Anda di halaman 1dari 13

Dinamika Historis Konstitusional, Sosial Politik, Kultural,

serta Konteks Kontemporer Penegak Hukum Yang


Berkeadilan
Disusun Oleh :

• Aditya Fauzi Permana (3300210148)

• Aldy Wahyu Pratama ( 3300210020)


• Khaira Ispandiar ( 33002100044 )
• Liza Nur’Azizah ( 3300210079)
• Putri Anggraeni Salsabila ( 3300210118)
• Rini Rohmawati ( 3300210124)
• Savanna Maura Priasta ( 3302101122)
HUKUM YANG
BERKEADILAN
Indonesia merupakan negara hukum. Hukum merupakan
peraturan yang bertujuan untuk mengatur kehidupan dan
menciptakan ketentraman dalam bermasyarakat. Hukum harus
ditegakkan secara konsekuen agar bisa menciptakan kedamaian
serta kesejahteraan bagi semua. Tujuan utama penegakkan
hukum adalah untuyk membuat masyarakat merasa memperoleh
perlindungan akan hak- haknya. Agar manusia yang hidup dalam
bernegara dan berbangsa berlangsung dengan normal, damai, dan
tentram.
SUMBER
PENEGAKKAN
HUKUM

PERWUJUDAN
LEMBAGA
HUKUM YANG
PERADILAN
SEMESTINYA

ESENSI DAN URGENSI


DINAMIKA DAN
LEMBAGA PENEGAK
HUKUM DAN TANTANGAN
SUMBER PENEGAKAN HUKUM
1. Sumber Historis
Secara Historis, upaya penegakkan hukum dan keadilan sangat terkait erat
dengan tujuan negara. Kenali dan pahami bahwa salah satu tujuan
negara RI adalah “Melindungi Warga Negara atau Menjaga Ketertiban
“ selain berupaya mensejahterakan masyarakat.
2. Sumber Sosiologis
Secara sosiologis, Gustav, Radbruch, seorang ahli filsafat Jerman (Dalam
Sudikno Mertokusumo, 1986 : 130), menyatakan bahwa untuk
menegakkan hukum ada 3 unsur yang selalu harus di perhatikan yaitu :
 Keadilan
 Kemanfaatan
 Kepastian
3. Sumber Politis
Secara politis, dalam upaya menwujudkan sistem hukum nasional yang
bersumber pada pancasila dan UUD NRI 1945, bukan hanya
diperlukan pembaharuan materi hukum, tetapi yang lebih penting
adalah pembinaan aparatur hukumnya sebagai pelaksana dan
penegak hukum.
PERWUJUDAN HUKUM YANG
SEMESTINYA
1. Keadilan
Dalam pelaksanaan hukum para aparat penegak hukum harus bersikap
adil.
2. Kemanfaatan
Hukum harus bermanfaat bagi manusia.
3. Kepastian Hukum
Penegakan hukum pada hakikatnya adalah perlindungan hukum terhadap
tindakan sewenang-wenang.
DINAMIKA DAN TANTANGAN
Penegakan hukum di Indonesia dipandang masih lemah. Dalam beberapa
kasus, masyarakat dihadapkan pada ketidakpastian hukum. Rasa keadilan
masyarakat pun belum sesuai dengan harapan. Sebagian masyarakat
bahkan merasakan bahwa aparat penegak hukum sering memberlakukan
hukum bagaikan pisau yang tajam ke bawah tetapi tumpul ke atas. Apabila
hal ini terjadi secara terus menerus bahkan telah menjadi suatu yang
dibenarkan atau kebiasaan maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi
revolusi hukum. Oleh karena itu, tantangan yang dihadapi oleh bangsa
Indonesia saat ini adalah menghadapi persoalan penegakan hukum di
tengah maraknya pelanggaran hukum di segala strata kehidupan
masyarakat.
ESENSI DAN URGENSI PENEGAKKAN
HUKUM

Cicero mengemukakan Ubi Societas Ibi lus, dimana ada masyarakat disitu
ada hukum. Penegakkan hukum bertujuan untuk mewujudkan aturan hukum
demi terciptanya keadilan dan ketertiban masyarakat. Penegakkan hukum
pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan ketertiban dan kepastian
hukum dalam masyarakat merasa memperoleh perlindungan akan hak-hak
dan kewajibannya. Untuk membangun dan membentuk sistem
pemerintahan yang akuntable perlu melibatkan seluruh stakeholder dan
yang pentung adalah dukunga pemerintah yang bersih
LEMBAGA PENEGAK HUKUM
Untuk menjalankan hukum sebagaimana mestinya, maka dibentuk beberapa
lembaga aparat penegak hukum, yaitu antara lain :
1.Kepolisian
Kepolisian negara ialah alat negara penegak hukum yang terutama bertugas
memelihara keamanan dan ketertiban di dalam negeri.
2.Kejaksaan
Kejaksaan adalah lembaga pemerintahan yang melaksanakan kekuasaan
negara di bidang penuntutan.
3.Kehakiman
Kehakiman merupakan suatu lembaga yang diberi kekuasaan untuk mengadili.
Adapun Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh
undang-undang untuk mengadili.
LEMBAGA PERADILAN
Penyelesaian perbuatan-perbuatan yang melawan hukum dapat dilakuakan
dalam berbagai badan peradilan sesuai dengan masalah dan pelakunya.
Dalam bagian pertimbangan Undang-Undang No. 48 tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman ditegaskan bahwa kekuasaan kehakiman menurut
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan
kekuasaan yang merdeka yang dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung
dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan
umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer,
lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah
Konstitusi, untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum
dan keadilan. Ada beberapa badan peradilan yaitu :
1. Peradilan Agama
Peradilan agama terbaru diatur dalam Undang-Undang nomor 50 tahun 2009
sebagai perubahan kedua atas UU No. 7 tahun 1989.
2. Peradilan Tata Usaha Negara
Peradilan Tata Usaha Negara diatur Undang-Undang Nomor 5 tahun 1986 yang
telah diperbaharui menjadi UU No. 9 tahun 2004. Dalam pasal 1 ayat 1
disebutkan bahwa Tata Usaha Negara adalah administrasi negara yang
melaksanakan fungsi untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan baik di
pusat maupun di daerah.

3. Peradilan Umum
Peradilan umum adalah salah satu pelaksanaan kekuasaan kehakiman bagi
rakyat pencari keadilan pada umumnya.

4. Peradilan Militer
Wewenang Peradilan Militer menurut Undang-Undang Darurat No. 16/1950 yang telah
diperbaharui menjadi UU No. 31 tahun 1997.
SEKIAN TERIMA KASIH
Ada Yang Ingin
Ditanyakan?

Anda mungkin juga menyukai