C C
ΔB
D D
A Gb.1a B A Gb.1b B
C
Rangka statis tak tentu (Gb. 1a)
didekomposisi menjadi 2 buah
rangka statis tertentu (Gb.1b&c)
D ΔB’
A Gb.1c B
Perhatikan dengan seksama Gb.1.a s/d Gb.1.c tersebut.
C Batang L N n nNL/AE
AC
AD
BC
BD
D CD
A C B
ΔB=∑
1
∂ RBH
Gb.1.d.
Setelah RBH diperoleh, maka reaksi-reaksi lain (RAV, RAH, RBV) dari
struktur asli (statis tak tentu/Gb.1.a) dapat dicari dengan
menggunakan persamaan kesetimbangan.
C ∑MA = 0 RBV
∑MB = 0 RAV
∑Fx = 0 RAH
Kontrol:
∑Fy = 0
RBH
D
A Gb.1a B
RAH RBH
RBV
RAV
Dengan diketahuinya seluruh reaksi, maka gaya-gaya batang dapat dicari mis dengan
metode joint (kesetimbangan titik buhul) or perpotongan (ritter)
1. Gunakan prinsip superposisi untuk mendekomposisi struktur truss statis tak
tentu menjadi sejumlah struktur statis tak tentu
2. Cari besarnya perpindahan pada struktur trus statis tertentu yang menerima
gaya luar (gunakan metode energi)
3. Cari besarnya perpindahan (searah atau berlawanan arah dengan
perpindahan yang dihitung di langkah 2) pada struktur statis tak tentu yang
menerima gaya real 1 satuan (gaya ini searah dengan perpindahan yang
akan dicari)
4. Cari besarnya gaya redundant dengan menerapkan prinsip kompatibilitas
(deformasi konsisten)
5. Cari besarnya reaksi-reaksi lain pada struktur asli (truss statis tak tentu)
dengan menerapkan prinsip kesetimbangan gaya/momen
6. Cari seluruh gaya batang pada struktur statis tak tentu dengan
menggunakan metode joint atau perpotongan
6kN
4m
3m 3m
6 kN C 6t C
4m
ΔB
D D
A Gb.1a B A Gb.1b B
3m 3m C
RBH
D ΔB’
A Gb.1c B
2. Menghitung ∆B dari Gb.1.b.
4m ΔB=∑ 30
1
D ∂
A 3m 3m B
4. Menghitung gaya redundant RBH
RBH = ∆B/∂
RBH = 30(10-3)/0.01(10-3) = 3000 N
6kN
=3kN
3kN
RAH RBH=3kN
A D B
RBV =4kN
RAV =4kN
4kN
3m
4m
2kN
4m
3m 3m
A C
B
A ΔB C
Δ’B
A C
RB
Δ’B
A C
RB
∂B
A C
1
Bila rangka statis tertentu diatas menerima beban 1 satuan di titik B, maka
terjadi lendutan di titik B sebesar fBB. Bila beban yang bekerja sebesar RB,
maka lendutan yang terjadi (elemen elastis) sama dengan ∂B. RB = Δ’B
Mengingat lendutan di B harus sama dengan nol, maka persamaan
kompatibilitas dapat disusun sebagai berikut:
ΔB –Δ’B = 0
ΔB – ∂B. RB = 0→ RB. = ΔB / ∂B
3. Persamaan Kesetimbangan
A ΔB ΔC D
Δ’B Δ’C
A D
RB RC
Δ’B Δ’C
A D
RB RC
∂BB ∂CB
A D
1
∂BC ∂CC
A D
1
Pada gambar sebelumnya, terlihat bahwa akibat beban 1 satuan di B maka
terjadi lendutan di titik B sebesar ∂BB dan lendutan di titik C sebesar ∂CB. Bila
di titik B bekerja gaya sebesar RB maka lendutan yang diakibatkannya di
titik B sebesar ∂BB .RB dan di titik A sebesar ∂CB .RB.
Bila beban 1 satuan bekerja di C maka terjadi lendutan di titik C sebesar ∂CC
dan lendutan di titik B sebesar ∂BC. Bila di titik B bekerja gaya sebesar RC
maka lendutan yang diakibatkannya di titik C sebesar ∂CC .RC dan di titik B
sebesar ∂BC .RC.
Total lendutan yang terjadi di B dan C akibat beban RB dan RC berarti sama
dengan:
∂BB .RB + ∂BC .RC = Δ’B
∂CC .RB + ∂CB .RB = Δ’C
Mengingat lendutan di B dan C harus sama dengan nol, maka
persamaan kompatibilitas dapat disusun sebagai berikut:
ΔB –Δ’B = 0 ΔC – Δ’C = 0
ΔB – (fBB .RB + fBC .RC )= 0 ΔC – (fCC .RB + fCB .RB )= 0
3. Persamaan Kesetimbangan
Setelah RB dan RC diperoleh, maka reaksi-reaksi yang lain dapat dicari
dengan menggunakan persamaan kesetimbangan. Dengan diketahuinya
seluruh reaksi, maka gaya-gaya batang dapat dicari mis dengan metode joint
or perpotongan
D C D C
P P
ΔAC
A B A B
D C
Rangka statis tak tentu internal Δ’AC FAC
diatas diubah menjadi superposisi
dari rangka-rangka statis tertentu
FAC
A B
D C
Bila beban 1 satuan dikerjakan pada
Δ’AC FAC
potongan batang AC spt pada gbr
disamping bawah, maka pergeseran yang
terjadi pada potongan batang AC tersebut FAC
sama dengan fAC.
Bila beban FAC dikerjakan pada potongan
batang AC, maka pergeseran pada
potongan batang AC tersebut sama A B
dengan fAC.FAC = Δ’AC
D C
fAC 1
A B
Mengingat pergeseran batang AC harus sama dengan nol, maka
persamaan kompatibilitas dapat disusun sebagai berikut:
ΔAC–Δ’AC = 0
ΔAC – fAC. FAC = 0→FAC. = ΔAC / fAC
3. Persamaan Kesetimbangan
Setelah FAC diperoleh, gunakan persamaan kesetimbangan untuk mencari
reaksi di tumpuan dan selanjutnya gaya-gaya batang yang lain dapat
dicari!
=4kN
3m
4m
J I H G F
FBH
Rangka statis tak tertentu
FDH
internal dengan kelebihan 2
batang spt gbr disamping
diubah menjadi superposisi
A E
B C D rangka-rangka batang statis
tertentu..
ΔBH ΔDH
Pada rangka statis tertentu
J I H G F yang menerima beban luar di
titik F,G,H,I dan J, maka
batang BH dan DH akan
mengalami pergeseran sebesar
A E ΔBH dan ΔDH.
B C D
Pada rangka statis tertentu
Δ’BH Δ’DH
J I H G F yang menerima beban FBH dan
FDH pada potongan batang AB
FBH
dan DH, maka pergeseran
FDH
yang terjadi pada potongan BH
A dan DH sebesar Δ’BH dan Δ’DH
E
B C D
Δ’BH Δ’DH
J I H G F
Bila beban 1 satuan dikerjakan
FBH di potongan batang BH, maka
FDH
pergeseran batang BH sama
A E dengan fBHBH dan pergeseran
B C D yang terjadi pada batang DH
fDHBH
sama dengan fDHBH.
fBHBH
J I H G F Bila beban FBH dikerjakan pada
potongan batang BH, maka
1 pergeseran batang BH sama
dengan fBHBH FBH dan pergeseran
A E pada batang DH sama dengan
B C D
fDHBH FBH.
fBHDH fDHDH
J I H G F Pergeseran pada batang DH dapat
dicari dengan prinsip yang
1 sama.
A E
B C D
Persamaan kompatibilitas dapat disusun dengan memperhatikan pergeseran
pada batang BH dan DH sama dengan nol.
ΔBH- Δ’BH = 0
ΔBH- (fBHBH. FBH + fBHDH. FDH) = 0
ΔDH- Δ’DH = 0
ΔDH- (fDHDH. FDH + fDHBH. FBH) = 0
3. Persamaan Kesetimbangan
Dari persamaan diatas gaya-gaya batang FBH dan FDH dapat diketahui.
Selanjutnya gunakan persamaan kesetimbangan untuk mencari reaksi di
tumpuan. Gaya-gaya batang yang lain pada elemen rangka dapat dicari.
P P P P P
L L L L
P P P P P
J I H G F
A E
B C D