Anda di halaman 1dari 15

ISU KEBIJAKAN TES PCR

TRANSPORTASI UDARA YANG


BERUBAH-UBAH
K E L O M P O K 4
Maria Galla’ P10119083

Krisna Dwi Payana P10119101

Anggota H a ti k a h P10119107

Kelompok: Laila Ramadani P10119109

Salma P10119110

Alhaliezha Raveena P10119111

Kesya Limayas P10119112

 
B E R I T A T E R K I N I
Tes PCR

RT PCR (Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction)


adalah alat tes standar yang digunakan untuk deteksi SARS
CoV-2 yang menggunakan sampel bahan swab nosafaring
atau orofaring. RT PCR berfungsi mendeteksi adanya virus
dalam tubuh pasien melalui reaksi rantai polimerase
dengan primer atau probe yang khusus menargetkan
genom SARS-CoV2 dalam spesimen pasien.

Agustina, Anita Suswanti. 2020. ‘Perbandingan Metode RT-PCR dan Tes Rapid Antibodi untuk Deteksi Covid-19’. Jurnal Kesehatan Manarang. Vol. 6. Nomor khusus. ISSN 2528-5602.
P E R U B A H A N I S I K E B I J A K A N P C R U N T U K
P E R J A L A N A N U D A R A

1. Surat Edaran KemenHub No. 88 Tahun 2021 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang Dalam Negeri
Dengan Transportasi Udara Pada Masa Pandemi Covid-19.
a) Untuk penerbangan dari atau ke bandar udara di Pulau jawa dan Pulau Bali, antar kota di Pulau Jawa dan Pulau Bali
wajib menunjukkan kartu vaksin minimal dosis pertama dan surat hasil negetif tes PCR dlm kurun waktu maks
2x24 jam
b) Untuk penerbangan dari dan ke bandar udara di luar wilayah Pulau Jawa dan Pulau Bali wajib menunjukkan surat
hasil negatif tes PCR dalam kurun waktu 2x24 jam dan hasil negatif rapid tast antigen dlm kurun waktu maks 1x24
jam
2. Surat Edaran KemenHub No. 93 Tahun 2021 Tentang Perubahan SE 88 Tahun 2021 Mengenai Petunjuk
Pelaksanaan Perjalanan Orang Dalam Negeri Dengan Transportasi Udara Pada Masa Pandemi Covid-19.
a) Untuk penerbangan dari atau ke bandar udara di wilayah Pulau Jawa dan Pulau Bali wajib menunjukkan kartu
vaksin min dosis pertama dan surat hasil negatif tes PCR dlm kurun waktu maks 3x24 jam
b) Untuk penerbangan antar bandar udara di wilayah Pulau Jawa dan Pulau Bali wajib menunjukkan kartu vaksin min
dosis pertama dan surat hasil negatif tes PCR dlm kurun waktu maks 3x24 jam
c) Untuk penerbangan antar bandar udara di luar wilayah Pulau Jawa dan Pulau Bali wajib menunjukkan kartu vaskin
min dosis pertama dan surat hasil negatif tes PCR dlm kurun waktu maks 3x24 jam atau hasil negatif rapid test
antigen dlm kurun waktu maks 1x24 jam
P E R U B A H A N I S I K E B I J A K A N P C R U N T U K
P E R J A L A N A N U D A R A

3. Surat Edaran KemenHub No. 96 Tahun 2021 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang Dalam Negeri
Dengan Transportasi Udara Pada Masa Pandemi Covid-19.
1) Untuk penerbangan dari atau ke bandar udara di Pulau Jawa dan Pulau Balu serta antar bandar udara di dalam
wilayah Pulau Jawa dan Pulau Bali wajib menunjukkan:
- Surat hasil negatif rapid test antigen dalam kurun waktu maksimal 1x24 jam dan kartu vaksin dosis kedua; atau
- Surat hasil negatif tes PCR dalam kurun waktu maksimal 3x24 jam dan kartu vaksin min dosis pertama
2) Untuk penerbangan antar bandar udara di luar Pulau Jawa dan Pulau Bali wajib menunjukkan surat hasil negatif
rapid test antigen dalam kurun waktu maksimal 1x24 jam atau surat hasil negatif tes PCR dalam kurun waktu maks
3x24 jam dan kartu vaksin min dosis pertama
L A T A R
B E L A K A N G
P E R U B A H A N
K E B I J A K A N
Melihat kondisi atau laporan yang ada di lapangan bahwa
sebenarnya yang paling tepat untuk mendeteksi covid-19 yaitu
menggunakan tes PCR namun kelemahannya memerlukan waktu
yang lama yaitu sampai 6 jam dan juga harus dlam jumlah yang
banyak
Pada awalnya menggunakan antigen merupakan upaya yang
dilakukan ketika terjadi lonjakan kasus yang tinggi dan
kemudian PCR tidak tersedia yang cukup terutama pada daerah
yang jauh dari perkotaan yang membutuhkan waktu
pemeriksaan sekitar 2 atau 3 hari bahkan sampai seminggu
sehingga diputuskan menggunakan antigen untuk traking agar
segera menemukan pasien supaya selanjutnya bisa diobati dan
melakukan karantina
Kemudian melihat kondisi dunia sekarang merebak varian
delta mutasi AY 4.2 yang sudah menyebar sekitar 40 negara
salah satunya di Singapura sehingga mutasi ini perlu
Menurut Bapak Kusmedi Priharto, SpOT.,M.Kes
diwaspadai
Kasubag Tracing Bid. Penanganan Kesehatan
Satgas Penanganan Covid-19

BERITA CNN INDONESIA 2 NOVEMBER 2021 https://www.youtube.com/watch?


v=UR55M2c8_KM&t=514s
‘’Perubahan yang terjadi dikarenakan adanya tekanan
publik yang dijelaskan dalam teori dimana jika
terdapat kelompok tertentu menekan atau
mempengaruhi kebijakan maka kebijakan akan berpihak
pada kelompok tertentu buka pada publik. Dalam hal
kebiajakan PCR terlihat bahwa terdapat kelompok
tertentu yag menekan penguasa elit sehingga disitu 3 P
( P e n g u s a h a , P o l i ti s i , d a n P e j a b a t ) m e m p e n g a r u h i n y a
dan mengakibatkan adanya perubahan namun karena

A b r a h a m W i r a u t o m O menghadapai masyarakat yang memiliki resistensi yang


T e n a g a A h l i U t a m a K e d e p u t i a n
ti n g g i s e h i n g g a k e b i j a k a n t e r s e b u t h a r u s d i u b a h ’ ’
I I K S P
D r . T r u b u s R a h a d i a n s y a , S H , M H , M S
P e n g a m a t K e b i j a k a n P u b l i k
‘ ’ P e m e r i n t a h d i ti n g k a t k a b i n e t m e l a l u k a n r a p a t
mingguan untuk mengevaluasi data perkembangan
terkait penanganan covid. Dalam satu minggu ada
beberapa perubahan yang cukup besar berbasis
d a t a y a n g m e n j a d i p e r ti m b a n g a n d a n j u g a m e l a l u i
masukan para ahli dan masyarakat sehingga
pemerintah membuat rancangan kebijakan yang
berubah melalui adanya data yang dijadikan
sebagai acuan’’ BERITA APA KABAR INDONESIA PAGI TV ONE
https://www.youtube.com/watch?v=O_BJfKIBN1Y
Mengapa Kebijakannya
Berubah-Ubah
‘’Kebijakan memiliki dasar hukum yaitu peraturan
perundang-undangan No. 12 Tahun 2011 yang
diperbaharui, menjadi No. 15 Tahun 2019 tentang
tata cara pembuatan peraturan perundang-
undangan yang menjadi patokan. Akan tetapi
pemerintah dari awal pandemi kebanyakan
menggunakan surat edaran sedangkan surat edaran
atau instruksi menteri tidak ada dalam undang-
undang tersebut jadi tidak memiliki kekuatan hukum
sehingga bagaimana hukum mengatur kebijkan Jawaban Agus Pambagio dalam
maka dengan itu bisa berubah-ubah hal ini Berita CNN Indonesia

menunjukkan kekalutan yang sulit dikendalikan dan -2 November 2021-

sebenarnya siapa yang mengatur regulasi ini


SUMBER: https://www.youtube.com/watch?
pemerintah atau kelompok manusia lain’’ v=UR55M2c8_KM&t=514s
SUMBER: https://www.youtube.com/watch?
v=UR55M2c8_KM&t=514s

Menurut Pengamat Kebijakan Publik Agus Pembagio, mengatakan


dampak yang merugikan dari adanya kebijakan yang plin plan di
lapangan akan membingungkan masyarakat dan juga aparat
pelaksana h a l i n i j u s t r u a k a n m e m b u a t m a s y a r a k a t ti d a k m e n a a ti
aturan dan aparat kesulitan dalam menindak karena surat edaran
b e r s i f a t i n t e r n a l s e h i n g g a ti d a k d a p a t m e n g a t u r d a n j u g a ti d a k
memiliki landasan hukum yang kuat .
D A M P A K
K E B I J A K A N Y A N G
T I D A K K O N S I S T E N
TANGGAPAN TERHADAP GONTA GANTI
KEBIJAKAN

P e m e r i n t a h

Presiden RI mengatakan strategi


pemerintah akan menyesuaikan dengan
masala yang dihadapi. Untuk
mneemukan kombinasi terbaik antara
k e p e n ti n g a n k e s e h a t a n d a n
k e p e n ti n g a n p u l i h n y a e k o n o m i
masyarakat (ditunjang dari mobilitas
masyarakat). Virus yang selalu
berubah dan bermutasi maka penangan
pun harus berubah sesuai dengan
tantangan yang dihadapai
M a s y a r a k a t
Masyarakat bingung terhadap kebijkan yang
t e r u s b e r g a n ti d e n g a n s e l a n g w a k t u y a n g
singkat. Hal ini tentu berdampak pada
ti n g k a t k e p e r c a y a a n m a s y a r a k t d a n j u g a
m e n i m b u l k a n k e c u r i g a a n y a n g n e g a ti f
terhadap pemerintah

P e n e l i ti I n d o n e s i a C o r r u p ti o n
Wa tc h ( I C W) , Wa n a A l a msya h
meminta pemerintah lebih
terbuka terkait kebijkan PCR.
Pasalnya ada kecurigaan jika
bisnis tes PCR menguntungkan
pi ha k-pi hak te rte nt u
P A N D A N G A N A K A D E M I S I
Kredibilitas Pemerintah Adaptasi dan Keterbukaan
Dosen Departemen Manajemen dan Meskipun demikian, di sisi lain, perubahan yang dilakukan pemerintah setelah
Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada mendapat banyak kritikan masyarakat bisa dipandang sebagai bentuk
(UGM) Gabriel Lele menilai gonta ganti keterbukaan pembuat kebijakan terhadap kritik. Selain juga bentuk adaptasi
kebijakan akan melahirkan isu kredibilitas dari perkembangan situasi yang terjadi. Menurut Gabriel, situasi pandemik
pemerintah. Hal itu membuat sebagian memang mensyaratkan kecepatan pemerintah dalam merespons segala
masyarakat menilai Pemerintah plin-plan perubahan.
dan tidak konsisten dalam membuat
aturan.

Menimbulkan Kebingungan
Di sisi lain, gonta-ganti aturan dalam waktu singkat juga dapat menimbulkan kebingungan masyarakat.
Terutama bagi mereka yang bersinggungan dengan kebijakan tersebut sehari-hari. Sebab dampak dari
perubahan itu adalah kebijakan yang belum tersosialisasikan secara optimal kepada masyarakat hingga
belum menjangkau seluruh kalangan.
S A R A N - S A R A N :

Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter


Indonesia (PB IDI) terpilih, Adib Khumaidi
meminta agar pemerintah konsisten dalam
m e m b u a t k e b i j a k a n d a n m e m p e r ti m b a n g k a n
secara matang sebelum mengeluarkan
kebijakan, terutama yang berkaitan dengan
masalah kesehatan masyarakat.

ia juga mengimbau pemerintah


untuk mendengarkan pandangan
dari para ahli kesehatan dalam
merumuskan kebijakan terkait
Covid-19, yang dalam hal ini
adalah skrining Covid-19.
T H A N K Y O U

Anda mungkin juga menyukai