Anda di halaman 1dari 61

POLIGON

APRIL 2020
PROGRAM D3 GEDUNG
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK - UNS
SURAKARTA
AB
B
BC

AB B
C
A
BC = AB + B – 180 o
AB
BC

AB B

B C
A

BC = AB + 180 - B o


POLIGON SUDUT LUAR

B
C
B E F
D
C
A E
D
POLIGON SUDUT DALAM

Q U
R

Q
T
P S
R
T
S
POLIGON
Poligon adalah segi banyak yang
dalam ilmu ukur tanah digunakan
untuk memperbanyak titik-titik
dilapangan dengan melakukan
pengukuran sudut dan jarak.
Dengan data-data sudut dan
jarak serta diketahuinya sudut
jurusan awal dan koordinat titik
awal mulai pengukuran, maka
koordinat-koordinat titik yang lain
dapat dihitung.
23
2
12 12
A B B1 1
AB d12 2 d23
B1 3
B dB1
1
Jika koordinat titik A dan titik B diketahui,

sudut-sudut : B; 1 dan 2 di ukur,

jarak : dB1, d12, d23 diukur,

maka koordinat titik-titik 1, 2 dan 3 dapat


dihitung.
Caranya :
1. hitung sudut jurusan AB dengan
menggunakan rumus :

XB – XA
AB = Arc tg.
YB - YA
2. Hitung sudut jurusan lainnya
dengan menggunakan data
sudut ukuran :

B1 = AB + B – 180o


12 = B1 + 1 – 180o
23 = 12 + 2 – 180o
3. Menghitung selisih absis
dan selisih ordinat :
XB1 = dB1 Sin B1
X12 = d12 Sin 12
X23 = d23 Sin 23

YB1 = dB1 Cos B1


Y12 = d12 Cos 12
Y23 = d23 Cos 23
4. Menghitung koordinat
titik-titik poligon :
X1 = XB + XB1 = XB + dB1 Sin B1
X2 = X1 + X12 = X1 + d12 Sin 12
X3 = X2 + X23 = X2 + d23 Sin 23

Y1 = YB + YB1 = YB + dB1 Cos B1


Y2 = Y1 + Y12 = Y1 + d12 Cos 12
Y3 = Y2 + Y23 = Y1 + d23 Cos 23
KOORDINAT TITIK :

1 (X1 , Y1) m
2 (X2 , Y2) m
3 (X3 , Y3) m
Soal :

23
2
12 12
A B B1 1
AB d12 2 d23
B1 3
B dB1
1
Jika koordinat titik A dan titik B diketahui,

A (675,45 ; 438,65) m
B (296,75 ; 874,35) m

sudut-sudut : B; 1 dan 2 di ukur,

B = 76o 49’ 30”


1 = 120o 38’ 45”

2 = 215o 34’ 15”


jarak : dB1, d12, d23 diukur,

dB1 = 69,94 m
d12 = 84,63 m

d23 = 72,74 m

maka hitunglah :
koordinat titik-titik 1, 2 dan 3
Koordinat yang diperoleh tidak
dilakukan koreksi-koreksi hasil ukuran,
 padahal kita tahu bahwa setiap
pengukuran selalu dihinggapi
kesalahan.
sehingga hasil ukuran perlu dikontrol
dan dikoreksi  kesalahan yang
terjadi dapat diminimalkan.
Untuk keperluan kontrol pengukuran, maka
poligon semacam ini (contoh di atas) jarang
dilakukan.

Setiap pengukuran poligon selalu diperlukan


perlakuan yang dapat mengontrol hasil
ukuran.

Perlakukuan tersebut disebut ikatan.


Ikatan tersebut dapat berupa
koordinat di awal dan di akhir
pengukuran dan atau
sudut jurusan di awal dan di
akhir pengukuran.
Jika hanya koordinat saja atau
sudut jurusan saja sebagai
pengontrol  maka poligon
tersebut dinamakan :
poligon terikat sebagian.
Jika keduanya yaitu koordinat
dan sudut jurusan di awal dan
di akhir pengukuran sebagai
pengontrol  maka poligon
tersebut disebut :
poligon terikat sempurna.
B
2
1 C
B 2 D
dB1 d12 C
d23 3
A 1 d3C
3

4
T 34
ST 2
dT1 d12 d23 3 d34
T 1 2
3
1
S
P
PQ
Q 1
dQ1
d6Q 1
Q
6 d12
6
2
d56 2
5 d23
5
3
4 3
d45
4 d34
1
S1
S 1
dS1 d12 2
2
S

d6S d23

6 3 3
6 d56 d34

5 d45 4

5 4
Jika Suatu Poligon kedua ujungnya
diikat dengan titik-titik yang telah
diketahui koordinatnya, diketahui pula
sudut jurusan (azimuth) awal dan
akhirnya (sudut jurusan dapat diperoleh
dari hitungan koordinat yang diketahui),
maka poligon tersebut disebut :
poligon terikat sempurna.
Poligon terikat sempurna adalah poligon
yang terikat koordinat awal akhirnya dan
sudut jurusan awal akhirnya.

Cara menyelesaikan hitungan poligon


terikat sempurna adalah sebagai berikut :
X2C = d2C Sin 2C Y2C = d2C Cos 2C
CD
2C D
2C
12 C
C
Y2C
12 2
AB B1 2
Y12
B1 1
B
YB1 1
B
XB1 X12 X2C
A
Diketahui :
A (XA ; YA) B ; dB1

B (XB ; YB) 1 ; d12

C (XC ; YC) 2 ; d2C


C ;
D (XD ; YD)
Jarak sisi poligon dan Sudut diukur
Maka : Hitunglah Koordinat titik 1 dan 2.

setelah dikoreksi data sudut


dan jaraknya
Menghitung sudut jurusan awal dan akhir
Sudut jurusan awal :

XB - XA
AB = Arc Tg -----------------------

YB - YA

Sudut Jurusan akhir :


XD - XC
CD = Arc Tg -----------------------

YD - YC
Sebelum dapat menghitung koordinat
titik-titik poligon, harus dilihat terlebih
dahulu apakah sudut-sudut poligon dan
jarak yang diukur memenuhi ketentuan.

Untuk itu perlu dilakukan penelitian


terhadap syarat-syarat perhitungan
poligon terikat sempurna
Syarat Sudut :
Menghitung sudut jurusan tiap titik poligon
B1 = AB + B – 180o = AB + B – 180o
12 = B1 + 1 – 180o = AB + B + 1 – 2 (180o)
2C = 12 + 2 – 180o = AB + B + 1 + 2 – 3 (180o)
CD = 2C + C – 180o = AB + B + 1 + 2 + C – 4 (180o)

CD - AB = B + 1 + 2 + C – 4 (180o)

CD - AB = diukur – 4 (180o)


CD - AB = diukur – 4 (180 ) o
(180 )

Ruas kiri adalah selisih sudut jurusan akhir


dan sudut jurusan awal.

Sedangkan ruas kanan merupakan jumlah


sudut yang diukur dikurangi kelipatan 180o
Atau dapat juga ditulis :

diukur = (CD – AB) + 4 (180o)


Biasanya sudut hasil ukuran tidak sama
dengan selisih sudut jurusan tersebut.
Pasti ada kesalahan yang dimisalkan
sebesar f
Maka persamaan di atas dapat ditulis sbb.

 diukur = (CD – AB) + 4 (180o) + f




f= kesalahan sudut yang diukur


Rumus umumnya :
diukur = (Akhir – Awal) + n (180o) + f

Didapat syarat yang harus dipenuhi oleh


sudut-sudut yang dikur adalah :
Jumlah sudut yang diukur sama dengan
selisih sudut jurusan akhir dan sudut
jurusan awal ditambah dengan
kelipatan 180 o.
fka = koreksi

ka = - n = jumlah titik sudut


n
Kesalahan yang diperoleh pada penjumlahan
sudut harus dikoreksikan kepada masing-
masing sudut ukuran.
Cara memberikan koreksi adalah dengan
membagi rata kesalahan tersebut dengan
jumlah sudut yang ada.
Dan diberikan berlawanan tanda dari
kesalahannya ( k = - f )
Misalnya :

Kesalahannya f = - 25”
Jumlah sudut 5

Maka koreksi yang diberikan kepada


masing-masing sudut sebesar :

25”/5 = + 5”
Misalnya :
Kesalahannya fa = 35”
Jumlah sudut 6

Maka koreksi yang diberikan kepada


masing-masing sudut sebesar :
35”/6 = - 5”.8
ada 4 titik yang dikoreksi dg - 5”.8
dan 2 titik dengan koreksi - 5”.9
Syarat Absis dan Ordinat
Untuk mendapatkan syarat yang harus
dipenuhi oleh sisi-sisi poligon yang diukur,
maka kita harus memproyeksikan sisi-sisi
poligon ke sumbu X (absis) dan sumbu Y
(ordinat).
Misalkan yang diproyeksikan sumbu X
disebut X, sedangkan yang
diproyeksikan ke sumbu Y disebut Y.
Maka dari gambar poligon di atas dapat
dengan mudah diketahui :
XB1 = dB1 Sin B1 YB1 = dB1 Cos B1
X12 = d12 Sin 12
Y12 = d12 Cos 12
X2C = d2C Sin 2C
Y2C = d2C Cos 2C
X = (XC – XA)
Y = (YC – YA)
Jumlahkan masing-masing selisih absis
dan selisih ordinat.

Selisih tersebut seharus sama dengan


selisih absis akhir dan absis awal, serta
ordinat akhir dan ordinat awal.
X = (XC – XA)
Y = (YC – YA)
Secara Umum dapat ditulis :
X = (XAkhir – XAwal) + fX
Y = (YAkhir – YAwal) + fY

 f dan f masing-masing adalah kesalahan


X Y
pada proyeksi di sumbu X dan disumbu Y
 Cara membagi kesalahan tersebut sebanding
dengan jarak masing-masing sisi poligon, yaitu :
dB1 dB1
kXB1 = - ----- x fX kYB1 = - ----- x fY
d d
kX = Koreksi untuk absis

kY = Koreksi untuk ordinat

Tanda minus menunjukkan tanda yang berlawanan


antara kesalahan dengan koreksinya.
Sehingga hitungan absis dan ordinat setelah
XB1 = dB1 Sin B1 + kXB1 YB1 = dB1 Cos B1 + kYB1
X12 = d12 Sin 12 + kX12 Y12 = d12 Cos 12 + kY12
X2C = d2C Sin 2C + kX2C
Y2C = d2C Cos 2C + kY2C

Dan koordinat titik titik Poligon adalah :


X1 = XB + XB1 = XB + dB1 Sin B1

X2 = X1 + X12 = X1 + d12 Sin 12


1 (X1; Y1)
2 (X2; Y2)
Y1 = YB + YB1 = XB + dB1 Cos B1

Y2 = Y1 + Y12 = X1 + d12 Cos 12


LANGKAH HITUNGAN POLIGON
TERIKAT SEMPURNA
1. Buat sketsa/gambar poligon dari data-data yang
diketahui :
 terutama arah utara,
 koordinat titik-titik yang diketahui,
 sudut jurusan yang diketahui (dapat dihitung dari
koordinat yang diketahui)
 sudut-sudut yang diukur (sudut dalam/sudut luar)
 serta jarak hasil ukuran (yang diketauhi).
LANGKAH HITUNGAN POLIGON
TERIKAT SEMPURNA
2. Hitunglah sudut jurusan awal, dan sudut
jurusan akhir dari data koordinat yang
diketahui.
Sudut jurusan awal :
XB - XA Sudut Jurusan akhir :
AB = Arc Tg -----------------------

YB - YA XD - XC
CD = Arc Tg -----------------------

YD - YC
LANGKAH HITUNGAN POLIGON
TERIKAT SEMPURNA

3. Jumlahkan sudut-sudut ukuran,


bandingkan dengan selisih sudut jurusan
akhir dan sudut jurusan awal,
kemudian hitung kesalahannya.

 diukur = (Akhir – Awal) + n (180o) + f


LANGKAH HITUNGAN POLIGON
TERIKAT SEMPURNA
4. Koreksikan sudut-sudut ukuran dengan
membagi kesalahan dengan n (n = jumlah
titik sudut) dengan tanda yang berlawanan.
Jika kesalahannya positif  koreksinya negatif
Jika kesalahannya negatif  koreksinya positif
f  k = koreksi

k = - n = jumlah titik sudut


n
n = n + K
LANGKAH HITUNGAN POLIGON
TERIKAT SEMPURNA
5. Hitunglah Sudut Jurusan masing-masing
sisi poligon dengan data sudut yang telah
dikoreksi

n-1 n = n-2 n-1


o
+ 180 - n

n-1 n = n-2 n-1 + n – 180 o

n : sudut yang telah dikoreksi


LANGKAH HITUNGAN POLIGON
TERIKAT SEMPURNA
6. Dengan data sudut jurusan yang dihitung
setelah sudut tersebut dikoreksi
hitunglah selisih absis dan selisih ordinat
sisi-sisi poligon

Xn-1 n = dn-1 n Sin n-1 n

Yn-1 n = dn-1 n Cos n-1 n


LANGKAH HITUNGAN POLIGON
TERIKAT SEMPURNA
7. Jumlahkan masing-masing selisih absis
dan selisih ordinat hasil hitungan dan
bandingkan dengan selisih absis/ordinat
akhir dan awal.

d Sin  = X akhir – X awal + fX

d Cos  = Y akhir – Y awal + fY


LANGKAH HITUNGAN POLIGON
TERIKAT SEMPURNA
8. Koreksikan hasil hitungan selisih absis dan
selisih ordinat dengan kesalahan yang terjadi
dengan tanda yang berlawanan sebanding
dengan jarak masing-masing sisi poligon.

dn-1 n dn-1 n

kXn-1 n = - ----- x fX kYn-1 n = - ----- x fY


d d
Xn-1 n = dn-1 n Sin n-1 n + kXn-1 n

Yn-1 n = dn-1 n Cos n-1 n + kYn-1 n

Xn-1 n : selisis absis yang telah dikoreksi

Yn-1 n : selisis ordinat yang telah dikoreksi


LANGKAH HITUNGAN POLIGON
TERIKAT SEMPURNA
9. Hitunglah koordinat masing-masing titik
poligon dengan menggunakan selisih absis
dan selisih ordinat setelah dikoreksi.

Xn = Xn-1 n + Xn-1 n = Xn + dn-1 n Sin n-1 n

Yn = Yn-1 n + Yn-1 n = Yn + dn-1 n Cos n-1 n

Xn-1 n : selisis absis yang telah dikoreksi

Yn-1 n : selisis ordinat yang telah dikoreksi


Theodolite Wild T0
CONTOH
HITUNGAN POLIGON
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai