Anda di halaman 1dari 15

 

KEWIRAUSAHAAN
“ETIKA KEWIRAUSAHAAN”
DOSEN PENGAJAR Yuni Astini SKM., M. Kes

DISUSUN OLEH : Kelompok 9 :

1. Siti Mega Marsuli Handayani


1914401012
2. Yola Aprilia 1914401019
3. Lusy Nikita 1914401023
Norma Dan Etika Bisnis

Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha


berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan
tuntunan dalam membuat keputusan dan memecahkan
persoalan. Etika pada dasarnya adalah suatu komitmen untuk
melakukan apa yang benar dan menghindari apa yang tidak
benar. Oleh karena itu perilaku etika berperan melakukan
‘apa yang benar’ dan ‘baik’ untuk menentang apa yang
‘salah’ dan ‘buruk’. Menurut Ronald J Weber dan Ricky m
Griffin (200:80), etika bisnis adalah istilah yang sering
digunakan untuk menunjukkan perilaku etika dari seorang
manajer atau karyawan suatu organisasi.
Pemilik kepentingan adalah semua individu atau kelompok yang berkepentingan dan berpengaruh terhadap keputusan
perusahaan. Ada dua jenis memiliki kepentingan yang berpengaruh terhadap perusahaan yaitu pemilik kepentingan
internal dan eksternal. Investor karyawan manajemen dan pimpinan perusahaan merupakan pemilik kepentingan
internal sedangkan pelanggan asosiasi dagang kreditor pemasok pemerintah masyarakat umum dan kelompok khusus
yang berkepentingan terhadap perusahaan merupakan pemilik kepentingan internal.
Menurut zimmerer (1996: 21), yang termasuk kelompok memiliki kepentingan yang
mempengaruhi keputusan bisnis adalah :
1. Para pengusaha atau Mitra usaha
2. Petani dan pemasok bahan baku
3. Organisasi pekerja
4. Pemerintah
5. Bank
6. Investor
7. Masyarakat umum
8. Pelanggan dan konsumen
Selain kelompok-kelompok tersebut di atas, beberapa kelompok lain yang berperan dalam
perusahaan adalah Para pemilik (key stakeholders) seperti manager, direktur, dan kelompok
khusus. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa realitas pemilik kepentingan sangat
bergantung pada kepuasan yang mereka peroleh. Menurut Ronald J. Ebert (2000:182) jika
seseorang menyukai suatu pekerjaan, maka ia akan merasa puas. Bila merasa puas maka ia akan
memiliki sikap loyal, komitmen, dan kerja keras, yang berarti memiliki moral yang tinggi.
Selain etika dan perilaku, yang tidak kalah pentingnya dalam bisnis adalah norma etika menurut
zimmerer (1996: 22) ada tiga tingkatan norma etika yaitu:
1. Hukum berlaku bagi masyarakat secara umum yang mengatur perbuatan yang boleh dilakukan dan tidak
boleh dilakukan hukum hanya mengatur standar perilaku minimum
2. Kebijakan dan prosedur organisasi, memberi arahan khusus bagi setiap orang dalam organisasi dalam
mengambil keputusan sehari-hari. Para karyawan akan bekerja sesuai dengan kebijakan dan prosedur
perusahaan atau organisasi.
3. Moral sikap mental individual, sangat penting untuk menghadapi suatu keputusan yang tidak teratur oleh
aturan formal. Nilai moral dan sikap mental individual biasanya berasal dari keluarga agama dan sekolah.
Sebagian lain yang menentukan etika perilaku adalah pendidikan, pelatihan, dan pengalaman. Kebijakan
dan aturan perusahaan sangat penting terutama untuk membantu, mengurangi, dan mempertinggi
pemahaman karyawan tentang etika perilaku.
Menurut zimmerer (1996), kerangka kerja etika dapat dikembangkan melalui tiga tahapan:

1. Mengakui dimensi etika yang ada sebagai suatu alternatif atau keputusan artinya sebelum wirausaha
menginformasikan suatu keputusan etika yang dibuat terlebih dahulu ia harus mengakui artikel yang ada
2. Mengidentifikasi pemilik kepentingan kunci yang terlibat dalam pengambilan keputusan. Setiap keputusan
bisnis akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh berbagai pemilik kepentingan karena konflik dalam
kepentingan dapat mempengaruhi pembuatan keputusan, maka sebelum keputusan itu dibuat terlebih
dahulu harus dihindari konflik antar pemilik kepentingan
3. Membuat pilihan alternatif dan membedakan antara tanggapan etika dan bukan etika
ketika membuat pilihan alternatif tanggapan etika dan bukan etika serta mengevaluasi dampak positif dan negatifnya
manajer akan menemukan beberapa hal berikut :
a Prinsip-prinsip dan etika perilaku
b. Hak-hak moral
c. Keadilan
d. Konsekuensi dan hasil
e. Pembenaran public
f. Intuisi dan pengertian atau wawasan
. Prinsip-Prinsip Etika Dan Perilaku Bisnis

Menurut pendapat Michael Josephson (1988) yang dikutip oleh Zimmerer (1996:27-28), secara universal, ada
10 prinsip etika yang mengarahkan perilaku, yaitu:

1. Kejujuran, yaitu penuh kepercayaan, bersifat jujur, bersungguuh-sungguh, terus teran, tidak curang, tidak
mencuri, tidak menggelapkan dan tidak berbohong.

2. Integritas, yaitu memegang prinsip, melakukan kegiatan yang terhormat, tulus hati, berani dan penuh
pendirian/keyakinan, tidak bermuka dua, tidak berbuat jahat, dan dapat dipercaya.

3. Memelihara janji, yaitu selalu menaati janji, patut dipercaya, penuh komitmen, patuh, tidak
mengintrenprestasikan persetujuan dalam bentuk teknikal atau legalistik dengan dalih ketidakrelaan.

4. Kesetiaan, yaitu hormat dan loyal kepada keluarga, teman, karyawan dan negara, tidak menggunakan atau
memperlihatkan informasi rahasia, begitu juga dalam suatu konteks profesional, menjaga/melindungi kemampuan
untuk membuat keputusan profesional yang bebas dan teliti, dan menghindari hal yang tidak pantas serta konflik
kepentingan.
5. Kewajaran/keadilan, yaitu berlaku adil dan berbudi luhur, bersedia mengakui kesalahan, memerlihakan
komitmen keadilan, persamaan perlakuan individual dan toleran terhadap perbedaan, serta tidak bertindak
melampaui batas atau mengambil keuntungan yang tidak pantas dari kesalahan atau kemalangan orang lain.
6. Suka membantu orang lain, yaitu saling membantu, berbaik hati, belas kasihan, tolong menolong,
kebersamaan dan menghindari segala sesuatu yang membahayakan orang lain.
7. Hormat kepada orang lain, yaitu menghormati martabat orang lain, kebebasan dan hak menentukan nasib
sendiri bagi semua orang, bersopan santun, tidak merendahkan dan mempermalukan martabat orang lain.
8. Warga negara yang bertanggung jawab, yaitu selalu menaati hukum/aturan, penuh kesadaran sosial dan
menghormati proses demokrasi dalam mengambil keputusan,
9. Mengejar keunggulan, yaitu mengejar keunggulan dalam segala hal, baik dalam pertemuan personal maupun
pertanggungjawaban profesional, tekun, dapat dipercaya/diandalkan, rajin penuh komitmen, melakukan semua
tugas dengan kemampuan terbaik dan mengembangkan serta memperahankan tingkat kompetensi yang tinggi.
10. Dapat dipertanggungjawabkan, yaitu memilih dan menerima tanggung jawab atas keputusan dan
konsekuensinya serta selalu memberi contoh.
Cara Mempertahankan Standar Etika

1. Ciptakan kepercayaan perusahaan


2. Kembangkan kode etik
3. Jalankan kode etik secara adil dan konsisten
4. Lindungi hak perorangan
5. Adakan pelatihan etika
6. Lakukan audit etika secara periodic
7. Pertahankan standar tinggi tentang tingkah laku, tidak hanya aturan
8. Hindari contoh etika yang tercela setiap saat dan etika diawali dari atasan
9. Ciptakan budaya dan menekankan komunikasi dua arah
10. Libatkan karyawan dalam mempertahankan standar etika
Tanggungjawab Perusahaan

Tanggung jawab sosial mencoba menjembatani komitmen individu dan kelompok dalam suatu
lingkungan sosial, seperti pelanggan, perusahaan lain, karyawan, dan investor. Tanggung jawab sosial
menyemimbangkan komitmen-komitmen yang berbeda. Menurut Zimmerer, ada beberapa macam
pertanggungjawaban perusahaan, yaitu:

1. Tanggung jawab terhadap lingkungan


2. Tanggungjawab terhadap karyawan
3. Tanggung jawab terhadap pelanggan
4. Tanggung jawab terhadap investor
5. Tanggung jawab terhadap masyarakat
 

A. Kasus
Seorang oknum perawat Tn. M umur 34 tahun warga desa Sumberduren, Kecamatan Krucil,
Kabupaten Probolinggo, dilaporkan ke Polres Probolinggo. seorang warga Tn. s telah melaporkan
perawat ini bersama kuasa hukumnya dengan dugaan tindak pidana praktik keperawatan tanpa izin.
Tn. M mengatakan sudah lima tahun membuka praktik tersebut dan sudah menangani ratusan
pasien. Tn. M mengatakan membuka praktik keperawatan dirumahnya namun bersangkutan masih
belum berizin dan tidak memiliki STR maupun SIPP. Para pasien tidak mengetahui jika Tn. M
membuka praktik tanpa izin. Tn. s sebagai pelapor melampirkan bukti foto dan video atas dugaan
kasus tersebut. Tn. M tercatat sebagai karyawan honorer Pemkab Probolinggo. Polres Probolinggo
telah menerima pengaduan dan laporan pengaduan tindak pidana tersebut sudah diterima dan akan
ditindaklanjuti.
Pembahasan Kasus
Berdasarkan kasus tersebut Tn. M sebagai perawat melanggar kode
etik keperawatan dan melanggar UU yaitu Pasal 83 Undang-undang
RI Nomor 26 Tahun 2014 Tentang Kesehatan. Dalam pasal itu
tertulis "setiap orang yang bukan tenaga kesehatan melakukan
praktik seolah-olah sebagai tenaga kesehatan yang telah memiliki
izin sebagaimana dimaksud dalam pasal 64 dipidana penjara selama
5 tahun". Didalam prinsip etika berbisnis, Tn. A tidak
mencerminkan seorang perawat yang jujur.
TERIMAKASIH…

Anda mungkin juga menyukai