Anda di halaman 1dari 13

KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN

(Kemampuan Mengaplikasikan
Komunikasi Terapeutik)

Ns.VIERE ALLANLED SIAUTA,S.Kep.,M.Kep


TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti perkuliahan komunikasi


keperawatan II, diharapkan mahasiswa
mendemonstrasikan:
1.Tujuan Komunikasi Terapeutik
2.Helping Relationship
TUJUAN KOMUNIKASI
TERAPEUTIK
a. Membantu mengatasi masalah klien untuk mengurangi
beban perasaan dan pikiran.
b. Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk
klien /pasien.
c. Memperbaiki pengalaman emosional klien.
d. Mencapai tingkat kesembuhan yang diharapkan
HELPING RELEATION SHIP
• Helping relationship adalah hubungan yang terjadi antara dua atau lebih
individu maupun kelompok yang saling memberikan dan menerima
bantuan atau dukungan untuk memenuhi kebutuhan dasar sepanjang
kehidupan. Perawat adalah sebagai helper yang berperan membantu klien
untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia klien. Tujuan hubungan
terapeutik diarahkan untuk mencapai kesembuhan klien dan beberapa
dimensi sebagai berikut:
• Realisasi diri, penerimaan diri dan menghargai diri sendiri
• Mengetahui identitas diri dengan jelas dan meningkatkan integritas diri.
• Mampu membentuk hubungan yang hangat, mandiri dalam kapasitas
memberi dan menerima kasih sayang
• Meningkatkan fungsi dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dan
mencapai tujuan yang realistis.
Karakteristik perawat dalam
Helping Relationship
 Kesadaran diri
Perawat sebagai penolong harus mampu menjawab pertanyaan “siapakah saya?”, “perawat
seperti apakah saya ini?”. Perawat memperhatikan kebutuhan biologis, psikologis, dan sosial-
kultural klien dari sudut pandang klien
 Klarifikasi nilai
Klarifikasi nilai merupakan suatu metode dimana seseorang dapat menemukan nilai-nilai dengan
mengkaji, mengeksplorasi, dan menentukan nilainilai pribadi serta bagaimana nilai-nilai tersebut
digunakan dalam mengambil keputusan
 Eksplorasi nilai
Eksplorasi perasaan merupakan hal yang perlu dilakukan agar perawat terbuka dan sadar terhadap
perasaannya sehingga ia dapat mengontrol perasaannya. Individu yang tidak mampu
mengungkapkan perasaannya dapat merusak interaksinya dengan orang lain.
Model peran
Berperan sebagai role model artinya menggunakan diri sebagai alat melalui contoh
yang ditampilkan oleh perawat. Perawat yang memiliki kepribadian yang baik dapat
melakukan tindakan secara profesional maupun model yang baik bagi klien.
Altruism
Altruisme merupakan tindakan sukarela untuk membantu orang lain tanpa pamrih
atau mengharapkan imbalan dari orang lain. Altruisme memberikan perhatian penuh
kepada klien, memberikan pertolongan dengan segera pada saat klien tidak mampu
melakukan suatu tind
Etik dan tanggung jawab
Perawat sebagai profesi mempunyai kode etik dan tanggung jawab tertentu yang
menggambarkan nilai-nilai dalam melakukan asuhan keperawatan.
KONSEP KOMUNIKASI
(PERAWAT - PERAWAT)
Komunikasi dalam bidang keperawatan merupakan proses untuk
menciptakan hubungan antara tenaga Kesehatan dan pasien untuk mengenal
kebutuhan pasien dan menemukan rencana Tindakan serta kerjasama dalam
memenuhi kebutuhan tersebut. Oleh karena itu komunikasi antar perawat
memegang peran penting memecahkan masalah yang dihadapai. pada
dasarnya komunikasi merupakan komunikasi proposional yang mengarah
pada tujuan yaitu penyembuhan pasien pada komunikasi tersebut terdapat
dua komponen penting yaitu proses komunikasi dan efek komunikasi.
KONSEP KOMUNIKASI
(PERAWAT – KLIEN)
• Komunikasi terapeutik digunakan oleh perawat pada setiap asuhan
keperawatan yang dilakukan kepada klien. Untuk mencapai hubungan
terapeutik, maka perawat harus memahami setiap tahapan-tahapan dalam
hubungan terapeutik. Setiap tahapan memiliki makna terapeutik tersendiri,
oleh karena itu setiap tahapan menjadi penting dipelajari agar dapat
menjadi perawat profesional dalam melakukan asuhan keperawatan.
• tahapan hubungan terapeutik terdiri dari fase pra interaksi, orientasi, kerja
dan fase terminasi.
KONSEP KOMUNIKASI
(PERAWAT - KELUARGA)
• Melakukan komunikasi dalam keluarga/kelompok tidaklah mudah. Komunikator harus mempunyai
cara-cara strategis sebagai upaya agar tujuan komunikasi tercapai. Berikut upaya meningkatkan
komunikasi dalam keluarga/kelompok.
a. Saling memahami antar anggota kelompok agar dapat diketahui komunikasi seperti apa yang
harus ia lakukan demi lancarnya komunikasi tersebut.
b. Pemimpin kelompok dapat mengatur dengan baik setiap anggota kelompok agar proses
komunikasi antar anggota kelompok dapat berkembang dengan baik.
c. Berkomunikasi yang jelas, sopan, dan sesuai etika yang berlaku agar tidak terjadi salah paham dan
saling menyinggung antara anggota kelompok.
d. Saling menghargai anggota kelompok lain.
e. Jangan menyela pembicaraan orang lain.
f. Selalu memperhatikan orang yang mengajak bicara
g. Berikan respons yang baik, mendukung, dan tidak menyinggung ketika ada yang mengajak bicara
Faktor-faktor yang Memengaruhi Komunikasi
Kelompok
a. Ukuran kelompok: kelompok yang efektif mempunyai jumlah anggota yang tidak terlalu
kecil ataupun terlalu besar.
b. Tujuan kelompok: tujuan yang telah disepakati bersama akan mudah dicapai karena
semua anggota mempunyai tujuan yang sama. Satukan tujuan dalam kelompok,
minimalkan sifat individualisme yang dapat mengganggu pencapaian tujuan bersama.
c. Kohesivitas anggota kelompok adalah penting karena menunjukkan kekuatan dan
kekompakan kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
d. Jaringan komunikasi (networking) diperlukan untuk mendapatkan peluang dalam
mencapai tujuan bersama.
e. Kepemimpinan kelompok diperlukan pemimpin yang bisa mengayomi seluruh anggota,
tidak berpihak, dan akomodatif sehingga bisa meningkatkan kohesivitas kelompok.
Daftar Pustaka
• Afnuhazi, R. (2015). Komunikasi terapeutik dalam keperawatan jiwa.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.
• Anjaswarni. (2016). Komunikasi dalam keperawatan. Jakarta: Pusdik SDM
Kesehatan.
• Nasir, A., Muhith, A., Sajidin, M., & Mubarak, W.I. (2009). Komunikasi
dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
• Stuart, G. W., 2009. Principles and Practice of Psychiatric Nursing. Ed 9th .
Mosby: Elsevier
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai