Anda di halaman 1dari 37

PENGANTAR

Luis Echeverria Alvarez (1971)

HUKUM EKONOMI INTERNASIONAL

Kewajiban-Kewajiban
Hak-Hak Ekonomi Negara Ekonomi Negara

Perlu ada kesepakatan internasional


Karena belum diatur dalam Piagam PBB
NEGARA-NEGARA KELOMPOK 77

UNCTAD

RESOLUSI 45 (III)
18 Mei 1972

“ . . . Stressed the urgency to establish generally accepted norms to govern


international economic relations systematically and recognized that it is not
feasible to establish a joint order and a stable order as long as a charter to
protect the rights of all countries, and in particular the developing states, is
not formulated”.
KRISIS MINYAK DUNIA 1973

MAJELIS UMUM PBB (1974)

1. The Resolution on the Establishment of a New


International Economic Order (Resolusi 3201
(S-VI) 1 Mei 1974); dan
2. The Programme of Action on the Establishment of
a New International Economic Order (Resolusi 3202
(S-VI) 1 Mei 1974).
PIAGAM CERDS
(Charter of Economic Rights and Duties of States)

Latar belakang CERDS


1. Semakin terpuruknya perekonomian Negara-negara berkembang
pada tahun 1960-an
2. Keadaan perekonomian buruk ini tidak berobah meskipun
berbagai upaya telah dilakukan oleh forum PBB
3. Piagam CERDS pertama kali diusulkan oleh Presiden Meksiko
bernama Luis Ecevveria Alfvares pada tahun 1972 di forum
UNTAD
4. Usulan ini mendapat dukungan dari cukup banyak negara
berkembang (kelompok 77)
5. Usulan ini direspon dalam resolusi 45 (III 18 Mei 1972) yang
menyatakan perlunya pembentukan norma-norma (hukum yang
diterima umum untuk mengatur secara sistematis hubungan-
hubungan ekonomi internasional
Isi Piagam CERDS
Piagam CERDS terdiri dari 34 Pasal, yang diklompokkan
menjadi 5 topik :
1. Mukadimah
2. Prinsip-prinsip fundamental mengenai hubungan-
hubungan ekonomi internasional
3. Hak-hak dan Kewajiban-kewajiban ekonomi negara-
negara
4. Tanggungjawab bersama terhadap masyarakat
Internasional
5. Ketentuan penutup
MUKADIMAH

1. Menciptakan kemakmuran yang lebih luas di antara semua


negara dan standar hidup yang lebih tinggi bagi semua bangsa;
2. Memajukan ekonomi dan sosial semua bangsa, khususnya
negara sedang berkembang oleh segenap masyarakat
internasional, memajukan kerjasama atas dasar keuntungan dan
manfaat timbal balik bagi semua negara pencinta damai yang
bersedia melaksanakan ketentuan-ketentuan Piagam di bidang
ekonomi, perdagangan, ilmu pengetahuan dan teknik tanpa
memandang sistem politik, ekonomi dan sosial;
3. Menanggulangi rintangan-rintangan utama bagi pembangunan
ekonomi negara-negara berkembang;
4. Memajukan perkembangan ekonomi negara-negara berkembang
untuk mengurangi jurang pemisah antara negara berkembang
dengan negara maju; dan
5. Melindungi dan memelihara lingkungan.
Prinsip-Prinsip Fundamental
Hubungan Ekonomi Internasional

1. Kedaulatan, integritas wilayah dan kemerdekaan politik


negara-negara;
2. Persamaan kedaulatan semua negara;
3. Non-Agresi;
4. Non-intervensi;
5. Saling memberi manfaat dan adil;
6. Koeksistensi damai;
7. Hak-Hak sama dan penentuan nasib sendiri bagi
rakyat;
8. Penyelesaian sengketa secara damai;
9. Memperbaiki ketidakadilan yang disebabkan oleh satu
negara;
Prinsip-Prinsip Fundamental
Hubungan Ekonomi Internasional

10. Melaksanakan kewajiban-kewajiban internasional


dengan ihtikad baik;
11. Menghormati Hak Azasi Manusia dan kebebasan
fundamenal;
12. Tidak mencari hegemoni dan pengaruh kekuasaan;
13. Memajukan keadilan sosial internasional;
14. Kerjasama internasional untuk pembangunan; dan
15. Akses bebas ke dan dari laut oleh negara-negara yang
dikelilingi oleh darat dalam ruang lingkup prinsip-
prinsip di atas.
Kedaulatan dan PMA Serta Harta Kekayaan
Yang Dibagi (Shared Resources)
Kadaulatan Negara

Full Sovereignty Shared Sovereignty

Pasal 2 Pasal 3

Every State has and shall freel xercise Dalam mengeksploitasi kekayaan alam
full and permanent sovereignty, … over oleh dua atau lebih negara, masing-
all its wealth, natural resources and masing negara harus bekerjasama atas
economic activities.(Setiap negara dasar suatu sistem informasi dan ber-
memiliki dan bebas melaksanakan konsultasi sebelumnya untuk mencapai
kedaulatan penuh dan permanen, atas pemanfaatan optimal tanpa merugikan
semua kekayaan sumber daya alam kepentingan sah negara lainnya
dan kegiatan ekonominya)
Full Sovereignty

Prinsip Iktikad Baik

Nasionalisasi
Pendirian
Waiver of Sovereignty Ekspropriasi

Non-Diskriminasi PMA Perlakuan Sama

Hukum Nasional Hukum Internasional

Pengadilan Nasional & Arbitase


ATURAN-ATURAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Pasal 4

Hak setiap negara untuk melakukan perdagangan


internasional dan bentuk-bentuk kerjasama
ekonomi lainnya tanpa memandang perbedaan-
perbedaan sistem politik, ekonomi dan sosial.

PRINSIP NON-DISKRIMINASI
Pasal 14
Setiap negara berkewajiban untuk bekerjasama dalam memajukan
perluasan dan liberalisasi perdagangan dunia dan meningkatkan
kesejahteraan dan standar kehidupan semua rakyatnya, khususnya
bagi negara-negara berkembang.

PRINSIP LIBERALISASI
EKONOMI

Negara maju harus memberikan perlakuan, perluasan dan peningkatan sistem


tarif preferensial yang sifatnya tidak timbal balik (tanpa pamrih) dan non-
Diskriminatif kepada negara-negara berkembang yang sesuai dengan kesim-
pulan-kesimpulan atau keputusan-keputusan yang diambil di dalam organisasi
internasional yang kompeten. (Pasal 18)
Pasal 28

Negara-negara maju harus memberikan


pertimbangan-pertimbangan serius untuk
mengambil upaya-upaya lainnya yang layak dan
memungkinkan guna memenuhi kebutuhan-
kebutuhan perdagangan dan pembangunan
negara-negara berkembang.
Pasal 21

Untuk memajukan perluasan perdagangan, negara-negara


berkembang harus berusaha untuk memberikan
preferensi-preferensi perdagangan kepada negara-negara
berkembang lainnya tanpa harus memberikan preferensi
tersebut kepada negara-negara maju, asalkan bahwa
usaha-usaha demikian itu tidak menghalangi liberalisasi
dan perluasan perdagangan umum. .
Pasal 26

International trade should be conducted without


prejudice to generalized non-discriminatory and
non-reciprocal preferences in favour of developing
nations, on the basis of mutual advantage,
equitable benefits and the exchange of most-
favoured-nation treatment.
Pasal 28

Semua negara wajib bekerjasama dalam mencapai


penyesuaian-penyesuaian harga ekspor negara-negara
berkembang dalam kaitannya dengan harga impor mereka.
Hal ini dilakukan guna memajukan persyaratan-
persyaratan perdagangan yang adil bagi negara-negara
berkembang menurut cara-cara yang menguntungkan bagi
produsen dan adil baik untuk produsen maupun konsumen.
Pasal 19

Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi


negara-negara berkembang dan memperkecil
jurang ekonomi negara-negara berkembang dan
negara maju, maka negara maju harus
memberikan preferensi umum, prinsip non-pamrih
(non-reciprocal), dan non-diskriminatif kepada
negara-negara sedang berkembang di bidang
kerjasama ekonomi internasional manakala
memungkinkan.
Pasal 25

Negara-negara harus meperhatikan kebutuhan-


kebutuhan dan masalah-masalah khusus negara
miskin diantara negara-negara berkembang dan
negara-negara kepulauan yang sedang
berkembang dengan tujuan membantu negara-
negara tersebut untuk menanggulangi kesulitan-
kesulitan khusus mereka dan karena itu
membantu pembangunan ekonomi dan sosial
mereka.
Pasal 10

Semua negara secara hukum memiliki


kedudukan yang sama sebagai anggota
masyarakat internasional. Karena itu,
semua negara memiliki hak yang sama
dalam proses pengambilan keputusan
dalam menyelesaikan masalah-masalah
ekonomi, keuangan dan moneter dunia
melalui organisasi internasional.
Pasal 11

Semua negara harus bekerjasama untuk


memperkuat dan meningkatkan effisiensi
organisasi internasional guna merealisasi-
kan upaya-upaya meningkatkan pertumbuh-
an ekonomi semua negara khususnya
negara berkembang.
Pasal 12

Negara-negara memiliki hak untuk bergabung dalam


kelompok-kelompok kerja sama subregional, regional dan
interregional dalam upayanya mengejar pembangunan
ekonomi dan sosialnya.

Semua negara yang terikat dalam kerjasama seperti itu


berkewajiban menjamin agar kebijaksanaan kelompok
dimaksud tidak bertentangan dengan ketentuan Piagam
dan konsisten dengan kewajiban-kewajiban internasional
dan kebutuhan kerjasama ekonomi internasional serta
kepentingan yang sah dari negara berkembang.
Pasal 13: 1

• Setiap negara berhak untuk memdapatkan


manfaat dari kemajuan dan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
meningkatkan pembangunan sosial dan
ekonominya
• Semua negara berkewajiban untuk
memajukan kerjasama ilmu pengetahuan dan
teknologi dan alih teknologi antar negara
dengan memperhatikan semua kepentingan
yang sah, termasuk, antara lain, hak dan
kewajiban pemegang, pemasok dan penerima
teknologi.
Pasal 13: 2, 3 dan 4

2. Negara-negara harus memberi kesempatan kepada


negara berkembang untuk mendapatkan teknologi dan
pembentukan teknologi dasar bagi kepentingan
ekonomi dan kebutuhan negara berkembang;
3. Negara-negara maju harus bekerjasama dengan
negara-negara berkembang dalam membentuk,
memperkuat dan membangun infrastruktur dan
penelitian ilmu pengetahuan guna membantu
perluasan dan peningkatan ekonomi negara
berkembang;
4. Semua negara harus bekerjasama dalam bidang
penelitian guna mengembangkan pedoman-pedoman
atau pengaturan-pengaturan yang diterima secara
internasional untuk alih teknologi, dengan
memperhatikan kepentingan negara berkembang.
Ketentuan Alih Teknologi

• Article 66 (2) TRIPS


• Peraturan WTO: IP/C/28 20 February
2003
Pasal 7

• Setiap negara memiliki tanggungjawab


utama untuk memajukan pertumbuhan
ekonomi sosial dan budaya rakyatnya;
• Setiap negara secara individu maupun
kolektif diwajibkan untuk bekerjasama
dalam menghapuskan rintangan-rintangan
yang menghambat mobilisasi dan
penggunaan kekayaan alamnya.
Pasal 8

Setiap negara harus:


1. bekerjasama dalam memperlancar
hubungan ekonomi internasional yang
lebih rasional dan adil; dan
2. menggalakkan perubahan-perubahan
struktural dalam perekonomian dunia
yang harmonis sesuai dengan kebutuhan
dan kepentingan semua negara,
khususnya negara berkembang.
Pasal 9

Semua negara memiliki tanggungjawab


untuk bekerjasama di dalam lapangan
ekonomi, sosial dan budaya, ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk
memajukan tingkat ekonomi dan sosial di
seluruh dunia, khususnya negara
berkembang.
Tanggung Jawab Bersama

Pasal 29 Pasal 30

Common Responsibility Common Responsibility


towards To Protect
the International Commodity the Environment

Anda mungkin juga menyukai