Anda di halaman 1dari 39

Impact of Smoking on Neutrophil

Enzyme Levels in Gingivitis:


A Case-Control Study

Sofia Latifah G992102113


Nabila Putri Maharani G992108052

Pembimbing: Dr Risya Cilmiaty, drg., M.Si, Sp. KG

KEPANITERAAN KLINIK GIGI DAN MULUT 


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET/RUMAH SAKIT UNS
SURAKARTA
2021
Analisis PICO 01

02

P Pasien yang datang ke Departemen


Periodontologi, Fakultas
C parameter klinis dan tingkat 03
GCF MPO, BGD, dan NE
Population Kedokteran Gigi, Universitas Comparation
Istanbul, untuk konsultasi pada yang merokok dan tidak
periodontal merokok 04

05
I O Konsumsi rokok
Tidak ada
adaintervensi
intervensi mempengaruhi respon imun 06
Intervention Tidak Outcome
pejamu berhubungan dengan
gingivitis
ABSTRA
K
ABSTRAK
• Penentuan efek dari faktor resiko seperti merokok pada perkembangan penyakit periodontal sangat penting untuk
mengkarakterisasi penyakit dengan lebih baik.
• Tujuan : mengevaluasi efek merokok tembakau pada tingkat GCF enzim neutrofil (myeloperoxidase (MPO), beta-
glucuronidase (BGD), neutrofil elastase (NE) dan parameter periodontal pada dewasa muda yang sehat dengan
gingivitis akibat biofilm plak gigi.
• Sampel penelitian terdiri dari 60 orang dewasa muda yang sehat (39 perokok (Sm) dan 21 non-perokok (n-Sm))
didiagnosis dengan gingivitis akibat plak.
• Pasien dewasa muda yang merokok mempengaruhi respon imun pejamu berhubungan dengan gingivitis.
• Wajib untuk memberi tahu pasien muda tentang risikonya berhubungan dengan konsumsi tembakau untuk
kesehatan gingiva mereka.

Kata kunci: cairan sulkus gingiva; plak gigi; biofilm; radang gusi; mieloperoksidase; glukuronidase;
elastase neutrofil; enzim neutrofil; merokok
PENDAHULU
AN
PENDAHULUAN

• Gingivitis adalah penyakit inflamasi yang dipicu oleh akumulasi biofilm pada rongga mulut dan
dianggap sebagai prekursor periodontitis. Oleh karena itu, manajemen gingivitis berperan dalam
pencegahan terjadinya periodontitis.

• Respon pejamu adalah kunci dalam inisiasi dan perkembangan proses inflamasi.

• Neutrofil adalah berperan penting pada kesehatan jaringan periodontal tetapi juga berperan dalam
fase inisiasi lesi dan dalam perkembangan penyakit, kedua hal tersebut dikaitkan dengan aktivasi
eksaserbasi neutrophil
NEITROFIL
Mekanisme pertahanan Intraseluler  fagositosis
Ekstraseluler  degranulasi dan perangkap
ekstraseluler neutrophil

Degranulasi : proses yang diikuti dengan pelepasan antimikroba molekul sitotoksik dalam granula
dan vesikel sekretorik sebagai akibat dari hipoksia setelah terstimulasi antigen.
Myeloperoxidase (MPO), beta-glucuronidase (BGD), dan neutrophil elastase (NE)
adalah enzim proteolitik yang dilepaskan dari granula azurofilik neutrophil ke area
ekstraseluler setelah stimulasi neutrofil.
MPO  Enzim ini bertanggung jawab untuk generasi spesies oksigen reaktif (ROS) dalam siklus peroksidasi
dan halogenasi, dan dengan potensi oksidatif dari co-substratnya, hidrogen peroksida, yang
menunjukkan aktivitas bakterisida
BGD  hidrolase asam lisosom yang berperan aktif dalam degradasi proteoglikan dalam jaringan ikat.
NE protease serin yang dilepaskan dari butiran azurofilik selama fagositosis dan lisis sel. Bertindak
melawan elastin, kolagen, fibronektin, hemoglobin, laminin 1, proteoglikan, dan trombospondin. NE
juga memungkinkan transmigrasi neutrofil. Sekresi NE yang berlebihan berpotensi menyebabkan
degradasi matriks ekstraseluler.

Kadar cairan sulkus gingiva (GCF) dari enzim ini dilaporkan meningkat pada periodontitis dimana MPO,
BGD, dan NE mungkin merupakan penanda potensial penyakit peradangan periodontal.
gangguan fungsi neutrofil,
peningkatan produksi sitokin
Merokok tembakau (faktor risiko Mempengaruhi respon imun- inflamasi, revaskularisasi
penting penyakit periodontal) inflamasi tertunda, penurunan produksi
kolagen, dan peningkatan
produksi kolagenase

Peradangan gingiva dan perokok menunjukkan BoP peningkatan tekanan darah


perdarahan saat probing dan plak yang lebih umum yang disebabkan oleh merokok
(BoP) kurang menonjol dibandingkan dengan bukan dan vasokonstriksi efek dari
pada perokok perokok nikotin
Status periodontal terbukti dipengaruhi dengan jumlah rokok yang dihisap dan
durasi merokok

Beberapa penelitian melaporkan korelasi terbatas antara parameter klinis dan


tingkat GCF MPO, BGD, dan NE sedangkan beberapa lainnya kadar enzim GCF
berkorelasi nyata dengan parameter klinis.
Tujuan Penelitian 01

02
(1) Untuk mengevaluasi efek dari
03
konsumsi tembakau pada tingkat
peradangan gingiva pada sampel 04

dewasa muda yang sehat


05
(2) Untuk membandingkan level MPO,
BGD, dan NE di GCF antara Sm dan n- 06

Sm.
MATERIA
L&
METODE
MATERIAL DAN METODE 01

S A M P E L 02

03
Terdapat 60 subjek sehat
- 38 pria 04
- 22 Wanita
usia rata-rata 21,46 ± 2,39 tahun, kisaran 18 05

hingga 25 tahun) yang didiagnosis dengan


06
gingivitis yang diinduksi plak gigi biofilm.

Pasien yang telah merokok lebih dari 5 batang sehari selama setidaknya 12 bulan
digolongkan ke kelompok Sm (smoking)
Kriteria

Inklusi Eksklusi

Usia 18-25 tahun, diagnosis plak - penyakit sistemik,


gigi gingivitis yang diinduksi - diagnosis periodontitis atau telah dirawat
karena penyakit periodontal selama 6 bulan
biofilm didefinisikan sebagai 10%
terakhir,
dengan BoP dan kedalaman probing - kehamilan,
rata-rata (PD) 3mm - penggunaan antibiotik, steroid, atau obat
antiinflamasi nonsteroid pada 6 bulan
sebelum penelitian.
Menentukan Status Klinis Periodontal

Untuk menentukan status klinis periodontal, Indeks gingiva (GI), Indeks plak (PI), kedalaman
probing (PD), perdarahan saat probing (BoP), dan tingkat perlekatan klinis (CAL)
direkam pada mesiobukal, midbukal, distobukal, mesiolingual, midlingual, dan
distolingual lokasi setiap gigi menggunakan probe periodontal PCPUNC15 (Hu Friedy,
Chicago, IL, USA).
Langkah penentuan tingkat enzim
1. GCF dielusi dari strip kertas dengan menambahkan 300 L Bovine Serum Albumin- Phosphate-
Buffered Saline (BSA-PBS) ke setiap tabung. Tabung dibiarkan di atas platform yang bergetar
selama 20 jam pada 4 C.
2. Kadar GCF MPO, BGD, dan NE diukur dengan kit ELISA (Thermo Fisher, Wina, Austria kit
untuk MPO dan NE, MyBioSource, Shanghai, CHINA kit untuk BGD) sesuai dengan instruksi
pabriknya.
3. Absorbansi diukur pada 450 nm menggunakan pembaca pelat spektrofotometer (Eon-Biotek,
Winooski, VT, AS).
4. Sensitivitas deteksi untuk MPO adalah 0,026 ng/mL, untuk BGD adalah 1,0 U/mL dan untuk
NE adalah 1,98 ng/mL. Hasil dinyatakan sebagai g/mL untuk MPO dan NE dan U/ L untuk
BGD
Analisis Data

• Normalitas distribusi dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smirnov.


• Signifikansi statistik dari perbedaan antara Sm dan N-Sm untuk variabel kategori
dihitung menurut uji Chi-Square dan untuk variabel non-kategoris dihitung menurut
uji-U Mann-Whitney dan Uji-t Sampel Independen. Korelasi ditentukan oleh
korelasi peringkat Pearson koefisien
HASIL
Karakteristik Demografis
Analisis Klinis
Analisis Biokimia
Korelasi
DISKUSI
Data deskriptif dari penelitian ini menunjukkan akumulasi plak yang lebih tinggi di Sm
seperti yang diamati dalam penelitian sebelumnya.

Kebersihan perubahan Peningkata Kesehatan


mulut ekologi n akumulasi gigi dan
merokok
cenderung dalam plak (PI mulut
buruk biofilm tinggi) terganggu
Dalam penelitian ini, telah diamati aktivitas enzimatik neutrofil yang lebih tinggi
di GCF di Sm daripada di n-Sm. Produksi dari enzim yang diturunkan dari
neutrophil (komponen penting dari pertahanan neutrophil) dilaporkan
meningkat di GCF kelompok Sm.
Hubungan antara merokok dan gingivitis

Vasokonstriksi
Nikotin dalam pembuluh Kerusakan
rokok darah pada jaringan
gingiva

Namun, temuan menunjukkan tidak ada perubahan atau peningkatan laju aliran diukur dengan laser
Doppler flowmeter
• Dalam studi multicenter, berat perokok menunjukkan tingkat peradangan gingiva yang jauh
lebih rendah, seperti yang terlihat pada GI dan GBI (Gingival Bleeding Index), dibandingkan
perokok ringan dan sedang.
• Beberapa penelitian lain melaporkan gingivitis parah pada perokok.

Meskipun studi bervariasi, semuanya menunjukkan kerusakan periodontal secara signifikan pada
perokok.
• Pada penelitian ini, hasilnya menunjukkan korelasi yang signifikan, tingkat GCF NE, dan tanda-tanda klinis
inflamasi gingiva yang dicerminkan oleh GI dan BoP.
• Menurut analisis regresi logistik, perokok memiliki resiko kadar GCF 2,19 kali lebih tinggi dari BGD.

Ini menyiratkan bahwa merokok sedang (rata-rata 14 batang / hari) untuk waktu yang relatif singkat durasi (rata-
rata 4 tahun) menunjukkan hubungan dengan tingkat GCF yang diturunkan dari neutrophil protease.
KESIMPUL
AN
KESIMPULAN

1) Peningkatan kadar MPO, BGD, dan NE pada perokok selama peradangan dapat
berkontribusi untuk membahayakan jaringan periodontal;
2) Sm cenderung memiliki kebersihan mulut yang lebih buruk dibandingkan dengan n-
Sm yang berdampak negative ke kesehatan periodontal dan kualitas hidup terkait
kesehatan mulut, dan
3) merokok tembakau harus dikategorikan sebagai faktor risiko utama penyakit
periodontal sejak usia dini.
01

02

03

TELAAH 04

KRITIS 05

06
Deskripsi Umum
● Desain : Case control
● Judul : Tepat, lugas dan eksplisit
● Penulis : Penulis dan institusi asal ditulis
dengan jelas
● Abstrak : Singkat, jelas sesuai dengan isi
jurnal
Analisis VIA : Validity

i. Apakah terdapat kriteria inklusi yang jelas pada kasus?


Ya, pada jurnal ini dijelaskan kriteria inklusinya dengan jelas.
ii. Apakah pengukuran kondisi partisipan terukur sesuai dengan standar?
Ya, karena kondisi pasien didiagnosis dengan alat yang telah terstandari sasi
iii. Apakah metode yang valid digunakan untuk mengidentifikasi kondisi partisipan?
Ya, metode yang digunakan sudah sesuai dan valid untuk mengidentifikasi kondisi klinis dan
parameter lainnya.
iv. Apakah pada kasus ini memiliki inklusi partisipan berturut turut?
Ya, jurnal ini memiliki kriteria inklusi Usia 18-25 tahun, diagnosis plak gigi gingivitis yang diinduksi
biofilm didefinisikan sebagai 10% BoP dan kedalaman probing rata-rata (PD) 3mm
v. Apakah kasus ini memiliki inklusi komplit pada partisipan?
Ya, partisipan memiliki kriteria yang sesuai.
Analisis VIA : Validity
vi. Apakah terdapat pelaporan demografi pada kasus secara jelas?
Ya, data demografi partisipan dipaparkan dengan jelas.
vii. Apakah terdapat pelaporan informasi klinis pada kasus dengan jelas?
Ya, informasi klinis partisipan dijelaskan dengan jelas
viii. Apakah outcome atau hasil dari kasus ini dilaporkan dengan jelas?
Ya, Konsumsi rokok mempengaruhi respon imun pejamu berhubungan dengan gingivitis
ix. Apakah terdapat pelaporan informasi tempat/lokasi demografi dengan jelas?
Ya, informasi tempat pelaksanaan penelitian jelas disebutkan dalam jurnal
x. Apakah analisis statistik dilakukan dengan benar?
Ya analisis statistic dilakukan dengan benar
Analisis VIA

Importance
i. Apakah hasil dari penelitian ini?
Peningkatan kadar MPO, BGD, dan NE pada perokok selama peradangan dapat
berkontribusi untuk membahayakan jaringan periodontal. Merokok cenderung memiliki
kebersihan mulut yang lebih buruk dibandingkan dengan n-Sm yang berdampak negative ke
kesehatan periodontal dan kualitas hidup terkait kesehatan mulut,
Ii. Seberapa akurat hasilnya?
Skor kepercayaan pada penelitian ini 95%
iii. Apakah anda percaya dengan hasilnya
Ya, karena penelitian ini diukur dengan alat yang terstandar sehingga mengurangi bias
Acceptable
i. Apakah hasilnya dapat diterapkan pada populasi lokal?
Ya, dikarenakan hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengedukasi masyarakat tentang hubungan merokok
dengan jaringan periodontial
ii. Apakah hasilnya sesuai dengan bukti ilmiah lain
Ya, hasil penelitian ini sesuai dengan bukti ilmiah lain yang juga disebutkan dalam penelitian ini
iii. Bagaimana peran dari hasil penelitian ini dalam praktik sehari-hari?
Dapat digunakan untuk mengedukasi masyarakat mengenai merokok yang menjadi faktor resiko utama terjadinya
penyakit periodontal sejak usia dini.
Critical Appraisal V
for Case Control V
V

V
V
V
V

V
V
V
V
V
Level of Evidence
01

02

03

TERIMA 04

KASIH 05

06

Anda mungkin juga menyukai