Anda di halaman 1dari 17

MENULIS

CERITA
PENDEK GRE
Arandy Pebrianto EN
01 Menyusun kerangka cerita
pendek berdasarkan
pengalaman atau gagasan

Tujuan 02 Menyusun cerita pendek


Pembelajaran berdasarkan kerangka
dengan memperhatikan
struktur teks dan 2
kebahasaan
1 Menentukan Tema

2
Menentukan pusat pengisahan
(sudut pandang)
Pada dasarnya,
langkah-langkah dalam
menulis cerpen hampir sama
3 Menentukan perwatakan

dengan menyusun karangan


4
Menentukan latar atau setting

5
Menyajikan peristiwa yang 3
ditentukan dalam alur cerita
01
Menentukan Tema
TEMA
Tema disebut juga pokok pikiran. Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Tema
dalam cerita haruslah menjiwai cerita atau sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam
cerita. Tema dalam cerita pendek, misalnya cinta kasih, persahabatan, persoalan nasib,
kehidupan rumah tangga, dan lain-lain.
02
Menentukan Pusat
Pengisahan
(Sudut Pandang)
Sudut Pandang
Pusat pengisahan adalah cara pengarang menempatkan diri terhadap cerita, dari sudut
mana pengarang mamandang ceritanya. Pengarang memiliki bermacam-macam teknik
dalam menceritakan suatu cerita. Pengarang dapat memilih sudut pandang untuk
menceritakan ceritanya.
03
Menentukan
Perwatakan
Perwatakan
Perwatakan berkaitan dengan sifat-sifat tokoh yang digambarkan dalam cerita oleh
pengarang. Penggambaran tokoh tokoh dalam suatu cerita dapat menggunakan dua
metode, yaitu metode analitik dan dramatik.
se c a r a langsung at
ti k y a i tu pengara n g
r a m e n y e butkan sif Metode Analitik
ali nc a ya
Metode an a t a k t o k o h d en g a a t a k t o k oh, misaln
an w n w .
memapark a ra n g m e ncantumka e m a lu , d an l ai n - l a i n
eng ,p
sifatnya. P om b o n g , rendah hati
la, s
keras kepa

Contoh:
Ia merasa tersinggung. Sebenarnya
antara tersinggung dan takut. Namun,
hasratnya untuk mencari Mbak Tum
kuat sekali. Ia melangkahkan kakinya
dalam kegelapan, sementara di
belakangnya masih terdengar suara-
suara yang menertawakannya.
Metode Dramatik
Metode dramatik yaitu penggambaran watak tokoh yang tidak diceritakan secara langsung oleh
pengarangnya, tetapi disampaikan melalui aspek-aspek tertentu.

Pilihan nama Penggambaran fisik Penggambaran melalui


cakapan
Pilihan nama dapat memberitahukan
Cara berpakaian, postur tubuh, dan Dapat melalui dialog maupun
bahwa tokoh tersebut berasal dari
reaksi antartokoh. monolog.
lingkungan suatu daerah.
Contoh: Contoh:
Contoh:
Pada suatu hari, ketika pulang dan “Kamu Jubaidi tanaman padi
Tiba-tiba terlintas pikiran ganjil
melewati Kedai Gulai Kambing termasuk kelompok apa?”
dalam benaknya mendengar ucapan
Kakek Leman, seorang laki-laki “Gramineae, Bu!” jawab jubaidi
Bonar tadi. Apa mungkin hari
tua yang selalu memakai udeng dengan sangat tangkas. “Bagus!
mobilan jadi turun ke dusun gara-
Jawa di kepalanya, itu dipanggil Kamu pandai. Kalau kelapa?”
gara hutan rimba di sini semakin
oleh Kakek Leman. Gito diberi “Palmae, Bu!”
sedikit? pikiran ini menyelinap
makan, lalu seperti biasa, disuruh “Bagus juga! Lalu tanaman kentang?
karena tiba-tiba Ruhut teringat
membersihkan rumput di “Solanaceae!”
berita di TV yang pernah ditonton.
pekarangan belakang kedai. “Ya! Kamu memang hebat!”
04
Menentukan Latar atau
Setting
Latar atau Setting
Latar merupakan keterangan tempat atau ruang, waktu, dan suasana yang terjadi dalam
cerita. Pengarang harus menentukan tempat, waktu, dan Suasana yang akan
digambarkan dalam cerpen yang dibuatnya.
05
Menyajikan Peristiwa
yang Ditentukan
dalam Alur
Penyajian Peristiwa
Alur cerita adalah jalinan atau rangkaian peristiwa dalam suatu cerita yang memiliki
hubungan sebab akibat. alur terbagi menjadi lima tahap.

1. Tahap penyituasian
Tahap ini merupakan tahap pembuka cerita, pemberian informasi awal, terutama berfungsi
untuk melandasi cerita yang dikisahkan untuk tahap berikutnya.

2. Tahap pemunculan konflik


Tahap ini merupakan tahap awal munculnya konflik. konflik itu sendiri akan berkembang
menjadi konflik konflik pada tahap berikutnya.
Penyajian Peristiwa
3. Tahap peningkatan konflik
Konflik yang telah dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin berkembang. Peristiwa-peristiwa yang
menjadi inti cerita semakin mencengangkan dan menegangkan.

4. Tahap klimaks
Konflik-konflik yang terjadi atau ditimpakan kepada para tokoh cerita mencapai titik intensitas puncak.
Klimaks sebuah cerita akan dialami oleh tokoh tokoh utama yang berperan sebagai pelaku dan
penderita terjadinya konflik utama.

5. Tahap penyelesaian
Konflik yang telah Mencapai klimaks diberi penyelesaian, ketegangan dikendurkan. Konflik-konflik
tambahan( jika ada) ada juga diberi jalan keluar, lalu cerita diakhiri. Tahap ini disesuaikan dengan
tahap akhir di atas.
Terima Kasih!

Ada Pertanyaan?

HOL
A Setelah mempelajari langkah-langkah tersebut, dalam
mengembangkan teks cerita pendek, kamu harus
memperhatikan struktur dan aspek kebahasaan teks
cerpen. Hasil akhir pembelajaran kali ini adalah kamu
mampu menyusun teks cerita pendek dengan baik.
Selain itu, kamu diharapkan dapat menyusun teks
cerpen dengan memperhatikan struktur serta aspek
kebahasaannya.

Anda mungkin juga menyukai