Anda di halaman 1dari 24

Hukum Pemerintahan Daerah

PENATAAN DAERAH

Bagian Hukum Administrasi Negara


Fakultas Hukum Universitas Andalas
Kondisi Nyata :
Dalam kurun waktu 2000-2010 telah terjadi
pemekaran daerah secara massif, yang tidak
pernah terjadi pada era-era sebelumnya
Saat ini Indonesia memiliki 530 daerah otonom;
34 Provinsi, 398 Kabupaten, 93 Kota, 5 Kota
Administrastif, dan 1 Kabupaten Administratif
Selama 1999-2009 terbentuk 205 daerah
otonom baru dari berbagai tingkatan atau
bertambah lebih dari 63% dibandingkan dengan
jumlah daerah otonom di akhir masa orde baru
Problem yang muncul :
Terdapat permasalahan penentuan batas
wilayah pasca pemekaran daerah otonom yang
berimplikasi terhadap ketidakefektifan
penyelenggaraan pemerintahan daerah otonom
baru
Terdapat permasalahan pengalihan aset pada
pemerintah daerah otonom yang masih
ditangani oleh daerah induk
Persoalan pengalihan status SDM (PNS) yang
dialihkan ke daerah otonom baru
Problem yang muncul :
Daerah otonom baru tidak memiliki kemampuan
dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah
Pembentukan daerah otonom baru lebih dipicu
oleh adanya insentif fiskal yang diberikan oleh
Pemerintah Pusat kepada daerah otonom
Daerah otonom baru lebih mengandalkan sumber
pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dari
alokasi anggaran yang bersumber dari Pemerintah
Pusat. Rata-rata PAD hanya 18,33 % dari APBD
Tujuan Penataan Daerah
Dalam pelaksanaan Desentralisasi dilakukan penataan
daerah dengan tujuan:
 Mewujudkan efektifitas penyelenggaraan daerah
 Mempercepat peningkatan kesejahteraan daerah
 Mempercepat peningkatan kualitas pelayanan publik
 Meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan
 Meningkatkan daya saing nasional dan daya saing
daerah
 Memelihara keunikan adat istiadat, tradisi dan
budaya daerah
Penataan Daerah:

Pembentukan Daerah
Penyesuaian Daerah
Pembentukan Daerah :
Penataan status daerah
pada wilayah tertentu

(Pasal 1 angka 20 UU No.23


Tahun 2014)
Pembentukan daerah dapat
berupa :
Pemekaran Daerah;
mencakup pembentukan
Daerah Provinsi dan
pembentukan Daerah
Kabupaten/Kota
Penggabungan Daerah :
Provinsi atau
Kabupaten/Kota
 Pemecahan Daerah Provinsi atau
Daerah Kabupaten/Kota untuk
menjadi dua atau lebih Daerah Baru
 Penggabungan bagian daerah dari

daerah yang bersanding dalam 1 (satu)


Daerah Provinsi menjadi satu daerah
baru
PROSEDUR PEMEKARAN DAERAH
Pemekaran daerah melalui tahapan
Daerah Persiapan (Provinsi,
Kabupaten/Kota) yang ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah
Daerah Persiapan harus memenuhi
persyaratan dasar dan persyaratan
administratif
PERSYARATAN DASAR :
Persyaratan Dasar Kewilayahan; luas wilayah
minimal, jumlah penduduk minimal , batas wilayah,
cakupan wilayah, batas usia minimal Provinsi,
Kabupaten/Kota, dan Kecamatan)

Persyaratan Dasar kapasitas Daerah; kemampuan


daerah untuk berkembang dalam mewujudkan
kesejahteraan masyarakat yang didasarkan pada
geografi, demografi, keamanan, sosial politik, adat
dan tradisi, potensi ekonomi, keuangan daerah,
kemampuan penyelenggaraan pemerintahan
SYARAT ADMINSTRATIF :
Pembentukan Provinsi :
1. Persetujuan bersama DPRD
Kabupaten/Kota dengan
Bupati/Walikota yang akan menjadi
cakupan wilayah daerah persiapan
Provinsi
2. Persetujuan bersama DPRD Provinsi
induk dengan Gubernur Daerah
Provinsi induk
SYARAT ADMINSTRATIF :
Pembentukan Daerah Kabupaten/Kota :
1. Keputusan musyawarah Desa yang akan
menjadi Cakupan Wilayah Daerah
Kabupaten/Kota
2. Persetujuan bersama DPRD Kabupaten/kota
induk dengan Bupati/Walikota Daerah Induk
3. Persetujuan bersama DPRD Provinsi dengan
Gubernur dari Daerah Provinsi yang
mencakup Daerah Persiapan Kabupaten/kota
yang akan dibentuk
PROSEDUR PEMEKARAN DAERAH
 Daerah persiapan; untuk jangka waktu 3 tahun
 Daerah Persiapan diusulkan oleh Gubernur
kepada Pemerintah Pusat, DPR, dan DPD
setelah memenuhi persyaratan dasar
kewilayahan dan persyaratan administratif
 Pemerintah Pusat melakukan penilaian atas
pemenuhan persyaratan dasar kewilayahan
dan persyaratan administratif
 Hasil penilaian disampaikan kepada DPR dan
DPD
PROSEDUR PEMEKARAN DAERAH
 Jika memenuhi persyaratan, dengan
persetujuan DPR dan DPD, Pemerintah
membentuk tim independen
 Hasil kajian tim independen disampaikan
kepada Pemerintah Pusat untuk selanjutnya
dikonsultasikan kepada DPR dan DPD
 Hasil konsultasi menjadi pertimbangan
Pemerintah Pusat dalam menetapkan
kelayakan pembentukan Daerah Persiapan.
PENGGABUNGAN DAERAH :
 Penggabungan dilakukan dalam hal daerah
atau beberapa daerah tidak mampu
menyelenggarakan otonomi daerah
 Penggabungan dalam bentuk :
 Penggabungan dua Daerah Kabupaten/Kota
atau lebih yang bersanding dalam satu Daerah
Provinsi menjadi Daerah Kabupaten/Kota baru
 Penggabungan dua Daerah Provinsi atau lebih
yang bersanding menjadi Daerah Provinsi baru
PROSEDUR PENGGABUNGAN DAERAH :
 Kesepakatan daerah yang bersangkutan dan harus
memenuhi syarat administratif dan persyaratan
dasar kapasitas daerah, atau
 Hasil evaluasi Pemerintah Pusat

 Penggabungan Daerah Kabupaten/Kota yang


didasarkan kesepakatan daerah, diusulkan oleh
Gubernur kepada Pemerintah Pusat, DPR atau DPD
 Penggabungan Daerah Provinsi yang didasarkan
kesepakatan daerah, diusulkan secara bersama
oleh Gubernur yang daerahnya akan digabungkan
kepada Pemerintah Pusat, DPR atau DPD
PROSEDUR PENGGABUNGAN DAERAH :
 Berdasarkan usulan tersebut, Pemerintah
Pusat melakukan penilaian terhadap
pemenuhan persyaratan administratif.
 Hasil penilaian disampaikan kepada DPR dan
DPD
 Pemerintah Pusat dengan persetujuan DPR
dan DPD membentuk tim kajian independen
 Hasil kajian tim independen kepada
Pemerintah Pusat untuk selanjutnya
dikonsultasikan kepada DPR dan DPD
PROSEDUR PENGGABUNGAN DAERAH :
 Hasil konsultasi menjadi pertimbangan bagi
Pemerintah Pusat, DPR dan DPD dalam
pembentukan undang-undang mengenai
penggabungan daerah
 Dalam hal penggabungan tidak layak,
disampaikan penolakan secara tertulis
disertai dengan alasan penolakan kepada
Gubernur
 Disetujui, Pemerintah Pusat mengajukan RUU
penggabungan daerah kepada DPR dan DPD
Pembentukan Daerah
berdasarkan pertimbangan
kepentingan strategis nasional
berlaku untuk; Daerah
perbatasan, Pulau-pulau terluar,
dan Daerah tertentu untuk
menjaga kepentingan dan
kedaulatan NKRI
PENYESUAIAN DAERAH
Penyesuaian daerah berupa :
Perubahan batas wilayah
Perubahan nama daerah
Pemberian nama dan perubahan nama
bagian rupa bumi
Pemindahan ibu kota
Perubahan nama ibu kota
Penyesuaian Daerah berdasarkan
pertimbangan kepentingan
strategis nasional berupa
perubahan batas wilayah daerah
dan pemindahan Ibu Kota

Anda mungkin juga menyukai