Anda di halaman 1dari 11

USAHA PENCEGAHAN PENAYAKIT

SECARA PRIMER SEKUNDER DAN


TERSIER
Oleh
MUHAMMAD FAHMI
2007110145

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS


KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH
PENYAKIT KARDIOVASKULER

Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah upaya yang ditunjukkan pada orang-orang yang termasuk kelompok berisiko,
seperti orang yang usianya sudah tua (>45 tahun), orang yang punya riwayat hipertensi, dan factor risiko
lainnya. Tujuan pencegahan primer adalah untuk membatasi timbulnya penyakit dengan mengendalikan
penyebab spesifik dan factor risiko tersebut. Beberapa contoh pencegahan primer PJK antara lain :
• Menjaga pola dan jenis makanan agar tidak terlalu gemuk
• Hindari minuman yang mengandung alcohol
• Tidak merokok
• Melakukan aktifitas jasmani secara teratur
Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder adalah upaya mencegah atau menghambat timbulnya penyakit dengan tindakan
deteksi dini dan memberikan pengobatan sejak awal. Pencegahan sekunder bertujuan untuk mengurangi
konsekuensi yang lebih serius dari penyakit melalui diagnosis dini. Ini mencangkup langkah-langkah yang
tersedia bagi individu untuk mendeteksi dini dan inte Pencegahan sekunder rvensi yang efektif. Yang
termasuk dalam pencegahan sekunder adalah penyempurnaan dan intensifikasi pengobatan lanjutan agar
penyakit tidak bertambah parah, pencegahan terhadap komplikasi maupun cacat setelah sembuh, dan
pengurangan beban nonmedis (sosial) pada seorang penderita sehingga termotivasi untuk meneruskan
pengobatan dan perawatan diri.

Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier bertujuan untuk mengurangi perkembangan atau komplikasi penyakit dan
merupakan aspek penting dari pengobatan terapi dan rehabilitasi. Ini terdiri dari langkah-langkah yang
dimaksudkan untuk mengurangi gangguan dan cacat, meminimalkan penderitaan yang disebabkan oleh
memburuknya kesehatan dan membantu pasien dalam menyesuaikan kondisi yang tidak dapat
disembuhkan. Contoh pencegahan tersier untuk PJK ialah rehabilitasi jantung.
PENYAKIT STROKE

PENCEGAHAN PRIMER
Pencegahan primer dilakukan dimana pasien belum pernah mengalami stroke yakni dengan melakukan
3M (Junaidi,2004 dalam Dian Nastiti,2012) :
1. Menghindari : rokok, stres mental, minum kopi dan alkohol, kegemukan, dan golongan obat-obatan
yang dapat mempengaruhi serebrovaskuler(amfetamin, kokain, dan sejenisnya).
2. Mengurangi : asupan lemak, kalori, garam, dan kolesterol berlebih.
3. Mengontrol ata mengendalikan : hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung dan asterosklerosis,
kadar lemak darah, konsumsi makanan seimbang, serta olahraga teratur 3-4 kali seminggu.

PENCEGAHAN SEKUNDER
Pencegahan sekunder dilakukan ketika seprang pasien telah mengalami serangan stroke sebelumnya
yakni dengan cara :
1. Mengontrol faktor risiko stroke atau aterosklerosis, melalui gaya hidup, seperti mengobati
hipertensi, diabetes melitus, dan penyakit jantung dengan obat dan diet, stop merokok dan minum
beralkohol, turunkan berat badan dan rajin berolah raga, serta menghindari stress.
2. Melibatkan peran serta keluarga seoptimal mungkin, yang dapat mengatasi krisis sosial dan
emosional penderita stroke dengan cara memahami kondisi baru bagi pasien pasca stroke yang
bergantung pada orang lain.  
3. Menggunakan obat-obatan dalam pengelolaan dan pencegahan stroke, seperti anti agregasi
trombosit dan anti koagulan.

PENCEGAHAN TERSIER
Pencegahan tersier dilihat dari 4 faktor utama yang mempengaruhi penyakit yaitu gaya hidup,
lingkungan, biologis, dan pelayanan kesehatan
PENYAKIT ASTHMA

pencegahan primer
pencegahan primer yaitu mencegah tersensitisasi dengan bahan
yang menyebabkan asma

pencegahan sekunder
pencegahan sekunder adalah mencegah yang sudah tersensitisasi
untuk tidak berkembang menjadi asmapencegahan sekunder

pencegahan tersier
pencegahan tersier adalah mencegah agar tidak terjadi serangan atau
bermanifestasi klinis asma pada penderita yang sudah menderita asma
PENYAKIT DM

Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah upaya yang ditujukan pada kelompok yang memiliki faktor risiko, yakni mereka yang belum
terkena, tetapi berpotensi untuk mendapat DM dan kelompok intoleransi glukosa.  

Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder merupakan upaya yang dapat dilakukan dalam mencegah atau menghambat timbulnya penyulit pada
pasien yang sebelumnya telah menderita DM. hal ini dilakukan dengan cara pemberian pengobatan yang baik dan cukup
serta melakukan deteksi dini mengenai penyulit sejak awal pengelolan penyakit diabetes mellitus type 2. Salah satu penyulit
diabetes mellitus yaitu penyakit kardiovaskular yang merupakan penyebab utama kematian pada penyandang diabetes
mellitus type 2.

Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier ditujukan pada kelompok penyan- dang diabetes yang telah mengalami penyulit dalam upaya
mencegah terjadinya kecacatan lebih lanjut. Berikut dijelaskan beberapa pencegahan tersier yang dapat dilakukan dalam
upaya penanggulanga penyakit diabetes mellitus type 2 yaitu :
 Pencegahan ketidakmampuan
Pembatasan Ketidakmampuan merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah berbagai dampak yang lebih
besar yang diakibatkan oleh Diabetes Melitus type 2, yang ditujukan kepada seseorang yang telah dianggap sebagai
penderita DM type 2 karena risiko keterpaparan sangat tinggi.

 Rehabilitasi
Upaya rehabilitasi pada pasien diabetes mellitus type 2
dilakukan sedini mungkin, sebelum kecacatan menetap. Sebagai contoh pemberian aspirin dosis rendah (80- 325
mg/hari) yang dapat diberikan secara rutin bagi penyandang diabetes mellitus type 2 yang sudah mempunyai penyulit
makroangiopati
KANKER CELVIKS

Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah mencegah masuknya karsinogen kedalam tubuh atau sel tubuh. Pencegahan primer kanker
serviks adalah mencegah terjadinya infeksi HPV onkogenik karena infeksi onkogenik berpotensi menjadi infeksi HPV
persisten yang merupakan salah satu faktor terjadinya karsinogenesis kanker serviks. . Pencegahan primer meliputi
pendidikan kehidupan yang higienis, asupan gizi yang baik untuk meningkatkan daya imun, pola kehidupan seksual yang
normal, menghindari faktor-faktor risiko HPV onkogenik (infeksi HPV nononkogenik).

Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah menemukan kelainan sel dalam tahap infeksi HPV ataupun lesi prakanker. Penemuan
infeksi HPV merupakan salah satu pencegahan sekunder yang penting, karena infeksi HPV persisten merupakan faktor
infeksi yang dapat berkembang menjadi lesi prakanker.

Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier termasuk komponen natural atau sintetik untuk menekan atau melawan proses terjadinya kanker.
Pencegahan tersier meliputi pelayanan di rumah sakit (diagnosa dan pengobatan) dan perawatan paliatif. Pencegahan
tersier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker serviks. Penderita yang menjadi cacat
karena komplikasi penyakitnya atau karena pengobatan perlu direhabilitasi untuk mengembalikan bentuk dan/atau
fungsi organ yang cacat itu supaya penderita dapat hidup dengan layak dan wajar di masyarakat. Rehabilitasi yang
dapat dilakukan untuk penderita kanker serviks yang baru menjalani operasi contohnya seperti melakukan gerakan-
gerakan untuk membantu mengembalikan fungsi gerak dan untuk mengurangi pembengkakan, bagi penderita yang
mengalami alopesia (rambut gugur) akibat khemoterapi dan radioterapi bisa diatasi dengan memakai wig untuk
sementara karena umumnya rambut akan tumbuh kembali
KANKER PARU

Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah usaha untuk mencegah timbulnya kanker dengan menghilangkan dan melindungi diri
dari kontak dengan zat karsinogen dan faktorfaktor yang dapat menimbulkan kanker. Pencegahan primer terhadap
kanker paru adalah dengan tidak merokok sejak usia dini, apabila sudah merokok hendaklah segera berhenti
merokok, menjauhi perokok dan bila bekerja di tempat yang ada polusi udara seperti debu sebaiknya
menggunakan alat pelindung diri (masker).

Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah usaha untuk mencegah timbulnya kerusakan lebih lanjut. Pencegahan sekunder adalah
dengan deteksi dini, diagnosis kanker paru serta penatalaksanaan klinis dengan segera

Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier ialah usaha mencegah terjadinya kecacatan atau
komplikasi akibat dari kanker. Pencegahan tersier kanker paru adalah dengan
rehabilitasi, baik itu rehabilitasi mental maupun rehabilitasi sosial dan fisik.
Rehabilitasi mental dilakukan bagi penderita kanker paru yang mengalami depresi
mental akibat kurang pengertiannya terhadap kanker atau salah persepsi akan penyakit kanker tersebut.
PENYAKIT KANKER PROSTAT

Pencegahan Primer
Pencegahan primer yang merupakan pencegahan yang dilakukan pada orang sehat yang memiliki
faktor resiko untuk terkena Kanker Prostat. Menurut Physicians Commitee for Responsible Medicine
(PCRM) 2012, Kanker prostat tanpak meningkat diseluruh dunia yang disebabkan sebagian oleh
kebiasaan makan Barat. Asupan daging dan susu yang meningkat dan pola makan tinggi makanan
olahan dan rendah serat telah dikaitkan dengan meningkatnya resiko kanker prostat

Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder ditujukan untuk melakukan deteksi dini, diagnosa dan pengobatan terhadap
penderita Kanker Prostat dengan tujuan mengurangi akibat-akibat yang lebih serius. Karsinomaprostat
stadium awal bersifat asimtomatik pada saat diagnosa, dan lebih dari 80% pasien menderita stadium
3 dan 4 pada saat diagnosa

Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi yang
berlanjut, dan memberikan penaganan yang tepat pada pasien Kanker Prostat.
Menurut Jong (2005), Hal-hal yang harus dilakukan pada pasien setelah pulang
dari rumah sakit baik pasien dalam keadaan sembuh atau dalam proses
penyembuhan adalah :
1. Penyinaran
2. Paliatif
3. Terapi Hormonal
PENYAKIT KANKER
PAYUDARA
Pencegahan primer
pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan
karena dilakukan pada orang sehat melalui upaya menghindarkan diri dari kontak karsinogen
dan
berbagai faktor risiko, serta melaksanakan pola hidup sehat karena diperkirakan hampir
seluruh kasus kanker disebabkan oleh karsinogen yang ada di lingkungan hidup kita, dan
sebagian besar ada hubungannya dengan tembakau.

Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker
payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan deteksi dini. Beberapa metode deteksi
dini terus mengalami perkembangan, diantaranya adalah dengan melakukan pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) dan skrining melalui mammografi.

Pencegahan tersier
Pencegahan tersier biasanya ditujukan pada individu yang telah positif menderita kanker
payudara. Pencegahan tersier bertujuan untuk mengurangi terjadinya komplikasi yang lebih
berat dan memberikan penanganan yang tepat pada penderita kanker payudara sesuai
dengan stadiumnya untuk mengurangi kecacatan dan memperpanjang hidup penderita.
Pencegahan tersier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita, meneruskan
pengobatan serta memberikan dukungan psikologis bagi penderita.
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS
Pencegahan primer
Pencegahan primer untuk mengurangi insidensi
penyakit dengan mengendalikan penyebab dan
faktor risiko.

Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder untuk menghentikan
proses penyakit lebih lanjut dan mencegah
komplikasi

Pencegahan tersier
Pencegahan tersier untuk menurunkan
kelemahan dan kecacatan serta meningkatkan
kualitas hidup.

Anda mungkin juga menyukai