Anda di halaman 1dari 24

PENCEGAHAN PENGENDALIAN

INFEKSI DENGAN PENERAPAN


BUNDLES DAN STANDAR PPI
LAINNYA DI FKTP
BUNDLES
POINT 1
Sekumpulan praktik berbasis
Penerapan bundle dapat menurunkan
bukti sahih yang menghasilkan
angka HAIs jika dilaksanakan dengan
perbaikan keluaran proses konsisten
pelayanan kesehatan bila POINT 2
dilakukan secara kolektif dan Dapat menurunkan angka kematian,
konsisten (Permenkes 27, 2017) biaya perawatan dan lama hari rawat

POINT 3
HAIs. (Healthcare Associated Infections) :
Harus didukung oleh kompetensi
adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama
perawatan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan
petugas pelayanan kesehatan baik
lainnya pengetahuan, sikap dan
keterampilannya (knowledge, Atitute,
Skill)
PENERAPAN BUNDLES DAN STANDAR PPI LAINNYA DI FKTP

• ISK
• INFEKSI DAERAH OPERASI (IDO).
Bundles • INFEKSI ALIRAN DARAH AKIBAT
PEMASANGAN PERIFER LINE
HAIs (PLABSI)
• PLEBITIS

• PENGGUNAAN ALAT BANTU


PPI PERNAPASAN
• TERAPI INHALASI
Lainnya • PERAWATAN LUKA
PENERAPAN BUNDLES HAIs
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
Pengertian :
Infeksi Saluran Kemih terkait
pemasangan urin kateter menetap
yang terjadi pada sistim saluran
kemih setelah pemasangan kateter
urine > 2 (dua) hari
Tujuan :
Untuk mencegah terjadinya infeksi
saluran kemih pada pasien yang
terpasang urine kateter menetap
KRITERIA ISK

Kriteria :
a. Pasien terpasang kateter urine menetap yang telah terpasang
selama lebih dari 2 hari berturut-turut di lokasi rawat inap
b. Pasien memiliki setidaknya satu dari tanda atau gejala
berikut:
• demam (> 38,0 ° C)
• nyeri tekan suprapubik
• nyeri atau nyeri pada sudut kostovertebralis
• urgensi kemih
• frekuensi kencing
• disuria
c. Memiliki kultur urin dengan tidak lebih dari dua spesies
organisme yang teridentifikasi, setidaknya salah satunya adalah
bakteri ≥105 CFU / ml
PENERAPAN BUNDLES HAIs ISK

A. Bundle Insersi
1. Kaji kebutuhan
2. Pemasangan oleh tenaga terlatih
3. Perhatikan kebersihan tangan
4. Tehnik steril
B. Bundle maintanen
1. Kebersihan Tangan
2. Perawatan kateter
3. Pemeliharaan kateter
4. Kaji kebutuhan pemasangan
kateter:

Lepaskan kateter jika tidak dibutuhkan lagi


PEMASANGAN KATETER INTRA VENA PERIFER LINE

Pengertian : •
Perifer line IV kateter adalah Pemasangan
kateter intravena perifer adalah suatu
tindakan memasukan kateter kedalam
pembuluh darah melalui vena perifer

Tujuan :
Pemasangan kateter intravena bertujuan
untuk memberikan terapi agar lebih
efektif,dan kerja yang cepat memberikan
cairan atau obat-obatan dalam situasi
emergency dan pada pasien yang tidak dapat
menerima obat secara oral
PENERAPAN BUNDLE HAIS
BUNDLE PLABSI ( PERIPHERAL LINE ASSOCIATED BLOOD STREAM INFECTION)

Pengertian : •
PLABSI adalah infeksi yang terjadi
pada sistem aliran darah, dimana
tidak ada infeksi di daerah lain,
setelah dua hari kalender
pemasangan Peripheral Vena Line
Tujuan :
Penerapan bundle intra vena line
untuk mencegah terjadinya Infeksi
Aliran Darah pada pasien yang
terpasang Pheriperal Vena Line
KRITERIA PENETAPAN PLABSI

1) Pasien dengan bakteri patogen yang


diidentifikasi dari 1 atau lebih spesimen
KULTUR DARAH yang dilakukan untuk
tujuan diagnosis klinis atau pengobatan dan
organisme yang teridentifikasi dalam darah
tidak terkait dengan infeksi di tempat lain.
2) Pasien memiliki setidaknya 1 dari tanda atau
gejala berikut:
a. demam (> 38.0 ° C)
b. menggigil
Intravena terapi merupakan prosedur
invasif, karena itu dapat terjadi c. hipotensi
komplikasi PLABSI d. Kultur
PENERAPAN BUNDLE PLABSI
Bundle PLABSI ( Peripheral Line Associated Blood Stream Infection)

B. Bundle maintanen
1. Kebersihan tangan : Gunakan APD sesuai indikasi dan jenis
paparan
A. Bundle Insersi 2. Gunakan APD sesuai indikasi dan jenis paparan.
1) Kebersihan tangan 3. Lakukan perawatan area insersi dengan tindakan asepsis.
2) Gunakan APD sesuai indikasi dan tehnik aseptik 4. Kaji kebutuhan IV kateter setiap hari untuk memastikan apakah
IV kateter perifer masih diperlukan atau sudah dapat dilakukan
3) Sebelum melakukan insersi pada area pelepasan segera jika tidak ada indikasi lagi.
pemasangan intra vena kateter maka lakukan 5. Gunakan balutan steril (dressing steril) dengan pemasangan
antisepsis area insersi dan pasang konektor yang aman dan nyaman buat pasien.
(sambungan IV kateter ) tampa jarum 6. Pastikan konektor dengan sistem tertutup.
4) Pemilihan area /lokasi insersi dilakukan dengan 7. Pastikan perangkat infus (administrasi set) dalam kondisi
tertutup tertutup dan diberi label tanggal pemasangan.
mempertimbangkan resiko
8. Penggantian administrasi set setiap 96 jam atau sesuai standar
5) Lakukan penutupan area insersi intra vena yang ditetapkan.
kateter)
6) Perhatikan penggunaan slang kateter yang elastis
7) Pastikan perangkat infus (administrasi set ) dalam
kondisi tertutup tertutup dan diberi label tanggal
pemasangan
PENERAPAN BUNDLE PADA INFEKSI DAERAH OPERASI (IDO)

Pengertian:
Menurut National Nosocomial Infection
Surveilance Sistem (NNIS) infeksi luka operasi
merupakan infeksi insisi ataupun organ/ruang
yang infeksi terjadi dalam 30 hari setelah operasi
atau dalam kurun 90 hari apabila terdapat
implant yang melibatkan kulit dan jaringan
lunak yang lebih dalam.
Infeksi Daerah Operasi (IDO) juga pada
Tindakan bedah minor yaitu sebuah tindakan
operasi ringan dengan menggunakan anastesi
bersifat lokal dan dapat dengan melakukan alat
sederhana

Tujuan:
Penatalaksanaan Infeksi daerah operasi (IDO)
agar sesuai dengan prinsip PPI.
SURGICAL SITE INFECTION/INFEKSI DAERAH OPERASI (IDO) pada
Operasi Minor
IDO Atau surgical Site Infection (SSI) merupakan infeksi yang terjadi dalam kurun waktu 30
hari sampai dengan 90 hari setelah operasi meliputi kulit dan jaringan subkutan (insisional
superfisial dan/atau jaringan lunak dalam sayatan dan atau bagian manapun dari anatomi
dibuka atau dimanipulasi selama operasi dengan tanda dan gejala sebagai berikut :
• Gejala infeksi : kemerahan, panas, bengkak, nyeri, fungsi laesa terganggu
• Cairan purulent.
• Ditemukan kuman dari cairan atau tanda dari jaringan superfisial.
TINDAKAN BEDAH MINOR YANG
SERING DI FKTP
1. Exterpasi Lipoma
2. Ekstraksi Kuku
3. Sirkumsisi
4. Jahit Luka
5. Insisi Abses
6. Eksisi Clavus
7. Ekstraksi Gigi
PENERAPAN PPI PADA IDO
LANGKAH-LANGKAH PENCEGAHAN PRA-OPERASI
 Pastikan Lokasi area tindakan dalam kondisi bersih dan tertata dengan baik
sebelum prosedure dilakukan
 Pastikan prosedure Informed Consent sudah dilakukan dengan benar
 pastikan sudah dilakukan tindakan keamanan prosedure pasien dengan
melakukan pengukuran : Tensi, Nadi, Suhu dan gula darah dan penandaan
pada lokasi insisi
 Profilaksis antimikroba pembedahan: 30 - 60 menit (jika diperlukan)
 Pastikan edukasi kepada pasien dan keluarga sudah dilakukan
 Pencukuran rambut harus dihindari kecuali jika rambut dapat mengganggu
prosedur operasi
 Petugas tidak menggunakan assesoris
 Melakukan kebersihan tangan menggunakan sabun anti septik
 Mempertahankan kadar glukosa darah antara 140-200 mg/dL (7,8-11,1
mmol/L)
 Batasi jumlah orang di dalam ruang kamar Tindakan
PENERAPAN PPI PADA IDO
LANGKAH-LANGKAH PENCEGAHAN INTRA-OPERASI
1. Petugas melakukan kebersihan tangan mengunakan sabun antiseptik
(cuci tangan bedah)
2. Petugas menggunakan Alat Pelindung Diri sesuai indikasi dan jenis
paparan
3. Gunakan drape (linen operasi) yang bersih atau dan steril
4. Selalu memperhatikan tindakan aseptik
5. Antiseptik permukaan kulit dilakukan dengan menggunakan Alkohol
70 %/iodine tincture 2 % atau clorhexidine 2-4 %.
6. Peralatan kesehatan yang dipergunakan sesuai jenis kritikal, semi kritik
dan Non kritikal
7. Hindari penggunaan agen antimikroba untuk mengirigasi luka insisi
sebelum penutupan
8. Jangan mengaplikasikan bubuk vankomisin( anti mikroba) ke daerah
sayatan pembedahan
9. Limbah benda tajam segera ditempatkan di tempat yang aman (safety
box), lembah infeksius ditampung dan dikumpulkan pada tempatnya
MANAJEMEN LUKA PASKA-OPERASI

1. Lakukan teknik aseptik saat melakukan dressing care


(penatalaksanaan luka)
2. Tidak menggunakan topikal antimikorbial untuk
perawatan luka
3. Melepaskan dressing (penutup luka) lebih awal (< 48
jam) untuk mempercepat proses oksigenisasi untuk
penyembuhan luka, jika diperlukan gunakan dressing
yang tipis
4. Pilih dressing (penutup luka) berdasarkan kebutuhan
pasien dan kondisi luka, misalnya tingkat eksudat,
kedalaman luka, kebutuhan akan kenyamanan, efikasi
antimikroba, pengendalian bau, kemudahan
melepaskan, keselamatan dan kenyamanan pasien.
PPI Pada Penggunaan Alat Bantu Pernapasan (Oksigen Nasal)

Pengertian :
Pemberian oksigen secara kontinyu menggunakan
slang oksigen dengan kecepatan aliran 1–6
liter/menit serta konsentrasi 21–44%, dengan cara
memasukkan selang yang terbuat dari plastik ke
dalam hidung dan mengaitkannya di belakang telinga
Tujuan :
Mengelola pemberian asupan tambahan oksigen
melalui hidung dengan alat bantu kanula yang
diberikan pada pasien yang bernapas spontan dengan
sesak atau tidak sesak agar sesuai dengan prinsif PPI.
PPI PADA THERAPY OKSIGEN NASAL
1. Lakukan kebersihan tangan
2. Pastikan slang oksigen satu pasien untuk satu slang oksigen
3. Pastikan humidifier dalam kondisi kosong dan bersih
4. Pastikan flowmeter dan tabung oksigen dalam kondisi bersih
5. Atur posisi pasien semifowler atau posisi setengah duduk atau disesuaikan dengan kondisi
pasien
6. Pastikan slang oksigen tidak terkontaminasi dengan lingkungan benda infeksius sebelum
dipakai oleh pasien
7. Slang oksigen/oksigen mask yang yang tidak terpakai, dan jika akan dipergunakan lagi
lakukan disinfeksi, keringkan dan simpan/ bungkus dalam tempat bersih dan kering untuk
dipergunakan oleh pasien yang sama
8. Slang oksigen/oksigen mask adalah single use, namun pada kondisi tertentu dapat
dilakukan dekontaminasi sesuai peralatan semikritikal yang ditetapkan
9. Slang oksigen/oksigen mask yang sudah tidak terpakai lagi buang ke limbah infeksius
(sebaiknya dirusak terlebih dahulu sebelum dibuang)
10. Pastikan slang oksigen/oksigen mask yang sudah tidak dipergunakan lagi tidak berada atau
tergantung pada flow meter oksigen (segera dilepas)
11. Pastikan tabung humidifier segera dibersihkan setelah dipakai oleh pasien dan selalu dalam
kondisi kosong dan bersih sebelum dipergunakan oleh pasien lain.
PPI Pada Penggunaan Alat Terapi Inhalasi (Nebulizer)

Pengertian :
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang
dilakukan secara hirup/inhalasi dalam bentuk
aerosol ke dalam saluran napas dengan alat
nebulizer yang berfungsi mengubah obat
yang berbentuk larutan menjadi aerosol
sehingga dapat dihirup penderita dengan
menggunakan mouthpiece atau masker.
Dengan nebulizer dapat dihasilkan partikel
aerosol berukuran antara 2-5 µ
Tujuan :
Mencegah terjadinya transmisi penularan
penyakit melalui tatalaksana pemberian
terapi Inhalasi yang substandar dan tidak
sesuai prinsip PPI.
PPI PADA PENGGUNAAN NEBULIZER

1. Pastikan Nebulizer siap pakai


2. Lakukan kebersihan tangan sebelum
menggunakan nebulizer
3. Slang oksigen, masker dan nebulizer kit
adalah alat kesehatan sekali pakai
4. Penggunakan cairan dan obat yang
dicampurkan dalam cairan Nebulizer
idealnya sekali pakai
5. Semua limbah yang dihasilkan setelah
pemakaian dianggap sebagai limbah
infeksius
PPI Pada Pada Penggunaan Kateter Intravena (Infus)

Pengertian
Infus cairan intravena adalah pemberian sejumlah
cairan kedalam tubuh melalui sebuah jarum kedalam
pembuluh vena untuk menggantikan kehilangan
cairan atau zat-zat makanan dari tubuh atau
memberikan terapi melalui cairan infus yang
diberikan secara langsung ke dalam pembuluh darah
Tujuan :
Mencegah terjadinya transmisi penularan penyakit
melalui penngunaan kateter intravena yang tidak
sesuai prinsip PPI
PPI PADA PEMASANGAN INFUS
1. Petugas mematuhi terhadap tehnik aseptic
2. Gunakan troli tindakan sebagai tempat
peralatan yang akan digunakan
3. Gunakan sarung tangan bersih saat
melakukan pemasangan dan perawatan infus PPI PADA PELEPASAN KATETER INFUS
4. Lakukan disinfeksi permukaan kulit dengan 1. Secara umum admisitrasi set infus yang digunakan secara
alkohol 70 % terus menerus diganti 3 – 7 Hari kecuali terlepas atau
5. dilakukan dengan tehnik tidak menyentuh ditemukan tanda tanda infeksi
area insersi ketika menganti kolf infus atau 2. Perangkat adminsitrasi untuk darah (transfuse set) dan
memasang sambungan (hub) atau port infus, komponen darah harus diganti setiap 24 jam kecuali
jika tersentuh lakukan disinfeksi dengan ditemukan tanda tanda bekuan yang tidak jalan
alkohol swab 70 %. 3. Perangkat administrasi set untuk infus nutrisi perentral
6. Tutup area insersi dengan transparan dressing harus diganti setiap 24 jam dan jika penggunaannya hanya
atau kasa steril dan lakukan fixasi dengan baik. mengandung glukosa (dextrose) secara terus menerus maka
7. Tidak melakukan penusukan pada plastik kolf tidak perlu diganti lebih sering dari 72 jam.
infus sebagai cara memasukan obat.
4. Dengan tetap mempertahankan abbocath (alat insersi)
8. Perangkat infus harus digantung dengan aman dalam kondisi baik dan bersihkan dengan alcohol di sekitar
ditempat yang bersih
area insersi.
5. Dokumentasikan hasil pengamatan pemasangan infus.
PPI Pada Pada Perawatan Luka

Pengertian :
Perawatan luka adalah suatu tehnik
aseptik yang bertujuan membersihkan
luka dari debris untuk mempercepat
proses penyembuhan luka
Tujuan :
Untuk menghentikan perdarahan,
mencegah infeksi, menilai kerusakan
yang terjadi pada struktur yang terkena
dan untuk menyembuhkan luka.
PPI PADA PERAWATAN LUKA
1. Lakukan Teknik aseptik dan gunakan peralatan steril ketika melakukan
perawatan luka 4, Menutup luka

2. Lakukan kebersihan tangan dan gunakan sarung tangan atau APD lainnya a. Jika luka terjadi kurang dari sehari dan telah dibersihkan dengan
sesuai indikasi ( misalnya gunakan gaun jika akan mencuci luka atau seksama, luka dapat benar-benar ditutup/dijahit (penutupan luka
gunakan masker/pelindung wajah jika luka beRisiko terjadi cipratan ke
muka primer).
3. Lakukan tindakan perawatan luka dengan langkah : b. Luka tidak boleh ditutup bila: telah lebih dari 24 jam, luka sangat
a. Untuk tehnik pembersihan luka lakukan pembersihan dari bagian atas kotor atau terdapat benda asing, atau luka akibat gigitan binatang.
kebawah atau dari bagian tengah keluar.
c. Luka bernanah tidak boleh dijahit, tutup tipis luka tersebut
b. Pada luka yang terkontaminasi, bersihkan mulai dari daerah perifer ke
tengah (gerakan memutar untuk membersihkan luka melingkar) dengan menggunakan kasa lembap.

c. Gunakan satu kapas usap/kasa untuk satu kali usapan, buang setiap d. Jika luka bersih penutupan hanya dalam waktu 48 jam dan
kapas/kasa ke dalam kantung plastik setelah mengusap. Jangan selanjutnya biarkan terbuka supaya terjadi oksigenasi.
menyentuh kantung plastik dengan pinset
e. Jika luka terinfeksi, tutup tipis luka dan biarkan sembuh dengan
d. Bila ada sekret, bersihkan sekitarnya, mulai dari bagian tengah
mengarah keluar dengan gerakan melingkar dan hati hati untuk tidak sendirinya
merusak granulasi yang baru tumbuh pada area luka
e. Keringkan luka menggunakan kasa dengan gerakan yang sama
f. Gunakan penutup luka (kasa) steril yang tipis dengan tujuan terjadinya
oksigenisasi luka dan ganti jika basah kotor atau lepas
g. Semua limbah yang dihasilkan dalam perawatan luka adalah infekius
TERIMA KASIH

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kav 4- Jakarta Selatan

www.yankes.kemkes.go.id www.facebook.com/ditjen.yankes @ditjenyankes @ditjenyankes

Anda mungkin juga menyukai