Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS STRUKTUR I

SI 2219
PERTEMUAN 3

BALOK STATIS TAK TENTU

METODE DEFORMASI
KONSISTEN
1
Standar Kompetensi
Mahasiswa mampu menganalisis
balok statis tak tentu dengan
metode Deformasi Konsisten
dan menghitung gaya-gaya
dalamnya

2
• Sebuah balok yang ditumpu diatas lebih
dari dua tumpuan, terjepit pada salah satu
atau kedua ujungnya, maka akan ada dua
atau lebih reaksi luarnya.
• Dengan menggunakan prinsip statika hanya
bisa didapatkan maksimum dua gaya (untuk
sistem gaya sejajar bidang) yang tidak
diketahui dan setiap reaksi tambahan
adalah merupakan lebihan.

3
• Reaksi-reaksi lebih ini tidak bisa ditentukan
hanya dengan persamaan statika saja.
• Balok dengan reaksi seperti itu disebut
balok statis tak tentu.
• Derajat ketidak-tentuannya diberikan oleh
banyaknya reaksi lebih.
• Gambar 1 a, b dan c masing-masing
menunjukkan balok statis tak tentu derajat
kedua, keempat dan keenam.

4
MA P1 P2 P3 P4
P1 P2 P3 P4

VD
VA VE
VA VB VC VB VC VD

b. Balok Statis Tak Tentu


a. Balok Statis Tak Tentu Derajat Keempat
Derajat Kedua
MA P P2 P3 P4 MF
1

VA VE VF
VB VC VD

c. Balok Statis Tak Tentu


Derajat Keenam

5
Analisis Balok Statis Tak Tentu Metode Deformasi
Konsisten
• Banyaknya reaksi lebih dari yang diperlukan untuk
keseimbangan statis disebut derajat ketidak
tentuan struktur tersebut
• Jika perletakan yang berlebih dihilangkan dan
digantikan oleh reaksi gaya atau momen yang
tidak diketahui, maka diperoleh struktur tertentu
dasar yang menerima pembebanan dan reaksi-
reaksi atau gaya atau momen yang tidak
diketahui

6
Analisis Balok Statis Tak Tentu Metode Deformasi
Konsisten
• Jika perletakan rol dilepaskan maka syaratnya
adalah defeksi dalam arah tegak lurus ke
permukaan perletakan harus nol.
• Syarat bentuk fisik yang diperlukan sama dengan
banyaknya reaksi lebihan
• Jika komponen reaksi lebihan telah didapatkan
maka komponen reaksi selebihnya bisa dijawab
dengan persamaan statika

7
Contoh:
Balok sebagai berikut, tentukan semua reaksi dan
gambar bidang momen dan geser

8
Penyelesaian:
• Balok terjepit di A dan ditumpu sendi di B,
memiliki 3 komponen reaksi, MA, VA dan VB.
Persamaan statika hanya memberikan 2
persamaan kesetimbangan, sehingga balok
tersebut termasuk balok statis tak tentu derajat
pertama.
• Dua alternatif penyelesaiannya yaitu:
1. Perletakan di B dihilangkan, sehingga VB
merupakan reaksi lebihan (gambar 1 a)
2. Dipilih balok dasar AB, sehingga MA
merupakan reaksi lebihan (gambar 2 a)

9
Penyelesaian Alternatif 1.
• VB dihilangkan, sehingga balok dasar merupakan
balok kantilever, yang dijepit di A dan bebas di B
(gambar 1a)
• Pada balok kantilever bekerja:
1. Pembebanan yang diberikan (P), yang
menyebabkan defleksi DB ke bawah di ujung
bebas B (gambar 1b)
2. Reaksi lebihan VB yang menyebabkan defleksi
ke atas VBdB di ujung bebas B (gambar 1c)
• dB adalah defleksi ke atas di ujung bebas B
yang disebabkan oleh beban ke atas
sebesar 1 kip di B (gambar 1d)
10
Sketsa penyelesaian

1a

1a
1b

1c

Gambar 1 Balok statis tak tentu derajat pertama

11
Penyelesaian Alternatif 1.
• Balok (gambar 1a) = (gambar 1b)+ (gambar 1c)
• Syarat bentuk:
• Defleksi di B bila P dan VB bekerja pada balok
statis tertentu dasar tersebut harus = 0
• Jadi, DB
DB  VBdB atau VB 
dB
• DB dan dB dapat dicari dengan salah satu
metode, misalnya cara momen area
  
3
PL L 5 PL
DB  1
2
5
6
L 
2 EI 2 48EI

  
3
L L
dB  L 1
2
2
3
L 
EI 3EI
12
Jadi, Diagram momen dan
DB 5
gesernya:
VB   P
dB 16
Menurut statika: Diagram geser
11
VA  P
16
3
MA  PL
16

Diagram momen

Gambar 1e 13
1b

1c

Perhitungan defleksi
14
Penyelesaian Alternatif 2.
• AB sebagai balok dasar dan MA merupakan reaksi
lebihan
• Syarat bentuk yang diperlukan:
• Rotasi garis singgung di A harus = 0
• Balok yang diberikan = jumlah balok gambar 2b
dan 2c.
• Untuk menentukan MA:
A
A  MAA atau MA 
A

15
Cara balok konyugasi

A 
4 EI 2

PL L 1
2

PL2
16 EI
2 1 1
A    
L 
 3  EI 2 3EI
L
Diagram momen dan
MA 
A 3PL

gesernya sama dengan
A 16 gambar 1e
Menurut statika:
11
VA  P
16
5
VB  P
16

16
2a

2b
Balok dasar dengan
Pembebanan P

Balok dasar dengan reaksi


2c
lebih MA

Gambar 2

17

Anda mungkin juga menyukai