Anda di halaman 1dari 8

KELVIN TIODORUS

LT-2C
14 / 3.31.18.2.15
Gambarkan rangkaian pengukuran trafo 3 fasa guna memperoleh hubungan belitan primer
sekunder dalam star-star, delta-delta, star-delta, delta-star, dan star-zigzag serta tuliskan urutan
langkah pengukuran tersebut
Berikan pembahasan dan kesimpulan
Gambar rangkaian pengukuran trafo 3 fasa
Melakukan uji kutub (pole test) untuk menentukan polaritas positif atau negatif dari ujung-ujung
belitan transformator.

- Tes Pole 1

V3

220 V V1 V2
0 – 220V

Gambar 2. Rangkaian percobaan tes pole 1

Tabel 1. Polaritas 1

V1 V2 V3 Keterangan
100 25 125 V3 = V1 + V2

- Tes Pole 2
V3

220 V V1 V2
0 – 220V

Gambar 3. Rangkaian percobaan tes pole 2

Tabel 2. Polaritas 2

V1 V2 V3 Keterangan
100 25 75 V3 = V1 – V2

A a
A2 a2 A
A2 a2

A1 a1 A1 a1
a

B b B
B2 b2 B2 b2

B1 B1 b1
b1 b

C
C c C2 c2
C2 c2

C1 c1
C1 N c
c1
N

Gambar 4. Rangkaian 1 Gambar 5. Rangkaian 2

A a A
A2 a2 A2 a2

A1 a1 A1 a1
a

B b B
B2 b2 B2 b2

B1 b1 B1 b1
b

C c C
C2 c2 C2 c2

C1 c1 C1 c1
N c
Gambar 6. Rangkaian 3 Gambar 7. Rangkaian 4

A a
A2 a2

A1 a1

B b
B2 b2

B1 b1

C c
C2 c2

C1 c1

Gambar 8. Rangkaian 5

Langkah Kerja
1) Menentukan polaritas terminal masing-masing transformator satu fasa yang akan
dirangkai menjadi sebuah transformator tiga fasa. Menandai terminal-terminalnya sesuai
dengan rekomendasi IEC.
2) Membuat rangkaian seperti gambar rangkaian 1.
3) Menghubungkan primer transformator tiga fasa yang telah dirangkai tersebut dengan
sumber tegangan AC tiga fasa 3 x 380 V ( A pada L1, B pada L2, C pada L3 dan N pada
N ). Mencatat tegangan-tegangannya pada tabel 1.
4) Untuk mengetahui tipe hubungannya atau kelompok jamnya, sambungkan terminal A
dengan terminal a. kemudian catat tegangan antara terminal C dan c, B dan c, C dan b
serta A dan B pada tabel 2.
5) Mengulangi langkah 3, 4 dan 5 untuk rangkaian 2, dan 3
6) Mengulangi langkah 3, 4 dan 5 untuk rangkaian 4 dan 5 , tetapi karena sisi tegangan
tinggi terhubung segitiga maka diberi sumber tegangan AC tiga fasa 3 x 220 Volt.
Pembahasan dan kesimpulan
Pembahasan
Dalam pelaksanaanya, tiga buah lilitan phasa pada sisi primer dan sisi sekunder dapat
dihubungkan dalam bermacam-macam hubungan, seperti bintang dan segitiga, dengan
kombinasi Y-Y, Y-Δ, Δ-Y, Δ-Δ, bahkan untuk kasus tertentu liltan sekunder dapat
dihubungakan secara berliku-liku (zig-zag), sehingga diperoleh kombinasi Δ-Z, dan Y-Z.
Hubungan zig-zag merupakan sambungan bintang istimewa, hubungan ini digunakan untuk
mengantisipasi kejadian yang mungkin terjadi apabila dihubungkan secara bintang dengan
beban phasanya tidak seimbang. Di bawah ini pembahasan hubungan transformator tiga phasa
secara umum :
Hubungan Wye-wye (Y-Y)
Pada hubungan bintang-bintang, rasio tegangan fasa-fasa (L-L) pada primer dan sekunder
adalah sama dengan rasio setiap trafo. Sehingga, tejadi pergeseran fasa sebesar 30° antara
tegangan fasa-netral (L-N) dan tegangan fasa-fasa (L-L) pada sisi primer dan sekundernya.
Hubungan bintang-bintang ini akan sangat baik hanya jika pada kondisi beban seimbang.
Karena, pada kondisi beban seimbang menyebabkan arus netral (IN) akan sama dengan nol.
Dan apabila terjadi kondisi tidak seimbang maka akan ada arus netral yang kemudian dapat
menyebabkan timbulnya rugi-rugi.
Tegangan phasa primer sebanding dengan tegangan phasa sekunder dan perbandingan belitan
transformator maka, perbandingan antara tegangan primer dengan tegangan sekunder pada
transformator hubungan Y-Y adalah :

Gambar Transformator 3 phasa hubungan Y-Y.

Hubungan Wye-delta (Y-Δ)


Transformator hubungan Y-Δ, digunakan pada saluran transmisi sebagai penaik tegangan. Rasio
antara sekunder dan primer tegangan fasa-fasa adalah 1/√3 kali rasio setiap trafo. Terjadi sudut
30° antara tegangan fasa-fasa antara primer dan sekunder yang berarti bahwa trafo Y-Δ tidak
bisa diparalelkan dengan trafo Y-Y atau trafo Δ-Δ. Hubungan transformator Y-Δ dapat dilihat
pada Gambar  Pada hubungan ini tegangan kawat ke kawat primer sebanding dengan tegangan
phasa primer (VLP=√3VPhP), dan tegangan kawat ke kawat sekunder sama dengan tegangan
phasa (VLS=VphS), sehingga diperoleh perbandingan tegangan pada hubungan Y-Δ adalah :
Gambar  Transformator 3 phasa hubungan Y-Δ.
Hubungan Delta-wye (Δ-Y)
Transformator hubungan Δ-Y, digunakan untuk menurunkan tegangan dari tegangan transmisi ke
tegangan rendah. Transformator hubungan Δ-Y dapat dilihat pada Gambar Pada hubungan Δ-Y,
tegangan kawat ke kawat primer sama dengan tegangan phasa primer (VLP=VphP ), dan
tegangan sisi sekundernya ( VLS=√3VphS), maka perbandingan tegangan pada hubungan Δ-Y
adalah :

GambarTransformator 3 phasa hubungan Δ-Y.


Hubungan Delta – delta (Δ-Δ)
Pada transformator hubungan Δ-Δ, tegangan kawat ke kawat dan tegangan phasa sama untuk sisi
primer dan sekunder transformator (VRS = VST = VTR = VLN), maka perbandingan
tegangannya adalah :

Sedangkan arus pada transformator hubungan Δ-Δ adalah :


IL=√3Ip
Dimana :
IL = arus line to line
IP = arus phasa

Kesimpulan
1. Transformator 3 fasa banyak di aplikasikan untuk menangani listrik dengan daya yang
besar. Terdapat berbagai macam hubungan pada trafo tiga fasa yang dalam
penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan dan rating tegangan yang akan dipikulnya.
2. Salah satu hubungan pada trafo tiga fasa yang sering di pakai adalah Hubungan Delta
Bintang dan Bintang Delta, kedua jenis hubungan ini biasanya dipakai dalam sistem
tenaga listrik khususnya pada bagian transmisi listrik untuk menaikkan tegangan (Δ-Y)
dan menurunkan tegangan (Y - Δ ).
3. Untuk suatu keadaan darurat, trafo hubung delta dapat dibuat menjadi open delta namun
dengan kapasiatas hanya 86.6 % dari kapasitas terpasangnya.

Anda mungkin juga menyukai