Anda di halaman 1dari 18

REGULASI SUMBER DAYA AIR

DI INDONESIA

Laboratorium Geologi Lingkungan & Hidrogeologi


Fakultas Teknik Geologi
UNPAD 2021
Air  semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan
tanah, ang berada di darat. termasuk dalam pengertian ini air
permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut

Air Permukaan  semua air yang terdapat pada permukaan tanah.


Air Tanah  Air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan tanah.
Sumber Air  tempat atau wadah air alami dan/ atau buatan yang terdapat
pada, di atas, atau di bawah permukaan tanah.
Daya Air  potensi yang terkandung dalam Air dan/atau pada Sumber Air
yang dapat memberikan manfaat ataupun kerugian bagi
kehidupan dan penghidupan manusia serta lingkungannya.
DAS  suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan
sungai dan anak-anak sungai, yang berfungsi menampung,
menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke
danau atau ke laut secara alamiah dengan batas di darat merupakan
pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan
yang masih terpengaruh aktivitas daratan.

CAT  suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis, tempat


semua kejadian hidrogeologis seperti proses pengimbuhan, pengaliran,
dan pelepasan air tanah berlangsung.
Pengelolaan Sumber Daya Air  upaya merencanakan, melaksanakan,
memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan Konservasi Sumber Daya
Air, Pendayagunaan Sumber Daya Air, dan Pengendalian Daya Rusak Air.
Pelindungan Sumber Air  upaya pengamanan sumber air dari
kerusakan yang ditimbulkan, baik akibat tindakan manusia maupun
gangguan yang disebabkan oleh daya alam.

Regulasi  seperangkat peraturan untuk mengendalikan suatu tatanan


yang dibuat supaya bebas dari pelanggaran dan dipatuhi semua
anggotanya (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Regulasi dibuat oleh pemerintah atau otoritas lain untuk mengontrol cara
sesuatu yang dilakukan atau cara orang berperilaku (Collins Dictionary).
Campur tangan negara terhadap air sbg milik bersama
ditetapkan UUDRI 1945 :
1. Pasal 33 ayat (2) dan ayat (3) melalui hak menguasai negara atas air
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

2. Prinsip pengelolaan sumber daya air terutama air irigasi pertanian


melalui kelembagaan lokal menurut Pasal 18B ayat (2) UUD RI 1945,

maka ada kewajiban pemerintah daerah mengakui dan menghormati


kesatuan masyarakat hukum adat (adat rechtsgemenschap) dan berbagai
hak tradisionalnya (constitutional respect and recognition).
PERMASALAHAN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

1. Konflik penggunaan sumber air  kompetisi penggunaan air


1. Konflik penggunaan sumber air  kompetisi penggunaan air
2. Perkembangan jumlah penduduk dan industri cenderung naik terus,
2. Perkembangan jumlah penduduk dan industri cenderung naik terus,
namun fasilitas pelayanan air cenderung tetap
namun fasilitas pelayanan air cenderung tetap
3. Kepastian hukum tidak tegas
3. Kepastian hukum tidak tegas
4. Pengawasan dan pengendalian tidak terlaksana secara optimal
4. Pengawasan dan pengendalian tidak terlaksana secara optimal
5. Keterbatasan data dan informasi
5. Keterbatasan data dan informasi
6. Tidak sinkron dgn perencanaan penataan ruang
6. Tidak sinkron dgn perencanaan penataan ruang
Keterbatasan suplai air Pengambilan Air
Keterbatasan suplai air Pengambilan Air
dari sumber air Sumber Air Tanah Tidak
dari sumber air Sumber Air Tanah Tidak
permukaan yg Tanah menjadi Terkendali &
permukaan yg Tanah menjadi Terkendali &
potensinya sangat A kibatn alternatif utama Banyak Sumur
potensinya sangat y alternatif utama Banyak Sumur
besar  belum a Ilegal
besar  belum Ilegal
terkelola secara optimal
terkelola secara optimal

- Kecenderungan penurunan muka air


- Kecenderungan penurunan muka air
tanah yg menerus
tanah yg menerus
- Potensi air tanah cenderung turun
- Potensi air tanah cenderung turun
- Land subsidence
- Land subsidence
- Intrusi air laut (di daerah pantai)
- Intrusi air laut (di daerah pantai)
- Kerusakan lingkungan air tanah
- Kerusakan lingkungan air tanah
CEKUNGAN AIR TANAH

CAT lintas negara 4


ditetapkan :
CAT lintas provinsi 36
Peraturan Menteri ESDM No. 2 Tahun 2017
tentang Cekungan Air Tanah di Indonesia CAT dalam provinsi 381
Jumlah 421
CEKUNGAN AIR TANAH DI JAWA BARAT

CAT Jawa Barat 27 :


- 8 CAT lokal
- 15 CAT lintas kab/kota
- 4 CAT lintas provinsi

Sumber : Permen ESDM No. 2 Tahun 2017


REGULASI SUMBER DAYA AIR = UU

1. Aglemeen Water Reglement 1936 regulasi mewujudkan pembangunan


1. Aglemeen Water Reglement 1936 regulasi mewujudkan pembangunan
sumber daya air khususnya irigasi
sumber daya air khususnya irigasi
2. Undang-Undang No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan 
2. Undang-Undang No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan 
mencakup irigasi, pengelolaan sungai dan pengendalian
mencakup irigasi, pengelolaan sungai dan pengendalian
banjir, reklamasi rawa dan pasang surut
banjir, reklamasi rawa dan pasang surut
3. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air 
3. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air 
Pengelolaan sumber daya alam berbasis pasar (Market Based
Pengelolaan sumber daya alam berbasis pasar (Market Based
Resources Management)  dibatalkan MK : 85/PUU-XI/2013
Resources Management)  dibatalkan MK : 85/PUU-XI/2013
4. Undang-Undang No. 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air 
4. Undang-Undang No. 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air 
sebuah system pengelolaan sumberdaya yang lebih efektif dan efisien,
sebuah system pengelolaan sumberdaya yang lebih efektif dan efisien,
konsep pengelolaan cooperative management (sistem pengelolaan
konsep pengelolaan cooperative management (sistem pengelolaan
secara bersama antara masyarakat lokal dengan pemerintah,
secara bersama antara masyarakat lokal dengan pemerintah,
memperhatikan nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan
memperhatikan nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan
masyarakat
masyarakat
REGULASI SUMBERSEJAK
DAYA AIR
1974  = PPRI
REGULASI PENGELOLAAN AIR TANAH OLEH
KESDM

1. PPRI No 22 Tahun 1982 Tentang Tata Pengaturan Air


2. PPRI No 35 Tahun 1991 Tentang Sungai
3. PPRI No 43 Tahun 2008 Tentang Air Tanah
4. PPRI No 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan
Pengendalian Pencemaran Air
5. PPRI No 38 Tahun 2011 Tentang Sungai
6. PPRI No 37 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
7. PPRI No 121 Tahun 2015 Tentang Pengusahaan Sumber Daya Air
8. PerPres RI No10 Tahun 2017 Tentang Dewan Sumber Daya Air Nasional
REGULASI SUMBER DAYA AIR = PERMEN/KEPMEN
1. Peraturan Menteri ESDM No 2 Tahun 2016 Tentang Cekungan Air
Tanah Di Indonesia
2. Peraturan Menteri ESDM No 20 Tahun 2017 Tentang Pedoman
Penetapan Nilai Perolehan Air Tanah
3. Peraturan Menteri ESDM No 31 Tahun 2018 Tentang Pedoman
Penetapan Zona Konservasi Air Tanah

1. KEPMEN LH No 115 Tahun 2003 Tentang Pedoman Penentuan


Status Mutu Air
2. PERMENKES No 32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk
Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan
Pemandian Umum
3. PERMENKES No 492/Menkes/Per/Iv/2010 Tentang Persyaratan
Kualitas Air Minum
Surat Edaran Menteri ESDM Nomor 01.E/40/MEM/2015 Tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Di Bidang Air Tanah Setelah Putusan
Mahkamah Konstitusi 

1. Pengusahaan atas air tidak boleh mengganggu, mengesampingkan,


apalagi meniadakan hak rakyat atas air;
2. Negara harus memenuhi hak rakyat atas air. Akses terhadap air
adalah salah satu hak asasi tersendiri;
3. Kelestarian lingkungan hidup, sebagai salah satu hak asasi
manusia, sesuai dengan Pasal 28 H ayat (1) UUD 1945;
4. Pengawasan dan pengendalian oleh negara atas air sifatnya mutlak;
5. Prioritas utama yang diberikan pengusahaan atas air adalah Badan
Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah; dan
6. Pemerintah masih dimungkinkan untuk memberikan izin kepada
usaha swasta untuk melakukan pengusahaan atas air dengan
syarat-syarat tertentu dan ketat.
REGULASI SUMBER DAYA AIR = PERDA

1. PERDA JABAR No 2 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Lingkungan


Geologi
2. PERDA JABAR No 7 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air
3. PERDA JABAR No 1 Tahun-2017 Pengelolaan Air Tanah

 Pertimbangan Teknis Izin Pengeboran Air Tanah


 Pertimbangan Teknis Izin Penggalian Air Tanah
 Pertimbangan Teknis Izin Pemakaian Air Tanah
 Pertimbangan Teknis Izin Pengusahaan Air Tanah
PETA ZONA KONSERVASI AIR TANAH JAWA BARAT
SISTEM INFORMASI AIR TANAH
Perencaanaan
Penyusunan jangka panjang,
Rencana menengah, dan
KBU, kawasan Pengelolaan pendek
starategis, zona Air Tanah
industri, dll

Dukungan Penetapan
Penataan Zona
Ruang Konservasi
Sistem
Informasi Zona
perlindungan
Arahan konstruksi dan
sumur, hak dan pemanfaatan
kewajiban
pemegang izin

Pelayanan Dukungan
Perencanaan rencana
Rekomendasi pembinaan dan
Pemantauan pengawasan
Teknis
TANTANGAN KELEMBAGAAN DI MASA DATANG

WEWENANG & TANGGUNG BOBOT


JAWAB CAKUPAN

Rendah Sedang Tinggi

Kebijakan Nasional Nasional

Menetapkan Cekungan Air Tanah Nasional


Menetapkan dan Updating Zona Konservasi
Air Tanah pada CAT Lintas Provinsi dan Lintas 40 CAT
Negara
PEMERINTAH
Bantuan Teknis dan Bimbingan Teknis 33 Provinsi

Pengawasan 33 Provinsi

Pengelolaan Sistem Informasi 33 Provinsi

Pelayanan publik lainnya 33 Provinsi

Keterangan:
Kebutuhan personil
Kebutuhan alat/sarana/dll
Tingkat rutinitas/frekuensi kegiatan
Save water,
save the world.

Semoga
materi ini
dapat
imengerti
dan
bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai