Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nabilah Adzkia

NIM : 044985228
Mata Kuliah : Lab Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Tugas 6
1. Peraturan Pemerintah (PP) sebagai aturan pelaksana dari UU No 1 tahun 2022 tentang hubungan
keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah (HKPD) dan peraturan daerah pada masing-
masing daerah provinsi/kabupaten/kota serta peraturan gubernur/bupati/walikota pada masing-masing
daerah, sampai dengan saat ini masih belum diterbitkan, namun demikian banyak daerah yang sudah
mengajukan raperda. Mengapa pemerintah dan pemerintah daerah perlu membuat peraturan tersebut?
Jelaskan secara terstruktur.

Jawaban :
Raperda merupakan rancangan peraturan daerah yang mengatur mengenai pajak daerah dan retribusi
daerah yang selanjutnya membutuhkan persetujuan bersama antara Kepala Daerah dan DPRD.
Pemerintah dan pemerintah daerah perlu membuat peraturan tersebut dalam hal :
• Pelaksanaan kebijakan fiskal nasional. Pemerintah dapat melakukan penyesuaian terhadap
kebijakan Pajak dan Retribusi yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah dengan mengubah tarif
Pajak dan tarif Retribusi yang berlaku secara nasional dan melakukan pengawasan dan evaluasi
terhadap Perda mengenai Pajak dan Retribusi yang menghambat ekosistem investasi dan
kemudahan dalam berusaha
• Mendukung kebijakan kemudahan berinvestasi. Gubernur/bupati/wali kota dapat memberikan
insentif fiskal kepada pelaku usaha di daerahnya berupa pengurangan, keringanan, dan
pembebasan, atau penghapusan pokok pajak, pokok retribusi, dan/atau sanksinya dengan
memberitahukan kepada DPRD dan melampirkan pertimbangan Kepala Daerah.
• Penyesuaian perubahan kondisi ekonomi daerah. Seiring berjalannya waktu, kebijakan yang
berkaitan dengan hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah terus
berkembang. Pada UU No 1 Tahun 2022 mencakup perubahan penting akan tetapi dengan aturan
pelaksana terbaru akan memberikan pembaharuan dan sesuai dengan kondisi ekonomi daerah.
Dengan membuat rancangan aturan pelaksana yang lebih baik, pemerintah dapat meningkatkan
pengelolaan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, meningkatkan transparansi,
akuntabilitas, dan efisiensi, serta memastikan penerapan yang lebih efektif dari UU HKPD sesuai
dengan perkembangan ekonomi.

2. Jelaskan mengenai tujuan dilakukannya pemeriksaan pajak daerah dan jelaskan pula mengenai
kewajiban dari wajib pajak yang diperiksa menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku?

Jawaban :
• Tujuan Pemeriksaan Pajak Daerah adalah :
1. Untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban pajak saat Wajib Pajak mengajukan
pengembalian atau kompensasi kelebihan pembayaran Pajak, terdapat keterangan lain berupa
data konkret yang menunjukkan bahwa Pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar, atau
Wajib Pajak yang terpilih untuk dilakukan Pemeriksaan berdasarkan analisis risiko
2. Untuk tujuan lain yaitu dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
yaitu pemberian NPWPD secara jabatan, penghapusan NPWPD, penyelesaian permohonan
keberatan Wajib Pajak, pencocokan data/alat keterangan, dan pemeriksaan dalam rangka
Penagihan Pajak
• Kewajiban dari wajib pajak yang diperiksa adalah :
1. menunjukkan/meminjamkan dokumen yang berhubungan dengan objek Pajak yang terutang
2. memberikan kesempatan untuk memasuki tempat yang dianggap perlu dan memberikan
bantuan guna kelancaran Pemeriksaan
3. memberikan keterangan yang diperlukan

3. Jelaskan mengenai tata cara pengembalian kelebihan pembayaran (restitusi) pajak daerah dan retribusi
daerah menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Jawaban :
tata cara pengembalian kelebihan pembayaran (restitusi) pajak daerah dan retribusi daerah :
• Restitusi Pajak Daerah
1. Pemberian restitusi dapat diberikan atas pajak yang lebih dibayar dalam surat ketetapan pajak,
pajak yang lebih dibayar karena diterbitkan Surat Keputusan Keberatan Pajak/ Putusan
Banding/ putusan peninjauan kembali/ Surat Keputusan Pembetulan/ surat keputusan
pengurangan sanksi administrasi/ surat keputusan penghapusan sanksi administrasi/ surat
keputusan pengurangan surat ketetapan Pajak/surat keputusan pembatalan surat ketetapan
pajak/ surat keputusan pengurangan STPD/ surat keputusan pembatalan, adanya pembatalan
transaksi perolehan hak untuk jenis Pajak BPHTB, dan Pajak yang lebih dibayar karena adanya
kesalahan dalam penerapan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.
2. Permohonan Restitusi diajukan oleh Wajib Pajak disampaikan kepada Kepala Daerah
3. Persyaratan permohonan Restitusi adalah fotokopi identitas Wajib Pajak dan kuasanya apabila
dikuasakan, fotokopi bukti pembayaran Pajak, fotokopi SSPD dan SPTPD dengan
memperlihatkan aslinya, fotokopi surat yang menjadi dasar pengembalian kelebihan pajak,
fotokopi faktur, Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) untuk jenis Pajak kendaraan
bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor, fotokopi akta jual beli/ akta hibah/ akta
waris/ akta pembatalan jual beli untuk jenis Pajak BPHTB, dan fotokopi surat keterangan
bahwa akta jual beli belum ditandatangani yang diterbitkan oleh notaris untuk BPHTB
4. Dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan sejak diterimanya permohonan Restitusi,
Kepala Daerah memberikan keputusan menolak atau menerima melalui SKPDLB

• Restitusi Retribusi Daerah


1. Jika terjadi kelebihan pembayaran retribusi, Wajib Retribusi dapat mengajukan permohonan
pengembalian kepada Kepala Daerah
2. Dalam jangka waktu paling lama 6 bulan sejak permohonan, Kepala Daerah menerbitkan
keputusan diterima/ditolak atas permohonan tersebut
3. Penerbitan SKRDLB (Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar) dalam jangka waktu 1
bulan
4. Apabila terdapat utang retribusi, maka diperhitungkan untuk melunasi utang tersebut
5. Jika pengembalian kelebihan pembayaran retribusi melewati jangka waktu 2 bulan, maka
diberikan imbalan bunga sebesar 2%

Referensi :
Modul Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Halaman 5.15 s.d 5.23
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah

Anda mungkin juga menyukai