Anda di halaman 1dari 28

TITIK KRITIS TEMUAN

PEMERIKSAAN BPK RI ATAS


LAPORAN KEUANGAN BAWASLU
TAHUN 2020

Integritas - Mandiri - Soliditas - Profesionalitas - Religius


INSPEKTORAT WILAYAH II
TEMUAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 2020
1. Kekurangan Volume pada Belanja Modal
2. Tuntutan Ganti Rugi (TGR) atas Barang Milik Negara
3. Pembayaran Honorarium Pokja Tidak Sesuai Ketentuan
4. Ketidaksesuaian Anggaran dan Realisasi Belanja Barang dan Belanja Modal
5. Pembayaran Honorarium Narasumber Tidak Sesuai Ketentuan
6. Pencatatan dan Pertanggungjawaban Belanja Bahan yang Tidak Valid /
Tidak Memadai / Tidak Sesuai Ketentuan

2
TEMUAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 2020
7. Kesalahan Pencatatan Aset Tak Berwujud
8. Sistem Pengendalian Internal atas Pengelolaan Dana Hibah Belum Memadai
9. Kelebihan Pembayaran Perjalanan Dinas Paket Meeting
10.Pemungutan/Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak pada Bendahara
Pengeluaran Belum Tertib
11.Kelebihan Pembayaran Sewa Gedung/Kantor pada Bawaslu Kabupaten/Kota
12.Ketekoran Kas di Bendahara Pengeluaran Bawaslu Provinsi
13.Pertanggungjawaban Perjalanan Dinas Tidak Sesuai Ketentuan
14.Pengelolaan dan Penatausahaan Kas Tidak Tertib

3
1. Kekurangan Volume pada Belanja Modal
Kondisi : Terdapat kekurangan volume pekerjaan belanja modal pekerjaan renovasi,
serta perbedaan spesifikasi pada pengadaan peralatan fasilitas perkantoran.
Ketentuan: Perpres Nomor 16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
yang Menyatakan Mengenai Pengadaan Barang/Jasa.

2. Tuntutan Ganti Rugi (TGR) atas Barang Milik Negara


Kondisi : Terdapat aset yang telah hilang berupa laptop dan masih tercatat dalam SIMAK-
BMN, serta belum dilakukan proses tuntutan ganti rugi.
Ketentuan: 1. PP Nomor 38 Tahun 2016 tentang Tata Cara Tuntutan Ganti Kerugian
Negara/Daerah Terhadap Pegawai Negeri Bukan Bendahara atau Pejabat Lain pasal
3 ayat 1-2;
2. PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Buletin
Teknis SAP Nomor 15 tentang Akuntansi Aset Tetap Berbasis Akrual, BAB IX
Penghentian Penggunaan dan Pelepasan Aset Tetap.

4
3. Pembayaran Honorarium Pokja Tidak Sesuai Ketentuan
Kondisi : 1. Honorarium dibayarkan atas tim Pokja yang tidak bersifat koordinatif (tidak melibatkan Es
I / Instansi pemerintah lainnya)
2. Kelebihan pembayaran honorarium personil Pokja melebihi jumlah maksimal per bulan
3. Kelebihan pembayaran honorarium Pokja melebihi jumlah orang maksimal per Pokja

Ketentuan/ 1. PMK Nomor 78 Tahun 2019 mengenai Standar Biaya Masukan Tahun 2020, Lampiran I
Peraturan : • Poin 17.1 : Harus bersifat koordinatif (melibatkan Es I / K/L lainnya)
• Poin 17.2 : Jumlah Pokja per orang yang dapat dibayarkan maks. 3 tim Pokja
2. Keputusan Ketua Bawaslu Nomor 0238 Tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan
Dana Hibah Penyelenggaraan Pengawasan Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota
• Bab II Bagian C : Pokja harus bersifat koordinatif dan memiliki laporan/output tiap
bulan
• Lampiran 1 mengenai jumlah maksimal orang per tim Pokja di Bawaslu Provinsi dan
Bawaslu Kabupaten/Kota

5
4. Ketidaksesuaian Anggaran dan Realisasi Belanja Barang dan Belanja Modal

Kondisi : 1. Terdapat anggaran Belanja Barang yang direalisasikan untuk pembelian Aset
Tetap
2. Terdapat anggaran Belanja Modal yang direalisasikan untuk pembelian
pengadaan aplikasi yang hanya digunakan selama 2 bulan (Nov – Des 2020),
sehingga tidak masuk kategori Aset Tetap

Ketentuan: 1. PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, PSAP


Nomor 07 tentang Aset Tetap mengenai pengeluaran setelah perolehan
(subsequent expenditures)
2. Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-33/PB/2008 tentang Pedoman
Penggunaan Akun Pendapatan, Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan
Belanja Modal pada Lampiran I
3. Buletin Teknis SAP Nomor 04 Tahun 2006 tentang Penyajian dan
Pengungkapan Belanja Pemerintah Bab V mengenai Klasifikasi Jenis Belanja

6
5. Pembayaran Honorarium Narasumber Tidak Sesuai Ketentuan

Kondisi : Terdapat Ketua/Anggota Bawaslu Kabupaten/Kota yang menerima


honorarium narasumber atas kegiatan yang diselenggarakan oleh Bawaslu
dengan peserta dari lingkungan Bawaslu.

Ketentuan: 1. PMK Nomor 78 Tahun 2019 tentang Standar Biaya Masukan Tahun
2020 pada Lampiran I:
• Narasumber dapat dibayarkan bila berasal dari luar Es I unit
penyelenggara
• Narasumber internal penyelenggara dapat dibayarkan apabila
tujuan peserta ialah di luar unit Es I penyelenggara atau masy.
2. Surat DJA Direktorat Sistem Penganggaran Nomor S-7/AG.8/2020
perihal Penjelasan Honorarium Narasumber Ketua/Anggota Bawaslu,
Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kab/Kota, dan Panwas Kecamatan.

7
6. Pencatatan dan Pertanggungjawaban Belanja Bahan Tidak Sesuai Ketentuan
Kondisi : 1. Pertanggungjawaban pembelian konsumsi rapat, ATK, dan penggandaan tidak didukung
bukti yang valid dan sah
2. Anggaran belanja Bawaslu Kabupaten/Kota Bulan Januari dan Februari 2021
direalisasikan pada Bulan Desember 2020
3. Terdapat selisih nilai bukti pertanggungjawaban dengan nilai dalam BKU
4. Realisasi Belanja Barang belum dibayarkan kepada Panwascam
5. Realisasi belanja belum didukung bukti pertanggungjawaban
6. Pembukuan Bendahara Pengeluaran Pembantu tidak tertib

Ketentuan: 1. UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Pasal 18 ayat 3; Pejabat yang
menandatangani dokumen yang berakibat pengeluaran anggaran APBN/APBD wajib
bertanggungjawab atas kebenaran dan akibat kejadian tersebut.
2. PMK Nomor 190 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pembayaran dalam Rangka Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Pasal 51 ayat 2:
• Kuitansi/bukti pembelian yang telah disahkan PPK beserta faktur pajak dan SSP
• Nota/bukti penerimaan barang/jasa atau dokumen lainnya yang telah disahkan PPK.
• Pasal 24 ayat 1 tentang tugas kebendaharaan BP atas uang/surat berharga
• Pasal 24 ayat 2 tugas BP ialah menerima, menyimpan, menatausahakan, mengelola
uang/surat berharga; menguji dan membayar berdasarkan perintah PPK;
memungut/memotong dan menyetorkan pajak ke kas negara.
8
7. Kesalahan Pencatatan Aset Tak Berwujud

Kondisi : 1. Software komputer dan lisensi sudah tidak berfungsi namun masih
tercatat sebagai aset tak berwujud
2. Software komputer tidak diketahui keberadaannya
Ketentuan: 1. PP Nomor 181 Tahun 2016 Pasal 4 ayat 2 mengenai Objek Penatausahaan
BMN:
• Aset yang dihentikan penggunaannya merupakan aset tetap yang tidak
digunakan lagi dalam operasional pemerintahan dan tidak lagi memiliki
manfaat masa depan
2. Peraturan Pemerintah 71 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, PSAP
Nomor 14 mengenai Akuntansi Aset Tidak Berwujud paragraf 10 dan 11:
• Aset tak berwujud dapat diakui jika dapat diidentifikasi, dikuasai oleh
entitas, memiliki manfaat ekonomi di masa depan, biaya perolehan /
nilai wajar dapat diukur, dapat dipisahkan atau timbul dari kesepakatan
yang mengikat.

9
8. Sistem Pengendalian Internal atas Pengelolaan Dana Hibah Belum Memadai
Kondisi : 1. Perangkat peraturan pengelolaan dana hibah belum memadai
2. Pelaporan Pengelolaan Dana Hibah Belum Memadai
3. Penggunaan Sistem Aplikasi untuk pengelolaan Dana Hibah belum optimal
4. Kendala Digitalisasi Infrastruktur

Ketentuan: 1. UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Pasal 18 ayat 3; Pejabat yang
menandatangani dokumen yang berakibat pengeluaran anggaran APBN/APBD wajib
bertanggungjawab atas kebenaran dan akibat kejadian tersebut.
2. PP Nomor 28 Tahun 2012 tentang Kearsipan pasal 1 ayat 1, pasal 37 ayat 5, pasal 40 ayat
3, dan pasal 49 mengenai arsip dinamis dan ketentuan alih media
3. PMK Nomor 191 Tahun 2011 tentang Mekanisme Pengelolaan Hibah Pasal 11 ayat 1-7
mengenai alur mekanisme hibah langsung
4. PMK Nomor 190 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan
APBN pada pasal 13-14 mengenai tugas PPK; pasal 16-17 mengenai tugas PPSPM; pasal
51 ayat 2 mengenai SPBy
5. Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-47/PB/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Pemerintah
Pasal 4:
• Bendahara wajib melakukan pembukuan atas seluruh penerimaan dan pengeluaran
yang terdiri atas BKU, Buku Pembantu, dan Buku Pengawasan Anggaran

10
9. Kelebihan Pembayaran Perjalanan Dinas Paket Meeting
Kondisi : Terdapat selisih antara nilai kontrak dengan nilai yang riil dibayarkan.
Ketentuan: 1. UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Pasal 3 ayat 1:
• Keuangan negara dikelola secara tertib, taat per UU, memperhatikan aspek
3E, transparan, bertanggungjawab, dan berdasarkan keadilan
2. PMK Nomor 113 Tahun 2012 tentang Perjalanan Dinas Dalam Negeri Bagi
Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap pada Lampiran V

10. Kelebihan Pembayaran Sewa Gedung/Kantor pada Bawaslu Kabupaten/Kota


Kondisi : Terdapat kelebihan pembayaran atas belanja sewa gedung kantor Gakkumdu.
Ketentuan: 1. UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Pasal 18 ayat 3;
Pejabat yang menandatangani dokumen yang berakibat pengeluaran anggaran
APBN/APBD wajib bertanggungjawab atas kebenaran dan akibat kejadian
tersebut.
2. PMK Nomor 190 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pembayaran dalam Rangka
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Pasal 13 mengenai
tugas PPK, pasal 24 mengenai tugas kebendaharaan, dan pasal 51 ayat 2
mengenai bukti pertanggungjawaban atas pembelian.
11
11. Pemungutan/Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak pada
Bendahara Pengeluaran Belum Tertib
Kondisi : 1. Terdapat pajak terlambat disetor ke kas negara
2. Terdapat pajak yang belum disetorkan ke kas negara
3. Terdapat pajak yang belum dipungut dan disetor
4. Terdapat Pajak yang telah dipungut/dipotong tetapi belum dicatat dan disetorkan
Bendahara Pengeluaran (BP) dan Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) tidak
melakukan pelaporan SPT

Ketentuan: 1. UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan;


• Pasal 21 ayat 1 huruf b: Pemungutan dan penyetoran pajak wajib dilakukan oleh
Bendahara Pemerintah atas gaji, honorarium, dan pembayaran lain
• Pasal 23 ayat 1: Pemotongan pajak atas sewa dan penggunaan harta sebesar 2%
2. PMK Nomor 231 Tahun 2019 tentang Tata Cara Pendaftaran Dan Penghapusan Nomor
Pokok Wajib Pajak, Pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak,
serta Pemotongan dan/atau Pemungutan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Bagi
Instansi Pemerintah pasal 8, 13, dan 23.
3. PMK Nomor 190 Tahun 2012 tentang tata Cara Pembayaran dalam Rangka Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pasal 17 mengenai tugas PPSPM, pasal 24
mengenai tugas BP, pasal 26 mengenai tugas BPP, dan pasal 51 mengenai SPBy.

12
12. Ketekoran Kas di Bendahara Pengeluaran Bawaslu Provinsi
Kondisi : Terdapat ketekoran kas atas pengelolaan kas lainnya dan setara kas yang
berasal dari dana hibah Pilkada Tahun 2020.
Ketentuan: 1. UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara:
• Pasal 1 angka 18; BP adalah orang yang ditunjuk untuk menerima,
menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan dana anggaran APBN/APBD pada SKPD
• Pasal 59 ayat 2; Bendahara, pegawai negeri bukan bendahara, atau
pejabat lain yang melanggar hukum atau melalaikan kewajiban
sehingga merugikan keuangan negara, wajib mengganti uang tersebut.
2. PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis
Akrual pada Lampiran I.02, PSAP No. 1 Penyajian Laporan Keuangan pada
paragraf 8; Kas adalah uang tunai dan saldo di Bank yang setiap saat dapat
digunakan untuk membiayai operasional pemerintahan.
3. Buletin Teknis SAP Nomor 14 Akuntansi Kas pada Bab II Definisi dan
Pengelolaan Kas Pemerintah angka 2.1 Definisi Kas dan Setara Kas dan
Paragraf 8 PSAP No. 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan.

13
13. Pertanggungjawaban Perjalanan Dinas Tidak Sesuai Ketentuan
Kondisi : 1. Terdapat belanja perjalanan dinas yang melebihi Standar Biaya Masukan (SBM),
2. Terdapat biaya transportasi tidak dilengkapi bukti yang riil,
3. Terdapat perjalanan dinas tidak didukung bukti pertanggungjawaban.
Ketentuan: 1. PMK Nomor 113 Tahun 2012 tentang Perjalanan Dinas dalam Negeri bagi Pejabat
Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap
• Pasal 8 ayat 1; Komponen perjadin terdiri dari Uang Harian, Biaya Transport, Biaya
Penginapan, Uang Representasi, Sewa Kendaraan dalam Kota, Biaya antar/jemput
jenazah.
• Pasal 8 ayat 3; Biaya transport merupakan biaya perjadin dari tempat kedudukan
hingga tempat tujuan keberangkatan dan kepulangan, serta biaya retribusi yang
dipungut di tempat keberangkatan dan kepulangan.
• Pasal 14; Bila jumlah hari perjadin kurang dari yang tertera dalam surat tugas
maka wajib mengembalikan uang harian, penginapan, transportasi, uang
representasi dan sewa kendaraan.
2. PMK Nomor 72 Tahun 2020 tentang perubahan PMK Nomor 78 Tahun 2019 tentang
Standar Biaya Masukan Tahun 2020 pada Lampiran II
3. Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-22/PB/2013 tentang Ketentuan Lebih Lanjut
Pelaksanaan Perjalanan Dinas Dalam Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan
Pegawai Tidak Tetap pada pasal 2 ayat 5 dan pasal 10.

14
14. Pengelolaan dan Penatausahaan Kas Tidak Tertib
Kondisi : 1. Terdapat perbedaan antara saldo Kas Lainnya dan Setara Kas yang disajikan pada neraca dengan
saldo pada Buku Kas Umum (BKU),
2. BPP Bawaslu Kabupaten/Kota tidak membuat Buku Kas Umum selama tahun 2020,
3. Terdapat selisih kas TA 2021 antara BKU dengan Hasil Pemeriksaan Fisik Kas yang tidak dapat
dijelaskan.

Ketentuan: 1. UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara pada pasal 1 angka 18; BP adalah
orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan dana anggaran APBN/APBD pada SKPD
2. Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-42/PB/2012 tentang Penambahan dan Perubahan Akun
Non Anggaran dan Akun Neraca pada Bagan Akun Standar
3. Buletin Teknis SAP Nomor 14 Akuntansi Kas pada Bab II Definisi Kas dan Setara Kas
4. Keputusan Ketua Bawaslu Nomor 0238/K.Bawaslu/OT.03/IX/2019 tentang Petunjuk Teknis
Pengelolaan Dana Hibah Penyelenggaraan Pengawasan Pilkada, pada Lampiran, pada BAB III
huruf D:
• Angka 3, BPP merekapitulasi bukti-bukti pengeluaran dan SPTJ dari Kecamatan dan
dilakukan verifikasi oleh PPK
• Angka 5, Bawaslu Prov wajib memverifikasi SPJ sebelum SP2HL
• Huruf F; Pendapatan dan Belanja dari dana hibah harus dicatat dalam BKU dan Buku
Pembantu oleh BP/BPP menggunakan aplikasi SAS (Prov dan Kab/Kota) atau aplikasi
Panwascam (Kecamatan).
KONSEN TEMUAN 2020
TERDAPAT SELISIH KAS LAINNYA DAN
SETARA KAS

KELEBIHAN PEMBAYARAN
HONORARIUM POKJA

DOKUMEN PERTANGGUNGJAWABAN
BELANJA TIDAK MEMADAI

PAJAK

PIPK LK BAWASLU
1 Terdapat Selisih Kas Lainnya Dan Setara kas
Kondisi : A. Penyimpanan kas
• Tidak seluruh kas tunai disimpan di brankas
• Brankas tidak dalam penguasaan dan pengelolaan
bendahara
• Kas tunai di brankas lebih dari 50juta.
B. Terdapat pengeluaran/pembayaran yang belum
dibukukan pada BKU
C. Terdapat pajak yang belum dipungut dan belum
disetorkan, serta belum dibukukan pada BKU.
D. Terdapat pemalsuan rekening koran dan BKU.
E. Terdapat pengeluaran yang telah dicatat dalam BKU,
namun belum dibayarkan.

17
A Penyimpanan Kas
Kondisi : 1. Penyimpanan kas
a. Tidak seluruh kas tunai disimpan di brankas.
b. Brankas tidak dalam penguasaan dan pengelolaan bendahara.
c. Kas tunai di brankas lebih dari 50juta

- Menyetujui rincian
Membuat rincian
BP/BPP PPK kebutuhan belanja
kebutuhan belanja - Menandatangani cek

Melakukan
penarikan/pengambil
an uang di bank

- Menyimpan uang di brankas ● Apakah PPK sudah memastikan


- Melakukan pembayaran prosedur ini dilakukan?
sesuai dengan belanja ● Apakah PPK sudah memastikan uang
yang dikelola BPP disimpan di brankas?
18
B Terdapat pengeluaran/pembayaran yang belum dibukukan pada BKU

# Pembayaran dengan bukti belanja


Melakukan pembayaran Melakukan pencatatan belanja
atas belanja, dilengkapi Menatausahakan pada BKU sesuai dengan bukti
BP/BPP
bukti (misal nota, bukti pengeluaran pengeluaran secara realtime
kuitansi dll) pada apilkasi SAS

# Pembayaran menggunakan Uang Muka


Menerima permintaan Memberikan Uang Melakukan pencatatan
BP/BPP Uang Muka dari Muka disertai tanda pembayaran uang muka pada
Divisi/pelaksana terima uang muka Buku Pembantu Uang Muka
perjalanan dinas (UM) pada aplikasi SAS

Melakukan pencatatan Menerima SPJ dari


● Apakah BPP sudah melakukan penginputan belanja pada BKU Divisi/pelaksana
belanja hibah ke BKU aplikasi SAS? aplikasi SAS sesuai perjalanan dinas
● Apakah BPP mencatat BKU berdasarkan bukti dengan bukti
belanja dan secara realtime? pengeluaran

19
2.2 Kelebihan
KelebihanPembayaran
Pembayaran Honorarium
Honorarium Pokja
Pokja
Kondisi : 1. Pembayaran pokja melebihi jumlah anggota pokja.
2. Pembayaran kepada peserta pokja yang lebih dari 3 pokja atas keikutsertaan dalam
beberapa pokja (dalam 1 bulan).
3. Pokja tidak melibatkan instansi lain.

Penyebab : Kurangnya pemahaman terhadap ketentuan terkait pokja.


Ketentuan : 1. Pedoman pengelolaan dana hibah (Keputusan Ketua Bawaslu No.0238 Tahun 2019)
Pokja yang dapat diberikan honorarium dengan ketentuan bersifat koordinatif yang
mengharuskan untuk mengikutsertakan instansi pemerintah lainnya.
2. SBM Tahun 2020
✔ Tim yang keanggotaannya berasal dari lintas KL yang ditetapkan oleh
Menteri/ Pimpinan Lembaga/pejabat yang diberikan kewenangan oleh
Menteri/Pimpinan Lembaga, Pejabat Eselon I atau KPA.
✔ Jumlah tim yang dapat diberikan honorarium bagi Pejabat Negara, Pejabat
Es.I, Es.II, Es.III, Es.IV, pelaksana, dan pejabat fungsional pada tim dimaksud
paling banyak 3 tim.

Diskusi : 1. Apakah aspek pengendalian telah dilakukan ? Seperti apa teknisnya ?


2. Pengendalian tambahan apa saja yang masih diperlukan ?
20
3 3 Dokumen
DokumenPertanggungjawaban
PertanggungjawabanBelanja
BelanjaTidak
TidakMemadai
Memadai

Kondisi
Kondisi: : 1.1. Terdapat
Terdapatbelanja
belanjayang
yangbelum
belumdidukung
didukungdengan
denganbukti
buktipertanggungjawaban.
pertanggungjawaban.
2.2. Terdapat
Terdapatbelanja
belanjayang
yangbukti
buktipertanggungjawabannya
pertanggungjawabannyabelum
belumlengkap.
lengkap.
3.3. Panwascam
Panwascambelum
belummenyampaikan
menyampaikanbukti
buktipertanggungjawaban.
pertanggungjawaban.
Prosedur

Diskusi 1.1. Apakah


Apakahseluruh
seluruhprosedur
prosedurtersebut
tersebuttelah
telahdilakukan?
dilakukan?
Diskusi 2.2. Kendala
Kendalaapa
apayang
yangdialami
dialamidalam
dalampenerapannya?
penerapannya?
3.3. Pengendalian
Pengendaliantambahan
tambahanapaapasaja
sajayang
yangmasih
masihdiperlukan
diperlukan? ?
21
PAJAK

PPh Pasal 22 Tarif = 1,5% x Harga Sebelum PPN

Pemungutan atas pembelian barang seperti komputer, meubelair, mobil dinas,


ATK, dan jasa oleh pemerintah.
Dipungut oleh Bendahara Pengeluaran Pemerintah.
Objek tidak kena pajak:
a. Pembelian nilai maksimal Rp. 2.000.000,- (tidak dipecah dalam beberapa
faktur).
b. BBM, Gas, Pelumas, dan Benda Pos.
c. Listrik, Air Minum/PDAM, dan Telepon.
Sumber: Buku Saku 22
Pajak
PPh Pasal 23 Tarif = 2% x Harga Sebelum
PPN
Dipotong atas penghasilan dari hadiah, bunga, dividen, royalty, sewa selain
tanah dan bangunan, serta imbalan sehubungan dengan jasa-jasa selain di
PPh Pasal 21.
Pemotongan oleh Bendahara Pengeluaran Pemerintah.
Objek tidak kena pajak: g. Pemeliharaan Gedung dan
a.Pemeliharaan Barang Elektronik Halaman
b.Pemeliharaan Kendaraan h. Pemeliharaan Hidran
c.Sewa Kendaraan i. Pemeliharaan Lift
d.Pemeliharaan Alat Kantor j. Jasa Kebersihan, dan
k. Jasa lainnya sesuai dengan
peraturan yang berlaku

Sumber: Buku Saku Pajak 23


PPN Tarif = 10% x Harga Jual

Dipungut atas setiap transaksi pembelian atau perolehan barang.


Pemungutan oleh bendahara pengeluaran pemerintah.
Objek tidak kena pajak:
a. Jumlah pembayaran tidak melebihi Rp.1.000.000 (bukan pembayaran
terpecah)
b. Kawasan bebas pajak sesuai UU
c. Pembelian BBM
d. Listrik dan telepon.

Sumber: Buku Saku Pajak 24


Penilaian Pengendalian Intern atas Pelaporan Keuangan (PIPK) atas
Laporan Keuangan Bawaslu Provinsi Tahun 2020
Hasil Penilaian Jumlah satker
Efektif 31 Satker
Efektif dengan pengecualian 1 Satker (Papua Barat)
Belum melaporkan 2 Satker (Sulawesi Barat, Papua)
Data berdasarkan nota dinas permintaan reviu PIPK oleh Bagian Keuangan

Diskusi
PIPK efektif tetapi masih terdapat banyak temuan (utamanya) terkait selisih kas dan dokumen
pertanggungjawaban ?

Penyebab :
1. Penilaian PIPK dilakukan oleh satker sendiri dan dokumen PIPK yang diserahkan kepada tim
penilai adalah dokumen yang sesuai dengan kriteria.
2. Apakah PIPK sudah benar-benar dilaksanakan atau hanya formalitas?
3. Apa kendala yang dialami Bawaslu Provinsi dalam penerapan PIPK ?
4. Apa saran dari Bawaslu Provinsi terkait dengan penerapan PIPK ?
5. dst....
25
Langkah-Langkah
Pengawasan Inspektorat
Wilayah II Tahun 2021

Pengawasan Pembinaan per triwulan :

Audit, Reviu, Monitoring, dan Evaluasi

Konsultasi dan Pembinaan

26
TANYA JAWAB DAN MASUKAN

Provinsi

Provinsi

Provinsi

Provinsi

27
TERIMA KASIH!

Anda mungkin juga menyukai