Anda di halaman 1dari 17

PEMBALUTAN DAN

PEMBIDAIAN
PEMBALUTAN

• Pengertian
Membalut adalah tindakan untuk menyangga atau
menahan bagian tubuh agar tidak bergeser atau berubah
dari posisi yang dikehendaki.
PEMBALUTAN

• Tujuan :
• menghindari bagian tubuh agar tidak bergeser pada tempatnya
• mencegah terjadinya pembengkakan
• menyokong bagian tubuh yang cedera dan mencegah agar bagian itu
tidak bergeser
• mencegah terjadinya kontaminasi
PEMBALUTAN

• Alat dan bahan


• mitella adalah pembalut berbentuk segitiga
• dasi adalah mitella yang berlipat-lipat sehingga berbentuk seperti dasi
• pita adalat pembalut gulung
• plester adalah pembalut berperekat
• pembalut yang spesifik
• kassa steril
PEMBALUTAN

• Prosedur pembalutan
1. perhatikan tempat atau letak yang akan dibalut dengan menjawab pertanyaan ini:
a. bagian dari tubuh yang mana?
b. Apakah ada luka terbuka atau tidak?
c. Bagaimnan luas luka tersebut?
d. Apakah perlu membatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak?
2. pilih jenis pembalut yang akan dipergunakan dapat salah satu atau kombinasi
PEMBALUTAN

• 3. sebelum dibalut jika luka terbuka perlu diberi desinfeksi atau dibalut dengan pembalut yang
mengandung desinfeksi atau dislokasi perlu direposisi.
4. tentukan posisi balutan dengan mempertimbangkan:
• dapat membatasi pergeseran atau gerak bagian tubuh yang memang perlu difiksasi
• sesedikit mungkin gerak bagian tubuh yang lain
• usahakan posisi balutan yang paling nyaman untuk kegiatan pokok penderita
• tidak menggangu peredaran darah, misalanya pada balutan berlapis-lapis yang paling bawah
letaknya di sebelah distal
• tidak mudah kendor atau lepas
PEMBALUTAN

• Cara membalut:
1. Dengan mitella
a. salah satu sisi mitella dilkipat 3-4 cm sebanyak 1-3 kali
b. pertengahan sisi yang telah terlipat diletakkan di luar bagian yang akan dibalut, lalu
ditarik secukupnya dan kedua ujung sisi itu diikatkan
c. salah satu ujung yang bebas lainnya ditarik dan dapat diikatkan pada ikatan atau
diikatkan pada tempat lain maupun dapat dibiarkan bebas, hla ini tergantung pada tempat
dan kepentingannya.
PEMBALUTAN

• Cara membalut:
2. Dengan dasi
a. Pembalut mitella dilipat-lipat dari salah satu sisi sehingga berbentuk pita dengan
masing-masing ujung lancip
b. Bebatkan pada tempat yang akan dibalut sampai kedua ujungnya dapat diikatkan
c. Diusahakan agar balutan tidak mudah kendor dengan cara sebelum diikat arahnya
saling menarik
d. Kedua ujungnya diikatkan secukupnya
PEMBALUTAN

• Cara membalut:
3. Dengan pita
a. berdasar besar bagian tubuh yang akan dibalut maka dipilih pembalutan pita ukuran
lebar yang sesuai
b. balutan pita biasanya beberapa lapis, dimulai dari salah satu ujung yang diletakkan dari
proksimal ke distal menutup sepanjang bagian tubuh yang akan dibalut kemudian dari
distal ke proksimal dibebatkan dengan arah bebatan saling menyilang dan tumpang tindih
antara bebatan ynag satu dengan bebatan berikutnya
c. kemudian ujung yang dalam tadi diikat dengan ujung yang lain secukupnya.
PEMBALUTAN

• Cara membalut:
4. Dengan plester
a. jika ada luka terbuka
• luka diberi obat antiseptic
• tutup luka dengan kassa
• baru lekatkan pembalut plester
b.jika untuk fiksasi
• balutan plester dibuat “strapping” dengan membebat berlapis-lapis dari distal ke proksimal dan
untuk membatasi gerakan tertentu perlu kita yang masing-masing ujungnya difiksasi dengan plester.
PEMBIDAIAN

• Bidai atau splak adalah alat dari kayu, anyaman kawat atau
bahan lain yang kuat tetapi ringan yang digunakan untuk
menahan atau menjaga agar bagian tulang yang patah tidak
bergerak (immobilisasi) memberikan istirahat dan mengurangi
rasa sakit.
PEMBIDAIAN

• Prinsip Pembidaian adalah:


a. lakukan pembidaian di tempat dimana anggota badan mengalami cidera (korban dipindahkan)
b. lakukan juga pembidaian pada persangkaan patah tuklang jadi tidak perlu harus dipastikan dulu
ada tidaknya patah tulang
c. melewati minimal dua sendi yang berbatasan
PEMBIDAIAN

• Syarat-syarat pembidaian
a. siapakan alat-alat selengkapnya
b. bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang diukur lebih dulu pada
anggota badann yang tidak sakit
c. ikatan jangan terlalu keras dan terlalu kendor
d. bidai dibalut dengan pembalut sebelum digunakan
e. ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sebelah atas dan bawah tempat yang patah
f. kalau memungkinkan anggota gerak tersebut ditinggikan setelah dibidai
g. sepatu, gelang, jam tangan dann alat pengilat perlu dilepas.
PELAKSANAAN PEMBIDAIAN

• Tahap Pre-Interaksi
a. Mengecek dokumentasi/data klien
b. Mencuci tangan
c. menyiapkan alat
PELAKSANAAN PEMBIDAIAN

• Tahap Orientasi
a. Memberikan salam kepada paien, siapa nama pasien dan
memperkenalkan diri
b. Memberitahu klien tujuan dan prosedur tindakan
c. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
PELAKSANAAN PEMBIDAIAN

• Tahap Kerja
a. Memberikan kesempatan kepada klien untuk bertanya
b. Menanyakan keluhan utama klien
c. Memeriksa bagian tubuh yang akan dibalut, cedera dengan inspeksi dan palpasi gerakan
d. Melakukan tindakan pra-pembalutan (membersihkan luka, mencukur, memberi desinfektan, kasa
steril)
e. Memilih jenis pembalutan yang tepat
f. Cara pembalutan dilakukan dengan benar (posisi dan arah balutan)
PELAKSANAAN PEMBIDAIAN

• Tahap terminasi
a. Mengevaluasi tindakan yang baru dilakukan (subyektif dan obyektif), hasil pembalutan : mudah
lepas, menggangu peredaran darah, mengganggu gerakan lain)
b. Berikan reinforcement positif pada klien
c. Kontrak pertemuan selanjutnya (waktu, kegiatan, tampat)
d. Merapikan dan kembalikan alat
e. Mencuci tangan
f. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Anda mungkin juga menyukai