Anda di halaman 1dari 29

INVENTARISASI HUTAN

AZIS MAROEAPEY

KEHUTANAN UMS
A. Dasar-dasar Pengukuran
Pengukuran batang pada dasarnya diarahkan
pada pengukuran diameter dan panjang batang,
sedangkan besaran volume merupakan hasil
perhitungan.
Untuk tujuan pengukuran dikenal beberapa
alat ukur a.l :
1. Alat ukur panjang (meteran atau gala (tongkat
ukur) yang diberi skala atau notasi-notasi ukuran.
2. Alat ukur diameter (meteran, pita ukur (pita pi
atau pita diameter), garpu ukur dan calipper.
Pengukuran dengan meteran biasa
menghasilkan ukuran keliling, dan diameter
harus dihitung dengan rumus :

d = k/π atau d = k/(3,14)


dimana d dan k masing-masing adalah notasi
untuk diameter dan keliling.
B. Parameter Penentu Volume Pohon
1. Diameter Pohon
Diameter batang didefinisikan sebagai panjang
garis antara dua buah titik pada lingkaran di
sekeliling batang yang melalui titik pusat (sumbu)
batang. Diameter batang adalah dimensi pohon
yang paling mudah diperoleh/diukur terutama
pada pohon bagian bawah. 
Atas dasar itu ditetapkanlah diameter setinggi
dada atau dbh (diameter at breast height) sebagai
standar pengukuran diameter batang. 
Sekurangnya ada tiga alasan mengapa diameter
diukur pada ketinggian setinggi dada, :
(1) alasan kepraktisan dan kenyamanan saat
mengukur, yaitu pengukuran mudah dilakukan
tanpa harus membungkuk atau berjingkat ;
(2) pada kebanyakan jenis pohon ketinggian
setinggi dada bebas dari pengaruh banir ;
(3) dbh pada umumnya memiliki hubungan yang
cukup erat dengan peubah-peubah (dimensi)
pohon lainnya.
Selain untuk keperluan pendugaan dimensi
pohon lainnya, diameter setinggi dada (dbh)
biasanya diukur sebagai dasar untuk keperluan
perhitungan lebih lanjut, misalnya untuk
menentukan luas bidang dasar, dan volume. 

Luas bidang dasar pohon (B = lbds) adalah


luas penampang lintang batang, sehingga dapat
dinyatakan sebagai :  B = ¼∏D² ; di mana D = dbh. 
Selanjutnya perkalian antara luas bidang
dasar pohon dengan tinggi pohonnya (H)
kemudian dikalikan lagi dengan nilai faktor
bentuk (f), maka akan diperoleh volume (V)
batang pohon tersebut, yang dapat
diformulasikan sebagai :
V = B.H.f.
► Tujuan Pengukuran Diamater Pohon adalah
untuk mengetahui luas penampang melintang
yang akan digunakan dalam menduga volume
batang.
► Alat-alat pengukuran dimeter
1. Phi band meter
2. Meter rol
3. Garpu pohon
Pengukuran Diameter
Dengan menggunakan tabel A
• Pengukuran diameter dilakukan dalam satuan cm dengan
kelipatan 1 cm penuh
 Pengukuran diameter pada tiap bontos dilakukan dengan
cara mengukur diameter terpendek (d1) melalui pusat
bontos kemudian diukur diameter terpanjang (d2) juga
melalui pusat bontos
 Diameter kayu bulat diperoleh dengan merata-ratakan
ukuran diameter pangkal (dp) di tambah diameter ujung
(du)
► Beberapa cara pengukuran penampang
melintang yang mendekati penampang
sebenarnya:
1. Cara mengambil diameter terpanjang dan tegak
lurus
2. Cara mengambil diameter terpanjang dan
diameter terpendek
► Formula Pendekatan Perhitungan Diameter

1. Pendekatan Aritmetika
d1 + d2
d =
2
 
2. Pendekatan Geometrik
 
d = √ d1 x d2
 
3. Pendekatan Kuadratik
 
d1 + d2
d =√
2
Contoh : d1 = 20 dan d2 = 16
 
 
1. Pendekatan Aritmetika
d1 + d2 20 + 16
d = = = 18
2 2
 
2. Pendekatan Geometrik
 
d = √ d1 x d2 = √ 20 (16) = 17,89 = 18
 
3. Pendekatan Kuadratik
 
d12 + d22 202 + 162
d = √ = √ = 18,11 = 18
2 2
Pita Ukur/Roll Meter
Tongkat Ukur/ Scale Stick
C. Syarat Pengukuran Kayu :
1. Kayu Bebas Cabang/ Ranting
2. Bebas Kulit dan Bontos dipotong siku.
3. Pengukuran ditempat terbuka & mudah diukur
4. Bisa di air dgn syarat ¼ bagian kayu terapung
5. Sebelum diukur harus diketahui dulu jenisnya.

Contoh kayu Bebas Cabang, Kulit dan dipotong siku


LANGKAH-LANGKAH PENGUKURAN
Pengukuran Panjang
 Ukuran panjang kayu bulat merupakan jarak
terpendek antara kedua bontos sejajar dengan
sumbu kayu bulat tersebut.
 Pengukuran panjang kayu bulat dilakukan dalam
satuan meter dengan kelipatan 10 cm penuh dan
diberi spilasi 10 cm
 Kecuali kayu bundar mewah tidak diberikan spilasi
Contoh Penentuan Ukuran Panjang :

Panjang yang dicatat


Panjang Panjang
Sebenarnya Pengukuran (P) Kayu bundar
(sebelum (setelah Kayu bundar asal
mewah dan kayu
pembulatan) pembulatan) hutan alam
Rakyat

8,19 8,10 8,00 8,10


8,10 8,10 8,00 8,10
8,09 8,00 7,90 8,00
8,65 8,60 8,50 8,60
8,62 8,60 8,50 8,60
Pengukuran panjang (p)
Kayu Lurus, potongan bontos siku

p
Panjang kayu bulat
Sb rimba adalah p

Kayu Lengkung
p

Sb
Panjang kayu
bulat rimba adalah
p dan bukan p’ p’
Contoh Pengukuran Panjang (p)
Pengukuran Diameter
Dengan menggunakan tabel A
• Pengukuran diameter dilakukan dalam satuan cm dengan
kelipatan 1 cm penuh
 Pengukuran diameter pada tiap bontos dilakukan dengan
cara mengukur diameter terpendek (d1) melalui pusat
bontos kemudian diukur diameter terpanjang (d2) juga
melalui pusat bontos
 Diameter kayu bulat diperoleh dengan merata-ratakan
ukuran diameter pangkal (dp) di tambah diameter ujung
(du)
Contoh Pengukuran Diameter (d)

Diameter
Terpanjang

Diameter
Terpendek
Contoh :
Ukuran garis tengah terpendek (d1) dan garis tengah terpanjang (d2)
yang melalui pusat bontos (B) pada Bp, kemudian diukur garis tengah
terpendek (d3) dan garis tengah terpanjang (d4) melalui pusat bontos (B)
pada Bu

d1
d3
p

d4
d2 Bu
Bp
Pengukuran sebenarnya Pengukuran perhitungan
d1 = 97,6 cm d1 = 97 cm
d2 = 102,9 cm d2 = 102 cm
d3 = 93,2 cm d3 = 93 cm
d4 = 96,0 cm d4 = 96 cm
Tabel B
• Pengukuran diameter (garis tengah) pada satu ujung bontos terkecil (Bu)
tanpa kulit kayu dalam satuan cm dengan kelipatan 1 cm penuh
• Pengukuran diameter dilakukan dengan cara mengukur diameter terpendek
melalui titik bontos, kemudian diukur diameter terpanjang juga melalui titik
bontos, dan rata-rata ukuran diameter dari bontos tersebut merupakan
diameter kayu bulat.

d1
p

d2
Bp Bu

Pengukuran sebenarnya Pengukuran perhitungan


d1 = 97,6 cm d1 = 97 cm
d2 = 102,9 cm d2 = 102 cm
Dalam hal kayu bulat rimba terdapat tonjolan yang panjangnya
kurang dari ½ panjang kayu bulat maka pengukuran diameter
dilakukan dengan mengabaikan tonjolan

d1 p
d2

dp = d1 + Tidak termasuk x
d2
x = tidak diperhitungkan dalam
2 pengukuran diameter
Dalam hal kayu bulat rimba terdapat tonjolan yang panjangnya lebih dari ½
panjang kayu bulat maka pengukuran diameter dilakukan termasuk tonjolan

x
d2
p

d1

dp = d1 + d2 termasuk x
2

Anda mungkin juga menyukai