Anda di halaman 1dari 29

POLIGON

ILMU UKUR TANAH


PERTEMUAN KE-6
KERANGKA DASAR PEMETAAN
• Pengukuran awal dari pekerjaan pemetaan adalah
pengadaan titik-titik kerangka dasar pemetaan
(TKDP) yang cukup merata di daerah yang akan
dipetakan.
• Titik-titik ini menjadi ikatan dari detil-detil yg
merupakan obyek dari unsur-unsur di permukaan
bumi yang akan digambarkan dalam peta.
KERANGKA DASAR PEMETAAN
• Beberapa metode yang digunakan untuk kerangka
dasar (kontrol) horizontal antara lain:
– Triangulasi
– Trilaterasi
– Rangkaian Segitiga
– Jaringan Segitiga
– Poligon (traverse)
– Pemotongan kemuka
– Pemotongan kebelakang
POLIGON
• Cara poligon lebih disukai daripada cara lain,
karena beberapa keuntungan:
– Bentuknya mudah disesuaikan dengan daerah yang
akan dipetakan
– Pengukurannya sederhana
– Peralatannya mudah didapat
– Perhitungannya relatif mudah
POLIGON
• Poligon berasal dari kata poli yang berarti banyak
dan gonos yang berarti sudut.
• Secara harfiah poligon berarti sudut banyak
• Istilah poligon berarti rangkaian titik-titik secara
berurutan sebagai kerangka dasar pemetaan.
• Sebagai kerangka dasar, posisi atau koordinat titik-
titik poligon harus diketahui atau ditentukan
secara teliti. Karena akan digunakan sebagai
ikatan detil, pengukuran poligon harus memenuhi
kriteria atau persyaratan tertentu
JENIS POLIGON

• Berdasarkan titik ikat: terikat sempurna,


terikat tidak sempurna, terikat sepihak, bebas
(tanpa ikatan)
1 A 1
A P 3
2 2
Q B terikat sepihak
B terikat sempurna

1
2 3
5
A B 2
3 4

1 bebas (tanpa ikatan)


terikat tidak sempurna
JENIS POLIGON
• Berdasarkan bentuk: terbuka, tertutup,
bercabang

A 1 P
2
Q P
B 4
terbuka 5

A 1 B
A
2 2
3 Q
B 1
bercabang
4 3
tertutup
JENIS POLIGON
• Berdasarkan alat yang digunakan: poligon
teodolit dan poligon kompas
• Berdasarkan penyelesaian: poligon hitungan
(numerik) dan poligon grafis
• Berdasarkan tingkat ketelitian: tingkat I, II, III, IV
(rendah)
• Berdasarkan hierarki dalam pemetaan: Poligon
utama (induk) dan poligon cabang (anakan)
DESKRIPSI POLIGON
Y
P
αAP β1 β3
β2
αA1 α12 αBQ
α23
1 B
βA 2
Q
A
dA1’ d12’ d2B’
XA XB X
Keterangan:
• A dan P adalah titik ikat awal
• B dan Q adalah titik ikat akhir
• αAP adalah azimuth awal
• αBQ adalah azimuth akhir
• Sudut ukuran βA, β1, dst
• Jarak ukuran dA1, d12, d23, dst
• Proyeksi jarak terhadap sumbu X d1’, d2’, dst
SYARAT POLIGON
• Syarat yang harus dipenuhi oleh sudut-sudut
yang diukur: jumlah sudut-sudut yang diukur
harus sama dengan selisih sudut jurusan
(azimuth) akhir dengan sudut jurusan awal
ditambah kelipatan dari 180°
• Σβ = (αakhir – αawal) + n.180 ± fα
• fα adalah koreksi untuk kesalahan penutup sudut
• Apabila fα tidak habis dibagi rata, maka sisanya
diberikan kepada sudut-sudut yang mempunyai
kaki pendek
SYARAT POLIGON
• Jumlah proyeksi jarak pada sumbu X harus sama
dengan selisih absis (x) titik akhir dan awal poligon
• Σd’ = dA1 sin αA1 + d12 sin α12 + d2B sin α2B
• Σ d sin α = (Xakhir – Xawal) + fx
• Jumlah proyeksi jarak pada sumbu Y harus sama
dengan selisih ordinat (y) titik akhir dan awal
poligon
• Σd’ = dA1 cos αA1 + d12 cos α12 + d2B cos α12
• Σ d cos α = (Yakhir – Yawal) + fy
• Fx = kesalahan penutup absis (x)
• Fy = kesalahan penutup ordinat (y)
SYARAT POLIGON
• Kesalahan fx dan fy dikoreksikan dengan cara
diberikan pada setiap penambahan absis (d sin α)
dan penambahan ordinat (d cos α) dengan
perbandingan lurus dengan jarak-jarak sisi poligon
• ΔXi = (di/Σd).fx
• ΔYi = (di/Σd).fy
LANGKAH PERHITUNGAN POLIGON
• Jumlahkan sudut-sudut hasil ukuran.
• Hitung αakhir dan αawal dari koordinat 2 titik ikat akhir
dan 2 titik ikat awal. Dari hasil tersebut tentukan fα
dan kemudikan koreksikan pada masing-masing sudut
hasil ukuran, untuk memenuhi persyaratan pertama
• Dari sudut jurusan (azimut) awal dengan sudut-sudut
poligon yang telah dikoreksi, hitung sudut jurusan
(azimut) dari setiap sisi poligon dengan aturan αn-(n+1)
= αn-1(n) ± β ±180
• Apabila perhitungannya benar, azimut BQ akan sama
dengan azimut akhir yang dihitung dari koordinat titik
titik BQ
LANGKAH PERHITUNGAN POLIGON
• Dengan sudut jurusan yang diperoleh dari langkah 2 di
atas, hitung d sin α dan d cos α. Hitung selisih antara
(Xakhir – Xawal) serta Yakhir – Yawal kemudian hitung fx dan fy,
serta koreksikan pada masing-masing d sin α dan d cos α
sebanding dengan jarak-jaraknya.
• Akhirnya dapat dihitung koordinat titik-titik poligon dari
koordinat titik yang ada di depannya
• Agar perhitungan lebih sistematis dibuat formulir
perhitungannya
TINGKAT KETELITIAN
• Tingkat ketelitian pengukuran poligon didasarkan
pada ketelitian pengukuran sudut dan jarak

Kelas Ketelitian I II III IV

Kesalahan penutup sudut 2" √N 10" √N 30" √N 60" √N


Koreksi Maksimum Persudut 1" 2" 3" 6"
Ketelitian Penutup Jarak 1 : 35000 1 : 10000 1 : 5000 1 : 2000
PERHITUNGAN POLIGON TERTUTUP
1
2
B β0 β1
αA1 β2

βA β3 3
A
β5 β4
5 4
• Poligon Tertutup adalah poligon yang mempunyai titik awal dan akhir yang sama
pada suatu titik. Paling disukai di lapangan karena tidak membutuhkan titik ikat
yang banyak, namun hasil ukurannya cukup terkontrol.
• Syaratnya adalah
• Syarat sudut:
– Σβ = (n-2) . 180, apabila sudut dalam α12 = αA1 – β1 + 180
– Σβ = (n+2) . 180, apabila sudut luar α12 = αA1 + β1 - 180
• Syarat absis
– Σ d sin α = 0
– Σ d cos α = 0
PERHITUNGAN POLIGON TERBUKA
B
βA Xb - Xa
A a ab = arc Tg
Yb - Ya
da1
β1
3
β2
1
d23
d12
2
Pada gambar di atas, koordinat titik A dan B diketahui, dengan demikian kita
dapat menghitung sudut jurusan AB. Untuk menentukan koordinat titik 1
diperlukan koordinat titik A, sudut jurusan A-1 dan jarak A-1, begitu pula titik 2
diperlukan koord titik 1, sudut jurusan 1-2 dan jarak 1-2 dan seterusnya
Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa aAB= (lihat rumus di atas)
aA1 = aAB + βA
a12 = aA1 + β1 - 180 a(n) = a(n-1) + β - 180
a23 = aAB + β2 - 180
POLIGON TERIKAT PADA
KOORDINAT AWAL DAN AKHIR
Bila poligon terikat pada awal dan akhir, masing-masing
pada A dan B yang diketahui koordinatnya tetapi tidak
diketahui azimutnya, diselesaikan dengan dua tahap
1. Menentukan azimut awal yang diambil dengan kompas,
kemudian poligon dihitung sebagai poligon lepas untuk
mendapatkan koordinat B*. Dari titik A dan B* dihitung
azimut AB*, kemudian dari koordinat A dan B dihitung
azimut AB, selisih keduanya merupakan besar sudut
rotasi yang harus diberikan pada azimut pendekatan.
2. Poligon dihitung kembali dengan azimut awal hasil
rotasi tahap pertama, sebagai poligon terikat sempurna.
2
A B
3

1
terikat tidak sempurna
POLIGON KOMPAS
• Pada setiap arah yang dibidik akan terbaca sudut
jurusannya (azimuth) kompas.
• Alat ukur tidak perlu dipasang di setiap titik poligon,
melainkan berselang satu-satu, yaitu dari titik 2 pindah ke
titik 4, titik 6, dst

U P

α21 α32 α43


αA1 α23 α45
α23
2 4
3
1 5
CONTOH PERHITUNGAN
2
3
5
4
1

Apabila azimuth detail 1 ke detail 2 telah di tentukan beserta koordinat di detail 1,


X1 = 1000
Y1 = 1000
α12 = 30˚01’30”
Maka detail 2, 3, 4 dan 5 dapat dihitung koordinatnya dengan cara:

1. Hitung koordinat detail 2, jika d12 = 30m


X2 = X1 + d12sin α12
X2 = 1000 + 30 sin 30˚01’30”
X2 = 1015.0113

Y2 = Y1 + d12 cosA12
Y2 = 1000 + 30 cos30˚01’30”
Y2 = 1025.9742
CONTOH PERHITUNGAN
2
3
5
4
1

2. Tentukan Azimuth detail 2 ke detail 3


α23 = (β2 - 180) + α 12
α 23 = (250˚00’20”-180˚) + 30˚01’30”
α 23 = 100˚01’50”

3. Hitung Koordinat detail 3


Jika d23 = 40m (jarak dari detail 2 ke 3, didapat dari pengukuran di lapangan), maka :
X3 = X2 + d23sin α23
X3 = 1015.0113 + 40 sin 100˚01’50”
X3 = 1054.3999

Y3 = Y2 + d23 Cos α23


Y3 = 1025.9742+ 40 Cos 100˚01’50”
Y3 = 1019.0073
SOAL 1 POLIGON TERTUTUP
Sebuah poligon tertutup terdiri dari 10 buah titik,
data ukuran seperti pada kolom 2, dan jarak antar
titik seperti pada kolom 6.
Diketahui azimut sisi 1-2 sebesar 166°53’08” dan
koordinat titik 1 (0, 0). Hitung titik-titik koordinat
pada poligon tersebut.
FORM PERHITUNGAN
Sudut Ukuran KOORDINAT
Kβ Sudut Jurusan (α) Jarak (D) D SIN (α) Kx D COS (α) Ky Nomor
No. Titik (β) Ket
Titik
X (meter) Y (meter)
º ' " " º ' " meter meter meter meter meter
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 80 53 59 0.000 0.000 1 Diketahui


166 53 08 40.000
2 184 26 0 2
35.000
3 180 24 8 3
32.900
4 82 13 39 4
50.000
5 193 25 30 5
59.300
6 145 54 8 6
32.000
7 113 18 42 7
50.000
8 137 41 36 8
50.000
9 142 20 2 9
49.600
10 179 23 2 10
49.700
1 0.000 0.000 1 DIketahaui
SOAL 3 POLIGON TERBUKA
TERIKAT SEMPURNA
• Sebuah poligon terikat sempurna memiliki 3 titik
pengukuran dengan ikatan awal pada titik A dan B
serta ikatan akhir pada titik C dan D yang masing-
masing koordinatnya sudah diketahui.
• Selesaikan perhitungan koordinat poligon
tersebut.
FORM PERHITUNGAN
Sudut Ukuran D SIN KOORDINAT
Kβ Sudut Jurusan (α) Jarak (D) Kx D COS (α) Ky Nomor
No. Titik (β) (α) Keterangan
X (meter) Y (meter) Titik
º ' " " º ' " meter meter meter meter meter
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

A 40.000 50.000 A DIKETAHUI


53 7 48 awal
B 243 50 0 80.000 80.000 B DIKETAHUI
50.000
1 150 20 10 1
43.000
2 199 20 5 2
38.500
3 147 10 4 3
50.000
C 150 55 1 250.000 60.000 C DIKETAHUI
44 43 12 akhir
D 283.846 93.517 D DIKETAHUI
SOAL 3 POLIGON TERBUKA TERIKAT
KOORDINAT AWAL DAN AKHIR
Diketahui sebuah poligon terbuka yang terdiri dari tiga buah titik,
terikat di kedua ujungnya, masing-masing pada titik awal:
A (40.000,00;300.000,00) dan pada titik akhir B
(40.256,954;300.019,865)
Hasil pengukuran sudut dan jaraknya masing-masing adalah:
β1 = 89°59’59” , β2 = 270°00’00” , β3 = 75°00’00”
dA1 = 100 m , d12 = 74,9 m, d23 = 100,00 m, d3B = 125,00 m
Hitung koordinat titik-titik poligon tersebut.
Asumsi awal, azimut αA1 = 134°0’0”
FORM PERHITUNGAN

Sudut Ukuran F Sudut Jurusan Jarak D SIN D COS KOORDINAT


β Kx Ky Nomor
No. Titik (β) (α) (D) (α) (α) Keterangan
Titik
X (meter) Y (meter)
º ' " " º ' " meter meter meter meter meter
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

A 40000.000 300000.000 A Diketahui


134 0 0 100.000
1 89 59 59 1
74.900
2 270 0 0 2
100.000
3 75 0 0 3
125.000
B 40256.954 300019.865 B
SUDUT ARAH DAN KUADRAN
Y+
0 ILMU UKUR TANAH
Kuadran I II III IV
I I Sb X + + - -
V β
Sb Y + - - +
270 90 x+
Sin α + + - -
Cos α + - - +
III II
Tg α + - + -
180
Kuadran IUT
1.Arc tg 6/4 = arc tg 1,5 ; kalkulator akan menghitung = 56o18’35”,76
Berarti pada kuadaran I, maka Azimutnya : α = 56o18’35”,76
2.Arc tg 6/-4 = arc tg -1,5 ; kalkulator akan menghitung = -56o18’35”,76
Berarti pada kuadaran II, maka Azimutnya : α =180-56o18’35,76”=
123o41’24”,24
3.Arc tg -6/-4 = arc tg 1,5 ; kalkulator akan menghitung = 56o18’35”,76
Berarti pada kuadaran III, maka Azimutnya : α =180+56o18’35,76”=
236o18’35”,76
4.Arc tg -6/4 = arc tg -1,5 ; kalkulator akan menghitung = -56o18’35”,76
Berarti pada kuadaran IV, maka Azimutnya : α =360-56o18’35,76”=
303o41’24”,24
SELAMAT MENGERJAKAN

Anda mungkin juga menyukai