keperawatan II, diharapkan mahasiswa mendemonstrasikan: 1.Tujuan Komunikasi Terapeutik 2.Helping Relationship TUJUAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK a. Membantu mengatasi masalah klien untuk mengurangi beban perasaan dan pikiran. b. Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk klien /pasien. c. Memperbaiki pengalaman emosional klien. d. Mencapai tingkat kesembuhan yang diharapkan HELPING RELEATION SHIP • Helping relationship adalah hubungan yang terjadi antara dua atau lebih individu maupun kelompok yang saling memberikan dan menerima bantuan atau dukungan untuk memenuhi kebutuhan dasar sepanjang kehidupan. Perawat adalah sebagai helper yang berperan membantu klien untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia klien. Tujuan hubungan terapeutik diarahkan untuk mencapai kesembuhan klien dan beberapa dimensi sebagai berikut: • Realisasi diri, penerimaan diri dan menghargai diri sendiri • Mengetahui identitas diri dengan jelas dan meningkatkan integritas diri. • Mampu membentuk hubungan yang hangat, mandiri dalam kapasitas memberi dan menerima kasih sayang • Meningkatkan fungsi dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan yang realistis. Karakteristik perawat dalam Helping Relationship Kesadaran diri Perawat sebagai penolong harus mampu menjawab pertanyaan “siapakah saya?”, “perawat seperti apakah saya ini?”. Perawat memperhatikan kebutuhan biologis, psikologis, dan sosial- kultural klien dari sudut pandang klien Klarifikasi nilai Klarifikasi nilai merupakan suatu metode dimana seseorang dapat menemukan nilai-nilai dengan mengkaji, mengeksplorasi, dan menentukan nilainilai pribadi serta bagaimana nilai-nilai tersebut digunakan dalam mengambil keputusan Eksplorasi nilai Eksplorasi perasaan merupakan hal yang perlu dilakukan agar perawat terbuka dan sadar terhadap perasaannya sehingga ia dapat mengontrol perasaannya. Individu yang tidak mampu mengungkapkan perasaannya dapat merusak interaksinya dengan orang lain. Model peran Berperan sebagai role model artinya menggunakan diri sebagai alat melalui contoh yang ditampilkan oleh perawat. Perawat yang memiliki kepribadian yang baik dapat melakukan tindakan secara profesional maupun model yang baik bagi klien. Altruism Altruisme merupakan tindakan sukarela untuk membantu orang lain tanpa pamrih atau mengharapkan imbalan dari orang lain. Altruisme memberikan perhatian penuh kepada klien, memberikan pertolongan dengan segera pada saat klien tidak mampu melakukan suatu tind Etik dan tanggung jawab Perawat sebagai profesi mempunyai kode etik dan tanggung jawab tertentu yang menggambarkan nilai-nilai dalam melakukan asuhan keperawatan. KONSEP KOMUNIKASI (PERAWAT - PERAWAT) Komunikasi dalam bidang keperawatan merupakan proses untuk menciptakan hubungan antara tenaga Kesehatan dan pasien untuk mengenal kebutuhan pasien dan menemukan rencana Tindakan serta kerjasama dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Oleh karena itu komunikasi antar perawat memegang peran penting memecahkan masalah yang dihadapai. pada dasarnya komunikasi merupakan komunikasi proposional yang mengarah pada tujuan yaitu penyembuhan pasien pada komunikasi tersebut terdapat dua komponen penting yaitu proses komunikasi dan efek komunikasi. KONSEP KOMUNIKASI (PERAWAT – KLIEN) • Komunikasi terapeutik digunakan oleh perawat pada setiap asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien. Untuk mencapai hubungan terapeutik, maka perawat harus memahami setiap tahapan-tahapan dalam hubungan terapeutik. Setiap tahapan memiliki makna terapeutik tersendiri, oleh karena itu setiap tahapan menjadi penting dipelajari agar dapat menjadi perawat profesional dalam melakukan asuhan keperawatan. • tahapan hubungan terapeutik terdiri dari fase pra interaksi, orientasi, kerja dan fase terminasi. KONSEP KOMUNIKASI (PERAWAT - KELUARGA) • Melakukan komunikasi dalam keluarga/kelompok tidaklah mudah. Komunikator harus mempunyai cara-cara strategis sebagai upaya agar tujuan komunikasi tercapai. Berikut upaya meningkatkan komunikasi dalam keluarga/kelompok. a. Saling memahami antar anggota kelompok agar dapat diketahui komunikasi seperti apa yang harus ia lakukan demi lancarnya komunikasi tersebut. b. Pemimpin kelompok dapat mengatur dengan baik setiap anggota kelompok agar proses komunikasi antar anggota kelompok dapat berkembang dengan baik. c. Berkomunikasi yang jelas, sopan, dan sesuai etika yang berlaku agar tidak terjadi salah paham dan saling menyinggung antara anggota kelompok. d. Saling menghargai anggota kelompok lain. e. Jangan menyela pembicaraan orang lain. f. Selalu memperhatikan orang yang mengajak bicara g. Berikan respons yang baik, mendukung, dan tidak menyinggung ketika ada yang mengajak bicara Faktor-faktor yang Memengaruhi Komunikasi Kelompok a. Ukuran kelompok: kelompok yang efektif mempunyai jumlah anggota yang tidak terlalu kecil ataupun terlalu besar. b. Tujuan kelompok: tujuan yang telah disepakati bersama akan mudah dicapai karena semua anggota mempunyai tujuan yang sama. Satukan tujuan dalam kelompok, minimalkan sifat individualisme yang dapat mengganggu pencapaian tujuan bersama. c. Kohesivitas anggota kelompok adalah penting karena menunjukkan kekuatan dan kekompakan kelompok untuk mencapai tujuan bersama. d. Jaringan komunikasi (networking) diperlukan untuk mendapatkan peluang dalam mencapai tujuan bersama. e. Kepemimpinan kelompok diperlukan pemimpin yang bisa mengayomi seluruh anggota, tidak berpihak, dan akomodatif sehingga bisa meningkatkan kohesivitas kelompok. Daftar Pustaka • Afnuhazi, R. (2015). Komunikasi terapeutik dalam keperawatan jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing. • Anjaswarni. (2016). Komunikasi dalam keperawatan. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan. • Nasir, A., Muhith, A., Sajidin, M., & Mubarak, W.I. (2009). Komunikasi dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. • Stuart, G. W., 2009. Principles and Practice of Psychiatric Nursing. Ed 9th . Mosby: Elsevier TERIMA KASIH