Anda di halaman 1dari 32

APLIKASI PERLUASAN MINTERM DAN

MAKSTERM ALJABAR BOOLEAN


Bab V

Rangkaian Logika
Sudiarta
Jurusan Teknik Elektro FT Unud
PERANCANGAN RANGKAIAN
KOMBINASIONAL

Pada Umumnya R Log, dapat dibagi 2

VARIABLE OUTPUT
INPUT
RANGKAIAN
KOMBINASI

VARIABLE OUTPUT
INPUT
RANGKAIAN
KEADAAN
SEKUENSIAL
SEKARANG
Langkah-langkah perancangan
1. Penjabaran ide
2. Menentukan jumlah variable input dan
output
3. Mengimplementasikan ide kedalam tabel
kebenaran
4. Penyerderhanaan fungsi Boolean
5. Implementasi kedalam rangkaian logika
• Dalam unit ini anda akan mempelajari bagaimana mendisain
jaringan switching kombinasional yang dimulai dengan sebuah
deskripsi kata dari cara jaringan yang diinginkan.
• Langkah pertama biasanya menerjemahkan deskripsi kata ke
dalam tabel "kebenaran" atau ke dalam kalimat aljabar.
• Dengan tabel "kebenaran“ untuk fungsi Boolean, dua bentuk
fungsi aljabar standar dapat diderivasikan - jumlah hasil
standar (perluasan minterm) dan hasil penjumlahan standar
(perluasan maksterm). Penyederhanaan bentuk standar ini
secara langsung membawa pada perwujudan jaringan dengan
menggunakan gerbang AND dan OR.
5.1 KONVERSI KALIMAT BAHASA INDONESIA KE DALAM
PERSAMAAN BOOLEAN

• Langkah pertama dalam mendisain jaringan logika adalah


menerjemahkan kalimat-kalimat ini ke dalam persamaan Boolean
• Untuk melakukan hal ini, kita harus memecah masing-masing
kalimat ini menjadi frasa-frasa dan menggabungkan variabel
Boolean dengan masing-masing frasa.
• Jika sebuah frasa mempunyai nilai "benar" atau "salah", maka
kita dapat mewakili frasa tersebut dengan variabel Boolean.
• Frasa seperti "dia pergi ke toko" atau "hari ini hari Senin" bisa
benar atau salah, namun perintah seperti "pergi ke toko" tidak
mempunyai nilai kebenaran.
• Jika sebuah kalimat mempunyai beberapa frasa, kita akan
menandai masing-masing frasa ini dengan tanda kurung.
• Kalimat berikut ini mempunyai tiga frasa :
• Mary melihat TV jika hari ini hari Senin malam
dan dia telah menyelesaikan pekerjaan
• "Jika" dan "dan" tidak termasuk ke dalam frasa, mereka
menunjukkan hubungan di antara frasa.
• Kita akan menentukan variabel dua-nilai untuk menunjukkan
kebenaran atau kesalahan masing-masing frasa.
F = 1 jika "Mary melihat TV" adalah benar; jika tidak, F = 0
A = 1 jika "hari ini hari senin' malam" benar; jika tidak, A = 0
B = 1 jika "dia telah menyelesaikan pekerjaannya" benar, jika
tidak B = 0
• Karena F "benar" jika A dan b "benar", maka kita dapat
kalimat tersebut dengan F = A . B
• Contoh berikut ini menggambarkan bagaimana melangkah
dari kata pemyataan permasalahan secara langsung ke
kalimat aljabar yang mewakili cara jaringan yang dikehendaki.
• Alarm akan berbunyi jika tombol alarm itu dinyalakan dan
Z A
pintu tidak tertutup, atau setelah pukul 6 sore dan
B’ C
jendela tidak tertutup.
D’
• Penentuan ini menyiratkan bahwa
• jika Z =1, alarm itu akan berbunyi.
• Jika tombol alarm tersebut dinyalakan, A = 1,
• dan jika setelah pukul 6. sore, C = 1,
• Jika kita menggunakan variabel B untuk mewakili frasa "pintu
tertutup", maka kemudian B' mewakili "pintu tidak tertutup".
Jadi B =1 jika pintu tertutup, dan B' = 1 (B =0) jika pintu tidak
tertutup.
• Demikian pula D =1 jika pintu tertutup dan D' = 1 jika pintu
tidak tertutup.
• Dengan menggunakan penentuan variabel
• semacam ini, kalimat di atas dapat diterjemahkau ke dalam
persamaan Boolean sebagai berikut :
Z =AB' + CD'
• Persamaan ini berkorespondensi dengan jaringan berikut ini :

• Dalam jaringan di atas; A merupakan tanda di mana A = 1


ketika alarmnya dihidupkan,
• C adalah, tanda waktu yang bemilai 1 setelah pukul 6 sore,
• B adalah tanda dari tombol di pintu di mana ia bemilai 1
ketika pintu tertutup,
• dan demikian pula D adalah 1 ketika jendela tertutup.
• Output Z dihubungkan ke alarm sehingga alarm tersebut akan
berbunyi bila Z = 1.
5.2 DISAIN JARINGAN KOMBINASIONAL
DENGAN MENGGUNAKAN TABEL"KEBENARAN"
• Jaringan switching mempunyai tiga input dan satu output
seperti terlihat. Input A, B, dan C mewakili bit pertama, kedua,
dan ketiga secara berurutan, dari bilangan biner N
• Selanjutnya kita akan menderivasikan kalimat aljabar untuk f dari
tabel "kebenaran" dengan menggunakan kombinasi nilai A, B,
dan C di mana f =1.
• Term A'BC adalah 1 jika A =0, B =1, dan C = 1.
• Demikian pula term AB'C‘ adalah 1 hanya untuk kombinasi 100,
• AB'C adalah 1 hanya untuk 101,
• ABC‘ adalah 1 hanya untuk 110, dan
• ABC adalah 1 hanya untuk 111.
• Peng-OR-an term-term ini bersama-sama menghasilkan :
f =A'BC + AB'C' =AB'C + ABC' + ABC (5-1)
• Kalimat di atas sejajarjika A, B, C dibawa pada salah satu dari lima
kombinasi nilai 0 11, 100, 101, 110, atau 111. Jika kombinasi nilai
lain terjadi, f’ adalah 0 karena semua kelima term adalah 0.
BENTUK KANONIK DAN BENTUK BAKU

Ada beberapa cara untuk menuliskan


fungsi boolean:
Tabel kebenaran
Sum of Product (SOP)
Product of Sum (POS)
Bentuk baku, etc
TABEL KEBENARAN

Tabel kebenaran adalah tabel yang


memuat semua kemungkinan atau
kombinasi input serta output dari
kombinasi tersebut.
Contoh : Buatlah tabel kebenaran dari kondisi berikut:

Pada sebuah sensor diinginkan sirine akan menyala bila ada


orang masuk dan pintu lagi tertutup

Analisa:
Jumlah input yang dibutuhkan ada dua, yaitu sensor untuk mendeteksi orang
masuk (A) dan Sensor untuk mendeteksi keadaan pintu (B)
Output yang dibutuhkan adalah satu yaitu sirine (Y)

Kondisi: A = 1 : ada orang masuk ; A = 0 : tidak ada orang masuk


B = 1 : pinyu terbuka ; B = 0 : pintu tertutup
Y = 1 : bila sirine menyala ; Y = 0 : bila sirine tidak menyala
Output yang diharapkan
Y = 1, bila A = 1 dan B = 0
Tabel kebenaran yang diminta:

A B Y
0 0 0
0 1 0
1 0 1 Y=1, bila A=1 dan B=0
1 1 0
Bentuk Kanonik
Adalah fungsi Boolean yang dinyatakan sebagai jumlah dari
hasil kali,hasil kali dari jumlah dengan setiap suku mengandung
literal yang lengkap.
Ada dua macam bentuk kanonik:
Minterm atau sum-of-product (SOP)
Maxterm atau product-of-sum(POS)

Minterm Maxterm
x y suku lambang suku lambang
0 0 xy m0 x+y M0
0 1 xy m1 x + y M1
1 0 xy m2 x + y M2
1 1 xy m3 x + y M3
Minterm Maxterm
x y z suku lambang Suku lambang
0 0 0 xyz m0 x+y+z M0
0 0 1 xyz m1 x + y + z M1
0 1 0 xyz m2 x + y + z M2
0 1 1 xyz m3 x + y + z M3
1 0 0 x + y + z
xyz m4 M4
1 0 1
xyz m5 x+ y + z M5
1 1 0
xyz m6 x + y + z M6
1 1 1
xyz m7 x + y+ z M7
Perbedaan minterm dan maxterm adalah:
Untuk membentuk minterm perhatikan kombinasi perubah yang
menghasilkan nilai 1. Kombinasi 001, 100 dan 111 dituliskan x
y z, xy z dan xyz.

Untuk membentuk maxterm perhatikan kombinasi perubah yang


menghasilkan nilai 0. kombinasi 000, 010, 011, 101 dan110
dituliskan (x+y+z), (x+y +z), (x+y +z),(x +y+z) dan (x +y +z)

Notasi  dan  berguna untuk mempersingkat penulisan


ekspresi dalam bentuk SOP dan POS.
Bila tabel kebenaran diketahui, fungsi logika dapat
ditentukan dengan bantuan aljabar Boolean.
Fungsi logika tersebut dapat dibuat dengan dua cara:
1. SOP (Sum Of Product)
Untuk mendapatkan ekspresi Boolean, yang
diperhatikan hanyalah “Output yang bernilai 1”
suku-suku SOP disebut minterm (m)
2. POS (Product Of Sum)
Untuk mendapatkan ekspresi Boolean, yang
diperhatikan hanyalah “Output yang bernilai 0”
suku-suku bentu SOP disbut Maxterm (M)
Contoh 1: Buatlah ekspresi Boolean dalam bentuk SOP
dan POS dari tabel kebenaran berikut:

A B C Y
0 0 0 0
0 0 1 1
0 1 0 0
0 1 1 1
1 0 0 0
1 0 1 1
1 1 0 0
1 1 1 1
Jawaban: Dalam bentuk SOP

A B C Y
0 0 0 0
0 0 1 1 A. B .C
0 1 0 0
0 1 1 1 A. B .C
1 0 0 0
1 0 1 1
A. B .C
1 1 0 0
1 1 1 1
A. B .C
SOP

Y  A B C  ABC  A BC  ABC
Y  m1  m3  m5  m7
Y   m (1,3,5,7)
Jawaban: Dalam bentuk POS

A B C Y
0 0 0 0 A B C
0 0 1 1
0 1 0 0 A B C
0 1 1 1
1 0 0 0 A B C
1 0 1 1
1 1 0 0
1 1 1 1
A B C
POS
Y  ( A  B  C ) ( A  B  C ) ( A  B  C )( A  B  C )
Y  M0 .M2 .M 4 .M6
Y   M (0,2,4,6)

Jadi
Y   m (1,3,5,7)   M (0,2,4,6)
Bentuk kanonik
Contoh bentuk kanonik fungsi
Boolean 3 variabel

Y  A B C  ABC  ABC  ABC (SOP)

Y  ( A  B  C ) ( A  B  C ) ( A  B  C ) ( POS )
Contoh 2: Cari bentuk kanonik dari ::
Y ( ABC )  A  A B  AB C
Jawab (cara 1) : Bentuk SOP (minterm)

Y  A (B  B)  A B(C  C)  ABC
 AB  A B  A BC A BC  ABC
 AB(C  C)  A B(C  C)  A BC A BC  ABC
 ABC  ABC  A BC  A BC  A BC A BC  ABC
 m3  m2  m1  m0  m5  m4  m6
  m (0,1,2,3,4,5,6)
Bentuk POs (maxterm)
Y  A  A B  ABC
 A  A( B  BC )
 A  A( B  C )
 A  (B  C)
 A B C
 M7
  M (7 )
Jadi
Y   m (0,1,2,3,4,5,6)   M (7)
Cara 2: Tabel kebenaran dari fungsi :
Y ( ABC )  A  A B  AB C
Cara pengisian tabel:
Ambil suku ABC
, artinya jika input 110, maka Y = 1
A B C Y
0 0 0
0 0 1
0 1 0
0 1 1
1 0 0
1 0 1
1 1 0 1
1 1 1
Cara pengisian tabel:
Ambil suku A,Bartinya jika input 10 -, maka Y = 1

A B C Y
0 0 0
0 0 1
0 1 0
0 1 1
1 0 0 1
1 0 1 1
1 1 0
1 1 1
Cara pengisian tabel:
Ambil suku A, artinya jika input 0 - -, maka Y = 1

A B C Y
0 0 0 1
0 0 1 1
0 1 0 1
0 1 1 1
1 0 0
1 0 1
1 1 0
1 1 1
Semua suku telah dimasukan ke dalam tabel kebenaran.
Nilai Y yang belum terisi berharga no, jadi tabek
kebenarannya adalah:
A B C Y
0 0 0 1 Berdasarkan tabel kebenaran
tersebut maka:
0 0 1 1
0 1 0 1 Bentuk SOP :
0 1 1 1 Y   m (0,1,2,3,4,5,6)
1 0 0 1
Bentuk POS :
1 0 1 1
1 1 0 1 Y   M (7)
1 1 1 0
Contoh 3
Nyatakan fungsi Boolean berikut dalam bentuk kanonik
SOP dan POS

Y ( xyz )  ( x  y )( y  z )

Anda mungkin juga menyukai