Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN


GANGGUAN KEBUTUHAN
AKTIVITAS
PADA Tn. A

Firdya Nur S Fika Marantika Dwi Ramadani


Putri Frisxkhiya Endang Dwi L Fitrianah
P Siti Nur F NurHalimah
Ristania Oasis
Definisi
●Aktivitas di definisikan sebagai aksi energik atau keadaan bergerak
Semua manusia yang normal memerlukan kemampuan untuk dapat bergerak
walaupun pada wautu yang sıngkat memerlukan tindakan tertentu yang tepat
baik oleh pasien maupun perawat (Elang dan kunadi, 2013)
●Gangguan mobilitas fisik atau Immobilitas merupapan Suatu peadaan
dimana (ndlividu yang mengalam i atau beresiro mengalamı Feterlbatacan
geraf FIsik (kozier, dkk 2010). Imobilitas atau ganguan adalah keterbatasan
mobilitas fisik tubuh baiksatu atau lebih ektermiras atas dan bawah baik
Secara mandiri dan terarah (Nuranif A.H dan Kusuma 2015)
Anatomi Fisiologi
Untuk dapat memberikan asuhan Keperawatan yang Berkaitan dengan kebutuhan pergerakan,
perawat perlu memahami struktur anatomi dan sIstem muskulosuetal pada dasamya Struktur
tulang manusia terdiri dari empat bentuk yaitu tulang panjang, tulang Pendek, tulang pipih
tulang dan tulang Irreguler. Tulang mempunyai dua Struktur yaitu periosterum yang diperlukan
Sebagai zar nutisi dan pertumbuhan tulang, sum - Sum tulang, Sum - Sum mereh menghasilkan
Sel- sel darah kecuali limposit dan monosit (Elang dan Kusnadi, 2013). Tulang mempunyai
nama nama khusus yaitu tulang aksial dan tulang apendik. Tulang aksial terdiri dari tulang
kepala, tulang tengkorak, tulang hiohid, tulang vetebralis dan tulang rusuk. Tulang pada pria
berbeda dengan tulang wanita. Tulang pria lebih besar dan berat. Tulang pelvus pria lebih
dalam. Tulang pelvis wanita lebih luas. Sesuai dengan tumbuh kembang manusia maka
kerangkanya tulang mengalami perubahan. Semakin dewasa seseorang maka ukuran tulangnya
semakin besar. Dari muda ke tua kontur tulang juga berbeda dan pada lanjut usia makin
menurun. Di antara tulang tulang terdapat persendian yang berguna dalam pergerakan. Sendi
sinartrosis merupakan sendi yang tidak dapat digerakan misalnya sambungan pada tulang
tengkorak. Sendi amdiartosis sendi dapat digerakan misalnya tulang tulang vertebral.
Etiologi
Penyebab ganguan mobilitas pisik adalah rasa nyeri, lemah, kekuatan otot,
ketidak seimbangan, masalah psikologis, kelainan postur, gangguan
perkembangan otot, kerusakan sistem saraf Pusat atau trauma langsung dari
sistem muskuloskeletal dan heuromuskular. (setlati dkk 2014). Kerusakan
Integritas struktur tulang masa tubuh di atas persentil ke-75 usia, efek agen
farmafologi, program pembatasan gerak, Nyeri, kurang terpapar Informası
tentang aktivitas fisik, kecemasan, keengganan melakukan pergerapan (Tim
Prokya SOKI Dee penI ,2017)
 
Faktor Predisposisi
Ada banyak Faktor yang mempengaruhi mobilitas dan aktivitas misalnya anak -anak yang
senang bermain akan mengemban kan keterampilan aktıvitas lebih cepat dibanding dengan
anak anak yang tidak Senang bemain, (Elang dan kusnadı 2013). Penyakit tertentu dan cidera
berpengaruh terhadap mobilitas dana aktlvitas misalnya Pendenta multipleaklerosis atau cidera
pada urat saraf tulang belakang. Demikian Juga pasien Post operası atau yang mengalamı
nyeri cencdrung membatasi gerakan. Beberapa factor budaya yang mempunyai pengaruh
terhadap aktivitas misalnya wanita jawa berpenampilan halus dan merasa tabu bila
mengerjakan aktivitas berat dan Pria Cendrung melakukan aktivitas berat, Tingkat energi tiap
Individu bervarası. Tingeat Usia berpengaruh terhadap aktiuitos.
Patofisiologi
Neuromuskular berupa sistem otot, skeletal, sendi, ligamen, tendon, kartilago, dan saraf sangat
mempengaruhi mobilisasi. Gerakan tulang diatur otot skeletal karena adanya kemampuan otot
berkontraksi dan relaksasi yang bekerja sebagi sistem pengungkit. Selanjutnya, pada kontraksi
isometrik menyebabkan peningkatan tekanan otot atau kerja otot tetapi tidak terjadi pemendekan
atau gerakan aktif dari otot. Hal ini menjadi kontraindikasi pada pasien yang memiliki penyakit
seperti infark miokard atau penyakit obstruksi paru kronik. Kepribadian dan suasana hati seseorang
digambarkan melalui postur dan gerakan otot yang tergantung pada ukuran skeletal dan
perkembangan otot skeletal. Immobilisasi menyebabkan aktivitas dan tonus otot menjadi
berkurang. Rangka pendukung tubuh yang terdiri dari empat tipe tulang, seperti panjang, pendek,
pipih, dan irreguler disebut skeletal. Sistem skeletal berfungsi dalam pergerakan, melindungi organ
vital, membantu mengatur keseimbangan kalsium, berperan dalam pembentukan sel darah merah
(Potter dan Perry, 2012).
Manifestasi Klinis
Ketidak mampuan pasien untuk bergerak secara mandiri atau bantuan alat dan bantuan oranglain yang
memiliki hambatan dalam berjalan. (Elang dan Kusnadi, 2013)
Tanda dan Gejala
Adapun tanda dan gejala pada gangguan mobilitas fisik menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017)
yaitu:
A. Tanda dan gejala mayor
Tanda dan gejala mayor subjektif dari gangguan mobilitas fisik, yaitu mengeluh sulit menggerakkan
ekstremitas. Kemudian, untuk tanda dan gejala mayor objektifnya, yaitu kekuatan otot menurun, dan
rentang gerak menurun.
B. Tanda dan gejala minor
subjektif dari gangguan mobilitas fisik, yaitu nyeri saat bergerak, enggan melakukan pergerakan, dan merasa
cemas saat bergerak. Kemudian, untuk tanda dan gejala minor objektifnya, yaitu sendi kaku, gerakan tidak
terkoordinasi, gerakan terbatas, dan fisik lemah.
Asuhan Keperawatan
Nama : Tn. A
Umur : 18
Jenis Kelamin : Laki-laki
Ag am a : Islam
Bangsa / S u k u : Melayu
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Belum bekerja
Status Perkawinan : Belum Menikah
Al a m a t : Jln. Hasanuddin No 1
Ruangan : Melati
Tanggal Masuk : 10 Desember 2021
Tanggal pengkajian : 13 Desember 2021
Diagnosa Medis : Dislokasi Persendian Lutut Kiri
Identitas Penanggung jawab
Nama : Tn. B
Umur : 40
Jenis kelamin : Laki- laki
Agama : islam
Suku : Melayu
Hubungan dgn pasien : Ayah Kandung
Pendidikan terakhir : S. E
Pekerjaan : Pegawai Bank
Alamat : Jln. Hasanuddin No. 1
A. RIWAYAT KESEHATAN KLIEN

1. Kesehatan Masa Lalu:

Klien mengatakan memiliki Riwayat penyakit maag dan pernah dirawat dirumah sakit

2. Riwayat Kesehatan Sekarang:

a. Keluhan utama/Alasan Masuk Rumah Sakit

Tn. A mengatakan 2 hari sebelum masuk RS Tn. A terjatuh di WC saat mau mandi, Setelah Tn. A terjatuh merasakan nyeri dibagian lututnya dan
rasa nyeri nya tidak teratasi sampai dirumah sakit

b. Keluhan Waktu didata

Tn. A mengatakan nyeri dibagian kiri lutut nya sejak terjatuh WC. Lutut nya susah digerak dan terasa kaku. Tn. A

mengeluh tidak nyaman dibagian lutut nya .Pasien terlihat meringis dan mengelus bagian lutut nya. Tn. A mengatakan merasa kesulitan buang
air besar dan nyeri diperut bagian bawah, perut pasisen terasa begah dan kembung karena belum bab selama kurang lebih 3 hari sejak masuk
rumah sakit.
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Ibu klien memiliki Riwayat penyakit kolestrol dan ayah klien memiliki Riwayat
penyakit hipertensi
 
STRUKTUR KELUARGA / GENOGRAM

 
A. DATA BIOLOGIS - Klien mengatakan ketika di RS minum 1-2 L/hari
1. Pola Makan 3. Pola Eliminasi fecal

Dirumah Dirumah
- Klien mengatakan makan 3x sehari pada waktu pagi siang - Klien mengatakan BAB 1x sehari di pagi hari, dengan
dan malam konsistensi feses lunak, berwarna kuning
Dirumah Sakit Dirumah Sakit
- Klien mengatakan makan 2x sehari dengan menghabiskan - Klien mengatakan selama di rawat di rumah sakit merasa
setengah porsi dari porsi yang diberikan dari RS kesulitan untuk BAB kurang lebih 3 hari.
2. Pola Minum 4. Eliminasi Urinari
Dirumah Dirumah
- Klien mengatakan sebelum sakit minum 2-3 L/ hari - Klien mengatakan BAK 4-6x sehari, berwarna kuning
Dirumah Sakit jernih dan berbau khas
Dirumah Sakit
- Pasien Ketika di rumah sakit menggunakan urinal Ketika
ingin berkemih.
5. Pola Istirahat dan Tidur - Klien mengatakan semua aktivitas hanya
Dirumah ditempat tidur
- Klien mengatakan tidur selama 7-8 jam/hari  7. Pola Kebersihan Diri
Dirumah Sakit Dirumah
- Klien mengatakan tidur 4-5 jam/ hari - Klien mengatakan mandi 2x sehari keramas
6. Pola Aktivitas 2 hari sekali, ganti baju 2x sehari
Dirumah Dirumah Sakit
- Klien mengatakan dapat beraktivitas secara - Klien mengatakan kebersihan diri tidak
mandiri tanpa alat bantu apapun didahulukan
Dirumah Sakit  
A. PEMERIKSAAN FISIK ● Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
1. Keadaan Umum 5. Axilla

- Klien terlihat meringis, kesakitan dan memegang ● Tidak ada benjolan


lututnya 6. Mata

2. Kesadaran ● Pupil isokor, pergerakan bola mata normal,


konjungtiva normal
GCS => E:. 4 M: 2 V: 5
7. Telinga
Tanda-tanda Vital
● Simetris, tampak bersi, pendengaran baik
TD: 120/80 mmHg
8. Hidung
N: 100x/ menit
● Bentuk hidung simetris, tidak ada sinus, tidak
RR: 24x/menit 
ada polip
3. Kepala 9. Mulut dan Pharing
Bentuk kepala simetris, kulit kepala bersih, tidak ada ● Gigi bersih, gusi tidak berdarah, tidak ada
benjolan gangguan telan, tidak stomatitis, dan tidak ada
4. Leher peradangan
Thorax
Rongga thorax
- Simetris
Paru-paru
- Bunyi suara normal, tidak ada bantuan
otot napas
Jantung
- Bunyi jantung normal Lup dan Dup
Payudara
- Simetris
Abdomen
- Ada nyeri tekan pada abdomen bagian 5 5
bawah, dan teraba keras 4 5
A. DATA PSIKOLOGIS  
1. Status Emosi B. DATA SOSIAL
- Klien tidak bisa menahan rasa sakit 1. Pendidikan dan Pekerjaan
2. Konsep Diri - Klien mengatakan bahwa dia seorang siswa
- Klien mengatakan harus bisa segera sembuh 2. Hubungan Sosial
agar dapat melanjutkan sekolah dan - Klien mengatakan senang bersosialisasi dengan
membanggakan kedua orang tuanya banyak orang
3. Gaya komunikasi 3. Faktor Sosiokultural
- Klien tampak kooperatif saat diajak berbicara - Klien mengatakan berhubungan baik dengan
4. Pola interaksi lingkungan sekitar dan budayanya
- Klien berinteraksi dengan baik dan tidak ada 4. Gaya Hidup
gangguan verbal maupun nonverbal - Klien mengatakan bahwa dia seorang perokok
5. Pola koping dan suka berolahraga futsal
- klien selalu meminta bantuan kepada keluarga
A. DATA SPIRITUAL
Klien mengatakan sebelum sakit klien sholat 5 waktu, Ketika sakit klien tidak beribadah
B. DATA PENUNJANG
1. Laboratorium
Tanggal Pemeriksaan : tidak terkaji
Jenis
Pemeriksaan
Hasil
Pemeriksaan
Nilai Normal Satuan 40%
2. Pemeriksaan Radiologi
 
 
   
60% 
  Tidak terjadi patah tulang
 
 
 
  3. Pemeriksaan Lainnya
  Tidak terkaji
 
A. PENGOBATAN
Tanggal diberikan : ……………………………………………………
Benar Obat Benar Benar Benar waktu Fungsi Obat
Dosis Cara
Analgesic 500 mg Sesudah 3 x sehari Menghilangkan nyeri
    makan    
         
         
Supostoria 10 mg Pagi hari 1 x 1 sehari Obat pencahar
  sebelum
  bab
 
 
 
 
 
 
 
 
SYARAF KRANIAL (khusus untuk sistem persyarafan) : tidak terkaji
1. Saraf Kranial I (Nervus Olfaktorius) : tidak terkaji
2. Saraf Kranial II (Nervus Optikus) : tidak terkaji
3. Saraf Kranial III (Nervus Okulomotorius) : tidak terkaji
4. Saraf Kranial IV (Nervus Troklear) : tidak terkaji
5. Saraf Kranial V (Nervus Trigeminus) : tidak terkaji
6. Saraf Kranial VI (Nervus Abdusen) : tidak terkaji
7. Saraf Kranial VII (Nervus Fasialis) : tidak terkaji
8. Saraf Kranial VIII (Nervus Vestibulokoklear) : tidak terkaji
9. Saraf Kranial IX (Nervus Glosovaringeus) : tidak terkaji
10.Saraf Kranial X (Nervus Vagus) : tidak terkaji
11.Saraf Kranial XI (Nervus Asesoris) : tidak terkaji
12.Saraf Kranial XII (Nervus Hipoglosus) : tidak terkaji
Analisis data
INPRETASI DATA &
DATA SENJANG MASALAH
KEMUNGKINAN PENYEBAB

DS: Nyeri Gangguan

- Klien mengatakan nyeri dibagian lutut sebelah kiri mobilitas fisik

- Klien mengatakan lutut kaki kiri sulit digerakkan


- Klien mengatakan sendi kaki kiri terasa kaku
- Klien mengatakan sulit buang air besar sudah 3 hari sejak di rumah
sakit
- - Pasien merasakan kembung dan begah di perutnya.
P : saat beraktivitas
Q : terasa nyeri setiap bangun tidur
R : lutut bagian kiri
S:8
T : nyeri hilang timbul TTV :

DO : Dx medis dislokasi sendi engsel lutut kiri TD : 120/80 mmHg


- Klien terlihat meringis menahan sakit S : 36° C
- Klien terlihat mengelus lututnya RR : 24 x permenit
- Kaki klien terlihat bengkak dan memar N : 100x permenit
DS : Penurunan tonus otot Gangguan eliminasi fekal
- Klien mengatakan kesulitan
buang air besar karena susah
bergerak
- Klien belom BAB selama di RS
- Klien begah dan kembung di
bagian perut
DO : Dx medis dislokasi sendi engsel
lutut kiri
- Abdomen bawah mengeras
TTV :
TD : 120/80 mmHg
S : 36° C
RR : 24x permenit
N : 100x permenit
 
DS : Disisolasi persendian lutut kiri Gangguan rasa nyaman : nyeri
- Klien mengatakan merasa tidak nyaman karena nyeri di bagian lutut
kiri
- Klien mengatakan merasa gelisah
- Klien sulit menggerakan lutut
- Sendi terasa kaku
P : saat beraktivitas
Q : nyeri setiap bagun tidur
R : Lutut bagian kiri
S:8
T : Nyeri hilang timbul
DO : Dx medis dislokasi sendi engsel lutut kiri
- Klien tampak gelisah
- Klien tampak meringis kesakitan
- Klien tampak mengelus lututnya
- Kaki terlihat bengkak dan memar
TTV :
TD : 120/80 mmHg
S : 36° C
RR : 24x permenit
N : 100x permenit
TANGGAL TUJUAN DAN
NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL
& JAM KRITERIA HASIL
1 13-12- Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan Setelah dilakukan 1. Identifikasi 1. Untuk
  2021 Tindakan 2x24 adanya nyeri mengetahui
  nyeri ditandai dengan tubuh bagian
  jam diharapkan atau keluhan
  DS: Imobilitas mana saja yang
    fisik lainnya merasakan nyeri
    - Klien mengatakan nyeri dibagian lutut sebelah terpenuhi dengan 2. Identifikasi fisik 2. Agar tidak terjadi
kriteria hasil:
    kiri melakukan cedera yang lebih
  1. Nyeri para
  dibagian
pergerakan
    - Klien mengatakan lutut kaki kiri sulit tolerasi 3. Untuk
  lutut kiri mengetahui
    menurun 3. Monitor ulang adanya
digerakkan
    2. Kaki bisa TTV perubahan TTV
    - Klien mengatakan sendi kaki kiri terasa kaku digerakkan 4. Monitor ulang 4. Mengetahui
    perlahan kondisi umum perkembangan
  - Klien mengatakan sulit buang air besar sudah aktivitas pasien
  3. Rasa kaku selama
 
    3 hari sejak di rumah sakit pada bagian melakukan
    sendi mobilisasi
- Pasien merasakan kembung dan begah di berkurang 5.
    Ajarkan
    perutnya. 4. Area lutut kiri mobilisasi
    tidak sederhana
  P : saat beraktivitas memar/kebir
  mis. Abduksi
  uan
    Q : terasa nyeri setiap bangun tidur   aduksi
    R : lutut bagian kiri    
       
   
  S:8  
     
   
  T : nyeri hilang timbul  
     
   
     
      6. Jelaskan tujuan 5. Membantu
 DO : Dx medis dislokasi sendi
      mobilisasi pasien dapat
    engsel lutut kiri   7. Pemberian melatih sendi
      analgesic sesuai yang kaku
- Klien terlihat meringis menahan
      anjuran 6. Melatih
    sakit     persendian
        kaki pasien
- Klien terlihat mengelus lututnya
        agar tidak kaku
    - Kaki klien terlihat bengkak dan     7. Untuk
        membantu
memar
        mengurangi
    TTV :     nyeri
         
TD : 120/80 mmHg
         
    S : 36° C      
         
RR : 24 x permenit
         
    N : 100x permenit      
           
           
           
           
2 13-12- Gangguann eliminasi Setelah 1. Monitor buang air 1. Monitor warna,
2021 fekal berhubungan dilakukan besar frekuensi,
denganpenurunan tonus tindakan 2. Anjurkan meminta konsistensi, dan
otot ditandai dengan: keperawatan keluarga jika pasien volume.
DS: selama 2x24 ingin bak 2. Mempermudah
Klien mengatakan jam diharapkan menggunakan urinal pasien untuk
kesulitan buang air besar eliminasi urin 3. Anjurkan keluarga berkemih
karena susah bergerak terpenuhi pasien untuk berikan 3. pencernaan
Klien belom BAB selama dengan kriteria makanan yang tinggi pasien bisa lancar
di RS hasil: serat. dan menambah
Klien begah dan kembung - Mudah untuk 4. Pertahankan berat dan ukuran
di bagian perut BAK asupan cairan oral fases.
DO : Dx medis dislokasi - Nyeri pada 5. Anjurkan 4. Agar asupan
sendi engsel lutut kiri perut bagian pengurangan asupan cairan tetap
Abdomen bawah bawah makanan yang normal
mengeras berkurang meningkatkan 5. Tidak terjadi
TTV : pembentukan gas peninggkatan gas
TD : 120/80 mmHg 6. Colaborasi dengan 6. Dipantaunya
S : 36° C ahli gizi untuk pola makan
RR : 24x permenit pemberian diet serat pasien agar tetap
N : 100x permenit 7. Berikan obat terjaga
supostoria 7. Fases
  tereliminasi
3. 13 – 12- Gangguan rasa nyaman Setelah 1. Identifikasi 1. Untuk
2021 berhubungan dengan dislokasi dilakukan ulang TTV mengetahui
persendian engsel lutut kiri tindakan 2 x 24 2. Ciptakan adanya
Ds: jam diharapkan ruangan yang perubahan dari
- Klien mengatakan merasa tidak rasa nyaman tenang TTV pasien
nyaman karena nyeri di bagian dengan kriteria 3. Kompres air 2. Buat
lutut kiri hasil : hangat kenyamanan
- Klien mengatakan merasa - Merasa 4. Anjurkan pasien
gelisah nyaman berdoa 3. Untuk
Klien sulit menggerakan lutut Tidak gelisah 5. Anjurkan menghilangkan
Sendi terasa kaku berdzikir nyeri
P : saat beraktivitas 6. Anjurkan 4. Agar klien
Q : nyeri setiap bagun tidur keluarga untuk lebih tenang
R : Lutut bagian kiri distraksi 5. Agar klien
S:8 7. Berikan konsentrasi
T : Nyeri hilang timbul relaxasi nafas 6. Untuk
  dalam mengalihkan
DO : Dx medis dislokasi sendi 8. Colaborasikan rasa nyeri
engsel lutut kiri dengan dokter u pasien
- Klien tampak gelisah tuk berikan 7. Agar pasien
- Klien tampak meringis kesakitan analgesic lebih rilex
- Klien tampak mengelus lututnya
Rencana Keperawatan
NO. DX TANGGAL & WAKTU TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI NAMA & TTD
TINDAKAN KEPERAWATAN PERAWAT

13-12-2021  
  Monitor buang air besar
2 07.30 R: Pasien merasakan kembung
  H: Pasien belum ada buang air besar dari 3 hari yang
  lalu
   
  Anjurkan kekeluarga jika pasien ingin bak
2 07.00 menggunkaan urinal
  H: keluarga sudah paham
   
   
  Identifikasi ulang adanya nyeri atau keluhan fisik
1 07.00 R : klien mengatakan hanya bagian lutut yang nyeri
  H : pasien terlihat meringis sakit dan lutut kiri memar
 
 
 
1 07.00 Identifikasi ulang toleransi fisik pergerakan
  R : klien mengatakan lutut kiri sulit digerakan
  H : terlihat kaki kiri sulit digerakan
   
Jelaskan tujuan mobilisasi
1 07.00 H : terlihat klien sudah paham
   
  mobilisasi sederhana (abduksi dan aduksi di
1 07.00 bagian kaki kiri )
  R : klien mengatakan masih nyeri
  H : Klien masih meringis merasakan nyeri
   
  Colaborasikan dengan ahli gizi untuk pemberian
2 07.30 diet serat
H: Pasien menghabiskan makanan dari porsi di
sediakan
2 07.30 Ajurkan keluarga pasien untuk berikan
  makanan tinggi serat
  H: Pasien tampak mau makan buah yang di
  bawakan oleh keluarganya
   
2 07.30 Pertahankan asupan cairan oral
  H: Pasien minum masih dengan konsisten
  minum 1-2 L/h
 
1 07.45 Pemberian analgesic
  H: pasien tampak menelan obat
   
   
  Melihat hasil reaksi obat
1 08.15 H: Pasien masih nyeri dengan sekala turun
  menjadi 6
   
  Monitor TTV
1 08.15 H: TD: 120/90 S: 36C N: 90x/menit RR:
22 x/menit
1 09.30 Monitor ulang kondisi umum selama mobilisasi
  H: pasien masih merasakan nyeri
   
3 11.00 Ciptakan ruangan yang tenang
  H: Pasien nyaman dengan keadaan ruangan yang tenang
  dan jauh dari kebisingan
 
Anjurkan Berdoa dan dzikir
3 11.00 H: Klien mengatakan sudah rilex
  R: Pasien lebih tenang
   
1 15.15 Pemberian analgesic
  H: pasien tampak menelan obat
   
1 15.45 Melihat hasil reaksi obat
  H: Pasien masih nyeri dengan sekala turun menjadi 4

3  15.45 Anjurkan keluarga untuk distraksi


  H: Nyeri pasien teralihkan
 
 
Pemberian analgesic
1 20.00 H: pasien tampak menelan obat
   
  Melihat hasil reaksi obat
1 20.30 H: Pasien masih nyeri dengan sekala turun menjadi 2
Catatan Perkembangan
TTD & NAMA
TANGGAL
NO. DX. PERKEMBANGAN (SOAP) JELAS
& WAKTU
PERAWAT

13-12- S:
2021 - masih merasakan kembunghanya
- bagian lutut saja yang nyeri
- kaki bagian lutut kiri sulit di Gerakan
- lebih tenang Ketika berdoa dan dzikir
 
O:
- pasien belum ada bung air besar dari 3 hari yang lalu
- keluarga pasien sudah paham
- pasien meringis sakit
- kaki kiri sulit digerakan
- pasien paham tujuan mobilisasi
- pasien masih meringis merasakan nyeri Ketika di mobilisasi sederhana
- pasien menghabiskan porsi makan yang di sediakan
- pasien minum 1-2L/H
- Pasien tampak menelan obat
- Pasien nyaman dengan keadaan ruangan yang tenang dan jauh dari kebisingan
- Klien rilex ketiks berdoa dan dzikir
- Pasien tampak menelan obat
- Skla nyeri turun menjadi 4
A:
- masalah belum teratasi
- Masih terasa nyeri dengan sekala 2
- Pasien belum BAB
 
P: Intervensi dilanjutkan
 
 
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai