Anda di halaman 1dari 244

BUKU I

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN


REPUBLIK INDONESIA

HASIL PEMERIKSAAN
SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2008

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

ATAS

LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
UNTUK TAHUN ANGGARAN 2007

DI

MAROS

AUDITORAT UTAMA KEUANGAN NEGARA VI


PERWAKILAN BPK RI DI MAKASSAR

Nomor : 47a/HP/XIX.MKS/08/2008
Tanggal : 03 Agustus 2008
i

BUKU I

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN


DALAM KERANGKA PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH KABUPATEN MAROS TAHUN ANGGARAN 2007

HALAMAN

DAFTAR ISI…………………………………………………………………................................ i

Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan.................................. ii

LAPORAN KEUANGAN POKOK ...................................................................... 1

1. NERACA KOMPARATIF.............................................................................. 1

2. LAPORAN REALISASI ANGGARAN.............................................................. 3

3. LAPORAN ARUS KAS .............................................................................. 5

4. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ..................................................... 7

GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN…………….…………………….......................... 39


ii

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN


REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Kepada para pengguna laporan keuangan,

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan


Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor
15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan, Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia (BPK RI) bertugas memeriksa Neraca Pemerintah Kabupaten
Maros per 31 Desember 2007, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas dan
Catatan atas Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut.
Laporan keuangan adalah tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Maros.

Hasil pemeriksaan BPK RI mengungkapkan bahwa:

1. Tidak dapat dilakukan pengujian atas saldo yang disajikan dalam Laporan
Keuangan Pemerintah Kabupaten Maros Tahun Anggaran 2007. Hal ini
disebabkan mekanisme penganggaran, pelaksanaan pembayaran,
penatausahan keuangan, maupun pertanggungjawaban tidak sesuai
ketentuan yang berlaku. Kondisi ini diuraikan sebagai berikut:
a. Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Maros Tahun
Anggaran 2007 tidak sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan. Komponen
Laporan Keuangan berupa Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan
Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan tidak menyajikan saldo yang
sama atas akun-akun yang terkait. Atas kondisi ini Pemerintah Kabupaten
Maros tidak dapat memberikan data dan dokumen yang mendukung
penyajian saldo. Hal ini diuraikan lebih lanjut dalam Temuan Pemeriksaan
Atas Pengendalian Intern Nomor 1.
b. Penatausahaan Buku Kas Umum (BKU) Pemerintah Kabupaten Maros
iii

Tahun Anggaran 2007, tidak dilaksanakan secara tertib dan taat pada
peraturan perundang-undangan. Mutasi saldo yang tercantum dalam Buku
Kas Umum dengan rekening koran Kas Daerah serta dokumen penerimaan
dan pengeluaran tidak dapat dibandingkan. Hal ini mengakibatkan tidak
dapat dilaksanakan prosedur pengujian transaksi penerimaan maupun
pengeluaran daerah atas pencatatan dalam BKU . Hal ini diuraikan lebih
lanjut dalam Temuan Pemeriksaan Atas Pengendalian Intern Nomor 3.
c. Mekanisme penerbitan dan pembayaran SP2D pada Bagian Keuangan
Sekretariat Daerah tidak sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006. Dalam Tahun Anggaran 2007 penerbitan dokumen
pembayaran dengan SP2D seluruhnya menggunakan SP2D LS, termasuk
pembayaran uang persediaan kepada Bendahara Pengeluaran. Hal ini
diuraikan lebih lanjut dalam Temuan Pemeriksaan Atas Pengendalian
Intern Nomor 14.
d. Realisasi belanja bantuan keuangan pada Bagian Keuangan Sekretariat
Daerah tidak sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006. Pemberian bantuan tidak mempertimbangkan kemampuan
keuangan daerah, hal ini tercermin dari realisasi belanja bantuan yang
lebih besar dari Pendapatan Asli Daerah. Atas belanja ini tidak ditemukan
bukti pertanggungjawaban atas bantuan yang disalurkan. Hal ini diuraikan
lebih lanjut dalam Temuan Pemeriksaan Atas Pengendalian Intern Nomor
15.
e. Terdapat pengeluaran yang tidak didukung bukti SP2D sebesar
Rp3.656.884.527,75 dan tidak didukung bukti yang lengkap sebesar
Rp32.814.235.663,00 pada unit kerja Sekretariat Daerah. Hal ini diuraikan
lebih lanjut dalam Temuan Pemeriksaan Atas Kepatuhan Nomor 14.
f. Saldo aktiva tetap yang tercantum dalam Neraca Daerah Kabupaten Maros
sebesar Rp1.157.632.990.745,59 tidak dapat diyakini kewajarannya.
Terdapat selisih yang tidak terjelaskan atas saldo awal hasil penilaian
dengan mutasi aset, baik dari belanja modal, realisasi pembayaran utang
belanja, maupun yang bersumber dari belanja bantuan sosial. Hal ini
diuraikan lebih lanjut dalam Temuan Pemeriksaan Atas Pengendalian
iv

Intern Nomor 2.
g. Penatausahaan Perhitungan Fihak Ketiga tidak tertib yang menyebabkan
informasi yang disajikan dalam Laporan Keuangan tidak dapat diyakini
kewajarannya, baik saldo pemungutan maupun penyetoran PFK yang
terealisasi selama Tahun Anggaran 2007. Per tangal pemeriksaan
Pemerintah Kabupaten Maros tidak dapat menyediakan catatan berikut
dokumen pendukung atas saldo yang disajikan dalam Laporan Keuangan.
Hal ini diuraikan lebih lanjut dalam Temuan Pemeriksaan Atas
Pengendalian Intern Nomor 16.
h. Kegiatan Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa
yang dilaksanakan Badan Keswadayaan Masyarakat pada Kantor
Pemberdayaan Masyarakat tidak sesuai Permendagri Nomor 13 Tahun
2006. Mekanisme pelaksanaan, pembayaran biaya, dan
pertanggungjawaban biaya kegiatan tidak dilaksanakan sesuai ketentuan
yang berlaku. Selain itu aset hasil pengadaan belanja modal dari kegiatan
ini tidak dapat diyakini eksistensinya. Per tangal pemeriksaan Pemerintah
Kabupaten Maros tidak dapat memberikan data yang memadai atas aset
hasil kegiatan. Hal ini diuraikan lebih lanjut dalam Temuan Pemeriksaan
Atas Kepatuhan Nomor 6.

2. Terdapat rekening operasional Bendahara Umum Daerah yang tidak


dilaporkan sebagai rekening Kas Daerah. Hal ini diuraikan lebih lanjut dalam
Temuan Pemeriksaan Atas Pengendalian Intern Nomor 6.
3. Terdapat penyalahgunaan keuangan daerah yang merupakan perbuatan
melanggar hukum dan berindikasi kerugian daerah akibat lemahnya sistem
pengendalian intern, yang diuraikan sebagai berikut:
a. Realisasi biaya kegiatan pada Kantor Pemberdayaan Masyarakat diketahui
terdapat biaya yang tidak dibayarkan kepada pihak yang berhak sebesar
Rp282.500.000,00, dan pengadaan kendaraan bermotor roda dua sebesar
Rp30.000.000,00 fiktif. Hal ini diuraikan lebih lanjut dalam Temuan
Pemeriksaan Atas Kepatuhan Nomor 3.
v

b. Terdapat realisasi pembayaran utang pokok jatuh tempo atas kegiatan


yang tidak dianggarkan dalam Tahun Anggaran 2006 sebesar
Rp1.258.188.000.00. Dari pembayaran yang terealisir terdapat
pembayaran yang tidak didasari perikatan maupun pengakuan utang
antara Pemerintah Kabupaten Maros dengan rekanan pelaksana sebesar
Rp1.117.988.000,00. Hal ini diuraikan lebih lanjut dalam Temuan
Pemeriksaan Atas Kepatuhan Nomor 15.
c. Terdapat realisasi belanja pada Dinas Pekerjaan Umum Daerah Kabupaten
Maros Tahun Anggaran 2007 dibayarkan kepada pihak yang tidak berhak
sebesar Rp112.500.000,00. Hal ini diuraikan lebih lanjut dalam Temuan
Pemeriksaan Atas Kepatuhan Nomor 17.
d. Atas realisasi pembayaran utang pokok yang jatuh tempo pada Sekretariat
Daerah terdapat pembayaran utang untuk kegiatan yang telah terealisasi
keuangan dalam Tahun Anggaran 2006 sebesar Rp706.958.462,00. Hal ini
diuraikan lebih lanjut dalam Temuan Pemeriksaan Atas Kepatuhan Nomor
18.
4. Rekening Dana Alokasi Khusus (DAK) digunakan tidak sesuai peruntukannya.
Dalam Tahun Angaran 2007 terdapat pemindahbukuan rekening DAK ke
rekening Kas Daerah lainnya sehingga pencairan DAK Pendidikan terlambat.
Hal ini diuraikan lebih lanjut dalam Temuan Pemeriksaan Atas Pengendalian
Intern Nomor 8.
5. Pembayaran Hutang kepada PT. Bank Sulsel Cabang Maros pada Tahun
Anggaran 2007 sebesar Rp13.175.360.000,00 tidak didasari
perikatan/perjanjian pinjaman. Hal ini diuraikan lebih lanjut dalam Temuan
Pemeriksaan Atas Pengendalian Intern Nomor 11.

Karena pembatasan lingkup pemeriksaan, tidak tertelusurinya saldo pada laporan


keuangan, SPI yang kurang memadai dan ketidakpatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan sebagaimana disebutkan pada paragraf sebelumnya, BPK RI
tidak dapat menerapkan prosedur pemeriksaan untuk memperoleh keyakinan
yang memadai atas kewajaran laporan keuangan, lingkup pemeriksaan BPK RI
tidak cukup untuk memungkinkan BPK RI menyatakan pendapat, dan BPK RI
vi

tidak menyatakan pendapat atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten


Maros.

Laporan hasil pemeriksaan atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-


undangan dan sistem pengendalian intern kami sajikan dalam laporan tersendiri
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan ini.

Makassar, 03 Agustus 2008


BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

Perwakilan BPK RI di Makassar


Penanggung Jawab Pemeriksaan,

Yuan Candra Djaisin, SE, MM, AK, CPA.


Akuntan, Register Negara No. D-17.170
1
LAPORAN KEUANGAN POKOK

1. NERACA KOMPARATIF
PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
NERACA KOMPARATIF
PER 31 DESEMBER TAHUN 2007
(UNAUDITTED)
Dalam Rupiah
Uraian Tahun 2007 Tahun 2006
1 2 3

ASET 1.179.286.469.656,68 1.113.667.624.129,26


ASET LANCAR 21.299.160.274,09 44.397.923.331,67
Kas 21.299.160.274,09 21.312.803.574,09
Kas di Kas Daerah 21.299.160.274,09 76.563.538,09
Kas di Bendahara Penerimaan 0,00 13.643.300,00
Kas di Bendahara Pengeluaran 0,00 21.222.596.736,00

Investasi Jangka Pendek 0,00 14.594.373.221,67


Piutang 0,00 8.829.444.642,65
Piutang Pajak 0,00 229.395.870,00
Piutang Retribusi 0,00 1.776.042.620,00
Piutang Dana Bagi Hasil 0,00 0,00
Piutang Dana Alokasi Umum 0,00 0,00
Piutang Dana Alokasi Khusus 0,00 0,00
Bagian Lancar Pinjaman Kepada BUMD 0,00 0,00
Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran 0,00 20.170.000,00
Bagian Lancar Tuntutan Ganti Kerugian Daerah 0,00 6.803.836.152,65
Piutang Lain-lain 0,00 0,00
Persediaan 0,00 5.764.928.579,02

INVESTASI JANGKA PANJANG 0,00 8.490.746.535,91


Investasi Nonpermanen 0,00 0,00
Pinjaman Kepada Perusahaan Negara 0,00 0,00
Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah 0,00 0,00
Pinjaman Kepada Pemerintah Daerah Lainnya 0,00 0,00
Investasi Dalam Surat Utang Negara 0,00 0,00
Investasi Dana Bergulir 0,00 0,00
Investasi Nonpermanen Lainnya 0,00 0,00
Investasi Permanen 0,00 8.490.746.535,91
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 0,00 8.490.746.535,91
Penyertaan Modal dalam Proyek Pembangunan 0,00 0,00
Penyertaan Modal Perusahaan Patungan 0,00 0,00
Investasi Permanen Lainnya 0,00 0,00

ASET TETAP 1.157.632.990.745,59 1.069.269.700.797,59


Tanah 390.225.518.236,00 384.800.500.000,00
Tanah 390.225.518.236,00 384.800.500.000,00
Peralatan dan Mesin 66.278.740.317,59 44.886.425.483,59
Alat-alat Berat 2.517.243.300,00 1.632.558.600,00
Alat-alat Angkutan 34.809.023.386,00 29.833.270.302,00
Alat Bengkel 549.968.000,00 4.468.000,00
Alat Pertanian dan Peternakan 414.780.747,00 0,00
Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga 15.931.078.650,69 11.958.031.980,69
Alat Studio dan Komunikasi 468.245.300,00 304.050.850,00
Alat Ukur 0,00 0,00
Alat-alat Kedokteran 11.281.980.933,90 1.142.525.750,90
Alat Laboratorium 216.420.000,00 11.520.000,00
Alat Keamanan 90.000.000,00 0,00
Gedung dan Bangunan 190.084.365.978,00 173.164.300.000,00
Bangunan Gedung 189.833.865.978,00 173.164.300.000,00
Bangunan Monumen 250.500.000,00 0,00
2

1 2 3
Jalan, Irigasi dan Jaringan 508.097.720.052,00 466.238.475.000,00
Jalan dan Jembatan 422.031.009.822,00 389.112.000.000,00
Bangunan Air (Irigasi) 85.706.260.310,00 77.126.475.000,00
Instalasi 360.449.920,00 0,00
Jaringan 0,00 0,00
Aset Tetap Lainnya 2.946.646.162,00 180.000.314,00
Buku dan Perpustakaan 2.413.744.728,00 118.748.880,00
Barang Bercorak Kesenian / Kebudayaan 458.201.434,00 61.251.434,00
Hewan / Ternak dan Tumbuhan 74.700.000,00 0,00
Konstruksi Dalam Pengerjaan 0,00 0,00
Konstruksi Dalam Pengerjaan 0,00 0,00
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 0,00 0,00
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 0,00 0,00

DANA CADANGAN 0,00 0,00


Dana Cadangan 0,00 0,00

ASET LAINNYA 354.318.637,00 0,00


Tagihan Penjualan Angsuran 0,00 0,00
Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah 0,00 0,00
Kemitraan dengan Pihak Ketiga 0,00 0,00
Aset Tak Berwujud 0,00 0,00
Aset Lain-lain 354.318.637,00 0,00

JUMLAH ASET 1.179.286.469.656,68 1.113.667.624.129,26

KEWAJIBAN 24.774.878.000,00 8,231,091,476.30


KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 24.774.878.000,00 7,393,827,671.38
Utang Perhitungan Fihak Ketiga 0,00 1,078,605.00
Utang Bunga 0,00 4,880,957,651.62
Utang Pajak 0,00 0.00
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Dalam Negeri 0,00 0.00
Pendapatan Diterima Dimuka 0,00 0.00
Utang Jangka Pendek Lainnya 24.774.878.000,00 2,511,791,414.76

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 0,00 837,263,804.92


Utang Dalam Negeri 0,00 837,263,804.92
Utang Luar Negeri 0,00 0.00
Utang Jangka Panjang Lainnya 0,00 0.00

EKUITAS DANA 1.154.511.591.656,68 1,105,436,532,652.96


Ekuitas Dana Lancar (3.475.717.725,91) 28,513,349,124.38
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) 21.299.160.274,09 21,312,803,574.09
Cadangan Piutang 0,00 8,829,444,642.65
Cadangan Persediaan 0,00 5,764,928,579.02
Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka (24.774.878.000,00) (7,393,827,671.38)

Ekuitas Dana Investasi 1.157.987.309.382,59 1,076,923,183,528.58


Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang 0,00 8,490,746,535.91
Diinvestasikan dalam Aset Tetap 1.157.632.990.745,59 1,069,269,700,797.59
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya 354.318.637,00 0.00
Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka 0,00 (837,263,804.92)

Ekuitas Dana Cadangan 0,00 0.00


Diinvestasikan dalam Dana Cadangan 0,00 0.00

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 1.179.286.469.656,68 1,113,667,624,129.26


3
2. Laporan Realisasi APBD
KABUPATEN MAROS
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
TAHUN ANGGARAN 2007
Dalam Rupiah
No. Anggaran Setelah
Uraian Realisasi
Urut Perubahan
1 2 3 4
1 PENDAPATAN 454.859.932.228,00 414.063.082.107,14
1,1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 25.067.075.000,00 23.710.593.362,14
1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah 8.353.000.000,00 7.457.889.316,00
1.1.2 Pendapatan Retribusi Daerah 8.566.075.000,00 8.001.182.902,00
1.1.3 Pendapatan Hasil Pengelola Kekayaan Daerah yang 2.020.000.000,00 1.265.832.478,14
1.1.4 Lain- lain Pendapatan Asli Daerah yang sah 6.128.000.000,00 6.985.688.666,00
1,2 PENDAPATAN TRANSFER 411.263.989.040,00 380.489.081.926,00
1.2.1 Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 379.062.834.536,00 365.577.560.538,00
1.2.1.1 Dana Bagi Hasil Pajak 39.424.834.536,00 23.883.370.652,00
1.2.1.2 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak ( Sumber Daya Alam ) 4.000.000.000,00 4.201.162.686,00
1.2.1.3 Dana Alokasi Umum 286.000.000.000,00 287.859.027.200,00
1.2.1.4 Dana Alokasi Khusus 49.638.000.000,00 49.634.000.000,00
1.2.2. Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 4.400.000.000,00 4.400.000.000,00
1.2.2.1 Dana Otonomi Khusus 4.400.000.000,00 4.400.000.000,00
1.2.2.2 Dana Penyesuaian 0,00 0,00
1.2.3 Transfer Pemerintah Provinsi 27.801.154.504,00 10.511.521.388,00
1.2.3.1 Pendapatan Bagi Hasil Pajak 27.801.154.504,00 10.511.521.388,00
1 2 3 2 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya
1.2.3.2 0 00
0,00 0 00
0,00
1,3 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 18.528.868.188,00 9.863.406.819,00
1.3.1 Pendapatan Hibah 12.528.868.188,00 4.263.406.819,00
1.3.2 Pendapatan Dana Darurat 4.000.000.000,00 4.000.000.000,00
1.3.3 Pendapatan Lainnya 2.000.000.000,00 1.600.000.000,00
JUMLAH 454.859.932.228,00 414.063.082.107,14

2 BELANJA 506.064.243.781,34 412.679.591.342,75


2,1 BELANJA OPERASI 317.217.799.289,93 322.663.365.394,75
2.1.1 Belanja Pegawai 194.044.527.979,00 230.324.387.067,00
2.1.2 Belanja Barang & Jasa 81.148.262.804,57 56.603.292.456,75
2.1.3 Belanja Bunga 2.000.816.500,00 1.756.230.000,00
2.1.4 Belanja Subsidi 0,00 0,00
2.1.5 Belanja Hibah 0,00 0,00
2.1.6 Belanja Bantuan Sosial 27.574.072.918,36 24.755.800.063,00
2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan 12.450.119.088,00 9.223.655.808,00
2,2 BELANJA MODAL 185.754.380.491,41 88.645.082.948,00
2.2.1 Belanja Tanah 14.143.653.502,00 5.425.018.236,00
2.2.2 Belanja Peralatan dan Mesin 49.867.599.626,01 21.559.804.834,00
2.2.3 Belanja Gedung dan Bangunan 33.215.496.205,80 17.570.869.978,00
2.2.4 Belanja jalan , Irigasi dan Jaringan 81.936.451.157,60 41.108.601.052,00
2.2.5 Belanja Aset Tetap Lainnya 4.978.776.000,00 2.621.645.848,00
2.2.6 Belanja Aset Lainnya 1.612.404.000,00 359.143.000,00
2,3 BELANJA TIDAK TERDUGA 3.092.064.000,00 1.371.143.000,00
2.3.1 Belanja Tidak Terduga 3.092.064.000,00 1.371.143.000,00
JUMLAH 506.064.243.781,34 412.679.591.342,75

2,4 TRANSFER 0,00 0,00


2.4.1 TRANSFER BAGI HASIL KE DESA 0,00 0,00
2.4.1.1 Bagi Hasil Pajak 0,00 0,00
2.4.1.2 Bagi Hasil Retribusi 0,00 0,00
2.4.1.3 Bagi Hasil Pendapatan Lainnya 0,00 0,00
SURFLUS/ (DEFISIT) (51.204.311.553,34) 1.383.490.764,39
4

1 2 3 4
3 PEMBIAYAAN
3,1 PENERIMAAN DAERAH 119.848.167.516,33 24.851.441.538,09
3.1.1 Pengguna Sisa Lebih Perhitungan Anggaran ( SILPA ) 18.376.375.224,09 76.563.538,09
3.1.2 Pencairan Dana Cadangan 0,00 0,00
3.1.3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang dipisahkan 0,00 0,00
3.1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah 101.471.792.292,24 24.774.878.000,00
3.1.5 Penerimaan kembali Pemberian Pinjaman Daerah 0,00 0,00
3.1.6 Penerimaan Piutang Daerah 0,00 0,00

JUMLAH 119.848.167.516,33 24.851.441.538,09

3,2 PENGELUARAN DAERAH 65.999.455.963,00 49.163.292.849,00


3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan 0,00 0,00
3.2.2 Penyertaan Modal ( Investasi ) Pemerintah Daerah 3.098.879.858,00 0,00
3.2.3 Pembayaran Pokok Utang 62.900.576.105,00 49.163.292.849,00
3.2.4 Pemberian Pinjaman Daerah 0,00 0,00

JUMLAH 65.999.455.963,00 49.163.292.849,00


PEMBIAYAAN NETTO 53.848.711.553,33 (24.311.851.310,91)

3.3. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran ( SILPA ) 2.644.399.999,99 (22.928.360.546,52)


5
3. Laporan Arus Kas
PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
LAPORAN ARUS KAS
PER 31 DESEMBER TAHUN 2007 DAN TAHUN 2006
Dalam Rupiah
Uraian Tahun 2007
1 2

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI


ARUS KAS MASUK : 414.063.082.107,14
Pajak Daerah 7.457.889.316,00
Retribusi Daerah 8.001.182.902,00
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 1.265.832.478,14
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 6.985.688.666,00
Dana Bagi Hasil Pajak 23.883.370.652,00
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) 4.201.162.686,00
Dana Alokasi Umum 287.859.027.200,00
Dana Alokasi Khusus 49.634.000.000,00
Dana Otonomi Khusus 4.400.000.000,00
Dana Penyesuaian 0,00
Pendapatan Bagi Hasil Pajak 10.511.521.388,00
Pendapatan Bagi Hasil Lainnya 0,00
Hibah 4.263.406.819,00
Dana Darurat 4.000.000.000,00
Pendapatan Lainnya 1.600.000.000,00

ARUS KAS KELUAR 324.034.508.394,75


Belanja Pegawai 230.324.387.067,00
Belanja Barang dan Jasa 56.603.292.456,75
Belanja Bunga 1.756.230.000,00
Belanja Subsidi 0,00
Belanja Hibah 0,00
Belanja Bantuan Sosial 24.755.800.063,00
Belanja Bantuan Keuangan 9.223.655.808,00
Belanja Tidak Terduga 1.371.143.000,00
Belanja Bagi Hasil ke Desa 0,00

ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS OPERASI 90.028.573.712,39

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI ASET NONKEUANGAN


ARUS KAS MASUK 0,00
Pendapatan Penjualan Atas Tanah 0,00
Pendapatan Penjualan atas Peralatan dan Mesin 0,00
Pendapatan Penjualan atas Gedung dan Bangunan 0,00
Pendapatan Penjualan atas Jalan, Irigasi, dan Jaringan 0,00
Pendapatan dari Penjualan Aset Tetap Lainnya 0,00
Pendapatan dari Penjualan Aset Lainnya 0,00

ARUS KAS KELUAR 88.645.082.948,00


Belanja Tanah 5.425.018.236,00
Belanja Peralatan dan Mesin 21.559.804.834,00
Belanja Gedung dan Bangunan 17.570.869.978,00
Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan 41.108.601.052,00
Belanja Aset Tetap Lainnya 2.621.645.848,00
Belanja Aset Lainnya 359.143.000,00

ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS INVESTASI ASET NONKEUANGAN (88.645.082.948,00)


6

1 2
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN
ARUS KAS MASUK 24.774.878.000,00
Pencairan Dana Cadangan 0,00
Hasil Penjualan Aset/Kekayaan Daerah Yang dipisahkan 0,00
Penerimaan Pinjaman Daerah dan Obligasi 24.774.878.000,00
Penerimaan kembali Pinjaman 0,00
Penerimaan Piutang Daerah 0,00

ARUS KAS KELUAR 49.163.292.849,00


Pembentukan Dana Cadangan 0,00
Penyertaan Modal ( Investasi ) Pemerintah Daerah 0,00
Pembayaran Pokok Utang Pinjaman dan Obligasi 49.163.292.849,00
Pemberian Pinjaman 0,00

ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN 24.388.414.849,00

ARUS KAS DARI AKTIVITAS NONANGGARAN


ARUS KAS MASUK 13.476.546.714,00
Penerimaan Perhitungan Pihak Ketiga 13.476.546.714,00

ARUS KAS KELUAR 12.105.949.823,00


Pengeluaran Perhitungan Pihak Ketiga 12.105.949.823,00

ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS NONANGGARAN (1.370.596.891,00)

Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas Selama Periode 24.401.308.722,39


Saldo Awal Kas di BUD/Kas Daerah
Saldo Akhir Kas di BUD/Kas Daerah 24.401.308.722,39
Saldo Akhir Kas di Bendahara Pengeluaran
Saldo Akhir Kas di Bendahara Penerimaan
Saldo Akhir Kas 24.401.308.722,39
7

4. Catatan Atas Laporan Keuangan

Pemerintah Kabupaten Maros


Catatan Atas Laporan Keuangan
Tahun Anggaran 2007

BAB IV Kebijakan Akuntansi

4.1. Entitas Pelaporan Keuangan Daerah


1. Tujuan entitas pelaporan keuangan untuk menunjukkan entitas akuntansi pada pusat
– pusat pertanggung jawaban keuangan daerah.
2. Entitas pelaporan keuangan mengacu pada konsep bahwa setiap pusat pertanggung
jawaban harus bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya sesuai dengan
ketentuan perundang – undangan.
3. Entitas pelaporan keuangan adalah Pemerintah Kabupaten Maros secara keseluruhan,
sedangkan pusat – pusat pertanggung jawaban ada pada DPRD, Bupati/Wakil Bupati,
Sektetariat Daerah/DPRD, Dinas, Badan, Kantor, Camat, Sekolah dan Lembaga Teknis
Daerah lainnya.
4.2. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
Kebijakan Akuntansi umum juga memuat tentang prinsip-prinsip akuntansi yang menjadi
pedoman dalam praktek akuntansi pemerintahan daerah. Prinsip-prinsip tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Basis Akuntansi
Prinsip ini akan menentukan dasar yang akan digunakan untuk mencatat
pendapatan, belanja, pembiayaan, aktiva, kewajiban dan ekuitas dana. Berdasarkan
prinsip ini akan ditentukan dalam periode mana/kapan pendapatan, belanja,
pembiayaan, aktiva, kewajiban dan ekuitas dana akan dilaporkan.
Dalam praktek akuntansi daerah, basis akuntansi yang digunakan adalah basis
kas modifikasi (cash modified) yaitu merupakan kombinasi antara basis kas dan basis
akrual. Berdasarkan basis ini pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam
Laporan Realisasi Anggaran menggunakan basis kas sedangkan pengakuan aktiva,
kewajiban dan ekuitas dana dalam neraca mengunakan basis akrual.
8

2. Basis Kas
Basis kas dalam Laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa pendapatan diakui/
dicatat pada saat kas diterima oleh Kas Daerah atau entitas pelaporan, dan belanja
diakui/dicatat pada saat kas dikeluarkan dari Kas Daerah atau entitas pelaporan.
Entitas pelaporan tidak menggunakan istilah laba. Penentuan sisa perhitungan
anggaran baik lebih ataupun kurang pada setiap periode tergantung pada selisih
realisasi penerimaan pendapatan dan realisasi seluruh belanja yang telah dibayar.
Pendapatan dan belanja bukan tunai seperti bantuan pihak luar dalam bentuk barang
dan jasa disajikan pada Laporan Neraca.
3. Basis Akrual
Basis Akrual untuk Neraca berarti bahwa aktiva, kewajiban, dan ekuitas dana
diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi
lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah daerah, bukan hanya pada saat
kas atau setara kas diterima atau dibayar.
9 Prinsip Nilai Historis ( Historical Cost ) : Prinsip ini menetapkan bahwa dasar
pencatatan pertama kali terhadap aktiva dan kewajiban adalah menggunakan nilai
perolehan pertama kali (nilai historis). Aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas dan
setara kas yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration)
untuk memperoleh aktiva tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat
sebesar jumlah kas dan setara kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk
memenuhi kewajiban dimasa akan datang dalam pelaksanaan kegiatan
pemerintah daerah. Nilai perolehan (historis) lebih dapat diandalkan dari pada
penilaian yang lain karena lebih obyektif dan dapat diverifikasi. Dalam hal ini jika
tidak terdapat nilai historis maka dapat digunakan nilai wajar aktiva atau
kewajiban terkait.
9 Prinsip Realisasi ( Realization) : Bagi pemerintah daerah, pendapatan yang
tersedia yang telah diotorisasikan melalui anggaran pemerintah daerah selama
suatu tahun fiskal akan digunakan untuk membayar hutang dan belanja dalam
periode tersebut. Prinsip penandingan yang layak antara belanja dan pendapatan
( matching cost against revenue principle ) dalam akutansi pemerintah daerah
tidak mendapatkan penekanan sebagaimana dipraktekan dalam akuntansi
komersial.
9

9 Prinsip Substansi Mengungguli Bentuk Formal (Subtance Over Form) :


Prinsip ini menetapkan bahwa jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan
dengan wajar transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka
peristiwa tersebut dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas
ekonominya, bukan hanya memenuhi formalitasnya.
9 Prinsip Periodisitas (Accounting Period ) : Prinsip ini menetapkan bahwa
kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan perlu dibagi menjadi periode-periode
pelaporan sehingga kinerja entitas dapat diukur dan posisi sumber daya yang
dimiliki dapat ditentukan. Periode utama yang digunakan adalah tahunan. Namun
demikian, pelaporan keuangan pemerintah daerah juga dilakukan dalam periode
triwulanan.
9 Prinsip Konsistensi ( Consistency ) : Prinsip ini menetapkan bahwa perlakuan
akuntansi yang sama hendaknya ditetapkan pada kejadian yang serupa dari setiap
priode oleh suatu entitas pelapor (prinsip konsistensi internal). Hal ini tidak berarti
bahwa tidak boleh terjadi dari suatu metode akuntansi ke metode akuntansi yang
lain. Metode akuntansi yang dipakai dapat diubah dengan syarat bahwa metode
yang baru ditetapkan mampu memberi informasi yang lebih baik dibanding
metode lama. Pengaruh atas perubahan penerapan metode ini diungkapkan
dalam laporan keuangan.
9 Prinsip Pengungkapan Lengkap (Full Disclosure) : Prinsip ini menyatakan
bahwa laporan keuangan menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan
oleh pengguna. Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan
dapat ditempatkan pada lembar muka (on the face) laporan keuangan atau
Catatan Atas Laporan Keuangan.
9 Prinsip Penyajian Wajar (Fair Presentation) :Prinsip ini menekankan bahwa
laporan keuangan hendaknya menyajikan secara wajar Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan.
9 Prinsip kehati-hatian (Conservatism) : Prinsip ini perlu diperhatikan pada
saat timbul ketidakpastian dan keragu-raguan yang berkaitan dengan peristiwa
dan keadaan tertentu. Sehubungan dengan hal ini, maka faktor pertimbangan
sehat (profesional judgment) perlu dilakukan oleh penyusun laporan keuangan.
10

Ketidakpastian seperti itu diakui dengan mengunakan hakikat serta dengan


tingkahnya dengan menggunakaan pertimbangan yang sehat dalam penyusunan
laporan keuangan. Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada
saat melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian sehingga aktiva atau
pendapatan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban tidak dinyatakan terlalu
rendah. Namun demikian, penggunaan pertimbangan sehat tidak
memperkenankan, misalnya, pembentukan cadangan tersembunyi, segaja
menetapkan aktiva atau pendapatan yang terlampau rendah atau segaja mencatat
kewajiban atau belanja terlampau tinggi, sehingga laporan keuangan menjadi
tidak netral dan tidak handal.

4.3. Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan


1. Kebijakan Pengakuan dan Pengukuran
Kebijakan pengakuan dan pengukuran merupakan pedoman untuk pencatatan
kejadian-kejadian dan menetapkan pengaruh dari kejadian-kejadian tersebut terhadap
posisi keuangan, serta memberikan pedoman dalam menetapkan nilai atas akibat
pengaruh kejadian-kejadian tersebut.
a. Kebijakan Pengakuan
Pengakuan (recognition) dalam akuntansi adalah proses penetapan apakah suatu
kejadian atau peristiwa akan dicatat atau tidak dalam catatan akuntansi sehingga
akan menjadi bagian yang melengkapi unsur aktiva, kewajiban, ekuitas dana,
pendapatan belanja dan pembiayaan sebagaimana termuat dalam laporan
keuangan entitas pelaporan. Pengakuan diwujudkan dalam pencatatan jumlah
uang terhadap pos-pos laporan keuangan yang terpengaruh oleh kejadian atau
peristiwa terkait.
Kriteria minimum yang perlu dipenuhi oleh suatu kejadian atau peristiwa agar
dapat diakui / dicatat adalah :
9 Terdapat kemungkinan manfaat ekonomi yang berkaitan dengan kejadian atau
peristiwa tersebut akan mengalir keluar atau masuk kedalam entitas pelaporan
yang bersangkutan.
9 Kejadian atau peristiwa tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur
atau dapat diestimasi dengan handal.
11

Dalam menentukan apakah suatu kebijakan/peristiwa memenuhi kriteria


pengakuan perlu dipertimbangkan juga aspek materialitas. Dalam kriteria
pengakuan pendapatan, konsep kemungkinan besar manfaat ekonomi masa
depan yang berkaitan dengan pos atau kejadian/peristiwa tersebut akan mengalir
dari atau ke entitas pelaporan. Konsep ini diperlukan dalam menghadapi ketidak
pastian lingkungan operasional pemerintah daerah. Pengkajian derajat kepastian
yang melekat dalam arus manfaat ekonomi masa depan dilakukan atas dasar
bukti yang dapat diperoleh pada saat penyusunan laporan keuangan.
Kriteria pengakuan pada umumnya didasarkan pada nilai uang akibat peristiwa
atau kejadian yang dapat diandalkan pengukurannya. Namun, ada kalanya
pengakuan didasarkan pada hasil estimasi yang layak, maka pengakuan transaksi
demikian cukup diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan. Penundaan
pengakuan suatu pos atau peristiwa dapat terjadi apabila kriteria pengakuan baru
terpenuhi setelah terjadi atau tidak terjadi peristiwa atau keadaan lain di masa
mendatang. Prinsip pengakuan untuk unsur-unsur utama laporan keuangan
entitas pelaporan adalah:
9 Prinsip Pengakuan Pendapatan: Sesuai dengan basis yang digunakan
yaitu basis kas yang dimodifikasi, maka pendapatan akan dicatat/diakui pada
saat kas diterima oleh Kas Daerah.
9 Prinsip Pengakuan Belanja: Sesuai dengan basis yang digunakan yaitu
basis kas yang dimodifikasi, maka belanja akan dicatat/diakui pada saat kas
dikeluarkan dari Kas Daerah telah dipertanggungjawabkan.
9 Prinsip Pengakuan Pembiayaan: Pembiayaan merupakan transaksi
keuangan daerah yang dimaksud untuk menutup selisih antara pendapatan
dan belanja dalam satu periode akuntansi. Pembiayaan meliputi sumber
penerimaan dan sumber pengeluaran. Seperti halnya pendapatan dan belanja,
pembiayaan akan diakui pada saat terdapat pengeluaran kas untuk sumber
pengeluaran daerah selama periode akuntansi dan akhir periode akuntansi.
9 Prinsip Pengakuan Aktiva: Aktiva diakui jika potensi manfaat ekonomi
masa depan diperoleh atau dilepas oleh pemerintah daerah dan mempunyai
nilai dan biaya yang dapat diukur dengan andal, yaitu pada saat diterima atau
diserahkan hak kepemilikannya atau pada saat penguasaannya berpindah.
12

Dengan demikian, aktiva adalah sumber daya ekonomis yang dimiliki atau
dikuasai dan dapat diukur dengan satuan uang. Tidak termasuk dalam
pengertian sumber daya ekonomis tersebut adalah sumber daya alam seperti
hutan, sungai, danau/rawa, kekayaan dasar laut, kandungan pertambangan,
dan harta peninggalan sejarah seperti candi. Aktiva juga tidak diakui jika
pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin
diperoleh pemerintah daerah setelah periode akuntansi berjalan/berkenan.
Aktiva dalam bentuk kas yang diperoleh pemerintah antara lain bersumber
dari pajak daerah, retribusi daerah, dana perimbangan dan lain-lain
pendapatan yang sah serta penerimaan pembiayaan. Proses penerimaan kas
dari setiap jenis penerimaan sangat beragam dan melibatkan banyak pihak
atau dinas/satker. Dengan demikian, titik pengakuan penerimaan kas oleh
pemerintah daerah untuk mendapatkan pengakuan akuntansi akan diatur
dalam kebijakan akuntansi terinci, termasuk pengaturan mengenai batasan
waktu sejak uang diterima sampai penyetorannya ke Kas Daerah. Aktiva
diklasifikasikan menjadi aktiva lancar, investasi jangka panjang, aktiva tetap,
dana cadangan, dan aktiva lain-lain. Kebijakan akuntansi untuk tiap-tiap
Klasifikasi aktiva diuraikan dalam Kebijakan Akuntansi Terinci.
9 Prinsip Pengakuan Kewajiban :Kewajiban merupakan pengorbanan
sumber daya ekonomis yang harus dilakukan kepada pihak ketiga dimasa
mendatang sebagai akibat dari transaksi keuangan masa lalu. Kewajiban
diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya uang
mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan atau telah dilakukan untuk
menyesuaikan kewajiban yang ada sekarang, dan perubahan atas kewajiban
tersebut mempunyai nilai penyesuaian yang dapat diukur dengan andal.
Kewajiban dikelompokkan menjadi kewajiban jangka pendek dan kewajiban
jangka panjang.
9 Prinsip Pengakuan Ekuitas Dana : Ekuitas dana merupakan jumlah
kekayaan bersih antara jumlah aktiva dan kewajiban. Pengakuan ekuitas dana
mengacu pada kebijakan pengakuan aktiva dan pengakuan kewajiban. Ekuitas
dana di kelompokkan menjadi ekuitas dana lancar, ekuitas dana investasi dan
ekuitas dana cadangan.
13

b. Kebijakan Pengukuran
Pengukuran (measurement) adalah proses penetapan nilai uang untuk
mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Pengukuran pos-
pos dalam laporan keuangan menggunakan nilai perolehan (nilai historis).
Aktiva diukur sebesar pengeluaran kas atau setara kas atau sebesar nilai
wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut. Kewajiban
di ukur sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar kewajiban, atau nilai
sekarang dari jumlah kas dan setara kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk
menyelesaikan kewajiban tersebut.
Pengukuran pos-pos laporan keuangan pemerintah daerah dilakukan
dengan menggunakan mata uang rupiah. Sedangkan transaksi yang
menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam
mata uang rupiah. Kebijakan pengukuran secara rinci untuk tiap-tiap rekening
diuraikan pada kebijakan Akuntansi terinci.

4.4. Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam
standar akuntansi pemerintahan
Kebijakan penyajian untuk tiap-tiap jenis laporan keuangan diatur sebagai berikut:
1. Kebijakan penyajian laporan Realisasi Anggaran
9 Laporan Perhitungan APBD, sering juga disebut Laporan Realisasi Anggaran,
adalah menyajikan informasi mengenai kemampuan merealisir pendapatan dari
yang dianggarkan, melaksanakan kegiatan berdasarkan anggaran belanja yang
ditetapkan, dan sumber-sumber pembiayaan yang digunakan untuk
mengalokasinya surplus atau menutup defisit.
9 Laporan Perhitungan APBD/realisasi anggaran menyajikan sekurang-kurangnya
unsur-unsur sebagai berikut :
• Pendapatan
• Belanja
• Transfer
• Surplus/defisit
• Penerimaan pembiayaan
• Pengeluaran Pembiayaan
• Pembiayaan Netto dan
14

• Selisih Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran ( SILPA/SIKPA )


9 Laporan Perhitungan APBD menyajikan perbandingan antara Anggaran
Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan dengan realisasinya dalam periode
akuntansi berjalan serta dibandingkan dengan realisasi pendapatan, belanja dan
pembiayaan periode akuntansi sebelumnya.
9 Laporan Perhitungan APBD harus disertai catatan dan informasi mengenai hal-hal
yang menunjukkan pencapaian APBD yang merupakan persentase antara realisasi
dengan anggarannya.
9 Realisasi pendapatan dan belanja pada perhitungan realisasi APBD disajikan
secara bruto.
9 Entitas pelaporan menyajikan klasifikasi pendapatan menurut kelompok dan jenis
pendapatan pada laporan perhitungan APBD, dan rician lebih lanjut jenis
pendapatan disajikan pada Catatan atas Laporan Keuangan.
9 Entitas pelaporan menyajikan klasifikasi belanja menurut jenis belanja pada
Laporan Perhitungan APBD, klasifikasi belanja menurut fungsi disajikan dalam
Catatan Atas Laporan Keuangan.
9 Peneriamaan Pembiayaan disajikan menurut sumber pembiayaan, sedangkan
pengeluaran pembiayaan disajikan menurut sumber pengeluarannya.

2. Kebijakan Penyajian Neraca Daerah


Neraca menyajikan informasi yang menggambarkan posisi keuangan daerah
yang merupakan aktiva, kewajiban, dan ekuitas dana pada saat tertentu. Neraca
menyajikan pos-pos :
a. Asset Lancar
1) Kas adalah alat pembayaran yang sah yang setiap saat dapat digunakan untuk
membiayai kegiatan pemerintah kota.
2) Kas di Pemegang Kas dinyatakan dalam nilai rupiah. Apabila didalam kas
terdapat valutan asing, maka pencatatannya terlebih dahulu dikonversi
berdasarkan nilai kurs pada tanggal transaksi. Pada akhir tahun, Kas di
Pemegang Kas dalam valutan asing dikonversi kedalam rupiah dengan
menggunakan kurs pada tanggal neraca (Kurs Tengah BI).
3) Nilai kas pada tanggal neraca adalah hasil kas opname di masing-masing
Pemegang kas.
15

b. Piutang
1) Piutang adalah hak atau klaim kepada pihak ketiga yang diharapkan dapat
dikonversi menjadi kas dalam satu periode akuntansi.
2) Piutang dapat berupa penjualan barang, kewajiban kepada Pemerintah
daerah yang belum dilunasi, misalnya piutang pajak, piutang retribusi, piutang
dana bergulir dan pinjaman uang yang belum dilunasi per tanggal neraca.
3) Piutang dinilai sebesar nilai bersih yang diperkirakan dapat direalisasikan.
4) Piutang diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah kas yang
akan diterima dan jumlah pembiayaan yang telah diakui dalam periode
berjalan.
5) Piutang pajak/retribusi diakui sebagai piutang apabila telah ditertibkan
ketetapannya (SKPD/SKRD).
c. Persediaan
1) Persedian adalah barang yang dijual atau dipakai habis dalam satu periode
akuntansi terdiri dari: bahan habis pakai kantor, obat-obatan, bibit tanaman
dan sebagainya.
2) Persediaan bahan baku yang dimiliki dan akan dipakai dalam pekerjaan
pembangunan fisik yang dikerjakan secara swakelola tidak termasuk sebagai
persediaan dalam kelompok aktiva lancar.
3) Persediaan diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan nilai barang yang
belum terjual atau terpakai.
4) Persedian pada akhir periode akuntansi dilaporkan berdasarkan hasil
inventarisasi fisik persediaan. Persedian dinilai dalam neraca dengan cara :
• Harga pembelian terakhir apabila diperoleh dengan pembelian.
• Harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri
• Harga/nilai wajar atau estimasi harga pasar apabila diperoleh dengan cara
lainnya seperti donasi / hadiah / hibah.
Jenis-jenis persediaan :
• barang pakai habis, adalah barang-barang yang bekas penggunaannya
tidak dapat digunakan kembali, misalnya ATK, barang cetakan ( karcis,
buku, formulir).
16

• barang tak pakai habis, adalah persedian yang dapat digunakan berulang
kali, misalnya sapu, kemoceng dan lain-lain.
• barang bekas pakai, adalah persedian yang diperoleh dari barang
bekas,akan tetapi masih bermanfaat dan mempunyai nilai materiil,
misalnya spare part yang masih dapat digunakan.
• persedian untuk dijual / diserahkan, misalnya aspal dalam drum, obat-
obatan alat-alat kedokteran, bibit, benih ikan dan lain-lain.
d. Investasi Jangka Panjang

1) Investasi jangka panjang adalah penyertaan modal yang dimaksudkan untuk


memperoleh manfaat ekonomis dalam jangka waktu lebih dari satu periode
akuntansi.
2) Investasi jangka panjang antara lain terdiri dari:
• Penyertaan modal pemerintah pada BUMD lembaga keuangan daerah,
badan internasional dan badan usaha lainnya yang bukan milik daerah.
• Pinjaman kepada BUMD, lembaga keuangan daerah, pemerintah daerah
otonom dan pihak lainnya yang diterus pinjamkan.
• Investasi jangka panjang lainnya yang dimiliki untuk menghasilkan
pendapatan.
3) Investasi jangka panjang diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan
harga perolehan yaitu jumlah kas yang dikeluarkan atau akan dikeluarkan
dalam rangka memperoleh kepemilikan yang sah atas investasi tersebut.
4) Investasi jangka panjang yang diukur dengan valuta asing harus dikonversi ke
mata uang rupiah dengan menggunakan nilai tukar (kurs tengah BI) yang
berlaku pada saat kepemilikan.
5) Investasi dalam saham BUMD yang dijual/ditukar dengan aktiva yang lain, nilai
sahamnya ditetapkan dengan menggunakan metode penilaian harga
perolehan rata-rata.
e. Aktiva Tetap
1) Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari
satu periode akuntansi dan digunakan untuk penyelenggaraan kegiatan
pemerintah dan pelayanan publik.
17

2) Aktiva tetap dapat diperoleh dari dana yang bersumber dari sebagian atau
seluruh APBD melalui pembelian, pembangunan, donasi dan pertukaran
dengan aktiva lainnya.
3) Aktiva tetap antara lainnya terdiri dari : tanah, jalan dan jembatan, bangunan
air, instalasi, jaringan, bangunan gedung, monumen, alat berat, alat angkutan,
alat bengkel dan alat ukur, alat pertanian, alat kantor dan alat rumah tangga,
alat studio dan komunikasi, alat kedokteran dan kesehatan, alat laboratorium,
buku perpustakaan, barang bercorak kesenian, hewan ternak dan tanaman.
4) Aktiva tetap dinilai dengan nilai historis atau harga perolehan. Jika penilaian
aktiva tetap dengan menggunakan nilai historis tidak memungkinkan, maka
nilai aktiva tetap didasarkan pada harga perolehan yang diestimasikan.
5) Aktiva tetap yang diperoleh bukan berasal dari donasi diakui pada akhir
periode akuntansi berdasarkan jumlah belanja modal yang telah diakui dalam
periode berkenaan.
6) Aktiva tetap yang diperoleh dari donasi diakui dalam periode berkenaan, yaitu
pada saat aktiva tersebut diterima dan hak kepemilikannya berpindah.
7) Dalam pengakuan aktiva tetap harus dibuat ketentuan yang membedakan
antara penambahan, pengurangan, pengembangan dan penggantian utama.
8) Penambahan adalah peningkatan nilai aktiva tetap karena diperluas atau
diperbesar. Biaya penambahan akan dikapitalisasi dan ditambah pada harga
perolehan aktiva tetap yang bersangkutan.
9) Pengurangan adalah penurunan nilai aktiva tetap karena berkurangnya
kuantitas. Pengurangan aktiva tetap dicatat sebagai pengurangan harga
perolehan aktiva tetap yang bersangkutan.
10) Pengembangan adalah peningkatan nilai aktiva tetap karena meningkatnya
manfaat aktiva tetap. Pengembangan aktiva tetap diharapkan akan :
• Memperpanjang usia manfaat
• Meningkatkan efisiensi dan
• Menurunkan biaya pengoperasian sebuah aktiva tetap. Biaya
pengembangan akan dikapitalisasi dan ditambahkan pada harga perolehan
aktiva tetap.
18

11) Penggantian utama adalah memperbaharui bagian utama aktiva tetap. Biaya
penggantian utama akan dikapitalisasi dengan cara mengurangi nilai bagian
yang diganti dari harga utama yang semula dan menambah biaya penggantian
pada harga aktiva tetap.
12) Aktiva tetap yang diperoleh dari donasi diukur berdasarkan nilai wajar dari
harga pasar atau harga gantinya.
13) Aktiva tetap diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh aktiva tetap sampai dengan siap digunakan.
14) Hal-hal yang perlu dilakukan pengungkapan (disclosure) dalam pelaporan
aktiva tetap antara lain penilaian, penyusutan (depresiasi), pelepasan,
penghapusan dan perubahan nilai aktiva tetap.
15) Pengungkapan nilai aktiva tetap menjelaskan dasar harga yang digunakan
dalam penilaian aktiva tetap.
16) Metode penyusutan (depresiasi) yang diterapkan berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan Pemerintah.
17) Pelepasan aktiva tetap dapat dilakukan melalui penjualan atau pertukaran.
Hasil penjualan aktiva tetap akan diakui seluruhnya sebagai pendapatan.
Aktiva tetap yang diperoleh karena pertukaran dinilai sebesar nilai wajar aktiva
tetap yang diperoleh atau nilai wajar aktiva yang diserahkan, mana yang lebih
mudah.
18) Penghapusan aktiva tetap dilakukan jika aktiva tersebut rusak berat, usang,
hilang dan sebagainya. Penghapusan aktiva ditetapkan berdasarkan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
f. Dana Cadangan
1) Dana cadangan adalah dana yang disisihkan untuk menampung kebutuhan
yang memerlukan dana relatif cukup besar yang tidak dapat dibebankan
dalam satu periode akuntansi.
2) Dana cadangan diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah
pembiayaan yang berupa penerimaan transfer dari dana cadangan atau
jumlah pembiayaan yang berupa pengeluaran transfer ke dana cadangan.
19

g. Aktiva Lain-lain
Aktiva lain-lain adalah aktiva yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam aktiva
lancar, investasi jangka panjang, aktiva tetap dan dana cadangan. Aktiva lain-lain
terdiri dari : piutang angsuran, Built Operate and Transfer (BOT) dan bangunan
dalam pengerjaan.
1) Piutang angsuran adalah jumlah yang dapat diterima dari penjualan rumah,
kendaraan, aktiva tetap yang lain, hak atau lainnya kepada pegawai daerah.
Piutang angsuran diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah
pembiayaan yang telah diakui dalam periode berjalan dengan harga nominal
dari kontrak penjualan aktiva.
2) BOT adalah hak yang akan diperoleh atas suatu bangunan atau aktiva tetap
lainnya yang dibangun dengan cara kemitraan pemerintah dan swasta
berdasarkan perjanjian.
BOT diakui berdasarkan harga perolehan pada saat bangunan atau aktiva
lainnya tersebut selesai dibangun.
3) Bangunan dalam pengerjaan adalah bangunan yang sampai dengan akhir
periode akuntansi belum selesai pengerjaannya sehingga belum dapat
digunakan.
Bangunan dalam pengerjaan diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan
jumlah akumulasi biaya sampai dengan akhir periode akuntansi.
h. Hutang Lancar
1) Hutang lancar merupakan hutang yang harus dibayar kembali atau jatuh tempo
dalam satu periode akuntansi.
2) Hutang lancar terdiri dari: bagian lancar hutang jangka panjang, hutang bunga
dan denda serta hutang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK).
3) Bagian lancar hutang jangka panjang adalah bagian hutang jangka panjang
yang jatuh tempo dalam satu periode akuntansi.
4) Hutang bunga dan denda adalah bunga dan denda yang jatuh tempo dalam
satu periode akuntansi.
5) Hutang PFK adalah kewajiban kepada pihak ketiga sebagai akibat transaksi
keuangan masa lalu yang harus dibayar kembali atau jatuh tempo dalam satu
periode akuntansi.
20

6) Bagian lancar hutang jangka panjang diakui pada saat klasifikasi dalam periode
berjalan atau berdasarkan jumlah pembiayaan yang berupa pembayaran bagian
lancar hutang jangka panjang yang telah diakui dalam periode berjalan.
7) Hutang PFK diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan nilai sekarang kas
yang akan dibayarkan atau jumlah penerimaan dan pembayaran hutang PFK
yang telah diakui dalam periode berjalan.
8) Hutang lancar diukur dan dinilai dengan nominal mata uang rupiah yang harus
dibayar kembali. Hutang yang diukur dalam mata uang asing dikonversikan ke
mata uang rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada tanggal
transaksi.
i. Hutang Jangka Panjang
1) Hutang jangka panjang adalah hutang yang harus dibayar kembali atau jatuh
tempo lebih dari satu periode akuntansi.
2) Hutang jangka panjang terdiri dari pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar
negeri.
3) Hutang dalam negeri adalah hutang jangka panjang kepada pihak ketiga di
dalam negeri.
4) Hutang dalam negeri diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah
pembiayaan yang berupa penerimaan hutang dalam negeri yang telah diakui
dalam periode berjalan.
5) Hutang luar negeri adalah hutang jangka panjang kepada pihak ketiga di luar
negeri.
6) Hutang luar negeri diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah
pembiayaan yang berupa penerimaan hutang luar negeri yang telah diakui
dalam periode berjalan.
7) Hutang jangka panjang diukur dengan nilai nominal mata uang rupiah yang
harus dibayar kembali. Hutang jangka panjang yang diukur dalam mata uang
asing dikonversikan ke mata uang rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah
BI) pada tanggal transaksi.
j. Ekuitas Dana
1) Ekuitas dana adalah kekayaan bersih pemerintah daerah yang merupakan selisih
antara jumlah aktiva dengan jumlah hutang pemerintah.
21

2) Ekuitas dana terdiri dari : ekuitas dana umum, ekuitas dana yang dicadangkan
dan ekuitas dana donasi.
3) Ekuitas dana umum adalah jumlah kekayaan bersih tidak termasuk aktiva yang
berasal dari donasi dan dana cadangan.
4) Ekuitas dana umum diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah
pembiayaan yang berupa sisa lebih perhitunagn anggaran, hasil penjualan aset
daerah yang dipisahkan dan jumlah surplus atau defisit.
5) Ekuitas dana dicadangkan jumlah kekayaan bersih berupa aktiva yang
dicadangkan.
6) Ekuitas dana dicadangkan diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan
jumlah dana cadangan yang ditransfer dalam periode berjalan.
7) Ekuitas dana donasi adalah kekayaan bersih berupa aktiva yang berasal dari
donasi.
8) Ekuitas dana donasi diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah
pembiayaan berupa penerimaan hibah, bantuan, atau sumbangan yang telah
diakui dalam periode berjalan.
ª Penyajian neraca periode akuntansi belanja harus diperbandingkan dengan neraca
periode akuntansi sebelumnya.
ª Dalam penyajian neraca aktiva akan diklasifikasikan sebagai lancar atau non lancar,
demikian juga dengan kewajiban akan dikelompokkan sebagai kewajiban jangka
pendek dan kewajiban jangka panjang.
ª Penyajian aktiva dalam neraca dilakukan menurut urutan likuiditasnya, sedangkan
penyajian kewajiban dalam neraca dilakukan menurut urutan jatuh temponya.
ª Suatu aktiva akan diklasifikasikan sebagai aktiva lancar jika aktiva tersebut berupa kas
dan setara kas atau aktiva non kas yang diharapkan untuk direalisasi dalam, atau
dimiliki untuk dijual atau dipakai dalam jangka waktu dua belas bulan sejak tanggal
pelaporan. Dengan demikian yang disajikan sebagai aktiva lancar meliputi kas dan
setara kas, piutang dan persediaan.
ª Suatu aktiva akan diklasifikasikan sebagai aktiva non lancar jika aktiva tersebut
bersifat jangka panjang dan aktiva tidak berwujud, yang digunakan secara langsung
atau tidak langsung untuk kegiatan pemerintah atau yang digunakan masyarakat
22

umum. Aktiva non lancar meliputi investasi permanen, aktiva tetap, dan dana
cadangan.
ª Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan
untuk dibayar dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Termasuk
kewajiban jangka pendek adalah hutang kepada pegawai, bunga pinjaman, utang
jangka pendek dari pihak ketiga, dan bagian lancar utang jangka panjang.
ª Semua kewajiban selain kewajiban jangka pendek merupakan kewajiban jangka
panjang yaitu kelompok kewajiban yang penyelesaiannya baru wajib dilakukan setelah
dua belas bulan sejak tanggal pelaporan..
ª Ekuitas dana dikelompokkan menjadi ekuitas dana lancar yaitu selisih antara aktiva
lancar dan kewajiban jangka pendek, ekuitas dana investasi yang mencerminkan
kekayaan pemerintah daerah yang tertanam dalam aktiva non lancar dikurangi
kewajiban jangka panjang, dan ekuitas dana cadangan yang mencerminkan kekayaan
pemerintah yang dicadangkan untuk tujuan yang telah ditentukan sebelumnya sesuai
peraturan perundang-undangan.

3. Kebijakan Penyajian Laporan Arus Kas


a. Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai kemampuan daerah dalam
memperoleh kas dan menilai penggunaan kas untuk memenuhi kebutuhan daerah
dalam suatu periode.
b. Laporan arus kas mengambarkan saldo awal, penerimaan pengeluaran dan saldo
akhir kas daerah dalam suatu periode akuntasi yang baru.
c. Isi dari laporan arus kas yang disajikan terdiri dari tiga bagian pokok yaitu arus
kas masuk (keluar) dari kegiatan operasi, kegiatan investasi aktiva non keuangan,
kegiatan pembiayaan dan kegiatan non anggaran.
d. Yang disajikan sebagai aktivitas operasi adalah aktivitas penerimaan pengeluaran
kas yang ditunjukan untuk kegitan operasional pemerintah daerah selama satu
periode akuntansi. Yang disajikan sebagai penerimaan operasi adalah penerimaan
PAD. Penerimaan Dana Perimbangan baik dari pusat maupun propinsi, dan
penerimaan lain-lain pendapatan yang sah. Sedangkan pengeluaran operasi
meliputi pengeluaran untuk belanja administrasi umum, belanja operasi dan
pemeliharaan, belanja bunga, belanja subsudi/hibah/bantuan belanja tak
tersangka, dan belanja bagi hasil ke desa/kecamatan.
23

e. Yang disajikan sabagai aktivitas investasi aktiva non keuangan adalah aktivitas
perolehan dan pelepasan aktiva tetap dan aktiva non keuangan lainnya.
f. Yang disajikan sebagai aktivitas pembiayaan adalah aktivitas penerimaan dan
pengeluaran kas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan komposisi
investasi permanen, pemberian pinjaman jangka panjang, dan pinjaman (utang)
pemerintah daerah sehubungan dengan pendanaan deficit atau pengunan surplus
anggaran.
g. Termasuk penerimaan dan aktivitas pembiayaan adalah penerimaan pinjaman,
penjualan obligasi daerah, hasil privatisasi BUMD/Perusahaan Daerah, dan hasil
penjualan investasi permanen lainnya. Sedangkan pengeluaran untuk aktivitas
pembiayaan meliputi cicilan pokok pinjaman, pembayaran obligasi daerah,
penyertaan modal pemerintah, dan pemberian pinjaman jangka panjang.
h. Yang disajikan sebagai aktivitas non anggaran adalah penerimaan dan
pengeluaran kas bruto yang tidak mempengaruhi anggaran pemerintah daerah
(APBD). Termasuk dalam aktivitas non anggaran adalah perhitungan pihak ketiga
(PFK) dan kiriman uang. PFK mengambarkan kas yang berasal dari jumlah dana
yang dipotong dari SPMU atau diterima secara tunai untuk pihak ketiga misalnya
potongan taspen, askes atau pajak. Sedangkan kiriman uang mengambarkan
mutasi kas antar rekening di kas daerah.
i. Laporan arus kas disusun dan disajikan dengan metode langsung yaitu metode
yang mengungkapkan pengelompokkan utama penerimaan dan pengeluaran kas
bruto.
j. Arus kas yang timbul dari transaksi mata uang asing dibukukan dengan
menggunakan mata uang rupiah dengan menjabarkan mata uang asing tersebut
ke dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs pada tanggal transaksi atau kurs
tengah BI.
k. Arus kas dari transaksi penerimaan pendapatan dan pengeluaran belanja bunga
serta penerimaan pendapatan dan bagian laba BUMD harus disajikan secara
terpisah. Setiap perkiraan yang terkait dengan transaksi tersebut harus
diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi secara konsisten dari tahun ketahun.
24

l. Transaksi investasi dan pembiayaan yang tidak mengakibatkan penerimaan dan


pengeluaran kas dan setara kas dikeluarkan dari laporan arus kas. Transaksi
tersebut harus diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan.
m. Entitas pelaporan menyajikan komponen kas dan setara kas dalam Laporan Arus
Kas yang jumlahnya sama dengan pos terkait di Neraca.

4. Kebijakan Penyajian Catatan Laporan Keuangan


Catatan Atas Laporan Keuangan disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam
Laporan Perhitungan APBD, Neraca, dan Laporan Arus Kas harus mempunyai
referensi silang dan informasi terkait dalam Catatan Atas Laporan Keuangan. Catatan
Atas Laporan Keuangan setidaknya mengungkapkan hal-hal:
9 Menyajikan penjelasan naratif atau rincian angka-angka dari pos-pos laporan
keuangan sesuai dengan urutan sebagaimana pos-pos tersebut disajikan dalam
lembar muka (on the face) laporan keuangan.
9 Menyajikan informasi mengenai dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan atas transaksi-transaksi
dan kejadian-kejadian penting lainnya.
9 Mengungkapkan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar,
yang tidak disajikan pada lembar muka (on the face) laporan keuangan.
9 Informasi lainnya termasuk informasi non keuangan.
25

BAB V Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan

5.1. Rincian dan Penjelasan Masing-masing Pos-pos Pelaporan Keuangan


5.1.1. Pendapatan
Tabel 7
Pendapatan Daerah Setelah Perubahan APBD Tahun Anggaran 2007
Dalam Rupiah
Anggaran Setelah Bertambah/
Uraian Realisasi %
Perubahan (Berkurang)
PENDAPATAN 454.859.932.228,00 414.063.082.107,14 (40.796.850.120,86) 91,03
PENDAPATAN ASLI DAERAH 25.067.075.000,00 23.710.593.362,14 (1.356.481.637,86) 94,59
Pendapatan Pajak Daerah 8.353.000.000,00 7.457.889.316,00 (895.110.684,00) 89,28
Pendapatan Retribusi Daerah 8.566.075.000,00 8.001.182.902,00 (564.892.098,00) 93,41
Pendapatan Hasil Pengelola Kekayaan 2.020.000.000,00 1.265.832.478,14 (754.167.521,86) 62,66
Daerah yang dipisahkan
Lain-lain PAD yang sah 6.128.000.000,00 6.985.688.666,00 857.688.666,00 114,00

PENDAPATAN TRANSFER 411.263.989.040,00 380.489.081.926,00 (30.774.907.114,00) 92,52


Transfer Pemerintah Pusat - Dana 379.062.834.536,00 365.577.560.538,00 (13.485.273.998,00) 96,44
Perimbangan
Dana Bagi Hasil Pajak 39.424.834.536,00 23.883.370.652,00 (15.541.463.884,00) 60,58
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) 4.000.000.000,00 4.201.162.686,00 201.162.686,00 105,03
Dana Alokasi Umum 286.000.000.000,00 287.859.027.200,00 1.859.027.200 100,65
Dana Alokasi Khusus 49.638.000.000,00 49.634.000.000,00 (4.000.000,00) 99,99

Transfer Pemerintah Pusat - 4.400.000.000,00 4.400.000.000,00 0,00 100,00


Lainnya
Dana Otonomi Khusus 4.400.000.000,00 4.400.000.000,00 0,00 100,00
Dana Penyesuaian 0,00 0,00 0,00

Transfer Pemerintah Provinsi 27.801.154.504,00 10.511.521.388,00 (17.289.633.116,00) 37,81


Pendapatan Bagi Hasil Pajak 27.801.154.504,00 10.511.521.388,00 (17.289.633.116,00) 37,81
Pendapatan Bagi Hasil Lainnya 0,00 0,00 0,00

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG 18.528.868.188,00 9.863.406.819,00 (8.665.461.369,00) 53,23


SAH
Pendapatan Hibah 12.528.868.188,00 4.263.406.819,00 (8.265.461.369,00) 34,03
Pendapatan Dana Darurat 4.000.000.000,00 4.000.000.000,00 0,00 100,00
Pendapatan Lainnya 2.000.000.000,00 1.600.000.000,00 (400.000.000,00) 80,00
JUMLAH 454.859.932.228,00 414.063.082.107,14 (40.796.850.120,86) 91,03

Tabel di atas menunjukkan jumlah anggaran pendapatan setelah perubahan sebesar


Rp454.859.932.228,00 dan dapat dicapai sebesar Rp414.063.082.107,14 atau 91,03% dari
anggaran pendapatan setelah perubahan. Pos pendapatan terdiri atas :

I. Pendapatan Asli Daerah


Pendapatan asli daerah Kabupaten Maros Tahun Anggaran 2007 dianggarkan sebesar
Rp25.067.075.000,00 dan terealisasi sebesar Rp23.710.593.362,14 atau terealisasi sebesar
94,59% dari total anggaran. Pendapatan asli daerah meliputi:
26

1. Pajak Daerah
Penerimaan yang bersumber dari pajak Daerah Tahun Anggaran 2007 setelah
perubahan direncanakan sebesar Rp8.353.000.000,00 Dengan realisasi sebesar
Rp7.457.889.316,00 atau 89,28% dari total anggaran. Rincian sumber-sumber
pendapatan dari pajak daerah dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 8
Penerimaan Pajak Daerah APBD Tahun Anggaran 2007

APBD TA 2007 Sisa %


Jenis Pajak
Setelah Perubahan Realisasi Lebih/Kurang
1. Pajak Hotel 23.000.000 28.700.000 5.700.000 124,78
2. Pajak Restoran 600.000.000 770.872.177 170.872.177 128,48
3. Pajak Hiburan 2.500.000 2.855.500 355.500 114,22
4. Pajak Reklame 100.000.000 113.645.017 13.645.017 113,65
5. Pajak Penerangan Jalan 5.250.000.000 4.324.746.902 (925.253.098) 82,38
6. Pajak Tambang Galian Gol. C 2.377.500.000 2.217.069.720 (160.430.280) 93,25
Jumlah 8.353.000.000 7.457.889.316 (895.110.684) 89,28

2. Retribusi Daerah
Penerimaan yang bersumber dari Retribusi Daerah Tahun Anggaran 2007 setelah
perubahan direncanakan sebesar Rp8.566.075.000,00 dengan realisasi sebesar
Rp8.001.182.902,00 (93,41%). Adapun perinciannya sebagai berikut :
Tabel 9
Penerimaan Retribusi Daerah APBD Tahun Anggaran 2007

APBD TAHUN ANGGARAN 2007 SISA


JENIS RETRIBUSI %
PERUBAHAN REALISASI LEBIH/KURANG
1. Retribusi Pelayanan Kesehatan 150.000.000 145.326.610 (4.673.390) 96,88
2. Retribusi Pelayanan Kesehatan 1.500.000.000 1.460.964.724 (39.035.276) 97,40
3. Retribusi Sewa Alat-Alat Berat 200.000.000 28.100.000 (171.900.000) 14,05
4. Retribusi Sewa Lahan 50.000.000 63.038.300 13.038.300 126,08
5. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan 1.200.000.000 766.180.900 (433.819.100) 63,85
6. Retribusi Pelayanan Parkir Di Tepi Jln Umum 10.000.000 13.640.000 3.640.000 136,40
7. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor 170.000.000 164.900.000 (5.100.000) 97,00
8. Retribusi Pelayanan Kepelabuhan 1.000.000 1.020.000 20.000 102,00
9. Retribusi Kendaraan Tidak Bermotor 5.000.000 4.140.000 (860.000) 82,80
10. Retribusi Terminal 381.000.000 231.000.500 (149.999.500) 60,63
11. Retribusi Izin Trayek 10.000.000 9.575.000 (425.000) 95,75
12. Retribusi Pungutan Khusus 3.000.000 3.010.000 10.000 100,33
13. Retribusi Dokumen Amdal 13.000.000 25.600.000 12.600.000 196,92
14. Retribusi penilaiaan UKP / UPL 15.000.000 4.000.000 (11.000.000) 26,67
15. Retribusi pembuatan rekomendasi kelayakan 10.000.000 7.700.000 (2.300.000) 77,00
lingkungan
16. Retribusi Izin Pengeloalaan Limbah Padat 15.000.000 13.000.000 (2.000.000) 86,67
17. Retribusi Izin Pengeloalaan Limbah Cair 10.000.000 3.000.000 (7.000.000) 30,00
18. Retribusi Izin Pengeloalaan Limbah B3 5.000.000 3.000.000 (2.000.000) 60,00
19. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan 60.000.000 52.921.400 (7.078.600) 88,20
20. Retribusi Penggantian Biaya KTP & Akta Capil 170.000.000 243.270.500 73.270.500 143,10
21. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan 875.000 1.020.000 145.000 116,57
Pengabuan Mayat
27

SISA
JENIS RETRIBUSI APBD TAHUN ANGGARAN 2007 %
LEBIH/KURANG
PERUBAHAN REALISASI
22. Retribusi Tempat Penginapan /Pesangrahan/ 300.000.000 318.499.628 18.499.628 106,17
Vila Wisma Bantimurung di Jakarta
23. Retribusi Usaha J asa Konstruksi 11.200.000 29.550.000 18.350.000 263,84
24. Retribusi Surat Izin Tempat Usaha (Situ) 80.000.000 94.300.000 14.300.000 117,88
25. Retribusi Izin Gangguan/HO 17.500.000 9.850.000 (7.650.000) 56,29
26. Retribusi Pelayanan Pasar 300.000.000 304.917.750 4.917.750 101,64
27. Retribusi Penggunaan Pelataran 25.000.000 24.815.000 (185.000) 99,26
28. Retribusi Jasa Ketatausahaan 21.000.000 29.786.250 8.786.250 141,84
29. Retribusi Sewa Lahan 10.000.000 77.629.300 67.629.300 776,29
30. Retribusi Izin Usaha Jual Beli Bahan Bakar 5.000.000 - (5.000.000) 0,00
Minyak (BBM)
31. Retribusi Izin Tambang Daerah 15.000.000 23.665.000 8.665.000 157,77
32. Retribusi Izin Pengelolaan ABT/APT 5.000.000 4.000.000 (1.000.000) 80,00
33. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga 10.000.000 4.733.000 (5.267.000) 47,33
Kantor Pariwisata
34. Retribusi Pungutan Khusus 5.000.000 2.300.000 (2.700.000) 46,00
35. Retribusi Parkir Wisata Bantimurung 100.000.000 130.633.500 30.633.500 130,63
36. Retribusi Parkir Bandara Hasanuddin 450.000.000 479.152.190 29.152.190 106,48
37. Retribusi Obyek Wisata Alam Bantimurung 2.950.000.000 2.960.278.000 10.278.000 100,35
38. Retribusi Tempat Pelelangan 65.500.000 63.969.600 (1.530.400) 97,66
39. Retribusi jasa usaha pemeriksaan kesehatan 2.000.000 - (2.000.000) 0,00
bibit ikan
40. Retribusi jasa usaha rumah potong hewan 45.000.000 13.465.000 (31.535.000) 29,92
41. Retribusi jasa usaha pemeriksaan kesehatan 100.000.000 80.270.000 (19.730.000) 80,27
dan badan hewan
42. Retribusi Perizinan Perindustrian 70.000.000 104.960.750 34.960.750 149,94
Jumlah 8.566.075.000 8.001.182.902 (564.892.098) 93,41

3. Laba Milik Perusahaan Daerah (Pendapatan Hasil Pengelola Kekayaan


Daerah Yang Dipisahkan)
Penerimaan yang bersumber dari laba milik perusahaan milik daerah yang terdiri dari
laba penyertaan saham pemda, laba perusahaan daerah PDAM, laba perusahaan
daerah terminal, dan laba perusahaan daerah pasar Tahun Anggaran 2007 ini
dianggarkan sebesar Rp2.020.000.000,00 dengan realisasi sebesar
Rp1.265.832.478,14,00 atau hanya 62,66% dari total anggaran. Tabel 10 dibawah
menggambarkan anggaran serta realisasi masing-masin sumber laba perusahaan milik
daerah setelah perubahan APBD Tahun Anggaran 2007.
Tabel 10
Penerimaan Laba Perusahaan Milik Daerah Tahun Anggaran 2007
LABA PERUSAHAAN MILIK APBD TAHUN ANGGARAN 2007 SISA LEBIH/
%
DAERAH PERUBAHAN REALISASI KURANG
1. Penyertaan Saham Daerah 1.500.000.000 1.261.897.478,14 (238.102.522) 84,13
2. Laba Perusda PDAM 20.000.000 - (20.000.000) 0,00
3. Laba Perusda Terminal 500.000.000 3.935.000,00 (496.065.000) 0,79
4. Laba Perusda Pasar - - -
Jumlah 2.020.000.000 1.265.832.478,14 (754.167.522) 62,66
28

4. Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah


Lain-lain pendapatan asli daerah Tahun Anggaran 2007 terdiri atas jasa giro,
sumbangan pihak ketiga dari Kantor Pengelolah Kawasan Bantimurung, sumbangan
pihak ketida dari setda, sumbangan pihak ketiga dari Dinas Pendapatan daerah,
Sumbangan pihak ketiga Hasil hutan kayu dan Non Kayu, Angsuran cicilan kendaraan
bermotor, dan lain-lain pendapatan yang sah dianggarkan sebesar Rp6.128.000.000,00
dengan realisasi sebesar Rp6.985.688.666,00 atau 114,00%.
Tabel 11
Penerimaan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah APBD Tahun Anggaran 2007
APBD TAHUN ANGGARAN 2007 SISA LEBIH /
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH %
PERUBAHAN REALISASI KURANG
1. Jasa Giro Kas Daerah 1.250.000.000 142.438.554 (1.107.561.446) 11,40
2. Sumbangan Pihak Ketiga : 4.663.000.000 4.598.341.560 (64.658.440) 98,61
a. Sumb. Pihak Ketiga Dari ktr. 4.133.000.000 4.583.341.560 450.341.560 110,90
Pengelola Kw. Bt. Murung :
9 Penumpang Pesawat 4.000.000.000 4.436.855.560 436.855.560 110,92
9 Penumpang Taxi Bandara 125.000.000 140.486.000 15.486.000 112,39
9 Kopsidara 8.000.000 6.000.000 (2.000.000) 75,00
9 Kargo Bandara - -
b. Sumb. Pihak Ketiga Dari Setda 465.000.000 - (465.000.000) 0,00
c. Sumb. Pihak Ketiga Dari Dispenda 15.000.000 15.000.000 0,00 100,00
d. Sumb. Pihak Ketiga Hasil Hutan 50.000.000 - (50.000.000) 0,00
Kayu & Non Kayu
3. Angsuran Cicilan Kendaraan 50.000.000 2.150.000 (47.850.000) 4,30
Bermotor
4. Lain - Lain Pendapatan Yang Sah 165.000.000 2.242.758.552 2.077.758.552 1.359,25
Jumlah 6.128.000.000 6.985.688.666 857.688.666 114,00

II. Pendapatan Transfer


Pendapatan dari pos anggaran Transfer untuk Tahun Anggaran 2007 dianggarkan
sebesar Rp411.263.989.040,00 dan terealisasi sebesar Rp380.489.081.926,00 atau
terealisasi sebesar 92,52% Pendapatan Transfer meliputi :
1. Transfer Pemerintah Pusat – Dana Perimbangan
Dana Perimbangan Tahun Anggaran 2007 dianggarkan sebesar Rp379.062.834.536,00
dan terealisasi sebesar Rp365.577.560.538,00 atau 96,44%. Dengan rincian sebagai
berikut :
a. Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
Bagi Hasil Pajak dalam Tahun Anggaran 2007 dianggarkan sebesar
Rp39.424.834.536,00 Dan terealisasi sebesar Rp23.883.370.652,00. Atau terealisasi
hanya sebesar 60,58% dari yang dianggarkan. Sedangkan penerimaan daerah dari
pos pendapatan bagi hasil bukan pajak dianggarkan sebesar Rp4.000.000.000,00
29

dan terealisasi sebesar Rp4.201.162.686,00 Atau 105,03%. Gambaran penerimaan


dana perimbangan daerah yang diperoleh dari bagi hasil pajak dan bagi hasil bukan
pajak dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 12
Bagi Hasil Pajak APBD Tahun Anggaran 2007
APBD TAHUN ANGGARAN 2007 SISA LEBIH /
BAGI HASIL PAJAK %
PERUBAHAN REALISASI KURANG
1. Bagi Dari Hasil Pajak 24.861.467.506 11.153.823.203 (13.707.644.303) 44,86
Bumi Dan Bangunan
2. Bagi Hasil Dari Bea 3.683.302.956 1.146.550.152 (2.536.752.804) 31,13
Perolehan Hak Atas
Tanah Dan Bangunan
3. Bagi Hasil Pajak 3.751.238.946 1.875.619.473 (1.875.619.473) 50,00
Penghasilan (PPH) Pasal
25 Dan Pasl 29 Wajib
Pajak Orang Pribadi
Dalam Negri Dan PPH
Pasal 21
4. Penerimaan PBB 4.723.312.610 7.859.741.834 3.136.429.224 166,40
5. Penerimaan BPHTB 2.405.512.518 1.847.635.990 (557.876.528) 76,81
Jumlah 39.424.834.536 23.883.370.652 (15.541.463.884) 60,58

Tabel 13
Bagi Hasil Bukan Pajak APBD Tahun Anggaran 2007

APBD TAHUN ANGGARAN 2007 SISA LEBIH /


BAGI HASIL BUKAN PAJAK %
PERUBAHAN REALISASI KURANG
1. Bagi Hasil Dari Iuran Hak 10.000.000 - (10.000.000) 0,00
Pengusahaan Hutan
2. Bagi Hasil Dari Provinsi 50.000.000 90.429.053 40.429.053 180,86
Sumber Daya Hutan
3. Bagi Hasil Dari Iuran 5.000.000 - (5.000.000) 0,00
Tetap(Land-rent)
4. Bagi Hasil Dari Iuran 1.200.000.000 2.821.560.758 1.621.560.758 235,13
Eksplorasi Dan Iuran
Eksploitasi(Royaliti)
5. Bagi Hasil Dari Pungutan 450.000.000 - (450.000.000) 0,00
Pengusahaan Perikanan
6. Bagi Hasil Dari Pungutan Hasil 150.000.000 485.473.980 335.473.980 323,65
Perikanan
7. Bagi Hasil Dari Pertambangan 2.135.000.000 803.698.895 (1.331.301.105) 37,64
Minyak Bumi
Jumlah 4.000.000.000 4.201.162.686 201.162.686 105,03

b. Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK)


Dana Alokasi Umum (DAU) pada Tahun Anggaran 2007 terealisasi 100,65% dengan
anggaran setelah perubahan APBD sebesar Rp286.000.000.000,00 dan terealisasi
sebesar Rp287.859.027.200,00. Sedangkan Dana Alokasi Khusus (DAK) pada Tahun
30

Anggaran 2007 dianggarkan sebesar Rp49.638.000.000,00 dan terealisasi sebesar


Rp49.634.000.000,00 atau 99,99%.
Tabel 14
Penerimaan DAU dan DAK APBD Tahun Anggaran 2007
SISA LEBIH /
DAU dan DAK APBD TAHUN ANGGARAN 2007 %
KURANG
PERUBAHAN REALISASI
Dana Alokasi Umum 286.000.000.000 287.859.027.200 1.859.027.200 100,65

Dana Alokasi Khusus 49.638.000.000 49.634.000.000 (4.000.000) 99,99

Jumlah 335.638.000.000 337.493.027.200 1.855.027.200 100,55

2. Lain-Lain Penerimaan Yang Sah


Lain-lain penerimaan yang sah dalam Tahun Anggaran 2007 dalam hal ini termasuk di
dalamnya penerimaan daerah dari Pos Anggaran Transfer Pemerintah Pusat-Lainnya
(Dana Otonomi Khusus dan Dana Penyesuaian) sebesar Rp4.400.000.000,00, Pos
Anggaran Transfer Pemerintah Provinsi (Pendapatan bagi hasil pajak dan Pendapatan
bagi hasil lainnya) sebesar Rp10.511.521.388,00, serta Pos Anggaran Lain-lain
pendapatan yang sah (Pendapatan hibah, Pendapatan dana darurat, Pendapatan
lainnya) sebesar Rp9.863.406.819,00 dengan total anggaran sebesar
Rp50.730.022.692,00 dan terealisasi sebesar Rp24.774.928.207,00 atau hanya 48,84%
dari total anggaran.
Tabel 15
Lain-Lain Penerimaan Yang Sah Tahun Anggaran 2007
LAIN-LAIN PENERIMAAN APBD TA 2007 SISA LEBIH /
%
YANG SAH PERUBAHAN REALISASI KURANG
1. Transfer Pemerintah Pusat – 4.400.000.000 4.400.000.000 0 100
Lainnya 4.400.000.000 4.400.000.000
a. Dana Otonomi Khusus
b. Dana Penyesuaian
2. Transfer Pemerintah Provinsi 24.156.154.504 10.511.521.388 13.644.633.116 43,51
a. PBB – KB 12.619.763.280 5.523.914.918
b. PKB – BNKB 3.863.300.521
c. Pajak ABT – APT 639.515.764
d. Penyisihan Penerimaan PBB 375.763.280
e. Dana Pengembalian Temuan 9.850.000.000 27.630.500
BPK
f. Pengembalian Kelebihan 1.686.391.224 81.396.405
Pembayaran Taspen
3. Pos Anggaran Lain-Lain 22.173.868.188 9.863.406.819 12.310.461.369 44,48
Pendapatan yang Sah
a. Dana Bantuan EIRTP Tahap 12.528.868.188 4.263.406.819
I dan II (Pendapatan Hibah)
b. Restitusi Pajak 2.000.000.000 0
31

c. Dana Pengembalian TP/TGR 1.645.000.000 0


Pasar Sentral Maros
d. Bantuan Pemerintah Provinsi 2.000.000.000 1.600.000.000
e. Bencana Alam (Pendapatan 4.000.000.000 4.000.000.000
Dana Darurat)
Jumlah 50.730.022.692 24.774.928.207 25.955.094.485 48,84

Tabel 16
Realisasi Pendapatan Daerah Berdasarkan SKPD
APBD Tahun Anggaran 2007

NO SKPD ANGGARAN REALISASI SISA LEBIH %


1 DINAS PENDIDIKAN
2 DINAS KESEHATAN 150.000.000,00 145.326.610,00 4.673.390,00 96,88
3 RSUD 1.500.000.000,00 1.460.964.724,00 39.035.276,00 97,40
4 DINAS PU 200.000.000,00 28.100.000,00 171.900.000,00 14,05
5 DINAS TATA RUANG 1.250.000.000,00 829.219.200,00 420.780.800,00 66,34
6 BAPPEDA
7 DINAS PERHUBUNGAN 580.000.000,00 427.285.500,00 152.714.500,00 73,67
8 BAPEDALDA 68.000.000,00 56.300.000,00 11.700.000,00 82,79
9 KANTOR KEBERSIHAN 60.000.000,00 52.921.400,00 7.078.600,00 88,20
10 DINAS KEPENDUDUKAN & 170.000.000,00 243.270.500,00 (73.270.500,00) 143,10
TENAGA KERJA
11 BKKBN
12 DINAS KESOS 875.000,00 1.020.000,00 (145.000,00) 116,57
13 BADAN KESBANG
14 KANTOR SATUAN POL PP
15 DPRD
16 KDH dan Wakil KDH
17 SEKRETARIAT DAERAH 434.151.557.228,00 394.457.867.957,14 39.693.689.270,86 90,86
18 SEKRETARIAT DPRD
19 KANTOR PEMBINAAN DAN
SDM & LITBANG
20 BAWASDA
21 DINAS PENDAPATAN 8.714.000.000,00 7.832.408.316,00 881.591.684,00 89,88
22 KEC. MAROS BARU
23 KEC. MANDAI
24 KEC. BANTIMURUNG
25 KEC. CAMBA
26 KEC. MALLAWA
27 KEC. TANRALILI
28 KEC. BONTOA
29 KEC. TURIKALE
30 KEC. MARUSU
31 KEC. LAU
32 KEC. CENRANA
33 KEC. MONCONGLOE
34 KEC. TOMPOBULU
35 KEC. SIMBANG
36 BKD
37 KANTOR P M D
38 BADAN DATA & INFORMASI
39 KANTOR PELAYANAN
TERPADU SATU ATAP
40 DINAS TANAMAN PANGAN
41 DINAS PERKEBUNAN 60.000.000,00 77.629.300,00 (17.629.300,00) 129,38
42 BADAN KETAHANAN PANGAN
43 DINAS PERTAMBANGAN DAN 25.000.000,00 27.665.000,00 (2.665.000,00) 110,66
ENERGI
44 KANTOR PARIWISATA 15.000.000,00 7.033.000,00 7.967.000,00 46,89
32

45 PENGELOLA KHUSUS 7.633.000.000,00 8.153.405.250,00 (520.405.250,00) 106,82


BANDARA BANTIMURUNG
46 DINAS PERIKANAN DAN 212.500.000,00 157.704.600,00 54.795.400,00 74,21
KELAUTAN
47 DINAS PERINDUSTRIAN DAN 70.000.000,00 104.960.750,00 (34.960.750,00) 149,94
PERDAGANGAN
JUMLAH 454.859.932.228,00 414.063.082.107,14 40.796.850.120,86 91,03

5.1.2. Belanja
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2007 seperti halnya
dengan tahun sebelumnya disusun dengan tetap berdasarkan pada prinsip efisiensi dan
efektifitas yang diarahkan untuk lebih memperbesar dukungan dana dalam rangka
menunjang aktivitas dan dinamika Pemerintahan, pembangunan dan pembinaan
kemasyarakatan.
Dengan tetap berpegang teguh pada kebijaksanaan pokok tersebut, maka
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2007 terus diusahakan
peningkatan pendapatan Daerah secara optimal, sehingga tersedia dana untuk
membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan
kemasyarakatan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka belanja yang direncanakan sebesar
Rp506.064.243.781,34,00 dan terealisasi sebesar Rp412.679.591.342,75,00. Atau
81,55%. Rincian Perhitungan Anggaran Belanja Tahun Anggaran 2007 di atas jika
dikelompokkan ke dalam Bagian Belanja dan realisasi belanja per Satuan Perangkat Kerja
Daerah maka dapat dilihat pada tabel 17 dan 18 berikut ini :
Tabel 17
Alokasi Belanja Menurut Bagian Belanja APBD
Tahun Anggaran 2007
Anggaran Setelah Bertambah/
Uraian Realisasi %
Perubahan (Berkurang)
BELANJA 506.064.243.781,34 412.679.591.342,75 93.384.652.438,59 81,55
BELANJA OPERASI 317.217.799.289,93 322.663.365.394,75 (5.445.566.104,82) 101,72
Belanja Pegawai 194.044.527.979,00 230.324.387.067,00 (36.279.859.088,00) 118,70
Belanja Barang dan Jasa 81.148.262.804,57 56.603.292.456,75 24.544.970.347,82 69,75
Belanja Bunga 2.000.816.500,00 1.756.230.000,00 244.586.500,00 87,78
Belanja Subsidi 0,00 0,00 0,00 #DIV/0!
Belanja Hibah 0,00 0,00 0,00 #DIV/0!
Belanja Bantuan Sosial 27.574.072.918,36 24.755.800.063,00 2.818.272.855,36 89,78
Belanja Bantuan Keuangan 12.450.119.088,00 9.223.655.808,00 3.226.463.280,00 74,08

BELANJA MODAL 185.754.380.491,41 88.645.082.948,00 97.109.297.543,41 47,72


Belanja Tanah 14.143.653.502,00 5.425.018.236,00 8.718.635.266,00 38,36
Belanja Peralatan dan Mesin 49.867.599.626,01 21.559.804.834,00 28.307.794.792,01 43,23
Belanja Gedung dan Bangunan 33.215.496.205,80 17.570.869.978,00 15.644.626.227,80 52,90
Belanja jalan, Irigasi, Jaringan 81.936.451.157,60 41.108.601.052,00 40.827.850.105,60 50,17
33

Belanja Aset Tetap Lainnya 4.978.776.000,00 2.621.645.848,00 2.357.130.152,00 52,66


Belanja Aset Lainnya 1.612.404.000,00 359.143.000,00 1.253.261.000,00 22,27

BELANJA TIDAK TERDUGA 3.092.064.000,00 1.371.143.000,00 1.720.921.000,00 44,34


Belanja Tidak Terduga 3.092.064.000,00 1.371.143.000,00 1.720.921.000,00 44,34

JUMLAH 506.064.243.781,34 412.679.591.342,75 93.384.652.438,59 81,55


Tabel 18
Alokasi Belanja Menurut Unit Kerja
Tahun Anggaran 2007
NO SKPD ANGGARAN REALISASI SISA LEBIH %
1 DINAS PENDIDIKAN 111.268.369.258,00 105.536.396.264,00 5.731.972.994,00 94,85
2 DINAS KESEHATAN 28.529.115.855,00 24.170.083.530,00 4.359.032.325,00 84,72
3 RSUD 17.792.685.634,28 8.614.326.652,00 9.178.358.982,28 48,41
4 DINAS PEKERJAAN UMUM 71.311.289.237,89 34.203.745.056,00 37.107.544.181,89 47,96
5 DINAS TATA RUANG 11.020.474.413,00 5.316.568.885,00 5.703.905.528,00 48,24
6 BAPPEDA 5.736.119.225,00 4.242.908.078,00 1.493.211.147,00 73,97
7 DINAS PERHUBUNGAN 2.023.726.367,00 1.909.325.939,00 114.400.428,00 94,35
8 BAPEDALDA 2.294.865.995,29 1.781.869.227,00 512.996.768,29 77,65
9 KANTOR KEBERSIHAN 2.934.378.583,00 2.369.026.130,00 565.352.453,00 80,73
10 DINAS KEPENDUDUKAN & 1.561.743.561,00 1.372.413.945,00 189.329.616,00 87,88
TENAGA KERJA
11 BKKBN 3.490.234.274,00 3.648.865.582,00 (158.631.308,00) 104,55
12 DINAS KESOS 2.042.846.260,00 1.653.388.172,00 389.458.088,00 80,94
13 BADAN KESBANG 2.590.055.515,00 1.859.938.401,00 730.117.114,00 71,81
14 KANTOR SATUAN POL PP 2.131.272.464,00 1.337.877.245,00 793.395.219,00 62,77
15 DPRD 6.144.224.833,00 6.317.817.927,00 (173.593.094,00) 102,83
16 KDH dan Wakil KDH 689.797.716,00 324.800.000,00 364.997.716,00 47,09
17 SEKRETARIAT DAERAH 130.827.079.748,30 128.235.024.943,75 2.592.054.804,55 98,02
18 SEKRETARIAT DPRD 6.408.499.240,00 5.252.865.953,00 1.155.633.287,00 81,97
19 KANTOR PEMBINAAN DAN 3.734.326.926,00 2.317.049.426,00 1.417.277.500,00 62,05
SDM & LITBANG
20 BAWASDA 2.197.972.802,00 2.080.119.775,00 117.853.027,00 94,64
21 DINAS PENDAPATAN 4.210.646.099,00 3.825.478.493,00 385.167.606,00 90,85
22 KEC. MAROS BARU 1.094.020.239,00 995.971.515,00 98.048.724,00 91,04
23 KEC. MANDAI 1.529.814.902,00 1.428.189.606,00 101.625.296,00 93,36
24 KEC. BANTIMURUNG 1.011.105.956,11 990.160.070,00 20.945.886,11 97,93
25 KEC. CAMBA 1.043.437.786,00 964.275.236,00 79.162.550,00 92,41
26 KEC. MALLAWA 740.328.323,00 723.945.184,00 16.383.139,00 97,79
27 KEC. TANRALILI 726.624.095,00 716.520.919,00 10.103.176,00 98,61
28 KEC. BONTOA 642.747.823,00 623.976.846,00 18.770.977,00 97,08
29 KEC. TURIKALE 1.592.977.221,00 1.613.211.564,00 (20.234.343,00) 101,27
30 KEC. MARUSU 628.019.237,00 579.629.200,00 48.390.037,00 92,29
31 KEC. LAU 1.275.223.014 1.237.967.935 37.255.079 97,08
32 KEC. ENRANA 357.720.000,00 248.138.750,00 109.581.250,00 69,37
33 KEC. MONCONGLOE 357.720.000,00 370.680.000,00 (12.960.000,00) 103,62
34 KEC. TOMPOBULU 587.519.815,00 605.013.288,00 (17.493.473,00) 102,98
35 KEC. SIMBANG 558.036.094,00 391.531.547,00 166.504.547,00 70,16
36 BKD 4.110.922.652,00 2.860.213.577,00 1.250.709.075,00 69,58
37 KANTOR P M D 21.086.607.940,00 16.772.060.720,00 4.314.547.220,00 79,54
38 BADAN DATA & INFORMASI 3.501.647.128,00 2.439.930.610,00 1.061.716.518,00 69,68
39 KANTOR PELAYANAN 3.482.030.542,00 743.294.500,00 2.738.736.042,00 21,35
TERPADU SATU ATAP
40 DINAS TANAMAN PANGAN 5.874.359.274,00 4.119.453.576,00 1.754.905.698,00 70,13
41 DINAS PERKEBUNAN 5.111.849.384,03 3.588.511.567,00 1.523.337.817,03 70,20
42 BADAN KETAHANAN 7.136.963.608,03 6.850.762.907,00 286.200.701,03 95,99
PANGAN
43 DINAS PERTAMBANGAN 4.757.896.377,00 2.606.667.858,00 2.151.228.519,00 54,79
DAN ENERGI
44 KANTOR PARIWISATA 2.091.145.605,00 1.841.565.088,00 249.580.517,00 88,06
34

45 PENGELOLA KHUSUS 6.835.857.423,00 3.755.278.488,00 3.080.578.935,00 54,94


BANDARA BANTIMURUNG
46 DINAS PERIKANAN DAN 8.014.503.052,41 6.788.492.287,00 1.226.010.765,41 84,70
KELAUTAN
47 DINAS PERINDUSTRIAN 2.975.442.284,00 2.454.258.881,00 521.183.403,00 82,48
DAN PERDAGANGAN
JUMLAH 506.064.243.781,34 412.679.591.342,75 93.384.652.438,59 81,55
5.1.3. Pembiayaan
Tabel 14
Alokasi Pembiayaan Penerimaan Daerah Dan Pengeluaran Daerah
Tahun Anggaran 2006
Anggaran Setelah Bertambah/
Uraian Realisasi %
Perubahan (Berkurang)
PEMBIAYAAN
PENERIMAAN DAERAH 119.848.167.516,33 24.851.441.538,09 94.996.725.978,24 20,74
Pengguna Sisa Lebih
18.376.375.224,09 76.563.538,09 18.299.811.686,00 0,42
Perhitungan Anggaran ( SILPA )
Pencairan Dana Cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan
Daerah Yang dipisahkan
Penerimaan Pinjaman Daerah 101.471.792.292,24 24.774.878.000,00 76.696.914.292,24 24,42
Penerimaan kembali Pemberian
Pinjaman Daerah
Penerimaan Piutang Daerah

JUMLAH 119.848.167.516,33 24.851.441.538,09 94.996.725.978,24 20,74


PENGELUARAN DAERAH 65.999.455.963,00 49.163.292.849,00 16.836.163.114,00 74,49
Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal ( Investasi )
3.098.879.858,00 0,00 3.098.879.858,00 0,00
Pemerintah Daerah
Pembayaran Pokok Utang 62.900.576.105,00 49.163.292.849,00 13.737.283.256,00 78,16
Pemberian Pinjaman Daerah 0,00 0,00 0,00

JUMLAH 65.999.455.963,00 49.163.292.849,00 16.836.163.114,00 74,49


PEMBIAYAAN NETTO 53.848.711.553,33 (24.311.851.310,91) 78.160.562.864,24 (45,15)

Sisa Lebih Pembiayaan


2.644.399.999,99 (22.928.360.546,52)
Anggaran ( SILPA )

5.1.4. Aset
ASET 1.179.286.469.656,68
ASET LANCAR 21.299.160.274,09
Kas 21.299.160.274,09
Kas di Kas Daerah 21.299.160.274,09
Kas di Bendahara Penerimaan 0,00
Kas di Bendahara Pengeluaran 0,00
Investasi Jangka Pendek 0,00
Piutang 0,00
Piutang Pajak 0,00
Piutang Retribusi 0,00
Piutang Dana Bagi Hasil 0,00
Piutang Dana Alokasi Umum 0,00
Piutang Dana Alokasi Khusus 0,00
Bagian Lancar Pinjaman Kepada BUMD 0,00
35

Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran 0,00


Bagian Lancar Tuntutan Ganti Kerugian Daerah 0,00
Piutang Lain-lain 0,00
Persediaan 0,00

Investasi Jangka Panjang 0,00


Investasi Nonpermanen 0,00
Pinjaman Kepada Perusahaan Negara 0,00
Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah 0,00
Pinjaman Kepada Pemerintah Daerah Lainnya 0,00
Investasi Dalam Surat Utang Negara 0,00
Investasi Dana Bergulir 0,00
Investasi Nonpermanen Lainnya 0,00
Invesatsi Permanen 0,00
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 0,00
Penyertaan Modal dalam Proyek Pembangunan 0,00
Penyertaan Modal Perusahaan Patungan 0,00
Investasi Permanen Lainnya 0,00
ASET TETAP 1.157.632.990.745,59
Tanah 390.225.518.236,00
Tanah 390.225.518.236,00
Peralatan dan Mesin 66.278.740.317,59
Alat-alat Berat 2.517.243.300,00
Alat-alat Angkutan 34.809.023.386,00
Alat Bengkel 549.968.000,00
Alat Pertanian dan Peternakan 414.780.747,00
Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga 15.931.078.650,69
Alat Studio dan Komunikasi 468.245.300,00
Alat Ukur 0,00
Alat-alat Kedokteran 11.281.980.933,90
Alat Laboratorium 216.420.000,00
Alat Keamanan 90.000.000,00
Gedung dan Bangunan 190.084.365.978,00
Bangunan Gedung 189.833.865.978,00
Bangunan Monumen 250.500.000,00
Jalan, Irigasi dan Jaringan 508.097.720.052,00
Jalan dan Jembatan 422.031.009.822,00
Bangunan Air (Irigasi) 85.706.260.310,00
Instalasi 360.449.920,00
Jaringan 0,00
Aset Tetap Lainnya 2.946.646.162,00
Buku dan Perpustakaan 2.413.744.728,00
Barang Bercorak Kesenian / Kebudayaan 458.201.434,00
Hewan / Ternak dan Tumbuhan 74.700.000,00
Konstruksi Dalam Pengerjaan 0,00
Konstruksi Dalam Pengerjaan 0,00
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 0,00
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 0,00
DANA CADANGAN 0,00
Dana Cadangan 0,00
36

ASET LAINNYA 354.318.637,00


Tagihan Penjualan Angsuran 0,00
Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah 0,00
Kemitraan dengan Pihak Ketiga 0,00
Aset Tak Berwujud 0,00
Aset Lain-lain 354.318.637,00
5.1.5. Kewajiban

KEWAJIBAN 24.774.878.000,00
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 24.774.878.000,00
Utang Perhitungan Fihak Ketiga 0,00
Utang Bunga 0,00
Utang Pajak 0,00
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Dalam Negeri 0,00
Pendapatan Diterima Dimuka 0,00
Utang Jangka Pendek Lainnya 24.774.878.000,00
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 0,00
Utang Dalam Negeri 0,00
Utang Luar Negeri 0,00
Utang Jangka Panjang Lainnya 0,00

5.1.6. Ekuitas Dana


EKUITAS DANA 1.154.511.591.656,68
Ekuitas Dana Lancar (3.475.717.725,91)
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) 21.299.160.274,09
Cadangan Piutang 0,00
Cadangan Persediaan 0,00
Dana yang Harus Disediakan untuk
Pembayaran Utang Jangka Pendek (24.774.878.000,00)
Ekuitas Dana Investasi 1.157.987.309.382,59
Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang 0,00
Diinvestasikan dalam Aset Tetap 1.157.632.990.745,59
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya 354.318.637,00
Dana yang Harus Disediakan untuk
Pembayaran Utang Jangka Panjang 0,00
Ekuitas Dana Cadangan 0,00
Diinvestasikan dalam Dana Cadangan 0,00

5.1.7. Komponen-Komponen Laporan Arus Kas


a. Arus Kas Aktivitas Operasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
ARUS KAS MASUK : 414.063.082.107,14
Pajak Daerah 7.457.889.316,00
Retribusi Daerah 8.001.182.902,00
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 1.265.832.478,14
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 6.985.688.666,00
Dana Bagi Hasil Pajak 23.883.370.652,00
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) 4.201.162.686,00
Dana Alokasi Umum 287.859.027.200,00
37

Dana Alokasi Khusus 49.634.000.000,00


Dana Otonomi Khusus 4.400.000.000,00
Dana Penyesuaian 0,00
Pendapatan Bagi Hasil Pajak 10.511.521.388,00
Pendapatan Bagi Hasil Lainnya 0,00
Hibah 4.263.406.819,00
Dana Darurat 4.000.000.000,00
Pendapatan Lainnya 1.600.000.000,00
ARUS KAS KELUAR 324.034.508.394,75
Belanja Pegawai 230.324.387.067,00
Belanja Barang dan Jasa 56.603.292.456,75
Belanja Bunga 1.756.230.000,00
Belanja Subsidi 0,00
Belanja Hibah 0,00
Belanja Bantuan Sosial 24.755.800.063,00
Belanja Bantuan Keuangan 9.223.655.808,00
Belanja Tidak Terduga 1.371.143.000,00
Belanja Bagi Hasil ke Desa 0,00
ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS OPERASI 90.028.573.712,39

b. Arus Kas Aktivitas Aset Non-Keuangan


ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI ASET NON
KEUANGAN
ARUS KAS MASUK 0,00
Pendapatan Penjualan Atas Tanah 0,00
Pendapatan Penjualan atas Peralatan dan Mesin 0,00
Pendapatan Penjualan atas Gedung dan Bangunan 0,00
Pendapatan Penjualan atas Jalan, Irigasi, dan Jaringan 0,00
Pendapatan dari Penjualan Aset Tetap Lainnya 0,00
Pendapatan dari Penjualan Aset Lainnya 0,00
ARUS KAS KELUAR 88.645.082.948,00
Belanja Tanah 5.425.018.236,00
Belanja Peralatan dan Mesin 21.559.804.834,00
Belanja Gedung dan Bangunan 17.570.869.978,00
Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan 41.108.601.052,00
Belanja Aset Tetap Lainnya 2.621.645.848,00
Belanja Aset Lainnya 359.143.000,00
ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS INVESTASI ASET (88.645.082.948,00)
NON KEUANGAN

c. Arus Kas Aktivitas Pembiayaan


ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN
ARUS KAS MASUK 24.774.878.000,00
Pencairan Dana Cadangan 0,00
Hasil Penjualan Aset/Kekayaan Daerah Yang
dipisahkan 0,00
Penerimaan Pinjaman Daerah dan Obligasi 24.774.878.000,00
Penerimaan kembali Pinjaman 0,00
Penerimaan Piutang Daerah 0,00
38

ARUS KAS KELUAR 49.163.292.849,00


Pembentukan Dana Cadangan 0,00
Penyertaan Modal ( Investasi ) Pemerintah
Daerah 0,00
Pembayaran Pokok Utang Pinjaman dan
Obligasi 49.163.292.849,00
Pemberian Pinjaman 0,00
ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN 24.388.414.849,00

d. Arus Kas Dari Aktivitas Non Anggaran


ARUS KAS DARI AKTIVITAS NONANGGARAN
ARUS KAS MASUK 13.476.546.714,00
Penerimaan Perhitungan Pihak Ketiga 13.476.546.714,00
ARUS KAS KELUAR 12.105.949.823,00
Pengeluaran Perhitungan Pihak Ketiga 12.105.949.823,00
ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS NONANGGARAN (1.370.596.891,00)

Pengungkapan atas Pos-pos aset dan kewajiban


Pembayaran utang pokok yang terjadi selama tahun 2007 sebesar
Rp49.163.292.849,00. Terhadap transaksi tersebut Pemda Kabupaten Maros belum
mencatat dalam neraca sebagai transaksi sehingga catatan maupun bukti-bukti masih
dalam proses sampai tanggal pelaporan.
39
GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN

1. Dasar Hukum Pemeriksaan


a. Pasal 31 UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
b. Pasal 56 UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
c. Pasal 2 UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara
d. Pasal 1 UU Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan.
e. Rencana Kegiatan Pemeriksaan (RKP) BPK RI Tahun Anggaran 2008.

2. Tujuan Pemeriksaan
Tujuan pemeriksaan LKPD Tahun Anggaran 2007 adalah untuk memberikan opini
atas tingkat kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan
yang didasarkan pada kriteria:
a. Kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
b. Kecukupan pengungkapan (adequate disclosures).
c. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.
d. Efektivitas sistem pengendalian intern.

3. Sasaran Pemeriksaan
Pemeriksaan LKPD Tahun Anggaran 2007 meliputi pengujian atas :
a. Efektivitas desain dan inmplementasi sistem pengendalian intern termasuk
pertimbangan hasil pemeriksaan sebelumnya;
b. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. Penyajian saldo akun-akun dan transaksi-transaksi pada Laporan Realisasi
Anggaran (LRA) dan Laporan Arus Kas Tahun Anggaran 2007 sesuai dengan
SAP;
d. Penyajian saldo akun-akun dalam neraca per 31 Desember 2007;
e. Pengungkapan informasi keuangan pada Catatan Atas Laporan Keuangan.

4. Standar Pemeriksaan
Peraturan BPK RI Nomor 01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan
Negara (SPKN).
40
5. Metode Pemeriksaan
Metodologi pemeriksaan atas LKPD Tahun Anggaran 2007 meliputi perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan, yaitu sebagai berikut :

a. Perencanaan Pemeriksaan

1) Pemahaman Entitas dan Sistem Pengendalian Intern


Pemahaman atas entitas dan sistem pengendalian intern diperoleh dari
laporan hasil pemeriksaan sebelumnya, laporan hasil pemeriksaan interim,
catatan atas laporan keuangan yang diperiksa, pemantauan tindak lanjut,
dan database yang telah dimiliki serta peraturan atau kebijakan
tertulis/formal kepala daerah terkait.

Pemahaman atas entitas tersebut meliputi pemahaman atas latar


belakang/dasar hukum pendirian pemerintah daerah, kegiatan utama entitas
termasuk sumber pendapatan daerah, lingkungan yang mempengaruhi,
pejabat terkait sampai dengan dua tingkat vertikal ke bawah di bawah kepala
daerah, dan kejadian luar biasa yang berpengaruh terhadap pengelolaan
keuangan daerah.

Dengan pemahaman entitas dan sistem pengendalian intern, dapat


diidentifikasi kelemahan-kelemahan signifikan atau area-area kritis yang
memerlukan perhatian mendalam, sehingga membantu untuk (1)
mengidentifikasi jenis potensi kesalahan, (2) mempertimbangkan faktor-
faktor yang mempengaruhi risiko salah saji yang material, (3) mendesain
pengujian sistem pengendalian intern, dan (4) mendesain prosedur pengujian
substantif.

2) Pertimbangan Hasil Pemeriksaan Sebelumnya


Pemeriksa mempertimbangkan hasil pemeriksaan dan tindak lanjut hasil
pemeriksaan sebelumnya. Pemeriksa meneliti pengaruh hasil pemeriksaan
sebelumnya dan tindak lanjutnya terhadap LKPD yang diperiksa, terutama
terkait dengan kemungkinan temuan-temuan pemeriksaan yang berulang dan
keyakinan pemeriksa atas saldo awal akun atau perkiraan pada neraca yang
diperiksa.
41
3) Penentuan Tingkat Materialitas
Pertimbangan atas tingkat materialitas meliputi kegiatan: (1) Penetapan
Tingkat Materialitas Individual (Individual Materiality/IM) dan (2) Penetapan
Materialitas Agregat (Agregate Materiality/AM). IM merupakan tingkat
materialitas pada keseluruhan laporan keuangan, sementara AM merupakan
materialitas pada tingkat transaksi akun.

Untuk pemeriksaan LKPD Tahun 2007, IM ditetapkan sebesar 5% dari total


realisasi belanja. Sedangkan AM ditetapkan sebesar 2% dari IM.

4) Penentuan Metode Uji Petik


Penentuan metode uji petik berdasarkan pertimbangan profesional pemeriksa
dengan memperhatikan beberapa aspek antara lain :
a) Tingkat risiko
Jika hasil pengujian SPI disimpulkan pengendalian intern suatu akun
lemah, maka sampel untuk pengujian substantif atas akun tersebut harus
lebih besar. Jika akun-akun tertentu mempunyai risiko bawaan (inherent
risk) yang lebih tinggi dari akun-akun lainnya, maka sampel untuk
pengujian substantif untuk akun-akun tersebut harus lebih besar.
b) Tingkat materialitas yang telah ditentukan. Jika tingkat materialitas kecil,
maka sampel yang diambil harus lebih besar dan begitu juga sebaliknya.
c) Jumlah sampel tidak hanya didasarkan pada nilai saldo akun, tetapi
memperhatikan transaksi-transaksi yang membentuk saldo tersebut. Saldo
akun yang kecil bisa dibentuk dari transaksi-transaksi positif dan negatif
yang besar.
d) Cost and benefit, manfaat uji petik atas suatu transaksi atau saldo akun
harus lebih besar dari biaya pengujian tersebut.

b. Pelaksanaan Pemeriksaan

1) Pengujian Analitis
Pengujian analitis dalam pelaksanaan pemeriksaan dilakukan dengan (1)
Analisa Data, (2) Analisa Rasio dan Tren, sesuai dengan area yang telah
ditetapkan sebagai uji petik.

Pengujian analitis terinci ini diharapkan dapat membantu untuk menemukan


42
hubungan logis penyajian akun pada LKPD dan menilai kecukupan
pengungkapan atas setiap perubahan pada pos/akun/unsur pada laporan
keuangan yang diperiksa, serta membantu menentukan area-area signifikan
dalam pengujian sistem pengendalian intern dan pengujian substantif atas
transaksi dan saldo.

2) Pengujian Pengendalian
Petunjuk pengujian pengendalian meliputi pengujian yang dilakukan terhadap
efektivitas desain dan implementasi sistem pengendalian intern dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD. Dalam pengujian desain sistem
pengendalian intern, pemeriksa mengevaluasi apakah sistem pengendalian
intern telah didesain secara memadai dan dapat meminimalisasi secara relatif
salah saji dan kecurangan. Sementara, pengujian implementasi sistem
pengendalian intern dilakukan dengan melihat pelaksanaan pengendalian
pada kegiatan atau transaksi yang dilakukan oleh pemerintah daerah.

Pengujian sistem pengendalian intern merupakan dasar pengujian substantif


selanjutnya. Pengujian tersebut dilakukan baik pada saat pemeriksaan
interim, maupun pemeriksaan laporan keuangan.

3) Pengujian Substantif atas transaksi dan saldo


Pengujian substantif meliputi pengujian atas transaksi dan saldo-saldo
akun/perkiraan serta pengungkapannya dalam laporan keuangan yang
diperiksa. Pengujian tersebut dilakukan setelah pemeriksa memperoleh LKPD
(unaudited) dan dilakukan untuk meyakini asersi manajemen atas LKPD,
yaitu: (1) keberadaan dan keterjadian, (2) kelengkapan, (3) hak dan
kewajiban, (4) penilaian dan pengalokasian, serta (5) penyajian dan
pengungkapan.

c. Pelaporan
Setelah melakukan pengujian terinci di atas, pemeriksa menyimpulkan hasil
pemeriksaan dan dituangkan dalam laporan hasil pemeriksaan.
43

6. Jangka Waktu Pemeriksaan


Jangka waktu pemeriksaan selama 30 hari (dari tanggal 5 Juli s.d. tanggal 3 Agustus
2008).

7. Objek Pemeriksaan
Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2007 dilaksanakan
pada Kabupaten Maros.
BUKU II

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN


REPUBLIK INDONESIA

HASIL PEMERIKSAAN
SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2008

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN


ATAS
SISTEM PENGENDALIAN INTERN

DALAM KERANGKA PEMERIKSAAN

LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
UNTUK TAHUN ANGGARAN 2007

DI

MAROS

AUDITORAT UTAMA KEUANGAN NEGARA VI


PERWAKILAN BPK RI DI MAKASSAR

Nomor : 47b/HP/XIX.MKS/08/2008
Tanggal : 03 Agustus 2008
i

BUKU II
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN
DALAM KERANGKA PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH
KABUPATEN MAROS TAHUN ANGGARAN 2007

Halaman
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….. i
RESUME LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS SISTEM PENGENDALIAN iii
INTERN…………………………………………………………………………..……….

GAMBARAN UMUM SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM SISTEM


AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN
MAROS….. ………………………………………………………………………………. 1

HASIL PEMERIKSAAN ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN …………….. 9


1. Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Maros Tahun Anggaran
2007 tidak sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan ………………………………….. 9
2. Aktiva Tetap yang tercantum dalam Neraca Daerah Kabupaten Maros
sebesar Rp1.157.632.990.745,59 tidak dapat diyakini kewajarannya …………. 12
3. Penatausahaan Buku Kas Umum (BKU) dan Buku Bantu Bendahara Umum
Daerah tidak diselenggarakan secara tertib …………………………………………….. 16
4. Penyusunan APBD Kabupaten Maros Tahun Anggaran 2007 tidak realistis.. 19
5. Realisasi belanja dalam Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Maros Tahun
Anggaran 2007 melampaui Anggaran Setelah Perubahan APBD minimal
sebesar Rp1.252.946.117,40 ………………………………………………………………… 24
6. Terdapat rekening operasional Bendahara Umum Daerah yang tidak
dilaporkan sebagai rekening Kas Daerah ………………………………………………… 27
7. Penerimaan Dana Askes sebesar Rp3.209.673.750,00 dan penggunaan Dana
Askes sebesar Rp1.832.923.411,00 di Tahun Anggaran 2007 tidak dicatat
sebagai pendapatan dan belanja daerah Kabupaten Maros …………………….. 30
8. Terdapat pemindahbukuan rekening DAK ke rekening Kas Daerah lainnya 34
sehingga pencairan DAK Pendidikan terlambat……….……………………………….
9. Pemerintah Kabupaten Maros belum membuat perencanaan dan
pengelolaan kas dengan baik ………………………………………………………………… 40
10. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Maros belum
menyampaikan Surat Pertanggungjawaban minimal sebesar
Rp1.316.481.730,00…………………………………………………………………………….. 44
11. Pembayaran Hutang kepada PT. Bank Sulsel Cabang Maros pada Tahun
Anggaran 2007 sebesar Rp13.175.360.000,00 tidak didasari perikatan/ 47
perjanjian pinjaman ……
12. Pembayaran Hutang Belanja sebesar Rp25.658.710.816,69 di Tahun
Anggaran 2007 tidak didasari pengakuan hutang pada Neraca Tahun
Anggaran 2006 …………………………………………………………………………………….. 50
13. Pinjaman SLA dan RDA yang jatuh tempo sampai dengan Tahun Anggaran
2007 sebesar Rp9.605.593.054,67 tidak dibayar ……………………………………… 55
ii

14. Mekanisme penerbitan dan pembayaran SP2D pada Bagian Keuangan 58


Sekretariat Daerah tidak sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 ………………………………………………………………………………………..…
15. Mekanisme Belanja Bantuan Sosial pada Bagian Keuangan Sekretariat
Daerah tidak sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006……………………………………………………………………………….……………………. 61
16. Penatausahaan Perhitungan Fihak Ketiga tidak tertib ……………………………….. 64
17. Belanja Barang dan Jasa Bahan Bakar Minyak (BBM) di Sekretariat Daerah
Kabupaten Maros diterima secara tunai sebesar Rp418.304.000,00 …………… 69

LAMPIRAN - LAMPIRAN

1. Daftar realisasi belanja yang melampaui anggaran


2. Daftar mutasi pendebetan dari rekening DAK ke rekening kasda lainnya
3a. Laporan Realisasi Fisik dan Keuangan (Alat Peraga) Proyek Pembangungan
dan Rehabilitasi Gedung SD/MI Lingkup Dinas Pendidikan Kabupaten Maros
per 31 Desember 2007
3b. Laporan Realisasi Fisik dan Keuangan (Pembangunan Fisik) Proyek
Pembangungan dan Rehabilitasi Gedung SD/MI Lingkup Dinas Pendidikan
Kabupaten Maros per 31 Desember 2007
4. Daftar penyampaian SPJ SKPD
5. Rekapitulasi Potongan PFK Tahun Anggaran 2007
iii

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN


REPUBLIK INDONESIA

RESUME LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS


SISTEM PENGENDALIAN INTERN

Berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan


dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006
tentang Badan Pemeriksa Keuangan, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
(BPK RI) telah memeriksa Neraca Pemerintah Kabupaten Maros per 31 Desember
2007, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan
Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut.

Untuk memperoleh keyakinan memadai, apakah laporan keuangan bebas dari salah saji
material, Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang ditetapkan oleh BPK RI
mengharuskan BPK RI melaksanakan pengujian atas sistem pengendalian intern
Pemerintah Kabupaten Maros. Sistem pengendalian intern merupakan tanggung jawab
Pemerintah Kabupaten Maros. Namun, tujuan pemeriksaan BPK-RI atas laporan
keuangan tidak untuk menyatakan pendapat atas keseluruhan sistem pengendalian
intern tersebut. Oleh karena itu, BPK-RI tidak menyatakan suatu pendapat seperti itu.

Sistem pengendalian intern Pemerintah Kabupaten Maros terkait dengan laporan


keuangan merupakan suatu proses yang didesain untuk memberikan keyakinan
memadai atas keandalan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan. Pengendalian intern tersebut meliputi berbagai kebijakan dan prosedur
yang: (1) terkait dengan catatan keuangan; (2) memberikan keyakinan yang memadai
bahwa laporan tersebut telah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan serta
penerimaan dan pengeluaran telah sesuai dengan otorisasi yang diberikan; (3)
memberikan keyakinan yang memadai atas keamanan aset yang berdampak material
pada laporan keuangan. Pemerintah Kabupaten Maros bertanggung jawab untuk
mengatur dan menyelenggarakan pengendalian tersebut.
iv

SPKN mengharuskan BPK RI untuk mengungkapkan kelemahan dalam sistem


pengendalian intern atas pelaporan keuangan. Kelemahan dalam sistem pengendalian
intern atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Maros yang ditemukan BPK RI
adalah sebagai berikut:

1. Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Maros Tahun Anggaran 2007


tidak sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan.
2. Aktiva Tetap yang tercantum dalam Neraca Daerah Kabupaten Maros sebesar
Rp1.157.632.990.745,59 tidak dapat diyakini kewajarannya.
3. Penatausahaan Buku Kas Umum (BKU) dan Buku Bantu Bendahara Umum Daerah
tidak diselenggarakan secara tertib.
4. Penyusunan APBD Kabupaten Maros Tahun Anggaran 2007 tidak realistis.
5. Realisasi belanja dalam Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Maros Tahun
Anggaran 2007 melampaui Anggaran Setelah Perubahan APBD minimal sebesar
Rp1.252.946.117,40.
6. Terdapat rekening operasional Bendahara Umum Daerah yang tidak dilaporkan
sebagai rekening Kas Daerah.
7. Penerimaan Dana Askes sebesar Rp3.209.673.750,00 dan penggunaan Dana Askes
sebesar Rp1.832.923.411,00 di Tahun Anggaran 2007 tidak dicatat sebagai
pendapatan dan belanja daerah Kabupaten Maros.
8. Terdapat pemindahbukuan rekening DAK ke rekening Kas Daerah lainnya sehingga
pencairan DAK Pendidikan terlambat.
9. Pemerintah Kabupaten Maros belum membuat perencanaan dan pengelolaan kas
dengan baik.
10. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Maros belum menyampaikan
Surat Pertanggungjawaban minimal sebesar Rp1.316.481.730,00.
11. Pembayaran Hutang kepada PT. Bank Sulsel Cabang Maros pada Tahun Anggaran
2007 sebesar Rp13.175.360.000,00 tidak didasari perikatan/perjanjian pinjaman.
12. Pembayaran Hutang Belanja sebesar Rp25.658.710.816,69 di Tahun Anggaran 2007
tidak didasari pengakuan hutang pada Neraca Tahun Anggaran 2006.
13. Pinjaman SLA dan RDA yang jatuh tempo sampai dengan Tahun Anggaran 2007
sebesar Rp9.605.593.054,67 tidak dibayar.
14. Mekanisme penerbitan dan pembayaran SP2D pada Bagian Keuangan Sekretariat
v

Daerah tidak sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006.
15. Mekanisme Belanja Bantuan Sosial pada Bagian Keuangan Sekretariat Daerah tidak
sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006.
16. Penatausahaan Perhitungan Fihak Ketiga tidak tertib.
17. Belanja Barang dan Jasa Bahan Bakar Minyak (BBM) di Sekretariat Daerah
Kabupaten Maros diterima secara tunai sebesar Rp418.304.000,00.

Secara lebih rinci diuraikan dalam hasil pemeriksaan atas sistem pengendalian intern.

Terhadap kelemahan sistem pengendalian intern yang berdampak material kepada


penyajian laporan keuangan telah disajikan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan atas
Laporan Keuangan. Dampak material atas kelemahan sistem pengendalian intern
tersebut diungkapkan sebagai berikut:
1. Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Maros yang terdiri dari Neraca, Laporan
Realisasi APBD, dan Arus Kas tidak ada saling korelasi atau keterkaitan antara satu
laporan dengan laporan lainnya dan tidak dapat diuji dengan uraian sebagai berikut:
a. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) menurut Neraca per 31 Desember
2007 hanya terdiri dari Kas di Kas Daerah sebesar Rp21.299.160.274,09, SILPA
menurut LRA sebesar minus Rp22.928.360.546,52 dan SILPA menurut LAK
sebesar Rp24.401.308.722,39.
b. SILPA Tahun Lalu yang dijadikan menurut Neraca per 31 Desember 2007 tidak
sama dengan SILPA yang disajikan menurut Hasil Pemeriksaan BPK-RI atas
Laporan Keuangan Kabupaten Maros Tahun Anggaran 2006. SILPA Tahun Lalu
yang disajikan menurut Neraca Komparatif per 31 Desember 2007 adalah
Rp21.312.803.574,09 sedangkan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA)
menurut Neraca per 31 Desember 2006 dalam Hasil Pemeriksaan BPK-RI Nomor
64a/HP/XIV.Mks/05/2007 tanggal 26 Mei 2007 sebesar Rp16.132.198.141,97.
Berdasarkan audit atas Laporan Keuangan TA 2006, SILPA tahun lalu tidak
dapat diyakini kewajarannya dan pembiayaan penerimaan SILPA tidak dapat diuji
kewajarannya. Berdasarkan LAK - Arus Kas dari Aktivitas Non Anggaran : Arus
Kas Masuk – Penerimaan Perhitungan Pihak Ketiga sebesar Rp13.476.546.714,00
dan Arus Kas Keluar sebesar Rp12.105.949.823,00 sehingga arus kas bersih dari
aktivitas pembiayaan sebesar Rp1.370.596.891,00. Tidak memadainya
vi

administrasi pengelolaan keuangan daerah atas PFK sehingga penerimaan dan


pengeluaran dari aktivitas pembiayaan - perhitungan PFK tidak dapat diuji
kewajarannya.
2. Neraca per 31 Desember 2007 pada sisi Aktiva menyajikan Saldo Aset lancar sebesar
Rp21.299.160.274,09, yang hanya terdiri dari kas di kas daerah, Aset Tetap sebesar
Rp1.157.632.990.745,59, Aset Lainnya sebesar Rp354.318.637,00 atau Total Aset
seluruhnya sebesar Rp1.179.286.469.656,68, sedangkan pada sisi Pasiva menyajikan
Utang Jangka Pendek sebesar Rp24.774.878.000,00 dan Ekuitas Dana sebesar
Rp1.154.511.591.656,68.
3. Saldo akumulatif Aktiva Tetap sebesar Rp1.157.632.990.745,59, tidak dapat diyakini
kewajarannya. Pencantuman saldo sebesar Rp1.157.632.990.745,59 tersebut dalam
Neraca per 31 Desember 2007 tanpa didukung daftar asset daerah, pembukuan
pada buku besar aktiva tetap dan atau buku pembantu aktiva sehingga tidak
memungkinkan dilaksanakan pengujian atas akun-akun aktiva tetap. Berdasarkan
data yang diperoleh dari Bagian Umum bahwa sebagian besar SKPD tidak
menyampaikan Laporan Hasil Inventarisasi Aset per SKPD, dan tidak melakukan
pemutakhiran data berdasarkan mutasi aset yang terjadi.

Makassar, 03 Agustus 2008


BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Perwakilan BPK RI di Makassar
Penanggung Jawab Pemeriksaan,

Yuan Candra Djaisin, SE, MM, AK, CPA.


Register Negara No. D-17.170
1
GAMBARAN UMUM PENGENDALIAN INTERN
PADA SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH KABUPATEN MAROS

Pembukuan dan penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Maros dilakukan


oleh Sub Bagian Pembukuan Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Maros.
Pembukuan dan penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Maros Tahun Anggaran
2007 diselenggarakan dengan menggunakan sistem pencatatan tunggal atas dasar realisasi
kas. Media pencatatan transaksi yang digunakan adalah Buku Bantu Penerimaan dan Buku
Bantu Pengeluaran (B-IV dan B-V), yang dilaksanakan berdasarkan realisasi penerimaan dan
pengeluaran pada Kas Daerah melalui Surat Tanda Setoran (STS) dan Surat Perintah Pencairan
Dana (SP2D) yang dibukukan pada Buku Kas Umum (B-IX). Hal ini menunjukkan bahwa proses
Pembukuan dan penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Maros Tahun Anggaran
2007 belum mengacu kepada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2005 tentang
Standar Akuntansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13
Tahun 2006 tanggal 15 Mei 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Dalam Tahun Anggaran 2007, Pemerintah Kabupaten Maros belum memiliki Peraturan
Daerah tentang Pokok-pokok Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah maupun
Peraturan Bupati tentang Kebijakan Akuntansi serta Sistem dan Prosedur Akuntansi yang
mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006.
APBD Kabupaten Maros Tahun Anggaran 2007 ditetapkan dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Maros Nomor 3 Tahun 2007 tanggal 8 Januari 2007 dan Perubahan APBD Tahun
Anggaran 2007 yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2007 tanggal
24 Desember 2007.
Berdasarkan pasal 31 ayat (2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tanggal 5 April
2003 tentang Keuangan Negara, Pemerintah Kabupaten Maros telah menyusun Laporan
Keuangan Daerah yang terdiri dari Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Aliran Kas dan
Catatan atas Laporan Keuangan Daerah. Proses penyusunan Laporan Keuangan Daerah masih
dilaksanakan secara tersentralisasi pada Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Maros,
belum dilaksanakan pada tingkat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Pemeriksaan atas
Laporan Keuangan Daerah yang telah disajikan ini menunjukkan ketidakakuratan pencatatan,
2
ketidaklengkapan dokumen pendukung, maupun tidak adanya koneksitas data dan angka dari
masing-masing elemen laporan. Hal ini lebih lanjut diuraikan dalam temuan pemeriksaan.
Gambaran umum pengendalian intern pada Pemerintah Kabupaten Maros dapat
diuraikan sebagai berikut :

1. Lingkungan Pengendalian
a. Integritas dan nilai-nilai etika
Pemerintah Kabupaten Maros dalam penerapan disiplin pegawai telah menetapkan
kebijakan yang memberikan sanksi terhadap pegawai yang melakukan kecurangan atau
ketidakjujuran, dan pemberian penghargaan untuk pegawai yang berprestasi. Hal
tersebut dilaksanakan dengan menerbitkan surat edaran dan sosialisasi kebijakan yang
disampaikan secara rutin kepada seluruh pegawai. Selain itu secara rutin juga
dilaksanakan kegiatan keagamaan yang tujuannya untuk menanamkan nilai etika dan
moral kepada segenap pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Maros. Secara
berkala juga telah dilaksanakan pelatihan dan sosialisasi yang menyangkut pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi.
Namun berdasarkan hasil observasi lapangan, kebijakan ini tidak dijalankan secara
optimal. Masih banyak ditemui kebijakan dan pelaksanaan tugas oleh pegawai dan
pejabat berwenang yang menyimpang dari ketentuan maupun peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Atas kondisi ini tidak ditindaklanjuti dengan pemberian sanksi
yang tegas sehingga berakibat pada ketidaktertiban administratif dari tahun ke tahun.
Pemerintah Kabupaten Maros juga tidak memiliki prosedur formal untuk menetapkan,
merubah atau menghilangkan suatu pengendalian di lingkungan Pemerintah Daerah.
b. Komitmen terhadap kompetensi
Dalam penentuan pegawai yang akan menduduki jabatan atau melaksanakan tugas
tertentu, belum sepenuhnya didasarkan atas latar belakang pendidikan. Hal ini
disebabkan karena keterbatasan sumber daya pada kompetensi tertentu. Juga tidak
adanya pengujian terhadap pegawai yang akan menduduki jabatan atau tugas-tugas
tertentu.
Namun telah diupayakan peningkatan kompetensi ini melalui pendidikan, pelatihan
maupun sosialisasi. Selain itu dalam meningkatkan kemampuan sumber daya manusia,
Pemerintah Kabupaten Maros telah memberikan dukungan kepada pegawai yang akan
melanjutkan pendidikan dalam bentuk pemberian beasiswa/tugas belajar.
3
Hasil observasi atas kompetensi pegawai dalam pelaksanaan tugasnya menunjukkan
bahwa tidak ada korelasi positif antara program peningkatan sumber daya manusia
dengan peningkatan kemampuan teknis pegawai. Masih belum terdapat perubahan
signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dari kegiatan pendidikan, pelatihan,
sosialisasi maupun pemberian beasiswa kepada pegawai.
c. Falsafah dan gaya operasional manajemen
Penyusunan APBD Pemerintah Kabupaten Maros tidak mengikuti kaidah anggaran
kinerja, yang secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Pengalokasian anggaran pendapatan terlalu tinggi (over estimated) dan tidak
berdasarkan atas estimasi potensi pendapatan.
2. Pemerintah Kabupaten Maros mengalokasikan anggaran belanja terlalu tinggi atau
tidak proporsional dengan pendapatan daerah. Hal tersebut ditunjukkan oleh adanya
ketimpangan pada pos-pos belanja dan adanya pos-pos belanja yang tidak dapat
direalisasikan.
3. Hasil evaluasi terhadap APBD, APBD Perubahan dan Laporan Realisasi Anggaran
Tahun Anggaran 2007 diketahui terdapat kesalahan dalam penganggaran belanja
pada beberapa SKPD.
4. Pemerintah Kabupaten Maros tidak mengantisipasi keterbatasan kemampuan
keuangan daerah dalam membiayai aktivitas rutin yang menjadi kewajibannya. Hal
ini tercermin dari besarnya alokasi belanja terealisir untuk kegiatan yang tidak terkait
langsung dengan penyelengaraan pemerintahan maupun pelayanan kepada
masyarakat. Khususnya dengan penganggaran dan realisasi belanja bantuan,
penunjang operasional maupun koordinasi instansi vertikal yang dari tahun ke tahun
terus direalisasikan di atas kemampuan keuangan daerah dari pendapatan asli
daerah. Hal ini mengakibatkan beberapa urusan wajib maupun penyediaan fasilitas
umum dan pemerintahan tidak terealisasi.
Kegiatan yang direncanakan dalam APBD tidak dikoordinasikan secara memadai. Hal ini
terlihat dalam pelaksanaan anggaran, pada beberapa akun pendapatan maupun belanja
terdapat selisih yang signifikan antara realisasi dengan rencana anggaran. Selain itu,
hasil observasi tim menunjukkan bahwa APBD Perubahan tidak didistribusikan dan
disosialisasikan kepada segenap unsur terkait. Yang pada akhirnya mengakibatkan
4
akurasi data pada konsep Laporan Keuangan tidak menggambarkan komitmen anggaran
yang sebenarnya.
Ketidaktaatan atas prosedur dan peraturan yang ada mengindikasikan lemahnya
pengendalian atas pelaksanaan tugas pegawai. Pemerintah Kabupaten Maros tidak
cukup tanggap dan responsif atas saran pihak yang berkompeten. Hal ini terlihat dari
minimnya tindak lanjut atas temuan aparat pengawas internal maupun eksternal. Serta
belum terdapat perubahan signifikan atas rekomendasi perbaikan struktur pengendalian
internal, yang mengakibatkan berlanjutnya ketidaktertiban administrasi.
Selain itu Pemerintah Kabupaten Maros belum memberikan perhatian yang memadai
akan pentingnya keakuratan data akuntansi dan metode akuntansi yang berlaku umum.
Dalam Tahun Anggaran 2007 belum ditetapkan peraturan yang baku tentang pokok-
pokok pengelolaan keuangan daerah, maupun sistem dan prosedur pengelolaan
keuangan daerah. Telah dilaksanakan otomatisasi dalam proses penatausahaan
keuangan, khususnya dalam pengolahan data akuntansi. Namun dalam Tahun Anggaran
2007 sistem pengolahan data akuntansi yang terkomputerisasi tidak dioperasikan secara
optimal.
d. Struktur Organisasi
Telah ditetapkan struktur organisasi dan mekanisme kerja yang menggambarkan tugas
pokok, fungsi, tanggung jawab dan wewenang bagi setiap unit kerja secara memadai.
Kendala yang muncul dalam pelaksanaan, banyak berkaitan dengan kurangnya
koordinasi antar unit kerja, khususnya antara bagian keuangan dengan unit kerja terkait
dalam proses penyusunan laporan keuangan. Unit kerja yang terkait dalam hal
penyusunan laporan keuangan kurang berperan aktif memberikan dukungan data
keuangan (misalnya saldo persediaan, saldo piutang pajak/retribusi, dan pengadaan
asset tetap).
Dalam lingkup Bagian Keuangan Sekretariat Daerah tidak terdapat koordinasi antar
masing-masing fungsi dalam penyajian Laporan Keuangan. Dokumen, data dan laporan
yang mendukung penyajian laporan tidak disampaikan secara lengkap dan tepat waktu
kepada Sub Bagian Pembukuan selaku fungsi akuntansi. Yang menyebabkan penyajian
Laporan Keuangan tidak dapat disajikan secara lengkap, tepat dan akurat.
5
e. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan pihak Pemerintah Daerah
Sudah terjalin komunikasi yang baik dan aktif antara DPRD dengan Pemerintah
Kabupaten Maros. Secara rutin dilaksanakan pembahasan permasalahan di lingkup
Pemerintah Kabupaten Maros.
Namun dari hasil evaluasi atas struktur pengendalian internal dan pengelolaan
administrasi keuangan daerah, tidak dijumpai perbaikan yang signifikan atas
perkembangan kebijakan dan peraturan akuntansi serta laporan keuangan. Yang
tercermin dari ketidaktertiban administratif maupun ketidakpatuhan atas ketentuan yang
berulang dari tahun-tahun sebelumnya.
f. Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
Belum ditetapkan secara formil pembagian tugas untuk masing-masing pegawai, dan
belum seluruhnya dipahami secara baik. Sehingga masih sering ditemui pembagian
tugas atau pembebanan pekerjaan yang tidak merata. Juga tidak adanya sanksi kepada
pegawai yang tidak dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. Selain itu
pelaksanaan tugas tidak sepenuhnya disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi. Masih
ditemui pelaksanaan kegiatan yang dikoordinir oleh unit kerja yang tidak terkait
langsung dengan output kegiatan. Yang berakibat pada tidak terkoordinasinya kegiatan,
lemahnya pengawasan atas pelaksanaan, dan rawan penyalahgunaan keuangan.
g. Kebijakan dan praktek yang terkait dengan Sumber Daya Manusia
Proses perekrutan pegawai belum sepenuhnya didasarkan atas latar belakang
pengetahuan, ketrampilan dan pendidikan dengan kualifikasi yang dibutuhkan. Hal ini
mengakibatkan pada beberapa aktivitas yang membutuhkan kompetensi tertentu tidak
tersedia tenaga yang memadai, walaupun secara kuantitas jumlah pegawai sudah
memadai.
Pemerintah Kabupaten Maros tidak memberikan perhatian yang cukup dalam rangka
pengembangan kepegawaian, khususnya dalam pengisian formasi Pegawai Negeri Sipil.
Hal ini terlihat dari pelaksanaan pendidikan Pra Jabatan Calon Pegawai Negeri Sipil
Daerah yang dalam Tahun Angaran 2007 masih dibiayai secara swadana oleh para calon
PNSD.
Promosi dan mutasi pegawai secara umum tidak dilakukan dengan pertimbangan
kemampuan dan kebutuhan teknis unit kerja pengguna. Sehingga pada beberapa
fungsi, pelaksanaan tugas tidak berjalan lancar dan tidak terkoordinasi dengan baik.
6
2. Penaksiran Resiko
Pemerintah Kabupaten Maros tidak mengantisipasi resiko-resiko secara memadai yang
dapat menghambat pembuatan Laporan Keuangan Daerah seperti Penyampaian SPJ satuan
kerja yang terlambat, pendistribusian dokumen anggaran perubahan kepada pihak terkait,
kelengkapan dokumentasi perbendaharaan maupun dokumen pendukung neraca daerah.
Mekanisme penerbitan SP2D tanpa pengujian yang memadai dan dukungan kelengkapan
dokumen pembayaran yang tidak lengkap, pada akhirnya mempengaruhi kewajaran
penyajian laporan keuangan. Dalam Tahun Anggaran 2007, pembayaran dilaksanakan
sepenuhnya dengan SP2D LS (langsung), tidak dilaksanakan mekanisme pemberian
UP/GU/TU kepada SKPD. Hal ini mendorong SKPD untuk melakukan pertanggungjawaban
secara proforma dalam membiayai kegiatan rutin perkantoran.
Demikian halnya dengan resiko perubahan peraturan dan kebijakan akuntansi yang terkait
dengan proses pencatatan dan pelaporan. Walaupun telah dilakukan sosialisasi dan
pelatihan namun belum ditemui perubahan yang signifikan atas proses administrasi
keuangan daerah sesuai ketentuan yang berlaku.
Penggunaan teknologi informasi dalam penyusunan laporan yang beresiko kegagalan sistem
maupun kehilangan data tidak diantisipasi secara memadai. Aplikasi pengangaran,
penatausahaan keuangan, maupun penatausahaan barang daerah yang digunakan tidak
dimanfaatkan secara optimal. Aplikasi yang tidak terintegrasi dan proses input data yang
tidak berjalan menyebabkan output aplikasi tidak dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah
Kabupaten Maros dalam menyajikan Laporan Keuangan Daerah.

3. Informasi dan Komunikasi


Bukti transaksi yang dibukukan tidak dapat diyakini validitasnya. Hal ini disebabkan karena
tidak dilakukan verifikasi pada tingkat SKPD, verifikasi masih tersentralisir pada Sub Bagian
Verifikasi Bagian Keuangan Sekretariat Daerah. Dokumen pembukuan berikut bukti
pendukung yang tersedia tidak didistribusikan dan diadministrasikan dengan baik. Uji petik
evaluasi bukti transaksi menunjukan terdapat sejumlah dokumen pembayaran yang sampai
dengan berakhirnya pemeriksaan lapangan belum tersedia pada Sub Bagian Pembukuan
maupun Bendahara Pengeluaran SKPD. Hal ini mengakibatkan pelaporan keuangan tidak
dapat dilaksanakan secara tepat waktu, akurat dan valid.
7
4. Aktivitas Pengendalian
a. Pengendalian Pengolahan Informasi (Information Processing Controls)
Penyiapan dan penerbitan dokumen SP2D, cheque atau dokumen lainnya tidak
dilakukan secara tertib. Tidak dilaksanakan pengawasan maupun pengendalian secara
memadai atas pagu belanja sebagai dasar penerbitan SPD dan SP2D pada Sub Bagian
Anggaran dan Sub Bagian Perbendaharan. Pengadministrasian dokumen SP2D berikut
buku bantu dan register-register pada Sub Bagian Perbendaharaan tidak dilaksanakan
secara tertib. Proses penerbitan SP2D tidak didasarkan atas kelengkapan administrasi
yang sah dan cukup, sehingga memungkinkan terealisasinya pembayaran yang
keabsahannya tidak diyakini. Register transaksi yang dibuat tidak mencerminkan
transaksi riil aktivitas keuangan daerah, serta tidak tersedia bukti administratif yang
mendukung pengujian keabsahan transaksi.
Pendistrisbusian dokumen, khususnya dokumen pembayaran tidak dilaksanakan secara
tertib. Baik dari Sub Bagian Perbendaharan maupun Kas Daerah ke Sub Bagian
Pembukuan selaku pelaksana akuntansi. Hal ini mengakibatkan tidak termonitornya
realisasi berjalan yang memungkinkan pelampauan pagu anggaran maupun realisasi
atas kegiatan yang tidak dianggarkan sebelumnya.
Selain itu tidak dilakukan pengecekan secara periodik terhadap penerimaan dan
pembayaran yang telah dilaksanakan antara Laporan Realisasi Anggaran SKPD dengan
catatan Sub Bagian Pembukuan yang mengakibatkan akurasi penyajian laporan realisasi
anggaran tidak dapat diyakini kewajarannya.
b. Pemisahan Tugas (Segregation of Duties)
Pemisahan tugas yang terkait dengan pelaksanaan dan pencatatan transaksi serta
penyimpanan terhadap asset yang diperoleh dari transaksi telah dilakukan.
c. Pengendalian Fisik (Physical Controls)
Tempat pengolahan data dilakukan di ruangan tersendiri dengan pengawasan langsung
oleh Kepala Sub Bagian Pembukuan namun tidak ada pembatasan terhadap akses
orang-orang yang tidak berkepentingan. Penyimpanan dokumen tidak dilaksanakan
dengan baik sehingga menyulitkan akses ke dokumen sumber transaksi. Dalam Tahun
Anggaran 2007 tidak ada prosedur baku yang diterapkan sebagai langkah pengamanan
dokumen.
8
Selain itu terdapat kelemahan pada ketersediaan dokumen SKPD yang tidak melakukan
administrasi dokumen secara tertib, yang menyebabkan seringnya terjadi peminjaman
dokumen baik oleh satuan kerja maupun unit lain dalam lingkup Bagian Keuangan
Sekretariat Daerah. Peminjaman dokumen tidak dilaksanakan dengan proses
administratif, sehingga Sub Bagian Pembukuan tidak dapat memonitor eksistensi
dokumen.
d. Reviu atas Kinerja (Performance Reviews)
Analisa dan review atas anggaran, realisasi dan laporan keuangan tidak dilaksanakan
secara memadai. Penetapan anggaran tidak didasarkan atas metode ilmiah seperti data
statistik, perbandingan data tahun sebelumnya, maupun analisa perbandingan dengan
daerah lain, sehingga anggaran yang menjadi komitmen terdapat selisih yang material
dengan realisasinya pada beberapa akun. Pemerintah Kabupaten Maros mengalokasikan
anggaran pendapatan terlalu tinggi (over estimated) dan tidak berdasarkan atas
estimasi potensi pendapatan yang realistis, selain itu pengalokasian anggaran belanja
terlalu tinggi atau tidak proporsional dengan pendapatan daerah

5. Pemantauan (Monitoring)
Monitoring terhadap pelaksanaan anggaran telah dilakukan oleh pemerintah daerah dengan
dipantau oleh DPRD, begitu pula terkait dengan pengaduan masyarakat dan isu-isu media
massa.
Pemerintah daerah telah membentuk tim tindak lanjut yang terdiri dari beberapa komponen
unit kerja dalam upaya lebih mengoptimalkan kinerja tim TP/TGR. Tim tersebut telah
melaksanakan tindak lanjut atas temuan internal auditor, maupun terhadap temuan
eksternal auditor (BPK). Namun tingkat penyelesaian relatif masih minim dibandingkan
besaran temuan pemeriksaan yang ditangani.
Terhadap rekomendasi perbaikan struktur pengendalian internal, belum sepenuhnya
dilaksanakan. Hal ini terindikasi dari masih berlanjutnya ketidaktertiban administrasi,
ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, baik di tingkat pelaksana maupun
pengambil keputusan dan pembuat kebijakan.
9

HASIL PEMERIKSAAN ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN

1. Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Maros Tahun Anggaran


2007 tidak sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan

Hasil pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan Kabupaten Maros Tahun Anggaran


2007 yang terdiri dari Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Aliran Kas dan Catatan
atas Laporan Keuangan sebagai berikut:
a. Neraca per 31 Desember 2007 pada sisi Aktiva menyajikan Saldo Aset lancar sebesar
Rp21.299.160.274,09, yang hanya terdiri dari kas di kas daerah, Aset Tetap sebesar
Rp1.157.632.990.745,59, Aset Lainnya sebesar Rp354.318.637,00 atau Total Aset
seluruhnya sebesar Rp1.179.286.469.656,68, sedangkan pada sisi Pasiva menyajikan
Utang Jangka Pendek sebesar Rp24.774.878.000,00 dan Ekuitas Dana sebesar
Rp1.154.511.591.656,68.
b. Dari ke tiga laporan tersebut di atas tidak ada saling korelasi atau keterkaitan antara
satu laporan dengan laporan lainnya dan tidak dapat diuji dengan uraian sebagai
berikut:
1) Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) menurut Neraca per 31 Desember 2007
hanya terdiri dari Kas di Kas Daerah sebesar Rp21.299.160.274,09, SILPA menurut
LRA sebesar minus Rp22.928.360.546,52 dan SILPA menurut LAK sebesar
Rp24.401.308.722,39.
2) SILPA Tahun Lalu yang dijadikan menurut Neraca per 31 Desember 2007 tidak sama
dengan SILPA yang disajikan menurut Hasil Pemeriksaan BPK-RI atas Laporan
Keuangan Kabupaten Maros Tahun Anggaran 2006. SILPA Tahun Lalu yang disajikan
menurut Neraca Komparatif per 31 Desember 2007 adalah Rp21.312.803.574,09
sedangkan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) menurut Neraca per 31
Desember 2006 dalam Hasil Pemeriksaan BPK-RI Nomor 64a/HP/XIV.Mks/05/2007
tanggal 26 Mei 2007 sebesar Rp16.132.198.141,97. Berdasarkan audit atas Laporan
Keuangan TA 2006, SILPA tahun lalu tidak dapat diyakini kewajarannya dan
pembiayaan penerimaan SILPA tidak dapat diuji kewajarannya.
3) Berdasarkan LAK - Arus Kas dari Aktivitas Non Anggaran: Arus Kas Masuk –
Penerimaan Perhitungan Pihak Ketiga sebesar Rp13.476.546.714,00 dan Arus Kas
10

Keluar sebesar Rp12.105.949.823,00 sehingga arus kas bersih dari aktivitas


pembiayaan sebesar Rp1.370.596.891,00. Tidak memadainya administrasi
pengelolaan keuangan daerah atas PFK sehingga penerimaan dan pengeluaran dari
aktivitas pembiayaan - perhitungan PFK tidak dapat diuji kewajarannya.

Kondisi tersebut tidak sesuai Peraturan Pemerintah No 24 tahun 2005 tentang


Standar Akuntansi Pemerintahan dalam Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan:
a. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Paragraf 32: Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif
yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya.
Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar
laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki: relevan,
andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami.
b. Andal
Paragraf 35: Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang
menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur serta dapat
diverifikasi.
c. Prinsip Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
1) Pengungkapan Lengkap (Full Disclosure)
Paragraf 50 Laporan keuangan menyajikan secara lengkap informasi yang
dibutuhkan oleh pengguna.
2) Penyajian Wajar (Fair Presentation)
Paragraf 51 Laporan keuangan menyajikan dengan wajar laporan realisasi anggaran,
Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan atas laporan Keuangan.

Kondisi tersebut mengakibatkan Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Maros


Tahun Anggaran 2007 tidak dapat diyakini kewajarannya.
Hal tersebut terjadi karena Sekretaris Daerah Kabupaten Maros belum maksimal
dalam menjalankan peran dan fungsinya dalam membantu kepala daerah menyusun
kebijakan dan mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah termasuk
pengelolaan keuangan daerah dan tidak ada itikad baik dari para pengguna anggaran untuk
memperbaiki pengelolaan keuangan daerah.
11

Atas temuan ini Kepala Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Maros, H.
A. Syamsul Fahry, menanggapi bahwa penataan penyajian laporan TA 2007 masih dengan
sistem bentuk lama (manual) namun dalam penyajian Laporan TA 2008 sudah mengacu
pada SAP.
BPK-RI merekomendasikan kepada Bupati Maros agar memerintahkan kepada
Sekretaris Daerah Kabupaten Maros untuk segera menyusun kebijakan dan melakukan
koordinasi dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah serta menegur para
pengguna anggaran untuk memperbaiki pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
12

2. Aktiva Tetap yang tercantum dalam Neraca Daerah Kabupaten Maros sebesar
Rp1.157.632.990.745,59 tidak dapat diyakini kewajarannya

Hasil pemeriksaan atas saldo Aktiva Tetap per 31 Desember 2007, diketahui
bahwa saldo akumulatif Aktiva Tetap sebesar Rp1.157.632.990.745,59, tidak dapat diyakini
kewajarannya. Kondisi ini diuraikan sebagai berikut:
Berdasarkan Neraca per 31 Desember 2006 (unaudited) nilai aktiva tetap disajikan sebesar
Rp1.069.269.700.797,59, dengan rincian sebagai berikut:
Kode Aktiva Tetap Saldo
13 1 Tanah Rp 384.800.500.000,00
13 2 Jalan dan Jembatan Rp 389.112.000.000,00
13 3 Bangunan Air Rp 77.126.475.000,00
13 6 Bangunan Gedung Rp 173.164.300.000,00
13 8 Alat Angkut Rp 29.833.270.302,00
13 9 Alat Besar Rp 1.632.558.600,00
1 3 10 Alat Bengkel dan Alat Ukur Rp 4.468.000,00
1 3 11 Alat Kantor dan Rumah Tangga Rp 11.958.031.980,69
1 3 12 Alat Studio dan Komunikasi Rp 304.050.850,00
1 3 13 Alat Kedokteran Rp 1.142.525.750,90
1 3 14 Alat Laboratorium Rp 11.520.000,00
1 3 15 Buku Perpustakaan Rp 118.748.880,00
1 3 16 Barang Bercorak Kebudayaan Rp 61.251.434,00
Jumlah Aktiva Tetap Rp 1.069.269.700.797,59
Nilai aktiva tersebut disajikan berdasarkan hasil appraisal aset yang dilakukan pada Tahun
2007, namun berdasarkan hasil appraisal aset nilai aktiva tetap oleh PT Duta Wirya sebesar
Rp848.692.000.000,00, tanpa rincian perjenis aset, sehingga terdapat selisih nilai aktiva
tetap yang tidak dapat dijelaskan sebesar Rp220.577.700.797,59.
Pada Tahun Anggaran 2007 realisasi belanja modal (unaudited) sebesar
Rp88.827.808.585,00 dengan rincian:
No Belanja Modal Jumlah
1 Belanja Tanah Rp 5.425.018.236,00
2 Belanja Peralatan dan Mesin Rp 21.559.804.834,00
3 Belanja Gedung dan Bangunan Rp 17.570.869.978,00
4 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan Rp 41.108.601.052,00
5 Belanja Aset Tetap Lainnya Rp 2.621.645.848,00
6 Belanja Aset Lainnya Rp 359.143.000,00
Jumlah Aktiva Tetap Rp 88.645.082.948,00
Dari nilai aset per 31 Desember 2006 sebesar Rp1.069.269.700.797,59 ditambah mutasi
aset tahun 2007 sebesar Rp88.645.082.948,00, maka nilai Aktiva Tetap seharusnya sebesar
13

Rp1.157.914.783.745,59, namun nilai Aktiva tetap pada Neraca per 31 Desember 2007
sebesar Rp1.157.632.990.745,59, dengan rincian sebagai berikut:
Kode Aktiva Tetap Saldo
13 1 Tanah Rp 390.225.518.236,00
13 2 Jalan dan Jembatan Rp 422.031.009.822,00
13 3 Bangunan Air Rp 85.706.260.310,00
13 4 Instalasi Rp 360.449.920,00
13 5 Jaringan Rp 0,00
13 6 Bangunan Gedung Rp 189.833.865.978,00
13 7 Monumen Rp 250.500.000,00
13 8 Alat Angkut Rp 34.809.023.386,00
13 9 Alat Besar Rp 2.517.243.300,00
1 3 10 Alat Bengkel dan Alat Ukur Rp 549.968.000,00
Alat Pertanian dan Peternakan Rp 414.780.747,00
1 3 11 Alat Kantor dan Rumah Tangga Rp 15.931.078.650,69
1 3 12 Alat Studio dan Komunikasi Rp 468.245.300,00
1 3 13 Alat Kedokteran Rp 11.281.980.933,90
1 3 14 Alat Laboratorium Rp 216.420.000,00
Alat Keamanan Rp 90.000.000,00
1 3 15 Buku Perpustakaan Rp 2.413.744.728,00
1 3 16 Barang Bercorak Kebudayaan Rp 458.201.434,00
1 3 17 Aset Tetap Lainnya Rp 74.700.000,00
1 3 18 Proyek Dalam Pengerjaan Rp 0,00
Jumlah Aktiva Tetap Rp 1.157.632.990.745,59
Pencantuman saldo sebesar Rp1.157.632.990.745,59 dalam Neraca per 31 Desember 2007
tanpa didukung daftar asset daerah, pembukuan pada buku besar aktiva tetap dan atau
buku pembantu aktiva sehingga tidak memungkinkan dilaksanakan pengujian atas akun-
akun aktiva tetap. Berdasarkan data yang diperoleh dari Bagian Umum bahwa sebagian
besar SKPD tidak menyampaikan Laporan Hasil Inventarisasi Aset per SKPD, dan tidak
melakukan pemutakhiran data berdasarkan mutasi aset yang terjadi. Pemeriksaan lebih
lanjut dengan melakukan pembandingan secara uji petik terhadap daftar inventarisasi aset
dari beberapa SKPD bahwa nilai aset yang disajikan tidak sesuai dengan nilai aktiva tetap
berdasarkan data dari Sub Bagian Pembukuan.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:


a. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan,
PSAP No. 7, paragraph 8, Aset Tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat
atau fungsinya dalam aktivitas operasi entitas.
14

b. Permendagri No. 13 Tahun 2006 jo. Permendagri No. 59 tahun 2007 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah:
1) Pasal 253; Ayat (1) Prosedur akuntansi aset pada SKPD meliputi pencatatan dan
pelaporan akuntansi atas perolehan, pemeliharaan, rehabilitasi, perubahan klasifikasi
dan penyusutan terhadap aset tetap yang dikuasai/digunakan SKPD.
2) pasal 257 Prosedur akuntansi aset sebagaimana dimaksud pasal 253 ayat (1)
dilaksanakan oleh PPK SKPD serta pejabat pengurus dan penyimpan barang SKPD.
3) Pasal 258
a) Ayat (4) secara periodik jurnal atas transaksi dan/atau kejadian aset tetap
diposting ke dalam buku besar rekening berkenaan
b) Setiap akhir periode semua buku besar sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
ditutup sebagai dasar penyusunan laporan keuangan SKPD
4) Pasal 265 SKPD menyusun dan melaporkan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
secara periodik yang meliputi:
a. laporan realisasi anggaran SKPD;
b. neraca SKPD; dan
c. catatan atas laporan keuangan SKPD.
5) Pasal 278
a) Ayat (1) prosedur akuntansi aset pada SKPKD meliputi serangkaian proses
pencatatan dan pelaporan akuntansi atas perolehan, pemeliharaan, rehabilitasi,
penghapusan, pemindahtanganan, perubahan klasifikasi, dan penyusutan
terhadap aset tetap yang dikuasai/digunakan SKPKD yang dapat dilakukan
secara manual atau menggunakan aplikasi komputer.
b) Ayat (2) Prosedur akuntansi aset SKPKD digunakan sebagai alat pengendali
dalam pengelolaan aset yang dikuasai/digunakan SKPD dan/atau SKPKD.
6) Pasal 281 Prosedur akuntansi aset sebagaimana dimaksud dalam pasal 278
dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD

Permasalahan ini mengakibatkan saldo Aktiva Tetap Rp1.157.632.990.745,59,


dalam laporan keuangan tidak dapat diyakini kewajarannya.
15

Kondisi tersebut terjadi karena:


a. Kurangnya koordinasi antar unit kerja terkait dalam penyusunan Laporan Keuangan
yang meliputi Bagian Keuangan Sekretariat Daerah, Bagian Umum Sekretariat Daerah
dan seluruh SKPD.
b. SKPD tidak menyusun dan melaporkan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD secara
periodik yang meliputi laporan realisasi anggaran SKPD, neraca SKPD dan catatan atas
laporan keuangan.
Atas temuan ini Kepala Bagian Keuangan Sekretariat Kabupaten Maros, H. A.
Syamsul Fahry, menanggapi bahwa hal tersebut disebabkan karena penilaian aset Pemda
dilakukan dalam dua tahap dengan hasil penilaian untuk tahap pertama sebesar
Rp222.368.000.000,00 dan untuk tahap kedua sebesar Rp848.692.000,00 dengan total aset
Rp1.071.060.000.000,00 sesuai dengan rekapitulasi.
BPK-RI merekomendasikan kepada Bupati Maros untuk:
a. Memerintahkan kepada Kepala Bagian Keuangan Sekretariat Daerah, Bagian Umum
Sekretariat Daerah dan seluruh SKPD di Kabupaten Maros untuk melakukan koordinasi
dalam penyusunan Laporan Keuangan.
b. Memerintahkan Kepala SKPD dalam Pemerintah Kabupaten Maros untuk menyusun
Laporan Keuangan SKPD.
16

3. Penatausahaan Buku Kas Umum (BKU) dan Buku Bantu Bendahara Umum
Daerah tidak diselenggarakan secara tertib

Pada Tahun Anggaran 2007 penatausahaan BKU Kas Daerah dilakukan oleh
Pemegang Kas Daerah (PKD). PKD menjalankan fungsi sebagai Kuasa BUD, namun Kepala
Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Maros sebagai PPKD dan BUD Kabupaten
Maros belum mengangkat Kuasa BUD untuk melaksanakan sebagian tugas BUD.
Berdasarkan hasil pemeriksaan atas Buku Kas Umum (BKU) Pemerintah Kabupaten
Maros Tahun Anggaran 2007, diketahui bahwa penatausahaan tidak dilaksanakan secara
tertib dan taat pada peraturan perundang-undangan. Dari hasil perbandingan atas mutasi
saldo yang tercantum dalam Buku Kas Umum dengan rekening koran Kas Daerah serta
dokumen penerimaan dan pengeluaran, diketahui hal-hal sebagai berikut:
a. Mutasi penerimaan potongan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) yang dicatat di BKU tidak
sama dengan mutasi di rekening koran Kas Daerah. Hal ini disebabkan antara lain
karena BUD membukukan penerimaan potongan PFK yang diterima di rekening
penampung potongan PFK yaitu rekening nomor 10.800.513.3 di BPD Sulsel Cabang
Maros yang tidak dilaporkan sebagai rekening Kas Daerah. Seharusnya penerimaan
potongan PFK masih menjadi tanggung jawab Pemegang Kas Daerah dan disimpan
dalam rekening Kas Daerah sampai dengan disetorkan ke Kas Negara.
b. Penerimaan yang masuk ke Kas Daerah tidak dibukukan dalam BKU antara lain
Penerimaan Pendapatan Transfer dari Pemerintah Provinsi sebesar Rp1.160.728.077,00
berupa Bagi Hasil Pajak Kendaraan Bermotor sebesar Rp224.518.979,00, Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor sebesar Rp269.363.637,00, Pajak Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor sebesar Rp506.128.668,00 dan Air Bawah Tanah/Air Permukaan sebesar
Rp160.716.793,00 yang diterima di rekening Kas Daerah nomor 1475.4 di BPD Sulsel
Cabang Maros pada tanggal 26 Desember 2007.
c. Laporan Harian yang merupakan rekonsiliasi harian antara BKU dan rekening Kas
Daerah yang dibuat oleh Pemegang Kas Daerah tidak akurat. Pada kenyataannya saldo
rekening Kas Daerah menurut rekonsiliasi tidak sama dengan saldo harian Kas Daerah
yang sebenarnya.
17

d. PKD tidak menyampaikan secara tertib dan tepat waktu catatan mutasi BKU ke Sub
Bagian Pembukuan, termasuk kelengkapan bukti-bukti yang mendukung catatan atas
mutasi BKU tersebut.
e. Pemegang Kas Daerah tidak membuat laporan berapa SP2D yang diterima dari PPKD,
berapa SP2D yang ditolak dan berapa SP2D yang dicairkan sebagai cross check dengan
register yang dibuat oleh Sub Bagian Perbendaharaan dan Sub Bagian Pembukuan
sehingga pengeluaran yang dibukukan di BKU tidak dapat diyakini kebenarannya.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Permendagri No. 13 Tahun 2006 tanggal 15
Mei 2006:
a. Pasal 4:
1) Ayat (1) Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-
undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan azas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat.
2) Ayat (2) Secara tertib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah bahwa keuangan
daerah dikelola secara tepat waktu dan tepat guna yang didukung dengan bukti-
bukti administrasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
b. Pasal 8; Ayat (2):
Kuasa BUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai tugas:
a. menyiapkan anggaran kas;
b. menyiapkan SPD;
c. menerbitkan SP2D;
d. menyimpan seluruh bukti asli kepemilikan kekayaan daerah;
e. memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank dan/atau
lembaga keuangan lainnya yang ditunjuk;
f. mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan APBD;
g. menyimpan uang daerah;
h. melaksanakan penempatan uang daerah dan mengelola/menatausahakan investasi
daerah;
i. melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna anggaran atas
beban rekening kas umum daerah;
j. melaksanakan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah;
k. melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah; dan
I. melakukan penagihan piutang daerah.

Permasalahan tersebut mengakibatkan pencatatan penerimaan dan pengeluaran di


BKU tidak dapat diyakini kewajarannya.
18

Kondisi tersebut terjadi karena:


a. Kelalaian Pemegang Kas Daerah yang tidak mengelola BKU sesuai ketentuan yang
berlaku.
b. Kurangnya pengawasan dari BUD sebagai atasan langsung Kuasa BUD (Pemegang Kas
Daerah).
c. Kepala Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Maros sebagai PPKD yang
belum mengangkat Kuasa BUD untuk melaksanakan sebagian tugasnya.
Atas temuan tersebut Kepala Bagian Keuangan Sekretariat Kabupaten Maros, H. A.
Syamsul Fahry, menanggapi bahwa dalam Tahun Anggaran 2007 pembukuan dilaksanakan
dalam masa transisi sehingga pemahaman atas pencantuman pada rekening dalam
pembukuan buku kas daerah belum dipahami betul, namun demikian dalam Tahun
Anggaran 2008 sudah dilaksanakan sepenuhnya berdasarkan dengan acuan ketentuan yang
berlaku.
BPK-RI merekomendasikan kepada Bupati Maros untuk menegur secara tertulis
Pemegang Kas Daerah dan memerintahkan agar Pemegang Kas Daerah mengelola BKU
sesuai dengan ketentuan.
19

4. Penyusunan APBD Kabupaten Maros Tahun Anggaran 2007 tidak realistis

Penyusunan Anggaran Tahun Anggaran 2007 pada Pemerintah Kabupaten Maros


tidak mengikuti kaidah anggaran kinerja. Hasil evaluasi atas APBD Kabupaten Maros Tahun
Anggaran 2007 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 3
Tahun 2007 tanggal 8 Januari 2007 dan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2007 yang
ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2007 tanggal 24 Desember 2007
dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Pengalokasian anggaran pendapatan terlalu tinggi (over estimated) dan tidak
berdasarkan atas estimasi potensi pendapatan. Hal ini dapat diuraikan antara lain
sebagai berikut :
1) Penganggaran Dana Perimbangan khususnya Dana Bagi Hasil Pajak yang
dianggarkan sebesar Rp39.424.834.536,00 dan realisasi sebesar
Rp23.883.370.652,00. Penganggaran tersebut tidak berdasarkan data potensi, data
historis dan dokumen anggaran dari Departemen Keuangan.
2) Pendapatan Hibah Pemerintah Pusat yaitu Dana Bantuan EIRTP (Eastern Indonesia
Region Transport Project) dianggarkan pada pos Lain-Lain Pendapatan Yang Sah
sebesar Rp12.528.868.188,00 dan realisasi sebesar Rp4.263.406.819,00.
Penganggaran tersebut tidak berdasarkan dokumen anggaran dari Departemen
Keuangan.
3) Pendapatan Bagi Hasil Pajak dari Pemerintah Provinsi dianggarkan sebesar
Rp27.801.154.504,00 dan direalisasikan sebesar Rp10.511.521.388,00, dianggarkan
terlalu tinggi dan tidak berdasarkan data potensi, data historis dan dokumen dari
Pemerintah Propinsi.
b. Pemerintah Kabupaten Maros mengalokasikan anggaran belanja terlalu tinggi, tidak
proporsional dengan pendapatan daerah dan tidak memperhitungkan kemampuan
keuangan daerah. Hal tersebut ditunjukkan oleh adanya ketimpangan pada pos-pos
belanja dan adanya pos-pos belanja yang tidak dapat direalisasikan, dengan uraian
sebagai berikut:
1) Pemerintah Kabupaten Maros mengalokasikan anggaran belanja bantuan Sosial
yang terlalu tinggi dan masih dianggarkan secara berulang kepada
perorangan/lembaga/instansi vertikal yang pada tahun-tahun sebelumnya telah
20

menerima bantuan serupa. Dari hasil evaluasi terhadap komposisi Belanja Bantuan
Sosial yaitu sebesar 5,45% dari total Belanja dan 22,39% dari Belanja Operasi selain
Belanja Pegawai, serta dari Belanja Bantuan Sosial sebesar 98,04% dialokasikan
untuk Belanja Bantuan Kepada Organisasi Kemasyarakatan.
2) Belanja Bantuan Sosial menyerap anggaran lebih besar dari anggaran penerimaan
PAD sebesar 110, 00%.
3) Masih terdapat perencanaan anggaran biaya penunjang operasional pada satuan
kerja DPRD bukan Sekretariat DPRD.
c. Hasil evaluasi terhadap APBD, APBD Perubahan dan Laporan Realisasi Anggaran Tahun
Anggaran 2007 diketahui terdapat kesalahan dalam penganggaran belanja pada
beberapa SKPD:
1) Belanja Barang dan Jasa dianggarkan sebagai Belanja Modal
Anggaran dan realisasi belanja Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Tahun
Anggaran 2007 masing-masing sebesar Rp2.023.726.367,00 dan
Rp1.909.325.939,00. Dari anggaran sebesar Rp2.023.726.367,00 dialokasikan untuk
belanja modal sebesar Rp233.831.240,00 dan telah direalisasikan sebesar
Rp78.295.000,00. Realisasi tersebut untuk Belanja Modal Buku dan Plat Uji
kendaraan bermotor. Karena sifat belanja merupakan pengadaan/pembelian bahan
persediaan/cetakan dan merupakan bahan pakai habis maka belanja tersebut tidak
dapat diklasifikasikan sebagai belanja modal.
2) Belanja Modal dianggarkan sebagai Belanja Barang dan Jasa
Hasil evaluasi terhadap LRA dan pertanggungjawaban bendahara Dinas Pendidikan
diketahui adanya belanja modal namun dianggarkan sebagai Belanja barang dan
jasa sebesar Rp8.215.200.000,00.
Anggaran dan realisasi belanja Kantor Dinas Pendidikan Tahun Anggaran 2007
masing-masing sebesar Rp111.268.369.258,00 dan Rp105.536.396.264,00. Dari
anggaran sebesar Rp111.268.369.258,00 dialokasikan anggaran belanja modal
sebesar Rp9.791.826.000,00 dan belanja barang dan jasa sebesar
Rp10.589.907.950,00 dan telah direalisasikan masing-masing sebesar
Rp1.782.732.000,00 dan Rp12.898.793.000,00. Pada program wajib belajar
sembilan tahun terdapat kegiatan rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah
SD/MI (DAK) sebagai belanja barang dan jasa dengan anggaran sebesar
21

Rp9.182.695.000,00 dan realisasi sebesar Rp12,339.147.500,00 yang antara lain


direalisasikan untuk pemeliharaan bangunan sekolah sebesar Rp12,322,800,000,00
terdiri dari rehab fisik bangunan sekolah sebesar Rp8.215.200.000,00 dan belanja
pengadaan alat-alat peraga/praktik sekolah sebesar Rp4.107.600.000,00. Kegiatan
rehab fisik sekolah sebesar Rp8.215.200.000,00 dianggarkan sebagai belanja
barang dan jasa, sedangkan sifat belanja merupakan pengeluaran yang dilakukan
dalam rangka pengadaan untuk pembangunan aset tetap berwujud yang
mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 bulan, maka belanja tersebut tidak dapat
diklasifikasikan sebagai belanja barang dan jasa.
Selain itu, hasil pemeriksaan terhadap surat pertanggungjawaban Bendahara
Sekretariat Daerah diketahui terdapat realisasi belanja barang dan jasa yang
digunakan untuk belanja modal seluruhnya senilai Rp88.150.000,00.
3) Belanja Pegawai dianggarkan sebagai Belanja Modal
Anggaran dan realisasi belanja Bapedalda Tahun Anggaran 2007 masing-masing
sebesar Rp5.736.119.225,00 dan Rp4.243.048.078,00. Dari anggaran sebesar
Rp5.736.119.225,00 dialokasikan untuk belanja modal sebesar Rp3.008.314.000,00
dan telah direalisasikan sebesar Rp1.862.650.264,00. Realisasi tersebut antara lain
untuk Belanja Modal – Belanja Pendamping SWASH dan MCRMP sebesar
Rp354.318.637,00 yang merupakan kegiatan pendampingan dan sosialisasi bagi
pegawai dan berdasarkan pertanggungjawaban diketahui bahwa kegiatan tersebut
merupakan kegiatan belanja pegawai untuk honor-honor kegiatan dan
pendampingan yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan fisik
pembangunan/program kegiatan belanja modal. Karena secara substansi sifat
belanja tersebut merupakan belanja pegawai maka tidak dapat diklasifikasikan
sebagai belanja modal.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan :


a. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
tanggal 9 Desember 2005 antara lain:
1) Pasal 16; Ayat (1) APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan
pemerintahan dan kemampuan pendapatan daerah.
2) Pasal 17; Ayat (2) Jumlah pendapatan yang dianggarkan dalam APBD merupakan
perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber
22

pendapatan, dan ayat (4) Pendapatan daerah yang dianggarkan dalam APBD harus
berdasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
3) Pasal 18; Ayat (1) Dalam menyusun APBD, penganggaran pengeluaran harus
didukung dengan adanya kepastian tersedianya penerimaan dalam jumlah yang
cukup, dan ayat (2) Penganggaran untuk setiap pengeluaran APBD harus didukung
dengan dasar hukum yang melandasinya.
b. Permendagri No. 13 Tahun 2006 jo. Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah pada:
1) Pasal 1; Angka 42 Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu
atau lebih unit kerja pada SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur
pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya
baik yang berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk
peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis
sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran
(output) dalam bentuk barang/jasa.
2) Pasal 52
a) Ayat (1) Belanja barang dan jasa sebagaimana dimaksud dalam pasal 50 huruf b
digunakan untuk pengeluaran pembelian/pengadaan barang yang nilai
manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan dan/atau pemakaian jasa dalam
melaksanakan program dan kegiatan pemerintah daerah.
b) Ayat (2) Pembelian/pengadaan barang dan/atau pemakaian jasa sebagaimana
dimaksud ayat (1) mencakup belanja barang pakai habis, bahan/material, jasa
kantor, premi asuransi, perawatan kendaraan bermotor, cetak/penggandaan,
sewa rumah/gedung/gudang parkir, sewa sarana mobilitas, sewa alat berat,
sewa perlengkapan dan peralatan kantor, makanana dan minuman, pakaian
dinas dan atributnya, pakaian kerja, pakaian khusus dan hari-hari tertentu,
perjalanan dinas, perjalanan dinas pindah tugas dan pemulangan pegawai.
3) Pasal 53; Ayat (1) belanja modal sebagaimana dimaksud dalam pasal 50 huruf c
digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian/pengadaan
atau pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12
bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam bentuk tanah,
23

peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan dan aset
tetap lainnya.

Kondisi tersebut mengakibatkan :


a. Realisasi belanja modal dan belanja barang dan jasa pada LRA dan aset pada Neraca
tidak dapat diyakini kewajarannya.
b. Penganggaran pendapatan terlalu tinggi mengakibatkan penganggaran belanja juga
terlalu tinggi namun pada akhirnya tidak dapat direalisasikan karena tidak
memperhatikan pendapatan yang riil.
c. Belanja yang dilakukan tidak memperhatikan kemampuan daerah mengakibatkan
timbulnya beban utang Pemerintah Daerah.
Kondisi tersebut disebabkan:
a. Panitia Anggaran dalam menganggarkan Pendapatan dan Belanja Daerah tidak
memperhatikan potensi riil pendapatan yang diikuti dengan penganggaran belanja yang
tinggi.
b. Kesalahan Panitia Anggaran dalam penyusunan anggaran Belanja Modal dan Barang dan
Jasa pada APBD dan APBD Perubahan Kabupaten Maros Tahun Anggaran 2007
Atas temuan tersebut Bupati Maros, H. A. Nadjamuddin Aminullah, menanggapi
bahwa penyusunan APBD Tahun Anggaran 2008 dan seterusnya disesuaikan dengan
peraturan perundang-undangan Pengelolaan Keuangan Daerah dan membuat Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah secara proposional.
BPK-RI merekomendasikan kepada Bupati Maros menegur Tim Anggaran Pemerintah
Daerah Kabupaten Maros yang lalai tidak memperhatikan kemampuan keuangan daerah
dan memerintahkan yang bersangkutan agar dalam menyusun APBD memperhatikan
kemampuan daerah.
24

5. Realisasi belanja dalam Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Maros Tahun


Anggaran 2007 melampaui Anggaran Setelah Perubahan APBD minimal sebesar
Rp1.252.946.117,40

Berdasarkan pemeriksaan terhadap Perda APBD, APBD Perubahan Tahun Anggaran


2007 sebagaimana telah disepakati bersama antara pihak Eksekutif dan Legislatif adalah
merupakan batas tertinggi penggunaan anggaran. Namun berdasarkan Laporan Realisasi
Anggaran Pemerintah Kabupaten Maros Tahun Anggaran 2007 diketahui bahwa dalam
realisasi belanja telah terjadi pelampauan anggaran sebesar Rp1.252.946.117,40. Hal
tersebut di uraikan sebagai berikut:
No SKPD Pelampauan (Rp)
1 Dinas Kesehatan Rp 18.740.000,00
2 Dinas PU Rp 267.435.200,00
3 Bappeda Rp 49.425.000,00
4 Bapedalda Rp 133.665.000,00
5 Dinas Kesejahteraan Sosial Rp 26.268.000,00
6 DPRD Rp 189.000.000,00
7 Sekretariat Daerah Rp 17.815.350,00
8 Sekretariat DPRD Rp 102.877.500,00
9 Dinas Perikanan Rp 262.734.317,40
10 Dinas Pariwisata Rp 9.000.000,00
11 Dinas Kehutanan Rp 3.000.000,00
12 KPM Rp 28.120.000,00
13 BKD Rp 8.750.000,00
14 Kecamatan Simbang Rp 1.500.000,00
15 Kecamatan Moncongloe Rp 77.550.000,00
16 Kecamatan Cenranae Rp 4.050.000,00
17 Kecamatan Lau Rp 2.624.000,00
18 Kecamatan Tanralili Rp 2.250.000,00
19 Dinas Pendapatan Daerah Rp 37.701.750,00
20 Dinas Pendidikan 10.440.000,00
Jumlah Rp 1.252.946.117,40
Rincian pelampauan anggaran menurut jenis belanja diuraikan dalam lampiran 1.
Evaluasi lebih lanjut terhadap realisasi pada penjabaran Laporan Realisasi APBD
Tahun Anggaran 2007 dan realisasi berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran SKPD diketahui
bahwa terdapat kesalahan pembebanan/lebih pada anggaran pada Dinas Pendidikan
dengan uraian sebagai berikut:
a. Realisasi belanja bahan pemeliharan bangunan gedung sekolah, barang dan jasa pada
Kegiatan Rehab SD pada LRA sebesar Rp12.322.800.000,00, berdasarkan LRA SKPD
seharusnya realisasi sebesar Rp8.215.200.000,00 dari anggaran sebesar
25

Rp8.215.200.000,00. Selisih sebesar Rp4.107.600.000,00 (Rp12.322.800.000,00 -


Rp8.215.200.000,00) merupakan realisasi belanja modal - alat peraga.
b. Realisasi belanja modal-alat peraga pada kegiatan Rehab SD pada LRA sebesar Rp00,00,
berdasarkan LRA SKPD seharusnya realisasi sebesar Rp4.107.600.000,00 dari anggaran
sebesar Rp6.100.000.000,00.
c. Realisasi Belanja Honorarium panitia pelaksana kegiatan UAS pada LRA sebesar
5.060.000,00 seharusnya realisasi sebesar Rp3.100.000,00 dari anggaran sebesar
Rp3.100.000,00 dan Honorarium tenaga ahli/instruktur/narasumber realisasi sebesar
Rp49.250.000,00 seharusnya sebesar Rp47.250.000,00 dari anggaran sebesar
Rp47.250.000,00.
d. Realisasi belanja barang dan jasa pada kegiatan penyediaan BOMM realisasi sebesar
Rp12.960.000,00 sedangkan berdasarkan LRA SKPD realisasi sebesar
Rp109.000.000,00, dari anggaran sebesar Rp109.000.000,00.
Evaluasi terhadap realisasi anggaran berdasarkan Laporan Realiasasi APBD Tahun
Anggaran 2007 dan Laporan Realisasi Anggaran per SKPD lainnya tidak dapat dilakukan
karena sebagian besar SKPD tidak membuat dan melaporkan realisasi anggaran SKPD.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:


a. Peraturan Pemerintah RI Nomor 58 Tahun 2005 tanggal 9 Desember 2005 Pasal 54;
1) Ayat (1) SKPD dilarang melakukan pengeluaran atas beban anggaran belanja daerah
untuk tujuan yang tidak tersedia anggarannya, dan/atau yang tidak cukup tersedia
anggarannya dalam APBD.
2) Pelaksanaan belanja daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus didasarkan
pada prinsip hemat, tidak mewah, efektif, efisien dan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
b. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2007 tanggal 24 Desember 2007 tentang Perubahan
APBD Kabupaten Maros Tahun Anggaran 2007.

Masalah tersebut mengakibatkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2007 tanggal 24


Desember 2007 tentang Perubahan APBD Kabupaten Maros Tahun Anggaran 2007 tidak
sepenuhnya berfungsi sebagai alat pengendalian pengeluaran sehingga pengeluaran daerah
menjadi tidak terkendali.
26

Permasalahan tersebut terjadi karena Kepala Bagian Keuangan Kabupaten Maros


sebagai PPKD belum menjalankan fungsi BUD yang berwenang melakukan pengendalian
pelaksanaan APBD dan lemahnya pengendalian dan pengawasan Pengguna Anggaran
terhadap pengeluaran pada SKPD masing-masing.
Atas temuan tersebut Kepala Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Maros,
H. A. Syamsul Fahry, menanggapi bahwa hal tersebut disebabkan adanya kesalahan
penjumlahan pada Sekretariat Daerah untuk belanja tidak langsung berupa tunjangan
tambahan pegawai yang sebelumnya tidak terealisir namun dalam laporan LRA terjadi
penjumlahan yang mengikut dalam belanja bantuan.
BPK-RI merekomendasikan kepada Bupati Maros agar menegur secara tertulis
Kepala Bagian Keuangan Kabupaten Maros yang tidak melakukan pengendalian dan
pengawasan penggunaan anggaran SKPD dengan baik.
27

6. Terdapat rekening operasional Bendahara Umum Daerah yang tidak dilaporkan


sebagai rekening Kas Daerah

Pemeriksaan terhadap mutasi transaksi pada Rekening Kas Daerah diketahui


terdapat rekening operasional Bendahara Umum Daerah (BUD) yang digunakan untuk
menampung dana Pemerintah Kabupaten Maros yang tidak dilaporkan sebagai rekening Kas
Daerah.
Berdasarkan surat pernyataan atas kepemilikan rekening yang dibuat oleh Kepala
Bagian Keuangan atas nama Sekretaris Daerah Pemerintah Kabupaten Maros tanpa nomor
tanggal Januari 2008 diketahui bahwa pada Tahun Anggaran 2007 terdapat 26 (dua puluh
enam) rekening yang merupakan Rekening Kas Daerah, dengan perincian sebagai berikut:
No Nama Bank No. Rekening Status
1 PT. Bank Sulsel Cabang Maros 10.001. 1475 Aktif
2 PT. Bank Sulsel Cabang Maros 10.001. 2654 Tidak Aktif
3 PT. Bank Sulsel Cabang Maros 10.001. 2655 Tidak Aktif
4 PT. Bank Sulsel Cabang Maros 10.001. 3104 Tidak Aktif
5 PT. Bank Sulsel Cabang Maros 10.001. 3106 Tidak Aktif
6 PT. Bank Sulsel Cabang Maros 10.001. 3107 Tidak Aktif
7 PT. Bank Sulsel Cabang Maros 10.001. 3169 Tidak Aktif
8 PT. Bank Sulsel Cabang Maros 10.001. 0010 Tidak Aktif
9 PT. Bank Sulsel Cabang Maros 10.001. 3363 Aktif
10 PT. Bank Sulsel Cabang Maros 10.001. 9378 Aktif
11 PT. Bank Sulsel Cabang Maros 10.001. 9373 Aktif
12 PT. Bank Sulsel Cabang Maros 10.001. 9374 Aktif
13 PT. Bank Sulsel Cabang Maros 10.001. 9375 Aktif
14 PT. Bank Sulsel Cabang Maros 10.001. 9376 Aktif
15 PT. Bank Sulsel Cabang Maros 10.001. 9377 Aktif
16 PT. Bank Sulsel Cabang Maros 10.001. 9379 Aktif
17 PT. Bank Sulsel Cabang Maros 10.001. 4455 Tidak Aktif
18 PT. Bank Sulsel Cabang Maros 10.001. 4803 Tidak Aktif
19 PT. Bank Sulsel Cabang Maros 10.001. 5608 Aktif
20 PT. Bank Sulsel Cabang Maros 10.001. 5761 Tidak Aktif
21 PT. Bank Sulsel Cabang Maros 20.002. 6606 Aktif
22 PT. Bank Sulsel Cabang Maros 10.001. 6720 Aktif
23 PT. Bank Sulsel Cabang Maros 10.001. 8569 Aktif
24 PT. Bank Sulsel Cabang Maros 10.001. 9166 Aktif
25 PT. Bank Sulsel Cabang Maros 10.001. 9186 Aktif
26 PT. Bank Sulsel Cabang Maros 10.001. 9279 Tidak Aktif
28

Pemeriksaan terhadap Buku Kas Umum (BKU) Pemegang Kas Daerah dan mutasi
atas rekening koran diketahui terdapat pemotongan SP2D gaji yang telah dibukukan dalam
BKU sebagai penerimaan tetapi tidak terdapat mutasi penerimaan pada Rekening Koran Kas
Daerah. Penelusuran lebih lanjut, mutasi penerimaan tersebut diterima pada rekening
Nomor 10.800.513.1 atas nama Pajak PNS Pemda Maros pada PT. Bank Sulsel Cabang
Maros. Rekening ini tidak termasuk dalam rekening yang dilaporkan sebagai rekening Kas
Daerah.
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah:
1) Kerangka Konseptual pada Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Paragraf 34 yang
menyatakan Informasi yang relevan antara lain huruf (d) Lengkap, Informasi akuntansi
keuangan pemerintah disajikan selengkap mungkin, yaitu mencakup semua informasi
akuntansi yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. Informasi yang
melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang termuat dalam laporan keuangan
diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam penggunaan informasi tersebut dapat
dicegah.
2) Kerangka Konseptual pada Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Paragraf 35 yang
menyatakan Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang
menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat
diverifikasi.
3) Pernyataan No. 01 Definisi Kas Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang
ditentukan oleh Bendaharawan Umum Daerah untuk menampung seluruh penerimaan
dan pengeluaran pemerintah daerah.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah :
1) Pasal 1 angka 5 yang menyatakan bahwa Rekening Kas Umum Daerah adalah rekening
tempat penyimpanan Uang Daerah yang ditentukan oleh gubernur/bupati/walikota
untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan membayar seluruh pengeluaran
daerah pada bank yang ditetapkan.
2) Pasal 8 angka 3 yang menyatakan bahwa Wewenang Bendahara Umum Daerah dalam
pengelolaan Uang Daerah meliputi:
a) memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran Kas
Daerah;
29

b) memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank dan/atau


lembaga keuangan lainnya yang telah ditunjuk;
c) mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan APBD;
d) menyimpan Uang Daerah;
e) melaksanakan penempatan Uang Daerah;
f) mengelola/menatausahakan investasi;
g) melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat Pengguna Anggaran atas
beban Rekening Kas Umum Daerah; dan
h) menyajikan informasi keuangan daerah.
c. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah : Pasal 137 ayat (1) yang menyatakan bahwa Semua pendapatan
daerah dilaksanakan melalui rekening kas umum daerah.

Kondisi tersebut mengakibatkan:


a. Saldo harian antara Buku Kas Umum dan Rekening Koran Kas Daerah yang dikelola BUD
tidak sama karena sebagian dana Pemerintah Kabupaten Maros tersimpan dalam Nomor
10.800.513.3 yang tidak dilaporkan sebagai rekening Kas Daerah.
b. Informasi mengenai Kas daerah dapat menyesatkan dan tidak disajikan secara jujur.
c. Tidak terdapatnya alat pengendalian atas Kas dan menyulitkan pada saat rekonsiliasi kas.
d. Membuka peluang terjadinya penyalahgunaan keuangan daerah atas rekening yang tidak
dilaporkan.
Masalah tersebut disebabkan:
a. Kesengajaan Bendahara Umum Daerah membuka rekening khusus atas nama Pajak PNS
Pemerintah Daerah Maros yang tidak dilaporkan sebagai rekening Kas Daerah.
b. Kurangnya pengendalian dan pengawasan atasan langsung Bendahara Umum Daerah dhi.
Bupati Maros dalam proses penerimaan dan pengeluaran uang daerah.
Atas temuan tersebut Kuasa Bendahara Umum Daerah, Rukman Tahir, SE,
menanggapi bahwa rekening yang dimaksud adalah rekening pajak titipan yang tertunda
untuk pelimpahan ke Kas Negara yang merupakan rekeing setoran pajak nasabah Bank
Sulsel secara umum.
BPK-RI merekomendasikan kepada Bupati Maros untuk menegur secara tertulis BUD
Kabupaten Maros yang tidak melaksanakan tugas sesuai ketentuan dan memerintahkan
yang bersangkutan untuk melaporkan semua rekening operasional BUD sebagai rekening
Kas Daerah.
30

7. Penerimaan Dana Askes sebesar Rp3.209.673.750,00 dan penggunaan Dana


Askes sebesar Rp1.832.923.411,00 di Tahun Anggaran 2007 tidak dicatat
sebagai pendapatan dan belanja daerah Kabupaten Maros

SKPD yang mengelola Dana Askes di Pemerintah Kabupaten Maros adalah Dinas
Kesehatan dan Badan Pengelola RSUD Salewangang. Pemeriksaan atas dokumen
penerimaan dan pengeluaran Dana Askes diketahui bahwa selama Tahun Anggaran 2007,
penerimaan Dana Askes sebesar Rp3.209.673.750,00 dan penggunaan Dana Askes sebesar
Rp1.832.923.411,00 tidak dicatat sebagai pendapatan dan belanja daerah Kabupaten
Maros.
Pengelolaan Dana Askes Dinas Kesehatan dan Badan Pengelola RSUD Salewangang
dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Dinas Kesehatan
Penerimaan dana kapitasi dari PT. Askes (Persero) untuk pelayanan yang diberikan pada
masyarakat miskin yang dijamin pemerintah (Askeskin) ditransfer ke rekening pos atas
nama kepala puskesmas pengelola yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten Maros No. 1856/SKPTS/Dinkes/VI/2007 tanggal 30 Juni
2007.
Dinas Kesehatan tidak membuat laporan penerimaan pertanggungjawaban kepada
Bupati Maros atas penerimaan dan penggunaan dana kapitasi, tetapi membuat Laporan
Pelaksanaan Program JPKMM-Askeskin ke Departemen Kesehatan setiap bulan. Dengan
demikian penerimaan dan pengeluaran dana Askeskin ini tidak tercatat sebagai
penerimaan dan pengeluaran daerah. Berdasarkan Laporan JPKMM-Askeskin bulan
Desember 2007 diketahui selama Tahun Anggaran 2007 diterima dana sebesar
Rp1.725.032.000,00 dan digunakan sebesar Rp698.076.840,00 sehingga pada tanggal
31 Desember 2007 terdapat saldo sebesar Rp1.026.955.160,00 di rekening puskesmas
pengelola. Dana yang dikelola dan saldo per 31 Desember 2007 di puskesmas secara
rinci adalah sebagai berikut:

Penggunaan
No Puskesmas No. Rekening Penerimaan Dana Saldo
Dana
1 Ladange 900.000087.4 67.826.000,00 - 67.826.000,00
2 Camba 900.000072.7 98.484.000,00 66.522.000,00 31.962.000,00
3 Cenrana 900.000083.0 87.756.000,00 - 87.756.000,00
4 Bantimurung 900.000077.2 200.258.500,00 - 200.258.500,00
5 Simbang 900.000078.3 85.128.500,00 85.128.500,00 -
31

6 Carangki 900.000080.7 103.961.000,00 23.024.000,00 80.937.000,00


7 Tompobulu 900.000079.4 123.368.000,00 - 123.368.000,00
8 Hasanuddin 900.000070.5 171.088.500,00 - 171.088.500,00
9 Moncongloe 900.000073.8 42.606.000,00 42.606.000,00 -
10 Marusu 900.000075.0 133.304.000,00 - 133.304.000,00
11 Alliritengae 900.000081.8 162.485.000,00 162.543.190,00 (58.190,00)
12 Mattirotasi 900.000082.9 90.431.000,00 84.043.150,00 6.387.850,00
13 Tunikamaseang 900.000071.6 148.436.500,00 85.305.000,00 63.131.500,00
14 Barandasi 900.000074.9 209.899.000,00 148.905.000,00 60.994.000,00
Jumlah 1.725.032.000,00 698.076.840,00 1.026.955.160,00

b. Badan Pengelola RSU


Penerimaan Badan Pengelola RSU Kabupaten Maros dari PT. Askes (Persero) secara
umum terbagi dua, yaitu penerimaan atas pelayanan yang diberikan pada peserta
Asuransi Kesehatan Indonesia (Askes Sosial) dan atas pelayanan yang diberikan pada
masyarakat miskin yang dijamin pemerintah (Askeskin). Dana askes ini dikelola oleh Tim
Pengendali Rumah Sakit (TPRS) Pengelola Administrasi Askes yang ditetapkan dengan
Surat Keputusan Kepala Badan Pengelolaan RSUD Salewangang No. 353a/SKPTS/
RSD/X/2002 tanggal 17 Oktober 2002.
Selama Tahun Anggaran 2007 Badan Pengelola RSU menerima dana klaim Askes Sosial
sebesar Rp740.416.850,00 di rekening tabungan BNI No. 0117210484 (Kepala Badan
Pengelola RSU) dan dana kapitasi Askeskin sebesar Rp744.224.900,00 di rekening
tabungan BNI No. 0117210698, kedua rekening ini atas nama dr. hj. Rostinah Lahaji
(Kepala Badan Pengelola RSU). Selama Tahun Anggaran 2007 Badan Pengelola RSU
menyetorkan bagian dari dana askes yang diterima sebesar Rp146.347.968,00 sebagai
PAD ke Kas Daerah. Badan Pengelola RSU hanya menyampaikan Laporan Realisasi
Penerimaan dan Pengeluaran Askes dan Laporan Realisasi Daya Serap Program JPK-MM
kepada Departemen Kesehatan. Pada tanggal 31 Desember 2007 terdapat saldo sebesar
Rp201.090.916,00 di rekening No. 0117210484 dan Rp2.356.295,00 di rekening No.
0117210698. Penerimaan dan penggunaan dana askes selain yang disetorkan ke Kas
Daerah sebesar Rp1.134.846.571,00 (Rp740.416.850,00 + Rp744.224.900,00 -
Rp146.347.968,00 - Rp201.090.916,00 - Rp2.356.295,00) tidak
dipertanggungjawabkan kepada Bupati Maros dan tidak tercatat sebagai penerimaan
dan pengeluaran daerah.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:


a. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
32

1) Pasal 1 angka 14 yang menyatakan bahwa Bendahara adalah setiap orang atau
badan yang diberi tugas untuk dan atas nama negara/daerah, menerima,
menyimpan, dan membayar/menyerahkan uang atau surat berharga atau barang-
barang negara/daerah.
2) Pasal 30
a) Ayat (1) Gubernur/bupati/walikota dapat memberikan ijin pembukaan rekening
untuk keperluan pelaksanaan penerimaan di lingkungan pemerintah daerah sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
b) Ayat (2) Gubernur/bupati/walikota mengangkat bendahara untuk menata-
usahakan penerimaan satuan kerja perangkat daerah di lingkungan pemerintah
daerah yang dipimpinnya.
3) Pasal 32
a) Ayat (1) Gubernur/bupati/walikota dapat memberikan ijin pembukaan rekening
untuk keperluan pelaksanaan pengeluaran di lingkungan satuan kerja perangkat
daerah.
b) Ayat (2) Gubernur/bupati/walikota mengangkat bendahara untuk mengelola uang
yang harus dipertanggungjawabkan dalam rangka pelaksanaan pengeluaran
satuan kerja perangkat daerah.
b. Permendagri No. 13 Tahun 2006 tanggal 15 Maret 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah:
1) Pasal 1 angka 50 yang menyatakan bahwa Pendapatan Daerah adalah hak
pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
2) Pasal 20
a) Ayat (1) Pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah yang dianggarkan dalam
APBD harus berdasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
b) Ayat (2) Seluruh pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah
dianggarkan secara bruto dalam APBD.

Pengelolaan rekening kas milik daerah yang tidak dilakukan oleh bendahara
mengakibatkan adanya penerimaan sebesar Rp3.209.673.750,00 (Rp1.725.032.000,00 +
Rp740.416.850,00 + Rp744.224.900,00) dan pengeluaran daerah sebesar
Rp1.832.923.411,00 (Rp698.076.840,00 + Rp1.134.846.571,00) tidak dicatat dan
dipertanggungjawabkan sehingga membuka peluang penyalahgunaan keuangan daerah.
33

Kondisi tersebut disebabkan karena:


a. Kepala Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Maros sebagai PPKD tidak
menyusun petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran kas daerah
yang berasal dari dana askes.
b. Kepala Dinas Kesehatan dan Badan Pengelola RSUD Salewangang tidak membuat
laporan pertanggungjawaban penerimaan dan penggunaan dana askes yang dikelola
untuk diperhitungkan sebagai penerimaan dan pengeluaran dalam APBD Kabupaten
Maros.
Atas temuan tersebut Bupati Maros, H. A. Nadjamuddin Aminullah, menanggapi
Dinas Kesehatan dan Badan Pengelola RSUD Salewangang akan membuat laporan
pertanggungjawaban penerimaan dan penggunaan dana askes yang dikelola.
BPK-RI merekomendasikan kepada Bupati Maros agar:
a. Memerintahkan Kepala Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Maros sebagai
PPKD untuk menyusun petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran
kas daerah yang berasal dari dana askes.
b. Memerintahkan Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala Badan Pengelola RSUD
Salewangang Kabupaten Maros untuk mempertanggungjawabakan penerimaan dan
pengeluaran dana askes untuk diperhitungkan sebagai penerimaan dan pengeluaran
dalam APBD Kabupaten Maros.
34

8. Terdapat pemindahbukuan rekening DAK ke rekening Kas Daerah lainnya


sehingga pencairan DAK Pendidikan terlambat

Pada Tahun Anggaran 2007 Pemerintah Daerah Kabupaten Maros menggunakan


enam rekening kas daerah di PT Bank Sulsel Cabang Maros untuk menampung penerimaan
masing-masing bidang DAK Tahun Anggaran 2007 dari pemerintah pusat. Rekening-
rekening tersebut adalah sebagai berikut:
No. Nomor Rekening Jenis DAK
1 10001-9373 Bidang Pendidikan (DAK Non DR)
2 10001-9374 Bidang Kesehatan (DAK Non DR)
3 10001-9375 Bidang Infrastruktur (DAK Non DR)
4 10001-9376 Bidang Kelautan Dan Perikanan (DAK Non DR)
5 10001-9378 Bidang Pertanian (DAK Non DR)
6 10001-9379 Bidang Lingkungan Hidup (DAK Non DR)
Dari hasil penelusuran rekening-rekening tersebut diketahui bahwa terdapat mutasi-
mutasi pemindahbukuan dari rekening-rekening penampungan DAK ke rekening Kas Daerah
yang lain.
Rekening Kas Daerah selain rekening DAK digunakan untuk transaksi pengeluaran
dan penerimaan daerah secara umum dan mencakup semua kegiatan pemerintah daerah.
Mutasi pemindahbukuan dari rekening penampungan masing-masing bidang DAK ke
rekening Kas Daerah yang lain mengakibatkan DAK tercampur dengan dana yang lain
sehingga penggunaannya menjadi tidak sesuai dengan ketentuan. Daftar mutasi
pemindahbukuan dari rekening DAK ke rekening Kas Daerah lainnya dapat dilihat dalam
lampiran 2.
Berdasarkan hasil pemeriksaan atas penyaluran dana DAK Tahun Anggaran 2007
diketahui bahwa pencairan dan penyaluran rata-rata baru terjadi pada triwulan ketiga pada
tahun berjalan serta masih terdapat penyaluran dana DAK dari Kas Daerah yang tidak
dilakukan secara transfer langsung ke rekening sekolah melainkan melalui rekening
Bendahara Pengeluaran Dinas Pendidikan.
Pada Tahun Anggaran 2007, Pemerintah Kabupaten Maros mengalokasikan
anggaran rehabilitasi SD pada APBD pokok dan perubahan sebesar Rp15.250.000.000,00
yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus sebesar Rp13.692.000.000,00 dan dana pendamping
DAK sebesar Rp1.558.000.000,00 dan telah dialokasikan pada 61 sekolah. Masing-masing
sekolah mendapat Rp250.000.000,00 untuk kegiatan rehabilitasi fisik dan meubelair sebesar
Rp150.000.000,00 dan pengadaan sarana pembelajaran dan sarana perpustakaan sebesar
35

Rp100.000.000,00. Dana DAK tersebut ditransfer dari rekening KPPN ke rekening Kas
Daerah untuk selanjutnya ditransfer ke rekening Bendahara Pengeluaran sesuai Surat
Permintaan Pembayaran yang diajukan oleh Pengguna anggaran untuk selanjutnya
dibayarkan kepada masing-masing sekolah dalam tiga tahap sebagaimana terlihat dalam
tabel berikut:
Tanggal Transfer/Penyaluran Nilai
Tahap
KKP ke Kasda ke Bendahara Bendahara Pengeluaran
Pencairan
Kasda Pengeluaran Diknas ke rekening sekolah
Tahap 1 14-09-2007 18-09-2007 19-09-2007 4.107.600.000,00
Tahap 2 09-11-2007 30-11-2007 04-12-2007 4.107.600.000,00
Tahap 3 29-11-2007 19-12-2007 05-01-2008 4.107.600.000,00
Tahap 4 12-12-2007 1.369.200.000,00
JUMLAH 13.692.000.000,00
Dari tabel tersebut diketahui bahwa :
a. Penyaluran Dana DAK dari KPPN ke Kasda
Proses penyaluran untuk tahap pertama Tahun Anggaran 2007, baru disalurkan oleh
KPPN ke Kas Daerah pada akhir triwulan ketiga. Berdasarkan Surat Pengesahan DIPA
DAK Bidang Pendidikan oleh Kepala Kanwil XXIII Ditjen Perbendaharaan a.n Menteri
Keuangan diketahui bahwa pengesahan telah dilakukan pada tanggal 31 Desember
2006. Surat Pengesahan DIPA merupakan dasar pencairan dana oleh KPPN. Sedangkan
dana DAK tahap kedua, ketiga dan keempat disalurkan oleh KPPN ke Kas Daerah pada
akhir triwulan keempat.
b. Penyaluran Dana DAK dari Kasda ke rekening bendahara Dinas Pendidikan
Penyaluran dana DAK tahap pertama, kedua dan ketiga dari kas daerah ke kas
Bendahara pengeluaran terjadi pada triwulan ketiga dan keempat sedangkan dana DAK
Tahap keempat belum disalurkan oleh Kas Daerah sebesar Rp1.369.200.000,00
c. Penyaluran Dana DAK dari rekening bendahara Dinas Pendidikan ke rekening sekolah
Penyaluran dana DAK tahap pertama dan kedua dari bendahara pengeluaran ke
rekening sekolah terjadi pada triwulan ketiga dan keempat sedangkan Dana DAK tahap
ketiga diterima pada triwulan pertama TA 2008 (5 Januari 2008), sehingga terjadi
keterlambatan alokasi dana DAK dan masih terdapat sisa dana DAK yang belum
disalurkan dari kas daerah ke rekening sekolah seluruhnya sebesar Rp1.369.200.000,00.
Dari uraian tersebut di atas diketahui bahwa pada Tahun Anggaran 2007, proses
penyaluran dana DAK dari rekening kas daerah ke sekolah tidak dilakukan secara langsung
melalui transfer ke rekening sekolah melainkan dari Kas Daerah dilakukan pemindahbukuan
36

terlebih dahulu ke rekening bendahara pengeluaran Dinas Pendidikan berdasarkan SP2D


yang diajukan dan selanjutnya bendahara pengeluaran menyetor ke rekening sekolah.
Adapun program/kegiatan rehabilitasi sekolah sebanyak 61 unit yang anggarannya
dari dana DAK dimulai pada bulan Agustus 2007 berdasarkan Surat Perjanjian Kerjasama
(SPKS) antara Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Maros dengan para kepala sekolah,
padahal APBD Kabupaten Maros telah disahkan berdasarkan Perda No. 3 Tahun 2007 pada
tanggal 8 Januari 2007, namun hingga 31 Desember 2007 kegiatan yang dibiayai dari dana
DAK tersebut belum selesai dilaksanakan.
Hasil pemeriksaan diketahui bahwa sesuai Surat Perjanjian Pemberian Bantuan
(SPPB) antara pihak Sekolah dengan Dinas Pendidikan tanggal 15 Agustus 2007 dengan
nilai kontrak seluruhnya sebesar Rp15.250.000.000,00 (61 sekolah @ Rp250.000.000,00)
seharusnya diselesaikan sampai akhir Tahun Anggaran 2007. Perkembangan kemajuan fisik
pekerjaan sampai akhir Tahun Anggaran 2007 baru mencapai 85 % dan keuangan sebesar
Rp12.322.800.000,00 atau 80,81 % atau sebesar Rp2.927.200.000,00. Secara rinci termuat
pada lampiran 3a dan 3b.
Berdasarkan laporan realisasi fisik yang dibuat oleh konsultan pengawas bahwa
pekerjaan fisik sekolah telah selesai 100% sedangkan meubelair belum direalisasi hingga
akhir tahun 2007 sedangkan pekerjaan tersebut merupakan suatu paket kegiatan dan
realisasi keuangan sebesar Rp8.215.200.000,00. Adapun sarana pembelajaran dan sarana
perpustakaan hingga akhir tahun realisasi fisik 0% dan keuangan Rp4,107,600,000,00
(67,34 %).
Sedangkan untuk DAK Infrastruktur, berdasarkan Laporan Konsolidasi Kegiatan Dana
Alokasi Khusus (DAK) Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Maros Tahun Anggaran 2007
Bulan Oktober-Desember (Triwulan IV), terdapat kegiatan DAK Bidang Infrastruktur sebesar
Rp5.400.281.198,00 yang belum selesai pada akhir Tahun Anggaran 2007.

Kondisi tersebut di atas tidak sesuai dengan:


a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 128/PMK.07/2006 tentang Penetapan Alokasi Dan
Pedoman Umum Pengelolaan Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2007:
1) Pasal 3 DAK dialokasikan untuk membantu Daerah mendanai kebutuhan fisik sarana
dan prasarana dasar yang merupakan prioritas nasional di bidang pendidikan,
37

kesehatan, infrastruktur (jalan, irigasi, dan air bersih), kelautan dan perikanan,
pertanian, prasarana pemerintahan daerah, serta lingkungan hidup.
2) Pasal 30
a) Ayat (1) Pelaksanaan kegiatan yang didanai DAK harus selesai paling lambat pada
tanggal 31 Desember 2007.
b) Ayat (2) Hasil dari kegiatan yang didanai DAK harus sudah dapat dimanfaatkan
pada akhir Tahun Anggaran 2007.
b. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-01/PB/2007 tentang Petunjuk
Teknis Pengesahan Dan Pencairan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Dana
Alokasi Khusus (DAK) Tahun Anggaran 2007 Pasal 10 Bupati/Walikota membuka
Rekening Kasda DAK untuk masing-masing bidang yang digunakan khusus untuk
menampung dana DAK masing-masing bidang (satu rekening untuk satu DIPA dan satu
bidang).
c. Surat Perjanjian Kerja Sama (SPKS) No. 01.01/SPKS/SD-MI/DAK/VII/2007 sampai
dengan No. 01.61/SPKS/SD-MI/DAK/VII/2007 ) tentang Rehabilitasi dan Pengadaan
Sarana dan Prasarana SD/MI TA 2007 (DAK) antara Pihak Pemerintah Kabupaten Maros
dalam hal ini Kepala Dinas Pendidikan dan Pihak Kepala Sekolah, Pasal 6 Waktu
pelaksanaan pekerjaan ayat (2) bahwa hasil pekerjaan harus selesai dan dapat
dimanfaatkan pada akhir Tahun Anggaran 2007.
d. Surat Pengesahan DIPA DAK Tahun Anggran 2007 oleh Kepala Kanwil XXIII Ditjen
Perbendaharaan a.n Menteri Keuangan yang antara lain menyatakan bahwa Surat
Pengesahan DIPA berlaku sebagai dasar pencairan bagi KPPN.
e. Permendiknas Nomor 4 Tahun 2007 tanggal 29 Januari 2007 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan, Bagian Penyaluran dan
Pelaksanaan DAK Bidang Pendidikan huruf A mengenai Penyaluran Dana yang antara
lain menyatakan bahwa :
1) DAK disalurkan dengan cara pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Negara
(Pemerintah Pusat c.q Departemen Keuangan) ke Rekening Kas Umum Daerah
(Kabupaten/Kota);
2) Penyaluran dana diberikan secara utuh tanpa potongan pajak baik dari kas umum
negara ke kas umum daerah maupun dari kas umum daerah ke rekening sekolah.
38

Kondisi tersebut mengakibatkan:


a. Rekening koran untuk transaksi masing-masing DAK tidak menggambarkan keadaan
penerimaan dan pengeluaran yang sesungguhnya yang terkait dengan DAK.
b. Sarana dan prasarana hasil dari pekerjaan-pekerjaan DAK tersebut tidak dapat
dimanfaatkan secara tepat waktu.
c. Masih adanya Saldo dana DAK pada Rekening Kas Daerah yang belum disalurkan ke
sekolah dapat menghambat pelaksanaan kegiatan DAK dan membuka peluang
terjadinya penyalahgunaan pemanfaatan dana yang tidak sesuai dengan sasaran
kegiatan DAK.

Permasalahan tersebut disebabkan:


a. Kebijakan Kepala Bagian Keuangan dan Pemegang Kas Daerah untuk menggunakan
dana masing-masing DAK untuk membayar tagihan Pemerintah Kabupaten Maros yang
sangat mendesak.
b. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Kepala Dinas Pendidikan sebagai pengelola DAK
belum melaksanakan evaluasi dan pengawasan secara optimal terhadap pelaksanaan
kegiatan DAK dan Kepala Sekolah sebagai pelaksana rehabilitasi tidak menaati jangka
waktu penyelesaian pekerjaan sebagaimana yang ditetapkan dalam surat penjanjian.

Atas temuan ini Bupati Maros, H. A. Nadjamuddin Aminullah, menanggapi bahwa


pada masa yang akan datang Kepala Bagian Keuangan dan Pemegang Kas Daerah tidak
diperkenankan mengalihkan dan atau memindahbukukan dana DAK yang terdapat pada
rekening DAK ke rekening Kas Daerah dan kegiatan-kegiatan DAK Tahun Anggaran 2007
akan segera diselesaikan pekerjaan fisiknya. Sementara Kepala Dinas Pendidikan, Drs. H. A.
Mapperenta Muhkal, M.Si menanggapi bahwa pencairan dana DAK TA. 2007 terlambat
dilakukan penyalurannya karena laporan bulanan sekolah terlambat dimasukkan.

BPK-RI merekomendasikan kepada Bupati Maros agar:


a. Menegur secara tertulis Kepala Bagian Keuangan dan Pemegang Kas Daerah Kabupaten
Maros yang melaksanakan tugasnya tidak sesuai ketentuan dan memerintahkan yang
bersangkutan agar tidak menggunakan rekening DAK selain dari peruntukkannnya dan
menyalurkan dana kegiatan DAK Pendidikan langsung ke rekening sekolah tanpa melalui
39

bendaharawan pengeluaran Dinas Pendidikan.


b. Menegur secara tertulis Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten Maros dan memerintahkan agar segera menyelesaikan pekerjaan fisik sesuai
ketentuan.
40

9. Pemerintah Kabupaten Maros belum membuat perencanaan dan pengelolaan kas


dengan baik

Manajemen kas adalah kemampuan daerah dalam mengatur jumlah penyediaan


dana kas bagi setiap SKPD, artinya BUD harus mampu memperkirakan kemampuan
keuangan pemerintah daerah dalam memenuhi kebutuhan dana SKPD.
Hasil pemeriksaan atas pengelolaan kas di Pemerintah Kabupaten Maros Tahun
Anggaran 2007 diketahui bahwa perencanaan kas kurang memadai. Bupati Maros belum
menetapkan mekanisme pengelolaan anggaran kas pemerintah daerah sebagai dasar
pengaturan perencanaan, prosedur penerimaan dan pengeluaran kas dan pengendalian atas
pengelolaan kas. Sementara di tingkat unit kerja pelaksana, seluruh Kepala SKPD tidak
menyusun rancangan anggaran kas SKPD atas rancangan DPA-SKPD yang telah disusun dan
disampaikan kepada PPKD selaku BUD sebagai bahan penyusunan anggaran kas pemerintah
daerah.
Dengan demikian PPKD selaku BUD tidak mempunyai informasi untuk menyusun
anggaran kas pemerintah daerah guna mengatur ketersediaan dana yang cukup untuk
mendanai pengeluaran-pengeluaran sesuai dengan rencana penarikan dana yang tercantum
dalam DPA-SKPD yang telah disahkan.
Pemerintah Kabupaten Maros belum melakukan upaya penertiban rekening
pemerintah daerah yang menampung uang milik daerah terutama dalam hal menyusun
perangkat peraturan perundangan-undangan sebagai pedoman pengelolaan kas.
Selama Tahun Anggaran 2007 BUD Kabupaten Maros menggunakan 26 (dua puluh
enam) rekening Kas Daerah pada PT. Bank Sulsel Cabang Maros untuk menyimpan uang
milik Pemerintah Daerah Kabupaten Maros. PT. Bank Sulsel Cabang Maros melaksanakan
fungsi Bank Umum sebagai mitra Pemerintah Daerah Kabupaten Maros dalam rangka
pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran daerah. Penunjukan PT. Bank Sulsel Cabang
Maros sebagai Bank Umum yang menyimpan uang daerah ini belum didukung perjanjian
antara BUD dengan PT. Bank Sulsel. Dengan demikian hal-hal yang menyangkut hak dan
kewajiban masing-masing pihak belum diatur secara jelas, antara lain mengenai:
a. Jenis pelayanan yang diberikan;
b. Mekanisme pengeluaran/penyaluran dana melalui bank;
c. Pelimpahan penerimaan dan saldo rekening pengeluaran ke Rekening Kas Umum
Daerah;
41

d. Pemberian bunga/jasa giro/bagi hasil atas saldo rekening;


e. pemberian imbalan atas jasa pelayanan;
f. Kewajiban menyampaikan laporan;
g. Sanksi berupa denda dan/atau pengenaan bunga yang harus dibayar karena pelayanan
yang tidak sesuai dengan perjanjian; dan
h. Tata cara penyelesaian perselisihan.
Tidak diaturnya perjanjian mengenai mekanisme pengeluaran dan penyaluran dana
menyebabkan pengendalian atas mutasi-mutasi di rekening koran menjadi lemah.
Pembayaran atas pengeluaran daerah dilakukan dengan menerbitkan Nota Pembayaran
untuk beberapa SP2D sekaligus, sementara pencatatan di BKU dilakukan per SP2D. Untuk
mengetahui realisasi pembayaran suatu SP2D di rekening koran memerlukan dokumen
Nota Pembayaran dan harus diuraikan lebih lanjut rincian pembayarannya. Kuasa BUD tidak
dapat memberikan dokumen Nota Pembayaran secara lengkap sehingga rekonsiliasi antara
BKU dan Rekening Koran sulit dilakukan. Untuk memperkuat pengendalian atas pencairan
SP2D, seharusnya pendebetan atas rekening koran dilakukan per SP2D sesuai sistem
pencatatan yang dilakukan di BKU. Hal ini untuk menghindari risiko kehilangan informasi
apabila dokumen Nota Pembayaran tidak diarsipkan secara lengkap.
Tidak ada pengaturan mengenai kewajiban untuk menyampaikan laporan
mengakibatkan Kuasa BUD sering terlambat membukukan transaksi-transaksi yang terjadi di
Kas Daerah di BKU. Pengendalian atas aktivitas pemindahbukuan sulit dilakukan karena
tidak ada informasi mengenai dari mana rekening asal pemindahbukuan atau pun ke mana
rekening tujuan dari pemindahbukuan tersebut. Seharusnya hal ini dapat diantisipasi
dengan memuat pasal mengenai kewajiban Bank Umum untuk mennyampaikan laporan
atas aktivitas pemindahbukuan tersebut.
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:
a. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara pasal 28 ayat (3) Pelaksanaan
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang berkaitan dengan pengelolaan
uang daerah selanjutnya diatur dengan peraturan daerah.
b. PP No. 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah:
1) Pasal 9 ayat (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan tugas dan wewenang
Kuasa Bendahara Umum Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
diatur dengan Peraturan Kepala Daerah.
42

2) Pasal 18 ayat (3) Penunjukan Bank Umum sebagaimana dimaksud pada ayat 1
dimuat dalam perjanjian antara Bendahara Umum Daerah dengan Bank Umum yang
bersangkutan.
3) Pasal 18 ayat (4) Perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat 3 sekurang-kurangnya
mencakup:
a. Jenis pelayanan yang diberikan;
b. Mekanisme pengeluaran/penyaluran dana melalui bank;
c. Pelimpahan penerimaan dan saldo rekening pengeluaran ke Rekening Kas Umum
Daerah;
d. Pemberian bunga/jasa giro/bagi hasil atas saldo rekening;
e. pemberian imbalan atas jasa pelayanan;
f. Kewajiban menyampaikan laporan;
g. Sanksi berupa denda dan/atau pengenaan bunga yang harus dibayar karena
pelayanan yang tidak sesuai dengan perjanjian; dan
h. Tata cara penyelesaian perselisihan.
4) Pasal 19 ayat (7) Ketentuan lebih lanjut tentang pembukaan dan pengoperasian
rekening penerimaan dan rekening pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), ayat (2), ayat (4), dan ayat (5) diatur dengan Peraturan Kepala Daerah.
5) Pasal 22 ayat (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai kontrak kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan Kepala Daerah.
6) Pasal 31 ayat (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengenaan sanksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) serta penetapan besaran, tata cara penggunaan, pembukaan
dan penutupan rekening, pembukuan, pelaporan, dan pertanggungjawaban Uang
Persediaan diatur dengan Peraturan Kepala Daerah.
7) Pasal 38 ayat (3) Pelaporan pengelolaan Uang Negara dalam rangka
pertanggungjawaban Pemerintah Pusat dalam bentuk laporan keuangan pemerintah
pusat dilakukan secara periodik dan berjenjang.
c. Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal
126
1) Ayat (1) PPKD selaku BUD menyusun anggaran kas pemerintah daerah guna
mengatur ketersediaan dana yang cukup untuk mendanai pengeluaran-pengeluaran
sesuai dengan rencana penarikan dana yang tercantum dalam DPA-SKPD yang telah
disahkan.
43

2) Ayat (2) Anggaran kas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat perkiraan arus
kas masuk yang bersumber dari penerimaan dan perkiraan arus kas keluar yang
digunakan mendanai pelaksanaan kegiatan dalam setiap periode.
3) Ayat (3) Mekanisme pengelolaan anggaran kas pemerintah daerah ditetapkan dalam
peraturan kepala daerah.

Kondisi tersebut mengakibatkan:


a. Lemahnya pengendalian atas pengelolaan kas daerah dan pengelolaan kas yang
dilakukan tidak mempunyai landasan hukum.
b. PPKD tidak mengetahui kemampuan keuangan daerah dalam memenuhi kebutuhan
SKPD dan tidak dapat melakukan pengendalian atas pelaksanaan APBD.
Masalah tersebut terjadi karena:
a. Bupati dan DPRD Kabupaten Maros belum menyusun peraturan perundang-undangan
sebagai dasar pengelolaan kas.
b. Kelalaian Kepala Bagian Keuangan dalam melaksanakan fungsi sebagai PPKD dan BUD
tidak mempedomani ketentuan yang berlaku.
Atas temuan ini Bupati Maros, H. A. Nadjamuddin Aminullah, menanggapi bahwa
akan membuat Anggaran Kas Pemerintah Daerah Kabupaten Maros sebagai bahan
pengendalian atas pelaksanaan anggaran setiap SKPD.
BPK-RI merekomendasikan kepada Bupati Maros dan Ketua DPRD Kabupaten Maros
untuk menyusun peraturan perundang-undangan sebagai dasar pengelolaan kas.
44

10. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Maros belum menyampaikan
Surat Pertanggungjawaban minimal sebesar Rp1.316.481.730,00

Pada Tahun Anggaran 2007 belum semua SKPD di Pemerintah Kabupaten Maros
membentuk Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK). Fungsi verifikasi dan pengujian atas
bukti-bukti pengeluaran oleh bendahara pengeluaran masih dilakukan oleh Sub Bagian
Verifikasi Sekretariat Daerah Kabupaten Maros.
Pada saat pemeriksaan lapangan, tanggal 9 Juli 2008, berdasarkan data monitoring
penyampaian surat pertanggungjawaban SKPD di Bagian Verifikasi Sekretariat Daerah
Kabupaten Maros diketahui bahwa SP2D Non Gaji yang diterbitkan selama Tahun Anggaran
2007 adalah Rp282.541.921.507,44. Dari jumlah tersebut telah dipertanggungjawabkan
sebesar Rp281.114.076.668,44 dan telah disetorkan kembali ke Kas Daerah sebesar
Rp111.363.109,00. Sisanya sebesar Rp1.316.481.730,00 belum dipertanggungjawabkan.
SKPD yang belum menyampaikan pertanggungjawaban adalah sebagai berikut:
No SKPD Jumlah
1. Sekretariat DPRD Rp 117.292.464,00
2. Kantor PMD Rp 167.500.000,00
3. Kantor Pariwisata Rp 50.102.282,00
4. Kecamatan Tanralili Rp 7.898.965,00
5. Kecamatan Camba Rp 101.970.000,00
6. Kecamatan Simbang Rp 24.508.568,00
7. Kecamatan MoncongLoe Rp 3.698.515,00
8. Kecamatan Cenrana Rp 132.297.836,00
9. Sintap Rp 711.213.100,00
Jumlah Rp 1.316.481.730,00
Penelusuran lebih lanjut atas bukti penyetoran diketahui bahwa bukti setor yang ada
hanya sebesar Rp96.218.523,00 dan bukti setor sisanya sebesar Rp15.144.586,00 tidak
dapat diperlihatkan, terdiri dari:
45

No SKPD Sisa Bukti Setor Lebih (Kurang)


1 Dinas Perkebunan 3.000.000,00 - (3.000.000,00)
2 Dinas Perhubungan 2.400.000,00 2.400.000,00 -
3 Dinas Tata Ruang 1.307.388,00 1.307.388,00 -
4 Dinas Kependudukan 404.432,00 404.432,00 -
5 Dinas Koperindag 3.199.200,00 3.199.200,00 -
6 Dinas Pertambangan 4.201.057,00 4.201.057,00 -
7 Dinas PUD Kab. Maros 837.000,00 865.000,00 28.000,00
8 Dinas Pertanian 1.746.590,00 1.476.600,00 (269.990,00)
9 Dinas Kesehatan 38.834.340,00 38.834.342,00 2,00
10 Dinas Pendapatan Daerah 4.886.362,00 4.886.362,00 -
11 Kantor Kebersihan 1.968.800,00 1.968.800,00 -
12 Kantor Ketahanan Pangan 4.775.000,00 4.775.000,00 -
13 Kantor Peng.Bandara & Bmt 1.961.000,00 - (1.961.000,00)
14 Bapedalda 1.114.995,00 1.114.896,00 (99,00)
15 Bawasda 3.737.710,00 4.232.710,00 495.000,00
16 Bappeda 2.815.458,00 2.890.957,00 75.499,00
17 Badan Kepegawaian Daerah 22.898.909,00 22.898.909,00 -
18 Kecamatan Lau 14.727,00 - (14.727,00)
19 Kecamatan Turikale 1.255.810,00 - (1.255.810,00)
20 Kecamatan Bontoa 5.392.986,00 - (5.392.986,00)
21 Kecamatan Mandai 1.312.000,00 - (1.312.000,00)
22 Kecamatan Marusu 3.299.345,00 762.870,00 (2.536.475,00)
Jumlah 111.363.109,00 96.218.523,00 (15.144.586,00)

Rincian SP2D Non Gaji dan pertanggungjawaban seluruh SKPD dapat dilihat pada
lampiran 4.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tanggal 15
Mei 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah:
a. Pasal 13
1) Ayat (1) Untuk melaksanakan anggaran yang dimuat dalam DPA-SKPD, kepala SKPD
menetapkan pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD
sebagai PPK-SKPD.
2) Ayat (2) PPK-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas:
a. meneliti kelengkapan SPP-LS pengadaan barang dan jasa yang disampaikan oleh
bendahara pengeluaran dan diketahui/ disetujui oleh PPTK;
b. meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU dan SPP-LS gaji dan tunjangan
46

PNS serta penghasilan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan


perundang-undangan yang diajukan oleh bendahara pengeluaran;
c. melakukan verifikasi SPP;
d. menyiapkan SPM;
e. melakukan verifikasi harian atas penerimaan;
f. melaksanakan akuntansi SKPD; dan
g. menyiapkan laporan keuangan SKPD.
b. Pasal 220, Ayat (1) Bendahara pengeluaran secara administratif wajib
mempertanggungjawabkan penggunaan uang persediaan/ganti uang
persediaan/tambah uang persediaan kepada kepala SKPD melalui PPK-SKPD paling
lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
Permasalahan tersebut mengakibatkan membuka peluang penyalahgunaan
keuangan daerah atas sisa dana yang belum dipertanggungjawabkan sebesar
Rp1.316.481.730,00.
Kondisi tersebut terjadi karena:
a. Kepala SKPD belum menetapkan pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha
keuangan pada SKPD sebagai pejabat penatausahaan keuangan SKPD.
b. Kelalaian bendahara pengeluaran dan bendahara kegiatan yang belum menyampaikan
surat pertanggungjawaban ke Sub Bagian Verifikasi Sekretariat Daerah Kabupaten
Maros.
c. Kurangnya pengawasan dari atasan langsung bendahara terhadap pelaksanaan tugas
bendahara.
Atas temuan ini Bupati Maros, H. A. Nadjamuddin Aminullah, menanggapi bahwa
akan segera menyampaikan pertanggungjawaban penggunaan dana minimal sebesar
Rp1.316.481.730,00 yang sudah diverifikasi.
BPK-RI merekomendasikan kepada Bupati Maros agar memerintahkan bendahara
pengeluaran SKPD untuk segera menyampaikan pertanggungjawaban paling lambat 60 hari
setelah berakhirnya pemeriksaan dan apabila tidak dapat mempertanggungjawabkan maka
sisa dana tersebut harus disetorkan ke Kas Daerah.
47

11. Pembayaran Hutang kepada PT. Bank Sulsel Cabang Maros pada Tahun
Anggaran 2007 sebesar Rp13.175.360.000,00 tidak didasari perikatan/
perjanjian pinjaman

Berdasarkan pemeriksaan atas Buku Kas Umum (BKU) Bendahara Umum Daerah
(BUD) diketahui pada tanggal 22 Januari 2007 telah dilakukan pembayaran hutang
Pemerintah Kabupaten Maros kepada PT. Bank Sulsel Cabang Maros sebesar
Rp13.175.360.000,00.
Pemeriksaan terhadap Rekening Koran Kas Daerah No. rekening 0010-001-
000001475-4 telah dilakukan pendebetan pada tanggal 22 Januari 2007 sebesar
Rp13.002.000.000,00 dan Rp173.360.000,00. Pendebetan tersebut berdasarkan Surat
Perintah Pencairan Dana (SP2D) No. 186 tanggal 22 Januari 2007 sebesar
Rp13.002.000.000,00 dengan uraian pembayaran hutang Pemerintah Kabupaten Maros
pada PT. Bank Sulsel Cabang Maros dan SP2D No. 187 tanggal 22 Januari 2007 sebesar
Rp173.360.000,00 dengan uraian pembayaran bunga hutang Pemerintah Kabupaten Maros
pada PT. Bank Sulsel Cabang Maros.
Atas hutang tersebut tidak diperoleh dokumen/perikatan/perjanjian pinjaman antara
Pemerintah Kabupaten Maros dengan PT. Bank Sulsel Cabang Maros.
Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI atas Laporan Keuangan Daerah
Pemerintah Kabupaten Maros Tahun Anggaran 2006 Nomor 64c/HP/XIV.Mks/05/2007
tanggal 26 Mei 2007 diketahui bahwa terdapat pinjaman daerah kepada PT. Bank Sulsel
Cabang Maros dalam bulan Desember 2006, yang diterima dalam 8 tahap pembayaran
dengan nilai pinjaman sebesar Rp12.769.568.485,00. Pinjaman ini dilaksanakan dalam
minggu terakhir bulan Desember 2006, guna menalangi kekurangan saldo kas daerah.
Pemeriksaan lebih lanjut atas pinjaman ini, diketahui terdapat beban biaya pinjaman
sebesar Rp232.431.515,00 dan beban bunga sebesar Rp173.359.999,00 sehingga jumlah
seluruh kewajiban adalah sebesar Rp13.175.359.999,00.
Secara kronologis pinjaman atas nama 153 orang pegawai sebesar
Rp12.769.568.485,00 tersebut dicairkan secara bertahap sebagai berikut:
a. Tahap I tanggal 27 Desember 2006 sebesar Rp1.491.240.170,00
b. Tahap II tanggal 28 Desember 2006 sebesar Rp2.087.953.750,00
c. Tahap III tanggal 28 Desember 2006 sebesar Rp1.434.466.970,00
48

d. Tahap IV tanggal 29 Desember 2006 sebesar Rp2.295.835.230,00


e. Tahap V tanggal 29 Desember 2006 sebesar Rp1.197.454.665,00
f. Tahap VI tanggal 29 Desember 2006 sebesar Rp2.514.354.470,00
g. Tahap VII tanggal 30 Desember 2006 sebesar Rp1.188.589.130,00
h. Tahap VIII tanggal 30 Desember 2006 sebesar Rp559.674.100,00
Dana pinjaman tersebut ditransfer oleh PT. Bank Sulsel Cabang Maros ke Rekening
Kas Daerah Pemerintah Kabupaten Maros Nomor 0010-001-000001475-4.
Konfirmasi kepada PT. Bank Sulsel Cabang Maros diperoleh penjelasan bahwa yang
menjadi dasar pendebetan rekening Kas Daerah Pemerintah Kabupaten Maros Nomor 0010-
001-000001475-4 pada tanggal 22 Januari 2007 sebesar Rp13.002.000.000,00 dan
Rp173.360.000,00 adalah SP2D dan berkas SP2D tersebut tersimpan pada Kas Daerah
Pemerintah Kabupaten Maros. Pendebetan rekening tersebut untuk membayar kredit umum
lainnya yang merupakan kredit pegawai di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Maros
sebesar Rp13.002.000.000,00 dan bunga sebesar Rp173.360.000,00.
Konfirmasi kepada Kepala Bagian Keuangan, diperoleh penjelasan bahwa
pembayaran hutang Tahun Anggaran 2007 sesuai SP2D No. 186 dan 187 pada tanggal 22
Januari 2007 masing-masing sebesar Rp13.002.000.000,00 dan Rp173.360.000,00 atau
jumlah keseluruhan sebesar Rp13.175.360.000,00 merupakan pinjaman Pemerintah
Kabupaten Maros Tahun Anggaran 2006 yang menggunakan fasilitas kredit usaha lainnya
atas nama pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Maros.
Alasan penggunaan fasilitas kredit atas nama pegawai Pemerintah Kabupaten Maros
dikarenakan kebutuhan kas pada akhir tahun anggaran yang mendesak, apabila digunakan
pinjaman jangka pendek harus dilunasi pada tahun anggaran berkenaan, sehingga pinjaman
daerah Pemerintah Kabupaten Maros direalisasikan dalam bentuk pinjaman pegawai, yang
memungkinkan penyelesaian di awal tahun anggaran berikutnya.

Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah Pasal 18:
a. Ayat (1) Pemerintah Daerah mengajukan usulan pinjaman kepada calon pemberi
pinjaman.
b. Ayat (2) Calon pemberi pinjaman melakukan penilaian atas usulan pinjaman daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
c. Ayat (3) Pinjaman daerah jangka pendek dilakukan dengan perjanjian pinjaman yang
49

ditandatangani oleh Kepala Daerah/pejabat yang diberi kuasa dan pemberi pinjaman,
dengan memperhatikan persyaratan yang paling menguntungkan Pemerintah Daerah
penerima pinjaman.

Kondisi tersebut mengakibatkan:


a. Pelaksanaan pinjaman daerah tanpa dasar perjanjian tertulis tidak memberikan
kepastian tentang hak dan kewajiban kedua belah pihak.
b. Dengan adanya pembayaran hutang tanpa perikatan/perjanjian pinjaman dapat
berakibat membuka peluang terjadinya penyimpangan penggunaan keuangan yang
dapat merugikan keuangan daerah.
Hal tersebut disebabkan kelalaian pihak Pemerintah Kabupaten Maros dan PT. Bank
Sulsel Cabang Maros yang melakukan kerjasama pinjaman tanpa dasar perikatan yang jelas.
Atas temuan ini Kepala Bagian Keuangan, Drs. H. A. Syamsul Fahry, menanggapi
bahwa pembayaran hutang dengan pendebetan rekening kas daerah Pemerintah Kabupaten
Maros pada tanggal 22 Januari 2007 sebesar Rp13.002.000.000,00 dan Rp173.360.000,00
adalah benar merupakan pembayaran hutang Pemerintah Kabupaten Maros ke Bank Sulsel
Cabang Maros. Pinjaman Pemerintah Kabupaten Maros tersebut dilakukan dengan
menggunakan fasilitas kredit atas nama pegawai di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Maros.
BPK-RI merekomendasikan kepada Bupati Maros agar tidak melakukan kerja sama
pinjaman tanpa dasar perikatan.
50

12. Pembayaran Hutang Belanja sebesar Rp25.658.710.816,69 di Tahun Anggaran


2007 tidak didasari pengakuan hutang pada Neraca Tahun Anggaran 2006

Pada Peraturan Daerah Pemerintah Kabupaten Maros No. 06 Tahun 2007


tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2007 yang
disahkan pada tanggal 25 Januari 2007 terdapat Penerimaan Pembiayaan Pinjaman sebesar
Rp15.000.000.000,00 dan Pembiayaan Pengeluaran yang dialokasikan untuk pembayaran
hutang sebesar Rp25.004.331.793,00. Pada APBD Perubahan Tahun Anggaran 2007 yang
disahkan pada tanggal 24 Desember 2007, Penerimaan Pembiayaan Pinjaman dialokasikan
sebesar Rp101.471.792.292,24 dan Pembiayaan Pengeluaran yang dialokasikan untuk
pembayaran hutang sebesar Rp62.900.576.105,00.
Berdasarkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) Tahun Anggaran 2007 realisasi
atas pembayaran hutang sebesar Rp63.660.710.816,69 terdiri dari pembayaran hutang
kepada PT. Bank Sulsel Cabang Maros sebesar Rp38.002.000.000,00 dan pembayaran
hutang belanja sebesar Rp25.658.710.816,69. Dari pembayaran hutang tersebut, terdapat
sebagian hutang kepada PT. Bank Sulsel Cabang Maros yang pinjamannya terjadi pada
Tahun Anggaran 2006 sebesar Rp13.002.000.000,00 dan hutang belanja atas pekerjaan
yang dilaksanakan Tahun Anggaran 2006 sebesar Rp25.658.710.816,69 atau keseluruhan
sebesar Rp38.660.710.816,69 yang tidak didasari pengakuan hutang pada Neraca Tahun
Anggaran 2006 serta tidak terdapat daftar pengakuan hutang termasuk daftar perincian
pengeluaran pembiayaan pada APBD Tahun Anggaran 2007.
Pembayaran hutang Pemerintah Kabupaten Maros dapat diuraikan sebagai
berikut :
a. Pembayaran hutang kepada PT. Bank Sulsel Cabang Maros
1) Selama Tahun Anggaran 2007, Pemerintah Kabupaten Maros telah melakukan
pinjaman jangka pendek sebesar Rp25.000.000.000,00 yang terealisasi pada tanggal
22 Januari 2007 dan 6 Juli 2007, sebagaimana diuraikan pada Temuan Pemeriksaan
No. 6. Atas pinjaman jangka pendek tersebut Pemerintah Kabupaten Maros telah
melakukan keseluruhan pembayaran yaitu sebesar Rp25.000.000.000,00.
2) Pada tanggal 22 Januari 2007, Pemerintah Kabupaten Maros telah melakukan
pembayaran atas hutang sebesar Rp13.002.000.000,00 sesuai Surat Perintah
Pencairan Dana (SP2D) No. 186 tanggal 22 Januari 2007 dengan uraian pembayaran
51

hutang Pemerintah Kabupaten Maros pada PT. Bank Sulsel Cabang Maros. Hutang ini
merupakan pinjaman pada bulan Desember 2006. Atas pembayaran hutang ini, tidak
didasari pengakuan hutang pada Neraca Tahun Anggaran 2006. Pembayaran hutang
ini telah diuraikan dalam temuan pemeriksaan sebelumnya.
b. Pembayaran hutang belanja
Selama Tahun Anggaran 2007 telah dilakukan pembayaran hutang belanja sebesar
Rp25.658.710.816,69. Pembayaran hutang ini tidak didasari pengakuan hutang pada
Neraca Tahun Anggaran 2006 serta tidak terdapat daftar pengakuan hutang termasuk
daftar perincian pengeluaran pembiayaan pada APBD Tahun Anggaran 2007. Hutang ini
merupakan pembayaran atas pekerjaan yang telah dikerjakan pada Tahun Anggaran
2006 yang secara substansi merupakan belanja modal tetapi pada Laporan Realisasi
Anggaran Tahun Anggaran 2006 tidak ada pengakuan belanja atas pekerjaan dimaksud.
Dengan demikian tidak ada penambahan asset yang dihasilkan dari pekerjaan tersebut
karena tidak ada pengakuan atas belanja modal.
Pada Tahun Anggaran 2007 atas pembayaran hutang tersebut diakui sebagai
pengeluaran pembiayaan, sehingga atas kegiatan yang dilaksanakan pada Tahun
Anggaran 2006 dan pembayarannya dilakukan pada Tahun Anggaran 2007 tidak pernah
terdapat pengakuan belanja dan penambahan asset yang dihasilkan dari pekerjaan
tersebut.
Atas kondisi tersebut, BPK RI telah menyampaikan permintaan dokumen yang dapat
dijadikan dasar pembayaran hutang antara lain daftar hutang Tahun Anggaran 2006 dan
daftar pengeluaran pembiayaan APBD Tahun Anggaran 2007, tetapi sampai berakhirnya
pemeriksaan tidak diperoleh dokumen dimaksud.
c. Pelampauan Anggaran Pengeluaran Pembiayaan Tahun Anggaran 2007 yang
dialokasikan untuk pembayaran hutang.
Berdasarkan Peraturan Daerah Pemerintah Kabupaten Maros No. 06 Tahun 2007
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2007 yang
disahkan pada tanggal 25 Januari 2007, Pembiayaan Pengeluaran yang dialokasikan
untuk pembayaran hutang sebesar Rp25.004.331.793,00, dan pada APBD Perubahan
Tahun Anggaran 2007 yang disahkan pada tanggal 24 Desember 2007, Pembiayaan
Pengeluaran yang dialokasikan untuk pembayaran hutang sebesar
Rp62.900.576.105,00. Berdasarkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) Tahun
52

Anggaran 2007 realisasi atas pembayaran hutang sebesar Rp63.660.710.816,69, atau


terjadi pelampauan anggaran pengeluaran pembiayaan sebesar Rp760.134.711,69.
Pembayaran hutang tersebut dapat dirinci sebagai berikut :
Pembayaran Hutang Pokok
No. Bulan Belanja Bank Sulsel Cab. Maros Total
1 Januari 9.898.003.661,00 13.002.000.000,00 22.900.003.661,00
2 Februari 3.390.547.630,00 2.500.000.000,00 5.890.547.630,00
3 Maret 1.932.907.800,00 2.500.000.000,00 4.432.907.800,00
4 April 4.068.771.133,00 2.500.000.000,00 6.568.771.133,00
5 Mei 1.352.178.831,00 2.500.000.000,00 3.852.178.831,00
6 Juni 757.251.700,00 2.500.000.000,00 3.257.251.700,00
7 Juli 1.496.193.600,69 2.500.000.000,00 3.996.193.600,69
8 Agustus 1.142.753.665,00 2.000.000.000,00 3.142.753.665,00
9 September 331.550.000,00 2.000.000.000,00 2.331.550.000,00
10 Oktober 2.000.000.000,00 2.000.000.000,00
11 November 2.000.000.000,00 2.000.000.000,00
12 Desember 1.288.552.796,00 2.000.000.000,00 3.288.552.796,00
Jumlah 25.658.710.816,69 38.002.000.000,00 63.660.710.816,69

Dari perincian diatas dapat diketahui bahwa pelampauan anggaran akun Pengeluaran
Pembiayaan yang dialokasikan untuk pembayaran hutang pada APBD Pokok terjadi pada
Bulan Februari 2007, karena pembayaran hutang terus terjadi maka pada atas
pembayaran hutang yang terjadi setelah bulan Februari di akomodasi dalam APBD
Perubahan Tahun Anggaran 2007.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:


a. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2004 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan :
1) Pernyataan No. 01 Penyajian Laporan Keuangan Neraca pada Klasifikasi:
a) Paragraf 39 menyatakan bahwa Setiap entitas pelaporan mengklasifikasikan
asetnya dalam aset lancar dan nonlancar serta mengklasifikasikan kewajibannya
menjadi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang dalam neraca.
b) Paragraf 40 menyatakan bahwa Setiap entitas pelaporan mengungkapkan setiap
pos asset dan kewajiban yang mencakup jumlah-jumlah yang diharapkan akan
diterima atau dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan
dan jumlah-jumlah yang diharapkan akan diterima atau dibayar dalam waktu lebih
dari 12 (dua belas) bulan.
2) Pernyataan No. 07 Akuntansi Aset Tetap pada Pengakuan Aset Tetap Paragraf 20
menyatakan bahwa Pengakuan aset tetap akan sangat andal bila aset tetap telah
53

diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan atau pada saat penguasaannya
berpindah.
b. Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah:
1) Pasal 18 ayat (2) menyatakan bahwa Penganggaran untuk setiap pengeluaran APBD
harus didukung dengan dasar hukum yang melandasinya.
2) Pasal 54 ayat (1) menyatakan bahwa SKPD dilarang melakukan pengeluaran atas
anggaran belanja daerah untuk tujuan yang tidak tersedia anggarannya, dan/atau
yang tidak cukup tersedia anggarannya dalam APBD.
c. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah :
1) Pasal 7 ayat (2) menyatakan bahwa PPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku BUD
berwenang antara lain pada huruf h. melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan
keuangan daerah.
2) Pasal 79 ayat (2) menyatakan bahwa Penganggaran penerimaan dan pengeluaran
APBD harus memiliki dasar hukum penganggaran

Permasalahan tersebut mengakibatkan:


a. Saldo hutang belanja tidak dapat diyakini kebenarannya.
b. Pembayaran atas hutang belanja membebani APBD.
c. Tidak ada pengakuan belanja dan asset atas pekerjaan yang telah dilaksanakan.
d. Kas Tahun Anggaran 2007 yang telah direncanakan untuk kegiatan terganggu karena
harus digunakan untuk pembayaran hutang yang tidak tersedia anggarannya.
e. Tidak adanya dasar pengakuan hutang dan perincian pengeluaran pembiayaan, dapat
mengakibatkan kesalahan pembayaran baik kesalahan transfer maupun pembayaran
ganda, sehingga membuka peluang terjadinya penyimpangan penggunaan keuangan
yang dapat merugikan keuangan daerah.
Kondisi tersebut terjadi karena:
a. PPKD belum mengatur mekanisme pengelolaan anggaran kas pemerintah daerah
sebagai dasar pengaturan perencanaan, prosedur penerimaan dan pengeluaran kas dan
pengendalian atas pengelolaan kas.
b. PPKD lalai dalam melaksanakan fungsinya melaksanakan sistem akuntansi dan
pelaporan keuangan daerah.
54

Atas temuan tersebut Bupati Maros, H. A. Nadjamuddin Aminullah, menanggapi


bahwa akan menyampaikan dokumen dasar pembayaran hutang berupa daftar hutang TA.
2006 dan TA. 2007.
BPK-RI merekomendasikan kepada Bupati Maros agar memerintahkan kepada
Kepala PPKD Sekretariat Kabupaten Maros untuk menyusun mekanisme pengelolaan
anggaran kas pemerintah daerah sebagai dasar pengaturan perencanaan, prosedur
penerimaan dan pengeluaran kas dan pengendalian atas pengelolaan kas serta
melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah sesuai ketentuan.
55

13. Pinjaman SLA dan RDA yang jatuh tempo sampai dengan Tahun Anggaran 2007
sebesar Rp9.605.593.054,67 tidak dibayar

Berdasarkan pemeriksaan atas Berita Acara Rekonsiliasi dan Berita Acara Rapat
Pembahasan Pinjaman Pemerintah Kabupaten Maros baik pinjaman SLA maupun RDA
diketahui bahwa sampai tanggal 2 Juli 2007, Pemerintah Kabupaten Maros masih memiliki
pinjaman yang jatuh tempo sebesar Rp9.605.593.054,67 yang terdiri dari pinjaman SLA
sebesar Rp549.655.555,75 dan pinjaman RDA sebesar Rp9.055.927.498,92, sampai dengan
berakhirnya pemeriksaan, pinjaman tersebut belum dibayar. Hal tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut:
a. Berdasarkan Berita Acara Rekonsiliasi No. 51/PB.41/BRI/07/07 tanggal 2 Juli 2007,
dilakukan rapat rekonsiliasi antara Direktorat Pengelolaan Penerusan Pinjaman Ditjen
Perbendaharaan Depkeu RI, Pemerintah Kabupaten Maros dan PT. Bank Rakyat
Indonesia, Tbk, guna membahas permohonan Pemerintah Kabupaten Maros melalui
surat No.900/414/Set tanggal 21 Mei 2007 perihal percepatan pelunasan pinjaman atas
perjanjian pinjaman No. SLA-981/DP3/1997 tanggal 6 Nopember 1997. Pada Berita
Acara Rekonsiliasi tersebut terdapat kesepakatan bahwa :
1) Pemerintah Kabupaten Maros akan melakukan percepatan pelunasan pinjaman
dimaksud pada tanggal 7 Oktober 2007.
2) Kewajiban kumulatif Pemerintah Kabupaten Maros sampai dengan tanggal 7 Oktober
2007 adalah sebesar Rp735.499.037,58, terdiri dari kewajiban yang masih harus
dibayar Rp549.665.555,75 dan kewajiban yang belum jatuh tempo
Rp185.842.481,82, dengan rincian :
(Dalam Rp)
Hak Tagih
No Keterangan Kewajiban YMH Dibayar Belum JT
Pemerintah
1 Hutang Pokok 142.114.839,04 142.114.839,04 185.842.481,82 327.957.320,86
2 Bunga 264.738.992,30 264.738.992,30 - 264.738.992,30
3 Jasa Bank 7.569.876,37 7.569.876,37 - 7.569.876,37
4 Biaya Komitmen 941.768,58 941.768,58 - 941.768,58
5 Denda B. Komitmen 1.213.754,41 1.213.754,41 - 1.213.754,41
6 Denda Bunga 123.210.060,99 123.210.060,99 - 123.210.060,99
7 Denda H. Pokok 9.876.264,06 9.876.264,06 - 9.876.264,06
Jumlah 549.665.555,75 549.665.555,75 185.842.481,82 735.508.037,57

Sampai dengan berakhirnya pemeriksaan, pinjaman tersebut diatas masih belum


dilunasi.
56

b. Berdasarkan Berita Acara Rapat Pembahasan Penjadwalan Kembali Pinjaman tanggal 2


Juli 2007, yang dilakukan oleh Direktorat Pengelolaan Penerusan Pinjaman Ditjen
Perbendaharaan Depkeu RI dan Pemerintah Kabupaten Maros yang membahas
mengenai percepatan pembayaran/pelunasan dan penjadwalan pinjaman Pemerintah
Kabupaten Maros Nomor RDA-242/DP3/1996 tanggal 16 Februari 1996 diperoleh
kesepakatan bahwa hak tagih Pemerintah atas pinjaman Nomor RDA-242/DP3/1996
sampai dengan tanggal 2 Juli 2007 adalah sebesar Rp9.725.738.542,93 terdiri dari
kewajiban yang masih harus dibayar Rp9.055.927.498,00 dan kewajiban yang belum
jatuh tempo 669.811.044,00, dengan rincian :
(Dalam Rp)
Hak Tagih
No Uraian Kewajiban YMH Dibayar Belum JT
Pemerintah
1 Biaya Administrasi 3,272,631,640.15 3,272,631,640.15 3,272,631,640.15
2 Denda B. Administrasi 2,354,992,254.26 2,354,992,254.26 - 2,354,992,254.26
3 Hutang Pokok 2,679,244,175.68 2,679,244,175.68 669,811,044.00 3,349,055,219.68
4 Denda H. Pokok 728,652,083.54 728,652,083.54 - 728,652,083.54
5 Biaya Komitmen 6,485,602.92 6,485,602.92 - 6,485,602.92
6 Denda B. Komitmen 13,921,742.37 13,921,742.37 - 13,921,742.37
Jumlah 9,055,927,498.92 9,055,927,498.92 669,811,044.00 9,725,738,542.92

Sampai dengan berakhirnya pemeriksaan, pinjaman tersebut diatas masih belum


dilunasi.
c. Atas pinjaman yang jatuh tempo pada Tahun Anggaran 2007, BPK RI telah
menyampaikan surat permintaan daftar hutang yang dianggarkan dalam Pembiayaan
Pengeluaran APBD Tahun Anggaran 2007, tetapi sampai dengan berakhirnya
pemeriksaan, tidak diperoleh dokumen dimaksud.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:


a. Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah Pasal 38 ayat (1)
yang menyatakan bahwa kewajiban pembayaran kembali Pinjaman Daerah yang jatuh
tempo wajib dianggarkan dalam APBD dan direalisasikan/dibayarkan pada tahun
anggaran yang bersangkutan.
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah :
1) Pasal 145 ayat (1) menyatakan bahwa Pemerintah daerah wajib membayar bunga
dan pokok utang dan/atau obligasi daerah yang telah jatuh tempo.
57

2) Pasal 147 ayat (1) menyatakan bahwa Kepala SKPKD melaksanakan pembayaran
bunga dan cicilan pokok utang dan/atau obligasi daerah yang jatuh tempo.

Permasalahan tersebut mengakibatkan pinjaman SLA dan RDA yang belum dibayar
Pemerintah Kabupaten Maros terus bertambah karena penambahan biaya, bunga dan
denda yang harus terus dibayar sehingga membebani APBD.
Kondisi tersebut disebabkan:
a. Kepala PPKD Pemerintah Kabupaten Maros tidak mematuhi kewajiban pembayaran hutang
yang harus dilaksanakan.
b. Kepala PPKD belum menyusun mekanisme pengelolaan anggaran kas pemerintah daerah
sebagai dasar pengaturan perencanaan, prosedur penerimaan dan pengeluaran kas dan
pengendalian atas pengelolaan kas.
Atas temuan tersebut Bupati Maros, H. A. Nadjamuddin Aminullah, menanggapi
bahwa akan merencanakan cicilan pembayaran utang sebesar Rp9.605.593.054,67 pada
Tahun Anggaran 2008 dan seterusnya.
BPK-RI merekomendasikan kepada Bupati Maros untuk mematuhi kewajiban
pembayaran hutang dan segera menyusun mekanisme pengelolaan anggaran kas
pemerintah daerah sebagai dasar pengaturan perencanaan, prosedur penerimaan dan
pengeluaran kas dan pengendalian atas pengelolaan kas.
58

14. Mekanisme penerbitan dan pembayaran SP2D pada Bagian Keuangan Sekretariat
Daerah tidak sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

Berdasarkan evaluasi atas penerbitan dan pembayaran SP2D pada Bagian Keuangan
Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Maros, diketahui bahwa prosedur penerbitan
SP2D dilaksanakan sebagai berikut:
a. SKPD mengajukan permintaan penerbitan SPD kepada Bupati atau Sekretaris Daerah.
Permintaan SPD ini diajukan SKPD setiap triwulan untuk belanja pegawai dan belanja
barang dan jasa, sedangkan untuk belanja modal diajukan setiap rencana pembayaran
kegiatan akan dilaksanakan.
b. Selanjutnya oleh Bupati atau Sekretaris Daerah didisposisikan kepada Kepala Bagian
Keuangan untuk dimintakan persetujuan penerbitan SPD. Setelah diteliti Sub Bagian
Anggaran diterbitkan SPD sebagai dasar SKPD menerbitkan SPM. Dalam penerbitan SPD
ini tidak ditemukan pengendalian yang memadai, hanya berupa buku kontrol yang tidak
cukup informatif untuk memonitoring realisasi SPD dengan pagu anggaran. Sehingga
mengakibatkan pada beberapa rekening belanja SKPD terjadi pelampauan pagu yang
cukup signifikan seperti yang disajikan dalam lampiran 1.
c. Berdasarkan surat permintaan penerbitan SPD dari SKPD dilakukan penerbitan SPD
pada Sub Bagian Anggaran sebagai dasar penerbitan SPM SKPD. SPM diajukan SKPD
kepada Sub Bagian Verifikasi untuk dilakukan pengujian kelengkapan dokumen
pembayaran.
d. Setelah diverifikasi, SPM disampaikan kepada Sub Bagian Perbendaharaan untuk
diterbitkan SP2D. Dalam penerbitan SP2D juga tidak ditemukan pengendalian yang
memadai. Buku register SPP, SPM, dan SP2D diselenggarakan per bulan dan per sumber
pendanaan, namun tidak menyajikan informasi saldo berjalan per SKPD maupun per
rekening belanja. Hal ini mengakibatkan sejumlah rekening belanja SKPD melampaui
pagu anggaran yang ditetapkan dalam APBD.
e. Dalam Tahun Anggaran 2007 Pemerintah Kabupaten Maros melalui Bagian Keuangan
Sekretariat Daerah tidak menerbitkan SP2D UP, GU maupun TU. Seluruh SP2D yang
diterbitkan adalah SP2D LS, walaupun pada beberapa SKPD telah mengajukan SPP UP
sebelumnya.
59

f. Penerbitan SPD dan SP2D tidak mempertimbangkan ketersediaan kas yang cukup, masih
terjadi penerbitan SPD yang nilainya lebih besar dari kemampuan bayar kas daerah.
Sehingga pembayaran SP2D sering terhambat ketersediaan dana kas, hingga akhir
Tahun Anggaran 2007 terdapat sejumlah SP2D yang telah terbit atas dasar SPD, namun
belum tertunaikan Rp19.436.003.681,00.
g. Terdapat perbedaan pencatatan jumlah SP2D menurut Sub Bagian Perbendaharaan
yang menerbitkan SP2D dengan jumlah menurut Sub Bagian Verifikasi yang dinyatakan
oleh SKPD dalam pengesahan. Menurut Sub Bagian Perbendaharaan SP2D Non Gaji
adalah sebesar Rp268.632.616.820,00 dan SP2D Gaji adalah sebesar
Rp151.631.824.721,00. Sedangkan menurut Sub Bagian Verifikasi SP2D Non Gaji adalah
sebesar Rp282.541.921.507,44 dan tidak ada data tentang SP2D Gaji.

Kondisi tersebut bertentangan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13


Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolan Keuangan Daerah:
a. Pasal 136 Untuk kelancaran pelaksanaan tugas SKPD, kepada pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran dapat diberikan uang persediaan yang dikelola oleh
bendahara pengeluaran.
b. Pasal 206;
1) Ayat (1) Permintaan pembayaran untuk suatu kegiatan dapat terdiri dari SPP-LS
dan/atau SPP-UP/GU/TU.
2) Ayat (2) SPP-LS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk pembayaran langsung
kepada pihak ketiga berdasarkan kontrak dan/atau surat perintah kerja setelah
diperhitungkan kewajiban pihak ketiga sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3) Ayat (3) SPP-LS belanja barang dan jasa untuk kebutuhan SKPD yang bukan
pembayaran langsung kepada pihak ketiga dikelola oleh bendahara pengeluaran.
4) SPP-UP/GU/TU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk pembayaran
pengeluaran lainnya yang bukan untuk pihak ketiga.

Kondisi tersebut di atas mengakibatkan:


a. Kelancaran pelaksanaan tugas SKPD terhambat oleh ketidaktersediaan dana yang cukup
untuk pelaksanaan tugas pokok dan fungsi.
60

b. Mendorong SKPD untuk melakukan pertanggungjawaban secara proforma karena


pencairan dana dengan SP2D LS mensyaratkan kelengkapan dokumen penggunaan
dana.
c. Pelampauan pagu anggaran SKPD dan tidak terbayarkannya SP2D yang telah
diterbitkan.

Permasalahan tersebut disebabkan karena:


a. Kepala Bagian Keuangan Sekretariat Daerah selaku PPKD tidak menetapkan anggaran
kas sebagai dasar penerbitan SPD.
b. SPD yang ditandatangani PPKD tidak disiapkan oleh kuasa BUD selaku unit kerja yang
bertanggungjawab untuk itu, melainkan oleh Sub Bagian Anggaran.
Atas temuan ini Bupati Maros, H. A. Nadjamuddin Aminullah, menanggapi bahwa
akan menetapkan anggaran kas sebagai dasar penertiban SPD.
BPK RI merekomendasikan Bupati Maros agar memerintahkan dan menegur
Sekretaris Daerah agar dalam pengelolaan keuangan daerah, khususnya penerbitan
dokumen pembayaran berpedoman pada ketentuan yang berlaku.
61

15. Mekanisme Belanja Bantuan Sosial pada Bagian Keuangan Sekretariat Daerah
tidak sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

Pemeriksaan atas realisasi belanja bantuan sosial pada Bagian Keuangan Sekretariat
Daerah tidak sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006.
Pemeriksaan lebih lanjut atas realisasi belanja bantuan sosial diketahui bahwa:
a. Dalam APBD Pokok tahun anggaran 2007, belanja bantuan sosial dianggarkan sebesar
Rp20.000.000.000,00, sedangkan dalam APBD Peubahan direvisi menjadi sebesar
Rp27.574.072.918,36, yang terealisasi pada pos Sekretariat Daerah sebesar
Rp24.755.800.063,00. Sedangkan realisasi berdasarkan hasil olah data SP2D adalah
sebesar Rp26.040.006.713,00. Realisasi telah melampaui pagu anggaran sebelum
penetapan APBD perubahan, yang juga menunjukkan bahwa perubahan APBD hanya
bersifat melegalisasi realisasi belanja bantuan sosial yang telah terbayarkan dalam
Tahun Anggaran 2007.
b. Belanja bantuan sosial dianggarkan dan direalisasikan lebih besar dari Pendapatan Asli
Daerah (dianggarkan sebesar Rp25.067.075.000,00 dan direalisasikan sebesar
Rp23.710.593.362,14). Hal ini berarti terdapat bagian Dana Perimbangan yang
digunakan untuk pembayaran belanja bantuan sosial.
c. Tidak terdapat bukti pertangungjawaban pengunaan atas belanja bantuan yang telah
disalurkan.
d. Terdapat realisasi kepada SKPD yang tidak dipertanggungjawabkan sebesar
Rp525.000.000,00 (SMAN 1 Mallawa sebesar Rp400.000.000,00 + SMPN 1 Maros
sebesar Rp125.000.000,00).
e. Belanja bantuan sosial dianggarkan dan direalisasikan secara berulang kepada
organisasi/lembaga/perorangan yang telah menerima bantuan serupa pada tahun
anggaran lalu, sebagaimana tergambar dalam tabel berikut:
Akun Belanja 2006 Realisasi 2006 Realisasi 2007
BBK Kepada MUI 87,075,000 250,000,000.00
BBK Kepada Muhammadiyah 100,000,000 11,250,000.00
BBK Kepada HPPMI & Org.Kesiswaan lainnya 83,300,000 23,000,000.00
BBK Kepada BKPRMI 60,000,000 10,000,000.00
BBK Kepada Karang Taruna 80,510,000 22,970,000.00
BBK Kepada Pramuka 322,294,000 334,649,000.00
BBK Kepada PMI (Palang Merah Indonesia) 270,340,000 25,000,000.00
BBK Kepada BKKI 65,250,000 32,500,000.00
BBK Kepada HMI 30,000,000 5,000,000.00
BBK Kepada ICMI 6,000,000 37,500,000.00
62

BBK Kepada PD. Aisyiah 100,000,000 59,200,000.00


BBK Kepada BAZ (Badan Amil Zakat) 25,000,000 31,667,000.00
BBK Kepada PGRI (Pers. Guru Rep. Indonesia) 139,885,000 32,650,000.00
BBK Kepada KONI 1,988,900,000 250,000,000.00
BBK Kepada Org. Wartawan 108,550,000 10,100,000.00
BBK Kepada HAPI 72,000,000 12,500,000.00
BBK Kepada IGTKI (Ikatan Guru TK Indonesia) 165,000,000 32,650,000.00
Belanja Bantuan Keuangan Pemb.Gedung SDIT 50,000,000 10,000,000.00
AL-Islah Tumalia
Belanja Bantuan Keuangan Pemb.Gedung YAI 50,000,000 65,000,000.00
(Yayasan Aritmatika Indonesia)
Belanja Bantuan Keuangan Pemb.Gedung 40,000,000 19,787,000.00
Yayasan MKGR
Belanja Bantuan Keuangan Pembangunan SMA 400,000,000 300,000,000.00
Neg. 1 Mallawa
Belanja Bantuan Keuangan Pembangunan SMP 125,000,000 387,000,000.00
Neg. 1 Maros

Kondisi tersebut bertentangan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13


Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolan Keuangan Daerah:
a. Pasal 45:
1) Ayat (1) Bantuan sosial sebagaimana dimaksud dalam pasal 37 huruf e digunakan
untuk menganggarkan pemberian bantuan dalam bentuk uang dan/atau barang
kepada masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
2) Ayat (2) Bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan tidak secara
terus menerus/tidak berulang setiap tahun anggaran, selektif dan memiliki kejelasan
peruntukan penggunaannya.
3) Ayat (3) Untuk memenuhi fungsi APBD sebagai instrumen keadilan dan pemerataan
dalam upaya peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat, bantuan dalam
bentuk uang dapat dianggarkan apabila pemerintah daerah telah memenuhi seluruh
kebutuhan belanja urusan wajib guna terpenuhinya standar pelayanan minimum
yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
b. Pasal 133:
1) Ayat (1) Pemberian subsidi, hibah, bantuan sosial, dan bantuan keuangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1), Pasal 42 ayat (1), Pasal 45 ayat (1),
dan Pasal 47 ayat (1) dilaksanakan atas persetujuan kepala daerah.
2) Ayat (2) Penerima subsidi, hibah, bantuan sosial, dan bantuan keuangan
bertanggung jawab atas penggunaan uang/barang dan/atau jasa yang diterimanya
dan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaannya kepada
kepala daerah.
63

3) Ayat (3) Tata cara pemberian dan pertanggungjawaban subsidi, hibah, bantuan
sosial, dan bantuan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dalam peraturan kepala daerah.

Kondisi tersebut di atas mengakibatkan:


a. Kemampuan keuangan daerah tidak mampu membiayai kegiatan pokok dan urusan wajib.
b. Kegiatan SKPD terhambat dalam dukungan pendanaan baik kegiatan rutin maupun
pelayanan dan penyediaan sarana kepada masyarakat.
c. Belanja pengadaan aset dari pos bantuan tidak dipertanggungjawabkan penggunaannya
dan tidak dibukukan eksistensinya.
d. Membuka peluang penyalahgunaan keuangan daerah.
Permasalahan tersebut disebabkan karena:
a. Bagian Keuangan Sekretariat Daerah dalam penganggaran dan pelaksanaan tidak
mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. SKPD yang merealisasikan kegiatan fisik melalui pos bantuan keuangan tanpa
pertanggungjawaban pengunaan.
c. Penerima bantuan tidak melakukan pertangungjawaban atas dana yang telah diterima.
Atas temuan tersebut Bupati Maros, H. A. Nadjamuddin Aminullah menanggapi
bahwa dimasa mendatang pelaksanaan Belanja Bantuan Sosial akan berpedoman kepada
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BPK RI merekomendasikan Bupati Maros agar:
a. Mengevaluasi kebijakan pemberian bantuan, agar lebih selektif dalam penyaluran serta
disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah.
b. Memerintahkan Sekretaris Daerah agar meminta bukti pertangungjawaban kepada
penerima bantuan atas penggunaan uang/barang dan/atau jasa yang diterimanya.
c. Menetapkan Peraturan Bupati tentang Tata cara pemberian dan pertanggungjawaban
subsidi, hibah, bantuan sosial, dan bantuan keuangan.
d. Memerintahkan SKPD penguna dana untuk mempertanggungjawabkan pengeluaran
sebesar Rp525.000.000,00 (SMAN 1 Mallawa sebesar Rp400.000.000,00 + SMPN 1 Maros
sebesar Rp125.000.000,00), jika s.d. 60 hari sejak diserahkannya laporan hasil
pemeriksaan kepada Bupati dan DPRD belum ada bukti pertanggungjawaban maka
pengeluaran tersebut harus ditarik kembali untuk disetor Kas Daerah.
64

16. Penatausahaan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) tidak tertib

Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) merupakan utang pemerintah kepada pihak lain yang
disebabkan kedudukan pemerintah sebagai pemotong pajak atau pungutan lainnya, seperti
Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), iuran Askes, Taspen, dan
Taperum. Ketentuan perpajakan menunjuk beberapa pihak untuk melakukan
pemotongan/pemungutan dan penyetoran pajak. Salah satu pihak tersebut adalah
Bendaharawan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam
Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2000.
Berdasarkan pemeriksaan terhadap penyelenggaraan PFK yang dilakukan oleh
Bendahara Umum Daerah (BUD) dan Bendahara Pengeluaran Kabupaten Maros diketahui
bahwa penatausahaan PFK tidak tertib. Hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a. BUD dalam melakukan pemotongan/pemungutan serta penyetoran PFK tidak melalui
proses di BUD melainkan :
1) Mekanisme pemotongan dan penyetoran PFK atas potongan gaji berupa Iuran Wajib
Pegawai (PFK), PPh Pasal 21 dan Taperum
Pada saat proses pencairan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) gaji yang
didalamnya termasuk potongan PFK, SP2D dibayarkan secara bruto dari Rekening
Kas daerah Nomor 0010-001-000005608-2 melalui PT. Bank Sulsel Cabang Maros.
Menurut konfirmasi Kuasa BUD dan PT. Bank Sulsel Cabang Maros terdapat
kesepakatan tidak tertulis agar PT. Bank Sulsel Cabang Maros secara otomatis
langsung melakukan pendebetan rekening untuk pembayaran netto SP2D gaji
dengan mentransfer pada nomor rekening Bendahara Pengeluaran sedangkan untuk
pembayaran potongan PFK digunakan rekening penampung yaitu Rekening PT.
Bank Sulsel Cabang Maros Nomor 100.800.513 atas nama Pajak PNS Pemda Maros.
Hal tersebut dilakukan untuk menghindari penggunaan dana PFK untuk keperluan
lain. Atas Nomor Rekening 100.800.513 Pemerintah Kabupaten Maros tidak
melaporkan sebagai rekening Kas Daerah.
PT. Bank Sulsel Cabang Maros kemudian mentransfer dana dari rekening
penampung Nomor 100.800.513 ke rekening Kas Daerah Pemerintah Kabupaten
Maros Nomor 0010-001-000009186-4 yang merupakan rekening Iuran Wajib
Pegawai pada tanggal yang sama dengan pemotongan PFK gaji, kecuali pada bulan
65

Februari, Maret dan April. (Rekapitulasi Potongan PFK sesuai Buku Kas Umum dan
Rekening Koran Nomor 0010-001-000009186-4 dapat dilihat pada lampiran 5)
Pada saat Pemerintah Kabupaten Maros akan melakukan penyetoran PFK,
diterbitkan kembali SP2D dan nota pembayaran. Atas Potongan PFK tersebut, PT.
Bank Sulsel Cabang Maros selaku bank persepsi melakukan penyetoran dan BUD
menerima SSP dan SSBP dari PT. Bank Sulsel Cabang Maros sebagai bukti bahwa
PFK telah disetor ke Kas Negara.
2) Mekanisme pemotongan dan penyetoran PFK atas potongan pajak rekanan yaitu
PPN dan PPh
Pada saat proses pencairan SP2D yang didalamnya termasuk potongan PPN dan
PPh, SP2D dibayarkan secara bruto melalui PT. Bank Sulsel Cabang Maros dengan
menggunakan nota pembayaran. Dalam Nota Pembayaran tersebut untuk
pembayaran netto menyebutkan nomor rekening Bendahara Pengeluaran/Rekanan
sedangkan untuk pembayaran potongan PFK hanya menyebutkan pemegang
rekening yaitu PT. Bank Sulsel Cabang Maros tanpa menyebutkan Nomor Rekening.
Atas Potongan PFK tersebut, PT. Bank Sulsel Cabang Maros selaku bank persepsi
melakukan penyetoran ke Kas Negara dan BUD menerima SSP dari PT. Bank Sulsel
Cabang Maros sebagai bukti bahwa PFK telah disetor.
b. Atas penyetoran PFK rekanan berupa PPN dan PPh yang dilakukan oleh Pemerintah
Kabupaten Maros kepada PT. Bank Sulsel Cabang Maros, telah dimintakan Rekening
Koran pada PT. Bank Sulsel Cabang Maros, tetapi PT. Bank Sulsel Cabang Maros sesuai
Surat Nomor : SR/072/R/MR/II/2008 perihal Pemberian Data yang ditujukan kepada
Kabag Keuangan Pemda Maros menjelaskan bahwa Rekening Koran yang digunakan
untuk pembayaran pajak Pemerintah Kabupaten Maros adalah Rekening Kas Negara
Penerimaan Pajak, dan PT. Bank Sulsel Cabang Maros tidak dapat memberikan rekening
koran dimaksud dikarenakan rekening tersebut merupakan rekening penerimaan
gabungan secara keseluruhan baik penyetoran Pemerintah Kabupaten Maros maupun
masyarakat.
c. BUD tidak menyelenggarakan penatausahaan baik pembukuan maupun pelaporan yang
memadai untuk mencatat PFK yang dipungut, hanya terdapat buku pembantu untuk
mencatat penyetoran PPN dan PPh rekanan. Berdasarkan Buku Pembantu tersebut, PPN
yang disetor sebesar Rp5.845.201.227,00 dan PPh sebesar Rp5.258.838.533,00.
66

d. Bendahara Pengeluaran telah menyelenggarakan pembukuan untuk mencatat


pemotongan/pemungutan dan penyetoran PPN dan PPh. Berdasarkan dokumen
konfirmasi atas pemungutan/pemotongan dan penyetoran pajak, tanggal pemungutan
dan penyetoran PPN dan PPh sama yaitu menggunakan tanggal pencatatan pada Buku
Kas Umum, bukan berdasarkan tanggal pemungutan PPN dan PPh tersebut dipungut
yaitu tanggal pencairan SP2D dan tanggal penyetoran PPN dan PPh yaitu tanggal SSP.
e. Berdasarkan dokumen konfirmasi, sampai dengan tanggal 31 Desember 2007 masih
terdapat PPN dan PPh pada Bendahara Pengeluaran yang belum disetor. Atas dokumen
konfirmasi tersebut, BPK-RI telah menyampaikan surat permintaan dokumen SSP, tetapi
sampai dengan berakhirnya pemeriksaan, tidak semua dokumen diperoleh, sehingga
jumlah pajak yang disetor di Tahun 2008 tidak dapat diketahui.
f. Sub Bagian Pembukuan tidak menyelenggarakan penatausahaan baik pembukuan
maupun pelaporan yang memadai untuk mencatat PFK baik yang dipungut maupun
yang disetor, selain itu tidak terdapat dokumen-dokumen atas penyetoran PFK. Hanya
terdapat Buku Pembantu untuk mencatat PFK gaji setiap SKPD.
g. Sub Bagian Perbendaharaan tidak menyelenggarakan penatausahaan baik pembukuan
maupun pelaporan yang memadai untuk mencatat PFK yang dipungut berdasarkan
SP2D.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:


a. Keputusan Menteri Keuangan No.548/KMK.04/2000 tanggal 22 Desember 2000 tentang
Tata Cara Pemungutan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah oleh Bendaharawan Pemerintah sebagai Pemungut Pajak
Pertambahan Nilai Pasal 5:
1) Ayat (1) menyatakan bahwa Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah dilakukan pada saat pembayaran dengan cara
pemotongan secara langsung dari tagihan Pengusaha Kena Pajak rekanan
Pemerintah.
2) Ayat (2) menyatakan bahwa Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah yang terutang, dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari
setelah bulan terjadinya pembayaran tagihan.
67

3) Ayat (3) menyatakan bahwa Dalam hal hari ketujuh jatuh pada hari libur, maka saat
penyetoran dilakukan pada hari kerja berikutnya.
b. Keputusan Menteri Keuangan No.545/PJ/2000 tanggal 29 Desember 2000 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal
21 dan Pasal 26 sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa dan Kegiatan Orang Pribadi Pasal
21 ayat (2) yang menyatakan bahwa Penyetoran pajak dilakukan dengan menggunakan
Surat Setoran Pajak (SSP) ke Kantor Pos atau Bank Badan Usaha Milik Negara atau Bank
Badan Usaha Milik Daerah, atau bank-bank lain yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal
Anggaran, selambat-lambatnya tanggal 10 bulan takwim berikutnya.
c. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah :
1) Pasal 7, Ayat (2); PPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku BUD berwenang
antara lain pada huruf h. melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan
daerah.
2) Pasal 135 Bendahara pengeluaran sebagai wajib pungut pajak penghasilan (PPh) dan
pajak lainnya, wajib menyetorkan seluruh penerimaan potongan dan pajak yang
dipungutnya ke rekening kas negara pada bank yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan sebagai bank persepsi atau pos giro dalam jangka waktu sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Permasalahan tersebut mengakibatkan:


a. Tidak terdapat informasi yang dapat diyakini mengenai besaran pemungutan dan
penyetoran PFK yang terealisasi selama Tahun Anggaran 2007.
b. Tidak terdapatnya alat pengendalian atas PFK dari Bagian Keuangan.
c. Membuka peluang terjadinya penyalahgunaan keuangan negara dari PFK gaji yang
ditransfer di rekening penampungan.
d. Membuka peluang terjadinya penyalahgunaan keuangan negara dari pajak yang
terlambat disetor oleh Bendahara Pengeluaran.
68

Kondisi tersebut disebabkan:


a. Kuasa Bendahara Umum Daerah lalai dalam melaksanakan kewajibannya
menyelenggarakan pembukuan dan pelaporan atas pemungutan dan penyetoran PFK.
b. Bendahara Pengeluaran lalai dalam melakukan penyetoran pajak sesuai peraturan
perundangan.
c. Kurangnya pengendalian dan pengawasan atasan langsung Bendahara Umum Daerah
dhi. Bupati Maros dan Bendahara Pengeluaran dhi. Kuasa Pengguna Anggaran dalam
proses penerimaan dan pengeluaran uang daerah.
Atas temuan tersebut Bupati Maros, H. A. Nadjamuddin Aminullah, menanggapi
bahwa di masa mendatang akan menyelenggarakan penatausahaan yang tertib dan baik
atas pengelolaan perhitungan Fihak Ketiga.
BPK-RI merekomendasikan kepada Bupati Maros agar menegur Kuasa BUD secara
tertulis dan memerintahkan agar menyelengggarakan pembukuan dan pelaporan atas
pemungutan dan penyetoran PFK sesuai dengan ketentuan.
69

17. Belanja Barang dan Jasa Bahan Bakar Minyak (BBM) di Sekretariat Daerah
Kabupaten Maros diterima secara tunai sebesar Rp418.304.000,00

Sekretariat Daerah Kabupaten Maros pada Tahun Anggaran 2007 menganggarkan


Belanja Barang dan Jasa BBM, Gas dan Pelumas dalam Kegiatan Pemeliharaan Rutin Berkala
Kendaraan Dinas Operasional sebesar Rp450.462.000,00 dan direalisasikan sebesar
Rp324.365.000,00 dan dalam Kegiatan Pemeliharaan Rutin Berkala Mobil Jabatan sebesar
Rp185.000.000,00 dan direalisasikan sebesar Rp116.182.000,00.
Pemeriksaan atas bukti pertanggungjawaban atas Belanja Barang dan Jasa BBM,
Gas dan Pelumas di Sekretariat Daerah Kabupaten Maros diketahui bahwa bukti
pertanggungjawaban belanja BBM sebesar Rp418.304.000,00 berupa kuitansi penerimaan
secara tunai oleh penerima dana belanja BBM, tidak disertai bukti pendukung lainnya seperti
bon pembelian bensin dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Penerima dana
belanja BBM di Sekretariat Daerah Kabupaten Maros ditentukan berdasarkan Surat
Keputusan Bupati Maros yang dapat diuraikan sebagai berikut:
a. SK Bupati Maros No. 17/KPTS/916/I/2007 Tanggal 22 Januari 2007 tentang Pemberian
Bantuan Belanja BBM kepada Konsultan Keuangan Pemerintah Kabupaten Maros.
Berdasarkan SK Bupati Maros ini Biaya BBM diberikan kepada Konsultan Keuangan
Pemerintah Kabupaten Maros sebesar Rp1.500.000,00 per bulan. Selama Tahun
Anggaran 2007 direalisasikan sebesar Rp13.200.000,00.
b. SK Bupati Maros No. 22/KPTS/031/2007 Tanggal 31 Januari 2007 tentang Pemberian
Biaya BBM bagi Kendaraan Dinas Operasional Sekretariat Daerah Kabupaten Maros.
Berdasarkan SK Bupati Maros ini Biaya BBM diberikan kepada :
No Jenis Kendaraan Nomor Polisi Peruntukan Keterangan
1 Kijang Innova DD 9 D Sekretaris Daerah 450 Liter
2 Kijang Innova DD 165 D Ketua Tim Penggerak PKK 390 Liter
3 MitsubishiL L 300 Mini Bus DD 7024 D Ketua DPW Kab. Maros 210 Liter
4 Mitsubishi Pick Up DD 8041 D Kendaraan Pool 210 Liter
5 MitsubishiL L 300 DD 7010 D Kendaraan Pool 210 Liter
6 Sedan Timor DD 32 D Kendaraan Pool 210 Liter
7 Isuzu DD 7007 D Kendaraan Pool 210 Liter
8 Toyota Dyna DD 7023 D Kendaraan Pool 210 Liter
9 Mitsubishi DD 7023 Kendaraan Pool 210 Liter
10 Daihatsu Hiline DD 42 D Kendaraan Pool 210 Liter

Selama Tahun Anggaran 2007 direalisasikan sebesar Rp179.550.000,00.


70

c. SK Bupati Maros No. 23/KPTS/012/I/2007 Tanggal 31 Januari 2007 tentang Penetapan


Biaya Bahan Bakar (Solar) Genset pada Rumah Jabatan Tahun Anggaran 2007.
Berdasarkan SK Bupati Maros ini Biaya BBM untuk genset pada rumah jabatan sebesar
240 liter, harga per liter Rp4.300,00 atau sebesar Rp1.032.000,00 setiap bulan. Selama
Tahun Anggaran 2007 direalisasikan sebesar Rp12.384.000,00.
d. SK Bupati Maros No. 33/KPTS/ 027/I/2007 Tanggal 31 Januari 2007 tentang Pemberian
Biaya BBM kepada Asisten dan Kepala Bagian pada Sekretariat Daerah Kabupaten
Maros.
Berdasarkan SK Bupati Maros ini Biaya BBM diberikan kepada Asisten Sekretariat Daerah
sebesar Rp900.000,00 per bulan dan kepada Kepala Bagian Sekretariat Daerah sebesar
Rp600.000,00 per bulan. Selama Tahun Anggaran 2007 direalisasikan sebesar
Rp69.600.000,00.
e. SK Bupati Maros No. 53/KPTS/031/I/2007 Tanggal 31 Januari 2007 tentang Pemberian
Biaya BBM kepada Staf Ahli dan Staf Pembantu Khusus Bupati.
Berdasarkan SK Bupati Maros ini Biaya BBM diberikan kepada delapan orang staf ahli
dan staf pembantu khusus bupati masing-masing sebesar Rp900.000,00 per bulan.
Selama Tahun Anggaran 2007 direalisasikan sebesar Rp39.600.000,00.
f. SK Bupati Maros No. 316/KPTS/031/VIII/2007 Tanggal 1 Agustus 2007 tentang
Pemberian Bantuan Biaya BBM kepada Kendaraan Bermotor Roda Dua Pengawal Pejabat
dan Tamu Pemerintah Kabupaten Maros.
Berdasarkan SK Bupati Maros ini Biaya BBM diberikan Kendaraan Bermotor Roda Dua
Pengawal Pejabat dan Tamu Pemerintah Kabupaten Maros sebesar Rp1.200.000,00 per
bulan. Selama Tahun Anggaran 2007 direalisasikan sebesar Rp3.600.000,00.
g. SK Bupati Maros No. 360/KPTS/ 896/IX/2007 Tanggal 25 September 2007 tentang
Penetapan Biaya BBM, Biaya Perjalanan Dinas Bupati, Biaya Makanan dan Minuman
pada Rumah Jabatan Bupati dan Biaya Operasional Penunjang Kegiatan Bupati.
Berdasarkan SK Bupati Maros ini Biaya BBM diberikan kepada Bupati Maros sebesar
Rp6.582.000,00 per bulan. Selama Tahun Anggaran 2007 direalisasikan sebesar
Rp65.620.000,00.
h. SK Bupati Maros No. 361/KPTS/ 896/IX/2007 Tanggal 25 September 2007 tentang
Penetapan Biaya BBM, Biaya Perjalanan Dinas Wakil Bupati, Biaya Makanan dan
71

Minuman pada Rumah Jabatan Wakil Bupati dan Biaya Operasional Penunjang Kegiatan
Wakil Bupati.
Berdasarkan SK Bupati Maros ini Biaya BBM diberikan kepada Wakil Bupati Maros
sebesar Rp6.250.000,00 per bulan. Selama Tahun Anggaran 2007 direalisasikan sebesar
Rp34.750.000,00.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Permendagri No 13 Tahun 2006 tanggal 15 Mei
2006 Pasal 132:
a. Setiap pengeluaran belanja atas beban APBD harus didukung dengan bukti yang
lengkap dan sah.
b. Bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapat pengesahan oleh pejabat
yang berwenang dan bertanggung jawab atas kebenaran material yang timbul dari
penggunaan bukti dimaksud.
Permasalahan tersebut mengakibatkan pengeluaran atas Belanja BBM di Sekretariat
Daerah Kabupaten Maros sebesar Rp418.304.000,00 (Rp13.200.000,00+ Rp12.384.000,00
+ Rp179.550.000,00 + Rp69.600.000,00 + Rp39.600.000,00 + Rp3.600.000,00 +
Rp65.620.000,00 + Rp34.750.000,00) tidak dapat diyakini kewajarannya.
Kondisi ini terjadi karena kebijakan Bupati Maros yang menetapkan pemberian Biaya
BBM secara bulanan bukan berdasarkan penggunaan yang sebenarnya.
Atas temuan ini Kepala Bagian Keuangan, Drs. H. A. Syamsul Fahry menanggapi
bahwa masing-masing penerima belanja barang jasa untuk BBM akan segera
mempertanggungjawabkan dengan melampirkan bukti penggunaan dana yang diterima.
BPK-RI merekomendasikan kepada Bupati Maros agar Biaya BBM tidak diberikan
secara tunai namun diberikan sesuai dengan penggunaan bahan bakar yang sebenarnya.
Lampiran 1
PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
DAFTAR REALISASI BELANJA YANG MELAMPAUI ANGGARAN
TAHUN ANGGARAN 2008

No SKPD KODE REKENING Uraian Anggaran Realisasi Selisih Lebih


1 KESEHATAN 1,02 01 01 21 Penyediaan Jasa Administrasi Perencanaan
1,02 01 01 21 5 2 2 15 Belanja Perjalanan Dinas
1,02 01 01 21 5 2 2 15 01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah 24.750.000,00 39.690.000,00 14.940.000,00

1,02 01 01 22 Penyediaan Jasa Administrasi Kepegawaian


1,02 01 01 22 5 2 1 Belanja Pegawai
1,02 01 01 22 5 2 1 01 01 Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan 19.620.000,00 23.420.000,00 3.800.000,00

2 PU Belanja Modal
21 Pemb. Sal. Drainase Jln. Garuda Maccopa 50.000.000,00 52.400.000,00 2.400.000,00
24 - Pemb. Kios dan Bangunan PA Bantimurung 2.515.000,00 260.287.650,00 257.772.650,00
1 03 01 30 05 5 2 3 Belanja Modal
1 03 01 30 05 5 2 3 21 7 Pembuatan Jalan Lingk. Betang Kec. Maros Baru 39.999.950,00 47.262.500,00 7.262.550,00

3 BAPPEDA 1.06 01 22 06 Penyusunan Master Plan Penanggulangan Kemiskinan (P2KP)


1.06 01 22 06 5 2 1 BELANJA PEGAWAI
1.06 01 22 06 5 2 1 01 01 Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan - 8.750.000,00 8.750.000,00
1.06 01 22 06 5 2 1 01 03 Honorarium Pengelola Kegiatan - 2.925.000,00 2.925.000,00

1.06 01 22 06 5 2 1 02 Honorarium Non PNS -


1.06 01 22 06 5 2 1 02 02 Honorarium Pegawai Honorer / Tidak Tetap - 19.050.000,00 19.050.000,00

1.06 01 22 06 5 2 2 Belanja Barang dan Jasa


1.06 01 22 06 5 2 2 01 01 Belanja Alat Tulis Kantor - 1.000.000,00 1.000.000,00

1.06 01 22 06 5 2 2 06 Belanja Cetak dan Penggandaan -


1.06 01 22 06 5 2 2 06 02 Belanja Penggandaan/Poto Copy - 625.000,00 625.000,00

1.06 01 22 06 5 2 2 11 Belanja Makanan dan Minuman -


1.06 01 22 06 5 2 2 11 02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat - 1.465.000,00 1.465.000,00

1.06 01 22 06 5 2 2 15 Belanja Perjalanan Dinas -


1.06 01 22 06 5 2 2 15 01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah - 15.610.000,00 15.610.000,00

4 BAPEDALDA 1,08 02 01 18 Rapat - rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah


1,08 02 01 18 5 2 2 Belanja Barang dan Jasa
1,08 02 01 18 5 2 2 15 02 Bel perjalanan dinas luar daerah 32.000.000,00 165.665.000,00 133.665.000,00
5 KESOS 1.13 01 01 07 Penyediaan jasa administrasi keuangan
1.13 01 01 07 5 2 1 Belanja Pegawai
1.13 01 01 07 5 2 1 01 06 Honorarium Penangung Jawab dan Pengelola Keuangan 12.150.000,00 38.418.000,00 26.268.000,00
Belanja Penerimaan Lainnya Pimpinan & Anggota
1. 20. 01. 00. 00. 5. 1. 1. 03.
6 DPRD DPRD serta KDH/WKDH
1. 20. 01. 00. 00. 5. 1. 1. 03. 01. Biaya Penunjang Operasional Pimpinan 493.080.000,00 556.080.000,00 63.000.000,00
1. 20. 01. 00. 00. 5. 1. 1. 03. 02. Tunjangan Umum Komunikasi Intensif 2.932.000.000,00 3.058.000.000,00 126.000.000,00

7 SEKRETARIAT DAERAH OO 1,20 O3 O2 O6 5 2 3 16 Belanja Modal Pengadaan Alat - Alat Studio


OO 1,20 O3 O2 O6 5 2 3 16 O3 Belanja Modal Pengadaan Proyektor 15.479.100,00 33.294.450,00 17.815.350,00
8 SET DPRD
1. 20. 04. 01. 05. Penyediaan Jasa Jaminan Barang Milik Daerah
1. 20. 04. 01. 05. 5. 2. 2. Belanja Barang dan Jasa
1. 20. 04. 01. 05. 5. 2. 2. 04. 02. Belanja premi asuransi barang milik daerah 45.000.000,00 75.000.000,00 30.000.000,00

1. 20. 04. 02. 10. Pengadaan Mebeleur


1. 20. 04. 02. 10. 5. 2. 3. Belanja Modal
1. 20. 04. 02. 10. 5. 2. 3. 10. 14. Belanja modal pengadaan AC 11.400.000,00 29.950.000,00 18.550.000,00

1. 20. 04. 06. 02. Penyusunan Pelaporan Keuangan Semesteran


1. 20. 04. 06. 02. 5. 2. 1. Belanja Pegawai
1. 20. 04. 06. 02. 5. 2. 1. 01. 01. Honorarium panitia pelaksana kegiatan 6.075.000,00 19.725.000,00 13.650.000,00

1. 20. 04. 15. 13. Penyiapan Pelaksanaan Rapat Dewan


1. 20. 04. 15. 13. 5. 2. 1. Belanja Pegawai
1. 20. 04. 15. 13. 5. 2. 1. 03. 01. Uang lembur PNS 11.810.500,00 52.488.000,00 40.677.500,00
9 PERIKANAN DAN KELAUTAN 2.05 01 20 01 5 2 3 23 Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jaringan Air
2.05 01 20 01 5 2 3 23 05 Pengadaan Konstruksi Jaringan Irigasi 289.045.999,60 487.434.390,00 198.388.390,40
2.05 01 29 05 5 2 3 26 Belanja Modal Pengadaan Konstruksi / Pembelian Bangunan
2.05 01 29 05 5 2 3 26 01 Pengadaan Konstruksi / Gedung Kantor 212.528.000,00 276.873.927,00 64.345.927,00

10 PARIWISATA 2.04 01 16 02 5 2 2 26 Belanja modal pengadaan konstruksi/pembelian Bangunan


2.04 01 16 02 5 2 2 26 01 Belanja modal pengadaan konstruksi/pembelian Gedung Ka 171.000.000,00 180.000.000,00 9.000.000,00

11 KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN 2,01 02 01 07 5 2 2 2 Belanja Bahan/Material


2,01 02 01 07 5 2 2 2 1 Belanja Bahan Baku Bangunan 3.000.000,00 6.000.000,00 3.000.000,00

12 KPM 1.22 01 01 07 5 2 2 06 Belanja Cetak dan Penggandaan


1.22 01 01 07 5 2 2 06 01 Belanja Cetak 18.000.000,00 22.975.000,00 4.975.000,00

1.22 01 01 18 5 2 2 15 Belanja Perjalanan Dinas


1.22 01 01 18 5 2 2 15 01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah 3.500.000,00 22.025.000,00 18.525.000,00

1.22 01 15 04 5 2 2 11 Belanja Makanan dan Minuman


1.22 01 15 04 5 2 2 11 02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 4.680.000,00 9.300.000,00 4.620.000,00

13 BKD 1,21 02 01 18 5 2 2 15 Belanja Perjalanan Dinas


1,21 02 01 18 5 2 2 15 02 Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah 40.000.000,00 48.750.000,00 8.750.000,00

14 KEC SIMBANG Honorarium PNS


1 20 27 06 05 5 2 1 01 01 Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan 1.500.000,00 3.000.000,00 1.500.000,00
No SKPD KODE REKENING Uraian Anggaran Realisasi Selisih Lebih

15 KEC MONCONGLOE 1.20 25 27 5 5 2 2 11 Honorarium Non PNS


1.20 25 27 5 5 2 2 11 4 Honorarium Tenaga Ahli/Instruktur/Narasumber - 64.675.000,00 64.675.000,00

1.20 24 1 1 5 2 2 6 Belanja Cetak dan Penggandaan


1.20 24 1 1 5 2 2 6 2 Belanja Penggandaan 1.500.000,00 4.375.000,00 2.875.000,00

1.20 24 1 19 5 2 2 15 Belanja Perjalanan Dinas


1.20 24 1 19 5 2 2 15 1 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah 25.000.000,00 35.000.000,00 10.000.000,00

16 KEC CENRANA 1.20 24 6 5 5 2 1 1 Honorarium PNS


1.20 24 6 5 5 2 1 1 1 Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan 1.200.000,00 4.200.000,00 3.000.000,00

1.20 23 02 07 5 2 1 01 - Honorarium PNS


1.20 23 02 07 5 2 1 01 02 - Honorarium Tim Pengadaan Barang dan Jasa 1.050.000,00 2.100.000,00 1.050.000,00

17 KEC LAU 1.20 23 02 07 5 2 2 - Belanja Barang dan Jasa


1.20 23 02 07 5 2 2 02 - Belanja Bahan/Material
1.20 23 02 07 5 2 2 02 01 - Belanja Bahan Baku Bangunan 350.000,00 2.974.000,00 2.624.000,00

18 KEC TANRALILI 1,2 19 0 6 0 5 5 2 1 Belanja Pegawai


1,2 19 0 6 0 5 5 2 1 0 Honorarium PNS
1,2 19 0 6 0 5 5 2 1 0 Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan 1.500.000,00 3.750.000,00 2.250.000,00

19 DINAS PENDAPATAN 1.20 11 02 10 5 2 1 Belanja Pegawai


1.20 11 02 10 5 2 1 01 Honorarium PNS
1.20 11 02 10 5 2 1 01 02 Honorarium Tim Pengadaan Barang Dan Jasa 1.170.000,00 2.940.000,00 1.770.000,00

1.20 11 17 19 5 2 3 03 Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Angkutan Darat Bermotor


1.20 11 17 19 5 2 3 03 12 Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Angkutan Darat Bermot 54.100.000,00 81.150.000,00 27.050.000,00

1.20 11 17 19 5 2 3 12 Belanja Modal Pengadaan Komputer 19.600.000,00 28.481.750,00 8.881.750,00

20 DINAS PENDIDIKAN 1,01 01 17 61 5 2 2 11 Belanja makanan dan minuman


1,01 01 17 61 5 2 2 11 04 Belanja makanan dan minuman kegiatan 6.480.000,00 12.960.000,00 6.480.000,00

1,01 01 17 78 Pelaksanaan ujian akhir (UAS)


1,01 01 17 78 5 2 1 Belanja pegawai
1,01 01 17 78 5 2 1 01 Honorarium PNS
1,01 01 17 78 5 2 1 01 01 Honorarium panitia pelaksana kegiatan 3.100.000,00 5.060.000,00 1.960.000,00

1,01 01 17 78 5 2 1 02 Honorarium Non PNS


1,01 01 17 78 5 2 1 02 01 Honorarium tenaga ahli/instruktur/narasumber 47.250.000,00 49.250.000,00 2.000.000,00

JUMLAH 4.601.433.549,60 5.854.379.667,00 1.252.946.117,40


Lampiran 2
PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
DAFTAR MUTASI PENDEBETAN DARI REKENING DAK KE REKENING KASDA LAINNYA
TAHUN ANGGARAN 2007

NO TANGGAL REKENING TUJUAN JUMLAH


NOMOR NAMA (Rp)

A. DAK Pendidikan No Rekening 10001-9373


1 13-11-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 950.000.000,00
2 14-11-2007 10001-6720 Dana Alokasi Umum 157.600.000,00
3 14-11-2007 10001-6720 Dana Alokasi Umum 500.000.000,00
4 14-11-2007 10001-6720 Dana Alokasi Umum 500.000.000,00
5 15-11-2007 10001-9376 Bidang Kelautan dan Perikanan (DAK non DR) 297.500.000,00
6 15-11-2007 10001-9374 Bidang Kesehatan (DAK non DR) 1.167.244.400,00
7 16-11-2007 10001-6720 Dana Alokasi Umum 130.000.000,00
8 19-11-2007 10001-6720 Dana Alokasi Umum 193.000.000,00
9 20-11-2007 10001-6720 Dana Alokasi Umum 168.700.000,00
10 20-11-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 43.555.000,00
11 14-12-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 826.051.000,00
12 19-12-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 1.300.000.000,00
TOTAL 6.233.650.400,00

B. DAK Kesehatan No Rekening 10001-9374


1 15-08-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 1.700.000.000,00
2 15-08-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 135.000.000,00
3 16-08-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 750.000.000,00
4 21-08-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 30.000.000,00
5 17-09-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 174.193.800,00
6 20-09-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 42.500.000,00
7 21-09-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 6.000.000,00
8 21-09-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 5.000.000,00
9 04-10-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 395.264.100,00
10 20-10-2007 10001-9720 Dana Alokasi Umum 10.000.000,00
11 03-12-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 96.000.000,00
12 03-12-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 718.837.875,00
13 03-12-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 400.000.000,00
14 05-12-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 60.000.000,00
16 17-12-2007 10001-1977 198.681.961,00
17 18-12-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 191.372.700,00
18 18-12-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 190.000.000,00
19 19-12-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 190.000.000,00
20 28-12-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 5.168.027,00
TOTAL 5.428.018.463,00

C. DAK Lingkungan Hidup No Rekening 10001-9379


1 02-11-2007 10001-9186 Pajak Gaji PNS Maros 86.029.463,00
2 18-12-2007 10001-6720 Dana Alokasi Umum 13.080.000,00
3 18-12-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 233.400.000,00
4 28-12-2007 10001-9375 Bidang Infrastruktur (DAK non DR) 329.986.572,00
TOTAL 662.496.035,00

D.DAK Pertanian No Rekening 10001-9378


1 09-10-2007 10001-9375 Bidang Infrastruktur (DAK non DR) 41.388.840,00
2 09-10-2007 10001-9376 Bidang Kelautan dan Perikanan (DAK non DR) 649.300.590,00
3 09-10-2007 10001-9375 Bidang Infrastruktur (DAK non DR) 861.501.269,00
4 10-10-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 10.000.000,00
5 10-10-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 1.183.000.000,00
6 10-10-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 32.500.000,00
7 11-10-2007 10001-9375 Bidang Infrastruktur (DAK non DR) 32.913.636,00
8 03-11-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 160.000.000,00
9 07-11-2007 10001-5608 Pkd PNS. Pemda TK. II Kab. Maros 9.000.000,00
10 14-12-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 320.352.500,00
11 14-12-2007 10001-9720 Pendapatan Asli Daerah 105.195.750,00
12 14-12-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 639.978.675,00
13 19-12-2007 10001-9373 Bidang Pendidikan (DAK non DR) 320.014.800,00
14 28-12-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 149.327.798,00
TOTAL 4.514.473.858,00
NO TANGGAL REKENING TUJUAN JUMLAH

E. DAK Kelautan dan Perikanan No Rekening 10001-9376


1 01-11-2007 10001-6720 Dana Alokasi Umum 500.000.000,00
2 12-11-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 169.535.000,00
3 12-11-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 200.000.000,00
4 13-11-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 47.000.000,00
5 13-11-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 425.555.080,00
6 14-11-2007 10001-6720 Dana Alokasi Umum 45.000.000,00
7 19-11-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 48.000.000,00
8 19-12-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 1.250.000.000,00
9 28-12-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 861.453.823,00
TOTAL 3.546.543.903,00

F. DAK Infrastuktur No Rekening 10001-9375


1 14-09-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 2.000.000.000,00
2 17-09-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 986.000.000,00
3 17-09-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 254.020.800,00
4 21-09-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 155.000.000,00
5 24-09-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 150.000.000,00
6 24-09-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 50.155.250,00
7 02-10-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 2.200.000.000,00
8 03-10-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 320.000.000,00
9 03-10-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 595.300.440,00
10 04-10-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 249.465.450,00
11 04-10-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 60.000.000,00
12 29-10-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 292.000.000,00
13 01-22-2007 10001-6720 Dana Alokasi Umum 340.000.000,00
14 07-11-2007 10001-5608 Pkd PNS. Pemda TK. II Kab. Maros 7.000.000,00
15 27-11-2007 10001-9378 Bidang Pertanian (DAK non DR) 18.600.000,00
16 27-11-2007 10001-9376 Bidang Kelautan dan Perikanan (Dak non DR) 238.594.167,00
17 27-11-2007 10001-9379 Bidang Lingkungan Hidup (DAK non DR) 75.954.900,00
18 27-11-2007 10001-9378 Bidang Pertanian (DAK non DR) 226.700.000,00
19 27-11-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 355.000.000,00
20 27-11-2007 10001-6720 Dana Alokasi Umum 800.000.000,00
21 28-11-2007 10001-6720 Dana Alokasi Umum 581.000.000,00
22 28-11-2007 10001-9378 Bidang Pertanian (DAK non DR) 213.931.000,00
23 28-11-2007 10001-6720 Dana Alokasi Umum 450.000.000,00
24 05-12-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 56.335.000,00
25 07-12-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 35.000.000,00
26 13-12-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 323.960.000,00
27 13-12-2007 10001-3363 Insentif PBB 340.000.000,00
28 13-12-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 107.400.500,00
29 13-12-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 323.109.000,00
30 13-12-2007 10001-6720 Dana Alokasi Umum 217.500.000,00
31 18-12-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 484.599.307,00
32 18-12-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 750.000.000,00
33 18-12-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 1.250.000.000,00
34 28-12-2007 10001-1475 Pendapatan Asli Daerah 243.087.080,00
TOTAL 14.749.712.894,00
Lampiran 3a
KABUPATEN MAROS
DAFTAR KEGIATAN DAK INFRASTRUKTUR YANG BELUM SELESAI SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2007

ANGGARAN REALISASI SISA ANGGARAN


NO PROGRAM/KEGIATAN Rp FISIK KEUANGAN JUMLAH Rp
% % Rp
a. Jalan dan Jembatan
1 Peningkatan Jalan Beton Tambua-Pajjukukang 1.595.000.000,00 70 67 1.060.675.000,00 534.325.000,00
2 Peningkatan Jalan Beton Kassi Data 511.180.000,00 80 81 412.777.850,00 98.402.150,00
3 Peningkatan Jalan Beton Tombolo-Gancia 1.075.206.000,00 40 20 215.041.200,00 860.164.800,00
4 Pemel. Jalan Sekitar Kantor Camat Mandai 324.786.000,00 80 30 97.435.800,00 227.350.200,00
5 Peningkatan Jalan Beton Ladange Mallawa 1.091.046.000,00 80 68 746.275.464,00 344.770.536,00
6 Peningkatan Jalan Beton Ruas Benteng Gajah Pammajengan 287.973.000,00 80 30 86.391.900,00 201.581.100,00
7 Pemel. Jalan Maccopa Amma'rang 573.442.000,00 40 30 172.032.600,00 401.409.400,00
8 Pemel. Jalan Pajjukukang Sabange 207.176.000,00 80 78 161.079.340,00 46.096.660,00
9 Pemel. Jalan Bulu Sipong Bt. Leko 89.773.000,00 35 0 - 89.773.000,00
b. Jalan Irigasi
1 Rehab. Galian Saluran Pembuangan Baniaga Kec. Turikale 97.808.000,00 98 3 2.667.491,00 95.140.509,00
2 Rehab. Sal. Pembuangan Pammelakang Je'ne 1200 m Kec. Lau 466.671.000,00 50 49 230.365.775,00 236.305.225,00
3 Rehabilitasi Bendung Suplesi D.I. Pangisoreng Kec. Mallawa 107.250.000,00 98 0 - 107.250.000,00
4 Rehabilitasi Bendungan Pakalu Kec. Bantimurung 34.854.000,00 90 30 10.457.200,00 24.396.800,00
5 Rehab Krib/Jetty Muara Sungai Borongkalukue Kec. Maros Baru 2.121.881.000,00 30 18 385.796.545,00 1.736.084.455,00
c. Pengadaan Konstruksi Jaringan Air Bersih /Minum
1 Pemasangan Pipa Air Bersih Kelurahan Pacelle (Jati Raya) Dia. 50mm 25.850.000,00 20 0 - 25.850.000,00
2 Pemasangan Pipa Air Bersih Ballu-ballu Dia.75mm 28.975.000,00 70 0 - 28.975.000,00
3 Pemasangan Pipa Air Bersih Lingkungan Tangkuru Dia. 75mm 28.950.000,00 60 0 - 28.950.000,00
4 Pemasangan Bak Hydrant Umum Desa Marusu Kec. Marusu 28.320.000,00 80 0 - 28.320.000,00
5 Pemasangan Pipa Air Bersih Ds. Selarang Dia. 100mm 26.500.000,00 80 86 22.886.364,00 3.613.636,00
6 Pemasangan Pipa Air Bersih Lingkungan Batang Ase Dia. 50mm 25.850.000,00 80 0 - 25.850.000,00
7 Pemb. Sumur bor/sumur dalam Dsn Papakan Ds. Minasa Upa Kec. Bontoa 59.500.000,00 50 27 16.227.273,00 43.272.727,00
8 Pemas. Pipa Air Bersih Ds. Tompo Bulu Dia. 100mm & Bang. Pelengkap M 170.000.000,00 85 30 51.000.000,00 119.000.000,00
9 Pemasangan Pipa Air Bersih Desa Samangki/Sambueja Dia. 100mm 43.650.000,00 50 0 - 43.650.000,00
10 Pemasangan Pipa Air Bersih Bontokappeta Dia. 50mm 49.750.000,00 80 0 - 49.750.000,00
Total 9.071.391.000,00 3.671.109.802,00 5.400.281.198,00
Lampiran 3b
LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN (ALAT PERAGA)
PROYEK PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI GEDUNG SD/MI LINGKUP
DINAS PENDIDIKAN KAB. MAROS
31 DESEMBER 2007

LOKASI Jumlah Dana Jumlah REALISASI


No. Sekolah SISA DANA Keterangan
KECAMATAN APBN PENDAMPING (4+5) Fisik% Keuangan %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 SD. No. 7 INP. BATANGASE MANDAI 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
2 SDN. NO. 6 BONTOA MANDAI 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
3 SDN. NO. 2 BARAMBANG 1 MANDAI 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
4 SDN. NO. 11 MANJALLING MONCONGLOE 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
5 SD. NO. 20 INP. JAMBUA MONCONGLOE 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
6 SD. NO. 18 INP. MONCONGLOE MONCONGLOE 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
7 SDN. NO. 10 MONCONGLOE LAPPARA MONCONGLOE 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
8 MIS. FIRDAUS TOMPO BALANG BANTIMURUNG 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
9 SDN. NO. 2 LEANG-LEANG BANTIMURUNG 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
10 SDN. NO. 1 PAKALU I BANTIMURUNG 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
11 SD. NO. 13 INP. PAKALU II BANTIMURUNG 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
12 SDN. NO. 3 PAKALLI BANTIMURUNG 76.800.000 23.200.000 100.000.000 - 57.600.000 58 42.400.000
13 SD. NO. 19 INP. KASSI BANTIMURUNG 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
14 SDN. NO. 9 BENTENG GAJAH TANRALILI 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
15 SD. NO. 14 INP. DULANG TANRALILI 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
16 SDN. NO. 10 KAMPUNG TANGNGA TANRALILI 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
17 SD. NO. 13 INP. MANGNGAI TANRALILI 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
18 SDN. NO. 8 BAKU TANRALILI 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
19 SD. NO. 27 INP. PANGEMBANG TOMPOBULU 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
20 SD. NO. 28 INP. DAMMA TOMPOBULU 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
21 MIS. SAKEANG TOMPOBULU 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
22 SDN. NO. 40 TEKOLABBUA MAROS BARU 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
23 SDN. NO. 28 KANJITONGAN MAROS BARU 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
24 SD. NO. 53 INP. TAIPA MAROS BARU 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
25 SDN. NO. 18 PATTENE MARUSU 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
26 SD. NO. 59 INP. KAEMBA II MARUSU 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
27 SDN. NO. 15 KURILOMPO MARUSU 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
28 SDN. N0. 23 SOREANG LAU 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
29 SD. NO. 25 INP. TENGKURU LAU 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
30 SD. NO. 42 INP. LEMO-LEMO LAU 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
31 SDN. NO. 11 MARAMPESU TURIKALE 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
32 SD. NO. 55 INP. KASSI TURIKALE 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
33 SDN. NO. 32 INP. POLEJIWA TURIKALE 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
34 SDN. NO. 8 PAPANDANGAN TURIKALE 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
35 SDN. NO. 11 PAPPAKA BONTOA 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
36 SDN. NO. 10 MANGARA BOMBANG BONTOA 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
37 SD. NO. 15 INP. LALANG TEDONG BONTOA 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
38 SD. NO. 9 INP. SULI-SULI BONTOA 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
39 SD. NO. 16 INP. TALAWE BONTOA 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
40 SD. NO. 17 INP. PANNAMBUNGAN BONTOA 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
41 SD. NO. 38 INP. RUMBIA SIMBANG 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
42 SD. NO. 16 BUKAMATA SIMBANG 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
43 SD. NO. 28 INP. BONTO TALLASA SIMBANG 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
44 SD. NO. 27 INP. SIMBANG SIMBANG 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
45 SD. NO. 42 INP. BONTO KAMASE SIMBANG 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
46 MIS. JJI BANTIMURUNG SIMBANG 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
47 SDN. NO. 14 MADDENGE CAMBA 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
48 SDN. NO. 2 TOBONGGAE CAMBA 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
49 SDN. NO. 10 SAWARU CAMBA 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
50 SD. NO. 3 INP. CEMPANIGA CAMBA 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
51 SDN. NO. 7 BONTO TANGNGA CAMBA 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
52 SDN. NO. 33 LAIYA CENRANA 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
53 SD. NO. 31 INP. LIMAPOCCOE CENRANA 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
54 SDN. NO. 26 MAHAKA CENRANA 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
55 SDN. NO. 15 MEDELLO CENRANA 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
56 SDN. NO. 23 MALAKA CENRANA 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
57 SDN. NO. 6 LATEBBU MALLAWA 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
58 SDN. NO. 16 REA MALEMPO MALLAWA 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
59 SDN. NO. 1 LADANGE MALLAWA 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
60 SD. NO. 2 INP. SABILA MALLAWA 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
61 SD. NO. 5 INP. BATU PUTIH MALLAWA 90.000.000 10.000.000 100.000.000 - 67.500.000 68 32.500.000
JUMLAH 5.476.800.000 623.200.000 6.100.000.000 - 4.107.600.000 68 1.992.400.000
Lampiran 4
PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
DAFTAR PENYAMPAIAN SPJ SKPD
PER 28 JULI 2008

REALISASI
NO NAMA UNIT KERJA SISA SPJ KETERANGAN
SP2D SPJ
1 2 3 4 5 6
SKPD yang telah menyampaikan SPJ
1 Sekretariat Daerah 131.901.158.397,44 131.901.158.397,44 -
2 Dinas Perikanan 5.535.431.206,00 5.535.431.206,00 -
3 Dinas Kes. Sosial 662.935.040,00 662.935.040,00 -
4 Dinas Pendidikan Nasional 15.255.680.000,00 15.255.680.000,00 -
5 Bend. Wakil Bupati Maros 99.800.000,00 99.800.000,00 -
6 Bend. DPRD 6.267.417.927,00 6.267.417.927,00 -
7 Kantor Pol PP 690.530.670,00 690.530.670,00 -
8 Badan SDM & Litbang 2.330.674.957,00 2.330.674.957,00 -
9 Badan Kesbang & Linmas 1.908.387.488,00 1.908.387.488,00 -
10 BKKBD 772.142.000,00 772.142.000,00 -
11 Badan RSUD Salewangan 8.614.359.643,00 8.614.359.643,00 -
12 Badan Data & Informasi 2.439.930.610,00 2.439.930.610,00 -
13 Kecamatan Tompo Bulu 179.782.500,00 179.782.500,00 -
14 Kecamatan Bantimurung 162.740.500,00 162.740.500,00 -
15 Kecamatan Maros Baru 269.354.190,00 269.354.190,00 -
16 Kecamatan Mallawa 256.426.000,00 256.426.000,00 -
17 Bend. Bupati Maros 225.000.000,00 225.000.000,00
177.571.751.128,44 177.571.751.128,44
SKPD yang telah menyetorkan sisa kas di Bendahara Pengeluaran
1 Dinas Perkebunan 1.431.940.000,00 1.428.940.000,00 3.000.000,00 STS
2 Dinas Perhubungan 817.999.500,00 815.599.500,00 2.400.000,00 STS
3 Dinas Tata Ruang 4.145.400.449,00 4.144.093.061,00 1.307.388,00 STS
4 Dinas Kependudukan 586.215.000,00 585.810.568,00 404.432,00 STS
5 Dinas Koperindag 403.254.638,00 400.055.438,00 3.199.200,00 STS
6 Dinas Pertambangan 1.436.104.920,00 1.431.903.863,00 4.201.057,00 STS
7 Dinas PUD Kab. Maros 29.133.337.481,00 29.132.500.481,00 837.000,00 STS
8 Dinas Pertanian 4.180.783.118,00 4.179.036.528,00 1.746.590,00 STS
9 Dinas Kesehatan 18.251.091.231,00 18.212.256.891,00 38.834.340,00 STS
10 Dinas Pendapatan Daerah 2.461.410.688,00 2.456.524.326,00 4.886.362,00 STS
11 Kantor Kebersihan 2.086.264.700,00 2.084.295.900,00 1.968.800,00 STS
12 Kantor Ketahanan Pangan 2.196.430.300,00 2.191.655.300,00 4.775.000,00 STS
13 Kantor Peng.Bandara & Bmt 3.420.993.839,00 3.419.032.839,00 1.961.000,00 STS
14 Bapedalda 1.053.441.607,00 1.052.326.612,00 1.114.995,00 STS
15 Bawasda 605.985.898,00 602.248.188,00 3.737.710,00 STS
16 Bappeda 3.660.155.274,00 3.657.339.816,00 2.815.458,00 STS
17 Badan Kepegawaian Daerah 1.804.828.638,00 1.781.929.729,00 22.898.909,00 STS
18 Kecamatan Lau 381.267.500,00 381.252.773,00 14.727,00 STS
19 Kecamatan Turikale 300.687.000,00 299.431.190,00 1.255.810,00 STS
20 Kecamatan Bontoa 215.326.000,00 209.933.014,00 5.392.986,00 STS
21 Kecamatan Mandai 314.643.700,00 313.331.700,00 1.312.000,00 STS
22 Kecamatan Marusu 232.349.612,00 229.050.267,00 3.299.345,00 STS
79.119.911.093,00 79.008.547.984,00 111.363.109,00
SKPD yang belum menyampaikan SPJ
1 Bend. Sekretariat DPRD 4.678.858.379,00 4.561.565.915,00 117.292.464,00
2 Kantor PMD 19.187.670.500,00 19.020.170.500,00 167.500.000,00
3 Kantor Pariwisata 225.148.407,00 175.046.125,00 50.102.282,00
4 Kecamatan Tanralili 216.075.000,00 208.176.035,00 7.898.965,00
5 Kecamatan Camba 119.770.000,00 17.800.000,00 101.970.000,00
6 Kecamatan Simbang 127.475.000,00 102.966.432,00 24.508.568,00
7 Kecamatan MoncongLoe 304.198.750,00 300.500.235,00 3.698.515,00
8 Kecamatan Cenrana 248.138.750,00 115.840.914,00 132.297.836,00
9 Sintap 742.924.500,00 31.711.400,00 711.213.100,00
25.850.259.286,00 24.533.777.556,00 1.316.481.730,00

JUMLAH 282.541.921.507,44 281.114.076.668,44 1.427.844.839,00


Lampiran 5
PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
REKAPITULASI POTONGAN PFK
TAHUN ANGGARAN 2007
Dalam Rupiah
BKU REK. KORAN SELISIH
NO BULAN TANGGAL GAJI BRUTTO POTONGAN TANGGAL NO. REKENING POTONGAN TANGGAL (HARI) POTONGAN
1 2 3 4 5 6 7 8 (3-4) (5-8)
1 JANUARI 06-Jan-07 10.041.379.776,00 924.690.776,00 06-Jan-07 9186 570.442.276,00 0 354.248.500,00
2 FEBRUARI 01-Feb-07 11.338.534.501,00 1.101.070.101,00 12-Feb-07 9186 1.332.171.442,00 11 (231.101.341,00)
3 MARET 01-Mar-07 11.480.497.705,00 1.110.916.105,00 08-Mar-07 9186 1.115.001.507,00 7 (4.085.402,00)
4 APRIL 03-Apr-07 12.471.073.177,00 1.237.006.877,00 14-Apr-07 9186 1.281.648.180,00 11 (44.641.303,00)
5 MEI 01-May-07 11.473.310.159,00 1.110.334.359,00 01-May-07 9186 1.110.334.359,00 0 -
6 JUNI 04-Jun-07 11.312.106.060,00 1.094.592.060,00 04-Jun-07 9186 1.094.592.060,00 0 -
7 JULI 02-Jul-07 22.376.066.034,00 1.386.924.334,00 02-Jul-07 9186 1.236.326.069,00 0 150.598.265,00
8 AGUSTUS 01-Aug-07 11.444.667.323,00 1.107.732.223,00 01-Aug-07 9186 1.107.732.223,00 0 -
9 SEPTEMBER 01-Sep-07 11.587.851.797,00 1.113.821.597,00 01-Sep-07 9186 1.114.144.943,00 0 (323.346,00)
10 OKTOBER 01-Oct-07 12.088.365.046,00 1.153.424.737,00 01-Oct-07 9186 1.115.444.334,00 0 37.980.403,00
11 NOVEMBER 01-Nov-07 11.598.071.295,00 1.283.551.655,00 01-Nov-07 9186 1.113.659.645,00 0 169.892.010,00
12 DESEMBER 01-Dec-07 11.650.341.727,00 1.115.628.027,00 01-Dec-07 9186 1.115.428.027,00 0 200.000,00
JUMLAH 148.862.264.600,00 13.739.692.851,00 13.306.925.065,00 432.767.786,00
BUKU III

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN


REPUBLIK INDONESIA

HASIL PEMERIKSAAN
SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2008

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN


ATAS
KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN

DALAM KERANGKA PEMERIKSAAN

LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
UNTUK TAHUN ANGGARAN 2007

DI

MAROS

AUDITORAT UTAMA KEUANGAN NEGARA VI


PERWAKILAN BPK RI DI MAKASSAR

Nomor : 47c/HP/XIX.MKS/08/2008
Tanggal : 03 Agustus 2008
i

BUKU III

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS KEPATUHAN TERHADAP


PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM KERANGKA
PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH
KABUPATEN MAROS TAHUN ANGGARAN 2007

HALAMAN
DAFTAR ISI............................................................................................................... i
RESUME HASIL PEMERIKSAAN ATAS KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN ....................................................................................... iv
HASIL PEMERIKSAAN ATAS KEPATUHAN............................................................... 1
1. Penggunaan langsung Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp133.024.750,00 dan
disetor tidak tepat waktu ………………………………………………………………………………….. 1
2. Penyetoran Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) Tahun Anggaran 2007 melalui PT. Bank
Sulsel Cabang Maros lebih dibayarkan sebesar Rp230.084.620,00 ……………............... 5
3. Realisasi biaya kegiatan pada Kantor Pemberdayaan Masyarakat tidak dibayarkan
kepada pihak yang berhak sebesar Rp282.500.000,00, dan pengadaan kendaraan
bermotor roda dua sebesar Rp30.000.000,00 fiktif ……………………………………………….. 8
4. Penjaminan penerimaan Pemerintah Kabupaten Maros Tahun Anggaran 2007 untuk
pinjaman sebesar Rp25.000.000.000,00 kepada PT. Bank Sulsel Cabang Maros tidak
sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah ………....................................................................... 12
5. Pengadaan alat angkutan bermotor roda empat pick up pada Dinas Pekerjaan Umum
belum dikenakan denda keterlambatan sebesar Rp11.950.000,00 ………………………….. 16
6. Kegiatan peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa yang
dilaksanakan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) pada Kantor Pemberdayaan
Masyarakat Desa tidak sesuai Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 ............................ 19
7. Tunjangan Komunikasi Intensif untuk anggota dan pimpinan DPRD Kabupaten Maros
Tahun Anggaran 2007 lebih dibayarkan sebesar Rp315.000.000,00 ………………………… 25
8. Kegiatan Study Comparative ke Hongkong, Cina, Batam, Singapura dan Kuala
Lumpur tidak sesuai Peraturan Pemerintah RI Nomor 58 Tahun 2005 yang
mengakibatkan pemborosan keuangan daerah sebesar Rp802.500.000,00 ……………… 29
9. Kelebihan pembayaran Belanja Perjalanan Dinas pada Bapedalda Kabupaten Maros
mengakibatkan indikasi kerugian daerah sebesar Rp45.420.000,00 ………………………… 39
ii

10. Pembayaran ganda atas honorarium dan perjalanan dinas pada Dinas Perhubungan
Kabupaten Maros mengakibatkan indikasi kerugian daerah sebesar Rp12.240.000,00.. 39
11. Kelebihan pembayaran Honorarium Kegiatan pada Dinas Pariwisata Kabupaten Maros
mengakibatkan indikasi kerugian daerah sebesar Rp31.385.500,00 ………………………… 41
12. Belanja kegiatan penunjang pelaksanaan Pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan Tahun
2007 pada Sekretariat Daerah tidak jelas penggunaanya dan mengakibatkan
pemborosan keuangan daerah sebesar Rp313.990.400,00 …………………………………….. 44
13. Penerimaan atas Pajak Penerangan Jalan (PPJ) dikompensasikan dengan tagihan
rekening listrik pemerintah Kabupaten Maros dan masih terdapat sisa penerimaan PPJ
Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp305.148.062,00 belum disetor oleh PLN Ranting
Maros ……………………………………………………………………………………………………………… 47
14. Terdapat pengeluaran tanpa didukung bukti SP2D sebesar Rp3.656.884.527,75 dan
tidak didukung bukti yang lengkap sebesar Rp32.814.235.663,00 pada Sekretariat
Daerah Kabupaten Maros ……………………………………………………………………………………. 50
15. Realisasi pembayaran utang pokok jatuh tempo atas kegiatan yang tidak dianggarkan
dalam Tahun Anggaran 2006 sebesar Rp1.258.188.000,00 ………………………………….. 54
16. Penerimaan kompensasi PPh Pasal 21 Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebesar
Rp1.929.479.167,00 belum dibukukan …………………………………………………………………. 57
17. Pencairan SP2D kepada pihak yang tidak berhak sebesar Rp112.500.000,00 …………… 60
18. Kelebihan pembayaran atas pelaksanaan kegiatan Tahun Anggaran 2006 melalui
pembayaran utang jatuh tempo sebesar Rp735.120.812,00 …………………………………… 63
19. Realisasi Belanja Bantuan digunakan untuk pelaksanaan kegiatan SKPD sebesar
Rp1.705.298.076,00 …………………………………………………………………………………………. 66
20. Realisasi belanja bantuan dan koordinasi kepada instansi vertikal sebesar
Rp4.040.913.091,75 tidak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 …. 68
21. Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik Sebesar Rp174.350.000,00 Tidak Sesuai
Undang-undang Nomor 31 Tahun 2002 dan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun
2005 …………………………………………………………………………………………………………………. 71
iii

LAMPIRAN…………………………………………………………….……………………………

1a. Daftar Realisasi Belanja Kegiatan BKM Tahun Anggaran 2007 …………………………………
1b. Daftar Paket Pekerjaan BKM Tunas Muda Tahun Anggaran 2007 …………………………….
1c. Daftar Paket Pekerjaan BKM Panjalingan Tahun Anggaran 2007 ……………………………
2. Rekapitulasi Kelebihan Pembayaran Tunjangan Komunikasi Intensif Anggota DPRD
Kabupaten Maros Tahun Anggaran 2007 ………………………………………………………….…..
3. Daftar Belanja Perjalanan Dinas di Bappedalda yang Tidak Sesuai Ketentuan …………..
4. Rekapitulasi Pembayaran Honorarium Di Dinas Pariwisata yang Tidak Sesuai
Ketentuan ………………………………………………………………………………………………………….
4. Rekapitulasi Belanja Kegiatan SKPD yang Bersumber dari Belanja Bantuan Sosial …….
5. Rekapitulasi Belanja kepada Instansi Vertikal dalam Tahun Anggaran 2007 …….……….
iv

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN


REPUBLIK INDONESIA

RESUME LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS


KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan


dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006
tentang Badan Pemeriksa Keuangan, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
(BPK RI) bertugas memeriksa Neraca Pemerintah Kabupaten Maros per 31 Desember
2007, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan
Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut.

Untuk memperoleh keyakinan memadai, apakah laporan keuangan bebas dari salah saji
material, Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang ditetapkan oleh BPK RI
mengharuskan BPK RI melaksanakan pengujian atas kepatuhan Pemerintah Kabupaten
Maros terhadap peraturan perundang-undangan. Kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan merupakan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Maros.
Namun, tujuan pemeriksaan BPK RI atas laporan keuangan tidak untuk menyatakan
pendapat atas keseluruhan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
tersebut. Oleh karena itu, BPK RI tidak menyatakan suatu pendapat seperti itu.

Selain itu, peraturan perundang-undangan dan SPKN mengharuskan BPK RI untuk


melaporkan kepada pihak berwenang, apabila dalam melakukan pemeriksaan atas
laporan keuangan ditemukan kecurangan dan penyimpangan dari ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berindikasi unsur tindak pidana.

Pokok-pokok temuan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dalam


v

pelaporan keuangan yang ditemukan BPK RI adalah sebagai berikut:


1. Penggunaan langsung Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp133.024.750,00
dan disetor tidak tepat waktu
2. Penyetoran Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) Tahun Anggaran 2007 melalui PT. Bank
Sulsel Cabang Maros lebih dibayarkan sebesar Rp230.084.620,00
3. Realisasi biaya kegiatan pada Kantor Pemberdayaan Masyarakat tidak dibayarkan
kepada pihak yang berhak sebesar Rp282.500.000,00, dan pengadaan kendaraan
bermotor roda dua sebesar Rp30.000.000,00 fiktif
4. Penjaminan penerimaan Pemerintah Kabupaten Maros Tahun Anggaran 2007 untuk
pinjaman sebesar Rp25.000.000.000,00 kepada PT. Bank Sulsel Cabang Maros
tidak sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
5. Pengadaan alat angkutan bermotor roda empat pick up pada Dinas Pekerjaan
Umum belum dikenakan denda keterlambatan sebesar Rp11.950.000,00
6. Kegiatan peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa yang
dilaksanakan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) pada Kantor Pemberdayaan
Masyarakat Desa tidak sesuai Permendagri Nomor 13 Tahun 2006
7. Tunjangan Komunikasi Intensif untuk anggota dan pimpinan DPRD Kabupaten
Maros Tahun Anggaran 2007 lebih dibayarkan sebesar Rp315.000.000,00
8. Kegiatan Study Comparative ke Hongkong, Cina, Batam, Singapura dan Kuala
Lumpur tidak sesuai Peraturan Pemerintah RI Nomor 58 Tahun 2005 yang
mengakibatkan pemborosan keuangan daerah sebesar Rp802.500.000,00
9. Kelebihan pembayaran Belanja Perjalanan Dinas pada Bapedalda Kabupaten Maros
mengakibatkan indikasi kerugian daerah sebesar Rp45.420.000,00
10. Pembayaran ganda atas honorarium dan perjalanan dinas pada Dinas Perhubungan
Kabupaten Maros mengakibatkan indikasi kerugian daerah sebesar
Rp12.240.000,00
11. Kelebihan pembayaran Honorarium Kegiatan pada Dinas Pariwisata Kabupaten
Maros mengakibatkan indikasi kerugian daerah sebesar Rp31.385.500,00
12. Belanja kegiatan penunjang pelaksanaan Pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan
Tahun 2007 pada Sekretariat Daerah tidak jelas penggunaanya dan mengakibatkan
pemborosan keuangan daerah sebesar Rp313.990.400,00
vi

13. Penerimaan atas Pajak Penerangan Jalan (PPJ) dikompensasikan dengan tagihan
rekening listrik pemerintah Kabupaten Maros dan masih terdapat sisa penerimaan
PPJ Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp305.148.062,00 belum disetor oleh PLN
Ranting Maros
14. Terdapat pengeluaran tanpa didukung bukti SP2D sebesar Rp3.656.884.527,75 dan
tidak didukung bukti yang lengkap sebesar Rp32.814.235.663,00 pada Sekretariat
Daerah Kabupaten Maros
15. Realisasi pembayaran utang pokok jatuh tempo atas kegiatan yang tidak
dianggarkan dalam Tahun Anggaran 2006 sebesar Rp1.258.188.000,00
16. Penerimaan kompensasi PPh Pasal 21 Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebesar
Rp1.929.479.167,00 belum dibukukan
17. Pencairan SP2D kepada pihak yang tidak berhak sebesar Rp112.500.000,00
18. Kelebihan pembayaran atas pelaksanaan kegiatan Tahun Anggaran 2006 melalui
pembayaran utang jatuh tempo sebesar Rp735.120.812,00
19. Realisasi Belanja Bantuan digunakan untuk pelaksanaan kegiatan SKPD sebesar
Rp1.705.298.076,00
20. Realisasi belanja bantuan dan koordinasi kepada instansi vertikal sebesar
Rp4.040.913.091,75 tidak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
21. Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik Sebesar Rp174.350.000,00 Tidak Sesuai
Undang-undang Nomor 31 Tahun 2002 dan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun
2005
Secara lebih rinci diuraikan dalam hasil pemeriksaan atas kepatuhan ini.
Makassar, 03 Agustus 2008
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Perwakilan BPK RI di Makassar
Penanggung Jawab Pemeriksaan,

Yuan Candra Djaisin, SE, MM, AK, CPA.


Akuntan, Register Negara No. D-17.170
1
 
HASIL PEMERIKSAAN ATAS KEPATUHAN

1. Penggunaan langsung Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp133.024.750,00


dan disetor tidak tepat waktu

Pemeriksaan atas penatausahan pemungutan dan penyetoran penerimaan daerah


Kabupaten Maros berdasarkan bukti/dokumen Surat Tanda Setoran diketahui bahwa
penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di unit-unit pengelola penerima daerah tidak
disetor tepat waktu ke Kas Daerah dan digunakan langsung untuk kegiatan operasional
Pemeriksaan uji petik atas penyetoran Pendapatan Asli Daerah dari Dinas Pekerjaan
Umum dan Dinas Perikanan, Kelautan dan Peternakan dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Dinas Pekerjaan Umum
Berdasarkan penelusuran bukti kuintansi dan Surat Tanda Setoran diketahui bahwa
penerimaan Retribusi Sewa Alat PU Tahun Anggaran 2007 adalah sebesar
Rp34.282.500,00, dari jumlah tersebut sebesar Rp28.100.000,00 yang dicatat,
dilaporkan dan disetorkan ke Kas Daerah sedangkan sisanya yaitu sebesar
Rp6.182.500,00 (Rp34.282.500,00 – Rp28.100.000,00) tidak dicatat dan tidak
disetorkan, melainkan digunakan langsung dengan rincian sebagai berikut:
No Bulan Penerimaan Penggunaan Penyetoran
Seharusnya (Rp) Langsung (Rp) (Rp)
1 Januari - - -
2 Pebruari - - -
3 Maret 1.775.000,00 1.775.000,00 -
4 April 20.000,00 20.000,00 -
5 Mei 8.330.000,00 3.330.000,00 5.000.000,00
6 Juni 2.224.500,00 224.500,00 2.000.000,00
7 Juli 375.000,00 375.000,00
8 Agustus 5.900.000,00 50.000,00 5.850.000,00
9 September 1.393.000,00 43.000,00 1.350.000,00
10 Oktober - - -
11 November 6.250.000,00 50.000,00 6.200.000,00
12 Desember 8.015.000,00 315.000,00 7.700.000,00
Jumlah 34.282.500,00 6.182.500,00 28.100.000,00

Menurut Bendahara Penerimaan hal ini terjadi karena penerimaan sebesar


Rp6.182.500,00 digunakan untuk membiayai operasional Dinas Pekerjaan Umum di
lapangan sehingga tidak dicatat di buku kas penerimaan. Hasil konfirmasi kepada
Bendahara Penerimaan Dinas Pekerjaan Umum penerimaan sebesar Rp6.182.500,00
2
 
sudah disetor ke Kas Daerah dengan tanggal Surat Tanda Setoran tanggal 25 Februari
2008 sebesar Rp6.182.500,00.
b. Dinas Perikanan, Kelautan dan Peternakan
Berdasarkan laporan penerimaan Pendapatan Asli Daerah Tahun Anggaran 2007 pada
Bendahara Penerimaan diketahui bahwa jumlah realisasi penerimaan Pendapatan Asli
Daerah Tahun Anggaran 2007 yang dikelola Dinas Perikanan, Kelautan dan Peternakan
seluruhnya sebesar Rp177.483.700,00 terdiri dari:
1) Retribusi Pemeriksaan Hewan : Rp81.185.000,00
2) Retribusi Rumah Potong Hewan : Rp23.350.000,00
3) Retribusi Pemeriksaan Kesehatan Bibit Ikan : Rp -
4) Retribusi PPI/TPI : Rp72.948.700,00
Dari jumlah penerimaan retribusi tersebut di atas tidak langsung disetor ke Kas Daerah
melainkan digunakan terlebih dahulu untuk belanja operasional Dinas Perikanan,
Kelautan dan Peternakan, dengan rincian sebagai berikut:
No Bulan Penerimaan Penggunaan Penyetoran (Rp)
(Rp) Langsung (Rp) SPJ Tunai
1 Januari 22.558.200,00 16.110.900,00 - 5.947.300,00
2 Pebruari 13.975.300,00 6.028.000,00 - 8.447.300,00
3 Maret 15.453.100,00 8.053.100,00 16.700.000,00 7.400.000,00
4 April 16.293.300,00 14.043.300,00 15.000.000,00 2.250.000,00
5 Mei 14.390.400,00 4.540.400,00 - 9.850.000,00
6 Juni 12.960.400,00 5.205.400,00 13.695.000,00 7.755.000,00
7 Juli 13.226.400,00 - - 13.365.000,00
8 Agustus 12.662.800,00 12.424.200,00 8.100.000,00 100.000,00
9 September 13.279.700,00 6.943.450,00 10.553.750,00 6.336.250,00
10 Oktober 12.396.700,00 12.191.700,00 6.195.000,00 205.000,00
11 November 13.685.200,00 12.573.950,00 8.773.750,00 1.111.250,00
12 Desember 16.602.200,00 15.404.700,00 14.722.500,00 1.197.500,00
Jumlah 177.483.700,00 113.519.100,00 93.740.000,00 63.964.600,00

Penelusuran atas bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran di atas diketahui bahwa


penerimaan retribusi tersebut digunakan langsung untuk membiayai kegiatan
operasional Dinas Perikanan, Kelautan dan Peternakan.
Dari jumlah penggunaan langsung sebesar Rp113.519.100,00 sudah disetor melalui
Surat Pertanggungjawaban sebesar Rp93.740.000,00 sehingga terdapat sisa
penggunaan langsung yang merupakan penerimaan Tahun Anggaran 2007 yang baru
disetor pada tanggal 19 Februari 2008 sebesar Rp19.779.100,00 (Rp177.483.700,00 –
Rp63.964.600,00 - Rp93.740.000,00) terdiri dari Retribusi Rumah Potong Hewan
3
 
sebesar Rp850.000,00, Retribusi Pemeriksaan Kesehatan Hewan sebesar
Rp9.950.000,00, dan Retribusi PPI/TPI sebesar Rp8.979.100,00.
c. Dinas Pertambangan dan Energi
Dinas Pertambangan dan Energi mengelola PAD yaitu Pajak Galian Golongan C (periode
Januari s.d Februari 2007), Retribusi Surat Ijin Pertambangan Daerah (SIPD), Retribusi
Air Bawah Tanah.
Berdasarkan Laporan Penerimaan PAD pada Bendahara Penerimaan Dinas
Pertambangan dan Energi diketahui bahwa jumlah penerimaan Tahun Anggaran 2007
sebesar Rp80.201.320,00. Dari jumlah tersebut sebesar Rp13.323.150,00 tidak langsung
disetorkan ke Kas Daerah melainkan digunakan langsung dengan rincian sebagai
berikut:
PENERIMAAN PENGGUNAAN
NO BULAN
(Rp) LANGSUNG (Rp)
1 Januari 59.708.120,00 50.000.00
2 Februari 9.888.200,00 98.000.00
3 Maret 270.000,00 135.000.00
4 April 60.000,00 845.000.00
5 Mei 1.110.000,00 8.159.000.00
6 Juni 1.090.000,00 4.036.150.00
7 Juli 1.305.000,00 0,00
8 Agustus 240.000,00 0,00
9 September 120.000,00 0,00
10 Oktober 60.000,00 0,00
11 Nopember 6.350.000,00 0,00
12 Desember 0,00 0,00
Jumlah 80.201.320,00 13.323.150,00
Menurut konfirmasi dengan Bendahara Penerimaan penggunaan langsung ini terjadi
karena belum ada SP2D yang cair sehingga digunakan untuk membiayai kegiatan
operasional. Setelah SP2D cair maka penerimaan PAD disetor ke Kas Daerah.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tanggal 15 Mei 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal
122:
a. Ayat (3) Penerimaan SKPD dilarang digunakan langsung untuk membiayai pengeluaran.
kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan.
b. Ayat (4) Penerimaan SKPD berupa uang atau cek harus disetor ke rekening kas umum
daerah paling lama 1 (satu) hari kerja.
4
 
Kondisi tersebut mengakibatkan:
a. Membuka peluang penyalahgunaan keuangan daerah atas penggunaan langsung
Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp133.024.750,00 (Rp6.182.500,00 + Rp93.740.000,00
+ Rp19.779.100,00+ Rp13.323.150,00).
b. Membuka peluang terjadinya penggunaan dana di luar pagu anggaran yang telah
ditetapkan.
Masalah tersebut disebabkan kebijakan atasan langsung Bendahara Penerimaan
(Kepala SKPD) untuk membayarkan kegiatan yang belum tersedia dananya.
Atas temuan ini:
a. Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Maros, Drs. H. Muhammad Wasir Ali
menanggapi bahwa penggunaan langsung PAD digunakan untuk biaya operasional
kantor karena dana operasional belum dibayarkan.
b. Kepala Dinas Perikanan, Kelautan dan Peternakan Kabupaten Maros, Ir. H. M. Syata
Sanusi menanggapi bahwa PAD yang digunakan langsung sudah disetorkan ke Kas
Daerah.
BPK-RI merekomendasikan kepada Bupati Maros agar menegur secara tertulis
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi dan Kepala Dinas
Perikanan, Kelautan dan Peternakan Kabupaten Maros yang melaksanakan tugas tidak
sesuai ketentuan dan memerintahkan yang bersangkutan agar menyetorkan penerimaan
daerah ke Kas Daerah sesuai ketentuan.
5
 
2. Penyetoran Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) Tahun Anggaran 2007 melalui PT.
Bank Sulsel Cabang Maros lebih dibayarkan sebesar Rp230.084.620,00

Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) merupakan utang pemerintah kepada pihak lain
yang disebabkan kedudukan pemerintah sebagai pemotong pajak atau pungutan lainnya,
seperti Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), iuran Askes, Taspen, dan
Taperum.
Berdasarkan pemeriksaan terhadap dokumen penyetoran PFK berupa pemotongan
gaji yang terdiri dari Iuran Wajib Pegawai Negeri (IWP), PPh Pasal 21, Tabungan
Perumahan (Taperum) dan Iuran Asuransi Kesehatan (Askes) diketahui bahwa terdapat
penyetoran ganda melalui PT. Bank Sulsel Cabang Maros atas pembayaran PFK tersebut
seluruhnya sebesar Rp230.084.620,00.
Dalam melakukan penyetoran PFK IWP, PPh Pasal 21, Taperum dan Iuran Askes.
Pemerintah Kabupaten Maros menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
kemudian Kuasa Bendahara Umum Daerah (BUD) melakukan penyetoran PFK melalui PT.
Bank Sulsel Cabang Maros dengan menggunakan nota pembayaran. Berdasarkan Nota
Pembayaran tersebut, penyetoran PFK tidak langsung dibayar kepada Kas Negara tetapi
ditransfer ke rekening PT. Bank Sulsel Cabang Maros dengan No Rekening 8808 tanpa
menyebutkan nama pemilik rekening tersebut.
Pada Bulan Februari 2007 telah dibuatkan SP2D untuk penyetoran PFK berupa IWP,
PPh Pasal 21, Taperum dan Iuran Askes sebesar Rp1.331.154.721,00 dengan perincian
sebagai berikut:
No SP2D Jumlah (Rp) Uraian
1 SP2D No. 3 Tanggal 7 Pebruari 2007 1.101.070.101,00 IWP. PPh 21. Taperum
2 SP2D No. 4 Tanggal 7 Pebruari 2007 181.569.346,00 Askes
3 SP2D No. 5 Tanggal 7 Pebruari 2007 39.208.612,00 Askes
4 SP2D No. 6 Tanggal 7 Pebruari 2007 9.306.662,00 IWP. PPh 21. Taperum
Jumlah 1.331.154.721,00

BUD pada tanggal 14 Februari 2007 telah melakukan penyetoran melalui PT. Bank
Sulsel Cabang Maros dengan menggunakan nota pembayaran sebesar Rp1.561.239.341,00
dan PT. Bank Sulsel Cabang Maros telah melakukan pendebetan atas rekening Kas Daerah
sebesar Rp1.561.239.341,00 seperti dapat dilihat pada dokumen pembayaran dan mutasi
rekening koran sebagai berikut:
6
 
a. Nota Pembayaran
No Nota Pembayaran Jumlah (Rp) Uraian Pembayaran
1 No. 755/97/07 tanggal 14 Peb 2007 1.331.154.721,00 SP2D No. 003.004.005.006
2 No. 362/92/07 tanggal 14 Peb 2007 181.569.346,00 SP2D No. 004
3 No. 363/92/07 tanggal 14 Peb 2007 39.208.612,00 SP2D No. 005
4 9.306.662,00 SP2D No. 006
Jumlah 1.561.239.341.00
b. Rekening Koran
No Rekening Nomor Tanggal Jumlah (Rp)
1 9186 14 Pebruari 2007 1.331.154.721,00
2 9186 10 Pebruari 2007 181.569.346,00
3 1475 10 Pebruari 2007 39.208.612,00
4 1475 10 Pebruari 2007 9.306.662,00
Jumlah 1.561.239.341,00

Berdasarkan dokumen penyetoran PFK IWP, PPh Pasal 21, Taperum dan Iuran
Askes berupa Surat Setoran Pajak (SSP) dan Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) yang
ditandatangani PT. Bank Sulsel Cabang Maros tanggal 12 Februari 2007. jumlah
keseluruhan atas SSP dan SSBP tersebut adalah sebesar Rp1.331.154.721,00 sehingga BUD
telah melakukan pembayaran ganda atas SP2D no. 4, 5 dan 6 sebesar Rp230.084.620,00
(Rp181.569.346,00 + Rp39.208.612,00 + Rp9.306.662,00).
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah :
a. Pasal 1 Angka 75 Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disingkat SP2D adalah
dokumen yang digunakan sebagai dasar pencairan dana yang diterbitkan oleh BUD
berdasarkan SPM.
b. Pasal 135 Bendahara pengeluaran sebagai wajib pungut pajak penghasilan (PPh) dan
pajak lainnya. wajib menyetorkan seluruh penerimaan potongan dan pajak yang
dipungutnya ke rekening kas negara pada bank yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan
sebagai bank persepsi atau pos giro dalam jangka waktu sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
c. Pasal 179 BUD bertanggung jawab terhadap pengelolaan penerimaan dan pengeluaran
kas daerah.
Kondisi tersebut mengakibatkan indikasi kerugian daerah atas kelebihan
pembayaran PFK berupa IWP, PPh Pasal 21, Taperum dan Iuran Askes sebesar
Rp230.084.620,00.
7
 
Masalah tersebut disebabkan Kuasa BUD tidak cermat dalam melakukan
penatausahaan SP2D dan PFK.
Atas temuan ini Bupati Maros, H. A. Najamuddin Aminullah menanggapi bahwa atas
pembayaran ganda sebesar Rp230.084.620,00 akan ditarik kembali dan disetorkan ke kas
daerah.
BPK-RI merekomendasikan kepada Bupati Maros agar menegur secara tertulis
Kuasa BUD Kabupaten Maros yang tidak cermat dalam melaksanakan tugasnya dan
memerintahkan Kuasa BUD Kabupaten Maros untuk menarik kembali kelebihan
pembayaran sebesar Rp230.084.620,00 dan menyetorkan kembali ke Kas Daerah.
8
 
3. Realisasi biaya kegiatan pada Kantor Pemberdayaan Masyarakat tidak
dibayarkan kepada pihak yang berhak sebesar Rp282.500.000,00, dan
pengadaan kendaraan bermotor roda dua sebesar Rp30.000.000,00 fiktif

Pemeriksaan atas realisasi biaya kegiatan pada Kantor Pemberdayaan Masyarakat


diketahui terdapat biaya yang tidak dibayarkan kepada pihak yang berhak sebesar
Rp282.500.000,00, dan pengadaan kendaraan bermotor roda dua sebesar
Rp30.000.000,00 fiktif.
Atas kondisi di atas diuraikan sebagai berikut:
a. Pemeriksaan atas realisasi belanja pembinaan dan operasional Program Pengembangan
Kecamatan (PPK) dalam Tahun Anggaran 2007, diketahui terdapat realisasi biaya
kegiatan yang tidak dibayarkan kepada panitia dan pejabat yang berhak sebesar
Rp137.500.000,00. Program Pengembangan Kecamatan dilaksanakan berdasarkan :
1) Keputusan Bupati Maros Nomor 228/KPTS/140-05/VI/2007 tanggal 9 Juni 2007
tentang Penunjukan Satuan Kerja PNPM-PPK Kabupaten Maros Tahun 2007.
2) Keputusan Bupati Maros Nomor 229/KPTS/140-05/VI/2007 tanggal 9 Juni 2007
tentang Pembentukan tim koordinasi dan Satker PNPM-PPK Kabupaten Maros Tahun
2007.
Biaya operasional PPK ini telah direalisasikan melalui SP2D nomor 185 tanggal 22
Januari 2007 melalui rekening bendahara pengeluaran Kantor PMD dan diterima oleh
Kepala Kantor PMD dhi. H.A. Muslimin, SE sebesar Rp137.500.000,00 yang sampai
dengan berakhirnya pemeriksaan belum dibayarkan kepada para pejabat dan panitia
kegiatan.
b. Pemeriksaan atas realisasi belanja kegiatan pemberdayaan perempuan dalam Tahun
Anggaran 2007, diketahui terdapat realisasi biaya kegiatan yang tidak dibayarkan
kepada rekanan yang berhak sebesar Rp145.000.000,00. Kegiatan dilaksanakan
berdasarkan Surat Perjanjian Kerjasama nomor 900/168/KPM/2007 tertanggal 20
September 2007, yang ditandatangani Sitti Suriati, SE (PPTK Kantor PMD) dan Umming
H, SE (Plt. Direktur Eksekutif LPM- Maupe).
Pembayaran biaya kegiatan direalisasikan dengan SP2D nomor 8910 tanggal 19
Desember 2007 melalui rekening bendahara pengeluaran Kantor PMD. Biaya
pelaksanaan kegiatan tersebut diterima dan selanjutnya dikuasai oleh Kepala Kantor
9
 
PMD dhi. H.A. Muslimin, SE sebesar Rp165.000.000,00 yang sampai dengan berakhirnya
pemeriksaan sejumlah Rp145.000.000,00 belum diterima oleh LPM-Maupe selaku
pelaksana kegiatan.
c. Dari hasil pemeriksaan atas pengadaan asset pada Kantor PMD dalam Tahun Anggaran
2007, diketahui telah terealisasi pembayaran atas pengadaan 4 (empat) unit kendaraan
operasional bermotor roda dua. Pembayaran ini didasari Surat Perintah Kerja Nomor
820/86/KPM/VI/2007 tanggal 14 Juni 2007 sebesar Rp30.000.000,00 antara Kantor PMD
dengan Tossa Sakti. Surat perintah kerja kepada pihak PT. Tossa Sakti menyatakan
kesediaan menyerahkan 4 (empat) unit kendaraan motor merk Tossa type fiesta X.
Berita Acara Penyerahan Barang tanggal 25 Juni 2007 yang ditandatangani Pemegang
Barang Kantor PMD, Kepala Perwakilan PT. Tossa Sakti dan Kepala Kantor PMD
menyatakan bahwa pada tanggal 25 Juni 2007 tersebut telah diserahterimakan 4
(empat) unit kendaraan motor merk Tossa type fiesta X.
Namun berdasarkan pemeriksaan fisik yang dilakukan sesuai Berita Acara Pemeriksaan
Fisik oleh tim BPK-RI tanggal 18 Pebruari 2008, kendaraan dimaksud tidak ada, hal ini
diakui oleh PPTK.
Pembayaran atas pengadaan kendaraan ini telah direalisasikan melalui rekening
bendahara pengeluaran berdasarkan SP2D nomor 4321 tanggal 23 Juli 2007. Oleh
bendahara pengeluaran pembayaraan biaya pengadaan ini diserahkan kepada Kepala
Kantor PMD dhi. H.A. Muslimin, SE, yang sampai tanggal pemeriksaan belum dibayarkan
kepada pihak PT. Tossa Sakti.

Hal ini bertentangan dengan:


a. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolan
Keuangan Daerah Pasal 132;
1) Setiap pengeluaran belanja atas beban APBD harus didukung dengan bukti yang
lengkap dan sah.
2) Bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapat pengesahan oleh
pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab atas kebenaran material yang
timbul dari penggunaan bukti dimaksud.
b. Surat Perjanjian Kerjasama nomor 900/168/KPM/2007 tanggal 20 September 2007
antara Kantor PMD dengan Lembaga Pemberdayaan Perempuan Maupe:
10
 
1) Pasal 8; Ayat (1) Jumlah harga borongan pekerjaan tersebut dalam pasal 1
perjanjian ini adalah sebagai berikut:
Nilai Kontrak : Rp165.00.000,00
Dibebankan pada : Anggaran Perubahan DIPA Kantor PMD Kab. Maros
Pembayaran melalui : Rekening Bendahara Kantor PMD Kab. Maros
2) Pasal 9; Pembayaran jumlah biaya pekerjaan dalam pasal 8 dilakukan oleh Pihak
Kesatu kepada Pihak Kedua secara bertahap sesuai dengan pekerjaan yang telah
diselesaikan dan disahkan Pemimpin Kegiatan Pemberdayaan dan Penanggulangan
Masyarakat Miskin Secara Partisipatif yang Berprespektif Gender di Kabupaten
Maros yang pelaksanaan pekerjaannya dinyatakan dengan Berita Acara Serah
Terima Pekerjaan.
Pembayaan pekerjaan kepada Pihak Kedua dilakukan secara keseluruhan oleh
Pihak Pertama yang besarnya Rp165.000.000,00.

Kondisi tersebut di atas mengakibatkan:


a. Tidak diterimanya biaya kegiatan oleh para pejabat dan panitia kegiatan sebesar
Rp137.500.000,00 dan oleh LPM-Maupe selaku pelaksana kegiatan sebesar
Rp145.000.000,00 berindikasi merugikan keuangan daerah sebesar Rp282.500.000,00.
b. Atas pembayaran fiktif pengadaan kendaraan motor berindikasi merugikan keuangan
daerah sebesar Rp30.000.000,00.
Masalah tersebut disebabkan karena adanya unsur kesengajaan Kepala Kantor PMD
dhi. H.A. Muslimin, SE untuk tidak merealisasikan pembayaran kepada pihak yang berhak.
Atas temuan ini Bupati Maros, H. A. Najamuddin Aminullah, menanggapi:
a. Bahwa atas biaya pembinaan operasional PPK sebesar Rp137.500.000,00 dan realisasi
belanja pemberdayaan perempuan sebesar Rp145.000.000,00 ini akan dibayarkan
kepada pihak yang berhak menerima.
b. Atas pembayaran kendaraan roda dua sebesar Rp30.000.000,00 akan disetorkan
kembali ke Kas Daerah.
BPK RI merekomendasikan Bupati Maros agar:
a. Memerintahkan Kepala Kantor PMD dhi. H.A. Muslimin, SE. untuk melakukan
pembayaran Biaya Pembinaan dan Operasional PPK dan belanja pemberdayaan
perempuan kepada panitia, pejabat dan rekanan yang berhak.
11
 
b. Memerintahkan Kepala Kantor PMD dhi. H.A. Muslimin, SE. untuk menyetorkan kembali
biaya pengadaan kendaraan roda dua sebesar Rp30.000.000,00 ke Kas Daerah.
c. Memberikan sanksi yang tegas kepada Kepala Kantor PMD dhi. H.A. Muslimin, SE., atas
kesengajaan tidak merealisasikan pembayaran kepada pihak yang berhak.
12
 
4. Penjaminan penerimaan Pemerintah Kabupaten Maros Tahun Anggaran 2007
untuk pinjaman sebesar Rp25.000.000.000,00 kepada PT. Bank Sulsel Cabang
Maros tidak sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

Hasil pemeriksaan atas pengelolaan hutang di Pemerintah Kabupaten Maros Tahun


Anggaran 2007 diketahui bahwa terdapat penyerahan jaminan berupa penerimaan Tahun
Anggaran 2007 atas pinjaman jangka pendek yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten
Maros kepada PT. Bank Sulsel Cabang Maros tidak sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 54
Tahun 2005 tanggal 9 Desember 2005. Selain itu, Pemerintah Kabupaten Maros tidak
memiliki prosedur baku dalam melakukan pinjaman kepada pihak ketiga termasuk dalam
hal pencatatan maupun pelaporannya. Hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Tidak terdapat sistem dan prosedur pengajuan pinjaman untuk memastikan pinjaman
yang dilakukan telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005
tanggal 9 Desember 2005, hal ini diketahui dengan terdapatnya penyerahan jaminan
atas pinjaman jangka pendek Tahun Anggaran 2007 yang dilakukan oleh Pemerintah
Kabupaten Maros kepada PT. Bank Sulsel Cabang Maros selaku pemberi pinjaman
berupa penerimaan Pemerintah Kabupaten Maros Tahun Anggaran 2007, hal tersebut
diketahui berdasarkan :
1) Surat pengakuan hutang berupa Salinan Akta Perjanjian Kredit Nomor 26 tanggal 22
Januari 2007 yang ditandatangani di hadapan pengganti notaris Ahmad Yulias, S.H.,
yaitu Heryani, S.H. bahwa telah dilakukan pinjaman jangka pendek antara
Pemerintah Kabupaten Maros dengan PT. Bank Sulsel Cabang Maros sebesar
Rp15.000.000.000,00 dengan jangka waktu pinjaman selama 6 (enam) bulan,
terhitung sejak tanggal 22 Januari 2007 sampai dengan 22 Juli 2007. Pencairan
dana pinjaman ini terealisasi pada tanggal 22 Januari 2007, diterima di rekening Kas
Daerah Nomor 1475-4 sebesar Rp14.774.875.000,00 dan telah dibukukan dalam
BKU No. 294 tanggal 22 Januari 2007 sebesar Rp14.774.875.000,00. Pinjaman ini
telah disetujui oleh DPRD Kabupaten Maros dengan Surat Keputusan Nomor
16/KPTS/DPRD/XII/2006 tanggal 11 Desember 2006.
2) Surat pengakuan hutang berupa Salinan Akta Perjanjian Kredit Nomor 15 Tanggal 6
Juli 2007 yang ditandatangani di hadapan pengganti notaris Ahmad Yulias, S.H.,
13
 
yaitu Heryani, S.H. bahwa telah dilakukan pinjaman jangka pendek antara
Pemerintah Kabupaten Maros dengan PT. Bank Sulsel Cabang Maros sebesar
Rp10.000.000.000,00 dengan jangka waktu pinjaman selama 5 (lima) bulan,
terhitung sejak tanggal 6 Juli 2007 sampai dengan 6 Desember 2007. Pencairan
dana pinjaman ini terealisasi pada tanggal 6 Juli 2007, diterima di rekening Kas
Daerah Nomor 1475-4 sebesar Rp9.849.875.000,00 telah dibukukan dalam BKU No.
5262 tanggal 6 Juli 2007 sebesar Rp10.000.000.000,00. Pinjaman ini telah disetujui
oleh DPRD Kabupaten Maros dengan Surat Keputusan Nomor
07/KPTS/DPRD/VI/2007 tanggal 11 Juni 2007.
Dalam kedua salinan akta tersebut pada Pasal 7 Agunan Kredit dinyatakan bahwa
Pemerintah Kabupaten Maros memberikan/menyerahkan jaminan kepada PT. Bank
Sulsel Cabang Maros berupa penerimaan Pemerintah Kabupaten Maros Tahun Anggaran
2007 yang bersumber dari Dana Alokasi Umum, APBD, Pendapatan Asli Daerah, Pos
Bagi Hasil, Pos Bukan Pajak, Dana Alokasi Khusus, Pos Dana Darurat dan Penerimaan
lain yang Sah.
Selain itu, pada pasal yang sama disebutkan bahwa terdapat Surat Kuasa untuk
memotong/memindahkan penerimaan Pemerintah Kabupaten Maros.
b. Tidak terdapat daftar atas akun hutang pada Neraca Tahun Anggaran 2007, buku besar
maupun buku pembantu hutang untuk mencatat mutasi hutang daerah oleh sub bagian
pembukuan.
c. Pencatatan atas pinjaman jangka pendek dalam Buku Kas Umum tidak diselenggarakan
secara bruto, melainkan dibukukan secara netto. Hal tersebut diketahui berdasarkan
pembukuan atas pinjaman jangka pendek tahap I Pemerintah Kabupaten Maros kepada
PT. Bank Sulsel Cabang Maros sebesar Rp15.000.000.000,00. Pencairan dana pinjaman
ini terealisasi pada tanggal 22 Januari 2007 diterima pada rekening Kas Daerah dengan
No. rekening 0010-001-000001475-4 sebesar Rp14.774.875.000,00 dan telah dibukukan
dalam BKU No. 294 tanggal 22 Januari 2007 sebesar Rp14.774.875.000,00. Selisihnya
sebesar Rp225.125.000,00 tidak dibukukan sebagai hutang dan tidak dibukukan sebagai
biaya administrasi.
Seharusnya pada BKU dibukukan bruto sesuai dengan besar pinjaman dan apabila
terdapat biaya administrasi dibukukan secara terpisah.
14
 
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah:
a. Pasal 20 ayat (2) menyatakan bahwa Seluruh pendapatan daerah, belanja daerah, dan
pembiayaan daerah dianggarkan secara bruto dalam APBD.
b. Pasal 142 ayat (3) menyatakan bahwa Pendapatan daerah dan/atau aset daerah
(barang milik daerah) tidak boleh dijadikan jaminan pinjaman daerah.
c. Pasal 143 menyatakan bahwa Kepala SKPKD melakukan penatausahaan atas pinjaman
daerah dan obligasi daerah.

Masalah tersebut mengakibatkan:


a. Penjaminan pendapatan daerah atas pinjaman menghambat kegiatan yang
direncanakan dibiayai dari sumber pendapatan yang dijaminkan.
b. Tidak dapat dilakukan pengujian atas akun hutang, karena tidak terdapat pencatatan
dan pelaporan atas akun tersebut.
c. BKU tidak dapat dijadikan dasar pengujian transaksi keuangan daerah maupun dasar
catatan pembukuan, karena tidak mencerminkan mutasi yang sebenarnya.
Kondisi tersebut disebabkan:
a. Kebijakan Bupati Maros dalam penandatanganan surat pengakuan utang dhi. Akta
Perjanjian Kredit yang menjaminkan pendapatan daerah atas pinjaman yang diberikan.
b. Kelalaian Kepala Sub Bagian pembukuan tidak menyelenggarakan pencatatan hutang
dengan tertib.
c. Kelalaian Bendahara Umum Daerah yang melakukan pencatatan Buku Kas Umum secara
netto.
Atas temuan ini Bupati Maros, H. A. Najamuddin Aminullah, menanggapi bahwa
Pemerintah Kabupaten Maros pada masa akan datang tidak akan menjaminkan pendapatan
dalam melakukan pinjaman daerah.
BPK-RI merekomendasikan kepada:
a. Bupati Maros dan DPRD Kabupaten Maros agar tidak menjaminkan penerimaan
Pemerintah Kabupaten Maros dalam melakukan pinjaman daerah.
b. Bupati Maros agar memberi sanksi kepada Kepala Sub Bagian Pembukuan atas
kelalaiannya tidak menyelenggarakan pencatatan hutang dengan tertib.
15
 
c. Bupati Maros agar memberi sanksi kepada Kuasa BUD atas kelalaianya tidak
membukukan hutang secara bruto.
16
 
5. Pengadaan alat angkutan bermotor roda empat pick up pada Dinas Pekerjaan
Umum belum dikenakan denda keterlambatan sebesar Rp11.950.000,00

Pemeriksaan atas realisasi belanja modal pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Maros menunjukkan bahwa pengadaan alat angkutan darat bermotor roda empat jenis pick
up belum dikenakan denda keterlambatan sebesar Rp11.950.000,00.
Dari hasil pemeriksaan atas pengadaan asset pada Dinas Pekerjaan Umum dalam
Tahun Anggaran 2007, diketahui telah terealisasi pembayaran atas pengadaan 1 (satu) unit
pick up. Pembayaran ini didasari surat perjanjian kerjasama nomor
05/KPA/BM/DPU/VII/2007 tanggal 18 Juli 2007 antara Dinas Pekerjaan Umum dengan CV.
Cahaya Perkasa. Sesuai perjanjian kontrak pihak CV. Cahaya Perkasa menyatakan
kesediaan menyerahkan 1 (satu) unit kendaraan pick up dalam keadaan baik dan lengkap
selambat-lambatnya tanggal 18 Agustus 2007.
Dalam kontrak diperjanjikan bahwa pembayaran 100% atau sebesar
Rp119.500.000,00 dilakukan setelah barang diterima baik dan lengkap yang dibuktikan
dengan Berita Acara Penerimaan Barang. Per tanggal pemeriksaan 14 Februari 2008, tidak
ditemukan BAP yang dipersyaratkan untuk merealisasikan pembayaran. Pembayaran
direalisasikan dengan SP2D nomor 4968 tanggal 21 Agustus 2007 dan dibayarkan melalui
rekening kas daerah tanggal 11 September 2007.
Pemeriksaan fisik oleh Tim BPK-RI atas keberadaan asset hasil pengadaan 2007
diketahui bahwa berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Fisik tanggal 14 Pebruari 2008,
kendaaran dimaksud tidak ada dan hal ini diakui oleh PPTK. Selanjutnya pada pemeriksaan
fisik tanggal 19 Juli 2008, diketahui bahwa kendaraan tersebut telah diterima. Atas
keterlambatan pengadaan bermotor roda empat ini belum dikenakan denda keterlambatan
maksimum 10% sebesar Rp11.950.000,00.

Kondisi tersebut bertentangan dengan:


a. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolan
Keuangan Daerah Pasal 132; Ayat:
1) Ayat (1) Setiap pengeluaran belanja atas beban APBD harus didukung dengan bukti
yang lengkap dan sah.
17
 
2) Bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapat pengesahan oleh pejabat
yang berwenang dan bertanggung jawab atas kebenaran material yang timbul dari
penggunaan bukti dimaksud.
b. Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa nomor 05/KPA/BM/DPU/VII/2007 tanggal 18 Juli
2007 antara Dinas Pekerjaan Umum dengan CV. Cahaya Perkasa:
1) Pasal 2; Ayat (2) Pihak Pertama melakukan pembayaran kepada pihak kedua 100%
setelah barang diterima dengan baik dan lengkap pada Kantor Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Maros yang dibuktikan dengan Berita Acara Penerimaan Barang
(BAP).
2) Pasal 5; Ayat (1) Pihak Kedua menyatakan bersedia menyerahkan satu (1) unit
kendaraan bermotor roda empat pick up selambat-lambatnya tanggal 18 Agustus
2007 dalam keadaan baik dan lengkap sesuai dengan syarat dan ketentuan seperti
tersebut pada pasal 2 diatas.
3) Pasal 7 ayat (3) Dalam hal ini terjadi penundaan masa penyerahan barang/
keterlambatan masa penyerahan yang telah ditetapkan dalam pasal 4 ayat 2 PIHAK
KEDUA dikenakan sanksi tiap minggu keterlambatan 0,5% atau sebanyak-banyaknya
10% dari nilai kontrak.

Kondisi tersebut di atas mengakibatkan:


a. Kendaraan roda empat pick up tidak dapat dimanfaatkan tepat waktu dalam menunjang
kegiatan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaen Maros.
b. Merugikan keuangan daerah atas belum disetorkannya denda keterlambatan sebesar
Rp11.950.000,00.
Permasalahan tersebut disebabkan:
a. Kelemahan pengujian dokumen pembayaran pada Sub Bagian Perbendaharaan dalam
penerbitan SP2D.
b. Lemahnya pengawasan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dan Kuasa Pengguna
Anggaran dalam pelaksanaan pengadaan roda empat pick up.
c. Lemahnya pengawasan Kepala Dinas Pekerjaan Umum atas kegiatan pengadaan
kendaraan roda empat pick up yang dilaksanakan.
18
 
Atas temuan ini Bupati Maros, H. A. Najamuddin Aminullah menanggapi bahwa akan
dilakukan penagihan denda keterlambatan alat angkutan bermotor roda empat kepada
rekanan CV Cahaya Perkasa sebesar Rp11.950.000,00 dan menyetorkan ke Kas Daerah.
BPK RI merekomendasikan Bupati Maros agar:
a. Memerintahkan Direktur CV. Cahaya Perkasa untuk segera menyetorkan denda
keterlambatan sebesar Rp11.950.000,00 ke kas daerah.
b. Memberikan sanksi administratif berupa pengenaan daftar hitam kepada CV. Cahaya
Perkasa atas keterlambatan pengadaan kendaraan.
c. Menegur secara tertulis Kepala Sub Bagian Perbendaharaan Sekretariat Daerah, PPTK
dan Kuasa Pengguna Anggaran Dinas Pekerjaan Umum, atas proses pengeluaran uang
daerah yang tidak sesuai prosedur dan tidak mengenakan sanksi denda atas
keterlambatan penyerahan barang.
19
 
6. Kegiatan peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa yang
dilaksanakan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) pada Kantor
Pemberdayaan Masyarakat Desa tidak sesuai Permendagri Nomor 13 Tahun
2006

Kegiatan peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa yang


dilaksanakan Kantor Pemberdayaan Masyarakat dalam Tahun Anggaran 2007 dilaksanakan
tidak sesuai Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tanggal 15 Mei 2006.
Pemeriksaan atas pelaksanaan kegiatan ini diketahui hal-hal sebagai berikut:
a. Kegiatan peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa merupakan
kegiatan pengadaan sarana dan prasarana lingkungan yang di tahun-tahun sebelumnya
dilaksanakan Dinas Tata Ruang dan Dinas Pekerjaan Umum Daerah. Namun dalam
Tahun Anggaran 2007 dilaksanakan oleh Kantor Pemberdayaan Masyarakat (PMD).
b. Tidak diperoleh dokumen perencanaan kegiatan yang dianggarkan dalam APBD pada
Kantor PMD. Konfirmasi yang dilakukan yang dituangkan dalam surat pernyataan
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), diketahui bahwa untuk kegiatan ini dalam
proses penyusunan anggaran dilaksanakan oleh Muh. Syafi (Staf Sub Bagian Anggaran
Sekretariat Daerah).
c. Kegiatan dilaksanakan secara swakelola dengan perikatan kerjasama antara Kantor PMD
dengan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) yang direalisasikan sebanyak 497 paket
dan melibatkan 65 BKM pelaksana. Mekanisme pembayaran dilakukan 100% saat
penandatangan Surat Perintah Kerja (SPK). Pembayaran dilaksanakan melalui rekening
bendahara pengeluaran Kantor PMD, yang selanjutnya dibayarkan kepada BKM
pelaksana.
d. Kegiatan peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa dilaksanakan
berdasarkan APBD Tahun Anggaran 2007 dengan pagu anggaran sebesar
Rp5.775.000.000,00. Sampai dengan tanggal 3 Desember 2007 realisasi pembayaran
berdasarkan SP2D LS adalah sebesar Rp17.900.250.000,00. Dalam APBD Perubahan
Tahun Anggaran 2007 tertanggal 24 Desember 2007 pagu anggaran direvisi menjadi
sebesar Rp18.325.950.800,00. Kondisi tersebut menunjukan bahwa telah direalisasikan
pembayaran melampaui pagu sebelum penetapan APBD Perubahan sebesar
Rp12.125.250.000,00 (Rp17.900.250.000,00 - Rp5.775.000.000,00).
20
 
e. Kegiatan dilaksanakan dengan mengacu pada rencana anggaran biaya dan gambar
desain yang dibuat staf Kantor PMD (Abdul Haris, ST). RAB dan gambar desain dibuat
setelah terbitnya SPK dan terealisasinya pembayaran kegiatan. Pemeriksaan atas
rencana teknis ini, diketahui bahwa selama tahun 2007 telah disusun RAB dan gambar
sebanyak lebih kurang 100 paket kegiatan sedangkan yang telah direalisasikan pada
tahun anggaran berkenaan adalah 497 paket pekerjaan.
f. Pembayaran atas biaya kegiatan dilakukan melalui rekening bendahara pengeluaran. Uji
petik atas dokumen pembayaran pada Bagian Keuangan Sekretariat Daerah
menunjukkan bahwa kelengkapan SP2D LS tidak dilampiri dokumen pendukung yang
memadai. Dokumen pembayaran tidak diadministrasikan dengan baik, tim tidak dapat
memperoleh dokumen secara lengkap baik melalui Bagian Keuangan Sekretariat Daerah
maupun pada Kantor PMD selaku pelaksana kegiatan.
g. Pemeriksaan atas pembayaran dari bendahara pengeluaran, diketahui bahwa
pembayaran langsung kepada BKM dilaksanakan oleh bendahara pengeluaran sebesar
Rp4.877.700.000,00 dari total pembayaran sebesar Rp17.900.250.000,00 dalam Tahun
Anggaran 2007. Sedangkan sisanya sebesar Rp13.022.550.000,00
(Rp17.900.250.000,00 - Rp4.877.700.000,00) dibayarkan melalui Kepala Kantor PMD
dhi. H.A. Muslimin, SE., sampai pemeriksaan lapangan berakhir tanggal 3 Agustus 2008,
tidak diperoleh bukti pembayaran dimaksud kepada BKM pelaksana kegiatan.
Kegiatan yang dilakukan oleh BKM pelaksana secara rinci disajikan pada lampiran 1a.
h. Terdapat pengalihan pekerjaan dari BKM pelaksana yang terikat kerjasama dengan
Kantor PMD kepada perorangan tanpa sepengetahuan dan persetujuan dari PPTK PMD,
yang antara lain dapat dirinci sebagai berikut:
1) BKM Tunas Muda, sesuai surat pernyataan Harianto, SE., melaksanakan 56 paket
pekerjaan dengan total pekerjaan senilai Rp2.245.000.000,00. Dari sejumlah
tersebut sebanyak 37 paket dengan nilai Rp1.695.000.000,00 diserahkan kepada H.
Hariana Laodi. Dan sebanyak 2 paket berupa pembangunan jalan lorong Manrimi
Caddi senilai masing-masing Rp20.00.000,00 diserahkan pelaksanaannya kepada A.
Darmawan HD, SE dan Lukman.
Paket pekerjaan BKM Tunas Muda secara rinci disajikan pada lampiran 1b.
2) BKM Panrelino, sesuai surat pernyataan A. Darmawan HD, SE. telah menerima
pengalihan pekerjaaan sebanyak 2 paket berupa pembangunan sanggar pengajian
21
 
Baju Bododa dan pembangunan MCK Masembo dengan nilai pekerjaan
Rp40.000.000,00.
3) BKM Panjalingan, sesuai surat pernyataan Emil Syahbuddin, SE., melaksanakan 11
paket pekerjaan dengan total pekerjaan senilai Rp356.500.000,00. Dari sejumlah
tersebut sebanyak 3 paket berupa pembangunan jembatan Kokoa, pembangungan
jalan lorong Cabbela dan pembangunan jembatan kayu Cabbela dengan nilai
Rp67.500.000,00, pembayaran dan pekerjaannya diserahkan kepada H.A. Muslimin,
SE, yang sampai pemeriksaan lapangan berakhir tanggal 3 Agustus 2008, belum
dilaksanakan oleh yang bersangkutan. Namun sesuai pernyataan Emil Syahbuddin,
SE., pekerjaan ini akan tetap diselesaikan oleh BKM Panjallingan.
Paket pekerjaan BKM Tunas Muda secara rinci disajikan pada lampiran 1c.
i. Uji petik yang dilaksanakan atas pelaksanaan kegiatan ini menunjukkan adanya paket
pekerjaan yang terealisasi pembayaran namun belum dilaksanakan sampai pemeriksaan
lapangan berakhir tanggal 3 Agustus 2008, yang dapat dirinci sebagai berikut:
1) BKM Wesabe Putra (Chaerul) untuk pekerjaan Gapura Maccopa-Ammarang
Kelurahan Taroada Kecamatan Turikale sebesar Rp185.000.000,00 sesuai SPK
295/SPMK/PKMPD/X/2007, dibayarkan dengan SP2D nomor 7070 tertanggal 30
Oktober 2007, dan dibayarkan melalui rekening kas daerah tertanggal 10 November
2007.
2) BKM Mattirotasi (Jamaluddin, S.Sos) untuk pekerjaan drainase Mattirotasi dan
pembuatan MCK Kanjitongang Desa Matirotasi Kecamatan Maros Baru sebesar
Rp40.000.000,00 sesuai SPK 30/SPK/VII/2007, dibayarkan dengan SP2D nomor
1103 dan 1105 tertanggal 5 April 2007, dan dibayarkan melalui rekening kas daerah
tertanggal 8 Februari dan 30 April 2007.
3) BKM Tunas Muda (Harianto, SE) untuk pekerjaan jalan lorong Betang Kelurahan
Baju Boddoa Kelurahan Kecamatan Maros Baru sebesar Rp25.000.000,00 sesuai
SPK 114/SPK/PPM/VII/2006, dibayarkan dengan SP2D nomor 718 tertanggal 16
Maret 2007, dan dibayarkan melalui rekening kas daerah tertanggal 14 September
2007.
j. Sampai pemeriksaan lapangan berakhir tanggal 3 Agustus 2008, sesuai pernyataan
PPTK dan bendahara pengeluaran Kantor PMD, tidak ada penyampaian
pertanggungjawaban oleh BKM penerima dana kegiatan. Dokumentasi kegiatan
22
 
termasuk laporan periodik juga tidak diterima PPTK selaku penanggungjawab teknis
kegiatan.
Kondisi tersebut di atas bertentangan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tanggal 15 Mei 2006 tentang Pedoman Pengelolan Keuangan
Daerah:
a. Pasal 122 Ayat (5) Jumlah belanja yang dianggarkan dalam APBD merupakan batas
tertinggi untuk setiap pengeluaran belanja.
b. Pasal 122 Ayat (6) Pengeluaran tidak dapat dibebankan pada anggaran belanja jika
untuk pengeluaran tersebut tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dalam APBD.
c. Pasal 132 Ayat (1) Setiap pengeluaran belanja atas beban APBD harus didukung dengan
bukti yang lengkap dan sah.
d. Pasal 132 Ayat (2) Bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapat
pengesahan oleh pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab atas kebenaran
material yang timbul dari penggunaan bukti dimaksud.
e. Pasal 205 Ayat (1) PPTK menyiapkan dokumen SPP-LS untuk pengadaan barang dan
jasa untuk disampaikan kepada bendahara pengeluaran dalam rangka pengajuan
permintaan pembayaran.
f. Pasal 205 Ayat (2) Dokumen SPP-LS untuk pengadaan barang dan jasa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. surat pengantar SPP-LS;
b. ringkasan SPP-LS;
c. rincian SPP-LS; dan
d. lampiran SPP-LS.
g. Pasal 205 Ayat (3) Lampiran dokumen SPP-LS untuk pengadaan barang dan jasa
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d mencakup:
a. salinan SPD;
b. salinan surat rekomendasi dari SKPD teknis terkait;
c. SSP disertai faktur pajak (PPN dan PPh) yang telah ditandatangani wajib pajak dan
wajib pungut;
d. surat perjanjian kerjasama/kontrak antara pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran dengan pihak ketiga serta mencantumkan nomor rekening bank pihak
ketiga;
e. berita acara penyelesaian pekerjaan;
f. berita acara serah terima barang dan jasa;
g. berita acara pembayaran;
h. kwitansi bermeterai. nota/faktur yang ditandatangani pihak ketiga dan PPTK sertai
disetujui oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran;
23
 
i. surat jaminan bank atau yang dipersamakan yang dikeluarkan oleh bank atau
lembaga keuangan non bank;
j. dokumen lain yang dipersyaratkan untuk kontrak-kontrak yang dananya sebagian
atau seluruhnya bersumber dari penerusan pinjaman/hibah luar negeri;
k. berita acara pemeriksaan yang ditandatangani oleh pihak ketiga/rekanan serta unsur
panitia pemeriksaan barang berikut lampiran daftar barang yang diperiksa;
l. surat angkutan atau konosemen apabila pengadaan barang dilaksanakan di luar
wilayah kerja;
m. surat pemberitahuan potongan denda keterlambatan pekerjaan dari PPTK apabila
pekerjaan mengalami keterlambatan;
n. foto/buku/dokumentasi tingkat kemajuan/ penyelesaian pekerjaan;
o. potongan jamsostek (potongan sesuai dengan ketentuan yang berlaku/surat
pemberitahuan jamsostek); dan
p. khusus untuk pekerjaan konsultan yang perhitungan harganya menggunakan biaya
personil (billing rate). berita acara prestasi kemajuan pekerjaan dilampiri dengan
bukti kehadiran dari tenaga konsultan sesuai pentahapan waktu pekerjaan dan bukti
penyewaan/pembelian alat penunjang serta bukti pengeluaran lainnya berdasarkan
rincian dalam surat penawaran.
h. Pasal 205 Ayat (4) Kelengkapan lampiran dokumen SPP-LS pengadaan barang dan jasa
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) digunakan sesuai dengan peruntukannya.
i. Pasal 205 Ayat (5) Dalam hal kelengkapan dokumen yang diajukan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) tidak lengkap. bendahara pengeluaran mengembalikan
dokumen SPP-LS pengadaan barang dan jasa kepada PPTK untuk dilengkapi.
j. Pasal 205 Ayat (5) Bendahara pengeluaran mengajukan SPP-LS sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) kepada pengguna anggaran setelah ditandatangani oleh PPTK guna
memperoleh persetujuan pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran melalui PPK-
SKPD.

Kondisi tersebut di atas:


a. Membuka peluang penyalahgunaan keuangan daerah sebesar Rp17.900.250.000,00
akibat tidak jelasnya mekanisme pertanggungjawaban penggunaan dana.
b. Aset hasil pengadaan belanja modal dari kegiatan peningkatan partisipasi masyarakat
dalam membangun desa tidak dapat diyakini eksistensinya.
Permasalahan tersebut disebabkan karena:
a. Adanya unsur kesengajaan Kepala Kantor PMD, Bagian Keuangan Sekretariat Daerah.
BKM pelaksana untuk melaksanakan kegiatan dan pembayaran tidak sesuai ketentuan.
b. Ketidakmampuan sumber daya manusia pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat untuk
melaksanakan kegiatan swakelola dalam skala besar.
24
 

Atas temuan ini Bupati Maros, H. A. Najamuddin Aminullah, menanggapi bahwa


pembayaran Kegiatan Peningkatan Partisipasi Masyarakat Desa sebesar
Rp17.900.250.000,00 akan dipertanggungjawabkan.
BPK RI merekomendasikan Bupati Maros agar:
a. Memerintahkan Kepala Kantor PMD dhi. H.A. Muslimin, SE. untuk
mempertanggungjawabkan penggunaan dana sebesar Rp17.900.250.000,00, berikut
kelengkapan administrasinya.
b. Memberikan teguran kepada Kepala Kantor PMD dhi. H.A. Muslimin, SE. Dan Kepala
Bagian Keuangan Sekretariat Daerah, atas pelaksanaan kegiatan dan pembayaran yang
tidak sesuai ketentuan.
c. Segera membentuk tim inventarisasi untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan.
Bilamana ditemukan ketidaksesuaian antara realisasi dengan tujuan kegiatan, agar
segera diproses sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
25
 
7. Tunjangan Komunikasi Intensif untuk anggota dan pimpinan DPRD Kabupaten
Maros Tahun Anggaran 2007 lebih dibayarkan sebesar Rp315.000.000,00

Pemerintah Kabupaten Maros berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 21 Tahun


2007 telah merealisasikan Tunjangan Komunikasi Intensif untuk Tahun Anggaran 2007
kepada pimpinan dan anggota DPRD Kabupaten Maros sebesar Rp1.827.000.000,00.
Realisasi pembayaran ini dilaksanakan tanpa didasari oleh Keputusan Kepala Daerah
mengenai besaran Tunjangan Komunikasi Intensif untuk pimpinan dan anggota DPRD.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan untuk mengetahui berapa jumlah
Tunjangan Komunikasi Intensif Tahun Anggaran 2007 yang seharusnya dibayarkan kepada
pimpinan dan anggota DPRD Kabupaten Maros ternyata bahwa jumlah Tunjangan
Komunikasi Intensif Tahun Anggaran 2007 yang seharusnya dibayarkan adalah sebesar
Rp1.512.000.000,00 sehingga terdapat kelebihan pembayaran sebesar Rp315.000.000,00
(Rp1.827.000.000.00 - Rp1.512.000.000,00).
Perhitungan atas jumlah Tunjangan Komunikasi Intensif Tahun Anggaran 2007
yang seharusnya dibayarkan dilakukan dengan memperhatikan kondisi sebagai berikut:
a. DPRD Kabupaten Maros terdiri satu orang Ketua DPRD dan dua orang Wakil Ketua DPRD
sebagai pimpinan DPRD dan 27 orang anggota DPRD.
b. Besarnya uang representasi Ketua DPRD Kabupaten Maros Tahun Anggaran 2007 adalah
sebesar Rp2.100.000,00 per bulan.
c. Dalam APBD Pokok Kabupaten Maros Tahun Anggaran 2007 diketahui bahwa
Pendapatan Asli Daerah adalah sebesar Rp25.293.575.000,00. Dana Bagi Hasil dari
Pemerintah Pusat adalah sebesar Rp36.500.000.000,00. Dana Bagi Hasil dari Provinsi
Rp25.931.391.224,00. Dana Alokasi Umum adalah sebesar Rp286.000.000.000,00 dan
Belanja PNS Daerah adalah sebesar Rp164.464.650.000,00 sehingga Pendapatan
Umum Daerah adalah sebesar Rp373.724.966.224,00 (Rp25.293.575.000,00 +
Rp36.500.000.000,00 + Rp25.931.391.224,00 + Rp286.000.000.000,00).
d. Pendapatan Umum Daerah dikurangi Belanja PNS Daerah adalah sebesar
Rp209.260.316.224,00 (Rp373.724.966.224,00 - Rp164.464.650.000,00) sehingga
dengan demikian Kabupaten Maros termasuk klasifikasi daerah yang mempunyai
kemampuan keuangan daerah sedang.
26
 
e. Tunjangan Komunikasi Intensif anggota dan pimpinan DPRD untuk daerah yang
mempunyai kemampuan keuangan sedang adalah dua kali uang representasi Ketua
DPRD atau sebesar Rp4.200.000,00.
f. Pertanggungjawaban pembayaran Tunjangan Komunikasi Intensif anggota dan pimpinan
DPRD Kabupaten Maros diketahui bahwa untuk Bulan Januari sampai dengan Bulan Mei
2007 dibayarkan sebesar Rp6.300.000,00 per bulan untuk setiap anggota dan pimpinan
DPRD atau seluruhnya sebesar Rp945.000.000,00 (Rp6.300.000,00 x 30 x 5) dan untuk
Bulan Juni sampai dengan Bulan Desember 2007 dibayarkan sebesar Rp4.200.000,00
per bulan untuk setiap anggota dan pimpinan DPRD atau seluruhnya sebesar
Rp882.000.000,00 (Rp4.200.000,00 x 30 x 5) sehingga jumlah keseluruhan adalah
sebesar Rp1.827.000.000,00 (Rp945.000.000,00 + Rp882.000.000,00).
g. Tunjangan Komunikasi Intensif anggota dan pimpinan DPRD yang seharusnya
dibayarkan adalah sebesar Rp4.200.000,00 per bulan untuk setiap anggota dan
pimpinan DPRD atau sebesar Rp1.512.000.000,00 (Rp4.200.000,00 x 12 bulan X 30
orang).
Daftar nama anggota dan pimpinan DPRD Kabupaten Maros yang menerima
Tunjangan Komunikasi Intensif Tahun Anggaran 2007 dapat dilihat pada lampiran 2.

Kondisi di atas tidak sesuai dengan:


a. Peraturan Pemerintah RI No. 21 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan
Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah:
1) Pasal 10A Selain penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10. kepada
pimpinan dan Anggota DPRD diberikan penerimaan lain berupa Tunjangan
Komunikasi Intensif.
2) Pasal 14A
a) Ayat (1) Tunjangan Komunikasi Intensif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10A
diberikan kepada pimpinan dan Anggota DPRD dengan mempertimbangkan
kemampuan keuangan daerah.
b) Ayat (2) Kemampuan keuangan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas 3 (tiga) kelompok, yaitu:
a. tinggi;
27
 
b. sedang;
c. rendah.
3) Ayat (4) Bagi daerah dengan kemampuan keuangan daerah sedang sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b, Tunjangan Komunikasi Intensif bagi pimpinan dan
Anggota DPRD diberikan paling banyak 2 (dua) kali uang representasi Ketua DPRD.
4) Ayat (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelompokan kemampuan keuangan
daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri dengan memperhatikan pertimbangan Menteri Keuangan.
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pengelompokan
Kemampuan Keuangan Daerah, Penganggaran dan Pertanggungjawaban Penggunaan
Belanja Penunjang Operasional Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Serta Tata
Cara Pengembalian Tunjangan Komunikasi Intensif Dan Dana Operasional:
1) Pasal 3;
a) Ayat 1; Penentuan kelompok kemampuan keuangan daerah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 dihitung dengan menggunakan formula kemampuan
keuangan daerah sama dengan pendapatan umum daerah dikurangi belanja
Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD).
b) Ayat 2; Pendapatan umum daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas pendapatan asli daerah ditambah dana bagi hasil dan dana alokasi umum.
c) Ayat 3; Belanja PNSD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas gaji dan
tunjangan Pegawai Negeri Sipil Daerah yang meliputi gaji pokok, tunjangan
keluarga, tunjangan jabatan, tunjangan beras, dan tunjangan pajak penghasilan
(PPh Pasal 21).
2) Pasal 5; Ayat 2;  Pengelompokan kemampuan keuangan daerah untuk kabupaten/
kota. diatur sebagai berikut:
a. Di atas Rp400.000.000.000,00 (empat ratus milyar rupiah) dikelompokkan pada
kemampuan keuangan daerah tinggi;
b. Antara Rp200.000.000.000,00 (dua ratus milyar) sampai dengan
Rp400.000.000.000,00 (empat ratus milyar rupiah) dikelompokkan pada
kemampuan keuangan daerah sedang; dan
c. Di bawah Rp200.000.000.000,00 (dua ratus milyar) dikelompokkan pada
kemampuan keuangan daerah rendah.
28
 
3) Pasal 6; Ayat 2 Bagi daerah yang kemampuan keuangan daerah pada kelompok
sedang. Tunjangan Komunikasi Intensif bagi Pimpinan dan Anggota DPRD Provinsi
dan Kabupaten/kota diberikan paling banyak sebesar 2 (dua) kali uang representasi
Ketua DPRD.
4) Besaran TKI bagi Pimpinan dan Anggota DPRD dan BPO Pimpinan DPRD
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 7 ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Daerah sesuai dengan kemampuan APBD.
Kelebihan pembayaran Tunjangan Komunikasi Intensif mengakibatkan indikasi
kerugian daerah sebesar Rp315.000.000,00.
Permasalahan tersebut terjadi karena kelalaian Sekretaris DPRD Kabupaten Maros
selaku Pengguna Anggaran yang membayarkan Tunjangan Kegiatan Insentif Kegiatan tidak
sesuai ketentuan dan tanpa didasari dengan Surat Keputusan Kepala Daerah.
Atas temuan ini Sekretaris DPRD Kabupaten Maros, H. A. Nurzal Pawedjoi
menanggapi bahwa kelebihan pembayaran tunjangan komunikasi intensif anggota DPRD
Kabupaten Maros Tahun 2007 di sebabkan karena peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
21 Tahun 2007 yang mengatur tentang Pengelompokan Kemampuan keuangan Daerah
terlambat di terima sehingga penyesuaian pembayaran dilaksanakan nanti pada bulan Mei
2007 sehingga ada kelebihan pembayaran tersebut akan dikembalikan bersamaan
pengembalian penerimaan sesuai Peraturan Pemerintah nomor 37 Tahun 2006.
BPK-RI merekomendasikan kepada Bupati Maros agar memerintahkan kepada
Sekretaris DPRD Kabupaten Maros untuk menarik kembali kelebihan pembayaran
tunjangan komunikasi intensif anggota DPRD Kabupaten Maros Tahun 2007 sebesar
Rp315.000.000,00 dan menyetorkan ke Kas Daerah.
29
 
8. Kegiatan Study Comparative ke Hongkong, Cina, Batam, Singapura dan Kuala
Lumpur tidak sesuai Peraturan Pemerintah RI Nomor 58 Tahun 2005 yang
mengakibatkan pemborosan keuangan daerah sebesar Rp802.500.000,00

Hasil pemeriksaan atas Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Satuan Kerja


Perangkat Daerah (SKPD), LRA dan Surat Pertangggungjawaban (SPJ) bendahara
pengeluaran diketahui terdapat kegiatan berupa Study Comparative yang tidak sesuai
Peraturan Pemerintah RI Nomor 58 Tahun 2005 tanggal 9 Desember 2005 sebesar
Rp802.500.000,00 yang dibebankan di beberapa SKPD sebagai berikut:
a. Study Comparative ke Hongkong di Kantor Pengelola Khusus Bandara sebesar
Rp165.000.000,00.
Hasil pemeriksaan pada SPJ bendahara pengeluaran pada Kantor Pengelola Khusus
Bandara dan Kawasan Bantimurung Tahun Anggaran 2007 diketahui terdapat kegiatan
Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Keluar Daerah yang dibebankan sebagai Belanja
Pegawai dan digunakan untuk Belanja Kursus-kursus dan Pelatihan. Namun dalam
kenyataannya peruntukan belanja tersebut digunakan untuk study comparative ke
Hongkong.
Maksud pelaksanaan study comparative ke Hongkong adalah sebagai bahan
perbandingan pengelolaan dan pengembangan obyek wisata serta sharing pengelolaan
kebandarudaraan selama lima hari mulai tanggal 19 Mei sampai dengan 23 Mei 2007
oleh 12 orang yang terdiri dari tujuh orang pegawai Kantor Pengelola Khusus Bandara
dan Kawasan Bantimurung dan lima orang Anggota DPRD Kabupaten Maros.
Anggaran yang dialokasikan untuk study comparative ini sebesar
Rp165.000.000,00 dan telah direalisasikan seluruhnya sebesar Rp165.000.000,00. Study
comparative ini dilakukan melalui PT. Daffa Tour and Travel yang berkedudukan di
Jakarta dengan biaya perjalanan seluruhnya sebesar Rp165.000.000,00 (sesuai surat PT
Daffa Tour & Travel tanggal 19 Mei 2007 kepada Kepala Kantor Pengelola Khusus
Bandara & Kawasan Bantimurung) tanpa melalui prosedur sebagaimana mestinya yaitu
Surat Penawaran Kerjasama sampai dengan adanya suatu Surat Perjanjian Kerjasama
pelaksanaan study comparative.
Penelitian lebih lanjut terhadap Surat Pertanggungjawaban pengeluaran ternyata bukti-
bukti pendukung hanya berupa SPPD, tiket Jakarta - Hongkong PP, tiket Jakarta –
30
 
Makassar dan kuitansi penerimaan dana dari Pemda kepada PT. Daffa Tour & Travel
sebesar Rp 165.000.000,00 tanpa diterbitkan Surat Tugas, kuitansi penginapan serta
tiket Makassar - Jakarta (untuk pegawai kantor pengelola khusus bandara dan kawasan
bantimurung). Sedangkan bukti-bukti pendukung untuk lima orang anggota DPRD hanya
berupa Surat Tugas secara kolektif yang ditandatangani oleh Wakil Ketua DPRD Maros,
tiket Jakarta - Hongkong PP dan tiket Jakarta - Makassar masing-masing atas nama Ir.
Muh. Amri Yusuf dan H. M. Rusli Rasyid, SE. Sedangkan anggota DPRD lainnya yaitu H.
A. Husain Rasul, SH, Hj. A. Ermawati Abdullah dan A. Arfan Abdullah tidak didukung
bukti pertanggungjawaban. Di samping itu pihak yang melakukan perjalanan tidak
membuat laporan hasil study comparative dimaksud.
b. Study Comparative ke Cina di Kantor Perhubungan dan Telekomunikasi sebesar
Rp180.000.000,00.
Hasil pemeriksaan atas DPA dan SPJ bendahara pengeluaran pada Kantor Perhubungan
dan Telekomunikasi Tahun Anggaran 2007 diketahui terdapat kegiatan Rapat-rapat
Koordinasi dan Konsultasi Keluar Daerah yang anggarannya tersedia pada Belanja
Perjalanan Dinas Luar Daerah sebesar Rp180.000.000,00 dan direalisasikan untuk
kegiatan Study Comparative ke Cina sebesar Rp180.000.000,00 dengan rincian untuk
biaya perjalanan dinas sebesar Rp150.000.000,00 dan uang saku sebesar
Rp30.000.000,00.
Study Comparative dilaksanakan oleh sepuluh orang yang terdiri dari enam orang
pegawai Pemerintah Kabupaten Maros dan tiga orang Anggota DPRD Kabupaten Maros
dan Wakil Bupati. Study Comparative dilakukan melalui PT Suita Tour & Travel, dengan
kontribusi perjalanan untuk masing-masing peserta sebesar Rp15.000.000,00 atau
seluruhnya sebesar Rp150.000.000,00 ditambah uang saku masing-masing peserta yang
jumlahnya bervariasi dengan jumlah seluruhnya sebesar Rp30.000.000,00. Kerjasama
dilaksanakan tanpa melalui prosedur sebagaimana mestinya yaitu Surat Penawaran
Kerjasama sampai dengan adanya suatu Surat Perjanjian Kerjasama pelaksanaan study
comparative.
Hasil pemeriksaan terhadap bukti-bukti pertanggungjawaban Study Comparative
tersebut sebagai berikut:
1) Menurut surat permintaan persetujuan penggunaan dana study comparative dari
Kepala Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi kepada Bupati tanggal 4 Juni 2007
31
 
kegiatan ini dilakukan dalam rangka study di bidang transportasi dan hal-hal yang
terkait dengan kebutuhan Pemerintah Kabupaten Maros pada masa-masa yang akan
datang.
2) Surat Pertanggungjawaban pengeluaran ternyata hanya berupa laporan pelaksanaan
studi komparatif dan surat tugas tanpa didukung oleh bukti SPPD, tiket perjalanan,
sedangkan pelaksanaan study comparative tersebut dibebankan pada Belanja
Perjalanan Dinas.
3) Alokasi anggaran Belanja Perjalanan Dinas untuk kegiatan Rapat-rapat Koordinasi
dan Konsultasi Keluar Daerah dianggarkan pada APBD dan APBD Perubahan TA 2007
untuk kegiatan rapat dan konsultasi terkait dengan pelaksanaan tugas pemerintah
dalam rangka pelayanan publik dan pemerintahan dan perjalanan dinas dimaksud
dianggarkan berdasarkan asumsi perjalanan dalam daerah/negeri.
c. Study Comparative ke Batam di Dinas Tata Ruang Kabupaten Maros sebesar
Rp177.500.000,00
Hasil pemeriksaan atas DPA dan SPJ bendahara pengeluaran pada Dinas Tata Ruang
Kabupaten Maros Tahun Anggaran 2007 diketahui terdapat kegiatan Study Comparative
dalam rangka membandingkan arah kebijakan pengembangan tata ruang wilayah
Kabupaten Maros dengan daerah lain yang dibebankan pada Kegiatan Pengawasan
Pemanfaatan Ruang sebesar Rp177.500.000,00.
Peserta kegiatan ini terdiri dari 20 orang yaitu Wakil Bupati Maros, Asisten III Kabupaten
Maros, staf ahli Bupati Maros, Kepala Dinas Tata Ruang, Kepala Bagian Keuangan, tiga
orang anggota DPRD Kabupaten Maros, tiga orang staf Bagian Keuangan Sekretariat
Daerah Kabupaten Maros dan sembilan orang staf Dinas Tata Ruang.
Kegiatan dilaksanakan dari tanggal 13 sampai 17 Maret 2007 oleh PT. Andika Prima
Reso melalui kontrak kerja sama tanggal 5 Maret 2007 yang ditandatangani oleh
Direktris PT. Adika Prima Reso, A. Rezky Ika Sari Syarir dengan Kasi Pemukiman dan
Perumahan Subdin Pemanfaatan Lahan Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kabupaten
Maros, Drs. Abdul Rias. Di dalam Surat Perjanjian Kontrak Kerjasama tersebut tidak
diatur mengenai hak dan kewajiban masing-masing pihak serta item-item pekerjaan
yang diperjanjikan secara rinci.
Bukti pertanggungjawaban berupa Surat Tugas, SPPD dan kuitansi pembayaran dari
bendahara Dinas Tata Ruang kepada PT. Andika Prima Reso tanggal 28 Maret 2007
32
 
sebesar Rp150.000.000,00 dan kuitansi tanggal 17 Mei 2007 sebesar Rp27.500.000,00.
Pembayaran biaya perjalanan sejumlah Rp177.500.000,00 ini tidak dirinci menurut jenis
belanja perjalanan dinas yaitu uang saku, uang makan, angkutan setempat dan
penginapan sehingga tidak dapat dibandingkan dengan Standar Perjalanan Dinas Tahun
Anggaran 2007 dalam Peraturan Bupati Maros Nomor 04/I/2007 tanggal 31 Januari
2007 sehingga tidak dapat diyakini kewajarannya.
d. Study Comparative ke Batam, Singapura dan Kuala Lumpur di Badan Kesbang dan
Linmas Maros sebesar Rp280.000.000,00
Hasil pemeriksaan atas Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) Badan Kesbang dan Linmas Kabupaten Maros Tahun Anggaran 2007 dan
Surat Pertangjawaban (SPJ) diketahui bahwa terdapat kegiatan Seminar Talk Show
Diskusi Peningkatan Wawasan Kebangsaan dan Konflik yang dibebankan sebagai Belanja
Jasa Kantor dan digunakan untuk Belanja Jasa Kantor Administrasi Peserta.
Namun dalam kenyataannya peruntukan belanja tersebut digunakan untuk mengikuti
bintek wawasan kebangsaan dan manajemen konflik serta studi comparative ke Batam,
Singapura dan Kuala Lumpur. Maksud mengikuti bintek wawasan kebangsaan dan
manajemen konflik serta study comparative ke Batam, Singapura dan Kuala Lumpur
adalah sebagai bahan pembinaan dalam sistem pembinaan masyarakat, yang
dilaksanakan selama 5 (lima) hari mulai tanggal 22 Desember sampai dengan 26
Desember 2007 dan dilaksanakan oleh 30 (tiga puluh) orang.
Anggaran yang dialokasikan untuk bintek wawasan kebangsaan dan manajemen konflik
serta study comparative ini sebesar Rp 480.000.000,00 dan telah direalisasikan sebesar
Rp 280.000.000,00.
Pelaksanaan bintek wawasan kebangsaan dan manajemen konflik serta study
comparative ini dilaksanakan melalui Pusat Kajian Strategik Pemerintahan Direktur
Eksekutif Pusat Kajian Strategik Pemerintahan IIP Cilandak yang berkedudukan di
Jakarta Selatan dengan biaya perjalanan seluruhnya sebesar Rp 280.000.000,00 sesuai
Surat Perjanjian Kontrak Kerja No. 893/256/Kesbang tanggal 05 April 2007 antara
Muhidding Saleng, S. Sos (Pemimpin Kegiatan Badan Kesbang Maros) dan Drs.
Muhadam Labolo (Direktur Eksekutif Pusat Kajian Strategik Pemerintahan IIP Cilandak
Jakarta Selatan).
33
 
Di dalam Surat Perjanjian Kontrak Kerja tersebut tidak diatur mengenai hak dan
kewajiban masing-masing pihak serta item-item pekerjaan yang diperjanjikan.
Kerjasama ini tidak didahului dengan surat penawaran dari penyelenggara namun hanya
berupa undangan bintek wawasan kebangsaan yang isinya menetapkan biaya kontribusi
setiap peserta sebesar Rp 7.500.000,00 meliputi biaya hotel, pemateri, sertifikat,
seminar kit dan biaya perjalanan kunjungan kerja ke pemerintahan dan parlemen
Malaysia selama 3 hari 2 malam.
Penelitian lebih lanjut terhadap Surat Pertanggungjawaban pengeluaran ternyata bukti-
bukti pendukung pada umumnya hanya berupa Surat Tugas dan tiket Ujung Pandang –
Jakarta PP dan Jakarta – Batam PP tanpa didukung bukti-bukti lainnya berupa SPPD,
kuitansi penginapan serta bukti transport Batam – Singapura – Kuala Lumpur – Batam.
Pemerintah Kabupaten Maros dalam merealisasikan kegiatan Study Comparative ini
tidak berdasarkan pertimbangan program prioritas mengingat banyaknya kegiatan yang
bersifat wajib tidak terealisasi atau tidak dapat dibayar selama Tahun Anggaran 2007 dan
pertimbangan apakah Study Comparative yang dilaksanakan di luar negeri mempunyai
relevansi dengan kegiatan yang akan dilaksanakan di Kabupaten Maros. Selain itu,
perjalanan dinas ke luar negeri tidak dapat dinilai kewajarannya karena pihak Pemkab
Maros belum mengatur perjalanan dinas keluar negeri sehingga kesulitan masing-masing
pihak yang melakukan perjalanan untuk menghitung rincian belanja perjalanan dinas
perorang. Surat pertanggungjawaban SPPD yang disampaikan berupa perjanjian kerja
sama dengan pihak penyelenggara tour dan travel tidak dapat dinilai kewajarannya
berdasarkan perhitungan menurut Standar Biaya yang ditetapkan oleh Bupati Maros.
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:
a. Peraturan Pemerintah RI Nomor 58 Tahun 2005 tanggal 9 Desember 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah ;
1) Pasal 4; Ayat (1) Keuangan daerah dikelola secara tertib. taat pada peraturan
perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggungjawab
dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat.
2) Pasal 61; Ayat (1) Pengeluaran harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah
mengenai hak yang diperoleh oleh pihak yang menagih.
b. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang Perubahan
Keempat atas Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
34
 
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pasal 29; Ayat (1) Kontrak sekurang-kurangnya
memuat ketentuan sebagai berikut :
a. para pihak yang menandatangani kontrak yang meliputi nama, jabatan, dan alamat;
b. pokok pekerjaan yang diperjanjikan dengan uraian yang jelas mengenai jenis dan
c. jumlah barang/jasa yang diperjanjikan;
d. hak dan kewajiban para pihak yang terikat di dalam perjanjian;
e. nilai atau harga kontrak pekerjaan, serta syarat-syarat pembayaran;
f. persyaratan dan spesifikasi teknis yang jelas dan terinci;
g. tempat dan jangka waktu penyelesaian/penyerahan dengan disertai jadual waktu
h. penyelesaian/penyerahan yang pasti serta syarat-syarat penyerahannya;
i. jaminan teknis/hasil pekerjaan yang dilaksanakan dan/atau ketentuan mengenai
j. kelaikan;
k. ketentuan mengenai cidera janji dan sanksi dalam hal para pihak tidak memenuhi
l. kewajibannya;
m. ketentuan mengenai pemutusan kontrak secara sepihak;
n. ketentuan mengenai keadaan memaksa;
o. ketentuan mengenai kewajiban para pihak dalam hal terjadi kegagalan dalam
p. pelaksanaan pekerjaan;
q. ketentuan mengenai perlindungan tenaga kerja;
r. ketentuan mengenai bentuk dan tanggung jawab gangguan lingkungan;
s. ketentuan mengenai penyelesaian perselisihan.
c. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah Pasal 132;
1) Ayat (1) Setiap pengeluaran belanja atas beban APBD harus didukung dengan bukti
yang lengkap dan sah.
2) Ayat (2) Bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapat pengesahan
oleh pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab atas kebenaran material yang
timbul dari penggunaan bukti dimaksud.
d. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2005 tanggal 8 September 2005
Tentang Perjalanan Dinas Ke Luar Negeri:
35
 
1) Diktum Pertama; Perjalanan dinas ke luar negeri dilakukan dengan sangat selektif
yaitu hanya untuk kepentingan yang sangat tinggi dan prioritas yang berkaitan
dengan penyelenggaraan pemerintahan.
2) Diktum Kedua; Perjalanan dinas ke luar negeri sebagaimana dimaksud dalam Diktum
Pertama, dilakukan sepanjang pelaksanaan tugasnya di dalam negeri tidak ada yang
mendesak.
3) Diktum Ketiga; Rombongan yang ikut dalam perjalanan dinas ke luar negeri
diupayakan dalam jumlah yang sangat terbatas dan hanya yang bidang tugasnya
sangat terkait dengan substansi yang akan dibahas.
e. Peraturan Bupati Maros Nomor 04/I/2007 tanggal 31 Januari 2007 tentang Standar
Perjalanan Dinas Tahun Anggaran 2007:
1) Lampiran C Perjalanan Dinas Luar Daerah Provinsi untuk Pejabat dan PNS.
2) Lampiran E Perjalanan Dinas Pejabat Negara Luar Daerah.
Permasalahan tersebut mengakibatkan pemborosan keuangan daerah sebesar
Rp802.500.000,00 dan adanya perjalanan dinas anggota DPRD Kabupaten Maros atas
nama H. A. Husain Rasul, SH, Hj. A. Ermawati Abdullah dan A. Arfan Abdullah yang tidak
didukung bukti pertanggungjawaban dapat membuka peluang penyalahgunaan keuangan
daerah serta pelaksanaan study comparative tersebut tidak dapat diyakini kewajarannya.
Kondisi tersebut disebabkan :
a. Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) tidak selektif dalam menyusun prioritas
anggaran.
b. Adanya unsur kesengajaan dari Kepala SKPD sebagai Pengguna Anggaran untuk
menganggarkan belanja Study Comparative tersebut.
Atas temuan ini:
a. Kepala Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Kabupaten Maros, Drs. H. Abd. Syukur
Hamid, M.Si menanggapi bahwa tujuan dilakukannya study komparatif merupakan
upaya untuk menambah dan meningkatkan wawasan dibidang perhubungan. Untuk
kedepannya akan lebih memperhatikan dan mengadakan pengawasan dalam hal
pelaporan pertanggungjawaban penggunaan anggaran berjalan.
b. Kepala Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kabupaten Maros, Drs. H. Abd. Syukur Hamid,
M.Si menanggapi bahwa tidak akan menganggarkan/memprogramkan pada penyusunan
Daftar Penggunaan Anggaran (DPA) pada tahun-tahun berikutnya.
36
 
BPK RI merekomendasikan Bupati Maros agar:
a. Memberikan teguran secara tertulis kepada Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD)
yang tidak selektif dalam menyusun anggaran dan memprioritaskan kegiatan-kegiatan
kedinasan di daerah.
b. Menegur para kepala SKPD untuk tidak menganggarkan kegiatan study comparative baik
di dalam maupun ke luar daerah, mengingat kondisi keuangan daerah yang tidak
memungkinkan dan diharapkan adanya penghematan didalam melakukan kegiatan.
37
 
9. Kelebihan pembayaran Belanja Perjalanan Dinas pada Bapedalda Kabupaten
Maros mengakibatkan indikasi kerugian daerah sebesar Rp45.420.000,00

Hasil pemeriksaan terhadap surat pertanggungjawaban bendahara pengeluaran


Bapedalda diketahui terdapat belanja perjalanan dinas tidak sesuai Peraturan Menteri
Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 yang mengakibatkan indikasi kerugian daerah sebesar
Rp45.420.000,00.
Pada penjabaran APBD dan APBD perubahan Tahun Anggaran 2007 dialokasikan
anggaran Kegiatan Rapat-Rapat Koordinasi dan Keluar Daerah yang dialokasikan anggaran
untuk Belanja Perjalanan Dinas sebesar Rp32.000.000,00 dan direalisasikan sebesar
Rp165.665.000,00 atau lebih dari anggaran sebesar Rp133.665.000,00.
Pemeriksaan atas realisasi belanja perjalanan dinas tersebut diketahui terdapat
perjalanan dinas dalam rangka kegiatan KTT Global Warming di Bali yang dilaksanakan
pada tanggal 3 sampai dengan 14 Desember 2007 yang dilaksanakan oleh 10 orang yang
terdiri dari 7 orang aparat Bapedalda, 2 orang anggota DPRD dan Wakil Bupati Maros
dengan biaya sebesar Rp136.148.400,00. Evaluasi terhadap bukti-bukti
pertanggungjawaban sebagai berikut:
a. Pengeluaran belanja perjalanan dinas kepada dua orang anggota DPRD sebesar
Rp34.275.200,00 dan Bupati sebesar Rp7.347.200,00 tidak dibenarkan karena pada Pos
DPRD dan Bupati telah tersedia anggaran perjalanan dinas masing-masing sehingga
apabila dibebankan kepada Bapedalda tidak menunjukkan kinerja riil dari SKPD tersebut.
b. Pengeluaran belanja perjalanan dinas kepada tujuh orang staf Bapedalda lebih bayar
sebesar Rp45.420.000,00. Berdasarkan bukti kuitansi dan SPPD lamanya waktu
perjalanan selama 11 hari dari tanggal 3 sampai dengan 14 Desember 2007 dengan
biaya seluruhnya sebesar Rp94.526.000,00 namun berdasarkan bukti tiket perjalanan,
perjalanan dinas dilaksanakan hanya dari tanggal 3 sampai dengan 7 Desember 2007
atau selama 5 hari dengan biaya sebesar Rp49.106.000,00 sehingga terdapat kelebihan
pembayaran sebesar Rp45.420.000,00.
Kelebihan pembayaran Belanja Perjalanan Dinas pada Bapedalda Kabupaten Maros
secara rinci disajikan pada lampiran 3.
38
 
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:
a. Peraturan Pemerintah RI Nomor 58 Tahun 2005 tanggal 9 Desember 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 4 ayat (1) menyatakan bahwa keuangan daerah
dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis,
efektif, transparan, dan bertanggungjawab dengan memperhatikan asas keadilan,
kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat.
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah.
1) Pasal 122; Ayat (6) Pengeluaran tidak dapat dibebankan pada anggaran belanja jika
untuk pengeluaran tersebut tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dalam APBD.
2) Pasal 132;
a) Ayat (1) Setiap pengeluaran belanja atas beban APBD harus didukung dengan
bukti yang lengkap dan sah.
b) Ayat (2) Bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapat
pengesahan oleh pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab atas
kebenaran material yang timbul dari penggunaan bukti dimaksud.
Permasalahan tersebut mengakibatkan pemborosan keuangan daerah sebesar
Rp41.622.400,00 (Rp34.275.200,00 + Rp7.347.200,00) dan indikasi kerugian daaerah
sebesar Rp45.420.000.00 serta pengeluaran daerah tidak terkendali.
Kondisi tersebut disebabkan kelalaian Kepala Bapedalda Kabupaten Maros sebagai
Pengguna Anggaran yang menyetujui pembayaran perjalanan dinas yang tidak sesuai
ketentuan.
Atas temuan tersebut Kepala Bapedalda Kabupaten Maros, Hj. Rubina Malik
menanggapi bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan berdasarkan surat undangan. Untuk
penyelenggaraan biaya tiket dan hotel, Bapaldalda bekerjasama dengan pihak Caraka
Travelindo.
BPK-RI merekomendasikan kepada Bupati Maros agar memerintahkan Kepala
Bapedalda Kabupaten Maros untuk menarik kembali kelebihan pembayaran Belanja
Perjalanan Dinas sebesar Rp45.420.000.00 dan menyetorkan kembali ke Kas Daerah.
39
 
10. Pembayaran ganda atas honorarium dan perjalanan dinas pada Dinas
Perhubungan Kabupaten Maros mengakibatkan indikasi kerugian daerah
sebesar Rp12.240.000,00

Hasil pemeriksaan terhadap pertanggungjawaban bendahara pengeluaran pada


Dinas Perhubungan Kabupaten Maros ditemukan adanya pengeluaran yang tidak sesuai
ketentuan yang mengakibatkan indikasi kerugian daerah sebesar Rp12.240.000,00, dengan
uraian sebagai berikut:
a. Pembayaran honor penanggungjawab dan PPTK kegiatan pengoperasian angkutan
umum dan honor penanggungjawab dan PPTK kegiatan pengoperasian angkutan laut
sesuai bukti kuitansi No.149/BKU/VIII/2007 dan No.147/BKU/VIII/2007 tanggal 31
Agustus 2007 seluruhnya sebesar Rp10.200.000,00 dipertanggungjawabkan pula
sebagai pengeluaran honor penanggungjawab dan PPTK kegiatan pengoperasian
angkutan umum dan honor penanggungjawab dan PPTK kegiatan pengoperasian
angkutan laut sesuai bukti kuitansi No.386/BKU/XII/2007 dan No.389/BKU/XII/2007
tanggal 29 Desember 2007 seluruhnya sebesar Rp10.200.000.00, atau terjadi
pembayaran honor ganda.
b. Tumpang tindih perjalanan dinas sesuai bukti kuitansi No.14/BKU/III/2007 tanggal 4
Maret 2007 dengan tujuan Padang dari tanggal 23-30 Januari 2007 (selama 8 hari) atas
nama Drs. Abdul Syukur Hamid dengan tujuan perjalanan dinas ke Lau Bontoa,
Bantimurung Cenrana pada tanggal 17 – 30 Januari 2007, sehingga terjadi kelebihan
pembayaran perjalanan dinas sebesar Rp2.040.000,00
c. Pengeluaran hanya berupa bukti kuitansi dan tidak didukung bukti yang lengkap sebesar
Rp5.400.000,00.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:


a. Peraturan Pemerintah RI Nomor 58 Tahun 2005 tanggal 9 Desember 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah;
1) Pasal 4; Ayat (1) Keuangan daerah dikelola secara tertib. taat pada peraturan
perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggungjawab
dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat.
40
 
2) Pasal 61; Ayat (1) Pengeluaran harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah
mengenai hak yang diperoleh oleh pihak yang menagih.
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, Pasal 132 ;
1) Ayat (1) menyebutkan setiap pengeluaran belanja atas beban APBD harus didukung
dengan bukti yang lengkap dan sah.
2) Ayat (2) menyatakan Bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapat
pengesahan oleh pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab atas kebenaran
material yang timbul dari penggunaan bukti dimaksud.

Terjadinya pembayaran ganda dan kelebihan pembayaran mengakibatkan indikasi


kerugian keuangan daerah sebesar Rp12.240.000,00 (Rp10.200.000,00 + Rp2.040.000,00)
dan tidak dapat diyakini kewajarannya sebesar Rp5.400.000,00.
Permasalahan tersebut disebabkan kelalaian bendahara dalam melakukan
pembayaran dan lemahnya pengendalian Pengguna Anggaran yang menyetujui
pembayaran tidak sesuai ketentuan sebesar Rp12.240.000,00.
Atas temuan ini Kepala Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Kabupaten Maros,
Drs. A. Abd. Syukur Hamid, M.Si menanggapi bahwa:
a. Untuk kegiatan tersebut nampak ada kesamaan namun terdapat perbedaan sehingga
perlu diperjelas agar lebih nyata peruntukkanya.
b. Memang terjadi tumpang tindih tanggal perjalanan ke Padang dan Dalam Daerah, hal ini
disebabkan karena SPPD dalam daerah terbit sebelum SPPD ke Padang. Untuk
kedepannya akan dilakukan pengawasan dan penelitian dalam penggunaan dan
penjabaran anggaran tahun berjalan.
BPK-RI merekomendasikan kepada Bupati Maros agar memerintahkan Kepala Dinas
Perhubungan Kabupaten Maros untuk menarik kembali pembayaran ganda dan kelebihan
pembayaran sebesar Rp12.240.000,00 dan menyetorkan ke Kas Daerah.
41
 
11. Kelebihan pembayaran Honorarium Kegiatan pada Dinas Pariwisata Kabupaten
Maros mengakibatkan indikasi kerugian daerah sebesar Rp31.385.500,00

Hasil pemeriksaan terhadap pertanggungjawaban bendahara pengeluaran pada


Dinas Pariwisata Kabupaten Maros ditemukan adanya pengeluaran yang tidak sesuai
ketentuan mengakibatkan indikasi kerugian daerah sebesar Rp31.385.500,00, yaitu
kelebihan pembayaran honor pada berbagai kegiatan tidak sesuai dengan standar belanja
yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Maros dengan uraian sebagai berikut:
a. Honor Panitia Pelaksana kegiatan Pengembangan Daerah Tujuan wisata (Pembangunan
tangga obyek wisata air panas Realolo) dibayarkan sebesar Rp7.200.000,00 dan
dipotong PPh Pasal 21 sebesar Rp1.080.000,00 seharusnya sebesar Rp750.000,00 dan
dipotong PPh Pasal 21 sebesar Rp112.500,00 sehingga terdapat kelebihan pembayaran
sebesar Rp5.482.000 (Rp6.120.000,00 – Rp637.500,00).
b. Honor Panitia Pelaksana kegiatan peningkatan pembangunan sarana dan prasarana
pariwisata (Pembangunan rangka penguat pintu gerbang kupu-kupu) dibayarkan
sebesar Rp12.300.000,00 dan dipotong PPh Pasal 21 sebesar Rp1.575.000,00
seharusnya sebesar Rp3.200.000,00 dan dipotong PPh Pasal 21 sebesar Rp360.000,00
sehingga terdapat kelebihan pembayaran sebesar Rp7.885.000,00 (Rp10.725.000,00 –
Rp2.840.000,00).
c. Honor Panitia Pelaksana kegiatan Pengembangan Jenis dan Paket Wisata Unggul
(Pembuatan Billboard) dibayarkan sebesar Rp14.880.000,00 dan dipotong PPh Pasal 21
sebesar Rp1.872.000,00 seharusnya sebesar Rp1.150.000,00 dan dipotong PPh Pasal 21
sebesar Rp142.500,00 sehingga terdapat kelebihan pembayaran sebesar
Rp12.000.500,00 (Rp13.008.000,00 – Rp1.007.500,00).
d. Honor Panitia Pelaksana kegiatan pengadaan kendaraan dinas roda 2 dibayarkan
sebesar Rp3.720.000,00 dan dipotong PPh Pasal 21 sebesar Rp333.000,00 seharusnya
sebesar Rp1.150.000,00 dan dipotong PPh Pasal 21 sebesar Rp105.000,00 sehingga
terdapat kelebihan pembayaran sebesar Rp2.342.000,00 (Rp3.387.000,00 –
Rp1.045.000,00)
e. Honor Panitia Pelaksana kegiatan pengadaan peralatan dan perlengkapan kantor
dibayarkan sebesar Rp5.220.000,00 dan dipotong PPh Pasal 21 sebesar Rp499.500,00
seharusnya sebesar Rp1.150.000,00 dan dipotong PPh Pasal 21 sebesar R105.000,00
42
 
sehingga terdapat kelebihan pembayaran sebesar Rp3.675.500,00 (Rp4.720.500,00 –
(Rp1.045.000,00).
f. Pengeluaran hanya berupa bukti kuitansi dan tidak didukung bukti yang lengkap sebesar
Rp118.377.880,00.
Perhitungan selisih pembayaran honorarium dan pengeluaran yang tidak didukung
dengan bukti yang lengkap secara rinci diuraikan pada lampiran 4.
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:
a. Peraturan Pemerintah RI Nomor 58 Tahun 2005 tanggal 9 Desember 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah;
1) Pasal 4 ayat (1) menyatakan bahwa keuangan daerah dikelola secara tertib, taat
pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan
bertanggungjawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, dan manfaat
untuk masyarakat.
2) Pasal 61 ayat (1) menyebutkan setiap pengeluaran harus didukung oleh bukti yang
lengkap dan sah mengenai hak yang diperoleh oleh pihak yang menagih.
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah. Pasal 132 ;
1) Ayat (1) menyebutkan setiap pengeluaran belanja atas beban APBD harus didukung
dengan bukti yang lengkap dan sah.
2) Ayat (2) menyatakan Bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapat
pengesahan oleh pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab atas kebenaran
material yang timbul dari penggunaan bukti dimaksud.
c. Peraturan Bupati Maros No 04/I/2007 tanggal 31 Januari 2007 tentang Standar Belanja
Pemerintah Kabupaten Maros, Lampiran Peraturan Bupati Point VIII, Honor Tim
pelaksana lapangan/Tim Sekretariat:
- Penanggungjawab/Pembina : Rp400.000/orang/Tim
- Ketua/Wakil Ketua : Rp300.000/orang/Tim
- Sekretaris : Rp250.000/orang/Tim
- Anggota : Rp200.000/orang/Tim

Permasalahan tersebut mengakibatkan indikasi kerugian keuangan daerah sebesar


Rp31.385.500,00 (Rp5.482.000 + Rp7.885.000,00 + Rp12.000.500,00 + Rp2.342.000,00 +
43
 
Rp3.675.500,00) dan pengeluaran yang tidak dapat diyakini kewajarannya sebesar
Rp118.377.880,00.
Kondisi tersebut disebabkan kelalaian bendahara dalam melakukan pembayaran dan
lemahnya pengendalian Pengguna Anggaran yang menyetujui pembayaran tidak sesuai
ketentuan sebesar Rp31.385.500,0.
Atas temuan ini Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Maros, Syahruddin, BA
menanggapi bahwa kelebihan pembayaran honorarium T.A 2007 sebesar Rp31.385.500
adalah bukan kelebihan pembayaran honararium melainkan jumlah honorarium yang
dibayarkan kepada panitia pelaksana kegiatan sesuai dasar hukum yang berlaku dengan
mempertimbangkan beban kerja dan masa kerja keseluruhan proses program/kegiatan.
BPK-RI merekomendasikan kepada Bupati Maros agar memerintahkan Kepala Dinas
Perhubungan Kabupaten Maros untuk menarik kembali kelebihan pembayaran honorarium
kegiatan sebesar Rp31.385.500 dan menyetorkan ke Kas Daerah.
44
 
12. Belanja kegiatan penunjang pelaksanaan Pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan
Tahun 2007 pada Sekretariat Daerah tidak jelas penggunaanya dan
mengakibatkan pemborosan keuangan daerah sebesar Rp313.990.400,00

Pemeriksaan terhadap SPJ Sekretariat Daerah Tahun Anggaran 2007 diketahui


terdapat kegiatan belanja penunjang pelaksanaan Pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan
Tahun 2007 (Pilgub Sulsel 2007) yang berupa bantuan sosial dan bantuan kepada instansi
vertikal yang mengakibatkan pemborosan keuangan daerah sebesar Rp313.990.400,00.
Berdasarkan APBD Pokok dan Perubahan APBD Kabupaten Maros TA 2007 terdapat
Program Pembinaan Kapasitas dan Fasilitas Penyelenggara Pemerintahan antara lain
kegiatan Penunjang Pelaksanaan Pilgub Sulsel 2007 dengan anggaran sebesar
Rp336.000.000,00 dan telah direalisasikan sebesar Rp313.990.400,00. Pemeriksaan
terhadap surat pertanggungjawaban bendahara pengeluaran Sekretariat daerah
menunjukkan bahwa pengeluaran tersebut digunakan untuk:
a. Bantuan kepada KPU Kabupaten Maros dalam rangka Pilgub Sulsel 2007 sebesar
Rp81.910.400,00. Bukti-bukti pengeluaran tersebut telah dipertanggungjawabkan oleh
Pembantu bendahara KPU Kabupaten Maros sebesar Rp81.910.400,00. namun
pengeluaran ini tidak dibenarkan karena anggaran untuk KPU dalam rangka Pilgub
Propinsi Sulsel telah tersedia dari APBN.
b. Bantuan kepada Dinas Kependudukan dan Tenaga Kerja Kabupaten Maros dalam rangka
Pilgub Propinsi Sulsel 2007 sebesar Rp20.550.000,00. Penggunaan bantuan ini belum
dipertanggungjawabkan.
c. Bantuan kepada Pengurus Propinsi Masyarakat dan persatuan Wartawan Indonesia
Pembantu Pemilu (MAPILU-PWI) sebesar Rp30.250.000,00. Bukti-bukti pengeluaran
tersebut belum dipertanggungjawabkan. Pengeluaran ini lebih bersifat belanja bantuan
sosial dimana anggarannya tersedia pada Pos Belanja Bantuan Sosial.
d. Bantuan Pemerintah Kabupaten Maros kepada Panwas Pemilu Kabupaten Maros
Rp146.430.000,00. penggunaan bantuan tersebut belum dipertanggungjawabkan.
e. Bantuan kepada Badan Kesbang dan Linmas untuk rakor terpadu antisipasi Pemilu
KDH/WKDH Sulsel 2007 sebesar Rp34.850.000,00. Penggunaan bantuan tersebut belum
dipertanggungjawabkan dan tidak jelas penggunaannya.
45
 
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tanggal 15 Mei 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yaitu :
a. Pasal 1; Angka 42 Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu
atau lebih unit kerja pada SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada
suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik yang
berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan
teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut
sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk
barang/jasa.
b. Pasal 4 ayat (1) Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-
undangan, Efektif, efisien, ekonomis, transparan dan bertanggungjawab dengan
memperhatikan azas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat.
c. Pasal 45 ayat (1) Bantuan Sosial digunakan untuk menganggarkan pemberiaan bantuan
dalam bentuk uang dan/atau barang kepada masyarakat yang bertujuan untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
d. Pasal 78, penyelenggaraan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan pemerintah di
daerah didanai dari dan atas beban APBN
e. Pasal 133; Ayat (2) Penerima subsidi, hibah, bantuan sosial, dan bantuan keuangan
bertanggung jawab atas penggunaan uang/barang dan/atau jasa yang diterimanya dan
wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaannya kepada kepala
daerah.
Permasalahan tersebut mengakibatkan pemborosan keuangan daerah sebesar
Rp313.990.400,00 (Rp81.910.400,00 + Rp20.550.000,00 + Rp30.250.000,00
Rp146.430.000,00 + Rp34.850.000,00).
Kondisi tersebut disebabkan kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Maros dan
Tim Anggaran Pemerintah Daerah Kabupaten Maros yang menganggarkan kegiatan yang
tidak jelas tujuan dan tolok ukur pencapaian kinerjanya pada APBD dan Perubahan APBD.
Atas temuan ini Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat
Kabupaten Maros, Drs. H. Muh Yanas A. Pabokori menanggapi bahwa dana sebesar
Rp34.850.000,00 telah digunakan dalam pelaksanaan Rakor Polkam mengantisipasi sukses
Pilkada gubernur/wakil gubernur yang dihadiri unsur TNI, POLRI, Satuan Brigde PBP/
Linmas serta kades/lurah, Camat dan yang terkait.
46
 
BPK-RI merekomendasikan kepada Bupati Maros agar memerintahkan Tim
Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) lebih selektif dalam menyusun anggaran dan tidak
menganggarkan kegiatan yang tidak jelas tujuan dan tolok ukur pencapaian kinerjanya
pada APBD dan Perubahan APBD.
47
 
13. Penerimaan atas Pajak Penerangan Jalan (PPJ) dikompensasikan dengan
tagihan rekening listrik pemerintah Kabupaten Maros dan masih terdapat sisa
penerimaan PPJ Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp305.148.062,00 belum disetor
oleh PLN Ranting Maros

Dalam Tahun Anggaran 2007 penerimaan Pajak Penerangan Jalan (PPJ)


dianggarkan sebesar Rp5.520.000.000,00 dan telah terealisasi sebesar
Rp4.324.746.902,00. Pemungutan dan penyetoran atas penerimaan PPJ dilaksanakan oleh
PLN Ranting Maros dan Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Maros
berdasarkan Peraturan Bupati Maros No. 13/III/2007 tanggal 1 Maret 2007 tentang
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Maros Nomor 5 Tahun 1998
tentang Pajak Penerangan Jalan.
Penelitian lebih lanjut terhadap bukti-bukti penerimaan PPJ diketahui bahwa
penerimaan atas PPJ tidak disetor langsung ke kas daerah namun dikompensasikan dengan
tagihan rekening listrik Pemerintah Kabupaten Maros. Dalam hal tagihan pemakaian listrik
setiap bulan, Pihak PLN hanya menyampaikan daftar tagihan rekening listrik Pemkab
Maros tanpa melampirkan rekening listrik asli.
Apabila penerimaan PPJ lebih besar (setelah dikurangi upah pungut 5 %)
dibandingkan dengan tagihan listrik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maros, maka PLN
menyetor sisa penerimaan PPJ yang diterimanya langsung ke Kas Daerah atau melalui
Dinas Pendapatan Daerah untuk selanjutnya disetorkan ke kas daerah. Penyetoran atas
penerimaan PPJ, pada umumnya disetor ke kas daerah tidak tepat waktu.
Dari realisasi penerimaan PPJ sebesar Rp5.888.669.795,00. yang telah disetor ke
Kas Daerah setelah dikompensasikan tagihan rekening listrik Pemkab Maros yaitu sebesar
Rp5.583.521.733,00 dan sisanya sebesar Rp305.148.062,00 sampai saat pemeriksaan
tanggal 24 Juli 2008 belum disetor oleh PLN Ranting Maros.
Selain itu Pemerintah Kabupaten Maros belum menyesuaikan Perda Nomor 5 Tahun
1998 tentang Pajak Penerangan Jalan (PPJ) dengan Peraturan Pemerintah RI No. 65 Tahun
2001 tanggal 13 September 2001 tentang Pajak Daerah. Tarif PPJ menurut Perda Nomor 5
Tahun 1998 adalah 7% dan bukan industri sebesar 10% sedangkan tarif PPJ berdasarkan
Peraturan Pemerintah RI No. 65 Tahun 2001 adalah 30% dan bukan industri sebesar 10%.
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:
48
 
a. Peraturan Pemerintah RI Nomor 65 Tahun 2001 tanggal 13 September 2001 tentang
Pajak Daerah:
1) Pasal 60:
a) Ayat (1) Dasar pengenaan Pajak Penerangan Jalan adalah Nilai Jual Tenaga Listrik.
b) Ayat (2)  Nilai Jual Tenaga Listrik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
ditetapkan:
a. dalam hal tenaga listrik berasal dari PLN dengan pembayaran. Nilai Jual Tenaga
Listrik adalah jumlah tagihan biaya beban ditambah dengan biaya pemakaian
kwh yang ditetapkan dalam rekening listrik;
b. dalam hal tenaga listrik berasal dari bukan PLN dengan tidak dipungut bayaran.
Nilai Jual Tenaga Listrik dihitung berdasarkan kapasitas tersedia, penggunaan
listrik atau taksiran penggunaan listrik, dan harga satuan listrik yang berlaku di
wilayah Daerah yang bersangkutan.

c) Ayat (3) Khusus untuk kegiatan industri, pertambangan minyak bumi dan gas
alam. Nilai Jual Tenaga Listrik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan
sebesar 30% (tiga puluh persen).
2) Pasal 61:
a) Ayat (1) Tarif Pajak Penerangan Jalan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh
persen).
b) Ayat (2) Tarif Pajak Penerangan Jalan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
b. Permendagri No. 13 Tahun 2006 tanggal 15 Mei 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah Pasal 122 ;
1) Ayat (1) Setiap SKPD yang mempunyai tugas memungut dan/atau menerima
pendapatan daerah wajib melaksanakan pemungutan dan/atau penerimaan
berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
2) Ayat (4) Penerimaan SKPD berupa uang atau cek harus disetor ke rekening kas
umum daerah paling lama 1 (satu) hari kerja.
c. Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tanggal 9 Desember 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 59;
1) Ayat (1) Penerimaan SKPD yang merupakan penerimaan daerah tidak dapat
dipergunakan langsung untuk pengeluaran.
49
 
2) Ayat (3) Semua penerimaan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) apabila
berbentuk uang harus segera disetor ke kas umum daerah dan berbentuk barang
menjadi milik/aset daerah yang dicatat sebagai inventaris daerah.

Permasalahan tersebut mengakibatkan;


a. Penerimaan daerah dari PPJ tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya.
b. Kekurangan penerimaan daerah sebesar Rp305.148.062,00.
Kondisi tersebut disebabkan lemahnya peraturan Bupati Maros No. 13/III/2007.
Pasal 2; Ayat (2) yang menyebutkan PLN Ranting Maros sebagai Sub Pengelola sekaligus
kolektor untuk memungut PPJ.
Atas temuan ini Kepala Dinas Pendapatan Kabupaten Maros, Drs. H. A. Harmil
Mattotorang, MM menanggapi bahwa siap melakukan penagihan terhadap penerimaan PPJ
Tahun 2007 yang belum disetor oleh PLN Ranting Maros sebesar Rp305.148.062,00 dan
selanjutnya disetor ke Kas Daerah.
BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Maros agar:
a. Meninjau kembali Peraturan Bupati Maros No. 13/III/2007 tanggal 1 Maret 2007 tentang
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Maros Nomor 5 Tahun
1998 tentang Pajak Penerangan Jalan dan menunjuk secara tertulis pegawai pemda
sebagai kolektor PPJ pada PLN Ranting Maros.
b. Memerintahkan kepada Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Maros untuk
menagih ke PLN penerimaan PPJ yang belum disetor ke Kas Daerah sebesar
Rp305.148.062,00.
50
 
14. Terdapat pengeluaran tanpa didukung bukti SP2D sebesar Rp3.656.884.527,75
dan tidak didukung bukti yang lengkap sebesar Rp32.814.235.663,00 pada
Sekretariat Daerah Kabupaten Maros

Berdasarkan hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten


Maros Tahun Anggaran 2007. diketahui terdapat pengeluaran yang tidak didukung bukti
SP2D sebesar Rp3.656.884.527,75 dan tidak didukung bukti yang lengkap sebesar
Rp32.814.235.663,00 pada unit kerja Sekretariat Daerah.
Pemeriksaan atas realisasi belanja dan pembiayaan pada Sekretariat Daerah
Kabupaten Maros dalam Tahun Anggaran 2007, diketahui hal-hal sebagai berikut:
a. Hasil olah data Buku Kas Umum Bendahara Pengeluaran Sekretariat Daerah atas
realisasi belanja dan pembiayaan pada akun belanja bantuan, pembayaran hutang
pokok jatuh tempo, dan belanja jasa keuangan-penunjang operasi pemerintahan serta
belanja koordinasi muspida, diketahui terdapat 247 transaksi pembayaran sebesar
Rp8.349.617.689,75 tidak didukung bukti SP2D. Konfirmasi pada Sub Bagian
Pembukuan dan Bendahara Pengeluaran Sekretariat Daerah diperoleh informasi bahwa
dokumen tersebut benar belum diterima sampai pemeriksaan lapangan berakhir tanggal
3 Agustus 2008. Dasar pencatatan dalam B-V hanya didasarkan atas catatan dan mutasi
dalam B-IX. Penelusuran dokumen SP2D pada Kas Daerah diperoleh tambahan sejumlah
151 dokumen transaksi senilai Rp4.692.733.162,00 sedangkan pada Sub Bagian
Perbendaharaan tidak diperoleh dokumen pembayaran dimaksud. Sehingga masih
terdapat 96 transaksi pembayaran belanja maupun pembiayaan daerah sebesar
Rp3.656.884.527,75 yang tidak didukung dokumen pembayaran SP2D beserta
kelengkapan pertanggungjawabannya dengan rincian sebagai berikut sebagai berikut:
Uraian Realisasi (Rp)
Belanja Bantuan Sosial Organisasi dan Kemasyarakatan 665.816.000,00
Belanja Bantuan Organisasi Profesi 330.182.850,00
Belanja Bantuan Bidang Pendidikan 186.350.000,00
Belanja Bantuan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan 17.500.000,00
Belanja Bantuan Bidang Kesehatan 70.337.900,00
Belanja Bantuan Keagamaan 286.850.000,00
Belanja Jasa Transaksi Keuangan - Penunjang Operasional 247.150.000,00
Belanja Koordinasi 1.335.049.791,75
Pembayaran Utang Pokok Jatuh Tempo 317.647.986,00
Belanja Modal Tanah 200.000.000,00
Jumlah 3.656.884.527,75
51
 
b. Pemeriksaan atas realisasi belanja dan pengeluaran pembiayaan pada Sekretariat
Daerah Kabupaten Maros Tahun Anggaran 2007, diketahui terdapat pengeluaran yang
tidak didukung bukti yang lengkap sebesar Rp32.814.235.663,00 dari sejumlah 605
transaksi pembayaran belanja maupun pembiayaan daerah. Kelengkapan dokumen
pembayaran hanya berupa SP2D, SPM dan SPP tanpa didukung kelengkapan
pertangungjawaban. Kelengkapan ini tidak diperoleh hingga berakhirnya pemeriksaan
baik pada Bendahara Pengeluaran Sekretariat Daerah, Sub Bagian Pembukuan, Sub
Bagian Perbendaharan maupun pada unit Kas Daerah. Transaksi tanpa dukungan
pertanggungjawaban tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
Uraian Realisasi (Rp)
Belanja Bantuan Sosial Organisasi dan Kemasyarakatan 7.228.088.800,00
Belanja Bantuan Organisasi Profesi 759.434.300,00
Belanja Bantuan Bidang Pendidikan 322.560.000,00
Belanja Bantuan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan 323.268.000,00
Belanja Bantuan Bidang Kesehatan 85.336.929,00
Belanja Bantuan Keagamaan 1.842.616.133,00
Belanja Jasa Transaksi Keuangan - Penunjang Operasional 1.746.443.600,00
Belanja Jasa Transaksi Keuangan - Penunjang Pemerintahan 1.757.500.000,00
Belanja Koordinasi 1.899.813.700,00
Pembayaran Utang Pokok Jatuh Tempo 14.156.174.201,00
Belanja Modal Tanah 2.693.000.000,00
Jumlah 32.814.235.663,00
Selain itu, juga terdapat realisasi pada pos belanja jasa transaksi keuangan-penunjang
operasional yang dibayarkan melalui belanja bantuan sosial organisasi dan
kemasyarakatan sebesar Rp6.207.934.500,00 dan melalui belanja bantuan social
organisasi profesi sebesar Rp272.481.800,00. Atas pembayaran belanja penunjang
operasional ini, diketahui sebagian besar dipertanggungjawabkan berupa kwitansi yang
ditandatangani staf Bagian Keuangan Sekretariat Daerah.
Kondisi tersebut di atas tidak sesuai dengan :
a. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tanggal 9 Desember 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah:
1) Pasal 60 ayat (1) Setiap pengeluaran harus didukung oleh bukti yang lengkap dan
sah mengenai hak yang diperoleh oleh pihak yang menagih.
2) Pasal 60 ayat (2) Pengeluaran kas yang mengakibatkan beban APBD tidak dapat
dilakukan sebelum rancangan peraturan daerah tentang APBD ditetapkan dalam
lembaran daerah.
52
 
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tanggal 15 Mei 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keangan Daerah
1) Pasal 1 ayat (70) Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah
dokumen yang digunakan/diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD.
2) Pasal 1 ayat (75) Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disingkat SP2D
adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar pencairan dana yang diterbitkan oleh
BUD berdasarkan SPM.
3) Pasal 132 ayat (1) Setiap pengeluaran belanja atas beban APBD harus didukung
dengan bukti yang lengkap dan sah.
4) Pasal 132 ayat (2) Bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapat
pengesahan oleh pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab atas kebenaran
material yang timbul dari penggunaan bukti dimaksud.
5) Pasal 248 ayat (1) Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi
pengeluaran kas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 247 ayat (1) mencakup:
a. SP2D; atau
b. nota debet bank; atau
c. bukti transaksi pengeluaran kas lainnya.

6) Pasal 248 ayat (1) Bukti transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi
dengan:
a. SPM; dan/atau
b. SPD; dan/atau
c. kuitansi pembayaran dan bukti tanda terima barang/jasa.

Dengan adanya pembayaran tanpa didukung bukti SP2D dan pembayaran tanpa
didukung bukti pertanggungjawaban yang lengkap tersebut berakibat membuka peluang
terjadinya penyimpangan penggunaan keuangan yang dapat merugikan daerah sebesar
Rp36.471.120.190,75.
Kondisi tersebut terjadi karena :
a. Tidak tertibnya Bendahara Pengeluaran Sekretariat Daerah dalam proses administrasi
keuangan daerah.
53
 
b. Lemahnya pengendalian atasan langsung Kepala Sub Bagian Perbendaharaan dhi.
Kepala Bagian Keuangan dan Sekretaris Daerah dalam proses pengeluaran uang daerah.

Atas temuan ini an. Sekretariat Daerah Kabupaten Maros, H. A. Syamsul Fahry
menanggapi bahwa:
a. Akan segera melengkapi dokumen pembayaran dimaksud dengan memerintahkan
Bendahara Pengeluaran Sekretariat Daerah untuk mengumpulkan dokumen yang belum
tersedia pada saat pemeriksaan dan melakukan penertiban administratif khususnya
penatausahaan administrasi keuangan dalam rangka pelaksanaan pembayaran.
b. Pertanggungjawaban untuk pemberian bantuan pada Tahun Anggaran 2007 masih
menggunakan kuitansi penerimaan sebagai bukti pertanggungjawaban yang belum
sepenuhnya didukung oleh proposal permintaan bantuan dan mengenai bukti
pendukung atas pemberian bantuan yang belum dilampirkan sesuai bukti di Kas daerah
akan disesuaikan dengan bukti pda Sub Bagian Pembukuan.
BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Maros agar:
a. Memerintahkan Sekretaris Kabupaten Maros untuk mengkoordinasikan kelengkapan
dokumen SP2D.
b. Menegur secara tertulis Sekretaris Daerah atas lemahnya pengendalian dan pengawasan
dalam pengeluaran uang daerah.
c. Menegur secara tertulis Kepala Sub Bagian Perbendaharaan dan Bendahara Pengeluaran
Sekretariat Daerah atas ketidaktertiban penerbitan, pendistribusian dan
pengadministrasian SP2D berikut bukti kelengkapannya.
54
 
15. Realisasi pembayaran utang pokok jatuh tempo atas kegiatan yang tidak
dianggarkan dalam Tahun Anggaran 2006 sebesar Rp1.258.188.000,00

Berdasarkan hasil pemeriksaan atas realisasi pembayaran utang pokok jatuh tempo
Tahun Anggaran 2007, diketahui bahwa pada Tahun Anggaran 2007 terdapat realisasi
kegiatan yang tidak dianggarkan dalam APBD pokok maupun perubahan Tahun Anggaran
2006 sebesar Rp1.258.188.000,00.
Dalam Tahun Anggaran 2007 telah terbayar untuk 6 paket kegiatan yang tidak
dianggarkan tahun sebelumnya, dan tidak didukung bukti pertangungjawaban yang
lengkap. Pembayaran ini dilaksanakan melalui anggaran Sekretariat Daerah Kabupaten
Maros pada pos pembayaran utang pokok jatuh tempo yang belum ada pengakuan atas
utang dalam neraca per 31 Desember 2006. Realisasi pembayaran tersebut dirinci sebagai
berikut:
a. Pembayaran atas kegiatan SKPD sebesar Rp140.200.000,00 yang pada APBD pokok
maupun perubahan Tahun Anggaran 2006 tidak dianggarkan pada SKPD bersangkutan,
yang terdiri dari:
1) Pembayaran kepada CV Ridwan untuk pembangunan pagar keliling kantor bupati
sebesar Rp49.800.000,00.
2) Pembayaran kepada PT Dwi Jati Sukses untuk pembayaran pompa air dan hand
tractor Kantor Pemberdayaan Masyarakat sebesar Rp90.400.000,00.
b. Pembayaran utang atas belanja bantuan sebesar Rp1.117.988.000,00 yang pada APBD
pokok maupun perubahan Tahun Anggaran 2006 tidak dianggarkan pada SKPD
bersangkutan, yang terdiri dari:
1) Pembayaran kepada H. Amir Hamja untuk pembangunan Asrama Maros pada
Pesantren Takkalasi sebesar Rp358.577.000,00.
2) Pembayaran kepada H. Amir Hamja untuk paving blok asrama Maros pada Pesantren
Takkalasi sebesar Rp65.000.000,00.
3) Pembayaran kepada CV Sinar Bahagia untuk penimbunan Mesjid Al Markaz Al Islami
Maros sebesar Rp353.605.000,00.
4) Pembayaran kepada CV Sinar Bahagia untuk pembangunan ruang kelas Yayasan
Rasyidin sebesar Rp340.806.000,00.
55
 
Atas realisasi pembayaran ini tidak didukung bukti pertanggungjawaban yang
lengkap. Dari realisasi pembayaran pada poin (b) tidak didasari perikatan antara
Pemerintah Kabupaten Maros dengan rekanan pelaksana.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan :


a. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
tanggal 9 Desember 2005 antara lain :
1) Pasal 54, yang menyatakan SKPD dilarang melakukan pengeluaran atas beban
anggaran belanja daerah untuk tujuan yang tidak tersedia anggarannya, dan/atau
yang tidak cukup tersedia anggarannya dalam APBD.
2) Pasal 60 ayat (1), Setiap pengeluaran harus didukung oleh bukti yang lengkap dan
sah mengenai hak yang diperoleh oleh pihak yang menagih.
3) Pasal 60 ayat (2), Pengeluaran kas yang mengakibatkan beban APBD tidak dapat
dilakukan sebelum rancangan peraturan daerah tentang APBD ditetapkan dan
ditempatkan dalam lembaran daerah.
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolan
Keuangan Daerah: Pasal 132 ayat:
1) Setiap pengeluaran belanja atas beban APBD harus didukung dengan bukti yang
lengkap dan sah.
2) Bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapat pengesahan oleh pejabat
yang berwenang dan bertanggung jawab atas kebenaran material yang timbul dari
penggunaan bukti dimaksud.

Permasalahan tersebut membuka peluang penyalahgunaan keuangan daerah


sebesar Rp1.258.188.000,00 (Rp140.200.000,00 + Rp1.117.988.000,00).
Kondisi tersebut terjadi karena:
a. Kebijakan Bupati Maros yang memberikan persetujuan pembayaran bantuan melalui pos
pembayaran utang pokok jatuh tempo.
b. Lemahnya pengendalian atasan langsung dhi. Sekretaris Daerah dalam proses
pengeluaran uang daerah.
c. Adanya unsur kesengajaan pelaksana kegiatan Sekretariat Daerah dalam merealisasikan
pembayaran kegiatan secara tidak sah.
56
 
Atas temuan ini an. Sekretariat Daerah Kabupaten Maros, H. A. Syamsul Fahry,
menanggapi bahwa pembayaran utang pokok jatuh tempo atas kegiatan sebesar
Rp1.258.188.000,00 telah dianggarkan dalam Tahun Anggaran 2006
BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Maros agar:
a. Menghentikan kebijakan yang memberikan persetujuan pembayaran bantuan melalui
pos pembayaran utang pokok jatuh tempo.
b. Memberikan sanksi yang tegas kepada Kepala Sub Bagian Anggaran, Kepala Sub Bagian
Perbendaharaan, dan Kepala Satuan Kerja yang merealisasikan belanja yang tidak
dianggarkan dalam APBD yang merupakan perbuatan melanggar hukum.
c. Menginstruksikan Sekretaris Daerah untuk lebih meningkatkan pengawasan dan
pengendalian terhadap pengeluaran daerah.
57
 
16. Penerimaan kompensasi PPh Pasal 21 Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebesar
Rp1.929.479.167,00 belum dibukukan

Pemeriksaan atas realisasi pendapatan pada Sekretariat Daerah Kabupaten Maros,


diketahui terdapat penerimaan yang bersumber dari kompensasi PPh Pasal 21 PNS yang
belum dibukukan sebagai pendapatan daerah.
Pendapatan ini bersumber dari kegiatan pengurusan restitusi PPh Pasal 21 PNS
dalam Tahun Anggaran 2007, yang dari pemeriksaan lebih lanjut diketahui hal-hal sebagai
berikut:
a. Kegiatan dilaksanakan oleh Konsultan Pajak Karya Artha Bhakti Group dengan dasar
SKP-017/BPKBD/XII/2005 tanggal 7 Desember 2005. Hasil pekerjaan diserahterimakan
kepada Pemerintah Kabupaten Maros per tanggal 4 Juni 2007, dengan nilai Surat
Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) sebesar Rp1.929.479.167,00.
b. Atas penyelesaian pekerjaan ini, direalisasikan pembayaran dengan SP2D Nomor 4624
tanggal 6 Agustus 2007 selanjutnya ditunaikan melalui rekening kas daerah tanggal 13
agustus 2007. Atas pembayaran ini tidak ditemukan bukti pendukung pembayaran
berupa SP2D. Informasi hanya diperoleh berdasarkan catatan pengeluaran Buku Kas
Umum pada Kas Daerah (nomor 6593 halaman 943) dan catatan Buku Kas Umum
Bendahara Pengeluaran Sekretariat Daerah (nomor 4426 halaman 286).
c. Berdasarkan SKPLB nomor 00005/401/05/801/07 tangal 4 Juni 2007 yang diterbitkan
Kantor Wilayah Sulawesi Selatan Direktorat Jenderal Pajak, dilaksanakan kompensasi
atas PPh pasal 21 PNS Kabupaten Maros untuk periode bulan Juni Tahun 2007 sampai
dengan bulan April Tahun 2008 Rp1.929.479.167,00.
d. Seharusnya pelaksanaan kompensasi atas kelebihan pembayaran pajak dilaksanakan
dengan penyampaian SSP Nihil yang ditindaklanjuti dengan penerbitan Nota
Pemindahbukuan bulanan atas SKPLB oleh Kanwil Pajak sehingga penerimaan dari
potongan pajak pegawai tidak disetorkan ke kas negara, namun diterima kembali di kas
daerah sebagai pendapatan atas kompensasi PPh Pasal 21 PNS.
e. Atas pelaksanaan kompensasi ini, sampai dengan berakhirnya pemeriksaan tidak
diperoleh dokumen pendukung berupa Surat Setoran Pajak (SSP) Nihil maupun Nota
Pemindahbukuan bulanan atas SKPLB. Demikian pula dengan dokumen penerimaan
58
 
kembali pada rekening kas daerah atas kompensasi, tidak didukung dokumen
administratif pendapatan daerah berupa STS.
f. Atas realisasi kompensasi PPh pasal 21 PNS ini tidak dibukukan dalam Laporan Realisasi
Anggaran pada akun Restitusi Pajak (kode akun 1.20.03.00.0.4.3.3.06.01). Sehingga
dari anggaran pendapatan sebesar Rp2.000.000.000,00 masih dibukukan saldo nihil atas
realisasi pendapatan yang bersumber dari kompensasi pajak. Sedangkan saldo SKPLB
yang belum terealisasi pada Tahun Anggaran 2007 juga belum dibukukan pada saldo
Neraca untuk akun piutang daerah.

Kondisi tersebut bertentangan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13


Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolan Keuangan Daerah:
a. Pasal 1 angka 50 yang menyatakan bahwa Pendapatan Daerah adalah hak pemerintah
daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
b. Pasal 4 Ayat (2) Secara tertib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah bahwa
keuangan daerah dikelola secara tepat waktu dan tepat guna yang didukung dengan
bukti-bukti administrasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
c. Pasal 23 Ayat (1) Pendapatan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1)
huruf a meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah, yang
menambah ekuitas dana, merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak
perlu dibayar kembali oleh daerah.
Kondisi tersebut di atas mengakibatkan:
a. Saldo pendapatan dan piutang pada Laporan Keuangan tidak menggambarkan kondisi
yang sebenarnya.
b. Membuka peluang penyalahgunaan keuangan daerah dari penerimaan kompensasi PPh
pasal 21 PNS sebesar Rp1.929.479.167,00 yang tidak dibukukan.

Masalah tersebut disebabkan:


a. Kelalaian Pemegang Kas Daerah, Sub Bagian Perbendaharaan dan Bendahara
Pengeluaran Sekretariat Daerah yang tidak melaksanakan administrasi dokumen
keuangan sesuai ketentuan.
b. Lemahnya pengawasan Kepala Bagian Keuangan dan Sekretaris Daerah atas
pengelolaan administrasi keuangan daerah.
59
 
Atas temuan tersebut Kepala Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten
Maros, H. A. Syamsul Fahry, menanggapi bahwa akan mengadakan koordinasi dengan
Pemegang Kas Daerah dan Sub Bagian Perbendaharaan, untuk melengkapi bukti-bukti
pendukung lebih lanjut.

BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Maros agar:


a. Memerintahkan Sekretaris Daerah untuk mengkoordinasikan pengumpulan dan
pencatatan atas dokumen realisasi kompensasi PPh Pasal 21 PNS.
b. Menegur secara tertulis Sekretaris Daerah dan Kepala Bagian Keuangan atas lemahnya
pengendalian dan pengawasan pengelolaan keuangan daerah.
c. Menegur Pemegang Kas Daerah, Sub Bagian Perbendaharaan dan Bendahara
Pengeluaran Sekretariat Daerah yang lalai dalam mengadministrasikan dokumen
perpajakan.
60
 
17. Pencairan SP2D kepada pihak yang tidak berhak sebesar Rp112.500.000,00

Pemeriksaan atas realisasi belanja pada Dinas Pekerjaan Umum Daerah Kabupaten
Maros Tahun Anggaran 2007, diketahui terdapat pembayaran kepada pihak yang tidak
berhak sebesar Rp112.500.000,00.
Dinas Pekerjaan Umum dalam Tahun Anggaran 2007 merealisasikan anggaran
belanja modal pengadaan konstruksi jalan sebesar Rp1.302.673.075,00 dari anggaran yang
direncanakan sebesar Rp10.879.727.950,00. Salah satu paket pekerjaan yang telah
rampung dan terealisasi keuangan adalah Perkerasan Jalan Tanetea Sege Segeri Kec.
Bantimurung (1.03.01.15.03.5.2.3.21) yang dilaksanakan oleh CV. Timuraya dengan
Kontrak Nomor 06/KPBJ/PJJ/PK-DAU/X2007 tanggal 5 Oktober 2007 sebesar
Rp129.280.000,00.
Pemeriksaan lebih lanjut pada Dinas Pekerjaan Umum diketahui bahwa kegiatan ini
baru terbayar 65% sebagai angsuran I dalam Tahun Anggaran 2008 sebagai DPAL 2007,
dengan progres pekerjaan 65% sesuai Kartu Kendali Kegiatan ditandatangani oleh PPTK
dan Kepala SKPD. Sedangkan dalam Laporan Realisasi Anggaran Tahun Anggaran 2007,
paket pekerjaan ini telah direalisasikan pembayarannya sebesar Rp112.500.000,00 sebagai
pembayaran 65% dari nilai kontrak. Realisasi tahun 2007 dibayarkan kepada CV.
Dirgantara Perdana, bukan kepada CV. Timuraya selaku pelaksana kegiatan.
Dari pemeriksaan atas pembayaran kepada CV. Dirgantara Perdana diketahui hal-
hal sebagai berikut:
a. Pembayaran 65% atas paket pekerjaan Perkerasan Jalan Tanetea Sege Segeri Kec.
Bantimurung (1.03.01.15.03.5.2.3.21) dibukukan dalam Buku Kas Umum pada Kas
Daerah nomor 4989 halaman 1604 tanggal 28 Desember 2007, dengan realisasi
pembayaran sebesar Rp112.500.000,00. Atas pembayaran ini, sampai dengan
berakhirnya pemeriksaan lapangan tanggal 3 Agustus 2007, tidak ditemukan dokumen
pembayaran (SP2D) berikut bukti kelengkapannya, baik pada Dinas Pekerjaan Umum
maupun pada Bagian Keuangan Sekretariat Daerah.
b. Pembayaran kepada CV Dirgantara Perdana dilakukan melalui rekening CV. Bintang
Timur pada BPD Sulsel Cabang Maros nomor rekening 0010-003000009325-0, atas
dasar surat kuasa Direktur CV Dirgantara Perdana (Irwan HN) kepada Direktur CV.
Bintang Timur (Muh. Qasim Nur) tanggal 19 Oktober 2007.
61
 
c. Penarikan dana pada rekening CV. Bintang Timur selanjutnya dibayarkan kepada
Yuspiadi (Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah), Staff Bagian Keuangan Sekretariat
Daerah. Pengalihan pembayaran ke rekening CV. Bintang Timur adalah atas permintaan
Yuspiadi, sesuai surat pernyataan tanggungjawab tanggal 28 Desember 2007.

Kondisi tersebut di atas tidak sesuai dengan :


a. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tanggal 9 Desember 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 60 ayat (1) Setiap pengeluaran harus didukung
oleh bukti yang lengkap dan sah mengenai hak yang diperoleh oleh pihak yang
menagih.
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tanggal 15 Mei 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keangan Daerah
1) Pasal 132 ayat (1) Setiap pengeluaran belanja atas beban APBD harus didukung
dengan bukti yang lengkap dan sah.
2) Pasal 132 ayat (2) Bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapat
pengesahan oleh pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab atas kebenaran
material yang timbul dari penggunaan bukti dimaksud.

Dengan adanya pembayaran kepada pihak yang tidak berhak tersebut berakibat
indikasi kerugian keuangan daerah sebesar Rp112.500.000,00.
Kondisi tersebut terjadi karena :
a. Adanya unsur kesengajaan rekanan dan staf Bagian Keuangan Sekretariat Daerah untuk
merealisasikan pembayaran secara tidak sah.
b. Tidak tertibnya satuan kerja dalam proses administrasi keuangan daerah.
c. Lemahnya pengendalian atasan langsung dhi. Kepala Bagian Keuangan dan Sekretaris
Daerah dalam proses pengeluaran uang daerah.

Atas temuan ini Bupati Maros, H. A. Najamuddin Aminullah menanggapi bahwa akan
menarik kembali pembayaran yang telah dilaksanakan kepada CV. Dirgantara Perdana dan
CV. Timur raya sebesar Rp112.500.000,00 dan menyetorkan ke kas daerah.
62
 
BPK RI merekomendasikan Bupati Maros agar:
a. Menarik kembali pembayaran yang telah direalisasikan sebesar Rp112.500.000,00 dari
CV Dirgantara Perdana untuk selanjutnya disetorkan ke kas daerah.
b. Memberikan sanksi yang tegas kepada Yuspiadi (Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah),
Staff Bagian Keuangan Sekretariat Daerah atas tindakan pengeluaran uang daerah
secara tidak sah yang merupakan perbuatan melanggar hukum.
c. Menegur secara tertulis Sekretaris Daerah dan Kepala Bagian Keuangan atas lemahnya
pengendalian dan pengawasan dalam pengeluaran uang daerah.
63
 
18. Kelebihan pembayaran atas pelaksanaan kegiatan Tahun Anggaran 2006
melalui pembayaran utang jatuh tempo sebesar Rp735.120.812,00

Pemeriksaan atas realisasi pembayaran utang pokok yang jatuh tempo Tahun
Anggaran 2007 pada Sekretariat Daerah Maros, diketahui terdapat kelebihan pembayaran
atas pelaksanaan kegiatan Tahun Anggaran 2006 melalui pembayaran utang jatuh tempo
sebesar Rp735.120.812,00.
Dalam Tahun Anggaran 2007 dianggarkan pembayaran utang sebesar
Rp62.900.576.105,00 pada Sekretariat Daerah dan terealisasi sesuai data Laporan Realisasi
Anggaran Pemerintah Kabupaten Maros sebesar Rp49.163.292.849,00. Pembayaran ini
dilaksanakan atas utang jatuh tempo pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sulsel
Cabang Maros dan utang belanja kegiatan tahun-tahun anggaran sebelumnya.
Pembayaran dilaksanakan sesuai pengajuan permintaan pembayaran dari rekanan
pelaksana kegiatan, yang selanjutnya diproses pengajuan pembayaran oleh Bendahara
Pengeluaran Sekretariat Daerah. Atas dasar pengajuan ini diterbitkan SP2D oleh Sub
Bagian Perbendaharaan yang selanjutnya direalisasikan pembayaran oleh kas daerah.
Kelebihan pembayaran atas kegiatan yang telah dibayarkan di Tahun Anggaran
2006 melalui pembayaran utang jatuh tempo di Tahun Anggaran 2007 sebesar
Rp735.120.812,00 terdiri dari:
No Rekanan Paket Pekerjaan Nilai Kontrak Terbayar Tahun 2006 Terbayar Tahun 2007 Pembayaran
(Rp) (Rp) (Rp) SKPD (Rp) SKPD Ganda (Rp)
1 CV. Karya Pembuatan sumur 236.630.000,00 236.630.000,00 Setda 99.800.000,00 Setda 99.800.000,00
Berdikari bor Kantor Camat
Moncongloe
2 CV. Geni Pengaspalan jalan 69.916.000,00 69.916.000,00 Dinas 64.922.000,00 Setda 64.922.000,00
Pratama dalam kota Maros PU
(Jalan Bontocina)
3 CV. Rimba Perkerasan jalan, 371.437.650,00 199.800.000,00 Dinas 371.437.650,00 Setda 199.800.000,00
Jaya talud dan duiker PU
ruas lempangan
ujung bulu
4 CV. Wijaya Pemasangan 190.340.000,00 126.576.100,00 Dinas 141.350.500,00 Setda 77.586.600,00
Konstruksi paving blok PU
lingkungan
turikale melingkar
5 CV. Cinde Perkerasan jalan 236.825.288,00 236.825.288,00 Dinas 293.012.212,00 Setda 293.012.212,00
Batara Sakti masale damma PU
Jumlah 735.120.812,00

Kondisi tersebut di atas tidak sesuai dengan :


a. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tanggal 9 Desember 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah:
64
 
1) Pasal 60 ayat (1) Setiap pengeluaran harus didukung oleh bukti yang lengkap dan
sah mengenai hak yang diperoleh oleh pihak yang menagih.
2) Pasal 60 ayat (2) Pengeluaran kas yang mengakibatkan beban APBD tidak dapat
dilakukan sebelum rancangan peraturan daerah tentang APBD ditetapkan dalam
lembaran daerah.
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolan
Keuangan Daerah: Pasal 132 ayat:
1) Setiap pengeluaran belanja atas beban APBD harus didukung dengan bukti yang
lengkap dan sah.
2) Bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapat pengesahan oleh pejabat
yang berwenang dan bertanggung jawab atas kebenaran material yang timbul dari
penggunaan bukti dimaksud.

Kondisi tersebut mengakibatkan indikasi kerugian keuangan daerah atas kelebihan


pembayaran belanja kegiatan yang telah direalisasikan tahun sebelumnya sebesar
Rp735.120.812,00.

Permasalahan tersebut disebabkan:


a. Adanya unsur kesengajaan rekanan dan pelaksana kegiatan Sekretariat Daerah dalam
merealisasikan pembayaran kegiatan secara tidak sah.
b. Penatausahaan keuangan daerah oleh SKPKD khususnya dalam pendataan kegiatan
lanjutan dan pembayaran utang belanja yang tidak terkoordinasi dan diadministrasikan
dengan baik.
c. Lemahnya pengawasan Sekretaris Daerah atas kegiatan yang dilaksanakan.

Atas temuan ini Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Drs. Andi Muh. Ali Syam
menanggapi bahwa:
a. Pengaspalan jalan Dalam Kota Maros (Jl. Bontocina) dibayarkan CV. Geni Pratama dari
data pembayaran Dinas PU kegiatan Tahun 2006 paket tersebut telah dibayar kepada
CV. Geni Pratama dengan pembayaran pertama tanggal 28 Maret 2006 sebesar
Rp64.922.000,00 dan pembayaran kedua tanggal 12 September 2006 sebesar
Rp4.994.000,00.
65
 
b. Perkerasan jalan, talud + Duiker Ruas Lempangang Ujung Bulu yang dibayarkan kepada
CV. Rimba Jaya. Dari paket tersebut dalam APBD terdapat 2 kegiatan yaitu:
1) Perkerasan jalan + Talud ruas Lempangang – Ujung Bulu (nomor rek
2.11.0100.3.2.01.216.2) dengan nilai kontrak Rp199.800.000,00 dibayarkan melalui
Dinas Pekerjaan Umum sebesar Rp199.800.000,00.
2) Pekerjaan Talud + Perkerasan Ruas Bontolemapangang – Ujung Bulu (nomor
rekening 2.11.0100.3.2.01.402.2) dengan nilai kontrak Rp393.000.000,00
dibayarkan melalui utang pemda sebesar Rp371.437.650,00.
c. Pekerjaan Paving blok lingkungan Turikale melingkar dibayarkan kepada CV Wijaya
Konstruksi. Dari paket tersebut terdapat 2 kegiatan, yaitu:
1) Pengaspalan jalan Turikale melingkar tertuang dalam APBD 2005 nilai kontrak
Rp148.790.000,00 dan nilai pagu Rp150.000.000,00 dan direalisasikan pembayaran
tahun 2007 sebesar Rp141.350.000,00
2) Pemasangan paving blok poros Turikale melingkar Kec. Turikale tertuang dalam
APBD 2006 dengan nilai kontrak Rp190.340.000,00 dan nilai pagu
Rp200.000.000,00 dan direalisasikan pembayaran tahun 2006 sebesar
Rp126.576.100,00.
d. Perkerasan jalan Masale-Damma dibayarkan kepada CV. Cinde Batara Sakti tahun 2006.
Kegiatan tersebut tertuang dalam APBD 2005 Dinas PU dengan pagu Rp300.000.000,00
dan nilai kontrak Rp298.500.000,00 telah dibayarkan tanggal 6 Mei 2006 sebesar
Rp170.683.793,00 dan tanggal 25 Juli 2006 sebesar Rp66.141.495,00.

BPK RI merekomendasikan Bupati Maros agar:


a. Memerintahkan Kepala Dinas PU untuk menarik kembali kelebihan pembayaran dari
rekanan untuk selanjutnya disetorkan ke kas daerah sebesar Rp735.120.812,00.
b. Menegur secara tertulis Sekretaris Daerah dan Kepala Bagian Keuangan atas lemahnya
pengendalian dan pengawasan dalam pengeluaran uang daerah.
c. Memberikan sanksi kepada rekanan atas penagihan kembali biaya kegiatan yang sudah
terbayar yang merupakan perbuatan melanggar hukum.
  
66
 
19. Realisasi Belanja Bantuan digunakan untuk pelaksanaan kegiatan SKPD sebesar
Rp1.705.298.076,00

Pemeriksaan atas realisasi belanja pada Sekretariat Daerah Kabupaten Maros dalam
Tahun Anggaran 2007 diketahui terdapat belanja bantuan sosial yang digunakan untuk
membiayai kegiatan-kegiatan SKPD sebesar Rp1.705.298.076,00.
ssDalam Tahun Anggaran 2007, berdasarkan pemeriksaan atas bukti
pertanggungjawaban dan bukti pembayaran pada Sekretariat Daerah Kabupaten Maros
terdapat realisasi kegiatan SKPD, baik berupa perjalanan dinas (pembelian tiket), study
komparatif, belanja modal, belanja honorarium, maupun biaya pelatihan yang dibayarkan
melalui belanja bantuan sosial.
Pembayaran Kegiatan dari pos bantuan tersebut tersebar pada SKPD Kelurahan
Maccini Baji, Kantor Pengelola Bandara dan Bantimurung, Sekretariat Daerah, Kecamatan
Bontoa, Dinas Pekerjaan Umum Daerah, Dinas Kependudukan dan Tenaga Kerja, Satpol PP,
Kelurahan Mario Pulana, Kantor Pemberdayaan Masyarakat, SD Inpres 52 Bawalangiri, dan
Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan.
Pembayaran biaya kegiatan dilaksanakan atas surat permohonan bantuan dari SKPD
pelaksana dengan pengajuan SPP dan SPM oleh Bendahara Pengeluaran Sekretariat
Daerah, yang selanjutnya diterbitkan SP2D oleh Sub Bagian Perbendaharaan sesuai nota
pertimbangan Kepala Bagian Keuangan Sekretariat Daerah sesuai persetujuan Bupati
Maros. Belanja ini terealisasi dengan perincian sebagai berikut:
Uraian Realisasi (Rp)
Belanja Bantuan Sosial Organisasi dan Kemasyarakatan 1.072.848.850,00
Belanja Bantuan Organisasi Profesi 489.366.226,00
Belanja Bantuan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan 105.000.000,00
Belanja Bantuan Sosial Keagamaan 38.083.000,00
Jumlah 1.705.298.076,00
Daftar perincian pembayaran lebih lanjut dapat dilihat pada lampiran 5.

Kondisi tersebut di atas tidak sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006
tanggal 15 Mei 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah:
a. Pasal 45 ayat (1); Bantuan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf e
digunakan untuk menganggarkan pemberian bantuan dalam bentuk uang dan/atau
67
 
barang kepada masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
b. Pasal 50; Kelompok belanja langsung dari suatu kegiatan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 36 ayat (1) huruf b dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari:
1) belanja pegawai;
2) belanja barang dan jasa; dan
3) belanja modal.

c. Pasal 122 ayat (9); Setiap SKPD dilarang melakukan pengeluaran atas beban anggaran
daerah untuk tujuan lain dari yang telah ditetapkan dalam APBD.

Dengan adanya realisasi belanja bantuan sosial yang digunakan untuk membiayai
kegiatan-kegiatan SKPD membuka peluang penyalahgunaan keuangan daerah sebesar
Rp1.705.298.076,00
Kondisi tersebut terjadi karena :
a. Kebijakan Bupati Maros yang memberikan persetujuan pembayaran atas kegiatan pada
pos belanja bantuan sosial.
b. Tidak tertibnya satuan kerja dalam proses administrasi keuangan daerah.
c. Lemahnya pengendalian atasan langsung dhi. Kepala Bagian Keuangan dan Sekretaris
Daerah dalam proses pengeluaran uang daerah.
Atas temuan ini Bupati Maros, H. A. Najamuddin Aminullah menanggapi bahwa
dimasa datang tidak akan menggunakan anggaran belanja bantuan sosial untuk membiayai
kegiatan-kegiatan SKPD.

BPK RI merekomendasikan Bupati Maros agar:


a. Menghentikan kebijakan pembayaran kegiatan-kegiatan SKPD melalui belanja bantuan
keuangan.
b. Memerintahkan SKPD pengguna dana dimaksud untuk mempertanggungjawabkan
belanja yang terealisasi, jika sampai dengan 60 hari sejak diserahkannya laporan hasil
pemeriksaan kepada Bupati dan DPRD belum ada bukti pertanggungjawaban maka
pengeluaran tersebut harus ditarik kembali untuk disetor Kas Daerah.
68
 
20. Realisasi belanja bantuan dan koordinasi kepada instansi vertikal sebesar
Rp4.040.913.091,75 tidak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

Pemeriksaan atas realisasi belanja pada Sekretariat Daerah Kabupaten Maros dalam
Tahun Anggaran 2007 diketahui terdapat belanja bantuan sosial dan belanja koordinasi
yang diberikan kepada pejabat instansi vertikal/pemerintah pusat sebesar
Rp4.040.913.091,75.
Belanja ini terealisasi dengan perincian sebagai berikut:
Uraian Realisasi (Rp)
Belanja Bantuan Sosial Organisasi dan Kemasyarakatan 91.608.600,00
Belanja Bantuan Organisasi Profesi 71.400.000.00
Belanja Bantuan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan 102.768.000,00
Belanja Jasa Transaksi Keuangan - Penunjang Operasional 50.000.000,00
Belanja Koordinasi 3.725.136.491,75
Jumlah 4.040.913.091,75
Pemeriksaan atas pertanggungjawaban realisasi belanja tersebut di atas tidak
ditemukan bukti pendukung penggunaan sebagaimana tertera dalam dokumen
pembayaran. Dari realisasi pembayaran kepada pejabat instansi vertikal/pemerintah pusat
dapat dirinci sebagai berikut:
a. Sebesar Rp262.500.000,00 merupakan honor bulanan yang dibayarkan kepada unsur
muspida melalui pos belanja koordinasi,
b. Pembayaran uang muka dan 8 tahap angsuran kendaraan roda 4 untuk kendaraan
pribadi AKBP Drs. Armentsyah Thay sebesar Rp102.768.000,00.
c. Sedangkan sisanya sebesar Rp3.675.645.091,75 dibayarkan melalui staf instansi vertikal
maupun staf Bagian Keuangan Sekretariat Daerah tanpa didukung bukti
pertangungjawaban yang lengkap dan sah.
Rekapitulasi rincian pembayaran dapat dilihat pada lampiran 6.

Kondisi tersebut di atas tidak sesuai dengan :


a. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 155 ayat
(2) ditegaskan bahwa penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan pemerintah di daerah didanai dari dan atas beban Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara.
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tanggal 15 Mei 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keangan Daerah. pasal 133;
69
 
1) Ayat (1) Pemberian subsidi, hibah, bantuan sosial, dan bantuan keuangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1), Pasal 42 ayat (1), Pasal 45 ayat (1),
dan Pasal 47 ayat (1) dilaksanakan atas persetujuan kepala daerah.
2) Ayat (2) Penerima subsidi, hibah, bantuan sosial, dan bantuan keuangan
bertanggung jawab atas penggunaan uang/barang dan/atau jasa yang diterimanya
dan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaannya kepada
kepala daerah.
3) Ayat (3) Tata cara pemberian dan pertanggungjawaban subsidi, hibah, bantuan
sosial, dan bantuan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dalam peraturan kepala daerah.

Pembayaran kepada instansi vertikal/pemerintah pusat mengakibatkan indikasi


kerugian keuangan daerah sebesar Rp365.268.000,00 (Rp262.500.000,00 +
Rp102.768.000,00) dan membuka peluang penyalahgunaan keuangan daerah sebesar
Rp3.675.645.091,75.

Kondisi tersebut terjadi karena :


a. Kebijakan Bupati Maros yang memberikan persetujuan pemberian honorarium kepada
Muspida Kabupaten Maros yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Tidak tertibnya satuan kerja dalam proses administrasi keuangan daerah.
c. Lemahnya pengendalian atasan langsung dhi. Kepala Bagian Keuangan dan Sekretaris
Daerah Kabupaten Maros dalam proses pengeluaran uang daerah.

Atas temuan ini Bupati Maros, H. A. Najamuddin Aminullah menanggapi bahwa


dimasa datang akan mengendalikan secara tertib Belanja Bantuan sesuai peraturan
perundang-undangan.

BPK RI merekomendasikan Bupati Maros agar:


a. Menarik dan menyetorkan kembali honorarium Muspida ke kas daerah sebesar
Rp262.500.000,00 dan uang muka serta anggsuran kendaraan bermotor atas nama
Armentsyah Thay sebesar Rp102.768.000,00.
b. Menghentikan pemberian bantuan maupun pembiayan kegiatan koordinasi kepada
instansi vertikal yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
70
 
c. Menegur secara tertulis Sekretaris Daerah dan Kepala Bagian Keuangan atas lemahnya
pengendalian dan pengawasan dalam pengeluaran uang daerah.
71
 
21. Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik Sebesar Rp174.350.000,00 Tidak
Sesuai Undang-undang Nomor 31 Tahun 2002 dan Peraturan Pemerintah Nomor
29 Tahun 2005

Pada Tahun Anggaran 2007 Pemerintah Kabupaten Maros menganggarkan Bantuan


Partai Politik sebesar Rp 540.000.000,00 dan telah direalisasikan seluruhnya di tahun
anggaran berkenaan. Bantuan tersebut diperuntukkan kepada Partai Politik yang mendapat
kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Maros.
Selain bantuan tersebut juga direalisasikan melalui pos belanja bantuan organisasi
profesi kepada partai politik yang memperoleh kursi maupun tidak memperoleh kursi di
DPRD Kabupaten Maros. Hasil Pemeriksaan terhadap bukti-bukti pertanggungjawaban
(SPJ) Bendahara Pengeluaran Sekretariat Daerah Kabupaten Maros diketahui terdapat
realisasi bantuan keuangan kepada Partai Politik di luar ketentuan sebesar
Rp174.350.000,00 dengan perincian sebagai berikut:
a. Tgl. 28/03/2007 dibayarkan kepada Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar
Kabupaten Maros sebesar Rp36.450.000,00
b. Tgl. 31/05/2007 dibayarkan kepada Sdra. A.Husain Rasul Pengurus DPD II Partai Golkar
Kabupaten Maros sebesar Rp7.500.000,00
c. Tgl. 28/08/2007 Dibayarkan kepada Sdra. H.Muhctar Tawalla dalam Rangka Mengikuti
Muspinas Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia ( PKPI ) di Jakarta sebesar
Rp4.400.000,00
d. Tgl. 27/12/2007 dibayarkan Kepada 4 ( Empat ) Parpol Masing-masing Partai Merdeka
Rp18.000.000,00 Partai Persatuan Pembangunan Rp36.000.000,00 Partai Kebangkitan
Bangsa Rp36.000.000,00. Partai Bintang Reformasi Rp36.000.000,00
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:
a. Undang-undang No 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik Pasal 17 ayat (3) menetapkan
Bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf c diberikan secara proporsional
kepada partai politik yang mendapatkan kursi di lembaga perwakilan rakyat.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2005 Tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai
Politik menetapkan:
72
 
1) Pasal 1 ayat (1) Bantuan Keuangan adalah bantuan berbentuk uang yang diberikan
oleh Pemerintah dan atau Pemerintah Daerah kepada Partai Politik yang
mendapatkan kursi di Lembaga Perwakilan Rakyat.
2) Pasal 3 ayat (1) Bantuan Keuangan kepada Partai Politik sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 diberikan secara proporsional berdasarkan jumlah perolehan kursi di
Lembaga Perwakilan Rakyat hasil pemilihan umum Tahun 2004

Kondisi tersebut mengakibatkan indikasi kerugian atas keuangan daerah sebesar


Rp174.350.000,00.
Kondisi tersebut disebabkan adanya kebijakan Bupati Maros dalam memberikan
bantuan keuangan kepada partai politik belum sepenuhnya mengacu pada Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 2002 dan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2005.
Atas temuan ini Bupati Maros, H. A. Najamuddin Aminullah menanggapi bahwa
dimasa datang tidak akan memberikan bantuan keuangan Partai Politik yang bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BPK RI merekomendasikan Bupati Maros untuk menghentikan pemberian bantuan
keuangan kepada partai politik selain yang diatur menurut Peraturan Pemerintah No.29
Tahun 2005 tentang Bantuan Keuangan kepada Partai Politik dan menarik kembali bantuan
sebesar Rp174.350.000,00 dan disetor ke Kas Daerah. 

  

  
Lampiran 1a
DAFTAR REALISASI BELANJA KEGIATAN BKM
TAHUN ANGGARAN 2007

UNIT KERJA : PMD

BKM
NO PEKERJAAN JUMLAH (Rp)
NAMA BKM KETUA BKM
Pembuatan Jalan Lorong Paving Blok Prumnas Tumalia
1 PANRE LINO A. AKHSANUL. KH 40.000.000
BKM Panrelino
B.M pembuatan jalan lorong paving blok labuan pada BKM
2 PANRE LINO A. AKHSANUL. KH 35.000.000
Panrelino
BM PEMBUATAN SANGGAR PENGAJIAN AL-QUR'AN
3 PANRE LINO A. AKHSANUL. KH 20.000.000
DESA TELLUMPOCCOE
4 PANRE LINO A. AKHSANUL. KH BM PEMBUATAN POSYANDU DESA TELLUMPOCCOE 20.000.000
BM PEMBUATAN PAGAR KANTOR POLSEKTA
5 PANRE LINO A. AKHSANUL. KH 40.000.000
TURIKALE
BM PEMBUATAN JALAN LORONG LINGK.TUMALIA KEL
6 PANRE LINO A. AKHSANUL. KH 45.000.000
ADATONGENG
BM. PEMBUATAN JALAN LORONG PAVING BLOK
7 PANRE LINO A. AKHSANUL. KH
SAMPING MASJID AL-IKHSAN RAJANA KEL.PETTUADAE
45.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LORONG DESA
8 PANRE LINO A. AKHSANUL. KH
BONTO MANAI 45.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE
9 PANRE LINO A. AKHSANUL. KH
BARAMBANG (LANJUTAN) 45.000.000
BM.PEKERJAAN PEMBANGUNAN SANGGAR
10 PANRE LINO A. AKHSANUL. KH 20.000.000
PENGAJIAN BAJU BODOA MASEMBA
11 PANRE LINO A. AKHSANUL. KH BM.PEMBANGUNAN MCK BAJU BODOA MASEMBA 20.000.000
BM.PEMBANGUNAN MCK DUSUN MALAKA DESA
12 PANRE LINO A. AKHSANUL. KH 10.000.000
CENRANA
BM.0PEKERJAAN PEMBANGUNAN SALURAN DRANASE
13 PANRE LINO A. AKHSANUL. KH 40.000.000
LINGKUNGAN BENTENG DESA CENRANA
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN SALURAN IRIGASI TET
14 PANRE LINO A. AKHSANUL. KH
BATU MANDAI 50.000.000
BM.PEKERJAAN PEMBANGUNAN PAGAR MASJID
15 PANRE LINO A. AKHSANUL. KH 25.000.000
MAHAKA DESA ROMPEGADING
BM.PEKRJAAN PEMBANGUNAN JALAN MASJID
16 PANRE LINO A. AKHSANUL. KH 40.000.000
BATANGASE KEL.HASANUDDIN
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN MASJID ARA
17 PANRE LINO A. AKHSANUL. KH
CENRANA KAB. CAMBA 25.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN MCK BELAKANG
18 PANRE LINO A. AKHSANUL. KH
MASJID ALMARKAS 2 UNIT KAB. MAROS 20.000.000
BM PEMBANGUNAN POSYANDU SEJATI DESA MINASA
19 PANRE LINO A. AKHSANUL. KH
BAJI 20.000.000
BEL PEKERJAAN PEMBANGUNAN MCK DUSUN MALAKA
20 PANRE LINO A. AKHSANUL. KH
DESA CENRANA 10.000.000
BM.PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LORONG
21 PANRE LINO A. AKHSANUL. KH
SOLOJIRANG 25.000.000
BM.PEKRJAAN PEMBANGUNAN MCK BELAKANG
22 PANRE LINO A. AKHSANUL. KH 20.000.000
MASJID AL-MARKAS 2 UNIT
BM.PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LORONG BULU-
23 PANRE LINO A. AKHSANUL. KH
BULU DESA MATTAMPA POLE 45.000.000
BM.PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LORONG
24 PANRE LINO A. AKHSANUL. KH
JALAN NANGKA BTN HAJI BANCA (LANJUTAN) 45.000.000
Bel Modal Pembuatan jln. Lorong Komp. Asrama Polres
25 PANRE LINO A. AKHSANUL. KH 50.000.000
Maros BKM Panre Lino
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN TEMPAT WUDHU,MCK
26 PANRE LINO A. AKHSANUL. KH 30.000.000
MASJID PAJJAIYANG DESA TUKAMASEA
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE
27 PANRE LINO A. AKHSANUL. KH 50.000.000
TUMALIA BLOK D-E KEL ADATONGENG
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE
28 PANRE LINO A. AKHSANUL. KH 45.000.000
DESA TELLUMPOCCOE
BM PEKERJAAN PERBAIKAN MASJID PAJJAIYYANG
29 PANRE LINO A. AKHSANUL. KH 45.000.000
DESA TUKAMASEA
30 ULUDAYA PUTRA A. ANWAR DENNY BM PEMBANGUNAN MCK ULUDAYA DESA ULUDAYA
10.000.000
31 ULUDAYA PUTRA A. ANWAR DENNY BM PEMBUATAN JALAN LORONG ULUDAYA DESA 40.000.000
BM PEMBANGUNAN SANGGAR PENGAJIAN ALQUR'AN
32 A. WAHYUDIN 20.000.000
BONTO TALLASA DESA BONTO TALLASA
33 BONTO TALLASA A. WAHYUDIN BM PEMBANGUNAN PAGAR MASJID MADENGE 40.000.000
BM PEMBANGUNAN JALAN LORONG BALANG -
34 A. WAHYUDIN 45.000.000
BONTO TALLASA BALANG BONTO TALLASA
BM PEMBANGUNAN PAGAR KUBURAN BALANG -
35 A. WAHYUDIN 45.000.000
BONTO TALLASA BALNG BONTO TALLASA
BM PEMBUATAN JALAN LORONG PALLANTIKANG KEC.
36 A. WAHYUDIN 45.000.000
BONTO TALLASA TURIKALE
BM PEMBANGUNAN JALAN LORONG PENGHUBUNG AL
37 A. WAHYUDIN
BONTO TALLASA MARKAS 150.000.000
BM PEMBUATAN JALAN LORONG ALORO DESA BONTO
38 A. WAHYUDIN 45.000.000
BONTO TALLASA TALLASA

1
BKM
NO PEKERJAAN JUMLAH (Rp)
NAMA BKM KETUA BKM
BM PEMBUATAN JALAN LORONG SAMPING KANTOR
39 A. WAHYUDIN 45.000.000
BONTO TALLASA DESA BONTO TALLASA
BM PEMBUATAN JALAN LORONG BONTO DESA BONTO
40 A. WAHYUDIN 45.000.000
BONTO TALLASA TALLASA
BELANJA MODAL PEMBANGUNAN SANGGAR
41 A. WAHYUDIN
BONTO TALLASA PENGAJIAN ALQUR'AN REMPE GADING 20.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN SANGGAR
42 A. WAHYUDIN
BONTO TALLASA PENGAJIAN ALQUR'AN BULOA 20.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN SANGGAR
43 A. WAHYUDIN
BONTO TALLASA PENGAJIAN ALQUR'AN ALLIRI TENGGAE 55.000.000
BM.PEKERJAAN PEMBANGUNANA JALAN LORONG
44 A. WAHYUDIN
BONTO TALLASA BONTO TANGGA CAMBA 35.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LORONG
45 A. WAHYUDIN
BONTO TALLASA GOTONGE TALAMANGAPE KEL BORIBELLAYYA 49.000.000
BM.PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LORONG
46 A. WAHYUDIN
BONTO TALLASA MARAMPESU KEL.BORIBELLAYA 40.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN SANGGAR
47 A. WAHYUDIN
BONTO TALLASA PENGAJIAN ALQUR'AN MUHLISIN MARUSU 20.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LORONG
48 A. WAHYUDIN
BONTO TALLASA BAWALANGGIRI MARIMISI 40.000.000
Bel Modal Pembuatan jln. Dekker Bangkae BKM Bonto
49 BONTOTALLASA A. WAHYUDIN 45.000.000
Tallasa KEL.ALLEPOLEA
BM.PEMBANGUNAN DRAINASE BANGKAE
50 BONTOTALLASA A. WAHYUDIN 45.000.000
KEL.ALLEPOLE
BM.PEKERJAAN PEMBANGUNAN SIUMUR BOR BONTO
51 BONTOTALLASA A. WAHYUDIN 27.000.000
PADDINGGING DESA BONTO TALLASA
BM.PEKERJAAN PEMBANGUNAN TANGGUL PENAHAN
52 BONTOTALLASA A. WAHYUDIN 50.000.000
BANJIR BANGKAE KEL.ALLEPOLEA
BM.PEKERJAAN PEMBANGUNAN DRAINASE KAMPUNG
53 BONTOTALLASA A. WAHYUDIN 45.000.000
SANGING
BM.PEKERJAAN PEMBANGUNAN DRAINASE BULOE
54 BONTOTALLASA A. WAHYUDIN 45.000.000
KEL.ALLEPOLEA
BM PEKERJAAN PEMBUATAN JALAN LORONG PAVING
55 BONTOTALLASA A. WAHYUDIN 35.000.000
BLOK PARANGKI II
BM PEKERJAAN PEMBUATAN JALAN LORONG MASALE
56 BONTOTALLASA A. WAHYUDIN 40.000.000
DUSUN MONCONG BORI
57 CEMPANIGA A.INDRAWAN Pembuatan MCK Campaniga BKM Cempaniga 20.000.000
BM PEMASANGAN PAVING BLOKPELATARAN MASJID
58 MITRA BARUGAE A.IRWAN SAHABUDDIN 50.000.000
NURUSSALAM
BM PEMBUATAN SALURAN DRAINASE MASJID
59 MITRA BARUGAE A.IRWAN SAHABUDDIN 25.000.000
NURULSALAM TUMALIA KEL ADATONGENG
60 MITRA BARUGAE A.IRWAN SAHABUDDIN bm.pembuatan jalan lorong mamappang barugae 40.000.000
61 MITRA BARUGAE A.IRWAN SAHABUDDIN BM.PEMBUATAN MCK MAMMAPPANG DESA BARUGAE 10.000.000
BM.PEMBUATAN JALAN LORONG PAVING BLOK
62 MITRA BARUGAE A.IRWAN SAHABUDDIN 35.000.000
PERUMNAS TUMALIA BLOK D KEL ADATONGENG
B.M Perbaikan Tempat Wudhu Masjid NURUL SALAM
63 MITRA BARUGAE A.IRWAN SAHABUDDIN 12.000.000
Kel.Adatongeng PadaBKM MITRA BARUGAE
Pemasangan Paving Blok TK Nurul Ikhlas BKM Mitra
64 MITRA BARUGAE A.IRWAN SAHABUDDIN 35.000.000
Barugae
BM PEMASANGAN PAVING BLOK PERUMNAS TUMALIA
65 MITRA BARUGAE A.IRWAN SAHABUDDIN 40.000.000
BLOK E-2
BM PEMASANGAN PAVING BLOK BTN RAJANA
66 MITRA BARUGAE A.IRWAN SAHABUDDIN 40.000.000
MEGALAN
BM. Pembangunan Pelataran Dan Pagar Mesjid Tompo
67 MITRA BARUGAE A.IRWAN SAHABUDDIN 35.000.000
Balang Pada BKM MITRA BARUGAE
BM PEMBUATAN JALAN LORONG DUSUN BILLA DESA
68 MITRA BARUGAE A.IRWAN SAHABUDDIN 45.000.000
DAMAI
BM PEMBUATAN JEMBATAN KAYU DUSUN BILLA DESA
69 MITRA BARUGAE A.IRWAN SAHABUDDIN 45.000.000
DAMAI
BM PEMBUATAN JALAN LORONG DUSUN MANGAI
70 MITRA BARUGAE A.IRWAN SAHABUDDIN 45.000.000
DESA DAMAI
BM PEKERJAAN PEMBUATAN JALAN LORONG PAING
71 BARASA A.MULIANDA 50.000.000
BLOK KEL SOREANG
BM PEKERJAAN PEMBUATAN JALAN LORONG DUSUN
72 BARASA A.MULIANDA 40.000.000
PADANG ASSITANG DESA BORI KAMASE
BM.PEMBUATAN MCK DAN BAK PENAMBUNGAN AIR
73 BARASA A.MULIANDA 15.000.000
DUSUN PADANG ASSITANG DESA BORIKAMASE
74 PATE'NE PUTRA A.SYAHRIL ABDULLAH,SE B.M Pembangunan Sanggar Pengajian Patte'ne Putra 20.000.000
BM.Pembuatan Jalan Setapak Patte'ne pd BKM.Patte'ne
75 PATE'NE PUTRA A.SYAHRIL ABDULLAH,SE
Putra 30.000.000
76 PATE'NE PUTRA A.SYAHRIL ABDULLAH,SE BM PEMBUATAN MCK UJUNG BULO 10.000.000
BM. Pembuatan Jalan Lorong & Paving Blok Dusun Patte'ne
77 PATE'NE PUTRA A.SYAHRIL ABDULLAH,SE
pd BKM.Pantene Putra 35.000.000
BELANJA MODAL PEMBUATAN JALAN LORONG
78 LABBIRI TURIKAMASEANG A.ZAINUDDIN Krg.SOLONG
MASEMBO KEL.BAJU BODOA 45.000.000
BM PEMBUATAN JALAN LORONG BETANG KELURAHAN
79 LABBIRI TURIKAMASEANG A.ZAINUDDIN Krg.SOLONG
BAJU BODOA 45.000.000
PEMBUATAN JALAN LORONG MASEMBO (III) KEL.BAJU
80 LABBIRI TURIKAMASEANG A.ZAINUDDIN Krg.SOLONG
BODOA 45.000.000
81 BINA MATTIRO DECENG ABD LUKMAN BM PEMBUATAN MCK PASAR BARANDASI 10.000.000

2
BKM
NO PEKERJAAN JUMLAH (Rp)
NAMA BKM KETUA BKM
82 SALEWATAN ABD. HARIS BM PEMBUATAN SAGGAR PENGAJIAN AL-QUR'AN 20.000.000
BM PEMBUATAN POSYANDU BONTOTANGNGA DESA
83 SALEWATAN ABD. HARIS 20.000.000
ALLAERE
BM PEMBUATAN MCK BONTOTANGNGA DESA
84 SALEWATAN ABD. HARIS 20.000.000
ALLAERE 2 (DUA) UNIT
BM PEMBANGUNAN JALAN LORONG DESA
85 SALEWATAN ABD. HARIS 35.000.000
TALLUMPOCCOE
86 SALEWATAN ABD. HARIS BM PEMBUATAN MCK BTN MACCOPA INDAH 20.000.000
BM PEMBUATAN 2 (DUA) UNIT MCK BIRINGKALORO
87 SALEWATAN ABD. HARIS 20.000.000
DESA ALLAERE
PEMB. SALURAN DRAINASE BONTO TANGNGA DESA
88 SALEWATAN ABD. HARIS 45.000.000
ALLAERE
89 SALEWATAN ABD. HARIS BM PEMBUATAN SALURAN DRAINASE SMP 3 SIMBANG 40.000.000
Pembuatan Jembatan Kayu Dusun Panjallingan KEC.
90 SALEWATAN ABD. HARIS 35.000.000
MAROS BARU
91 SALEWATAN ABD. HARIS Pembuatan Jembatan Kayu Dusun Taipa 35.000.000
BM PEMBUATAN JALAN LORONG BETANG KE BAJU
92 SALEWATAN ABD. HARIS 45.000.000
BODOA
BM PEMBUATAN JALAN LORONG DUSUN PANDANG
93 SALEWATAN ABD. HARIS 45.000.000
DESA TUPABBIRING
BM PEMBUATAN SALURAN DRAINASE DUSUN -
94 SALEWATAN ABD. HARIS 45.000.000
PANDANG DESA TUPABBIRING
BM PEMBUATAN JALAN LORONG DUSUN ONGKOE
95 SALEWATAN ABD. HARIS 45.000.000
DESA TELLUMPOCCOE
BM PEMBUATAN JALAN LORONG DUSUN CABBAYYA
96 SALEWATAN ABD. HARIS 45.000.000
DESA ALLAERE
97 SALEWATAN ABD. HARIS BM PEMBUATAN JALAN LORONG DUSUN ALLAERE 45.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN GAPURA
98 SALEWATAN ABD. HARIS
BONTOTALLASA DESA BONTOTALLASA 185.000.000
Bel Modal Pembuatan jln. Lorong Sanggalea BKM
99 SALEWATAN ABD. HARIS 45.000.000
Salewangang
100 SALEWATAN ABD. HARIS BM PEKERJAAN PEMBUATAN PELATARAN TK ALLAERE 40.000.000
101 TUKAMASEANG ABD.LATIEF,SE BM PEMBUATAN JALAN LORONG BONTO-BONTO 12.500.000
BM PEKERJAAN PEMBUTAN JLAN LORONG BONTI-
102
TUKAMASEANG ABD.LATIEF,SE BONTI 12.500.000
103 BONTOA UTAMA ABD.MALIK MAILUKA BM PEMBUATAN DRAINASE KADIENG 40.000.000
104 BONTOA UTAMA ABD.MALIK MAILUKA BM PEMBUATAN PAGAR MASJID KADIENG 30.000.000
BM PEKERJAAN PEMBUATAN PELATARAN MASJID AL-
105 BONTOA UTAMA ABD.MALIK MAILUKA 35.000.000
MUJAHIDIN
BM PEKERJAAN OPEMBUATAN JALAN LORONG
106 BONTOA UTAMA ABD.MALIK MAILUKA 40.000.000
DUSUN PAO-PAO DESA BAJI MANGNGAE
BM PEKERJAAN PEMBUATAN JALAN LORONG
107 BONTOA UTAMA ABD.MALIK MAILUKA 40.000.000
PANASAKKANG DESA KURUSUMANGE
BM. Pembuatan Drainase Bonto Ramba Pada BKM Baju
108 BAJU BODOA AGUS HAMZUL HAMID 35.000.000
bodoa
B.M Pembangunan Dan Pemasangan Talid Jalan
109 BAJU BODOA AGUS HAMZUL HAMID 40.000.000
Manggalekkana Kec.Bajubodoa Pada BKM Baju bodoa
110 BAJU BODOA AGUS HAMZUL HAMID BM. PEMBUATAN JALAN SETAPAK MASEMBO 15.000.000
BM PEMBUATAN SALURAN DRAINASE BONTOMANAI
111 BAJU BODOA AGUS HAMZUL HAMID
KEL ALLEPOLEA 45.000.000
BM.PEMBANGUNAN SANGGAR PENGAJIAN ALQURAN
112 BAJU BODOA AGUS HAMZUL HAMID 10.000.000
SOLOJIRANG
113 BAJU BODOA AGUS HAMZUL HAMID Bel. Modal Pembuatan jln. Lorong Solojirang (LANJUTAN ) 25.000.000
BM PEKERJAAN PEMBUATAN SANGGAR PENGAJIAN
114 BAJU BODOA AGUS HAMZUL HAMID
SOLOJIRANG 10.000.000
BM.PENGADAAN KONSTRUKSI BANGUNAN FASILITAS
115 BAJU BODOA AGUS HAMZUL HAMID 20.000.000
UMUM
BM PEKERJAAN PEMBUATAN JALAN SETAPAK ALLU-
116 MATTIRO DECEG
ALIMUDDIN.S.Ag SANGKALANTANG 30.000.000
BM. Pembuatan Jalan Lorong Kantor Desa Minasa Upa pd
117 BONTOA AMINUDDIN
BKM.Bontoa 30.000.000
118 BONTOA AMINUDDIN BNM PEMBUATAN MCK KEL. BONTOA 10.000.000
BM PEMBUATAN SANGGAR PENGAJIAN
119 BONTOA AMINUDDIN 20.000.000
PEPEBULAENG
120 BONTOA AMINUDDIN BM PEMBUATANMCK LALANGTEDONG 10.000.000
BM PEKERJAAN PEMBUATAN JALAN LORONG KANTOR
121 BONTOA AMINUDDIN
DESA MINASA UPA 5.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN SANGGAR
122 BONTOA AMINUDDIN
PENGAJIAN NURUL JANNAH 20.000.000
BM PEMBUATAN SUMUR TADAH HUJAN DUSUN PUTE
123 SYARIAH AMRI IDRUS 45.000.000
KEL MACCINI BAJI
124 SYARIAH AMRI IDRUS BM PEKERJAAN PEMBUATAN JALAN LORONG TAMBOE
35.000.000
125 SYARIAH AMRI IDRUS BM PEKERJAAN-PEKERJAAN JALAN MCCINI BAJI 35.000.000
BM.PEMBANGUNAN PINTU GERBANG PASAR
126 SYARIAH AMRI IDRUS 35.000.000
BARANDASI (2 UNIT) KEL.MACCINI BAJI
BM PEKERJAAN PEMBANGUNNA JALAN LORONG
127 SYARIAH AMRI IDRUS 40.000.000
BONTO CABU KEL MACCINI BAJI

3
BKM
NO PEKERJAAN JUMLAH (Rp)
NAMA BKM KETUA BKM
Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jalan Lorong BKM
128 SYARIAH AMRI IDRUS 40.000.000
Syariah
BM PEMBUATAN JALAN LORONG JL BALLA LOMPOA
129 HARAPAN ASDAR LAHAMUDDIN 45.000.000
KEL BAJU BOOA
BM. Pembuatan Pelataran Mesjid JAMI 45 Camba Pada
130 ADATONGENG ASRI RAJAB , S.Sos 30.000.000
BKM Adatongeng
PEMBAYARAN TAHAP I (PERTAMA) SEBESAR 50% DARI
131 ADATONGENG ASRI RAJAB , S.Sos NILAI KONTRAK PEKERJAAN PEMBUATAN POSYANDU 10.000.000
ADATONGENG
PEMBAYARAN TAHAP I (PERTAMA) SEBESAR 50 %
DARI NILAI KONTRAK PEKERJAAN PEMBUATAN JALAN
132 ADATONGENG ASRI RAJAB , S.Sos 17.500.000
PAVING BLOK SAMPING KANTOR LURAH
ADATONGENG
PEMBAYARAN TAHAP I (PERTAMA) SEBESAR 50% DARI
133 ADATONGENG ASRI RAJAB , S.Sos NILAI KONTRAK PEKERJAAN PEMBUATAN PAGAR 20.000.000
KUBURAN CENRANA
BM PEMBANGUNAN MCK MASJID NURUL HIDAYAH
134 ADATONGENG ASRI RAJAB , S.Sos 10.000.000
LINGK.TUMALIA KEL ADATONGENG
BM PEMBUATAN SALURAN DRAINASE LINGK.BENTENG
135 ADATONGENG ASRI RAJAB , S.Sos 20.000.000
DESA CENRANA
BM.PEMBUATAN JALAN LORONG BLOK B PERUMNAS
136 ADATONGENG ASRI RAJAB , S.Sos
TUMALIA 25.000.000
BM. PEMBUATAN JALAN LORONG LINGKUNGAN KALLI-
137 ADATONGENG ASRI RAJAB , S.Sos
KALLI KEL. ADATONGENG 20.000.000
BM PEMBUATAN JALAN LORONG LINGK.NAHUNG
138 ADATONGENG ASRI RAJAB , S.Sos 20.000.000
DESA LABUAJA
BM.PEMBUATAN JALAN PELATARAN MESJID JAMI
139 ADATONGENG ASRI RAJAB , S.Sos
DESA CENRANA 25.000.000
BM PEMBUTAN JALAN LORONG SAMPING PABRIK
140 ADATONGENG ASRI RAJAB , S.Sos 20.000.000
KANTOR TUMALIA
BM PEMBUATAN JALAN LORONG BELAKANG MASJID
141 ADATONGENG ASRI RAJAB , S.Sos 20.000.000
NURUL IKHSAN
BM PEMBANGUNAN MCK LINGKUNGAN BONTO PUASA
142 ADATONGENG ASRI RAJAB , S.Sos 10.000.000
KEL ADATONGENG
BM PEMBUATAN SALURAN DRAINASE LINGK.BONTO
143 ADATONGENG ASRI RAJAB , S.Sos 20.000.000
PUASA KEL ADATONGENG
BM PEMBANGUNAN TEMPAT WUDHU MASJID NURUL
144 ADATONGENG ASRI RAJAB , S.Sos
QALBI LINGK. BONTO KUASA 10.000.000
BM.PEKERJAAN PEMBANGUNAN MCK MASJID NURUL
145 ADATONGENG ASRI RAJAB , S.Sos HIDAYA LINGKUNGAN TUMALIA KELURAHAN 10.000.000
ADATONGENG
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN TEMPAT WUDHU
146 ADATONGENG ASRI RAJAB , S.Sos MASJID NURUL HIDAYAH LINGKUNGAN TUMALIA KEL
ADATONGENG KEC TURIKALE 20.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN DRAINASE
147 ADATONGENG ASRI RAJAB , S.Sos
LINGKUNGAN BENTENG DESA CENRANAE KEC CAMBA
20.000.000
Bel Modal PEMBANGUNAN jln. Lorong Blok B1 Perumnas
148 ADATONGENG ASRI RAJAB , S.Sos 25.000.000
Tumalia BKM Adatongeng
BM.PEKERJAAN PEMBUATAN JALAN LORONG
149 ADATONGENG ASRI RAJAB , S.Sos
LONGKUNGAN KALLI KALLI.KEL.ADATONGENG 20.000.000

4
BKM
NO PEKERJAAN JUMLAH (Rp)
NAMA BKM KETUA BKM
BM. PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LORONG
150 ADATONGENG ASRI RAJAB , S.Sos
BELAKANG MASJID NURUL IKHSAN.KEL.ADATONGENG
20.000.000
151 BORONG B.KARAENG NABA BM. PEKERJAAN PEMBUATAN MCAK TODDOPULIA 5.000.000
BM.PEKERJAAN PEMBUATAN SANGGAR PENGAJIAN
152 BORONG B.KARAENG NABA 10.000.000
BORONG (TAHAPII)
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN DRAINASE
153 BORONG B.KARAENG NABA 50.000.000
LINGK.BONTO CABU KEL MACCINI BAJI
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LORONG
154 BORONG B.KARAENG NABA BONTO SUNGGUH LING.BONTO CABO KEL MACCINI 45.000.000
BAJI
155 BORONG B.KARAENG NABA BM PEMBUATAN JALANG LORONG BILLA DESA DAMAI 45.000.000
BM PEMBUATAN JALAN LORONG (PAVING
156 ALLEPOLEA BOKO NUR 45.000.000
BLOK)TALAMANGAPE
BM.PEKERJAAN PEMBUATAN DRAINASE BTN TANIAGA
157 TELLUMPOCCOE BURHANUDDIN
KEL.TAROADA 45.000.000
BM PEKERJAAN RAHABILITASI TPA AL-MUJAHIDIN BTN
158 TELLUMPOCCOE BURHANUDDIN
HAJI BANCA KEC MANDAI 30.000.000
BM PEKERJAAN PEMBUATAN TPA PESANTREN
159 TELLUMPOCCOE BURHANUDDIN
ISTIQAMAH II KEC MANDAI 20.000.000
BM. PEKERJAAN PEMBUATAN DRAINASEPESANTREN
160 TELLUMPOCCOE BURHANUDDIN
DARUL ISTIQAMAH 1 KEC.MANDAI
45.000.000
BM PEKERJAAN PEMBUATAN DRAINASE KALLI-KALLI
161 TELLUMPOCCOE BURHANUDDIN 40.000.000
KEL TAROADA
BM PEMASANGAN PAVING BLOK TAMAN MASJID BTN
162 WESABBE PUTRA CHAERUL 45.000.000
WESABBE
BM PEMBUATAN SANGGAR PENGAJIAN MACCOPA
163 WESABBE PUTRA CHAERUL 45.000.000
INDAH
164 WESABBE PUTRA CHAERUL BM PEMBANGUNAN MCK JALAN PEMUDA KASSI 10.000.000
Pembangunan MCK Lappokomae Pada BKM Wasabbe
165 WESABBE PUTRA CHAERUL 30.000.000
Putra
166 WESABBE PUTRA CHAERUL Pemb.Jalan Lorong Lingkungan Maccopa 40.000.000
Pembuatan Drainese Bonto Tallasa Pada BKM Wesabbe
167 WESABBE PUTRA CHAERUL 35.000.000
Putra
Pembangunan MCK Bonto Tallasa Pada BKM Wesabbe
168 WESABBE PUTRA CHAERUL 20.000.000
Putra
BM PEMBANGUNAN SANGGAR PENGAJIAN AL-QUR'AN
169 WESABBE PUTRA CHAERUL 45.000.000
UNGGULAN TEKOLABBUA
BM PEMBANGUNAN SANGGAR PENGAJIAN AL-QUR'AN
170 WESABBE PUTRA CHAERUL 45.000.000
UNGGULAN JALAN PEMUDA KASSI
BM.Pembuatan Jembatan GantunG MAHAKA DESA
171 WESABBE PUTRA CHAERUL 40.000.000
ROMPIGADING
BM.PEMBUATAN JALAN LORONG PADANG ASSITANG
172 WESABBE PUTRA CHAERUL 25.000.000
DESA BORIKAMASE
BM.PEMBANGUNAN SANGGAR PENGAJIAN ALQURAN
173 WESABBE PUTRA CHAERUL 20.000.000
BALLU-BALLU KEC. TAROADA
BM.PEMBUATAN JALAN LORONG BULUTANAE DESA
174 WESABBE PUTRA CHAERUL 30.000.000
MARRUMPA
BM.PEMBUATAN JALAN LORONG DUSUN CENRANAE
175 WESABBE PUTRA CHAERUL 40.000.000
DESA MA'RUMPA
BM. Pembuatan Gapura BTN Wesabbe Pd BKM Wesabbe
176 WESABBE PUTRA CHAERUL 40.000.000
Putra
BM. Pembuatan Slrn Drainase Barambang Pada BKM
177 WESABBE PUTRA CHAERUL 40.000.000
Wesabbe Putra
Pembuatan Jalan Lorong Bonto Ramba BKM Wesabbe
178 WESABBE PUTRA CHAERUL 30.000.000
Putra
BM.Pembuatan Saliran Drainase BTN Griya MRS Indah PD
179 WESABBE PUTRA CHAERUL 35.000.000
BKM Wesabbe putra
B.M Pembuatan Pelataran Mesjid BT.Ase Kel.Hasanuddin
180 WESABBE PUTRA CHAERUL 40.000.000
Kec.Mandai Pada BKM Wesabbe
BM.PEMBUATAN JALAN LORONG BTN BATANGASE II
181 WESABBE PUTRA CHAERUL 40.000.000
KEL.TAROADA
B.M Pemb.Jln lorong Dusun Abbekae Desa Damai
182 WESABBE PUTRA CHAERUL 30.000.000
kec.Tanralili Pada Wesabbe Putra
Pembuatan Jalan Lorong Dusun Billa Dese Damai
183 WESABBE PUTRA CHAERUL 40.000.000
Kec.Tanralili BKM Wesabbe Putra
PEMB. JALAN PAVING BLOK PELATARAN MASJID
184 WESABBE PUTRA CHAERUL 45.000.000
BIRINGKALORO DESA ALLAERE
185 WESABBE PUTRA CHAERUL Pemb.Jalan jl. lorong Bentenge DESA BONTO MATENE 25.000.000
Pembangunan Jalan Lorong Padangalla KEL.
186 WESABBE PUTRA CHAERUL 40.000.000
HASANUDDIN
187 WESABBE PUTRA CHAERUL Pembangunan Jalan Lorong Nusa Idaman KEL. TAROADA 40.000.000

5
BKM
NO PEKERJAAN JUMLAH (Rp)
NAMA BKM KETUA BKM
BM PEMBUATAN JALAN LORONG PAVING BLOK KEL
188 WESABBE PUTRA CHAERUL 45.000.000
BONTOA
BM PEMBUATAN JALAN LORONG PAVING BLOK DUSUN
189 WESABBE PUTRA CHAERUL 50.000.000
CENRANAE DESA MA'RUMPA
BM PEMBUATAN JALAN LORONG BARAMBANG DESA
190 WESABBE PUTRA CHAERUL 45.000.000
BONTO MATE'NE
191 WESABBE PUTRA CHAERUL BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN GAPURA PATTE'NE 185.000.000
BM PEKERJAAAN PEMBANGUNAN PELATARAN MASJID
192 WESABBE PUTRA CHAERUL
PADANGALLA KEL. HASANUDDIN 45.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN PELATARAN MASJID
193 WESABBE PUTRA CHAERUL
DUSUN ABBEKKAE DESA DAMAI 50.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN PELATARAN MASJID
194 WESABBE PUTRA CHAERUL
BUKKA MATA DESA TANETE 50.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LORONG DESA
195 WESABBE PUTRA CHAERUL
KURUSUMANGE 45.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LORONG KEL
196 WESABBE PUTRA CHAERUL
BORONG 50.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE
197 WESABBE PUTRA CHAERUL
LINGK.KASSI KEL PETTUADAE 50.000.000
BEL MODAL PEKERJAAN PEMBANGUNAN SANGGAR
198 WESABBE PUTRA CHAERUL
PENGAJIAN ALQUR'AN UNGGULAN DESA DAMAI
45.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN PAVING BLOK MASJID
199 WESABBE PUTRA CHAERUL
LALATEDONG DESA AMPEKALE 45.000.000
BM PEKERJAAN PEMBUATAN SALURAN DRAINASE
200 WESABBE PUTRA CHAERUL
DUSUN CENRANAE DESA MARUMPA 40.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN POS YANDU
201 WESABBE PUTRA CHAERUL
UNGGULAN BORONG KEL. BORONG 40.000.000
BM. Pekerjaan jln lorong Balang - Balang Kel. Allepolea pd
202 WESABBE PUTRA CHAERUL
BKM Wesabbe Putra 45.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN PAGAR MASJID BALLU
203 WESABBE PUTRA CHAERUL
- BALLU KEL TAROADA 45.000.000
BM. Pekerjaan Jalan Lorong Abbekkae ( Lanjutan ) Desa
204 WESABBE PUTRA CHAERUL
Damai pd BKM Wesabbe Putra 45.000.000
BM PEKERJAAN PEMBUATAN PELATARAN PAVING
205 WESABBE PUTRA CHAERUL
BLOK MASJID MANGAI 40.000.000
BM PEKERJAAN RENOVASI PALPON MASJID
206 WESABBE PUTRA CHAERUL
SANGGALEA KEL TAROADA 40.000.000
BM. Pekerjaan Jalan Lorong Lingkungan Betang Kel. Baju
207 WESABBE PUTRA CHAERUL
Bodoa pd BKM Wesabbe Putra 30.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN MCK DUSUN MANGAI
208 WESABBE PUTRA CHAERUL
DESA DAMAI 10.000.000
BM PEKERJAAN PEMBUATAN SALURAN DRAINASE
209 WESABBE PUTRA CHAERUL
LING.MACCOPA 40.000.000
BM.PEKERJAN PEMBANGUNAN JALAN LORONG KE
210 WESABBE PUTRA CHAERUL 45.000.000
KUBURAN ALLAERE
211 WESABBE PUTRA CHAERUL BM .PEKERJAAN JALAN LORONG DESA NISOMBALIA 45.000.000
BM.PEKERJAAN PEMBANGUNAN PAGAR KUBURAN
212 WESABBE PUTRA CHAERUL 85.000.000
ALLAERE
BM.PEKERJAAN PEMBUATAN JALAN MELINGKAR BTN
213 WESABBE PUTRA CHAERUL 45.000.000
MACCOPA INDAH
BM. PEKERJAAN PEMBUATAN JALAN PAVING BLOK
214 WESABBE PUTRA CHAERUL 45.000.000
PADANG ALLA KEL HASANUDDIN
215 WESABBE PUTRA CHAERUL BM.PEMBUATAN JALAN LORONG PAVING BLOK 45.000.000
BM.PEKRJAAN PEMBUATAN PELATARAN MASJID KALLI-
216 WESABBE PUTRA CHAERUL 45.000.000
KALLI KEL TAROADA
BM PEKERJAAN PEMBUATAN PASAR DESA KOMPLEKS
217 WESABBE PUTRA CHAERUL
PESANTREN DARUL ISTIQAMAH KEC TURIKALE
110.000.000
BM PEKERJAAN PEMBUATAN PASAR DESA
218 WESABBE PUTRA CHAERUL
PATTONTONGAN KEC MANDAI 220.000.000
BM PEKERJAAN PEMBUATAN PASAR DESA
219 WESABBE PUTRA CHAERUL
TEMMAPPADUE KEC MARUSU 110.000.000
220 TUNAS MUDA HARIANTO,SE BM PEMBUATAN JALAN LORONG BONTO RAMBA 45.000.000
BM PEKERJAAN-PEKERJAAN PEMBANGUNAN
221 WESABBE PUTRA CHAERUL 50.000.000
DRAINASE SANGGALEA KEL TAROADA
BM PEKERJAAN-PEKERJAAN PEMBANGUNAN
222 WESABBE PUTRA CHAERUL 50.000.000
DRAINASE DESA PATTONTONGAN
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN DRAINASE DUSUN
223 WESABBE PUTRA CHAERUL 45.000.000
PANASAKKANG DESA KURUSUMANGE
BM.PEK.PEMBANGUNAN JALAN LORONG DAN
224 WESABBE PUTRA CHAERUL PELATARAN MASJID RAODA DUSUN PADARIA DESA 50.000.000
AMPEKALE
225 PILAR PATE'NE Drs. A. ALIM BM. Pembangunan MCK Pattene BKM Pilar Pattene 10.000.000
226 PILAR PATE'NE Drs. A. ALIM BM.PEKERJAAN PEMBANUNAN MCK TAKKALASI 10.000.000
227 PILAR PATE'NE Drs. A. ALIM BM.PEMBANGUNAN MCK DUSUN PATE'NE 3 UNIT 30.000.000
BM.PEKERJAAN PEMBANGUNAN PELATARAN MASJID
228 PILAR PATE'NE Drs. A. ALIM 45.000.000
NURUL AMIN
B.M Pembuatan drainase Pasar Panjalingan Pada BKM
229 PANJALLINGAN EMIL SAHABUDDIN,SE 35.000.000
Panjalingan

6
BKM
NO PEKERJAAN JUMLAH (Rp)
NAMA BKM KETUA BKM
B.M Pembuatan Pelataran Pasar Panjalingan Pada BKM
230 PANJALLINGAN EMIL SAHABUDDIN,SE 30.000.000
Panjalingang
B.M Pembuatan los Kering pasar Panjalingang Pada BKM
231 PANJALLINGAN EMIL SAHABUDDIN,SE 45.000.000
Panjalingang
B.M Pembangunan Jembatan Kokoa Desa Marannu Pada
232 PANJALLINGAN EMIL SAHABUDDIN,SE 15.000.000
BKM Panjalingang
B.M Pembuatan Jalan Lorong Marannu Pada BKM
233 PANJALLINGAN EMIL SAHABUDDIN,SE 40.000.000
Panjalingang
B.M Penimbungan SD Impres Marannu Pada BKM
234 PANJALLINGAN EMIL SAHABUDDIN,SE 25.000.000
Panjalingang
235 PANJALLINGAN EMIL SAHABUDDIN,SE Pembuatan Pelatran Pasar Panjallingan BKM Panjalingan 30.000.000
BM PEMBANGUNAN JALAN LORONG CABBELLA KEL
236 PANJALLINGAN EMIL SAHABUDDIN,SE
MACCINI BAJI 7.500.000
BM PEMBANGUNAN JEMBATAN KAYU CABBELLA KEL
237 PANJALLINGAN EMIL SAHABUDDIN,SE
MACCINI BAJI 45.000.000
BM.PEKERJAAN PEMBANGUNAN POSYANDU DUSUN
238 TAROADA TAROGAU GASSING NINRI 20.000.000
SAKEANG
BM.PEKERJAAN PEMBANGUNAN SANGGAR
239 TAROADA TAROGAU GASSING NINRI 20.000.000
PENGAJIAN ALQURAN TAROADA
Bel Modal Pembuatan jln. Lorong Baniaga BKM Taro Ada
240 TAROADA TAROGAU GASSING NINRI 40.000.000
Taro Gau
BM.PEKERJAAN PEMBANGUNAN SANGGAR PENGAJIA
241 TAROADA TAROGAU GASSING NINRI 45.000.000
UGGULAN KEL.RAYA
Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jaringan Irigasi Pada
242 TAROADA TAROGAU GASSING NINRI 49.000.000
BKM Taorada Taoragau Sesuia SPM Terlampir
BM PEMBUATAN JALAN LORONG PAVING BLOK
243 TAROADA TAROGAU GASSING NINRI 45.000.000
LINGK.MACCOPA KEL TAROADA
PEMBUATAN DRAINASE LALANG TEDONG DESA
244 MAMMINASA DECENG H. ABD. RAHMAN
AMPEKALE 45.000.000
Bel Modal Pembuatan jln. Lorong Lalatedong Desa
245 MAMMINASA DECENG H. ABD. RAHMAN 15.000.000
Ampekale BKM Mamminasa Deceng
246 ASMARA H.ABD.HAFID BM Pemb. Lokasi Taman Kel. Raya 30.000.000
BM.PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LORONG BATU
247 ASMARA H.ABD.HAFID 50.000.000
NAPARA
BM. PEMBANGUNAN PGAR PEMBATAS PEMAKAMAN
248 ASMARA H.ABD.HAFID
ISLAM DAN PAGAR TAMAN KEL. RAYA
50.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LORONG
249 ASMARA H.ABD.HAFID SAMPING MASJID DUSUN BIRING JE'NE DESA
MONCONG LOE 50.000.000
250 BINTANG MACCADING H.MADE AMIN BM.PEK.PEMBUATAN JALAN KATUBUNG 35.000.000
BM.PEKERJAAN PEMBUATAN JALAN LORONG BONTI-
251 BINTANG MACCADING
H.MADE AMIN BONTI 15.000.000
BM.PEKERJAAN PEMBUATAN JALAN LORONG
252 BINTANG MACCADING
H.MADE AMIN MONCONG BORI 20.000.000
253 PANAIKANG H.A.SYARIFUDDIN PUANG NGESA BM PEMBUATAN SUMUR TADAH HUJAN PANAIKANG 9.000.000
254 PANAIKANG H.A.SYARIFUDDIN PUANG NGESA B.M Penmapungan Air Balosi Pada BKM Panaikang 9.000.000
B.M Pembuatan Bak Penampungan AIR Binanga sangkara
255 PANAIKANG H.A.SYARIFUDDIN PUANG NGESA 9.000.000
Pada BKM Panaikang
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN PAGAR KUBURAN
256 BUTTA SALEWANGANG
DRS.HANAPING KEL. PETTUADAE 35.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN DRAINASE KUBURAN
257 BUTTA SALEWANGANG
DRS.HANAPING LABUANG KEL PETTUADAE 45.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE
258 BUTTA SALEWANGANG
DRS.HANAPING LABUANG KEL PETTUADAE 45.000.000
B.M Pengadaan konstruksi jaringan irigasi BKM Butta
259 TAROADA TAROGAU GASSING NINRI
Salewangan 45.000.000
BM PEKERJAAN PEMBUATAN SANGGAR PENGAJIAN
260 BUTTA SALEWANGANG
AL-QUR'AN SOLOJIRANG KEC TURIKALE
DRS.HANAPING 20.000.000
261 TUNAS MUDA HARIANTO,SE BM PEMBUATAN SALURAN DRAINASE BETANG 20.000.000
B.M Pembuatan JLN Lrg Manrimisi Caddi Pada BKM tunas
262 TUNAS MUDA HARIANTO,SE 20.000.000
Muda
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN SANGGAR
263 TUNAS MUDA HARIANTO,SE 20.000.000
PENGAJIAN ALQUR'AN BETANG KEL. BAJUBODOA
Bel Modal Penbuatan jln lorong Betang Kel Baju bodoa pd
264 TUNAS MUDA HARIANTO,SE 25.000.000
BKM Tunas Muda
Pembangunan Jalan Lorong Pamelakkang Je'ne BKM
265 TUNAS MUDA HARIANTO,SE 20.000.000
Tunas Muda
B.M Pembangunan Pasar Desa Nisombalia Kec marusu
266 TUNAS MUDA HARIANTO,SE 110.000.000
Pada BKM TUNAS MUDA
B,M Pembuatan Jalan Lorong Mannaungi Kel.Bajubodoa
267 TUNAS MUDA HARIANTO,SE 20.000.000
kec. Mrs Baru Pada BKM Tunas Muda
B.M Pembuatan Jalan Lorong Bonto Kappong Kec.BT
268 TUNAS MUDA HARIANTO,SE 25.000.000
MURUNG
B.M Pembuatan MCK Betang Kel. Bajubodoa kec. Marusu
269 TUNAS MUDA HARIANTO,SE 10.000.000
Pada BKM TUNAS MUDA
270 TUNAS MUDA HARIANTO,SE Pembuatan Jalan Lorong Marannu BKM Tunas Muda 40.000.000
271 TUNAS MUDA HARIANTO,SE Pembuatan Jalan lorong Suli-suli BKM Tunas Muda 40.000.000
272 TUNAS MUDA HARIANTO,SE Pembuatan Jalan Lorong Bonto Paddinging 40.000.000

7
BKM
NO PEKERJAAN JUMLAH (Rp)
NAMA BKM KETUA BKM
BM PEMBUATAN SALURAN DRAINASE SMP 3
273 TUNAS MUDA HARIANTO,SE 45.000.000
BONTORAMBA MATE'NE
BM. Pembuatan Saluran Drainase SMP 3 Simbang
274 TUNAS MUDA HARIANTO,SE 45.000.000
Kec.Simbang BKM Tunas Muda
BM PEMBUATAN PELATARAN PAVING BLOK MASJID
275 TUNAS MUDA HARIANTO,SE 40.000.000
AMA'RANG
BM PEMBUATAN JALAN LORONG DUSUN SAKEANG
276 TUNAS MUDA HARIANTO,SE 45.000.000
DESA BENTENG GAJAH
BM PEMBUATAN JALAN LORONG PAVING BLOK
277 TUNAS MUDA HARIANTO,SE 40.000.000
HALAMAN MASJID AMA'RANG
BM PEKERJAAN PEMBUATAN JALAN LORONG
278 TUNAS MUDA HARIANTO,SE 45.000.000
LINGK.BANIAGA KEL TAROADA
BM PEKERJAAN PEMBUATAN JALAN LORONG DESA
279 TUNAS MUDA HARIANTO,SE 45.000.000
DAMAI
BM PEKERJAAN PEMBUATAN JALAN LORON
280 TUNAS MUDA HARIANTO,SE
KURUSUMANGE TANRALILI 45.000.000
BM.PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE KAMPUNG
281 TUNAS MUDA HARIANTO,SE 35.000.000
CDDE KEL.BAJU BODOA
Bel Modal Pembuatan jln. Lorong Kampung Cedde Kel.
282 TUNAS MUDA HARIANTO,SE 45.000.000
Baju Bodoa BKM Tunas Muda
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LORONG
283 TUNAS MUDA HARIANTO,SE
CEMPAGAYA DESA TUPABBIRING 45.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN KAYU
284 TUNAS MUDA HARIANTO,SE
LING.KAMPUNG BARU 40.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE
285 TUNAS MUDA HARIANTO,SE
LINGK.BETANG KEL.BAJU BODOA 30.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN PELATARAN MASJID
286 TUNAS MUDA HARIANTO,SE
TALAMANGAPE UTARA 35.000.000
BM Pekerjaan konstruksi jln lorong Paving Blok Dusun
287 TUNAS MUDA HARIANTO,SE
Lalang Tedong BKM.Tunas Muda 50.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN POSYANDU DUSUN
288 TUNAS MUDA HARIANTO,SE
MANGAI DESA DAMAI 20.000.000
BM Pekerjaan Jalan Lorong Desa Damai pd BKM.Tunas
289 TUNAS MUDA HARIANTO,SE
Muda 45.000.000
BM PEKERJAAN PEMBUATAN SALURAN DRAINASE
290 TUNAS MUDA HARIANTO,SE
DUSUN MAPPAENRANG DESA KURUSUMANGE 40.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN PELATARAN MASJID
291 TUNAS MUDA HARIANTO,SE
SAKEANG DESA BENTENG GAJAH 40.000.000
BM PEKERJAAN PEMBUATAN SALURAN DRAINASE
292 TUNAS MUDA HARIANTO,SE
ONGKOE DESA TELLUMPOCCOE 35.000.000
BM.PEKERJAAN PEMELIHARAAN DAN RENOVASI
293 TUNAS MUDA HARIANTO,SE 35.000.000
MASJID AL-FURKAN AJIBANCA
BM.PEKERJAAN PEMBUATAN JALAN PAVING BLOK
294 TUNAS MUDA HARIANTO,SE 80.000.000
BARAMBANG
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN PAGAR KUBURAN
295 TUNAS MUDA HARIANTO,SE
CAMBA KEC CAMBA 40.000.000
BM.PEKERJAAN MCK DAN SUMUR BOR LINGKUNGAN
296 TUNAS MUDA HARIANTO,SE 20.000.000
MACCOPA
BM.PEKERJAAN PEMBANGUNAN MCK BETANG
297 TUNAS MUDA HARIANTO,SE 10.000.000
KEL.BAJU BODOA
BM PEKERJAAN PEMASANGAN PAVING BLOK JALAN
298 TUNAS MUDA HARIANTO,SE SAMPING MASJID NURUL RAHMAN BETANG KEL.BAJU
BODOA 40.000.000
BM.PEKERJAAN PEMBANGUNAN PELATARAN MASJID
299 TUNAS MUDA HARIANTO,SE 50.000.000
PANASAKKANG
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN PAGAR MASJID KALLI-
300 TUNAS MUDA HARIANTO,SE
KALLI KEL TAROADA KEC TURIKALE 45.000.000
BM.PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LORONG
301 TUNAS MUDA HARIANTO,SE 45.000.000
PANAIKANG KEL. BAJU BODOA
B.M Pengadaan konstruksi jalan lorong Bonto Ramba
302 TUNAS MUDA HARIANTO,SE
kec.Tanralili BKM TUNAS MUDA 45.000.000
B.M Pengadaan konstruksi jalan lorong bering kaloro
303 TUNAS MUDA HARIANTO,SE
kec,Tanralili BKM TUNAS MUDA 45.000.000
BM.PEKERJAAN PEMBUATAN PELATARAN KANTOR
304 PATTE'NE PUTRA A.SYAHRIL ABDULLAH,SE
DESA TEMMAPPADUAE 45.000.000
B.M PEKERJAAN PEMBUATAN JALAN LORONG
305 TUNAS MUDA HARIANTO,SE
SABANTANG 45.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LORONG KEL
306 TUNAS MUDA HARIANTO,SE 50.000.000
BORONG
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN SANGGAR
307 TAROADA UTAMA HARIS SANGKALA
PENGAJIAN TAROADA 20.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE
308 TAROADA UTAMA HARIS SANGKALA 40.000.000
SANGGALEA TAROADA
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LORONG
309 TAROADA UTAMA HARIS SANGKALA
TAROADA 30.000.000
BM PEKERJAAN PEMBUATAN DRAINASE LEMPANGAN
310 MASAGENA SANGKALA
DESA BONTO LEPANGAN KEC.BONTOA
40.000.000
BM PEKERJAAN PEMBUATAN TALUD BENDUNGAN
311 MASAGENA SANGKALA
IRIGASI MANGGEMBA DESA BONTO LEMPANGAN 30.000.000
BM PEMBANGUNAN MCK DUSUN BORONG KEC
312 KAEMBA PERDANA HARTATI
MARUSU 10.000.000

8
BKM
NO PEKERJAAN JUMLAH (Rp)
NAMA BKM KETUA BKM
BM PEMBANGUNA SANGGAR PENGAJIAN ALQUR'AN
313 KAEMBA PERDANA HARTATI
DUSUN BORONG 20.000.000
BM PEMBANGUNAN POSYANDU DESA MINASA BAJI
314 MINASA BAJI HERMAN RALA 20.000.000
DUSUN SEGE'-SEGERI
BM PEMBANGUNAN SANGGAR PENGAJIAN AL-QUR'AN
315 MINASA BAJI HERMAN RALA 20.000.000
DESA PATTE'NE
BM.PEMBUATAN SANGGAR PENGAJIAN
316 PATTIRO DECENG HERWAN 20.000.000
PATTIRODECENG
BM.PEKERJAAN PEMBUATAAN MCK DESA PATTIRO
317 PATTIRO DECENG HERWAN 20.000.000
DECENG KAB MAROS 2 UNIT
Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jalan Lorong Pada
318 PATTIRO DECENG HERWAN 45.000.000
BKM Pattiro Deceng camba sesuai SPM Terlampir
BM. Pembuatan deker & Jalan Lorong BTN HJ Banca Pada
319 ALFIA REZKY Hj.NURLINDA 45.000.000
BKM ALFIAH RESKY
320 ALFIA REZKY Hj.NURLINDA Jalan Lorong Bonto bonto BKM Alfiah Resky 25.000.000
BM PEMBUATAN DRAINASE PESANTREN DARUL
321 ALFIA REZKY Hj.NURLINDA 45.000.000
ISTIQAMAH
PEMBUATAN PAGAR MASJID AL MUJAHIDIN
322 ALFIA REZKY Hj.NURLINDA 35.000.000
SAMBOTARA
BM PEKERJAAN PEMBUATAN GAPURA PAPAN LESTARI
323 ALFIA REZKY Hj.NURLINDA
KEL BONTOA KEC MANDAI 45.000.000
B.M PEKERJAAN PEMBUATAN JALAN LORONG
324 ALFIA REZKY Hj.NURLINDA
TAROADA 45.000.000
BM PEKERJAN PEMBUATN JALAN LORONG PAPAN
325 ALFIA REZKY Hj.NURLINDA
LESTARI KEL.BONTOA 45.000.000
BM PEKERJAAN PEMBUATAN PAGAR KUBURAN
326 ALFIA REZKY Hj.NURLINDA
SAMBOTARA KEL BONTOA KEC MANDAI 45.000.000
BM.PEKERJAAN PEMBUATAN JALAN SETAPAK
327 BINA MANDIRI
Ir.RAHMAN RENGGANG MAKKURIL DESA BONTO TALLASA 30.000.000
BEL MODAL PEKERJAAN PEMBANGUNAN SANGGAR
328 BINA MANDIRI
Ir.RAHMAN RENGGANG PENGAJIAN DESA TANETE SIMBANG 20.000.000
329 HASANUDDIN IRAWAN HARIANTO BM PEMBUATAN DRAINASE TETE BATU 45.000.000
BM.PEK.PEMBANGUNAN SANGGAR PENGAJIAN AL-
330 HASANUDDIN IRAWAN HARIANTO 20.000.000
QUR'AN TETE BATU KEL.BONTOA
B.M Pembuatan MCK Kanjitongang Pada BKM MATTIRO
331 MATTIROTASI JAMALUDDIN,S.SOS 10.000.000
TASI
B.M Pembangunan BAK Penampungan AIR Hujan
332 MATTIROTASI JAMALUDDIN,S.SOS 12.000.000
Mattirotasi Pada BKM MATTIROTASI
333 MATTIROTASI JAMALUDDIN,S.SOS B.M Bangunan Saluran drainase BKM Mattirotasi 30.000.000
334 MATTIROTASI JAMALUDDIN,S.SOS BM PEMBUATAN JALAN LORONG MANRIMISI LOMPO 35.000.000
335 TETE BATU KASMAN JAYA BM PEMBUATAN MCK DESA PATTONTONGAN 10.000.000
BM.PEMBUATAN JALAN LORONG DESA
336 TETE BATU
KASMAN JAYA PATTONTOTNGANG 35.000.000
BM PEMBUATAN MCK LINGK. SALUD DESA
337 TETE BATU
KASMAN JAYA PATTONTONGAN KAB. MAROS 10.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN KAYU
338 BINA MATTIRO DECENG 50.000.000
ABD LUKMAN LINGK.GALAGGARA KEL MATTIRODECENG
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN KAYU
339 BINA MATTIRO DECENG 50.000.000
ABD LUKMAN KAMP.KALUMPA KEL MATTIRO DECENG
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALABN LORONG
340 BINA MATTIRO DECENG 50.000.000
ABD LUKMAN TABBUA KEL MATTIRO DECENG
B.M Pembangunan Pasar Desa Tompo Bulu Kec.TP.Bulu
341 SALEWATAN ABD. HARIS 110.000.000
Pada BKM Salewatan
B.M Pembangunan Posyandu Unggulan Desa
342 SALEWATAN ABD. HARIS 35.000.000
Borimasunggu Kec.Maros Baru Pada BKM Salewatan
BM PEMBUATAN JALAN LORONG PAVING BLOK
343 SALEWATAN ABD. HARIS 35.000.000
BONTOTANGNGA DESA ALLAERE KEC TANRALILI
BM PEMBUATAN JALAN LORONG PAVING BLOK
344 SALEWATAN ABD. HARIS 35.000.000
JL.NANGKA BTN H.BANCA
345 TAMMATE M.YUSUF Pembuatan Jalan Lorong Sege-segeri BKM Tammate 45.000.000
346 TAMMATE M.YUSUF Pemnbuatan Jalan Lorong BKM Tammate 25.000.000
BM PEMBANGUNAN SANGGAR PENGAJIAN TELLU
347 BARUGAE MALLAWA MACHMUD,SE 20.000.000
PANUAE
BM. PEKERJAAN PEMBUATAN DAINASE MAMAPANG
348 BARUGAE MALLAWA MACHMUD,SE
DESA BARUGAE 45.000.000
B.M PEKERJAAN PEMBUATAN TALUD DAN
349 BARUGAE MALLAWA MACHMUD,SE
PEMASANGAN PAVING BLOK BTN NUSA IDAMAN 50.000.000
B.M PEKERJAAN PEMBUATAN TALUD DAN
350 BARUGAE MALLAWA MACHMUD,SE
PEMASANGAN PAVNG BLOK LINGKUNGAN KASSI 50.000.000
BM PEKERJAAN PEMBUATAN JALAN SETAPAK DUSUN
351 SALEWANGANG MAKMUR
PAJAIIANG DESA TUKAMASEA 25.000.000
BM PEMBANGUNAN PAGAR PEMBATAS KUBURAN
352 KARAENGTA
MARIANI SYATTAR.SE LINGK. PAKALU 40.000.000
BM Pembuatan Jalan Lorong Lingkungan Pakalu pd
353 KARAENGTA
MARIANI SYATTAR.SE BKM.Karaengta 30.000.000
B.M Pembangunan MCK Lingkungan Tompo Balang
354 KARAENGTA 10.000.000
MARIANI SYATTAR.SE kel.Kalabbirang Pada BKM KARAENTA
355 BARUGA MUH. ILYAS TOMPO BM PEMBUATAN MCK DUSUN BALANG 10.000.000
356 BARUGA MUH. ILYAS TOMPO BM PEMBUATAN CK DESA KASSI DESA BARUGA 10.000.000
357 BARUGA MUH. ILYAS TOMPO M PEMBUATAN JALAN LORONG SAMARIGA 15.000.000

9
BKM
NO PEKERJAAN JUMLAH (Rp)
NAMA BKM KETUA BKM
358 BARUGA MUH. ILYAS TOMPO BM PEMBUATAN JALAN LORONG BONTI-BONTI 15.000.000
359 BARUGA MUH. ILYAS TOMPO BM PEMBUATAN JALAN LORONG BATU NAPARA 30.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN SANGGAR
360 SIPAKAMASE BORIBELLAYYA MUHAMMAD ABDU PENGAJIAN AL-QUR'AN LINGK.MARAMPESU / LING 40.000.000
PASANDANG KEL BORIBELLAYYA
BM PEKERJAAN PEMBUATAN JEMBATAN
361 SIPAKAMASE BORIBELLAYYA MUHAMMAD ABDU 50.000.000
PENYEBRANGAN KAYU KEL BORI BELLAYYA
BM PEKERJAAN PEMBUATAN JALAN LORONG
362 SIPAKAMASE BORIBELLAYYA MUHAMMAD ABDU 50.000.000
LING.MARAPESU KEL BORI BELLAYYA
BM PEKERJAAN PEMBUATAN JEMBATANN KAYU CAP
363 SIPAKAMASE BORIBELLAYYA MUHAMMAD ABDU 50.000.000
BELLA KEL BORI BELLAYYA
BM PEKERJAAN PEMBUATAN DRAINASE
364 SIPAKAMASE BORIBELLAYYA MUHAMMAD ABDU 50.000.000
LINGK.TAPIENG KEL BORIBELLAYYA
BM PEKERJAAN PEMBUATAN JALAN LORONG
365 SIPAKAMASE BORIBELLAYYA MUHAMMAD ABDU 50.000.000
LINGK.NIPA KEL BORI BELLAYYA
BM PEKERJAAN PEMBUATAN DRAINASE
366 SIPAKAMASE BORIBELLAYYA MUHAMMAD ABDU 50.000.000
LINGK.MARAMPESU KEL BORIBELLAYYA
BM PEKERJAAN PEMBUATAN JALAN LORONG
367 SIPAKAMASE BORIBELLAYYA MUHAMMAD ABDU 50.000.000
LINGK.TAPIE KEL BORI BELLAYYA
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN MCK LINGKUNGAN
368 SIPAKAMASE BORIBELLAYYA MUHAMMAD ABDU 10.000.000
TAPIENG KEL BARU BELLAYYA
BM.PEK.PEMBANGUNAN MCK KAMPUNG CABLLA
369 SIPAKAMASE BORIBELLAYYA MUHAMMAD ABDU 50.000.000
KEL.BORIBELLAYYA
370 PANAMBUNGANG MUHAMMAD ALI HAMID BM PEMBUATAN MCK DUSUN PANAMBUNGAN 20.000.000
BM PEMBUATAN JALAN SETAPAK DUSUN
371 PANAMBUNGANG MUHAMMAD ALI HAMID 45.000.000
PANANMBUNGAN
BM.PEMBANGUNAN JALALN LORONG BATANGASE
372 PANAMBUNGANG MUHAMMAD ALI HAMID 40.000.000
KEL.HASANUDDIN
373 PANAMBUNGANG MUHAMMAD ALI HAMID BM.PEMBANGUNAN PAGAR KUBURAN BATANGASE 35.000.000
BM.PEMBANGUNAN MCK MASJID MA'RIFATULLAH
374 PANAMBUNGANG MUHAMMAD ALI HAMID 10.000.000
KEL.TAROADA
375 PANNAMBUNGAN MUHAMMAD ALI HAMID Pembuatan Jalan Lorong Ballu-Ballu KEL.TAROADA 45.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN MCK
376 PANNAMBUNGAN MUHAMMAD ALI HAMID
PANNAMBUNGAN DESA SALENRANG 20.000.000
BM PEMBUATAN SANGGAR PENGAJIAN AL-QUR'AN
377 HIDAYAT PERDANA BALOCCI MUH.ANSHAR 20.000.000
DEA PUCA'
BM.PEMBUATAN SANGGAR PENGAJIAN AL-QUR'AN
378 HIDAYAT PERDANA BALOCCI MUH.ANSHAR 20.000.000
ASRAM YON SIPUR KAB.MAROS
BM.PEKRJAAN PEMBUATAN MCKTANETE PANASA
379 HIDAYAT PERDANA BALOCCI MUH.ANSHAR 10.000.000
DESA BENTENG GAJAH
BM. PEKERJAAN PEMBUATAN MCK KOMPLEKS PASAR
380 HIDAYAT PERDANA BALOCCI MUH.ANSHAR 10.000.000
CARANGKI
BM.PEMBUATAN SANGGAR PENGAJIAN AL-QUR'AN
381 HIDAYAT PERDANA BALOCCI MUH.ANSHAR 20.000.000
TANETE PANASA DESA BENTENG GAJAH
BM PEKERJAAN PEMBUATAN MCK DUSUN BALOCCI
382 HIDAYAT PERDANA BALOCCI MUH.ANSHAR 10.000.000
DESA BENTENG GAJAH
BM.PEKERJAAN PEMBUATAN SANGGAR PENGAJIAN
383 HIDAYAT PERDANA BALOCCI MUH.ANSHAR 20.000.000
AL-QUR'AN BALOCCI DESA BENTENG GAJAH
BM.PEKERJAAN PEMBUATAN SANGGAR PENGAJIAN
384 HIDAYAT PERDANA BALOCCI MUH.ANSHAR 20.000.000
AL-QURAN DUSUN CARANGKI
385 SIPAKATAU BM. Pembangunan jln lorong Talamangape BKM Sikapatau
MUH.QASIM NUR,S,Ag 40.000.000
Bel modal Pengadaan bangunan pasilitas umum pd BKM
386 MATTIRODECENG
MUH.YUSUF Mattirodeceng 10.000.000
BM PEMBANGUNAN MCK DUSUN BULU TANAE DESA
387 TARUNA BULUE MUHAMMAD AMIR 10.000.000
MARUMPA
BM. Pembangunan Jalan Paving Blok Dusun Bulu Tanae
388 TARUNA BULUE MUHAMMAD AMIR
Desa Marumpa Kec. Marusu pd BKM.Taruna Bulue 40.000.000
389 TARUNA BULUE MUHAMMAD AMIR B.M Pengadaan konstruksi jln lorong BKM.Taruna Bulue 30.000.000
BM. Pembuatan Jalan Lorong Kalokkoe Desa Marannu pd
390 MARANNU
MUHAMMAD IDRUS BKM Marannu 30.000.000
391 MARANNU MUHAMMAD IDRUS BM PEMBUATAN MCK KALOKKOE DESA MARANNU 10.000.000
BM PEKERJAAN-PEKERJAAN PEMBUATAN DRAINASE
392 MARANNU 50.000.000
MUHAMMAD IDRUS DUSUN MARANA DESA MARANNU
BM PEKERJAAN-PEKERJAAN PEMBANGUNAN
393 MARANNU 40.000.000
MUHAMMAD IDRUS POSYANDU DESA MARANNU
BM PEKERJAAN-PEKERJAAN PEMBUATAN DRAINASE
394 MARANNU 50.000.000
MUHAMMAD IDRUS DUSUN KALOKKO DESA MARANNU
BM PEKERJAAN PEMBUATAN JALAN LORONG DESA
395 MARANNU 50.000.000
MUHAMMAD IDRUS MARANNU
BM PEKERJAAN-PEKERJAAN PEMBANGUNAN MCK
396 MARANNU 50.000.000
MUHAMMAD IDRUS DESA MARANNU
BM PEKERJAAN PEMBUATAN JALAN LORONG
397 MARANNU 50.000.000
MUHAMMAD IDRUS KALOKKO DESA MARANNU
BM PEKERJAAN-PEKERJAAN PEMBANGUNAN MCK
398 MARANNU 10.000.000
MUHAMMAD IDRUS MARANNU
BM PEKERJAAN-PEKERJAAN PEMBUATAN PELATARAN
399 MARANNU 50.000.000
MASJID DUSUN KOKOA DESA MARANNU
MUHAMMAD IDRUS
BEL MOAL PEKERJAAN PEMBANGUNAN MCK PASAR
400 RUMBIA
MUHAMMAD NUR PAKALU 5.000.000

10
BKM
NO PEKERJAAN JUMLAH (Rp)
NAMA BKM KETUA BKM
401 PADANG LOANG MURSALIM BM PEMBUATAN MCK DESA BENTENGE 20.000.000
BM.PEKERJAAN PEMBUATAN JALAN LORONG TANAH
402 SIMBANG MURSALIM
DIDI DESA JENE TAESA 45.000.000
BM.PEKERJAAN PEMBUATAN JALAN LORONG PARANG
403 SIMBANG MURSALIM
TIGGIA JE'NE TAESA 40.000.000
404 KALABBIRANG NURHAEDA,HN BM PEMBENTUKAN BADAN JALAN MARIRI 50.000.000
Bel Modal Pembuatan jln. Setapak Kampung Cedde BKM
405 KALABBIRANG NURHAEDA,HN 40.000.000
Kalabbirang
BM. Pembangunan Sanggar Pengajian BElang BElang
406 BONTO MARANNU 20.000.000
RASYID RIDHA Pada BKM MARANNU
BEL MODAL PEKERJAAAN PEMBANGUNAN MCK
407 BONTO MARANNU
RASYID RIDHA TAMBUA 5.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN SANGGAR
408 BONTO MARANNU
RASYID RIDHA PENGAJIAN ALQUR'AN DESA BONTO MARANNU 20.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN MCK DESA BONTO
409 BONTO MARANNU 10.000.000
RASYID RIDHA MARANNU
BM PEKERJAAN PEMBUATAN JALAN LORONG
410 BONTO MARANNU 50.000.000
RASYID RIDHA TANRING MATA DESA BONTO MARANNU
BM PEKERJAAN PEMBUATAN JALAN LORONG
411 BONTO MARANNU 50.000.000
RASYID RIDHA TANGKURU DESA BONTO MARANNU
BM PEKERJAAN-PEKERJAAN PEMBUATAN DRAINASE
412 BONTO MARANNU ANRING MATA DUSUN TANRING MATA DESA BONTO 50.000.000
RASYID RIDHA MARANNU
BM PEKERJAAN-PEKERJAAN DRAINASE TANGKURU
413 BONTO MARANNU 50.000.000
RASYID RIDHA DESA BONTO MARANNU
BM PEKERJAAN-PEKERJAAN PEMBANGUNAN TPA
414 BONTO MARANNU 40.000.000
RASYID RIDHA DESA BONTO MARANNU KEC LAU
BM PEKERJAAN-PEKERJAAN DRAINASE TAMBUA DESA
415 BONTO MARANNU 50.000.000
RASYID RIDHA BONTO MARANNU
BM PEKERJAAN-PEKERJAAN PEMBANGUNAN MCK
416 BONTO MARANNU 50.000.000
RASYID RIDHA TAMBUA DESA BONTO MARANNU
BM PEMBANGUNAN SANGGAR PENGAJIAN DUSUN
417 BONTOA PERDANA ROSMIATI 20.000.000
PAMPANGAN DESA ABBULOSIBATANG
BM PEMBANGUNAN SANGGAR PENGAJAN ALQUR'AN
418 TARUNA BULUE ROSMIATI
DUSUN BONTO RAMBA 20.000.000
BM. Pembuatan Jalan Lorong Bontoramba Desa
419 BONTOA PERDANA ROSMIATI
Abbulosibatang pd BKM.Bonto Perdana 30.000.000
BM PEMBANGUNAN SANGGAR PENGAJIAN BULU -
420 BONTOA PERDANA ROSMIATI
BULU DUSUN MARUMPA 20.000.000
BM.PEKERJAAN PEMBUATAN JALAN SETAPAK
421 MASAGENA
SANGKALA MANGEMBA DESA BONTO LEMPANGANG 30.000.000
BM PEKERJAAN PEMBUATAN JALAN LORONG
422 MASAGENA
SANGKALA MANGEMBA DESA BONTOLEMPANGAN 30.000.000
BM PEMBANGUNAN SANGGAR PENGAJIAN AL-QUR'AN
423 PADAELO PUTRA SATRIANI 20.000.000
TELLUMPANUAE
424 PADAELO PUTRA SATRIANI BM PEMBUATAN MCK ABBALU 20.000.000
425 PADAELO PUTRA SATRIANI BM PEMBUATAN MCK WATANG DESA TELLUMPANUAE 10.000.000
Pembuatan MCK Tompo Ladang Kec.Mallawa BKM
426 PADAELO PUTRA SATRIANI 20.000.000
Padaelo Putra
BM PEMBANGUNAN TEMPAT WUDHU & MCK MASJID
427 PADAELO PUTRA SATRIANI 30.000.000
AL-JIHAD TOCEPPA DESA TELLUMPANUAE
BM. Pembuatan Jalan Lorong Paving Blok Pekuburan
428 PADAELO PUTRA SATRIANI
Ladange Kel.Sabila BKM.Padaelo Putra 45.000.000
BM.PEMBUATAN JALAN LORONG PEKUBURAN EMBAE
429 PADAELO PUTRA SATRIANI
DESA TELLUMPANUAE 45.000.000
430 BONTO PERDANA ST.HIDAYAT HASNIATI BM PEMBUATAN MCK UJUNG BO\ULO KAB. MAROS 10.000.000
BM PEMBANGUNAN SANGGAR PENGAJIAN ALQUR'AN
431 BONTO PERDANA
ST.HIDAYAT HASNIATI DUSUN UJUNGBULO 20.000.000
BM PEMBANGUNAN SANGGAR PENGAJIAN AL-QUR'AN
432 PUTRA PATTONTONGAN 20.000.000
ST.HIDAYAT HASNIATI DUSUN CENRANAE DESA MA'RUMPA
BM PEKERJAAN PEMBUATAN MCK DUSUN
433 TODDOPULIA SULTAN.S,SI
SABANTANG DESA TODDOPULIA KEC TANRALILI 10.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LORONG
434 TODDOPULIA SULTAN.S,SI
SAMPING TAMAN MAKAN PAHLAWAN 45.000.000
435 TODDOPULIA SULTAN.S,SI B.M Pengedaan konstruksi jaringan irigasi BKM Toddopulia
45.000.000
BM PEKERJAAN BANGUNA SALURAN DRAINASE
436 TODDOPULIA SULTAN.S,SI
SAMPING TAMAN MAKAN PAHLAWAN 45.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN PELATARAN MASJID
437 TODDOPULIA SULTAN.S,SI 50.000.000
BONTO LANGKASA DESA BONTO MATE'NE
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LORONG
438 TODDOPULIA SIKAPAYA SULTAN.S,SI 50.000.000
KAMP. BARANG DAYA
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LORONG BILLA
439 TODDOPULIA SIKAPAYA SULTAN.S,SI 50.000.000
DESA DAMAI
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALABN LORONG
440 TODDOPULIA SIKAPAYA SULTAN.S,SI 50.000.000
PABENTENGANG
BM PEKERJAAN PEMBUATAN SALURAN DRAINASE
441 TODDOPULIA SULTAN.S,SI
TALAMANGAPE KEL ALLEPOLEA 50.000.000
BM PEKEJAAN PEMBUATAN JALAN LORONG PAVING
442 TODDOPULIA SULTAN.S,SI
BLOK TALAMANGNGAPE KEL ALLEPOLEA 45.000.000

11
BKM
NO PEKERJAAN JUMLAH (Rp)
NAMA BKM KETUA BKM
BM PEKERJAAN PEMBUATAN JALAN LORONG PAVING
443 TODDOPULIA SULTAN.S,SI
BLOK TALAMANGNGAPE KEL ALLEPOLEA 20.000.000
444 MANGELORENG SYAMSUDDIN,SE BM.PEMBUATAN JALAN LORONG KALUKU 30.000.000
B.M Pembangunan MCK Dusun manggai pada BKM
445 MANGELORENG SYAMSUDDIN,SE 10.000.000
MANGGELORENG
BM PEMB PAGAR MASJID SODANGE DESA
446 SYAMSUDDIN,SE
MANGELORENG MANGELORENG 45.000.000
447 RAHMAT TAJUDDIN BM PEMBANGUNAN PASAR KACINGCING 110.000.000
448 DJASIRA TANRALILI UMAR DANI BM.PEMBUATAN JALAN LORONG BONTO CINDE 30.000.000
BM.PEKERJAAN PEMBANGUNAN SANGGAR
449 DJASIRA TANRALILI UMAR DANI 20.000.000
PENGAJIAN ALQURAN DESA DAMAI
BM PEKERJAAN PEMBUATAN SANGGAR PENGAJIAN
450 DJASIRA TANRALILI UMAR DANI 20.000.000
AL-QUR'AN DESA PATTATONTONGANG
BM PEMBUATAN JEMABATAN GANTUNG TIM PUSENG
451 BONTO TALLASA A. WAHYUDIN 90.000.000
KEC.CAMBA
BM PEKERJAAN PEMBUATAN DRAINESE PEMUKIMAN
452 BUTTA SALEWANGAN 45.000.000
LABUANG KEL.PETTUADAE KEC.TURIKAL KAB MAROS
DRS.HANAPING
BM PEKERJAAN PEMBUATAN PASAR DESA BENTENG
453 WASABBE PUTRA CHAERUL 110.000.000
GAJAH KEC TOMPOBULU
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN BAK TEMPAT WUDHU
454 KALABBIRANG NURHAEDA,HN 12.000.000
/ MCK MASJID NURUL MUKMINIM
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN SETAPAK
455 KALABBIRANG NURHAEDA,HN 25.000.000
PANAIKANG KEL LEANG-LEANG
BM.PEKERJAAN PEMBUATAN JALAN LORONG
456 BUTTA SALEWANGAN 49.000.000
DRS.HANAPING PEMUKIMAN LABUANG KEL.PETTUADAE
BM.PEMBUATAN JALAN LORONG MASEMBO (PAKET II)
457 LABBIRI TURIKAMASEANG A.ZAINUDDIN Krg.SOLONG
KEL.BAJUBODOA 45.000.000
458 TUNAS MUDA HARIANTO,SE BM. PEMBANGUNAN JALAN LORONG MANRIMISI CADDI
20.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LORONG
459 PANRE LINO A. AKHSANUL. KH 45.000.000
DUSUN PAJJAIYA DESA TUKAMASEA
BM PEMBUATAN JALAN SETAPAK PESANTREN DARUL
460 TELLUPOCCOE BURHANUDDIN 40.000.000
ISTIQAMAH
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LORONG
461 PANRE LINO A. AKHSANUL. KH 45.000.000
DUSUN TATTUMPUNG DESA ULUDAYA
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LORONG DESA
462 TUNAS MUDA HARIANTO,SE 45.000.000
BONTO MATE'NE
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LORONG
463 TODDOPULIA SULTAN.S,SI
PAMMELAKKANG JE'NE 45.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LORONG
464 TUNAS MUDA HARIANTO,SE 45.000.000
GALAGGARA II DESA MATTIRODECENG
BM PEKERJAAN [EMBUATAN TALUD & PEMASANGFAN
465 TUNAS MUDA HARIANTO,SE 45.000.000
PAVING BLOK KMPG.BARU-BARU
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN
466 PANRE LINO A. AKHSANUL. KH
PERMANEN DESA ULUDAYA 45.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LORONG
467 BINA MATTIRO DECENG
ABD LUKMAN LINGK.LANGKEANG KEL MATTIRODECENG 50.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN LORONG
468 PANRE LINO A. AKHSANUL. KH
DUSUN MATANA DESA TELLUMPOCCOE 45.000.000
BM .PEKERJAAN PEMBANGUNAN PAGAR MASJID KEL.
469 TODDO PULIA SIKAPAYA SULTAN.S,SI
BONTOA 50.000.000
BM.PEKERJAAN PEMASANGAN PAVING BLOK
470 TODDO PULIA SIKAPAYA SULTAN.S,SI PELATARAN MASJID DUSUN LALANG TEDONG DESA
AMPEKALE 50.000.000
BM.PEMBANGUNAN PELATARAN MASJID JNNATUL
471 TODDO PULIA SIKAPAYA SULTAN.S,SI
FIRDAUS KEL BONTOA 50.000.000
BM.PEMBANGUNAN RUANG REMAJA MASJID
472 WESABBE PUTRA CHAERUL
MA'RIFATULLAH KEL.TAROADA 40.000.000
BM. PEKERJAAN PEMASANGAN PAVING BLOK
473 TODDO PULIA SIKAPAYA SULTAN.S,SI 50.000.000
PELATARAN KANTOR POLSEK LAU
474 ADATONGENG ASRI RAJAB , S.Sos BM.PEMBANGUNAN POSYANDU KEL.ADATONGENG 30.000.000
BM PEMBUATAN MCK MASJID NURUL HIDAYAH
475 BONTOA UTAMA ABD.MALIK MAILUKA 25.000.000
LING.SAMBOTARA
476 BONTOA UTAMA ABD.MALIK MAILUKA BM PEMBUATAN TPA DESA KALUKU KEC TANRALILI 20.000.000
BM PEMBUATAN POSYANDU BTN H.BANCA
477 ALFIA REZKY Hj.NURLINDA 15.000.000
LING.SAMBOTARA

12
BKM
NO PEKERJAAN JUMLAH (Rp)
NAMA BKM KETUA BKM
BM PEMBUATAN MCK PESANTREN DARUL ISTIQAMAH
478 ALFIA REZKY Hj.NURLINDA
DUSUN BARAMBANG 10.000.000
479 TELLUPOCCOE BURHANUDDIN BM PEMBUATAN TPA BANIAGA KEL TAROADA 20.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN MCK LINGKUNGAN
480 SIPAKAMASE BORIBELLAYYA MUHAMMAD ABDU 10.000.000
PASANDANG KEL BORIBELLAYYA
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN MCK TOMPOLADANG
481 PANRE LINO A. AKHSANUL. KH 20.000.000
KEL SABILA
BM PEKERJAAN PEMBUATAN PELATARAN MASJID
482 SIPAKATAU NURUL HASANAH DUSUN SEGE-SEGERI DESA MINASA 45.000.000
MUH.QASIM NUR,S,Ag BAJI
BM PEMBUATAN MCK & BAK PENAMPUNGAN AIR
483 GASSING NINRI
TAROADA TAROGAU LINGK.MACCOPA 20.000.000
BM PEKERJAAN PEMBUATAN DRAINASE LINGK.BONTO
484 ADATONGENG ASRI RAJAB , S.Sos 20.000.000
PUASA
BM PEMBUATAN DRAINASE PAPAN LESTARI BTN HAJI
485 ALFIA REZKY BURHANUDDIN 40.000.000
BANCA LINGK.SAMBOTARA
BM PEMBUATAN DRAINASE LINGK.BALLU-BALLU KEL
486 TELLUPOCCOE BURHANUDDIN 45.000.000
TAROADA
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE
487 PANRE LINO A. AKHSANUL. KH
TK NURUL IKHSAN TUMALIA KEL ADATONGENG
30.000.000
BM PEKERJAAN PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE
488 PANRE LINO A. AKHSANUL. KH
DESA ALLAERE 45.000.000
BM PEKERJAN [PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE
489 PANRE LINO A. AKHSANUL. KH
BULU-BULU DESA MA'RUPA 45.000.000
BM PEKERJAAN GAPURA MACCOPA-AMMARANG KEL.
490 WESABBE PUTRA CHAERUL
TAROADA KEC. TURIKALE 185.000.000
BM PEMBANGUNAN PELATARAN PAVING BLOK
491 SALEWATAN ABD. HARIS
SANGGAR PENGAJIAN AL-QUR'AN PEMUDA KASSI 40.000.000
BM EMBANGUNAN JALAN LORONG KOMPL. ASRAMA
492 PANRE LINO A. AKHSANUL. KH 49.250.000
PORRES MAROS
PEMBUATAN BAK PENAMPUNGAN AIR TANETE
493 HIDAYAT MUHAMMAD ANSAR 12.000.000
PANASA DESA BENTENG GAAH
494 TARUNA BULUE MUHAMMAD AMIR PEMB. MCK BULU-BULU MARUMPA 10.000.000
495 WESABBE PUTRA CHAERUL BM PEKERJAAN PEMBUATAN MCK BONTO TALLASA 20.000.000
496 BONTO TALLASA A. WAHYUDIN BM. SANGGAR PENGAJIAN BONTO TALLASA 15.000.000
497 WESABBE PUTRA CHAERUL BM PEMBUATAN JALAN LORONG LINK. MACCOPA 47.000.000
JUMLAH 17.900.250.000

13
Lampiran 1b
Daftar Paket Pekerjaan BKM Tunas Muda
Tahun Anggaran 2007

NO PEKERJAAN JUMLAH (Rp)


A. Diserahkan kepada H. Hariana Laodi
1 Pembangunan Jalan Lorong Bontoapaddingin 40.000.000,00
2 Pembangunan Jalan Lorong Suli - Suli 40.000.000,00
3 Pembangunan Jalan Lorong Marannu 40.000.000,00
4 Pembangunan Saluran Drainase SMP 3 Bontoa Ramba Ds. Bontoa Mate'ne 45.000.000,00
5 Pemasangan Paving Blok Pelataran Masjid Ama'rang Kec. Tanralili 40.000.000,00
6 Pembangunan Jalan Lorong Dusun Sakeang Ds. Benteng Gajah Tanralili 45.000.000,00
7 Pembangunan Jalan Lorong Paving Blok Halaman Masjid Ama'rang 40.000.000,00
8 Pembangungan Jalan Lorong Kurusamange Tanralili 45.000.000,00
9 Pembangunan Jalan Lorong Desa Damai 45.000.000,00
10 Pembangunan Jalan Lorong Lingkungan Baniaga Kel. Taroade Kec. Turikale 45.000.000,00
11 Pembangunan Jembatan Kayu Lingk. Kampung Baru 40.000.000,00
12 Pembangunan Jalan Lorong Cempagaya Ds. Tupabbiring Kec. Bontoa 45.000.000,00
13 Pembangunan Jalan Lorong Desa Damai 45.000.000,00
14 Pembangunan Jalan Lorong Paving Block Dusun Lalang Tedong Ampekale 50.000.000,00
15 Pembangunan Saluran Drainase Ongkoe Ds. Tellumpoccoe Marusu 35.000.000,00
16 Pembangunan Saluran Drainase Dusun Mappaenrang Ds. Kurusumange 40.000.000,00
17 Pembangunan Pagar Masjid Ballu - Ballu Kel. Taroada 45.000.000,00
18 Pembangunan Pelataran Masjid Sakeang Ds. Benteng Gajah Tompobulu 40.000.000,00
19 Pembangunan Pelataran Masjid Talamangape Utara Kel. Raya Turikale 35.000.000,00
20 Pembangunan Posyandu Dusun Mangai Ds. Damai Kec. Tanralili 20.000.000,00
21 Pembangunan Jalan Lorong paving block Barambang 80.000.000,00
22 Pembangunan Pagar Masjid Kalli - Kalli Kel. Taroada Turikale 45.000.000,00
23 Pembangunan Pelataran Masjid Panasakkang Kec. Tanralili 50.000.000,00
24 Pembangunan Jalan Lorong Biringkaloro Kec. Tanralili 45.000.000,00
25 Pembangunan Jalan Lorong Sabantang Kec. Tanralili 45.000.000,00
26 Pembangunan Jalan Lorong Bonto Ramba Kec. Tanralili 45.000.000,00
27 Pembangunan Jalan Lorong Lingkungan Balang Ds. Allepolea Kec. Lau 45.000.000,00
28 Pembangunan Jalan Lorong Desa Bonto Mate'ne Kec. Mandai 45.000.000,00
29 Pembangungan Jalan Lorong Kel. Borong Kec. Tanralili 50.000.000,00
30 Pembangungan Jalan Lorong Baniaga Kel. Taroada Kec. Turikale 45.000.000,00
31 Pembangungan Jalan Lorong Kampala Kel. Soreang Kec. Lau 50.000.000,00
32 Pembangungan Jalan Lorong Kel. Soreang Kec. Lau 45.000.000,00
33 Pembangunan Saluran Drainase Dusun Bonto Ulu Ds. Tellumpoccoe 45.000.000,00
34 Pembangungan Jalan Lorong Pattallassang Ds. Tunikamaseang Bontoa 40.000.000,00
35 Pembangungan Jalan Lorong Ds. Je'ne Taesa Kec. Simbang 45.000.000,00
36 Pembangungan Jalan Lorong Ds. Je'ne Taesa Kec. Simbang 45.000.000,00
37 Pembangunan Pasar Desa Nisomabalia Kec. Marusu 110.000.000,00
Jumlah A 1.695.000.000,00
B. Dikerjakan oleh BKM Tunas Muda
38 Pembangunan Saluran Drainase Betang 20.000.000,00
39 Pemasangan Paving Blok Jalan Samping Masjid Nurul Rahma Betang 40.000.000,00
40 Pembangunan Sang. Penga. Al Quran Betang Kel. Baju Bodoa 20.000.000,00
41 Pembangunan Jalan Lorong Bontoa Kappng Ds. Tukamasea 25.000.000,00
42 Pembangunan Talud dan Paving Blok Sirtu Kamp. Baru 45.000.000,00
43 Pembangunan MCK Betang Kel. Baju Bodoa Kec. Maros Baru 10.000.000,00
44 Pemeliharaan dan Renovasi Atap Masjid Al - Furqan H. Banca 35.000.000,00
45 Pembangunan Jalan Lorong Kamp. Cedde Kel. Baju Bodoa Maros Baru 45.000.000,00
46 Pembangunan Saluran Drainase Lingk. Betang Kel. Baju Bodoa 30.000.000,00
47 Pembangunan Saluran Drainase Kamp. Cedde Kel. Baju Bodoa 35.000.000,00
48 Pembangunan Jalan Lorong Panaikang Kel. Baju Bodoa Kec. Maros Baru 45.000.000,00
49 Pembangunan Jalan Lorong Batang Kel. Baju Bodoa 25.000.000,00
50 Pembangunan MCK Betang Kel. Baju Bodoa Kec. Maros Baru 10.000.000,00
51 Pembangunan MCK dan Sumur Bor Lingk. Maccopa 20.000.000,00
52 Pembangunan Pagar Kuburan Camba Kec. Camba 40.000.000,00
53 Pembangunan Jalan Lorong Mannaungi Kel. Baju Bodoa 20.000.000,00
54 Pembangunan Jalan Lorong Galaggara II Ds. Mattiro Deceng Kec. Lau 45.000.000,00
Jumlah B 510.000.000,00
C. Diserahkan kepadanA. Darmawan HD, SE dan Lukman
55 Pembangunan Sang. Penga. Al Quran Baju Bodoa 20.000.000,00
56 Pembangunan MCK Masembo Kec. Maros Baru 2 unit 20.000.000,00
Jumlah C 40.000.000,00
JUMLAH A + B + C 2.245.000.000,00
Lampiran 1c
Daftar Paket Pekerjaan BKM Panjalingan
Tahun Anggaran 2007

NO PEKERJAAN JUMLAH (Rp)


A. Dikerjakan oleh BKM Panjalingan
1 Pembangunan MCK 42.000.000,00
2 Pembangunan Saluran Drainase Pasar Panjalingan 35.000.000,00
3 Pembangunan Pelataran Pasar Panjalingan 30.000.000,00
4 Pembangunan Los Kering Pasar Panjalingan 45.000.000,00
5 Pembangunan Jalan Lorong Marannu 40.000.000,00
6 Penimbunan SD Inpres Marannu 25.000.000,00
7 Pembangunan Pelataran Pasar Panjalingan 30.000.000,00
8 Pembangunan MCK Kel. Syariah 42.000.000,00
Jumlah A 289.000.000,00
B. Diserahkan kepada H.A. Muslimin, SE
9 Pembangunan Jembatan Kokoa Desa Marannu 15.000.000,00
10 Pembangunan Jalan Lorong Cabbella Kel. Maccini Baji 7.500.000,00
11 Pembangunan Jembatan Kayu Cabbella Kel. Maccini Baji 45.000.000,00
Jumlah B 67.500.000,00
JUMLAH A + B 356.500.000,00
Lampiran 2
PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
REKAPITULASI KELEBIHAN PEMBAYARAN TUNJANGAN KOMUNIKASI INTENSIF ANGGOTA DPRD
TAHUN ANGGARAN 2007

Tunjangan Komunikasi Intensif


NO NAMA Lebih Diterima
Jumlah Diterima Jumlah Seharusnya
1 H. A. Burhanuddin PS 60.900.000,00 50.400.000,00 10.500.000,00
2 Ir. H. Muh. Hatta Rahman 60.900.000,00 50.400.000,00 10.500.000,00
3 H. A. Fahry Makkasau 60.900.000,00 50.400.000,00 10.500.000,00
4 Ir. Muh. Amri Yusuf 60.900.000,00 50.400.000,00 10.500.000,00
5 Drs. Muh. Arsyad 60.900.000,00 50.400.000,00 10.500.000,00
6 Ir. A. Sompa Wali 60.900.000,00 50.400.000,00 10.500.000,00
7 Ir. Abdul Syukur Thamrin 60.900.000,00 50.400.000,00 10.500.000,00
8 H. M Rusli Rasyid 60.900.000,00 50.400.000,00 10.500.000,00
9 H. Sirajuddin Haddade, SE, MH 60.900.000,00 50.400.000,00 10.500.000,00
10 Drs. H. A. Muh. Hatta Abdullah 60.900.000,00 50.400.000,00 10.500.000,00
11 Drs. Sudirman Mannaf, M.Si 60.900.000,00 50.400.000,00 10.500.000,00
12 A. Husain Rasul, SH 60.900.000,00 50.400.000,00 10.500.000,00
13 A. Arfan Abdullah 60.900.000,00 50.400.000,00 10.500.000,00
14 Drs. H. Achmad Yacub 60.900.000,00 50.400.000,00 10.500.000,00
15 Syamsuddin DM, BA 60.900.000,00 50.400.000,00 10.500.000,00
16 Hj. A. Ernawati Abdullah 60.900.000,00 50.400.000,00 10.500.000,00
17 A. Tenri Abeng, SE 60.900.000,00 50.400.000,00 10.500.000,00
18 Drs. H. Ambo Sappe 60.900.000,00 50.400.000,00 10.500.000,00
19 Hamja Tagga 60.900.000,00 50.400.000,00 10.500.000,00
20 Drs. H. Muh. Sirih 60.900.000,00 50.400.000,00 10.500.000,00
21 M. Said Patombongi 60.900.000,00 50.400.000,00 10.500.000,00
22 Abdul Halid 60.900.000,00 50.400.000,00 10.500.000,00
23 H. Abdul Mun'im Rasyid, S. Ag 60.900.000,00 50.400.000,00 10.500.000,00
24 Drs. H. Samalewa 60.900.000,00 50.400.000,00 10.500.000,00
25 H. Usman Kr. Taba 60.900.000,00 50.400.000,00 10.500.000,00
26 Drs. A. Muh. Hatta Patiroy 60.900.000,00 50.400.000,00 10.500.000,00
27 Agusnawati S.TP, M.Hum 60.900.000,00 50.400.000,00 10.500.000,00
28 Drs. H. A. Muh. Anas Rahim 60.900.000,00 50.400.000,00 10.500.000,00
29 S.M. Alwi Assaggaf 60.900.000,00 50.400.000,00 10.500.000,00
30 H. Supu Anwar Djalil 60.900.000,00 50.400.000,00 10.500.000,00
JUMLAH 1.827.000.000,00 1.512.000.000,00 315.000.000,00
Lampiran 3
KABUPATEN MAROS
DAFTAR BELANJA PERJALANAN DINAS DI BAPEDALDA YANG TIDAK SESUAI KETENTUAN
TAHUN ANGGARAN 2007

No dan Tanggal Maksud Yang Bukti Perjalanan Seharusnya


No Tujuan Selisih (Rp)
Tanggal BKU Perjalanan Perjalanan melakukan perjalanan Rincian Tarif (Rp) Hari Nilai (Rp) Hari Nilai (Rp)
1 /bku/2007 Bali 3-5 Desember KTT Global warming H.A. Nadjamuddin Aminulah uang saku 175.000,00 3 525.000,00
Bupati uang makan 125.000,00 3 375.000,00
angkutan setempat 150.000,00 3 450.000,00
penginapan 1.100.000,00 3 3.300.000,00
tiket PP 2.697.200,00
7.347.200,00 - 7.347.200,00

2 /bku/2007 Bali 3-14 Desember 2007 KTT Global warming H.A Burhanuddin uang saku 250.000,00 9 2.250.000,00
Ketua DPRD uang makan 350.000,00 9 3.150.000,00
angkutan setempat 200.000,00 9 1.800.000,00
penginapan 1.100.000,00 9 9.900.000,00
tiket PP 2.697.200,00
19.797.200,00 - 19.797.200,00

3 /bku/2007 Bali 3-14 Desember 2007 KTT Global warming Drs Sudirman Manaf, M.Si uang saku 150.000,00 9 1.350.000,00
Anggota DPRD uang makan 80.000,00 9 720.000,00
angkutan setempat 100.000,00 9 900.000,00
penginapan 1.100.000,00 9 9.900.000,00
tiket PP 1.608.000,00
14.478.000,00 - 14.478.000,00

4 /bku/2007 Bali 3-14 Desember 2007 KTT Global warming Hj Rubina Malik uang saku 175.000,00 11 1.925.000,00 5 875.000,00 1.050.000,00
Kepala Bapedalda uang makan 125.000,00 11 1.375.000,00 5 625.000,00 750.000,00
angkutan setempat 150.000,00 11 1.650.000,00 5 750.000,00 900.000,00
penginapan 1.100.000,00 11 12.100.000,00 5 5.500.000,00 6.600.000,00
tiket PP 1.608.000,00 1.608.000,00 -
18.658.000,00 9.358.000,00 9.300.000,00

5 /bku/2007 Bali 3-14 Desember 2007 KTT Global warming Drs U.Z. Tandirerung uang saku 175.000,00 11 1.925.000,00 5 875.000,00 1.050.000,00
Kabid Pengendalian Lingkungan uang makan 125.000,00 11 1.375.000,00 5 625.000,00 750.000,00
angkutan setempat 150.000,00 11 1.650.000,00 5 750.000,00 900.000,00
penginapan 850.000,00 11 9.350.000,00 5 4.250.000,00 5.100.000,00
tiket PP 1.608.000,00 1.608.000,00 -
15.908.000,00 8.108.000,00 7.800.000,00
No dan Maksud Yang Bukti Perjalanan seharusnya
Tujuan Hari Selisih
Tanggal BKU Perjalanan melakukan perjalanan Rincian Tarif Hari Nilai (Rp) Hari Nilai (Rp)

6 /bku/2007 Bali 3-14 Desember 2007 KTT Global warming A. Abdul Hamid, SE uang saku 175.000,00 11 1.925.000,00 5 875.000,00 1.050.000,00
Kabid Pemulihan Kualitas Lingk uang makan 125.000,00 11 1.375.000,00 5 625.000,00 750.000,00
angkutan setempat 150.000,00 11 1.650.000,00 5 750.000,00 900.000,00
penginapan 850.000,00 11 9.350.000,00 5 4.250.000,00 5.100.000,00
tiket PP 1.608.000,00 1.608.000,00 -
15.908.000,00 8.108.000,00 7.800.000,00

7 /bku/2007 Bali 3-14 Desember 2007 KTT Global warming Dra Husniati uang saku 80.000,00 11 880.000,00 5 400.000,00 480.000,00
Kasubag Program uang makan 80.000,00 11 880.000,00 5 400.000,00 480.000,00
angkutan setempat 80.000,00 11 880.000,00 5 400.000,00 480.000,00
penginapan 700.000,00 11 7.700.000,00 5 3.500.000,00 4.200.000,00
tiket PP 1.608.000,00 1.608.000,00 -
11.948.000,00 6.308.000,00 5.640.000,00

8 /bku/2007 Bali 3-14 Desember 2007 KTT Global warming Dra Hj Nurhayati Nurdin uang saku 80.000,00 11 880.000,00 5 400.000,00 480.000,00
Kasubag Kepegawaian uang makan 80.000,00 11 880.000,00 5 400.000,00 480.000,00
angkutan setempat 80.000,00 11 880.000,00 5 400.000,00 480.000,00
penginapan 700.000,00 11 7.700.000,00 5 3.500.000,00 4.200.000,00
tiket PP 1.608.000,00 1.608.000,00 -
11.948.000,00 6.308.000,00 5.640.000,00

9 /bku/2007 Bali 3-14 Desember 2007 KTT Global warming A. Anilawati, A. ST uang saku 80.000,00 11 880.000,00 5 400.000,00 480.000,00
Kasubag Keuangan uang makan 80.000,00 11 880.000,00 5 400.000,00 480.000,00
angkutan setempat 80.000,00 11 880.000,00 5 400.000,00 480.000,00
penginapan 700.000,00 11 7.700.000,00 5 3.500.000,00 4.200.000,00
tiket PP 1.608.000,00 1.608.000,00 -
11.948.000,00 6.308.000,00 5.640.000,00

10 /bku/2007 Bali 3-14 Desember 2007 KTT Global warming Hasrullah uang saku 50.000,00 11 550.000,00 5 250.000,00 300.000,00
Staf Bappeda uang makan 50.000,00 11 550.000,00 5 250.000,00 300.000,00
angkutan setempat 50.000,00 11 550.000,00 5 250.000,00 300.000,00
penginapan 450.000,00 11 4.950.000,00 5 2.250.000,00 2.700.000,00
tiket PP 1.608.000,00 1.608.000,00 -
8.208.000,00 4.608.000,00 3.600.000,00
TOTAL 136.148.400,00 49.106.000,00 87.042.400,00
Lampiran 4
PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
REKAPITULASI PEMBAYARAN HONORARIUM DI DINAS PARIWISATA YANG TIDAK SESUAI KETENTUAN
TAHUN ANGGARAN 2007

Pembayaran Honor Seharusnya Lebih bayar


Jabatan dalam Pagu Anggaran
NO No/Tgl BKU Kegiatan Penerima Jumlah yang
Kepanitiaan Tarif Pph 15 % Jumlah yang Diterima Kegiatan Tarif Pph 15 % Pph 15 % Honor yang Diterima
Diterima
1 357 /BKU/XI/2007 29 Nov 2007 Honor Panitia Pelaksana H Abd Rasyid, S.Sos Ketua 3.000.000,00 450.000,00 2.550.000,00 105.891.000 300.000,00 45.000,00 255.000,00 405.000,00 2.295.000,00
kegiatan Pengembangan Daerah
360.000,00 2.040.000,00 37.500,00 212.500,00 322.500,00 1.827.500,00
Tujuan wisata (Pemb Tangga Drs Guntur Sekretaris 2.400.000,00 7.200.000 250.000,00
Obyek wisata air panas realolo) 270.000,00 1.530.000,00 30.000,00 170.000,00 240.000,00 1.360.000,00
Abd Halis Abubakar Anggota 1.800.000,00 1 X kegiatan 200.000,00
7.200.000,00 1.080.000,00 6.120.000,00 750.000,00 112.500,00 637.500,00 967.500,00 5.482.500,00
- -
2 354 /BKU/XI/2007 16 Nov 2007 Honor Panitia Pelaksana Syahruddin,BA Pengguna anggaran 4.200.000,00 630.000,00 3.570.000,00 367.303.000 800.000,00 120.000,00 680.000,00 510.000,00 2.890.000,00
kegiatan peningkatan
pembangunan sarana dan Leo Radjab Umar 540.000,00 3.060.000,00 800.000,00 120.000,00 680.000,00 420.000,00 2.380.000,00
Ketua 3.600.000,00 12.300.000
prasarana pariwisata (Pemb. 405.000,00 2.295.000,00 800.000,00 120.000,00 680.000,00 285.000,00 1.615.000,00
Rangka penguat pintu gerbang HM Yusuf Sekretaris 2.700.000,00 2 X kegiatan
1.800.000,00 800.000,00 800.000,00 - 1.000.000,00
Faizal Anggota 1.800.000,00
12.300.000,00 1.575.000,00 10.725.000,00 3.200.000,00 360.000,00 2.840.000,00 1.215.000,00 7.885.000,00
- -
3 351 /BKU/XI/2007 16 Nov 2007 Honor Panitia Pelaksana Syahruddin, BA Pengguna anggaran 4.800.000,00 720.000,00 4.080.000,00 177.608.000 400.000,00 60.000,00 340.000,00 660.000,00 3.740.000,00
kegiatan , Kegiatan 612.000,00 3.468.000,00 300.000,00 45.000,00 255.000,00 567.000,00 3.213.000,00
Yusriadi Arief Ketua 4.080.000,00 14.880.000
Pengembangan Jenis dan Paket
540.000,00 3.060.000,00 37.500,00 212.500,00 502.500,00 2.847.500,00
Wisata Unggul (Pembuatan Ruben Ando Sekretaris 3.600.000,00 1 X kegiatan 250.000,00
Harun Pratama Anggota 2.400.000,00 2.400.000,00 200.000,00 200.000,00 - 2.200.000,00
14.880.000,00 1.872.000,00 13.008.000,00 1.150.000,00 142.500,00 1.007.500,00 1.729.500,00 12.000.500,00
- -
4 252 /BKU/X/2007 '31 agustus 20Honor Panitia Pelaksana Syahruddin, BA Pengguna anggaran 1.200.000,00 180.000,00 1.020.000,00 89.368.064 400.000,00 60.000,00 340.000,00 120.000,00 680.000,00
kegiatan, pengadaan kendaraan Sri Rejeki Ketua 1.020.000,00 153.000,00 867.000,00 300.000,00 45.000,00 255.000,00 108.000,00 612.000,00
dinas roda 2 sebanyak 3 unit 900.000,00 250.000,00 - 650.000,00
Fatmawati Sekretaris 900.000,00 3.720.000 250.000,00
Harun Pratama Anggota 600.000,00 600.000,00 1 X kegiatan 200.000,00 200.000,00 - 400.000,00
3.720.000,00 333.000,00 3.387.000,00 1.150.000,00 105.000,00 1.045.000,00 228.000,00 2.342.000,00
- -
5 246 /BKU/X/2007 Honor Panitia Pelaksana Syahruddin, BA Pengguna anggaran 1.800.000,00 270.000,00 1.530.000,00 62.570.000 400.000,00 60.000,00 340.000,00 210.000,00 1.190.000,00
kegiatan pengadaan peralatan 229.500,00 1.300.500,00 300.000,00 45.000,00 255.000,00 184.500,00 1.045.500,00
Sri Rezeki Ketua 1.530.000,00 5.220.000
dan perlengkapan kantor
Siti syarifa Fauziah Sekretaris 1.530.000,00 1.530.000,00 1 X kegiatan 250.000,00 250.000,00 - 1.280.000,00
Rasdiana Dg Ngintang Anggota 360.000,00 360.000,00 200.000,00 200.000,00 - 160.000,00
5.220.000,00 499.500,00 4.720.500,00 1.150.000,00 105.000,00 1.045.000,00 394.500,00 3.675.500,00
TOTAL 43.320.000,00 5.359.500,00 37.960.500,00 - 7.400.000,00 825.000,00 6.575.000,00 4.534.500,00 31.385.500,00
Lampiran 5
Pemerintah Kabupaten Maros
Rekapitulasi Belanja Kegiatan SKPD yang Bersumber dari Belanja Bantuan Sosial
Tahun Anggaran 2007

No. Uraian Jumlah Penerima Penggunaan Sumber


1 Tgl. 13/01/2007 No. 74/06 Belanja Bantuan Sosial 17.500.000,00 H. Edy Burhan pembelian motor BBS Ormas
untuk Kelancaraan Tugas-tugas kemasyarakatan pada
Kantor Kelurahan Maccini Baji
2 Tgl. 12/01/2007 No. 54/04 Belanja Bantuan Sosial 8.105.000,00 Andi Rizal Pembelian tiket BBS Ormas
untuk Bantuan Tiket Perjalanan Kepada
Sdra.Drs.Anwar Mahmud danH.A.Ayarifuddin,AM
3 20.000.000,00 CIA Arifuddin pembuatan BBS Ormas
Tgl. 30/01/2007 No. 242/16Pembayaran Belanja kalender
Bantuan Sosial Kepada Central Informasi Aktual (CIA)
4 Tgl. 30/01/2007 No. 224/15 Belanja Bantuan Sosial 17.000.000,00 A. Davied Peralatan BBS Ormas
Kepada Kantor Kec.Bontoa dalam Rangka Syamsuddin operasional pukat
Pencegahan Nelayan Beroperasi dgnMenggunakan
Pukat Harimau
5 Tgl. 30/01/2007 No. 302/21 Belanja Bantuan Sosial 2.500.000,00 Sriyanti, S.Sos Pembelian tiket BBS Ormas
Kepada Sriyanti,S.Sos
6 Tgl. 22/01/2007 No. 216/15 Belanja Bantuan Sosial 13.580.000,00 Nuryadi Pembelian tiket BBS Ormas
Kepada Bagian KeuanganKasubag Anggaran,
Perbendaharaan dan H.Ralih
7 Tgl. 31/01/2007 No. 306/21Pembayaran Belanja 7.900.000,00 Nuryadi Pembelian tiket BBS Ormas
Bantuan Sosial Kepada H.A.Paharuddin dan
Nuryadi,S.Sos
8 Tgl. 31/01/2007 No. 238/16 Belanja Bantuan Sosial 5.250.000,00 Nuryadi Pembelian tiket BBS Ormas
Kepada Asrul Rifai dan M.Bakri untuk Bantuan Tiket
9 Tgl. 31/01/2007 No. 378/26 Belanja Bantuan Sosial 29.475.000,00 tanpa kwitansi Hanya RAB Dinas BBS Ormas
Kepada Dinas PU Kab.Maros dalam Rangka PU
Penanggulangan Banjir di Muara Sungai Maros
10 Tgl. 31/01/2007 No. 372/25 Belanja Bantuan Sosial 12.230.000,00 H. Syarifuddin Halid Pembelian tiket BBS Ormas
Kepada Ir.H.Baharuddin,MM
11 Tgl. 31/01/2007 No. 336/23 Belanja Bantuan Sosial 2.500.000,00 A. Asfriaty Aziz Pembelian tiket BBS Ormas
Kepada Asfriaty Azis,S.Sos
12 Tgl. 31/01/2007 No. 268/18 Belanja Bantuan Sosial 2.750.000,00 HA. Abdullah pembelian BBS Ormas
Kepada H.A.Abdullah.M handphone
13 Tgl. 01/02/2007 No. 390/33 Belanja Bantuan Sosial 19.000.000,00 Drs. H. M. Nawir, Disnaker BBS Ormas
Kepada Dinas Kependudukandan Tenaga Kerja dalam Msi
Rangka Percepatan Pembinaan Data Base
Kependudukan
14 Tgl.10/02/2007 No. 645/45 Belanja Bantuan Sosial 15.000.000,00 H.S. Zainuddin hand tractor BBS Ormas
Kepada Kepada Sdra.H.S.Zainuddin Puang Raga Puang Raga
untuk Pembelian SatuUnit Traktor
15 Tgl. 27/02/2007 No. 659/50 Belanja Bantuan Sosial 10.735.500,00 Drs. H. Sirajuddin, Ultah Satpol PP BBS Ormas
Keuangan Lainnya dalamRangka Persiapan Hari Ulang MM
Tahun Pol PP Ke 57di Kota Palopo
16 Tgl. 27/02/2007 No. 677/51 Belanja Bantuan Sosial 134.500.000,00 Drs. Irwansyah Ruang belajar BBS Ormas
Kepada Komite SMP Negeri 1 Maros Kasim, DM
17 Tgl. 12/02/2007 No. 555/44 Belanja Bantuan Sosial 15.140.000,00 H. Jabir Sila Paving Blok BBS Ormas
dalam Rangka Pemasangan Paving Blok di Halaman
Rumah Pemangku Adat( PINATI ) di Dusun
Biringkalora Desa Allaera
18 Tgl. 12/02/2007 No. 357/44 Belanja Bantuan Sosial 25.000.000,00 Drs. Drainase BBS Ormas
Kepada Kecamatan Cendrana dalam Rangka Mallarangeng,M.Si
Pembuatan Saluran Air Drainase
19 Tgl. 01/02/2007 No. 340/30 Belanja Bantuan Sosial 22.000.000,00 A. Mappelawa Penyisihan PBB BBS Ormas
Kepada Kelurahan Mario Pulana dan kelurahan S.Sos dan BBK
Cempaniaga Kelurahan
20 Tgl. 27/03/2007 No. 993/70 Belanja Bantuan Sosial 27.410.000,00 A. Mappelawa rehab ktr lurah BBS Ormas
Organisasi kemasyarakatan dalam Rangka Kegiatan S.Sos
Renovasi Kantor KelurahanMario Pulana Kec.Camba
21 17.800.000,00 H. Amir Hamzah Hanya RAB BBS Ormas
Tgl. 14/04/2007 No. 1424/98 Belanja Bantuan Sosial
Organisasi kemasyarakatan dalam Rangka Rahabiltasi
Jembatan Kayu KawasanObyek Wisata Bantimurung
22 Tgl. 12/04/2007 No. 1386/96 Belanja Bantuan Sosial 154.968.500,00 H. Amir Hamzah Hanya RAB BBS Ormas
Organisasi kemasyarakatan untuk Pembangunan
Rumah Tinggal Dua Lantai( Swakelola Kecamatan
Bantimurung Kec.Maros )
23 Tgl. 28/04/2007 No. 1658/112 Belanja Bnatuan Sosial 36.895.000,00 Abdullah Hanya RAB BBS Ormas
Organisasi kemasyarakatan dalam Rangka Perbaikan
Drinase dan PenimbunanBahu Jalan Poros Kassi Kebo-
Salarang
24 Tgl. 15/05/2007 No. 2151/144 Belanja Bantuan Sosial 15.000.000,00 Yuspiadi pembelian motor BBS Ormas
Organisasi kemasyarakatan dalam Rangka suraco jaya
Pelaksanaan Tugas-tugas Pamswakarsa Maros
No. Uraian Jumlah Penerima Penggunaan Sumber
25 Tgl. 31/05/2007 No. 2518/166 Belanja Bantuan Sosial 35.000.000,00 Emil Syahbuddin bkm BBS Ormas
Organisasi kemasyarakatan dalam Rangka
Pembangunan Saluran Drainase DesaMarannu
Kec.Lau Kab.Maros
26 Tgl. 05/06/2007 No. 2688/175 Belanja Bantuan Sosial 63.136.000,00 Firdaus talud BBS Ormas
Organisasi kemasyarakatan dalam Rangka Pekerjaan
Pembuatan Talud+Bahu Jalan Poros Salengrang-Kassi
Kebo Kec.Maros Baru
27 Tgl. 21/06/2007 No. 2804/182 Belanja Bantuan Sosial 24.150.000,00 H.A.Muslimin, SE SPMK Kegiatan BBS Ormas
Organisasi kemasyarakatan Kepada Masyarakat Desa PMD
Bonto Tallasa
28 Tgl. 09/07/2007 No. 3136/210 Belanja Bantuan Sosial 10.500.000,00 Nuryadi Pembelian tiket BBS Ormas
Kepada Sdra.A.Abd.Rahim Tayeb,
A.Darmawansyah,SE dan Husain,S.Sos
29 Tgl. 31/07/2007 No.3740/241 Belanja Bantuan Sosial 25.922.000,00 Nasruddin Majid Jalan lorong BBS Ormas
kemasyarakatan untuk Bantuan Jalan Lorong Dusun Tupabiring
Pepebulaeng DesaTupabiring
30 Tgl. 01/11/2007 No. 5008/323 Belanja Bantuan Sosial 42.359.000,00 H. A. Muslimin perbaikan BBS Ormas
Kepada Kepala Sekolah SDNo.52 Inpres Bawalangiri Usman sekolah
31 Tgl. 14/11/2007 No. 5144/331 Belanja Bantuan 45.500.000,00 Edy Burhan pengadaan BBS Ormas
Organisasi kemasyarakatan Kepada Para Kepala sarana prasarana
Lingkungan Se Kelurahan Maccini Baji kelurahan
32 Tgl. 29/12/2007 No. 6577/400 Belanja Bantuan Sosial 29.860.000,00 Drs. A. Bustam study komparatif BBS Ormas
Organisasi kemasyarakatan dalam Rangka Kunjungan
dan Magang Sintap di Sragen
33 Tgl. 16/01/2007 No. 276/69 Belanja Bantuan bagi 164.182.850,00 H. Abd. Gaffar, penghargaan BBS Ormas
pengelola PAD Bantimurung S.Sos pelampauan PAD
34 164.182.850,00 BBS Orpro
Tgl. 16/01/2007 No. 200/14 Belanja Bantuan Keuangan
Bagi Pengelola PAD pada Kawasan Bantimurung
Sebagai Penghargaan Pelampauan Target PAD
35 Tgl. 09/07/2007 No. 3196/207 Belanja Bantuan Sosial 7.500.000,00 C. Karman Sila BBS Orpro
Kepada Sdra.C.Karman Sila dalam Rangka Pembinaan
Penganugrahan Lencana dan Piagam Pertsandian
Sanapati XX Tahun
36 Tgl. 15/01/2007 No. 116/08 Bantuan Sosial Atas 28.250.000,00 nuryadi, s.sos pembelian tiket BBS Orpro
keberangkatan Tim Bawasda Propinsi dan Kabupaten
dalam Rangka Pemeriksaan Pembanguna Tahap II
37 Tgl. 15/01/2007 No. 112/08 Belanja Bantuan Sosial 30.000.000,00 CIA Arifuddin pembuatan BBS Orpro
Kepada Central Informasi Aktual ( CIA ) kalender
38 52.584.376,00 H. Tawakkal, S.Sos penghargaan BBS Orpro
Tgl. 31/01/2007 No. 380/27 Belanja Bantuan Keuangan target PAD
Bagi Pengelola PAD pada Kawasan Bantimurung
Sebagai Penghargaan Pelampauan Target PAD
39 Tgl. 30/04/2007 No. 1730/117 Belanja Bantuan Sosial 44.700.000,00 nuryadi, s.sos study komparatif BBS Orpro
Kepada Drs.H.M.Thamrin Ramli Ir.Thamrin Gassing,
Priyotno, Nuryadi,S.Sos, A.Ichwan Nadjamuddin dan
A.Syamsul Bachry dalam Rangka Kunjungan Kerja di
Medan, Batam dan Orientasi ke Singapura
40 Tgl. 31/05/2007 No. 2402/158 Belanja Bantuan Sosial 28.000.000,00 Syahruddin, BA study komparatif BBS Orpro
Kepada Kantor Dinas Pariwisata dan Seni Budaya
dalam Rangka Mengikuti Worhshop / Study Banding di
Bali
41 Tgl. 15/05/2007 No. 2139/143 Belanja Bantuan Sosial 27.500.000,00 H. A. Muslimin, SE PMD BBS Orpro
Kepada Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kab.Maros
Untuk Biaya Penyelenggaraan Lomba Desa dan Lomba
Kelurahan Tahun 2007
42 Tgl. 02/03/2007 No. 1866/126 Belanja Bantuan Sosial 30.000.000,00 Yuddin, SE Diknas BBS Orpro
Kepada Kantor Dinas Pendidikan Kab.Maros dalam
Rangka Hari Pendidikan Nasional Tanggal 2 Mei 2007
43 Tgl. 08/05/2007 No. 2027/136 Belanja Bantuan Sosial 76.649.000,00 nuryadi, s.sos study komparatif BBS Orpro
dalam Rangka Kunjungan / Penjajakan Kerjasama
Bisnis Antara Tim Perusahaan Daerah / Pengusaha
Kab.Maros Dengan Perusda / Pengusaha di Medan,
Batam dan Orientasi ke Singapura
44 Tgl. 31/01/2007 No. 322/22 Belanja Bantuan Sosial 70.000.000,00 A. Davied Kecamatan BBS Ekker
pada Kec.Bontoa Kab.Maros dalam Rangka Syamsuddin Bontoa
Pengadaan 2 Buah Unit Speed Boat
45 Tgl. 05/06/2007 No. 2678/175 Belanja Bantuan Sosial 35.000.000,00 Irianto Dinas Koperindag BBS Ekker
Ekonomi Kerakyatan dalam Rangka Pelatihan / Bintek
Tata Boga bagi UMKM pada Lokasi Permandian Alam
Bantimurung
46 Tgl. 27/02/2007 No. 655/50 Belanja Bantuan Keuangan 38.083.000,00 Nuryadi, S.Sos Tiket BBS
Dalam Rangka Temu Akbar Alumni ESQ Internasional Keagamaan
II Bukit Tinggi Padang Sumatera Barat
Jumlah 1.705.298.076,00
Lampiran 6
Rekapitulasi Belanja kepada Instansi Vertikal dalam Tahun Anggaran 2007

Realisasi
Uraian Jumlah Penerima Instansi dari Belanja
Komandan
Resort Militer
Tgl. 14/02/2007 No. 585/46 Belanja Bantuan Sosial 141/
Kepada Komandan Resort Militer 141/Todopuli Kodim Todopuli Kodim
1422 35.064.600,00 Guntur 1422 BBS Ormas

Tgl. 01/03/2007 No. 859/62Pembayaran Bantuan Sosial


kemasyarakatan Kepada Komando Operasi TNI
Angkatan Udara II PangkalanTNI AU Hasanuddin 7.500.000,00 Firmansyah TNI AU BBS Ormas
Tgl. 28/04/2007 No. 1642/111 Belanja Bantuan Sosial
Kepada Dan Brigif Linud 3/TBS dalam Rangka
Mengikuti Pelaksanaan PekanOlah Raga Angkatan
Darat ( PORAD ) di CilodongJawa Barat 15.000.000,00 A. Solihin TNI AD BBS Ormas
Tgl. 02/05/2007 No. 1870/126 Belanja Bantuan Sosial
Kepada Kostrad Kariango untuk Biaya Sewa Tenda
dan Kursi 24.730.000,00 Astina Faisal Kostrad BBS Ormas

Tgl. 29/11/2007 No. 5390/345 Belanja Bantuan Sosial


kemasyarakatan Kepada DANDIM 1422 Kab.Maros 9.314.000,00 Guntur Dandim 1422 BBS Ormas
Tgl. 31/01/2007 No. 326/22 Belanja Bantuan Sosial
Kepada Kapolres, Mantan Kapolres, Ketua DPRD,
PSS, Asisten 1, Ajudan BKD dan KNPI 66.400.000,00 Jakarta Tailor Polresta BBS Orpro

Tgl. 29/11/2007 No. 5366/343 Belanja Bantuan Sosial


Profesi Kepada Inka Affiliasi Brigif Linud 3 Kostrad 5.000.000,00 Asrin T Kostrad BBS Orpro
T l 29/06/2007 N
Tgl. No. 2892/188 B Belanja
l j O Operasional
i l
Penunjang Pemerintahan dan Kemasyarakatan Kepada Departemen Penunjang
Departemaen Agama Kec. Tanralili 25.000.000,00 H. Syukri Agama Operasional
Tgl. 06/07/2007 No. 3180/206 Pemb. Biaya
Opr.Penyelenggaraan Pemerintahan, Pembangunan
dan Pembinaan Kemasyarakatan Untuk Menunjang Kapolwil dan Penunjang
Kegiatan Pemkab. Maros 25.000.000,00 Haris Karim Kejaksaan Operasional
Tgl. 01/03/2007 No. 873/63 Biaya Koordinasi Antar
Muspida Untuk Bantuan 2 Unit Komputer pada Kodim Koordinasi
1422 Maros 10.000.000,00 Guntur Kodim 1422 Muspida
Tgl. 27/03/2007 No. 1079/76 Biaya Koordinasi Antar Koordinasi
Muspida Untuk Menunjang Kegiatan Kejari Maros 25.000.000,00 Haris Karim Kejari Muspida
Tgl. 05/04/2007 No. 1278/89 Biaya Koordinasi Antar Persit Chandra Koordinasi
Muspida Kepada Panitia HUT Persit Chandra Kirana 7.500.000,00 Guntur Kirana Muspida

Tgl. 15/04/2007 No. 1450/100 Biaya Koordinasi Antar


Muspida Kepada Kapolres Untuk Pengamanan
Terhadap Mentri RI 1 / Ketua Umum PDIP dan Koordinasi
Bantuan Pensertifikatan Tanah Asset Polresta Maros 8.753.700,00 Tanpa Nama Polresta Maros Muspida
Tgl. 04/04/2007 No. 1236/86 Biaya Koordinasi Antar Pengadilan Koordinasi
Muspida Kepada Ketua Pengadilan Negeri Maros 7.500.000,00 Tanpa Nama Negeri Muspida
Tgl. 04/04/2007 No. 1256/87 Biaya Koordinasi Antar
Muspida dalam Rangka Acara Lepas Sambut Ketua Koordinasi
Pengadilan Negari Maros 15.000.000,00 Kejari Muspida
Tgl. 02/04/2007 No. 1166/82 Biaya Koordinasi Antar
Muspida / Bantuan Untuk Kajari Maros pada Acara Koordinasi
Kunjungan Bapak Kajari di Kab. Maros 15.000.000,00 Haris Karim Kajari Muspida

Tgl. 20/04/2007 No. 1620/110 Biaya Koordinasi Antar Koordinasi


Muspida Kepada Komando Distrik Militer 1422 Maros 7.125.000,00 Guntur Kodim 1422 Muspida
Tgl. 30/04/2007 No. 1792/120 Biaya Operasional Tim
Pengawas dan Pengamanan Pasar Sentral dan
Penampungan Sementara PK-5 Terminal Marusu Kab. Koordinasi
Maros Untuk Bulan Juli s.d Desember 2006 76.680.000,00 Sainuddin Kodim 1422 Muspida
Tgl. 28/04/2007 No. 1628/111 Belanja Koordinasi Antar
Muspida Kepada Kapolres Maros Untuk Bantuan 3 Unit Polres, Kodim, Koordinasi
Komputer Pentium 4 24.000.000,00 Husain dan Satpol PP Muspida
Realisasi
Uraian Jumlah Penerima Instansi dari Belanja

Tgl. 28/04/2007 No. 1646/112 Biaya Koordinasi Antar


Muspida Untuk Bantuan Kantor Persit dan Lanjutan Koordinasi
Pembuatan Pagar Keliling pada Koramil 1422-01 / Lau 12.000.000,00 Guntur Kodim 1422 Muspida
Tgl. 31/05/2007 No. 2574/169 Biaya Koordinasi Antar
Muspida Kepada Brigade Lintas Udara 3 / TBS Yonof
Linud 432 Kariango Untuk Untuk Perbaikan Asrama / Koordinasi
Barak Prajurit 8.700.000,00 TNI AU, Kostrad Muspida
Kodim VII
Tgl. 15/05/2007 No. 2187/145 Biaya Koordinasi Antar Wirabuana
Muspida Kepada Kodim VII Wirabuana Batalyon Batalyon
Infantari 700 / Raider dalam Rangka HUT Ke 40 Yonif Infantari 700 / Koordinasi
700 Raider 5.000.000,00 Raider Muspida
Tgl. 29/06/2007 No. 2914/189 Biaya Koordinasi Antar
Muspida Kepada Pimpinan Majalah Antariksa Lanud Lanud Koordinasi
Hasanuddin 10.000.000,00 Muliadi M Hasanuddin Muspida
Tgl. 29/06/2007 No. 2908/189 Biaya Operasional pada
Ketua Pengadilan, Danlanud Hasanuddin, Brigif
Kostrad dan Pejabat Lingkup Pemda Maros Untuk Koordinasi
Bulan Desember 2006 12.500.000,00 Tanpa Nama honor muspida Muspida

Kodam VII /
Tgl. 30/07/2007 No. 3666/237 Biaya Koordinasi Antar Wirabuana
Muspida Kepada Kodam VII / Wirabuana Kepala Kepala Koordinasi
Babinminvetead 15.000.000,00 A. Hariyanto Babinminvetead Muspida
Tgl. 30/07/2007 No. 3616/233 Biaya Koordinasi Antar
Muspida Untuk Kajari Maros Drs.Syamsuddin Awing Koordinasi
dan Drs.Sudirman Manaf 60.000.000,00 Haris Karim Kajari, DPRD Muspida

Tgl. 30/07/2007 No. 3700/239 Biaya Koordinasi Antar Koordinasi


Muspida dalam Rangka Hari Ulang Tahun Kejaksaan 20.000.000,00 Haris Karim Kejaksaan Muspida
Tgl. 02/07/2007 No. 2990/195 Biaya Koordinasi Antar
Muspida dalam Rangka Hut Ke-43 Darma Pertiwi Koordinasi
Daerah G Tahun 2008 5.000.000,00 Guntur TNI AL Muspida
Tgl. 27/07/2007 No. 3480/225 Biaya Koordinasi Antar
Muspida Kepada Pengurus Federasi Aero Sport Koordinasi
Indonesia Propinsi Sul-Sel 10.000.000,00 Mengki Mailang TNI AU Muspida

Tgl. 31/07/2007 No. 3778/244 Biaya Koordinasi Antar Koordinasi


Muspida Kepada Komandan Yonif Linud 433/JS 8.000.000,00 Kusno Yonif Linud 433 Muspida
Tgl. 31/07/2007 No. 3766/243 Biaya Koordinasi Antar
Muspida Kepada Panitia Hut Bhayangkari Ke 61 Drs. MN.Didik Koordinasi
Polresta Maros 26.475.000,00 Andiyono Polresta Muspida
Tgl. 30/07/2007 No. 3642/235 Biaya Koordinasi Antar
Muspida pada Acara Rapat Muspida Se Sul-Sel dan 6 unsur Koordinasi
Rapat Muspida Tk.Kab.Maros 6.000.000,00 Yuspiadi muspida Muspida
Tgl. 11/07/2007 No. 3346/217 Biaya Koordinasi Antar
Muspida dalam Rangka Renovasi Pagar dan Taman Koordinasi
Polsekta Bantimurung 20.720.000,00 Husain Polresta Muspida
Tgl. 01/05/2007 No. 3194/207 Biaya Koordinasi Antar Koordinasi
Muspida Kepada Kejari Maros 10.000.000,00 Yuspiadi Kajari Muspida

Tgl. 03/07/2007 No. 3046/148 Biaya Koordinasi Antar Koordinasi


Muspida Kepada Kepala Kepolisian Resort Kota Maros 15.000.000,00 Husain Polresta Muspida

Tgl. 02/07/2007 No. 2998/195 Biaya Koordinasi Antar Koordinasi


Muspida Kepada Kepala Kepolisian Resort Kota Maros 15.000.000,00 Husain Polresta Muspida

Tgl. 27/07/2007 No. 3582/231 Biaya Koordinasi Antar Drs. MN.Didik Koordinasi
Muspida Kepada Kepala Kepolisian Resort Kota Maros 10.759.000,00 Andiyono Polresta Muspida

Tgl. 27/07/2007 No. 3574/231 Biaya Koordinasi Antar


Muspida Kepada Panitia Pelaksana Kejuaraan Sepak Koordinasi
Bola Dirgantara Cup XIV Tahun 2007 7.500.000,00 Agustinus TB TNI AU Muspida
Realisasi
Uraian Jumlah Penerima Instansi dari Belanja

Tgl. 27/07/2007 No. 3512/227 Biaya Koordinasi Antar


Muspida Kepada Kapolresta Maros dalam Rangka Koordinasi
Pekerjaan Taman Halaman Kantor dan Rumah Dinas 18.645.000,00 Ir. M. Subhan MM Polresta Muspida
Tgl. 27/07/2007 No. 3562/230 Biaya Penunjang
Operasional pada Muspida dan Pejabat Lingkup Koordinasi
Pemkab.Maros Untuk Bulan Maret 07 12.500.000,00 Tanpa Nama honor muspida Muspida
Tgl. 03/08/2007 No. 3868/250 Biaya Koordinasi Antar Koordinasi
Muspida Untuk Bulan Mei 2007 12.500.000,00 Tanpa Nama honor muspida Muspida
Tgl. 31/08/2007 No. 4334/279 Biaya Koordinasi Antar Koordinasi
Muspida Kepada Damdim 1422 Maros 7.500.000,00 Dandim 1422 Muspida
Tgl. 03/08/2007 No. 3898/252 Biaya Koordinasi Antar Koordinasi
Muspida Untuk Bln Februari 07 12.500.000,00 Tanpa Nama honor muspida Muspida
Tgl. 03/08/2007 No. 3896/252 Biaya Koordinasi Antar Koordinasi
Muspida Untuk Bln Januarai 07 12.500.000,00 isnawati honor muspida Muspida
Tgl. 28/08/2007 No. 4236/273 Biaya Koordinasi Antar
Muspida Kepada Ibu Ketua Persit Chandra Kirana, Ibu
Ketua Bhayangkari dan Istri Ketua DPRD Kab.Maros Persit KC,
dalam Rangka Mengikuti Bintek Organisasi Perempuan Kapt.Inf.Kamarud Bhayangkari, Koordinasi
di Jakarta 15.000.000,00 din dan DPRD Muspida

Tgl. 28/08/2007 No. 4144/267 Biaya Koordinasi Antar


Muspida Kepada Yayasan Kemala Bhayangkara
Daerah Sul-Sel Pengurus Cabang Kota Maros Untuk Koordinasi
Rehab Tk.Bhayangkari Kab.Maros 95.350.000,00 Asni A. Ahmad Bhayangkari Muspida

Kapten Arm.
Tgl. 13/09/2007 No. 4508/291 Biaya Koordinasi Antar Alvin.D.Sukardi
M
Muspida
id K
Kepada
d KKapten
t AArm. Alvin.D.Sukardi
Al i D S k di P Pasii IIntel
t l P i IIntel
Pasi t lKKodim
di Koordinasi
K di i
Kodim 1422 Maros 10.000.000,00 Guntur 1422 Maros Muspida

Tgl. 17/09/2007 No. 4552/293 Biaya Belanja Koordinasi


Antar Muspida Kepada Kapolsek Moncongloe dalam Kapolsek Koordinasi
Rangka Pengadaan Meubelair Kantor 23.500.000,00 Drs. Idrus Moncongloe Muspida
Tgl. 05/09/2007 No. 4446/287 Biaya Koordinasi Antar
Muspida Kepada Komando Daerah Militer VII Kodam VII /
Wirabuana Batalyan Infantri 700 / Raider dalam Wirabuana
Rangka Peresmian Aula Batalyon Lapangan Tennis Sentot Dwi Batalyan Infantri Koordinasi
dan Pagar di Markas Yonif 700 5.000.000,00 Purnomo 700/Raider Muspida
Tgl. 04/10/2007 No. 4778/308 Belanja Koordinasi Antar
Muspida Kepada Kostrad dalam Rangka Renovasi
Kolam Renang Kariango Desa Sudirman Kec.Tanralili Koordinasi
Kab.Maros 50.000.000,00 Achmad Solihin Kostrad Muspida
Tgl. 02/10/2007 No. 4734/305 Biaya Koordinasi Antar Dandim,
Muspida Kepada Damdim 1422, Ketua Pengadilan Pengadilan Koordinasi
Negeri dan Kejari Maros 15.970.000,00 Guntur dan Kajari Muspida
Tgl. 01/10/2007 No. 4708/304 Biaya Koordinasi Antar Koordinasi
Muspida Kepada Kejari Maros 20.000.000,00 Kejari Muspida
Tgl. 10/10/2007 No. 4810/311 Biaya Koordinasi Antar Koordinasi
Muspida Untuk Bulan April 2007 12.500.000,00 Tanpa Nama honor muspida Muspida
Tgl. 23/10/2007 No. 4834/312 Biaya Koordinasi Antar Koordinasi
Muspida Kepada Kepala Kajari Maros 30.000.000,00 Haris Karim Kajari Muspida
Tgl. 23/10/2007 No.4868/314 Biaya Koordinasi Antar
Muspida Kepada Pengadilan Negeri Maros dalam
Rangka Pembuatan / Penataan Taman Kantor Muhammad Pengadilan Koordinasi
Pengadilan Negeri Maros 25.000.000,00 Subhan Negeri Muspida

Tgl. 01/11/2007 No. 5074/327 Biaya Koordinasi Antar


Muspida Kepada Kapolres Maros dalam Rangka
Pengamanan Terhadap Wakil Presiden dan Wakil Koordinasi
Perdana Menteri Malaysia Selama 3 Hari di Makassar 11.693.000,00 Agussalim Polresta Maros Muspida
Tgl. 19/11/2007 No. 5186/333 Biaya Koordinasi Antar
Muspida Kepada Kepala Kepolisian Sektor Kota
Camba dalam Rangka Membangun Ruang Kerja dan Kapolsek Koordinasi
Papan Komando dan Satu Unit Komputer 7.000.000,00 Camba Muspida
Tgl. 29/11/2007 No. 5352/342 Biaya Koordinasi Antar Koordinasi
Muspida Kepada Kajari Maros 30.000.000,00 Haris Karim Kajari Muspida
Realisasi
Uraian Jumlah Penerima Instansi dari Belanja
Tgl. 29/11/2007 No. 5378/344 Biaya Koordinasi Antar
Muspida Kepada Kejaksaan Negeri Maros Sehubungan
Rencana Kedatangan Jaksa Angung Muda Tindak Koordinasi
Pidana Khusus dan Rombongan 20.000.000,00 Yusuf handoko Kejari Muspida

Tgl. 11/12/2007 No. 5501/353 Biaya Koordinasi Antar


Muspida Kepada Kejaksaan Negeri Maros Dalam Koordinasi
Rangka Kunjungan Kerja Wakil Kejaksaan Agung RI 30.000.000,00 Haris Karim Kejari Muspida
Tgl. 24/12/2007 No. 5643/362 Biaya Koordinasi Antar Koordinasi
Muspida Kepada Kodim 1422 Maros 5.400.000,00 Kodim 1422 Muspida
Tgl. 28/12/2007 No. 5735/367 Biaya Koordinasi Antar Koordinasi
Muspida Kepada KODIM 1422 500.000,00 Kodim 1422 Muspida
Tgl. 29/12/2007 No. 5947/376 Biaya Koordinasi Antar Koordinasi
Muspida Untuk Bulan Agu 2007 12.500.000,00 Yuspiadi honor muspida Muspida
Tgl. 29/12/2007 No. 5961/377 Biaya Koordinasi Antar Drs Armansyah mantan Koordinasi
Muspida Kepada Sdra. Drs.Armansyah Thay 16.038.000,00 Thay kapolres Muspida
Tgl. 29/12/2007 No. 5991/378 Biaya Koordinasi Antar Koordinasi
Muspida Untuk Bulan Juni 2007 12.500.000,00 Yuspiadi honor muspida Muspida
Tgl. 29/12/2007 No. 5993/378 Biaya Koordinasi Antar Koordinasi
Muspida Untuk Bulan Juli 2007 12.500.000,00 Nina Sarbina honor muspida Muspida
Tgl. 29/12/2007 No. 6015/379 Biaya Koordinasi Antar Koordinasi
Muspida Untuk Bulan Des 2007 12.500.000,00 Hj. Ilmi honor muspida Muspida
Tgl. 29/12/2007 No. 6017/379 Biaya Koordinasi Antar Hj. Rostina, Koordinasi
Muspida Untuk Bulan Nov 2007 12.500.000,00 S.Sos honor muspida Muspida
Tgl. 29/12/2007 No. 6075/381 Biaya Koordinasi Antar Koordinasi
Muspida Untuk Bulan Sep 2007 12.500.000,00 isnawati honor muspida Muspida
Tgl. 29/12/2007 No. 6314/389 Biaya Koordinasi Antar Koordinasi
Muspida Untuk Bulan Okt 2007 12.500.000,00 Yuspiadi honor muspida Muspida

Tgl. 29/12/2007 No. 6481/396 Biaya Koordinasi Antar


Muspida Kepada Kapolresta Maros Untuk Koordinasi
Pembangunan Aula Rumah Jabatan Kapolres Maros 114.428.000,00 Kapolres Muspida
Tgl. 29/12/2007 No. 6636/402 Biaya Koordinasi Antar Polresta Koordinasi
Muspida kepada Kapolres Kota Makasar 23.250.000,00 Mutawakkil Billa Makassar Muspida
Tgl 16 agustus 2007 Biaya rambu-rambu Kostrad Drs.H.Syukur Koordinasi
Kariango 15.400.000,00 Hamid Kostrad Muspida
Tgl. 03/08/2007 No. 3898/252 Biaya Koordinasi Antar Koordinasi
Muspida Untuk Bln Agustus 07 12.500.000,00 Sanawiah honor muspida Muspida
Tgl. 13/12/2007 No. 3898/252 Biaya Koordinasi Antar Drs. M.N.Didik Koordinasi
Muspida Kapolres Maros dalam rangka Pilgub 198.160.000,00 Andiono Polresta Maros Muspida
Tgl. 01/10/2007 No. 1463/1149 Biaya Koordinasi Antar Drs. M.N.Didik Koordinasi
Muspida kepada Kajari Maos 20.000.000,00 Andiono Kajari Muspida
Tgl. 11/04/2007 No. 1364/94 Belanja Bantuan Sosial
Ekonomi Kerakyatan Kepada AKBP Drs.Armansyah AKBP Armensyah
Thay 102.768.000,00 Tahy Polresta Maros BBS Ekker
Tgl. 27/02/2007 No. 699/53 Belanja Jasa Perihal
Penetapan Bagian/Hak Kab./ Kota Se Sul-Sel Atas Bagi
Hasil PKB, BBN-KB dan ABT Untuk Bulan November Koordinasi
dan Desember 2006 45.000.000,00 Muspida
Tgl. 27/03/2007 No. 1077/75 Biaya Koordinasi Dengan
Pemerintahan Untuk Pelaksanaan Konfirmasi Terhadap
Rancangan Dana Penyesuaian Infrastruktur Jalan dan Koordinasi
Lainnya 2007 15.000.000,00 Muspida
Tgl. 11/04/2007 No. 1350/93 Belanja Transaksi
Keuangan Untuk Biaya Operasional Pengurusan /
Penyaluran Dana Hasil PPh, PBB dan BPHTB Tahun Koordinasi
Anggaran 2007 45.000.000,00 Tanpa Nama Muspida
Tgl. 11/04/2007 No. 1366/94 Belanja Jasa Traksaksi
Keuangan Penyaluran Dana Bagi Hasil Pemerintahan
Kabupaten / Kota Atas Penerimaan Pem.Prop Unk Koordinasi
Bulan Januari 2007 30.000.000,00 Muspida

Tgl. 28/05/2007 No. 2279/151 Biaya Konsultasi Tim


Anggaran Pemda dan Anggaran Legeslatif Dengan
Direktur BKAD dalam Daerah Dalam Rangka Kegiatan Koordinasi
Penyesuaian Program dan Kegiatan dalam 38.800.000,00 Muspida
Realisasi
Uraian Jumlah Penerima Instansi dari Belanja
Tgl. 22/05/2007 No. 2229/148 Biaya Konsultasi dan
Koordinasi Ke Kantor MEMPEN RI dan BKN Jakarta
Untuk Kelancaraan Penyalesaian Usul Alokasi Koordinasi
Tambahan Formasi CPNS Tahun 2007 7.500.000,00 Muspida

Tgl. 15/05/2007 No. 2125/142 Biaya Konsultasi dengan


Departemen Keuangan RI Tentang Pelaksanaan
Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Keuangan Daerah Koordinasi
Berdasarkan Pemendagri No. 13 di Jakarta 13.525.000,00 Muspida
Tgl. 15/05/2007 No. 2127/143 Biaya Konsultasi Untuk
Mengajukan Dokumen Kelengkapan Usulan Dana
Penanganan Pasca Bencana Alam Tahun 2007 Koordinasi
Kepada Kementrian 31.370.000,00 Muspida
Tgl. 15/05/2007 No. 2129/143 Biaya Konsultasi Dengan
Departemen Keuangan RI Tentang Pinjaman BPD
Pemkab.Maros Untuk Pembangunan Terminal Tipe B di Koordinasi
Jakarta 18.525.000,00 Muspida
Tgl. 15/05/2007 No. 2119/142 Biaya Konsultasi
Rencana Penggunaan Dana Penyesuaian Infrastruktur Koordinasi
Jalan dan Lainnya TA.2007 21.480.000,00 Muspida

Tgl. 15/05/2007 No. 2131/143 Biaya Konsultasi Dengan


Dirjen Anggaran Departeman Keuangan RI Tentang Koordinasi
Pengalokasian Anggaran Pemda Kab.Maros 16.480.000,00 Muspida

Tgl. 15/05/2007 No. 2123/142 Belanja Koordinasi Ke


Dirjen Perbendaharaan Departemen Keuangan dalam Koordinasi
Rangka Pengajuan Pinjaman Pembangunan Terminal 47.200.000,00 Muspida
T l 26/06/2007 N
Tgl. No. 2838/185 B
Belanja
l j JJasa T
Transaksi
k i
Keuangan Perihal Penyaluran Dana Bagi Hasil Koordinasi
Pemkab Bulan Februari 2007 25.000.000,00 Sriyanti, S.Sos Muspida
Tgl. 30/07/2007 No. 3662/236 Biaya Koordinasi Antar
Muspida Kepada Sdra. H.Andi Fahri Makkasau dan Koordinasi
Syukur Thamrin 15.000.000,00 Haris Karim Muspida
Tgl. 09/07/2007 No. 3182/207 Biaya Koordinasi Antar
Muspida Kepada S.M.Alwy Assagaf dan Biaya Koordinasi
Operasional Pemerintahan 70.000.000,00 Haris Karim Muspida
Tgl. 17/07/2007 No. 3450/223 Biaya Koordinasi Antar
Muspida Kepada Togi Pardede Untuk Biaya Sewa / Koordinasi
Rental Kendaraan 1.750.000,00 H. Najamuddin Muspida

Tgl. 30/07/2007 No. 3670/237 Biaya Koordinasi


Pendapatan dengan Pemerintah Pusat Perihal
Pembinaan Bantuan Kepada Pemerintah Koordinasi
Kabupaten/Kota Propinsi Sul-Sel Tahun Anggaran 2007 40.000.000,00 Muspida

Tgl. 10/07/2007 No. 3276/212 Biaya Koordinasi dengan


Pemerintah Pusat dalam Rangka Mengikuti Rapat
Direktorat Pengelolaan Penerusan Pinjaman Gedung
Perbendaharaan IV ( Eks. Mahkama Agung ) di Jakarta Koordinasi
Pusat Kepada Sdra. Drs.H.A.Syamsul Fahry,MM 28.000.000,00 Haris Karim Muspida

Tgl. 03/07/2007 No. 3040/198 Biaya Koordinasi dengan


Pusat dalam Rangka Kunjungan Kerja Bapak Menteri
Pemberdayaan Aparatur Negara ( Mempan ) dan Ibu Koordinasi
Bersama Rombongan di Kab.Maros 37.300.000,00 Muspida

Tgl. 27/07/2007 No. 3498/226 Biaya Koordinasi Kepada


Badan Kepegawaian Daerah Dalam Rangka Membawa
Usul Penyempurnaan Daftar Nomonatif Tenga Honorer Koordinasi
Pengadaan CPNS Formasi Tahun 2006 di BKN Jakarta 7.500.000,00 Muspida

Tgl. 09/07/2007 No. 3184/207 Biaya Koordinasi Dengan


Pemerintah Pusat Untuk Pelaksanaan Konsultasi
dengan Dirjen Perimbangan Keuangan Departemen Koordinasi
Keuangan RI Tentang Penerimaan Dana DBH-SDA 20.745.000,00 Muspida
Realisasi
Uraian Jumlah Penerima Instansi dari Belanja
Tgl. 09/07/2007 No. 3172/206 Biaya Koordinasi Kepada
Kantor Kementrian Kesejahteraan Rakyat RI Untuk
Menerima Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Pasca Koordinasi
Bencana Alam 2007 23.770.000,00 Haris Karim Muspida
Tgl. 09/07/2007 No. 3176/206 Biaya Koordinasi
Pendapatan Dari Pemerintah dan Lembaga Pemerintah Koordinasi
Propinsi 45.000.000,00 Haris Karim Muspida
Tgl. 10/07/2007 No. 3274/212 Biaya Koordinasi Dengan
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Lainnya
dalam Pengembangan Sumber-Sumber Pendapatan di Koordinasi
Kab.Maros 52.500.000,00 Muspida

Tgl. 09/07/2007 No. 3190/207 Biaya Koordinasi dengan


Pemerintah Pusat Untuk Mengantar Perjanjian
Kerjasama Antar Pemkab.Maros dengan Kementrian
Bidang Koordinasi Kesejahteraan Rakyat Tentang Koordinasi
Penyaluran Dana Bantuan Bencana Alam Tahun 2007 14.275.000,00 Haris Karim Muspida
Tgl. 27/07/2007 No. 3500/226 Pembayaran Biaya
Koordinasi dalam Rangka Membawa Tambahan Dana
Usul Formasi PNS Daerah Kab.Maros Tahun 2007 di Koordinasi
Mempan dan BKN RI Jakarta 3.500.000,00 Muspida
Tgl. 10/07/2007 No. 3314/215 Biaya Koordinasi /
Konsultasi Kepada Sdra. H.Burhanuddin Nur,SE Untuk
Biaya Konsultasi dan Asistensi Perda APBD T.A 2007
Dengan Dirjen Perimbangan Keuangan Departemen
Keuangan Serta Konsultasi Pengunaan Sistem / Koordinasi
Program Sesuai 16.800.000,00 Muspida
Tgl. 13/08/2007 No. 3978/257 Biaya Koordinasi Antar
M
Muspida
id K
Kepadad PPesertat R
Raker
k P Polkam
lk M
Muspida
id Koordinasi
K di i
Kab.Maros 3.500.000,00 Yanas Pabokori Muspida
Tgl. 28/08/2007 No. 4154/268 Biaya Koordinasi /
Konsultasi dalam Rangka Mengurus Penyelesaian
Daftar Nominatif CPNS Pemkab.Maros 2006 di BKN Koordinasi
Jakarta 7.500.000,00 Muspida
Tgl. 16/08/2007 4090/264 Biaya Koordinasi
Penyelengaraan Pemerintahan Kpd Para Tokoh
Masyarakat dan Muspida dalam Rangka Peresmian Koordinasi
Wisma Bantimurung Tahap II di Jakarta 20.000.000,00 Nuryadi, S.Sos Muspida
Tgl. 03/08/2007 No. 3910/253 Biaya Koordinasi dengan
Pemerintah Pusat dalam Rangka Konsultasi Terkait
dengan Penyempurnaan Aplikasi Penyusunan APBD Koordinasi
T.A.2007 15.000.000,00 Darmawangsya Muspida
Tgl. 15/08/2007 No. 4002/259 Biaya Koordinasi dengan
Pemerintah Pusat Atas Penyaluran Bagian / Hak
Kabupaten / Kota Atas Penerimaan Propinsi Sul-Sel
T.A.2007 Untuk Bulan Mei 2007 di Mana Pemerintah
Kab.Maros Memperoleh Bagian Sebesar Rp. Koordinasi
837.571.073,- 35.000.000,00 Haris Karim Muspida
Tgl. 31/08/2007 No. 4336/282 Biaya Koordinasi
Pendapatan Perihal Dana Bagi Hasil PPH, PBB dan
BPHTB Tahun Anggarang 2007 No.0035.0, 0036.0, Koordinasi
0037.0 / 070 / -03.2 / 2007 180.000.000,00 Muspida

Tgl. 04/09/2007 No. 4426/286 Biaya Koordinasi


Pendapatan Kepada Konsultan Pajak Karya Bhakti
Group Tentang Perhitungan Kembali Kompensasi PPH Koordinasi
Pasal 21 yang Diperoleh Dari PNS dan Pemkab.Maros 482.369.791,75 Muspida
Tgl. 01/09/2007 No. 4418/285 Biaya Konsultasi dan
Koordinasi Dengan Departemen Keuangan dalam
Rangka Penetapan Dana DAU Dan DK Untuk T.A.
2008 Kepada Sdra. Ir.Baharuddin,MM dan
Ir.H.Muh.Hatta Rahman, Drs.H.Syamsu Fahry dan Koordinasi
H.Burhanuddin Nur,SE 40.600.000,00 Muspida
Tgl. 01/10/2007 No. 4712/304 Biaya Koordinasi
Pendapatan dari Pemerintah Propinsi Penyaluran
Dana Bagi Hasil dari Pemerintah Propinsi ke Pmerintah Koordinasi
Kabupaten 40.000.000,00 Haris Karim Muspida
Realisasi
Uraian Jumlah Penerima Instansi dari Belanja
Tgl. 01/10/2007 No. 4710/304 Biaya Koordinasi
Pendapatan dari Pemerintah Propinsi dalam Upaya
Menununjang Kelancaraan Pelaksanaan Administrasi
Penyaluran Dana Proyek IRTP-2 dari Kantor KPPN Koordinasi
Makassar Ke Kas Daerah Kab.Maros 45.000.000,00 Haris Karim Muspida

Tgl. 05/11/2007 No. 5078/327 Biaya Koordinasi Antar


Muspida Untuk Bantuan Pemkab.Maros Kepada Para Koordinasi
Muspida dan Pengamanan Wilayah Kab.Maros 87.500.000,00 Yuspiadi Muspida
Tgl. 01/11/2007 No. 4918/317 Biaya Koordinasi
Pendapatan dari Pemerintah Propinsi Perihal
Penyaluran Bagian / Hak Kabupaten / Kota atas Koordinasi
Penerimaan Propinsi Sul-Sel Untuk Bulan Juli 2007 35.000.000,00 Muspida
Tgl. 14/11/2007 No. 5142/331 Biaya Koordinasi
Pendapatan dari Pemerintah Propinsi Perihal
Penyaluran Dana Proyek IRTP-2, DAK dan Pasca
Bencana Alam Tahap II Tahun 2007 pada Kantor KPPN Koordinasi
Makassar Ke Kas Daerah 150.000.000,00 Muspida
Tgl. 01/11/2007 No. 4916/317 Biaya Koordinasi
Pendapatan dari Pemerintah Propinsi dalam Rangka
Pelaksanaan Konsultasi Dengan Dirjen Perimbangan Koordinasi
Keuangan Departemen Keuangan RI 50.000.000,00 Muspida
Tgl. 01/11/2007 No. 4982/321 Biaya Konsultasi /
Koordinasi dengan Departemen Keuangan dalam
Rangka Penetapan Dana Penyesuaian ( AD HOCK )
T.A 2007 Kepada Sdra. Drs.H.A.Syamsul Fahry dan Koordinasi
H.Burhanuddin Nur,SE 30.000.000,00 Muspida
Tgl. 14/11/2007 No. 5138/331 Biaya Konsultasi /
K di
Koordinasi id
dengan D
Departemen
t K
Keuangan d dalam
l
Rangka Pengurusan Dana Bantuan Pasca Bencana
Alam Tahun 2007 pada Kantor Kementrian Koordinasi
Bidang Kesejahtraan Rakyat Tanggal 02 s.d 04 Oktober Koordinasi
2007 15.000.000,00 Muspida
Tgl. 27/12/2007 No. 5683/364 Biaya Koordinasi
Pendapatan dan Pemerintah Propinsi Perihal
Penyaluran Bagi Hasil Bagian / Hak Kab. / Kota Atas Koordinasi
Penerimaan Propinsi Sul-Sel T.A 2007 45.000.000,00 Haris Karim Muspida
Tgl. 29/12/2007 No. 5753/368 Biaya Koordinasi
Pendapatan dengan Pemerintah Propinsi / Pemerintah Koordinasi
Pusat 50.000.000,00 Muspida
Tgl. 29/12/2007 No. 5793/370 Biaya Koordinasi dari Koordinasi
Pemerintah Propinsi 30.000.000,00 Muspida
Tgl. 29/12/2007 No. 5909/375 Biaya Koordinasi
Pendapatan dengan Pemerintah Propinsi / Pemerintah Koordinasi
Pusat 50.000.000,00 Muspida
Tgl. 29/12/2007 No. 6509/397 Biaya Koordinasi
Pendapatan dan Pemerintah Propinsi Perihal
Penyaluran Bagi Hasil Bagian / Hak Kab. / Kota Atas
Penerimaan Propinsi Sul-Sel T.A 2007 Unk Bulan Koordinasi
Oktober 2007 45.000.000,00 Haris Karim Muspida
Tgl. 29/12/2007 No. 6505/397 Biaya Konsultasi dan
Koordinasi dengan Departemen Keuangan Dalam
Rangka Penetapan Dana DAU dan DAK Untuk Tahun
Anggarang 2006 Kepada Sdra. Ir.Baharuddin,MM,
Ir.H.Hatta Rahman, Drs.Syamsul Fahry dan Koordinasi
H.Burhanuddin Nur,SE 40.600.000,00 Muspida
Tgl. 29/12/2007 6567/299 Baiaya Koordinasi Untuk
Pelaksamaan Tugas-Tugas pada Tingkat Pemerintah Koordinasi
Propinsi dan Pemerintah Pusat 35.000.000,00 Haris Karim Muspida
Tgl. 29/12/2007 No. 6662/403 Biaya Koordinasi Koordinasi
Pemerintah Pusat Untuk Pengankatan Honorer 17.500.000,00 Muspida
Jumlah 4.040.913.091,75

Anda mungkin juga menyukai