Anda di halaman 1dari 4

Tugas 6

1. Peraturan Pemerintah (PP) sebagai aturan pelaksana dari UU No 1 tahun 2022 tentang
hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah (HKPD) dan
peraturan daerah pada masing-masing daerah provinsi/kabupaten/kota serta peraturan
gubernur/bupati/walikota pada masing-masing daerah, sampai dengan saat ini masih
belum diterbitkan, namun demikian banyak daerah yang sudh mengajukan raperda.
Mengapa pemerintah dan pemerintah daerah perlu membuat peraturan tersebut?
Jelaskan secara terstruktur.

Jawaban :

Terdapat beberapa poin utama yang melatar belakangi penyusunan Undang Undang
Nomor 1 Tahun 2022, yaitu :

 Pertama, meminimalisir ketimpangan vertikal antara jenjang pemerintahan baik


pusat, provinsi, kabupaten, dan kota, serta ketimpangan horizontal antar
pemerintah daerah pada level yang sama. Untuk itulah terdapat beberapa
perbaikan dalam kebijakan khususnya terkait Transfer ke Daerah dan Dana Desa
(TKDD) untuk meminimalkan ketimpangan tersebut, yaitu dengan melakukan
reformulasi DAU dengan presisi ukuran kebutuhan yang lebih tinggi di mana
DAU untuk masing-masing daerah dialokasikan berdasarkan Celah Fiskal tidak
lagi menambah formula Alokasi Dasar.

 Kedua, yaitu mengembangkan sistem pajak daerah dengan mendukung alokasi


sumber daya nasional yang lebih efisien. Kebijakan yang dirumuskan dalam
menguatkan sistem perpajakan daerah yaitu melalui harmonisasi pengaturan
dengan tetap memberikan dukungan terhadap dunia usaha, mengurangi retribusi
atas layanan wajib yang sudah seharusnya menjadi kewajiban Pemerintah Daerah
dengan melakukan rasionalisasi retribusi dari 32 menjadi 18 layanan, menciptakan
basis pajak baru melalui sinergi Pajak Pusat dengan Pajak Daerah berupa
konsumsi, properti, dan sumber daya alam. Selain itu adanya opsen perpajakan
daerah antara Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai penggantian skema bagi hasil
dan penyesuaian kewenangan berupa Opsen Pajak Kendaraan Bermotor, Opsen
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, dan Pajak Mineral Bukan Logam dan
Batuan. Opsen beberapa 3 jenis Pajak Daerah tersebut tidak akan menambah
beban bagi Wajib Pajak tetapi split langsung pembayaran Wajib Pajak ke
Rekening Kas Umum Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota.

 Ketiga, yaitu mendorong peningkatan kualitas belanja di daerah karena belanja


daerah didanai dari uang rakyat, baik berupa pajak daerah maupun transfer dari
Pemerintah Pusat. Oleh sebab itu, menjadi sebuah keharusan untuk bisa
memberikan dampak yang maksimal bagi kesejahteraan masyarakat di daerah.
Untuk meningkatkan kualitas belanja daerah tersebut, dalam Undang-Undang ini
diarahkan untuk penguatan disiplin penganggaran dan sinergi belanja daerah,
pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa berbasis kinerja dan Transfer ke
Daerah dan Dana Desa diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
pelayanan publik.

 Keempat, yaitu harmonisasi belanja pusat dan daerah, agar dapat


menyelenggarakan pelayanan publik yang optimal sekaligus tetap menjaga
kesinambungan fiskal. Penyelarasan kebijakan fiskal pusat dan daerah diperlukan
sebagai upaya gotong-royong untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan yang ditetapkan. Banyaknya jenis program dan kegiatan yang ada di
daerah dapat membuat daerah tidak fokus apa yang harus dilakukan. Jumlah
program dan kegiatan di daerah mencapai 29.623 program dan 263.135 kegiatan,
jumlah yang sangat banyak membuat alokasi untuk masing-masing menjadi kecil.

2. Jelaskan mengenai tujuan dilakukannya pemeriksaan pajak daerah dan jelaskan pula
mengenai kewajiban dari wajib pajak yang diperiksa menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku?

Jawaban :

 Tujuan dilakukannya pemeriksaan pajak adalah untuk menguji kepatuhan


pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dan pelaksanaan ketentuan Peraturan
Perundang- undangan Perpajakan Daerah.
 Kewajiban wajib pajak yang diperiksa menurut peraturan perundang- undangan
yang berlaku adalah :

- Memenuhi panggilan untuk datang menghadiri pemeriksaan tepat waktu.


- Memperlihatkan dan/atau meminjamkan dokumen yang menjadi dasar
penghitungan penghasilan.
- Memberikan kesempatan untuk mengakses dan/atau mengunduh data yang
dikelola secara elektronik.
- Memberikan kesempatan tim pemeriksa untuk memasuki dan memeriksa
ruangan yang menjadi tempat penyimpanan dokumen serta
meminjamkannya.
- Memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan. Bantuan itu seperti
menyediakan tenaga dan/atau peralatan atas biaya Wajib Pajak apabila
dalam mengakses data yang dikelola secara elektronik memerlukan
peralatan dan/atau keahlian khusus. Bantuan lainnya dapat berupa
memberikan bantuan kepada tim pemeriksa untuk membuka barang
bergerak dan/atau tidak bergerak. Selain itu, ada bantuan menyediakan
ruangan khusus dalam hal pemeriksaan dilakukan di tempat Wajib Pajak.
- Meminjamkan kertas kerja pemeriksaan yang dibuat oleh akuntan publik.
- Meyampaikan tanggapan secara tertulis atas Surat Pemberitahuan Hasil
Pemeriksaan.
- Memberikan keterangan lisan dan/atau tertulis yang diperlukan.

3. Jelaskan mengenai tata cara pengembalian kelebihan pembayaran (restitusi) pajak


daerah dan retribusi daerah menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Jawaban :

 Tata cara pengembalian kelebihan pembayaran (restitusi) pajak daerah dan


retribusi daerah, menurut Peraturan daerah Nomor 7 Tahun 2019,Pasal 4, sebagai
berikut :
1) Wajib pajak dapat mengajukan Permohonan Pengembalian Kelebihan
Pembayaran Pajak Daerah secara tertulis kepada Kepala BPRD atas nama
Gubernur.
2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat :

a. identitas Wajib Pajak atau kuasanya apabila dikuasakan;


b. nama dan alamat Wajib Pajak atau kuasanya apabila dikuasakan;
c. NPWPD dan NOPD atau nomor pendaftaran/registrasi;
d. masa pajak dan tahun pajak;
e. perhitungan pajak yang terutang menurut Wajib Pajak;
f. besarnya jumlah kelebihan pembayaran pajak;
g. nomor rekening bank Wajib Pajak; dan
h. alasan permohonan Pengembalian Pembayaran Pajak Daerah.

3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilengkapi dokumen :

a. fotokopi bukti pembayaran pajak daerah dari bank dan fotokopi SSPD
dengan memperlihatkan aslinya;
b. fotokopi SKPD/SPPT/SPTPD/bank garansi dengan memperlihatkan
aslinya;
c. fotokopi Surat Ketetapan Pajak, fotokopi Surat Pemberitahuan Pajak
Terutang (SPPT), Surat Keputusan Keberatan Pajak atau Surat
Keputusan Banding/Keputusan Peninjauan Kembali/Surat Keputusan
Pembetulan/Surat Keputusan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi
Administrasi/Surat Keputusan Pengurangan atau Pembatalan Surat
Ketetapan Pajak/Surat Keputusan Pengurangan atau Pembatalan Surat
Tagihan Pajak;
d. fotokopi faktur, STNK dan BPKB untuk PKB dan BBN-KB;
e. fotokopi akta hibah dan/atau waris yang diterbitkan oleh notaris apabila
perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan karena hibah dan/atau
waris, untuk BPHTB;
f. fotokopi akta apabila perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan
seharusnya dikenakan tarif 0% (nol persen) atau seharusnya dibebaskan,
untuk BPHTB; dan
g. fotokopi surat keterangan bahwa akta jual beli belum ditandatangani
yang diterbitkan oleh notaris untuk BPHTB.

Sumber referensi : datacenter.ortax.org; pajakonline.com

Anda mungkin juga menyukai