Anda di halaman 1dari 36

INFEKSI TRAKTUS GENETALIS

KELOMPOK 4

PUTRI INDRIANI A.S LUMPENG(202001029)


NI GUSTI AYU ANGGRENI(202001019)
DEFINISI
Radang atau infeksi pada alat-alat genetal dapat timbul secara akut
dengan akibat meninggalnya penderita atau penyakit bisa sembuh
sama sekali tanpa bekas atau dapat meninggalkan bekas seperti
penutupan lumen tuba. Penyakit ini bisa juga menahun atau dari
permulaan sudah menahun. Salah satu dari infeksi tersebut adalah
pelviksitis, serviksitis, adneksitis dan salpingitis
JENIS-JENIS INFEKS TRAKTUS GENETALIA

Infeksi traktus genitalia pada wanita terbagi atas 2 yaitu :


1. Radang panggul bawah
2. Radang panggul atas

• Radang panggul bawah ada beberapa macam yaitu : infeksi


vulvitis, infeksi kelenjar bartholin, infeksi vagina, infeksi serviks.

You can enter a subtitle here if you need it


LANJUTAN

1. INFEKSI VULVITIS

suatu kondisi peradangan pada vulva yang dapat menyerang wanita dalam
rentang usia berapa pun. Vulva merupakan lipatan kulit yang terletak di bagian
paling luar dari organ intim wanita, namun sering kali disalahartikan orang
awam sebagai vagina. Padahal vagina merupakan liang atau saluran yang
terletak lebih dalam setelah melewati vulva

Vulva terdiri dari :


• Labia minora
• Labia mayora
• Klitoris
manifestasi klinis

Vulvitis
menimbulkan gejala yang bervariasi, tergantung dari penyebab
peradangan pada vulva. Sangat disarankan untuk tidak menggaruk alat
kelamin apabila muncul rasa gatal.

Gejala-gejala vulvitis di antaranya adalah:


• Rasa sangat gatal di alat kelamin, terutama pada malam hari.
• Keputihan. Rasa seperti terbakar dan kulit pecah-pecah di sekitar vulva.
ETIOLOGI

Etiologi Peradangan pada vulva bisa disebabkan oleh


sejumlah kondisi, seperti :

1. Infeksi. Tidak hanya vagina, vulva juga dapat terinfeksi bakteri, virus, atau jamur.
Contoh-contoh penyebab infeksi pada vulva adalah herpes genital, jamur candida,
infeksi HPV, kutu kemaluan, dan skabies.
2. Penyakit kulit. Beberapa penyakit kulit yang dapat memengaruhi kesehatan vulva,
di antaranya adalah psoriasis, lichen planus, dan lichen sclerosus.
3. Estrogen rendah. Vulvitis dapat terjadi akibat kadar estrogen yang rendah, seperti
saat menopause. Vulvitis yang terjadi dikaitkan dengan peradangan vagina akibat
vagina menjadi kering.
Pengobatan dan pencegahan

Dokter dapat meresepkan salep kortikosteroid untuk digunakan beberapa


kali dalam sehari. Salep ini dapat membantu mengurangi rasa gatal dan
iritasi pada vulva. Selain kortikosteroid, krim emolien dan tablet
antihistamin juga dapat digunakan untuk mengurangi gatal .

mencegah terjadinya vulvitis. Di antaranya adalah:


• Segera menghentikan kebiasaan yang dapat menyebabkan iritasi, misalnya
memakai pakaian yang terlalu ketat. Sebagai gantinya gunakan pakaian
yang agak longgar atau berbahan katun untuk memberikan udara pada
organ intim.
• Segera mengganti pakaian dan celana dalam yang basah, baik setelah
berolahraga ataupun berenang.
pengaruhnya

Infeksi jenis ini merupakan masalah yang umum terjadi saat hamil,
khususnya pada trimester kedua kehamilan. Infeksi ini tidak
membahayakan kehamilan. Meski begitu, efek yang dikeluarkan bisa
membuatmu tidak nyaman

vulvitis
LANJUTAN
2. infeksi kelenjar bartholin

merupakan kondisi peradangan pada kelenjar bartolin yang disebabkan oleh


infeksi. Kondisi ini ditandai dengan adanya benjolan pada area kelenjar
bartolin yang normalnya tidak teraba. Tetapi, kondisi ini harus dibedakan
dengan kista bartolin, yang umumnya terjadi akibat penyumbatan pada
kelenjar tersebut. Namun, bila kista bartolin terinfeksi, dapat menyebabkan
terjadinya abses bartolin (bartolinitis).
Manifestasi klinis

1. Nyeri dan bengkak pada salah satu kelenjar.


2. Nyeri berhubungan seksual (dispareunia).
3. Nyeri ketika duduk dan berjalan.
4. Rasa nyeri yang tiba-tiba hilang tetapi diikuti keluarnya cairan
(nanah atau darah dari abses).

Berdasarkan pemeriksaan fisik umumnya juga


ditemukan beberapa hal berikut seperti :
• benjolan yang merah, bengkak, dan fluktuatif.
Etiologi

Penyebab dari bartolinitis adalah infeksi. Beberapa studi


menunjukkan mayoritas bakteri penyebabnya ialah Neisseria
gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis. Hal ini yang menyebabkan
penyakit ini sering dikaitkan dengan infeksi menular seksual
pengobatan

Pada pasien dengan gejala ringan -misalnya tidak ada demam atau tidak
terdapat abses, dapat dilakukan rawat jalan dengan konsumsi antibiotik serta
edukasi melakukan sitz bath. Sitz bath ialah kegiatan berendam dengan cara
duduk menggunakan air hangat. Hal ini bisa dilakukan 3-4x sehari selama 15
menit. Hal ini dapat menurunkan rasa nyeri dan membantu meringankan
bengkak akibat bartolinitis.
Dampak pada kehamilan dan janin

Dampak pada kehamilan dan bayi khususnya pada bartolinitis yang


disebabkan oleh gonococcus yaitu :
• Sering dijumpainya kemandulan anak satu pada penderita atau bekas
penderita karena pada saat persalinan lender kental dalam servix hilang
dan ostium terbuka hingga akhirnya gonococcus ada kesempatan untuk
menjalar keatas berturut-turut menyebabkan endometritis dan salpingitis.
Salpingitis inilah penyebab kemandulan tersebut.
• Anak yang melalui jalan lahir dapat kemasukan gonococcus ke dalam
matanya dan menderita konjungtivitis gonorea neonatorium .
 

bartholis
LANJUTAN

3. INFEKSI VAGINA

suatu peradangan pada vagina yang dapat mengakibatkan gatal, nyeri dan
keluarnya cairan dari vagina. Penyebabnya biasanya karena terdapat
perubahan dalam keseimbangan normal bakteri pada vagina atau infeksi.
Vaginitis juga dapat disebabkan oleh kadar estrogen yang berkurang
setelah menopause.
Manifestasi klinis

Gejala vaginitis antara lain:


● Perubahan warna, bau atau jumlah cairan dari vagina
● Vagina gatal atau iritasi
● Nyeri saat berhubungan seksual
● Nyeri saat buang air kecil
● Vagina mengalami perdarahan atau bercak
etiologi

1. Vaginosis biasanya terjadi karena pertumbuhan berlebihan dari salah satu beberapa
organisme yang ada dalam vagina.
2. Infeksi jamur terjadi ketika lingkungan yang normal dalam vagina mengalami
beberapa perubahan yang memicu pertumbuhan berlebihan dari jamur
3. Trikomoniasis adalah infeksi menular seksual umum yang disebabkan oleh parasit,
dan biasa disebut Trichomonas vaginalis. Organisme ini menyebar selama
hubungan seksual dengan seseorang yang sudah memiliki infeksi
4. Semprotan vagina, douche, sabun wangi, deterjen wangi dan produk spermisida
dapat menyebabkan reaksi alergi atau mengiritasi jaringan vulva dan vagina
Pengobatan Pengobatan vaginitis disesuaikan dengan
penyebabnya, antara lain :

● Vaginitis bakteri
Dokter biasanya akan meresepkan tablet metronidazole melalui mulut
Obat biasanya digunakan 1 atau 2 kali sehari selama 5-7 hari.
● Infeksi jamur
Infeksi jamur biasanya diobati dengan krim antijamur atau seperti
mikonazol
LANJUTAN

4. INFEKSI SERFITIS

Servisitis merupakan infeksi pada serviks uteri. Infeksi uteri sering terjad
karena luka kecil bekas persalinan yang tidak dirawat dan infeksi karena
hubungan seks. Servisitis yang akut sering dijumpai pada sebagian besar
wanita yang pernah melahirkan. Servisitis ialah radang dari selaput lendir
canalis cervicalis. Karena epitel selaput lendir cervicalis hanya terdiri
dari satu lapisan sel silindris maka mudah terkena infeksi dibandingkan
dengan selaput lendir vagina.
Etiologi

Servisitis disebabkan oleh kuman-kuman seperti :


• trikomonas vaginalis, kandida dan mikoplasma atau mikroorganisme aerob dan
anaerob endogen vagina seperti streptococcus
• Dapat juga disebabkan oleh robekan serviks terutama yang menyebabkan
ectropion
Manifestasi klinis

1. Terdapatnya keputihan (leukorea)


2. Mungkin terjadi kontak berdarah (saat hubungan seks terjadi
perdarahan)
3. Pada pemeriksaan terdapat perlukaan serviks yang berwarna
merah
4. Pada umur diatas 40 tahun perlu waspada terhadap keganasan
serviks.
Penatalaksanaan Kauterisasi radial

Jaringan yang meradang dalam dua mingguan diganti dengan jaringan


sehat.Jika laserasi serviks agak luas perlu dilakukan trakhelorania.
Pinggir sobekan dan endoserviks diangkat, lalu luka baru dijahit. Jika
robekan dan infeksi sangat luas perlu dilakukan amputasi serviks.
 
• Radang panggul atas terdiri dari : salpingitis,infeksi
adneksitis

1. SALPINGITIS

merupakan radang pada tuba fallopi, yaitu saluran yang


menghubungkan ovarium dengan rahim. Radang saluran telur terjadi
karena tuba fallopi mengalami infeksi oleh bakteri yang berasal dari
darah, vagina, atau rahim
Etiologi

Mikroorganisme yang paling sering didapati sebagai penyebab radang


saluran telur adalah bakteri Chlamydia trachomatis dan Neisseria
gonorrhoeae. Bakteri masuk melalui vagina, lalu menuju rahim dan akhirnya
sampai ke tuba fallopi
Manifestasi klinis

1. Nyeri abdomen di kedua sisi


2. Sakit punggung
3. Sering buang air kecil.
4. Gejala-gejala biasanya muncul setelah periode menstruasi
5. Demam tinggi dengan menggigil
6. Nyeri perut Abnormal discharge vagina, seperti warna
yang tidak biasa atau bau
pengobatan

1. Anjurkan tirah baring


2. Pemberian antibiotic
 
Pengaruh pada kehamilan

Salpingitis bisa dikatakan sebagai salah satu faktor ketidaksuburan


wanita. Hal tersebut dikarenakan saluran tuba telah dirusak oleh
bakteri-bakteri jahat. Apabila salpingitis tidak ditangani dengan
segera, maka infeksi ini akan menyebabkan kerusakan pada tuba
fallopi secara permanen sehingga sel telur yang dikeluarkan dari
ovarium tidak dapat bertemu dengan sperma.
LANJUTAN
2. Adnexitis

radang pada tuba fallopi dan ovarium yang biasanya terjadi bersamaan.
Adnexitis adalah suatu radang pada tuba fallopi dan radang ovarium
yang biasanya terjadi bersamaan. Radang ini kebanyakan akibat infeksi
yang menjalar keatas dari uterus, walaupun infeksi ini bisa datang dari
tempat ekstra vaginal lewat jalan darah atau menjalar dari jaringan
sekitarnya
Etiologi

Peradangan pada adneksa rahim hampir 90 persen disebabkan oleh


infeksi beberapa organisme, biasanya adalah Neisseria gonorrhoeae dan
Chlamydia trachomatis.
1. Melakukan aktifitas seks tanpa menggunakan kondom
2. Ganti-ganti pasangan seks
3. Pasangan seksnya menderita infeksi Chlamidia ataupun gonorrhea
(kencing nanah)
Manifestasi Klinis

1. Kram atau nyeri perut bagian bawah yang tidak


berhubungan dengan haid (bukan premenstrual syndrome)
2. Keluar cairan kental berwarna kekuningan dari vagina
3. Nyeri saat berhubungan intim
4. Demam
5. Nyeri punggung
6. Keluhan saat buang air kecil
Pencegahan

Pencegahan tidak hanya dari pihak wanita saja, pihak laki -laki juga perlu
membantu agar pasangan tidak tertular. Penanganan ini antara lain dapat
dilakukan dengan :
1. Setia pada pasangan, penyakit ini sebagian besar ditularkan melalui
hubungan seks bebas.
2. Segera hubungi dokter apabila gejala - gejala penyakit ini muncul.
3. Rutin memeriksakan diri dan pasangan ke dokter ahli kandungan
4. Penggunaan kondom saat berhubungan seksual
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA INFEKSI
TRAKTUS GENETALIA
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
2. Keluhan Utama
• Nyeri
• Luka
• Perubahan fungsi seksual
3. Riwayat Penyakit
a) Sekarang: Keluhan Klien menderita infeksi alat kelamin
b) Dahulu: Riwayat keluarga mempunyai penyakit serupa, gangguan reproduksi Riwayat Penyakit
c) Riwayat penyakit yang pernah dialami : Kaji adanya penyakit yang pernah dialami oleh klien misalnya
DM, jantung, hipertensi, masalah ginekologi/urinaria, penyakit endokrin, dan penyakit- penyakit lainnya.
d) Riwayat kesehatan keluarga : Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram tersebut dapat
diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang terdapat dalam keluarga.
LANJUTAN

e) Riwayat kesehatan reproduksi : Kaji tentang mennorhoe,siklus menstruasi,


lamanya, banyaknya, sifat darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe serta kaji
kapan menopause terjadi, gejala serta keluahan yang menyertainya.
f) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas : Kaji bagaimana keadaan anak klien
mulai dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana keadaan kesehatan
anaknya.
g) Riwayat seksual : Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang
digunakan serta keluhan yang menyertainya.
h) Riwayat pemakaian obat : Kaji riwayat pemakaian obat-obatan kontrasepsi oral,
obat digitalis, dan jenis obat lainnya.
i) Pola aktivitas sehari-hari : Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi
(BAB dan BAK), istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat
sakit
B. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Bagian Luar Inspeksi
a) Rambut pubis, distribusi, bandingkan sesuai usia perkembangan klien
b) Kulit dan area pubis, adakah lesi, eritema, visura, leokoplakia dan eksoria
c) Labia mayora, minora, klitoris, meatus uretra terhadap pemebengkakan ulkus,
keluaran dan nodul
2. Pemeriksaan Bagian Dalam Inspeksi
a) Serviks : ukuran, laserasi, erosi, nodula, massa, keluaran dan warnanya Palpasi
b) Raba dinding vagina: Nyeri tekan dan nodula,
c) Serviks: posisi, ukuran, konsistensi, regularitas, mobilitas dan nyeri tekan
d) Uterus: ukuran, bentuk, konsistensi dan mobilitas
e) Ovarium: ukuran, mobilitas, bentuk, konsistensi dan nyeri tekan
C. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas
2. Nyeri Akut
D. Intervensi Keperawatan
1. Diagnosa : Ansietas
NOC : Kontrol Ansietas Indicator :
a) Merencanakan strategi koping untuk situasi-situasi yang membuat stress
b) Mempertahankan penampilan peran.
c) Melaporkan tidak ada gangguan persepsi sensori.
d) Manifestasi prilaku akibat kecemasan tidak ada.
e) Melaporkan tidak ada manifestasi kecemasan secara fisik.
NIC : Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
a) Gunakan pendekatan yang menenangkan
b) Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
c ) Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
d) Pahami prefektif pasien terhadap situasi stress
e) Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut Lakukan
Back/ Neck rub
f) Dengarkan dengan penuh perhatian
g) Identifikasi tingkat kecemasan
h) Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
I) Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketkutan dan persepsi
j) Instruksikan pasien menggunakan teknik relaxasi
Relaxation Therapy
a)Jelaskan alasan untuk mengenal relaxasi dan manfaat, batas dan jenis
relaksasi yang tersedia
b) Menciptakan lingkungan yang tenang, dengan cahaya redup dan suhu
senyaman mungkin.
2. Diagnosa : Nyeri Akut
NOC :
kriteria hasil:
a) Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri,mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri,mencari bantuan)
b)Melaporkan bahwa nyeriberkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
c)Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas,frekuensi dan tanda nyeri)
 
NIC
a) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitasdan faktor presipitasi
b) Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
c) Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
d) Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,pencahayaan dan
kebisingan
e) Kurangi faktor presipitasi nyeri
f) Kaji tipe dan sumber nyeri untukmenentukan intervensi
g) Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dala, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin
 
 
 

Anda mungkin juga menyukai