Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

PENELUSURAN KEPUSTAKAAN

Penelitian dimulai dengan pene lusuran pustaka yang berhubung an


dengan subyek penelitian terse but. Penelusuran pustaka merup akan
langkah pertama untuk mengumpu lkan informasi yang relevan un tuk
penelitian. Penelusuran pustak a dapat menghindarkan duplikasi
pelaksanaan penelitian. Dengan penelusuran pustaka dapat dik etahui
penelitian yang pernah dilakuk an dan dimana hal itu dilakuka n.

Bagi seorang peneliti membaca hasil penelitian orang lain, s elain mutlak
harus dilakukan untuk membantu mengorientasikan dir inya, juga akan
memberikan berbagai keuntungan . Karena hal itu akan memberi
informasi tentang kegiatan yang pernah dikerjakan orang dan
menunjukkan batas perkembangan yang dicapai ilmu. Kepustakaa n akan
memberikan daerah yang belum diketahui ilmu.

Pada penelusuran kepustakaan p eneliti melakukan uji awal, at


as gagasan-gagasan awalnya, atas formulas i awalnya untuk
menyelesaikan masalah penelitian. Pada saat ini, (hampir) tidak mungkin
ad a salah satu masalah dalam cabang ilmu tert entu yang belum
pemah diteliti sama sekali. Selalu akan dijumpai,
penelitian -penelitian terdahulu yang sejalan/ sejenis/ dekat
dengan p enelitian yang sedang dilakuka n. Oleh karena itu peneliti harus
sang at hati-hati menempatkan penelitiannya pada 'jalur' yan g tepat
sehingga tidak terjadi duplikasi.

Pada penelusuran kepustakaan d iuraikan secara sistematik sem ua


keterangan yang diperoleh dari pustaka. Perlu diperhatikan b ahwa
'pendapat pribadi' tentang pen elitian yang sedang dilakukan tidak boleh
diikutkan dala m tinjauan pustaka, kecuali ka lau 'pendapat pribadi' itu diacu
dari peneliti terdahulu.

Setelah masalah dirumuskan, ma ka langkah selanjutnya adalah mencari


teori -teori, konsep -konsep, generalisasi -generalisasi yang dapat dijadi kan
landasan teoritis bagi pe nelitian yang akan dilakukan. Landasan ini perlu
ditegakkan agar penelitian mem punyai dasar yang kokoh, dan b ukan
sekedar perbuatan coba-coba (trial and error). Untuk mendapatkan
informasi mengenai berbagai ha l yang disebutkan di atas itu orang harus
melakukan penelahaan kepustakaan. M emang, pada umumnya lebih dari
lima puluh persen kegiatan dal am seluruh proses penelitian i tu adalah
membaca. Karena itu sumber bac aan merupakan bagian penunjang yang
esensial.

Secara garis besar, sumber bacaan itu dapat dibed akan menjadi dua
kelompok, yaitu (a) sumber acu an umum, dan (b) sumber acuan khusus.
Teori-teori dan konsep -konsep pada umumnya dapat dike temukan dalam
sumber acuan umum, yaitu kepus takaan yang berwujud buku -buku teks,
ensiklopedia, monograp, dan se jenisnya. Generalisasi -generalisasi dapat
ditarik dari laporan hasil -hasil penelitian terdahulu yan g relevan bagi
masalah yang sedang digarap. Hasil -hasil penelitian terdahulu itu pada
umumnya dapat diketemukan dala m sumber acuan khusus, yaitu
kepustakaan yang b ersifat jurnal, buletin peneli tian,. tesis, disertasi, dan
lain-lain sumber bacaan yang memuat laporan hasil penelitian. Dua
kriteria yang biasa digunakan untuk memilih sumber bacaan ad alah (a)
prinsip kemutakhiran (recency) , dan (b) prinsip relevansi (r elevance).

Dari teori -teori atau konsep -konsep umum dilakukan pemerinc ian atau
analisis melalui penalaran ded uktif, sedangkan dari hasil -hasil penelitian
dilakukan pemaduan atau sintes is dan generalisasi melalui pe nalaran
induktif. Proses deduksi dan d eduksi itu dilakukan secara interakt if, dan
dari deduksi dan induksi yang berulang-ulang itu diharapkan dapat

50
dirumuskan jawaban terhadap ma salah yang telah dirumuskan, y ang
paling mungkin dan paling ting gi taraf kebenarannya. jawaban inilah
yang dijadikan hipot esis penelitian.

Seperti telah sebutkan dimuka, sebagian besar kegiatan dalam


keseluruhan proses penelitian adalah membaca, dan membaca it u hampir
seluruhnya terjadi pada langka h penelahaan kepustakaan ini. Orang
harus membaca dan membaca, dan menelaah yang dibaca itu setuntas
mungkin agar dia dapat menegak kan landasan yang kokoh bagi l angkah-
langkah berikutnya. Membaca me rupakan keterampilan yang haru s
dikembangkan dan dipupuk. Untu k ini kegemaran membaca harus
dibuat membudaya; membaca haru s merupakan kegemaran, pada
akhirnya harus merupakan kebut uhan.

Penyusunan landasan teoritis t idak akan produktif sebelum ba hannya


cukup banyak. Karena itu perlu lebih dahulu dibaca banyak -banyak
sumber-sumber bacaan, baru kemudian d itelaah, dibanding -bandingkan,
lalu di ambil kesimpulan -kesimpulan teoritis. Supaya ha sil pembacaan itu
dapat dimanfaatkan sebaik -baiknya, perlulah hal tersebut direkam
(dicatat) dengan cara yang mud ah pemanfaatannya. Informasi n ama yang
perlu dicatat, tidak ada atura n umumnya. Sementara orang menganggap
informasi minimal, yaitu infor masi yang berisi hal -hal seperti yang
tertulis dalam katalog di perp ustakaan, telah cukup, sementara orang-
orang yang lain menganggap bahwa catatan itu perlu memuat intisari atau
garis -garis besar isi bacaan. Untuk Indonesia, kiranya pendapat yang ke
dua itulah ya ng lebih sesuai, karena pada u mumnya sumber bacaan
sangat terbatas, sehingga ada kemungkinan sumb er yang pernah dibaca
tidak lagi terse dia di perpustakaan sewaktu di perlukan kembali.

Dari informasi -informasi yang telah terkumpul sebagai hasil kegiatan


membaca itulah peneliti melaku kan penelahaan lebih lanjut te rhadap
masalah yang digarapnya. Denga n deduksi dia berusaha melakuk an
pemerincian atau pengkhususan, dengan induksi dia melakukan
pemaduan dan pembuatan generalisasi-generalisasi, dan akhirnya
meramu kesemua bahan itu ke dalam suatu sistem yang berupa
kesimpulan -kesimpulan teoritis, yang akan menjadi landasan bagi
penyusunan hipotesis penelitia n. Di dalam kesimpulan-kesimpulan
teoritis itu peneliti harus mengidentifikasikan hal -hal atau faktor -faktor
utama yang akan digarap dalam penelitiannya. Faktor -faktor inilah yang
akan menjadi variabel -variabel yang akan digarap dal am penelitiannya.
Peramuan ini penting, karena d i situlah letak mutu sistem pe mikiran
teoritis si peneliti. Penyatua n hasil-hasil bacaan secara kronologis dan
kompilatif saja tidak cukup. H asil-hasil itu harus diramu berdasa rkan
suatu garis pemikiran yang kon sisten. Garis pemikiran inilah yang
melandasi kesimpulan -kesimpulan teoritis yang menjadi dasar hipotesis
penelitian.

Akhirnya dapat disimpulkan bah wa penelusuran kepustakaan :


1. Bertujuan untuk mendapatkan la ndasan yang kokoh dalam
merumuskan masalah diperlukan studi pendahuluan
2. Sebagai indikator kemajuan yan g diperoleh dibandingkan deng an
laju kepesatan perkembangan ip tek secara universal.
3. Pangkalan bertolak dan berlabu h
4. Sebagai acuan dalam pengajuan dana untuk mendapatkan
informasi mutakhir yang diperl ukan demi kesempumaan
penelitian.
5. Sebagai sarana untuk merumuska n Kajian Teori dan Ker angka
Konseptual

Anda mungkin juga menyukai