Anda di halaman 1dari 12

Kesadaran

Diri
(Self Awareness)
Agustina Maunaturrohmah,S.Kep.,Ns.,M.Kes
Pengertian
Kesadaran Diri (Self Awareness) menurut Daniel Goleman adalah
kemampuan seseorang untuk mengetahui kekuatan, kelemahan,
dorongan, nilai, dan dampaknya pada orang lain.
Abraham Maslow dalam Teorinya Humasnistik mengemukakan tentang
kesadaran diri adalah mengerti dan memahami siapa diri kita, bagaimana
menjadi diri sendiri, apa potensi yang kita miliki, gaya apa yang anda
miliki, apa langkah-langkah yang anda ambil, apa yang dirasakan, nilai-
nilai apa yang kita miliki dan yakini, kearah mana perkembangan kita
akan menuju.
Achmanto Mendatu (2010), mengemukakan kesadaran diri adalah
keadaan dimana seseorang bisa memahaminya dirinya sendiri dengan
setepat-tepatnya. seseorang disebut memiliki kesadaran diri jika
seseorang tersebut memahami emosi dan mood yang sedang dirasakan,
kritis terhadap informasi mengenai dirinya sendiri, dan sadar tentang
dirinya yang nyata
Jenis-jenis Kesadaran Diri (Self Awareness)
1. Kesadaran diri pribadi (private self awarnness) : adalah pemfokusan
pada aspek yang relatif pada diri seperti mood, persepsi dan
perasaan. Orang yang memiliki kesadaran jenis ini yang dominan
akan lebih cepat memproses informasi yang mengacu pada dirinya
dan memiliki gambaran tentang diri sendiri yang lebih konsisten.
2. Kesadaran diri publik (public self awarnnes) : adalah peraturan
diarahkan pada aspek tentang diri yang tampak atau kelihatan pada
orang lain seperti penampilan dan tindakan sosial. Orang yang
memiliki kesadaran diri publik yang tinggi akan cenderung menaruh
perhatian pada identitas sosialnya dan reaksi orang lain pada dirinya.
Johari Window dalam Stuart G.W. (1998) menggambarkan perilaku,
pikiran dan perasaan seseorang dalam 4 kuadran

● Kuadran 1 (Open)
Merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang diketahui oleh diri kita sendiri dan orang
lain. Hal-hal tersebut meliputi sifat-sifat, perasaan-perasaan, dan motivasi-motivasinya. Orang
yang “Open” bila bertemu dengan seseorang akan selalu membuka diri dengan menjabat tangan
atau secara formal memperkenalkan diri bila berjumpa dengan seseorang. Diri yang terbuka,
mengetahui kelebihan dan kekurangan diri sendiri demikian juga orang lain diluar dirinya dapat
mengenalinya
● Kuadran 2 (Blind)
Merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang diketahui oleh orang lain, tetapi tidak
diketahui oleh diri kita sendiri. Disebut “Blind” karena orang itu tidak mengetahui tentang sifat-
sifat, perasaan- perasaan dan motivasi-motivasinya sendiri padahal orang lain melihatnya.
Sebagai contoh, ia bersikap seolah-olah seorang yang sok akrab, padahal orang lain melihatnya
begitu berhati-hati dan sangat tertutup, tampak formal dan begitu menjaga jarak dalam
pergaulan. Orang ini sering disebut sebagai seseorang yang buta karena dia tidak dapat melihat
dirinya sendiri, tidak jujur dalam menampilkan dirinya namun orang lain dapat melihat ketidak
tulusannya.
● Kuadran 3 (Hidden)
Merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang diketahui oleh diri kita
sendiri, tetapi tidak diketahui oleh orang lain. Ada hal-hal atau bagian yang saya
sendiri tahu, tetapi orang lain tidak. Hal ini sering teramati, ketika seseorang
menjelaskan mengenai keadaan hubungannya dengan seseorang. “Saya ingat betul
bagaimana rasanya dikhianati pada waktu itu, padahal aku begitu mempercayainya”.
Luka hati masa lalunya tidak diketahui orang lain, tetapi ia sendiri tak pernah
melupakannya.
● Kuadran 4 (Unknown)
Merujuk kepada perilaku, perasaan, dan motivasi yang tidak diketahui, baik oleh diri
kita sendiri ataupun oleh orang lain. Johari Window atau Jendela Johari merupakan
salah satu cara untuk melihat dinamika dari self-awareness, yang berkaitan dengan
perilaku, perasaan, dan motif kita. Model yang diciptakan oleh Joseph Luft dan Harry
Ingham di tahun 1955 ini berguna untuk mengamati cara kita memahami diri kita
sendiri sebagai bagian dari proses komunikasi.
Kemampuan dalam Kesadaran Diri (Self Awareness)
Tiga kemampuan dalam kesadaran diri (self awareness) antara lain:
1. Kemampuan dalam mengenali emosi serta pengaruh dari emosi tersebut. Individu
dengan kecakapan ini akan mengetahui makna dari emosi yang mereka rasakan
serta mengapa emosi tersebut terjadi, menyadari keterkaitan antara emosi yang
dirasakan dengan apa yang dipikirkan, mengetahui pengaruh emosi mereka terhadap
kinerja, serta mempunyai kesadaran yang dapat dijadikan pedoman untuk nilai-nilai
dan tujuan-tujuan individu.
2. Kemampuan pengakuan diri yang akurat meliputi pengetahuan akan sumber daya
batiniah, kemampuan dan keterbatasan diri. Individu dengan kecakapan ini
menyadari kelebihan dan kelemahan dirinya, menyediakan waktu untuk instropeksi
diri, belajar dari pengalaman, dapat menerima umpan balik maupun perspektif baru,
serta mau terus belajar dan mengembangkan diri.
3. Kemampuan mempercayai diri sendiri dalam arti memiliki kepercayaan diri dan
kesadaran yang kuat terkait harga diri serta kemampuan dirinya
Indikator Kesadaran Diri (Self Awareness)
1. Mengenali perasaan dan perilaku diri sendiri
Individu mampu mengenali perasaan apa yang sedang dirasakannya, mengapa perasaan itu
muncul, perilaku apa yang dilakukan, serta dampaknya pada orang lain.
2. Mengenali kelebihan dan kekurangan diri sendiri
Individu mampu mengenali atau mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dirinya.
3. Mempunyai sikap mandiri
Individu mempunyai sikap mandiri atau tidak bergantung pada orang lain yang
menunjukkan adanya dorongan atau motivasi untuk melakukan sesuatu yang didasarkan
pada keyakinan akan kemampuan diri sendiri.
4. Dapat membuat keputusan dengan tepat
Individu mampu membuat atau mengambil keputusan dengan tepat khususnya yang
berkenaan dengan perencanaan karier.
5. Terampil dalam mengungkapkan pikiran, perasaan, pendapat, dan keyakinan.
Individu memiliki keberanian dan kesadaran untuk mengungkapkan pikiran,
perasaan, pendapat, maupun keyakinan dirinya sendiri yang mencerminkan
nilai-nilainya sendiri.
6. Dapat mengevaluasi diri
Individu mampu memeriksa, menilai atau mengoreksi dirinya, belajar dari
pengalaman, serta menerima umpan balik terkait dirinya dari orang lain.
Peningkatan Kesadaran Diri
1. Mempelajari diri sendiri.
Untuk menjadi seseorang (diri yang utuh) ada empat aspek yangperlu mendapat perhatian
yaitu:
○ Tubuh (struktur, fungsi, bentuk dan penggunaan bahasa tubuh).
○ Pengalaman subjectif.- Hubungan dengan orang lain.
○ Perasaan-perasaan yg muncul tanpa disadari ketika berinteraksi atau mendapat pengalaman
baru.
2. Belajar dari orang lain
Banyak sekali sifat dan perilaku yg tidak kita sadari tetapi orang lain melihat atau
merasakannya.
3. Mengembangkan sikap terbuka.
Dengan terbuka pada orang lain seseorang akan merasa aman ketika berinteraksi karena tidak
ada sesuatu yang disembunyikan. Bisa dilatih dengan cara sering berkenalan dengan orang baru
Hal yang Perlu Diperhatikan Perawat dalam Menganalisa Diri

 Kesadaran tentang Uniknya Sistem Nilai Tiap Individu.


Apa dan bagaimana nilai-nilai yang dianut oleh seseorang akan
memengaruhi dirinya pada saat berinteraksi dengan orang lain.
Dengan menyadari sistem nilai yang dimilikinya seperti nilai
budaya, nilai keluarga dan agama yang dianutnya, perawat akan siap
mengidentifikasi situasi yang bertentangan dengan sistem nilai yang
ia miliki.
 Klarifikasi Nilai
Pelajaran bahwa individu mempunyai tata nilai, pengalaman,
kepercayaan, dan kehidupan yang berlainan
 Eksplorasi Perasaan.
Eksplorasi perasaan yaitu mengkaji atau menggali perasaan-perasaan
yang muncul sebelum dan sesudah berinteraksi dengan orang lain.
Sebagai perawat kita perlu terbuka dan sadar terhadap perasaan kita
dan mengontrolnya agar kita dapat menggunakan diri kita secara
terapeutik. Seorang perawat yang merasa cemas pada saat interaksi
akan membuat klien merasa tidak nyaman dan karena adanya
“pemindahan perasaan” (transfer feeling) mungkin klien akan menjadi
cemas juga.
 Kemampuan Menjadi Model.
Seorang pasien membutuhkan sosok pribadi yang dapat diteladaninya
dalam mengubah perilaku. Perawat sebagai pemberi asuhan asuhan
keperawatan diharapkan mampu menjadi model bagi klien dalam
menjalani kehidupannya
 Panggilan Jiwa (Altruisme)
Perawat harus menjawab pertanyaan, “Mengapa saya ingin menolong
orang lain?”. Altruisme adalah perhatian terhadap kesejahteraan orang
lain, ingin menolong ikhlas tanpa pamrih. Akan tetapi perlu diperhatikan
bahwa perawat merupakan profesi, karena itu perawat perlu mendapat
penghargaan atau imbalan yang sesuai. Keseimbangan antara altruisme
dengan reward akan memengaruhi bagaimana perawat menolong kliennya.
 Etika dan Tanggung Jawab.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan perawat harus bertanggung
jawab terhadap semua tindakan yang dilakukannya. Demikian pula dalam
berkomunikasi, perawat seharusnya bertanggung jawab atas perilakunya
dan mampu mengatasi semua kelemahannya

Anda mungkin juga menyukai