ada data
Pekerjaan Karyawan restoran
barbekyu Korea.
Tugas, menyalakan Nama Perusahaan : Tidak ada data
dan mengelola
arang untuk
pemanggang. Industri jenis : Restoran barbekyu

Status perkawinan Tidak ada data


Kedatangan yang ke 1

18
Telah diobati Tidak adadata Diagnosis sebelumnya : Tidak adadata
sebelumnya

Obat yang telah dipakai : Tidak adadata

Alergi obat Tidak ada data


Sistem pembayaran Tidak ada data

Data pelayanan

I. ANAMNESIS

a. Alasan kedatangan/ keluhan uatama


Nyeri dada selama 1 jam setelah sadar dari pingsan.
b. Keluhan lain/ tambahan
Tidak ada data.
c. Riwayat perjalan penyakit sekarang
Pasien merasakan nyeri dada selama 1 jam setelah sadar dari pingsan. Pada
tanggal19 Januari 2013 (14 hari setelah bekerja) pasien tiba – tiba pingsan dan
kehilangan kesadaran saat bekerja.Lamanya kehilangan kesadaran tidak
diketahui, namun sebelumnya pasien telah bekerja 30 – 40 menit sebelum
pingsan. Pasien sadar kembali setelahnya tanpa diberikan perawatan medis,
namun pasien mengeluhkan sakit di dada bagian kiri seperti diremas 1 jam
setelah sadar daripingsan dan dibawa ke rumah sakit. Pada 4 hari setelahnya
yaitu tanggal 22 Januari 2013 pasien dipulangkan.
d. Riwayat penyakit dahulu

19
Pernah didiagnosis hipertensi nonspesifik (Agustus 2012) dan pasien tidak
minum obat hipertensi.Tidak memiliki riwayat pengobatan dengan
radiologis.Sebelum bulan Januari 2013 pasien telah mengunjungi klinik lokal
untuk pengobatan nyeri bahu dan punggung.
e. Riwayat penyakit keluarga
Tidak memiliki riwayat keluarga yang pernah dilakukan pengobatan
radiologis.
f. Riwayat reproduksi (khusus untuk pasien perempuan)
Tidak ada data.
g. Anamnesis okupasi
1. Tuliskan jenis pekerjaan
Pasien mulai bekerja pada restoran barbekyu ala Korea sejak tanggal 5
Januari 2013.Tugas utamanya adalah menyalakan dan mengelola
arang yang digunakan untuk memanggang daging di restoran.

Jenis pekerjaan Bahan/ material Tempat kerja Masa kerja


yang digunakan (perusahaan) (dalam bulan/
tahun)
Membersihkan Tidak ada data. Tidak ada data. 2 bulan.
meja, dan mencuci
piring.
Menyalakan dan Arang Restoran barbekyu 2 minggu.
mengelola arang. Korea
Mencucidan
membersihkan alat
pemanggang.
Memindahkan
arang ke tempat
penyimpanan.

2. Uraian tugas.
 Pasien bekerja dari pukul: Jam 10 pagi – 10 malam.
 Pasien bekerja 10 jam/hari selama 6 hari dalam seminggu.

20
 Urutan pekerjaan pasien:
1) Menyalakan recycler.
2) Arang yang masih baru diletakkan di kuali.
3) Arang di pindahkan ke serok jaring.
4) Setelah api mulai menyala disekitar arang, arang
dipindahkan lagi ke kuali
5) Arang yang telah terbakar kemudian diaduk dibawah
saluran udara.
6) Kuali di pindahkan ke container berbahan metal untuk
diantarkan ke meja pengunjung.

3. Bahaya potensial (potential hazard) dan risiko kecelakaan kerja


pada pekerja serta pada lingkungan kerja.

Urutan Bahaya Potensial Gangguan Risiko


kegiatan kesehatan kecelaka
(tuliskan Fisik Kimia Biologi Ergonomi Psikoso yang an kerja
urutan sesuai sial mungkin
bagan alur di (sesuai
no 2) Brief
survey)

Proses Suhu Gas CO, Gerakan Kerja - Dehidrasi -Luka bakar


pembakaran panas HC, berulang monoton akibat
- Gangguan
arang NOx, pada sendi terkena
pernafasan
NO, SO2 pergelangan arang
tangan, posisi -Keracunan CO membara
leher (Kelainan
-Trauma
menunduk jantung:
pada mata
lama aritmia, CAD,
akibat
CHF,
masuknya
kardiomiopati.
percikan
Gangguan
api
memori)

21
-
Encephalopath
y, pneumonitis
(HC)
-Penyakit paru
obstruktif,
edema paru
(NOx)
-Iritasi hidung
& tenggorok,
bronkitis (NO)
-
Bronkospasme,
edema paru,
pneumonitis
(SO2)
-Spasme otot
leher
- CTS
- Stres kerja

Membersihkan Deterjen Gerakan Kerja -Dermatitis -Trauma


alat panggangan berulang pada monoton kontak iritan tumpul
sendi akibat
-CTS
pergelangan tertimpa
tangan, sendi -Spasme otot panggangan
siku, posisi leher
leher yang
menunduk -Epikondilitis
lama lateral (Tennis
elbow)
-Stress kerja

22
Memindahkan Debu Mengangkat Kerja -Rinitis -Trauma
karung arang ke arang beban berat monoton tumpul
-Asma
tempat akibat
penyimpanan -Chronic tertimpa
obstruction karung
pulmonary arang
disease
(COPD)
-LBP
-Nyeri pundak
-Stress kerja

4. Hubungan pekerjaan dengan penyakit yang dialami


(gejala/keluhan yang ada).
Saat sedang bekerja pasien tiba – tiba pingsan. Pasien sadar kembali
setelahnya dan mengeluhkan sakit di dada bagian kiri seperti diremas
1 jam setelah sadar daripingsan.
5. Body Map of Discomfort

23
Nyeri pada dada sebelah kiri
Keterangan :
i. Tanyakan kepada pasien atau pasien dapat mengisi sendiri
ii. Isilah : keluhan yang sering dirasakan oleh pasien dengan
memberi tanda/mengarsir bagian – bagian sesuai dengan
gangguan muskulo skeletal yang dirasakan pasien
Tanda pada gambar area yang dirasakan :
Kesemutan = x x x
Pegal-pegal = / / / / /
Baal = v v v
Nyeri =

6. B R I E F TM SURVEY
Berikan tanda ‘√’ pada bagian kanan atau kiri sesuai dengan hasil
anamsesis / observasi

24
Kesimpulan:Risiko ergonomi sedang-tinggi

I. PEMERIKSAAN FISIK

1. Tanda Vital
a. Nadi : 65x/menit (Normal) c. Tekanan Darah (duduk) : 125/74mmHg
(Normal)
b. Pernafasan : 18x/menit (Normal) d. Suhu Badan : 36°C (Normal)

2. Status Gizi

25
a. Tinggi Badan : Tidak ada data Berat Badan : tidak ada dataIMT : tidak ada data

b. Lingkar Perut : Tidak ada data

c. Bentuk Badan : Tidak ada data

3. Tingkat Kesadaran dan Keadaan Umum Keterangan


a.Kesadaran : compos mentis

b.Kualitas Kontak : tidak ada data

c.Tampak Kesakitan : tidak ada data

d.Berjalan ada gangguan : tidak ada data

4. Kelenjar Getah Bening :

jumlah, Ukuran, Perlekatan, Konsistensi

a. Leher : dalam batas normal

b. Submandibula : dalam batas normal

c. Ketiak : dalam batas normal

d. Inguinal : dalam batas normal

4. Kepala
a. Tulang : dalam batas normal

26
b. Kulit kepala : dalam batas normal

c. Rambut : dalam batas normal

d. Bentuk wajah : dalam batas normal

6. Mata mata kanan mata-kiri


Ket

a. Persepsi Warna : normal normal

b. Kelopak Mata : normal normal

c. Konjungtiva : normal normal

d. Kesegarisan / GBM : normal normal

a. Sklera : normal normal

b. Lensa Mata : normal normal

c. Kornea : normal normal

d. Iris : normal normal

e. BuluMata : normal normal

f. Tekanan Bola Mata : normal normal

g. Penglihatan 3 dimensi normal normal

h. Visus Mata :tanpa koreksi : Tidak ada data Tidak ada data

27
7.Telinga Telinga kanan Telinga kiri
a. Daun Telinga : normal Normal

b. Liang Telinga : Normal normal

- Serumen : normal normal

c. Membrana Timpani : normal Normal

d. Test Berbisik : Tidak ada data Tidak ada data

e. Test Garpu tala Rinne : Tidak ada data Tidak ada data

f. Weber : Tidak ada data Tidak ada data

g. Swabach : Tidak ada data Tidak ada data

h. Lain – lain :

8. Hidung

a. Meatus Nasi : dalam batas normal

b. Septum Nasi : dalam batas normal

c. Konka Nasal : dalam batas normal

d. Nyeri Ketok Sinus : dalam batas normal

e. Penciuman : dalam batas normal

9.Mulut dan Bibir

28
a. Bibir : dalam batas normal

b. Lidah : dalam batas normal

c. Gusi : dalam batas normal

d. Lain - lain : dalam batas normal

10. Gigi dan Gusi : Tidak ada data

8 7 6 5 43 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

87654321 12345678

11. Tenggorokan

a. Pharynx : dalam batas normal

b. Tonsil : dalam batas


normal
Ukuran : Kanan : normal Kiri : normal

c. Palatum : Dalam batas normal

d. lain – lain : Dalam batas normal

12. Leher
Keterangan

a. Gerakan leher : dalam batas normal

29
b. Otot-otot leher : dalam batas normal

c. Kelenjar Thyroid : dalam batas normal

d. Pulsasi Carotis : dalam batas normal

e. Tekanan Vena Jugularis : dalam batas normal

f. Trachea : dalam batas normal

g. Lain-lain : ….. : dalam batas normal

13. Dada
a. Bentuk : dalam batas normal

b. Mammae : dalam batas normal

c. Lain – lain : dalam batas normal

14. Paru- Paru dan Jantung


Kanan Kiri

a. Palpasi dalam batas normal dalam batas normal

b. Perkusi dalam batas normal dalam batas normal

Iktus Kordis : Dalam batas normal

30
Batas Jantung : Dalam batas normal

c. Auskultasi :

- Bunyi napas Dalam batas normal

- Bunyi Napas Ronki di kedua lapang


tambahan paru

- Bunyi Jantung Dalam batas normal

15. Abdomen Keterangan

a. Inspeksi : dalam batas normal

b. Palpasi : dalam batas normal

c. Perkusi : dalam batas normal

d. Auskultasi: : dalam batas normal


Bising Usus :

e. Hati : dalam batas normal

f. Limpa : dalam batas normal

f. Ginjal : Kanan ; Kiri :

31
dalam batas normal dalam batas normal

Kanan ; Kiri :

g. Ballotement : dalam batas normal dalam batas normal

Kanan ; Kiri :
h. Nyeri costo
vertebrae : dalam batas normal dalam batas normal

16. Genitourinaria

a. Kandung Kemih : Dalam batas normal

b. Anus/Rektum/Perianal : Dalam batas normal

c Genitalia Eksternal : Dalam batas normal

d. Prostat (khusus Pria) :

17.Vertebra : dalam batas normal

18.Tulang / Sendi Ekstremitas Atas Kanan Kiri

-Simetri kanan dan kiri : Simetris Simetris

- Gerakan : Simetris Simetris

Range of Motion

32
Abduksi - Neer’s test : Tidak dilakukan

Adduksi - Hawkin’s test : Tidak dilakukan

Drop arm’s test : Tidak dilakukan

Yergason test : Tidak dilakukan

Speed test : Tidak dilakukan

- Tulang : Normal Normal

- Sensibilitas : Normal Normal

- Oedema : Tidak ada Tidak ada

- Varises : Tidak ada Tidak ada

- Kekuatan otot : Normal Normal

Pin Prick test : Tidak dilakukan

Phallen test : Tidak dilakukan

Tinnel test : Tidak dilakukan

Finskelstein test : Tidak dilakukan

- Vaskularisasi : Normal Normal

-Kelainan Kuku/ Jari : Tidak ada Tidak ada

19.Tulang / Sendi Ekstremitas Bawah Kanan Kiri

33
- Simetri : Simetris Simetris

- Gerakan : Simetris Simetris

Test Laseque : Tidak dilakukan

Test Kernique : Tidak dilakukan

Test Patrick : Tidak dilakukan

Test Kontra Patrick : Tidak dilakukan

Nyeri tekan : Tidak dilakukan

- Kekuatan otot : normal Normal

- Tulang : Normal Normal

- Sensibilitas : Normal Normal

- Oedema : Tidak ada Tidak ada

- Varises : Tidak ada Tidak ada

- Vaskularisasi ; Normal Normal

-Kelainan Kuku/ Jari : Tidak ada Tidak ada

20. Otot Motorik

1. Trofi : dalam batas normal

2. Tonus : dalam batas normal

3. Kekuatan : dalam batas normal Gerakan Tidak ada

34
abnormal :

21.Fungsi Sensorik dan Otonom

Fungsi Sensorik : dalam batas normal

Fungsi Otonom : dalam batas normal

22.Saraf dan Fungsi Luhur

Daya Ingat Segera : dalam batas normal

Jangka Pendek : dalam batas normal

Jangka Menengah : dalam batas normal

Jangka Panjang : dalam batas normal

Orientasi Waktu : dalam batas normal

Orang : dalam batas normal


Tempat : dalam batas normal
Kesan Saraf OtakN I (Olfaktorius/Penciuman) : dalam batas normal

NII (Optikus/Penglihatan) : dalam batas normal

NIII(Okulomotorius) : dalam batas normal

NIV(Trokhlearis) : dalam batas normal

NV(Trigeminus) : dalam batas normal

NVI(Abdusen) : dalam batas normal

35
NVII(Facialis) : dalam batas normal

NVIII(Vestibulokokhlearis) : dalam batas normal

NIX(Glosofaringeus) : dalam batas normal

NX(Vagus) : dalam batas normal

NXI(Aksesorius) : dalam batas normal

NXII(Hipoglosus) : dalam batas normal

23. Refleks Kanan kiri

a. Refleks Fisiologis Patella: dalam batas dalam batas normal


normal
lainnya :

b Refleks Patologis dalam batas dalam batas normal


Babinsky: normal

lainnya :

24. Kulit Efloresensi dan Lokasi nya :

a. Kulit : dalam batas normal

b. Selaput Lendir : dalam batas normal Tidak


ada
c. Kuku : dalam batas normal data

d. Lain – lain ……… : dalam batas normal

36
25. Status Lokalis:
26. Pemeriksaan Fisik Khusus :

26. Pemeriksaan
Tidak ada data Fisik Khusus :

27. RESUME KELAINAN YANG DIDAPAT

Pada 19 Januari 2013 (14 hari setelah bekerja) tiba – tiba pasien pingsan dan
kehilangan kesadaran saat bekerja.Lamanya kehilangan kesadaran tidak diketahui,
namun sebelumnya pasien telah bekerja 30 – 40 menit sebelum sinkop. Pasien sadar
kembali setelahnya tanpa di berikan perawatan medis, namun pasien mengeluhkan
sakit di dada bagian kiri seperti di remas 1 jam setelah episode awal dan dibawa ke
rumah sakit.Riwayat penyakit dahulu pasien pernah didiagnosis hipertensi
nonspesifik (Agustus 2012) dan pasien tidak minum obat hipertensi.Riwayat
kebiasaan, pasien merokok 10 -20 rokok/hari dan jarang mengkonsumsi alkohol.

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Pemeriksaan tekanan darah: 125/74 mmHg (Normal)


 Denyut nadi: 65 x/menit (Normal)
 Pernapasan: 18 x/menit (Normal)
 Suhu: 36 °C (Normal)
 Auskultasi: Ronki pada kedua lapang paru.
 EKG: normal

37
 Lab: COHb meningkat (35,8), CK-MB meningkat (18,69), Troponin I
meningkat (6,15).
 Cardiac angiography: Arteri koroner kanan tampak obstruksi (40%) dan plak
trombotik. Tiga cabang arteri koroner lain normal.

V. Hasil Body Map

Terdapat nyeri pada dada sebelah kiri

VI. Hasil Brief Survey

Terdapat risiko tinggi pada pergelangan tangan kanan, leher, dan punggung.

VII. DIAGNOSIS KERJA

Kardiomiopati

VIII. DIAGNOSIS DIFERENSIAL

Tidak ada

IX. DIAGNOSIS OKUPASI

Langkah Diagnosis kesatu Diagnosis kedua Diagno


sis
Ketiga

1. Diagnosis Klinis Kardimiopati

Dasar diagnosis Anamnesis

(anamnesis, Nyeri dada selama 1 jam setelah sadar dari pingsan.


pemeriksaan fisik,
Pemeriksaan fisik
pemeriksaan
Pada auskultasi di dapatkan ronki di kedua lapang paru.
penunjang, body

38
map, brief survey) Pemeriksaan penunjang

 Lab: COHb meningkat (35,8), CK-MB meningkat (18,69),


Troponin I meningkat (6,15).
 Cardiac angiography: Arteri koroner kanan tampak obstruksi
(40%) dan plak trombotik. Tiga cabang arteri koroner lain
normal.

2. Pajanan di tempat
kerja

Fisik

Kimia Gas CO

Biologi

Ergonomi (sesuai brief


survey)

Psikososial

3 . Evidence Based Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kim HJ gejala


(sebutkan secara teoritis) nonspesifik dari pembentukan COHb adalah iskemik pada jaringan
pajanan di tempat kerja dan kerusakan sel. Gejala yang paling menonjol dari keracunan CO
yang menyebabkan adalah sakit kepala, mual, muntah, kebingungan, kelelahan, nyeri
diagnosis klinis di langkah dada, dyspnea, dan kehilangan kesadaran.
1.
Menurut WHO batas paparan CO pada manusia yaitu 80 ppm (15

39
menit), 48 ppm (30 menit), 24 ppm (1 jam), dan 8 ppm (8 jam).
Sebuah studi di Inggris menemukan bahwa restoran yang
Dasar teorinya apa?
menggunakan arang sebagai pemanggang, CO yang di hasilkan 150
ppm – 500 ppm. Konsentrasi COHb 30% diperkiraan konsentrasi
CO di atmosfer sekitar 220 ppm, 40% (350 ppm) dan 50% (520
ppm).

4. Masa kerja

Jumlah jam terpajan per 10 jam


hari

Pemakaian APD Tidak ada data

Konsentrasi pajanan Pada pasien kadar COHb setelah 1 jam diukur adalah 35%,
perkiraan pasien telah terpapar lebih dari 200 ppm.

Lainnya........... Pasien mulai bekerja pada restoran barbekyu ala Korea dari tanggal
5 Januari 2013.

Kesimpulan jumlah Pasien terpapar oleh kadar CO yang melebihi nilai ambang batas
pajanan dan dasar
perhitungannya

5. Apa ada faktor individu Riwayat hipertensi nonspesifik


yang berpengaruh thd
timbulnya diagnosis
klinis? Bila ada,
sebutkan.

40
6 . Apa terpajan bahaya Tidak ada data
potensial yang sama spt
di langkah 3 di luar
tempat kerja?

Bila ada, sebutkan

7 . Diagnosis Okupasi Kardiomiopati akibat kerja

Apa diagnosis klinis ini


termasuk penyakit akibat
kerja?

Bukan penyakit akibat


kerja (diperberat oleh
pekerjaan atau

bukan sama sekali PAK)_

Butuh pemeriksaan lebih


lanjut)?

X. PROGNOSIS
● Klinis:
ad vitam : ad bonam
ad functionam : dubia ad bonam
ad sanationam : dubia ad bonam

● Okupasi (bila ada d/ okupasi) :

41
XI. PERMASALAHAN PASIEN & RENCANA PENATALAKSANAAN
Rencana Tindakan (materi &
metoda)
No Jenis Target Hasil yang Ket
permasalahan Tatalaksana medikamentosa, waktu diharapkan
Medis & non non medikamentosa (nutrisi,
medis olahraga, konseling dan OKUPASI)
(okupasi, dll)

Tatalaksana medikamentosa: 1 Keluhan nyeri dada


bulan pasien tidak timbul
1. Kardiomiopati - Pemberian ACE-Inhibitor lagi
(losartan) dan aspirin.

Tatalaksana non medikamentosa:

- Menghindari pajanan

TATALAKSANA OKUPASI
1. Eliminasi
 Tidak bisa dilakukan.
2. Substitusi
 Memanggang dengan menggunakan kompor gas.

42
3. Pengendalian teknik
 Pemasangan sistem Local Exhaust Ventilation (LEV)di tempat kerja.

Gambar.Local Exhaust Ventilation (LEV)


4. Pengendalian administrasi.
 Mengatur shift kerja agar mengurangi waktu kontak dengan pajanan.
 Melakukan edukasi mengenai pentingnya penggunaan alat pelindungi diri saat bekerja.
5. APD
 Masker respirator carbon monixide gas full mask

Gambar.Masker respirator carbon monixide gas full mask.

 Sarung tangan aluminized

43
Gambar.Sarung tangan aluminized

 Baju pelindung

Gambar.Baju pelindung

Persetujuan pembimbing Nilai


Tanggal:
Nama jelas:
Tnda tangan:

44

Anda mungkin juga menyukai