REPUBLIK INDONESIA
ATAS
LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL
TAHUN ANGGARAN 2009
DI
TANAH MERAH
ATAS
LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL
TAHUN ANGGARAN 2009
DI
TANAH MERAH
Nomor : 18/LHP/XIX.JYP/06/10
Tanggal : 14 Juni 2010
DAFTAR ISI
Halaman
2. NERACA………………………………............................................................... 3
Lampiran
Kepatuhan terhadap hukum, peraturan, kontrak, dan bantuan yang berlaku bagi Pemerintah
Kabupaten Boven Digoel merupakan tanggung jawab pemerintah daerah tersebut. Sebagai
bagian dari pemerolehan keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari
salah saji material, BPK RI melaksanakan pengujian terhadap kepatuhan Pemerintah
Kabupaten Boven Digoel terhadap peraturan (pasal-pasal tertentu hukum, peraturan, kontrak,
dan persyaratan bantuan). Namun, tujuan pemeriksaan BPK RI atas laporan keuangan adalah
tidak untuk menyatakan pendapat atas keseluruhan kepatuhan terhadap pasal-pasal tersebut.
Oleh karena itu, BPK RI tidak menyatakan suatu pendapat seperti itu.
LAPORAN KEUANGAN
1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Untuk Tahun yang berakhir sampai dengan 31 Desember 2009
(Audited)
(dalam rupiah)
Anggaran Setelah
Uraian Realisasi 2009 % Realisasi 2008
Perubahan
1
PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL
Anggaran Setelah
Uraian Realisasi 2009 % Realisasi 2008
Perubahan
BELANJA MODAL 346.317.037.257,19 278.622.622.821,96 80,45 259.240.165.408,00
Belanja Tanah 12.489.642.250,00 10.472.835.050,00 83,85 27.523.368.900,00
Belanja Peralatan dan Mesin 55.076.007.067,00 34.116.782.278,00 61,94 33.944.691.700,00
Belanja Gedung dan Bangunan 140.074.499.856,00 108.287.619.116,96 77,31 96.446.071.074,00
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 137.718.178.084,19 124.949.198.377,00 90,73 100.844.669.734,00
Belanja Aset Tetap Lainnya 958.710.000,00 796.188.000,00 83,05 481.364.000,00
PEMBIAYAAN
PENGELUARAN DAERAH
Pembentukan Dana Cadangan - - - -
Penyertaan Modal (Investasi) 2,000,000,000,00 2.000.000.000,00 100,00 2,000,000,000,00
Pemerintah Daerah
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan utama ini
2
PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL
2. NERACA
PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL
NERACA
Per 31 Desember 2009
(Audited)
(dalam rupiah)
PENAMBAHAN/
URAIAN 2009 (Audited) 2008 (Audited) %
PENGURANGAN
ASET/AKTIVA
ASET LANCAR
Kas di Kas Daerah 23.524.138.108,27 56.616.387.445,00 (33.092.249.336,63) (58,45)
Kas di Bendahara Penerimaan 2.651.633.440,00 - 2.651.633.440,00 -
Kas di Bendahara Pengeluaran 4.332.414.485,00 20.085.467.115,00 (15.753.052.630,00) (78,43)
Investasi Jangka Pendek - - - -
Piutang - - - -
Piutang Lain –Lain 588.037.000,00 1.045.474.705,00 (457.437.705,00) (43,75)
Persediaan
16.648.819.648,00 787.489.397,00 15.861.330.251,00 2.014,16
JUMLAH ASET LANCAR 47.745.042.681,27 78.534.818.662,00 (30.789.775.980,63) (39,20)
ASET TETAP
Tanah 31.784.537.850,00 21.405.922.250,00 10.378.615.600,00 48,48
Peralatan dan Mesin 125.825.578.412,00 106.708.762.230,40 19.116.816.181,60 17,91
Gedung dan Bangunan 281.218.244.264,96 257.119.868.203,00 24.098.376.061,96 9,37
Jalan, Jaringan dan Instalasi 414.305.903.274,00 341.447.472.063,00 72.858.431.211,00 21,33
Aset Tetap Lainnya 6.589.061.800,00 10.419.106.610,00 (3.830.044.810,00) (36,75)
Konstruksi Dalam Pengerjaan 56.685.994.561,00 42.668.001.298,00 14.017.993.263,00 32,85
JUMLAH ASET TETAP 916.409.320.161,96 779.769.132.654,40 136.640.187.506,56 17,52
DANA CADANGAN
Dana Cadangan 9.750.154.146,00 - 9.750.154.146,00 -
ASET LAINNYA
3
PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL
PENAMBAHAN/
URAIAN 2009 (Audited) 2008 (Audited) %
PENGURANGAN
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang PFK 148.952.743,00 5.216.725,00 143.736.018,00 2.755,30
Utang Bunga - - - -
- -
Utang Pajak
- -
Bagian Lancar Utang Jangka - -
Panjang - -
- -
Pendapatan Diterima Dimuka
- -
Utang Jangka Pendek Lainnya - - - -
JUMLAH KEWAJIBAN
JANGKA PENDEK 148.952.743,00 5.216.725,00 143.736.018,00 2.755,30
KEWAJIBAN JANGKA
PANJANG
Utang Dalam Negeri - - - -
Utang Luar Negeri - - - -
JUMLAH KEWAJIBAN
JANGKA PANJANG - - - -
EKUITAS DANA
EKUITAS DANA LANCAR
SiLPA 27.707.599.850,27 76.696.637.835,00 (48.989.037.985,27) (63,87)
Cadangan Piutang 588.037.000,00 1.045.474.705,00 (457.437.705,00) (43,75)
Cadangan Persediaan 16.648.819.648,00 787.489.397,00 15.861.330.251,00 20,14,16
Dana yang Harus Disediakan
untuk Pembayaran Utang
Jangka Pendek - - - -
Pendapatan yang
Ditangguhkan 2.651.633.440,00 - 2.651.633.440,00 -
JUMLAH EKUITAS DANA
LANCAR 47.596.089.938,27 78.529.601.937,00 (30.933.511.999,27) (39,39)
4
PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL
PENAMBAHAN/
URAIAN 2009 (Audited) 2008 (Audited) %
PENGURANGAN
5
PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL
(dalam rupiah)
6
PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL
7
PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL
8
9
PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL
b. Dasar Hukum
Dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Boven Digoel
tahun 2009 telah memperhatikan ketentuan peraturan perundangan sebagai berikut:
1) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah;
2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;
10
c. Tinjauan Ekonomi
1) Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto 2004-2008
Perencanaan pembangunan ekonomi membutuhkan data statistik sebagai
dasar perencanaan dan penentuan strategi kebijakan, agar sasaran pembangunan
dapat dicapai dengan tepat. Strategi kebijakan yang telah dilaksanakan pada
tahun-tahun sebelumnya perlu dievaluasi. Data statistik merupakan ukuran
kuantitas, mutlak diperlukan untuk memberikan gambaran keadaan rnasa lalu
dan masa kini, serta sasaran yang ingin dicapai dimasa yang akan datang. Oleh
karena data statistik merupakan ukuran kuantitas, maka program-program
pembangunan yang telah dilakukan dapat diukur tingkat keberhasilan maupun
11
2) Perkembangan Ekonomi
Istilah perkembangan ekonomi digunakan secara bergantian dengan istilah
pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan ekonomi, kemajuan ekonomi, dan
perubahan jangka panjang. Istilah pertumbuhan, kemajuan, atau perkembangan
hanya sebagai variasi yang selanjutnya disebut dengan sinonim.
Selama lima tahun terakhir, puncak pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Boven Digoel terjadi pada tahun 2006 dimana saat itu melaju sebesar 17,75
persen. Setelah itu, pertumbuhan melambat secara dratis menjadi 5,33 persen
pada tahun berikutnya dan kembali meningkat meskipun tidak setinggi tahun
2006 menjadi 7,94 persen pada tahun 2008. Pertumbuhan 7,94 % tersebut pada
tahun 2008 tersebut, sebesar 4,50 persen berasal dari sektor bangunan.
Tingginya share sektor ini karena kontribusinya yang cukup tinggi disertai
pertumbuhan yang cukup tinggi di tahun 2008 (36,45 persen). Pertumbuhan ini
merupakan yang tertinggi diantara sektor-sektor ekonomi yang ada di
Kabupaten Boven Digoel.
Sektor jasa-jasa dengan pertumbuhan sebesar 9,14 persen pada tahun 2008
menyumbang sebesar 0,80 persen terhadap total pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Boven Digoel tahun 2008.
Selanjutnya sektor perdagangan, hotel dan restoran, meskipun peranannya
12
terhadap PDRB Kabupaten Boven Digoel tidak terlalu tinggi namun karena
pertumbuhannya cukup tinggi pada tahun 2008 yakni sebesar 18,12 persen
membuatnya mampu menyumbang sebesar 0,71 persen pada pertumbuhan
ekonomi 7,94 persen.
Setelah sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pertanian pada tahun
2008 dengan pertumbuhan yang cukup rendah dibanding sektor lainnya
berperan sebesar 0,69 persen pada total pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Boven Digoel.
Sementara itu, sektor dengan peranan tertinggi di tahun 2008 hanya
menyumbang 0,52 persen terhadap total pertumbuhan ekonomi 7,94 persen. Hal
ini disebabkan karena rendahnya pertumbuhan sektor ini yang terjadi pada
tahun 2008 hanya 1,10 persen dan merupakan yang terendah diantara sektor-
sektor ekonomi di Kabupaten Boven Digoel. Sedang sektor lainnya
menyumbang dibawah 0,35 persen dengan sektor listrik dan air bersih
merupakan penyumbang terkecil (0,001 persen).
3) Struktur Perekonomian
Struktur ekonomi suatu daerah sangat ditentukan oleh besarnya sumbangan
atau peranan masing-masing sektor ekonomi dalam membentuk nilai tambah di
suatu daerah. Sektor ekonomi yang memberikan sumbangan paling besar
terhadap pembentukan PDRB merupakan sektor yang memimpin (leading
sector). Sektor tersebut merupakan sektor yang memberikan warna terhadap
struktur perekonomian suatu daerah. Sedikit saja terjadi perubahan, baik harga
maupun produksi akan berdampak kepada pembentukan nilai tambah pada
sektor tersebut, dan pada akhirnya menyebabkan perubahan struktur
perekonomian suatu daerah.
Perekonomian Kabupaten Boven Digoel hingga tahun 2008 masih
didominasi oleh sektor industri pengolahan. Namun demikian, dalam lima tahun
terakhir peranan sektor ini terhadap PDRB mengalami penurunan yang cukup
signifikan. Tahun 2004, kontribusi sektor ini adalah 62,62 persen dan terus
mengalami penurunan dan hanya menjadi 39,23 persen di tahun 2008.
Penurunan peranan sektor industri pengolahan disebabkan oleh
meningkatnya kontribusi sektor bangunan dan pemerintahan khususnya sejak
tahun 2006. Pada tahun 2004, peranan sektor bangunan hanya 1,88 persen,
namun sejak tahun 2006 persentase ini mengalami peningkatan hingga menjadi
13,89 persen dan terus meningkat hingga menjadi 24.91 persen pada tahun 2008
yang sekaligus menjadikan sektor bangunan menjadi kontributor tertinggi kedua
setelah sektor inudstri pengolahan.
Hampir sama dengan sektor industri pengolahan, sektor lainnya yang
mengalami pergeseran dalam struktur perekonomian Kabupaten Boven Digoel
dalam lima tahun terakhir adalah sektor pertanian. Meskipun peranannya masih
cukup signifikan namun sejak tahun 2004 yang saat itu berperan 23,51 persen
dan merupakan kontributor tertinggi kedua terhadap PDRB kabupaten Boven
13
Digoel, terus mengalami penurunan hingga menjadi 15,91 persen pada tahun
2008 dan menjadikannnya kontributor tertinggi ketiga setelah sektor bangunan.
Urutan keempat adalah sektor jasa-jasa dimana pada tahun 2008 berperan
sekitar 13,32 persen hamper sama dengan pertumbuhan tahun sebelumnya
13,52 persen. Sejak tahun 2006 hingga 2008, peranan sektor ini berada pada
kisaran 13 persen, sementara dua tahun sebelumnya hanya berperan antara 5
hingga 7 persen saja.
Selanjutnya peranan sektor perdagangan, hotel dan restoran pada PDRB
kabupaten Boven Digoel sejak tahun 2004 hingga tahun 2008 tidak mengalami
perubahan yang signifikan hanya berada pada kisaran tiga persen.
Sementara itu, dalam lima tahun terakhir, empat sektor lainnya berperan
hanya dibawah 2,5 persen dan hamper sama pada kabupaten-kabupaten lainnya
di Papua, sektor listrik merupakan kontributor terendah yang bahkan tidak
mempunyai peran terhadap terbentuknya nilai PDRB kabupaten Boven Digoel
dimana selama periode 2004 – 2008, rata-rata peranannya hanya 0,0005 persen.
Tabel Peranan Sektor Ekonomi selama Tahun 2004-2008 (dalam persen)
Lapangan Usaha 2004 2005 2006 2007 2008
4) Pertumbuhan Sektor
Secara umum kondisi perekonomian saat ini berada pada tahap
pemulihan (recovery). Kondisi ini dapat dilihat dari angka pertumbuhan
sektor ekonomi yang sudah mulai membaik.
14
Dari tabel dapat dilihat bahwa pada tahun 2008 ekonomi Kabupaten Boven
Digoel tumbuh sebesar 7,94 %. Pertumbuhan tersebut merupakan akumulasi
pertumbuhan sektoral. Dari sembilan sektor lapangan usaha, sektor bangunan
tumbuh paling tinggi dari keseluruhan sektor lapangan usaha yakni mencapai
36,45% meningkat dari pertumbuhan pada tahun 2007 yang tercatat 26,29%.
(sumber: Buku Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Boven Digoel
Tahun 2008, yang dikeluarkan Oktober 2009).
a) Pertanian
Secara umum, pertumbuhan yang dialami sub-sub sektor pertanian dalam
lima tahun terakhir kurang stabil. Sub sektor tanaman bahan makanan sendiri
sejak tahun 2004 telah mengalami peningkatan pertumbuhan dari 3,13 % dan
mencapai 7,29 % pada tahun 2007, namun tahun 2008 mengalami perlambatan
yang cukup dratis, 1,47 %.
Berbeda dengan sub sektor peternakan dan hasilnya, sub sektor kehutanan
merupakan penyumbang tertinggi pada pembentukan nilai tambah sektor
pertanian yakni 45,55 %pada tahun 2008, sementara pada PDRB Kabupaten
Boven Digoel berperan sebesar 7,25 %.
c) Industri Pengolahan
Dari tahun 2004 hingga tahun 2008, sektor industri pengolahan mengalami
penurunan yang cukup signifikan. Pada tahun 2008, sektor ini tumbuh 11,68 %
namun kemudian terus menurun dan hanya tumbuh 1,10 % pada tahun 2008.
Hampir keseluruhan nilai tambah sektor industri pengolahan berasal dari
sub sektor industri besar dan sedang. Sementara terhadap PDRB kabupaten
Boven Digoel tahun 2008 secara keseluruhan peran sub sektor ini cukup
signifikan yakni 39,09 %. Tingginya kontribusi sub sektor industri besar dan
sedang menjadikan pertumbuhan sektor industri pengolahan mengikuti pola
pertumbuhan sub sektor ini.
e) Bangunan
Puncak pertumbuhan sektor ini terjadi pada tahun 2006 yakni sebesar
176,11 % setelah sebelumnya telah mencapai pertumbuhan yang sangat tinggi
juga di tahun 2005. Namun pada tahun 2007, pertumbuhan melambat secara
dratis menjadi 26,29 % dan meningkat lagi menjadi 36,45 % di tahun 2008.
Terdapat 3 Bandar udara yaitu Bandar udara Tanah Merah, bandar udara
Mindiptana dan Bandar udara Boma.
Selain itu, Kabupaten Boven Digoel juga memiliki pelabuhan sungai yang
dapat menampung kapal-kapal berukuran sedang dan juga dapat melayani
bongkar muat peti kemas.
13 %. Pada tahun 2008, sektor ini tumbuh 11,58 % lebih cepat dari tahun
sebelumnya yang tumbuh 10,27 %.
i) Jasa-jasa
Pola laju pertumbuhan sektor jasa-jasa hampir sama dengan sektor
perdagangan, hotel dan restoran. Puncak pertumbuhan terjadi pada tahun 2006
yakni sebesar 58,36 % setelah sebelumnya tumbuh 19,38% pada tahun 2005,
namun kemudian melambat menjadi 8,37 % pada tahun berikutnya dan kembali
sedikit meningkat menjadi 9,14% pada tahun 2008.
Selain sektor ekonomi di atas, pengukuran keberhasilan kinerja
pembangunan tahunan pada Kabupaten Boven Digoel juga ditentukan oleh
beberapa indikator lain, seperti jumlah penduduk dan tenaga kerja, serta faktor
sosial seperti pendidikan dan kesehatan.
1. Golongan IV 93 4,78
2. Golongan III 802 41,17
3. Golongan II 999 51,28
4. Golongan I 54 2,77
e. Pendidikan
1 TK 8 25 500
2 SD 34 196 4.401
3 SLTP 7 95 1.559
4 SMU 3 48 324
5 SMK 3 71 520
f. Kesehatan
Dari 15 Distrik di tahun 2008, hanya 4 (empat) distrik yang mempunyai
Puskesmas Perawatan, yakni distrik Mindiptana, Mandobo, Jair, dan Kouh, dengan
jumlah tempat tidur masing-masing 10, 22, 10 dan 16 buah. Sudah semua distrik
terdapat puskesmas pembantu. Puskesmas keliling juga tersebar juga tersebar hampir
seluruh distrik.
Tenaga kesehatan seperti dokter ada sebanyak 24 dokter umum dan 7 dokter
gigi. Bidan mencapai 82 orang yang kebanyakan tersebar pada distrik induk. Perawat
mencapai 92 orang, yang sudah tersebar pada semua distrik.
Terdapat 44 Puskesmas yang terdiri dari Puskesmas Perawatan sebanyak 4 unit
dengan kapasitas tempat tidur 58 buah, 8 Puskesmas, dan 32 Puskesmas Pembantu.
Selain itu, terdapat 12 unit Balai Pengobatan, 72 Posyandu, 6 Polindes, serta 44
Puskesmas Keliling. Untuk menangani masalah kesehatan tersebut, Kabupaten
Boven Digoel memiliki 26 orang Dokter, 78 orang Bidan, 1 orang Apoteker, 5 orang
Asisten Apoteker, 106 orang Perawat, dan Pekerja Kesehatan sebanyak 63 orang.
g. Kebijakan Keuangan
1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah TA 2009
Pelaksanaan kegiatan tahun 2009 oleh Pemerintah Kabupaten Boven
Digoel didasarkan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
Boven Digoel tahun anggaran 2009 yang telah ditetapkan dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Boven Digoel Nomor 1 Tahun 2009. Rincian Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Boven Digoel tahun anggaran 2009
sebelum perubahan dapat diuraikan sebagai berikut.
18
h. Kebijakan Akuntansi
1) Entitas Pelaporan
Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih
entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib
menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Suatu
entitas pelaporan ditetapkan di dalam peraturan perundang-undangan, yang
umumnya bercirikan:
a) Entitas tersebut dibiayai oleh APBD,
b) Entitas tersebut dibentuk dengan peraturan perundang-undangan,
c) Pimpinan entitas tersebut adalah pejabat pemerintah yang diangkat atau
pejabat negara yang ditunjuk atau yang dipilih oleh rakyat
d) Entitas tersebut membuat pertanggungjawaban baik langsung maupun
tidak langsung kepada wakil rakyat sebagai pihak yang menyetujui
anggaran.
Entitas pelaporan keuangan pemerintah daerah adalah Pemerintah
Kabupaten Boven Digoel. Dalam pelaksanaannya kepala daerah melimpahkan
kewewenangnya kepada Kepala bagian keuangan yang mempunyai tugas
melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai Bendahara Umum
Daerah.
Produk dari entitas pelaporan ini adalah laporan keuangan konsolidasian
berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan arus Kas dan Catatan atas
Laporan Keuangan
Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Boven Digoel disusun sebagai
bagian dalam pelaksanaan pertanggungjawaban penyelenggaraan pemerintah
daerah yang meliputi perencanaan anggaran, pelaksanaan anggaran dan
pelaporan pelaksanaan anggaran.
b) Retribusi Daerah
Jumlah 1.037.228.390 0 0 0
2) Pendapatan Transfer
Pendapatan transfer sampai tahun anggaran 2009 dapat direalisasikan
sebesar Rp680.918.076.655 atau 97,99% dari anggarannya sebesar
Rp694.890.993.719,59, Rincian pendapatan transfer dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Uraian Anggaran Realisasi 2009 Realisasi 2008
Transfer Pemerintah Pusat-
Dana Perimbangan 634.558.294.719,59 618.779.085.319 581.027.783.546
Transfer Pemerintah Pusat-
Lainnya 57.992.699.000 59.127.274.000 67.118.326.800
Transfer Pemerintah
Provinsi 2.340.000.000 3.011.717.336 1.609.911.250
Jumlah Pendapatan 694.890.993.719,59 680.918.076.655 649.756.021.596
0 96.517.277 0 163.213.161
Bagi Hasil pungutan perikanan
Penerimaan bagi hasil pajak provinsi tahun 2009 ini adalah sebesar
Rp3.011.717.336 atau 128,70% dari anggaran.
b. Belanja
Realisasi belanja tahun anggaran 2009 mencapai Rp790.066.591.473,61 atau
93,22% dari anggaran yang ditetapkan sebesar Rp847.541.597.227,59. Rincian
Belanja dapat diuraikan sebagai berikut:
Uraian Anggaran Realisasi 2009 Realisasi 2008
1) Belanja Operasi
Belanja operasi adalah pengeluaran pemerintah daerah yang digunakan
untuk kegiatan operasi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.
Belanja operasi Tahun anggaran 2009 terealisasi sebesar
Rp511.443.968.651,65 atau 102,04% dari anggaran sebesar
Rp501.224.559.970,40. Rincian belanja operasi dapat dijelaskan sebagai
berikut.
27
3 Bunga - - -
4 Subsidi - - -
a) Belanja Pegawai
Belanja pegawai adalah pengeluaran pemerintah daerah untuk
imbalan atas hasil kerja yang dilakukan pegawai kepada pemerintah
daerah. Realisasi belanja pegawai tahun anggaran 2009 mencapai
Rp162.411.505.839 atau 86,20% dari anggaran sebesar
Rp188.412.139.161,45.
Anggaran 2009 Realisasi 2009 % Realisasi 2008
Akun ini terdiri dari :
Gaji dan tunjangan PNS 83.759.718.570,45 74.518.798.113 89,00 65.586.843.019
Honorarium PNS 7.511.805.000 6.024.010.000 80,19 9.098.015.750
Tambahan Penghasilan PNS 31.454.147.544 25.002.171.211 79,00 25.583.910.995
Honorarium Non PNS 41.301.575.881 36.585.640.715 88,58 30.572.385.411
Belanja Penerimaan lainnya
Pimpinan dan Anggota DPRD 2.859.600.000 2.818.400.000 99,00 2.871.810.000
serta KDH/WKDH
Uang Lembur 122.000.000 53.200.000 43,53 301.686.750
Biaya Pemungutan Pajak Daerah 451.040.166 451.040.000 100,00 1.690.422.454
Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 5.649.760.000 2.422.794.800 42,88 2.933.563.917
Belanja Pelaksanaan Otonomi
Khusus KDH/WKDH 12.000.000.000 12.000.000.000 100,00
11.330.000.000
Belanja Kursus, Pelatihan,
Sosialisasi dan Bimbingan Teknis 3.302.292.000 2.535.451.000 76,77 10.654.002.482
PNS
b) Belanja Barang
Belanja barang adalah pengeluaran pemerintah daerah untuk barang-
barang pakai habis dan menurut kriteria yang ditetapkan tidak dapat
digolongkan sebagai aktiva tetap. Realisasi belanja barang tahun
anggaran 2009 mencapai Rp178.675.203.809,65 atau 88,41% dari
anggarannya sebesar Rp202.107.420.808,95. Realisasi Belanja
barang mempunyai konstribusi yang signifikan kepada belanja
operasi sebesar 34,94%.
28
c) Belanja Hibah
Belanja Hibah adalah pengeluaran pemerintah daerah yang ditujukan
untuk menunjang peningkatan penyelenggaraan pemerintahan
daerah dan layanan dasar umum. Realisasi Belanja Hibah tahun
anggaran 2009 mencapai Rp4.650.000.000 atau 93% dari
anggarannya sebesar Rp5.000.000.000.
2) Belanja Modal
Belanja modal adalah pengeluaran pemerintah daerah yang digunakan
untuk perolehan aset tetap atau aset lainnya untuk keperluan kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan daerah atau untuk dimanfaatkan oleh
masyarakat umum. Belanja modal tahun anggaran 2009 terealisasi sebesar
Rp278.622.622.821,96 atau 80,45% dari anggarannya sebesar
Rp346.317.037.257,19. Rincian Belanja Modal dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Anggaran 2009 Realisasi 2009 % Realisasi 2008
Akun ini terdiri dari
Belanja Modal Tanah 12.489.642.250 10.472.835.050 84,00 27.523.368.900
Belanja Modal Peralatan
55.076.007.067 34.116.782.278 61,94 33.944.691.700
dan Mesin
Belanja Modal Gedung dan
140.074.499.856 108.287.619.116,96 77,00 100.844.669.734
Bangunan
Belanja Modal Jalan, Irigasi
137.718.178.084,19 124.949.198.377 90,00 96.446.071.074
dan Jaringan
Atas realisasi belanja terdapat kekurangan fisik pada beberapa aset hasil
pengadaan tahun anggaran 2009, dengan rincian sebagai berikut:
a) Dinas Pendidikan pada pembangunan rehabilitasi total dan pengadaan
sarana belajar SD Inpres Asiki Distrik Jair sebesar Rp41.373.055 dan
pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi total dan pengadaan sarana belajar
SD Negeri Camp 19 Distrik Jair sebesar Rp56.343.727.
b) Dinas Pekerjaan Umum pada pekerjaan peningkatan jalan Kali
Mandobo - Asiki sebesar Rp282.424.400, pekerjaan peningkatan Jalan
Asiki - Mandom Sebesar Rp184.793.200, pekerjaan peningkatan Jalan
Dalam Kota Asiki sebesar Rp23.596.000, dan pekerjaan peningkatan
Jalan Asiki – Tanah Merah Sebesar Rp140.540.600.
c) Sekretariat DPRD pada pekerjaan pembangunan ruang sidang DPRD
sebesar Rp1.037.056.506 dan pekerjaan pembangunan 3 (tiga) unit
rumah jabatan Kabag Setwan DPRD Kabupaten Boven Digoel sebesar
Rp49.020.990.
d) Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM pada
pekerjaan pembangunan pasar tradisional Distrik Jair sebesar
Rp90.887.383.
e) Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat pada
pengadaan kendaraan dinas roda empat telah dilaksanakan pembayaran
tetapi fisik barang belum diterima.
c. Surplus/Defisit
Berdasarkan hasil realisasi total Pendapatan tahun anggaran 2009 sebesar
Rp756.771.607.819,28 dan realisasi total Belanja dan Transfer tahun anggaran
2009 sebesar Rp790.066.591.473,61 maka Pemerintah Kabupaten Boven Digoel
mengalami defisit (pendapatan lebih kecil dari pada belanja) sebesar
Rp33.294.983.654,33
d. Pembiayaan
Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah daerah baik
penerimaan maupun pengeluaran yang dimaksudkan untuk menutup defisit dan
atau memanfaatkan surplus anggaran.
31
1) Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan tahun anggaran 2009 terealisasi sebesar
Rp35.294.983.654,33 atau 54,91% dari anggarannya sebesar
Rp64.278.152.544. Penerimaan pembiayaan seluruhnya merupakan
penggunaan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) tahun lalu.
2) Pengeluaran Pembiayaan
Pengeluaran Pembiayaan tahun anggaran 2009 terealisasi sebesar
Rp2.000.000.000 atau 100% dari anggarannya sebesar
Rp2.000.000.000. Pengeluaran Pembiayaan diperuntukkan untuk
penyertaan modal (Investasi) Pemerintah Daerah pada PT. Bank Papua
sebesar Rp2.000.000.000.
Pembiayaan netto merupakan selisih antara penerimaan pembiayaan
dan Pengeluaran Pembiayaan. Total Pembiayaan netto tahun anggaran
2009 sebesar Rp33.294.983.654,33
Distrik Ujungkia 0 0
Distrik Iniyandit 0 0
Distrik Firiwage 0 0
Distrik Arimop 0 0
Distrik Manggelum 0 0
Distrik Bomakia 0 0
Distrik Jair 0 0
34
Distrik Kouh 0 0
Distrik Yaniruma 0 0
Distrik Mindiptanah 0 0
Distrik Fofi 0 0
Distrik Ambatkwi 0 0
Distrik Kombut 0 0
Distrik Waropko 0 0
Distrik Sesnuk 0 0
No SKPD Jumlah
Dinas Kependudukan dan Catatan
1. 109.095.000
Sipil
2. Dinas Kesehatan 500.000
3. PPKD 2.542.038.440
Jumlah 2.651.633.440
35
4) Piutang
Piutang Pemerintah Kabupaten Boven Digoel per 31 Desember 2008
dengan saldo nihil.
5) Piutang Lain-lain
Piutang merupakan saldo piutang Pemerintah Kabupaten Boven berupa
pendapatan bagi hasil PKB, PBBKB, BBNKB, dan P3ABT dari Provinsi
Papua yang belum diterima tahun 2009.
Tahun 2009 Tahun 2008
Akun ini terdiri dari
Piutang PKB, PBBKB, BBNKB dan P3ABT 588.037.000 1.045.474.705
6) Persediaan
Persediaan adalah barang habis pakai yang diperoleh dengan maksud
untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang yang
dimaksudkan untuk dijual/diserahkan dalam rangka pelayanan masyarakat.
b. Aset Tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu
periode akuntansi untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan
oleh masyarakat umum.
Aset tetap dapat diperoleh dari dana yang bersumber dari sebagian atau
seluruh APBD melalui pembelian, pembangunan, hibah atau donasi, pertukaran
dengan aset lainnya dan dari sitaan atau rampasan.
Jumlah Aset Tetap per 31 Desember 2009 sebesar Rp916.409.320.161,96
terdiri atas:
Uraian Nilai
Jumlah 136.640.187.507,56
Pengurangan aset dari belanja modal adalah koreksi atas realisasi belanja
modal yang tidak dapat diakui sebagai aset tetap. Sehingga saldo aktiva tetap
menjadi sebesar Rp916.409.320.161,96, adapun rincian mutasi dari masing-masing
kelompok aset tetap adalah sebagi berikut:
Saldo per Mutasi Aset Tetap Saldo Per
Klasifikasi
No 31 Des 2008 Tahun 2009 31 Desember 2009
1) Tanah
Tanah menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh tanah sampai dengan tanah tersebut siap pakai. Biaya ini
meliputi antara lain harga pembelian serta biaya untuk memperoleh hak,
biaya yang berhubungan dengan pengukuran dan penimbunan.
Tahun 2009 Tahun 2008
Akun ini terdiri dari
Berkurang - 0
Berkurang 3.830.044.810 0
Jumlah 6.589.061.800 10.419.106.610
c. Dana Cadangan
Dana Cadangan adalah dana yang disisihkan untuk menampung kebutuhan
yang memerlukan dana relatif cukup besar yang tidak dapat dipenuhi dalam satu
tahun anggaran. Dana Cadangan yang disisihkan oleh Pemerintah Kabupaten
Boven Digoel per 31 Desember 2009 sebesar Rp9.750.154.146.
Rekening Jumlah
Jumlah 9.750.154.146
d. Aset Lainnya
Aset Lainnya adalah Aset yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam Aset
lancar, investasi jangka panjang, Aset tetap dan dana cadangan.
Tahun 2009 Tahun 2008
Akun ini terdiri dari
Aset Tidak Berwujud 791.000.000 791.000.000
Tahun
No SKPD Jumlah
anggaran
1. Dinas Pendidikan 2008 470.469.000
2. Sekretariat Daerah 2008 634.195.422
3. Sekretariat DPRD 2008 1.186.378.353
4. Bagian Tata Pemerintahan 2008 164.100.000
5. BKD 2009 423.329.000
Jumlah 2.878.471.775
Utang PFK merupakan utang perhitungan kepada fihak ketiga yang sampai
dengan 31 Desember 2009 belum dibayarkan sebesar Rp148.952.743. Utang PFK
42
tersebut terdiri dari pungutan pajak yang belum disetor ke kas negara sebesar
Rp148.952.743. Sampai dengan pemeriksaan utang PFK yang sudah disetor ke kas
negara sebesar Rp86.338.853.
f. Ekuitas Dana
Ekuitas dana merupakan akun penampung selisih antara aset dan kewajiban
pemerintah Kabupaten Boven Digoel yang terdiri dari.
2) Cadangan Piutang
Cadangan Piutang adalah kekayaan bersih Pemerintah Kabupaten Boven
Digoel per 31 Desember 2009 yang tertanam dalam bentuk Piutang. Saldo per
31 Desember 2009 sebesar Rp588.837.000.
b. Kondisi Geografis
Kabupaten Boven Digoel terletak paling timur Pulau Papua. Luas wilayah
Kabupaten Boven Digoel mencapai 27.879,32 km2. Distrik Mindiptana merupakan
distrik yang terluas mencapai 3.328,62 km2 atau 11,94% dan Distrik Yaniruma
merupakan distrik yang terkecil yaitu 819km2 atau 2,94%. Distrik yang
mempunyai jarak tempuh terjauh dar ibu kota Kabupaten Mappi adalah Distrik
Waropko melalui jalur sungai mencapai 200km/mile. Selain itu berbatasan dengan
negara Papua New Guinea sehingga sangat strategis untuk pengembangan ekonomi
daerah. Batas-batas wilayah Kabupaten Boven Digoel sebagai berikut :
- Bagian Utara : Kabupaten Pegunungan Bintang
- Bagian Barat : Kabupaten Yahukimo dan Kabupaten Asmat
- Bagian Selatan : Kabupaten Merauke
- Bagian Timur : Papua Nugini
Secara geografis terletak pada posisi 139°90’-141° Bujur Timur dan 4°98’-
7°10’ Lintang Selatan. Di Kabupaten Boven Digoel banyak terdapat sungai, danau,
rawa yang berskala kecil sampai dengan skala besar, adapun beberapa sungai besar
sekaligus sumber mata air di Kabupaten Boven Digoel. Kabupaten Boven Digoel
mempunyai ketinggian bervariasi antara 0-100 m sampai dengan diatas 1.000 m
dari permukaan laut.
c. Pemerintahan
Pemerintah Kabupaten Boven Digoel pada tahun 2009 telah berusia 5 tahun .
Pemerintah Kabupaten Boven Digoel saat ini dipimpin oleh Drs. Yusak Yaluwo
dengan masa periode pemerintahan 2005 – 2010.
Pada tahun 2008 terjadi perombakan organisasi pemerintahan sesuai perda No.
7 tahun 2008 tentang susunan organisasi dan tata kerja dinas-dinas daerah
kabupaten Boven Digoel dan sesuai perda No. 8 tahun 2008 tentang susunan
organisasi dan tata kerja lembaga teknis daerah kabupaten Boven Digoel,
peraturan daerah tersebut mulai diberlakukan pada tahun 2009. Berdasarkan kedua
perda tersebut, SKPD yang ada di Kabupaten Boven Digoel adalah sebagai berikut:
46
No. SKPD
1. Sekretariat Daerah
2. Sekretariat DPRD
3. Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
5 Badan Kepegawaian dan Diklat
6. Inspektorat Kabupaten
7. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan
Masyarakat
8. Dinas Komunikasi dan Informasi
9. Dinas Kependudukan dan Tenaga Kerja
10. Kantor Perbatasan Kerjasama Daerah
11. Kantor Pemberdayaan Perempuan
12. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan
Kampung
13. Dinas Pertanian
14. Dinas Pekerjaan Umum
15. Dinas Kesehjateraan Sosial dan Pemukiman Masyarakat
Terasing
16. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
17. Dinas Pendidikan
18. Dinas Perhubungan
19. Dinas Pendapatan Daerah
20. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi
21. Dinas Kehutanan
22. Dinas Pemuda dan Olahrag
23. Dinas Kesehatan
24. Dinas Pertambangan dan Energi
15. David J. Ohoiwutun, S.Sos Dinas Kesehjateraan Sosial dan Pemukiman Masyarakat
Terasing
16. Walter Wamuop Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
17. Rufus Burok,A.Ma.Pd,S.Sos Dinas Pendidikan
18. Drs. Sadrak Thoni, MM Dinas Perhubungan
19. John Edward, SE Dinas Pendapatan Daerah
20. William Mandang, S.Sos Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi
21. Barnabas F Sedik Dinas Kehutanan
22. Blasius Komberiop Dinas Pemuda dan Olahrag
23. Dr. Titus Tambaip, M.Kes Dinas Kesehatan
24. Johanis Taneti Dinas Pertambangan dan Energi
keanggotaan DPRD Kabupaten Boven Digoel Hasil Pemilihan Umum 2009 adalah
sebagai berikut:
Jumlah Persentase
No. Nama Partai
Anggota
1. Partai Demokrat 10 50
2. Tujuan Pemeriksaan
Tujuan pemeriksaan LKPD TA 2009 adalah untuk memberikan opini atas tingkat
kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan yang didasarkan
pada kriteria:
a. Kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
b. Kecukupan pengungkapan (adequate disclosures).
c. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.
d. Efektivitas sistem pengendalian intern.
3. Lingkup Pemeriksaan
Untuk mencapai tujuan pemeriksaan tersebut, maka pemeriksaan atas Laporan
Keuangan Pemerintah Kabupaten Boven Digoel Tahun Anggaran 2009, meliputi:
a. Neraca per Tanggal 31 Desember Tahun 2009.
b. Laporan Realisasi Anggaran Tahun Anggaran 2009.
c. Laporan Arus Kas Tahun Anggaran 2009.
d. Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Boven Digoel Tahun
Anggaran 2009.
4. Cakupan Pemeriksaan
Pemeriksaan atas Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas Tahun
Anggaran 2009 Kabupaten Boven Digoel meliputi pengujian substantif atas transaksi
yang dibukukan dan disajikan dalam Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan
Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan, serta pengungkapan informasi dalam
Lampiran Neraca, Lampiran Realisasi Anggaran, dan Laporan Arus Kas yang meliputi
semua transaksi material dalam satu tahun anggaran yang diperiksa dan pengujian
terinci atas realisasi ayat dan pasal yang material dalam laporan tersebut.
Cakupan pemeriksaan atau Audit Coverage Ratio (ACR) yang merupakan perbandingan
antara jumlah realisasi anggaran yang diaudit dan jumlah realisasi anggaran (sebelum
koreksi) Tahun Anggaran 2009 dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 15 Cakupan Pemeriksaan
Anggaran Realisasi Nilai Yang Diaudit ACR
No. Uraian %
(Rp) (Rp) (Rp) %
1. Pendapatan 785.263.444.683,59 757.218.228.759,28 96,37 742.004.938.752,00 97,99
2. Belanja 847.541.597.227,59 790.066.591.473,61 87,00 267.175.084.483,00 33,82
3. Pembiayaan
- Penerimaan 64.278.152.544,00 35.294.983.654,00 54,90 35.294.983.654,00 100,00
- Pengeluaran 2.000.000.000,00 2.000.000.000,00 100,00 2.000.000.000,00 100,00
4. Neraca
- Aktiva - 974.652.073.895,00 - 214.138.295.721,00 22,00
- Hutang - 148.952.743,00 - 148.952.743,00 100,00
- Ekuitas - 984.943.988.764,23 - 984.943.988.764,23 100,00
Jumlah 1.699.083.194.455,18 3.544.324.819.289,12 2.245.706.244.117,23
5. Standar Pemeriksaan
Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Boven Digoel Tahun
Anggaran 2009 dilakukan dengan berpedoman pada Standar Pemeriksaan Keuangan
Negara (SPKN) yang diterbitkan dengan Peraturan BPK RI Nomor 1 Tahun 2007,
Pedoman Manajemen Pemeriksaan, prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum yang
tercantum dalam berbagai peraturan perundang-undangan, dan Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP) yang diterbitkan oleh IAI.
ATAS
SISTEM PENGENDALIAN INTERN
DALAM KERANGKA PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL
TAHUN ANGGARAN 2009
DI
TANAH MERAH
ATAS
SISTEM PENGENDALIAN INTERN
DALAM KERANGKA PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL
TAHUN ANGGARAN 2009
DI
TANAH MERAH
i
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Untuk memperoleh keyakinan memadai, apakah laporan keuangan bebas dari salah saji
material, Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang ditetapkan oleh BPK RI
mengharuskan BPK RI melaksanakan pengujian atas sistem pengendalian intern
Pemerintah Kabupaten Boven Digoel. Sistem pengendalian intern merupakan tanggung
jawab Pemerintah Kabupaten Boven Digoel. Namun, tujuan pemeriksaan BPK RI atas
laporan keuangan tidak untuk menyatakan pendapat atas keseluruhan sistem pengendalian
intern tersebut. Oleh karena itu, BPK RI tidak menyatakan suatu pendapat seperti itu.
Sistem pengendalian intern Pemerintah Kabupaten Boven Digoel terkait dengan laporan
keuangan, merupakan suatu proses yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai
atas keandalan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Pengendalian intern tersebut meliputi berbagai kebijakan dan prosedur yang: (1) terkait
dengan catatan keuangan; (2) memberikan keyakinan yang memadai bahwa laporan
tersebut telah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, serta penerimaan dan
pengeluaran telah sesuai dengan otorisasi yang diberikan; (3) memberikan keyakinan
yang memadai atas keamanan aset yang berdampak material pada laporan keuangan.
Pemerintah Kabupaten Boven Digoel bertanggung jawab untuk mengatur dan
menyelenggarakan pengendalian tersebut.
SPKN mengharuskan BPK RI untuk mengungkapkan kelemahan dalam sistem
pengendalian intern atas pelaporan keuangan. Kelemahan dalam sistem pengendalian
intern atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Boven Digoel yang ditemukan
BPK RI adalah sebagai berikut.
1. Sisa Pengadaan BBM Berupa Bensin dan Solar Yang Belum Terpakai pada Dinas
Kesehatan Tidak Dilakukan Perhitungan Fisik.
2. Selisih Saldo Aset Tetap Sebesar Rp117.171.961.593,40 Tidak Dapat Dijelaskan dan
Sebesar Rp590.108.000 Masih Dikuasai Oleh Pihak Lain.
Atas pemeriksaan tersebut, selain Laporan Hasil Pemeriksaan atas Sistem Pengendalian
Intern, BPK RI telah menerbitkan Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan
Pemerintah Kabupaten Boven Digoel Tahun Anggaran 2009 yang menolak untuk
memberikan opini atas Laporan Keuangan tersebut dengan Nomor
18/LHP/XIX.JYP/06/10, tanggal 14 Juni 2010, dan Laporan Hasil Pemeriksaan atas
Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan dengan Nomor
18B/LHP/XIX.JYP/06/10, tanggal 14 Juni 2010.
Dalam rangka pengelolaan keuangan daerah, Pemerintah Kabupaten Boven Digoel telah
menyusun Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah yang diatur dengan Peraturan Daerah
Nomor 5 Tahun 2009, meskipun Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah masih
dalam proses penyusunan, sedangkan Kebijakan Akuntansi belum ditetapkan.
Terkait dengan pengelolan keuangan daerah, Pemerintah Kabupaten Boven Digoel telah
menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) TA 2009 sesuai dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Boven Digoel Nomor 1 Tahun 2009 tanggal 16 Januari 2009 dan
telah mengalami Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) TA 2009 yang
ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Boven Digoel Nomor 3 Tahun 2009 tanggal 16
Oktober 2009.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 296 ayat (1)
dan ayat (3), Pemerintah Kabupaten Boven Digoel telah menyusun laporan keuangan daerah
yang terdiri dari Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Aliran Kas, serta Catatan atas
Laporan Keuangan Daerah. Penyusunan laporan keuangan Pemkab tersebut dilaksanakan oleh
Kepala SKPKD (Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah) dhi. Badan Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah selaku PPKD (Pejabat Pengelola Keuangan Daerah). Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Boven Digoel didukung oleh Kepala Bidang
Anggaran, Kepala Bidang Perbendaharaan, Kepala Bidang Aset, dan Kepala Bidang Akuntansi
yang meliputi sub bidang verifikasi dan sub bidang pelaporan. Sesuai Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 pasal 7, salah satu tugas Kepala SKPKD adalah menyusun
Laporan Keuangan Daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD. Fungsi
verifikasi SKPD yang melekat PPK SKPD belum dilaksanakan, tetapi masih diserahkan dan
diverifikasi oleh Sub Bidang Verifikasi.
Penelaahan terhadap struktur pengendalian intern pemerintah Kabupaten Boven Digoel
dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Lingkungan Pengendalian
a. Integritas dan nilai-nilai etika
Pemerintah Kabupaten Boven Digoel belum memiliki kode etik tertulis yang berkaitan
dengan integritas dan nilai etika untuk seluruh pejabat dan pegawai. Oleh karena itu
masih banyak penyimpangan baik yang dilakukan oleh Bendaharawan maupun Pegawai
Negeri Sipil bukan Bendaharawan.
b. Komitmen terhadap kompetensi
Penempatan pegawai dilakukan tanpa adanya penentuan kualifikasi, persyaratan
pendidikan dan pengujian atas pengetahuan serta keterampilan yang harus dipenuhi
untuk menduduki jabatan atau melaksanakan tugas-tugas tertentu. Hal tersebut terlihat
dari minimnya tenaga akuntansi pada BPKAD dan SKPD dalam hal penyusunan
laporan keuangan dan terbatasnya tenaga verifikatur pada Bidang Verifikasi dan
Akuntansi BPKAD. Penetapan bendahara penerimaan, bendahara barang dan bendahara
pengeluaran merupakan kewenangan Bupati selaku Kepala Daerah. Namun pene
2. Penilaian Resiko
a. Penetapan Tujuan Organisasi
Pemerintah Kabupaten Boven Digoel telah menetapkan tujuan umum organisasi dalam
bentuk visi, misi, tujuan, dan sasaran yang ingin dicapai pemerintah daerah. Untuk
mencapai hal tersebut telah didukung dengan RPJPD dan RPJMD yang disahkan
melalui Peraturan Bupati.
b. Penetapan Tujuan Operasional Entitas
Dalam mencapai tujuan operasional Pemerintah Kabupaten Boven Digoel belum
didukung dengan sumber daya manusia yang memadai.
c. Identifikasi Resiko
Dalam menetapkan tujuan operasional Pemerintah Kabupaten Boven Digoel belum
memperhitungkan adanya resiko yang akan muncul di masa yang akan datang sebagai
akibat dari adanya peraturan-peraturan baru ataupun perkembangan dan kemajuan
teknologi.
d. Analisis resiko
Pemerintah Kabupaten Boven Digoel belum melakukan analisis resiko untuk setiap
kegiatan yang dilakukan. Hal tersebut dikarenakan segenap pejabat dan staf belum
memahami mengenai pengelolaan dan analisis resiko.
e. Mengelola Resiko Akibat Perubahan
Pemerintah Kabupaten Boven Digoel belum dapat mengantisipasi resiko yang akan
timbul akibat adanya perubahan struktur organisasi yang dinamis maupun perubahan
sistem informasi yang digunakan oleh Pemerintah Kabupaten.
3. Aktivitas Pengendalian
a. Pelaksanaan Reviu oleh Manajemen Pada Tingkat Atas (top-level reviews)
Dalam upaya mencapai keberhasilan untuk setiap rencana yang telah dibuat, Pemerintah
Kabupaten Boven Digoel tidak memiliki mekanisme pengawasan pencapaian tujuan
organisasi. Hal tersebut dapat dilihat dari kurangnya perhatian para pejabat tinggi
terhadap pelaksanaan rencana-rencana yang telah dibuat dan terhadap kinerja aktivitas
yang dilakukan.
b. Mereviu Pengelolaan SDM
Dalam upaya pencapaian tujuan organisasi, Pemerintah Kabupaten Boven Digoel telah
berupaya mengoptimalkan sumber daya manusia yang dimiliki. Hal ini terlihat dari
pendirian Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat dan pelaksanaan diklat untuk
bendahara pengeluaran dan bendahara penerimaan yang dilaksanakan di Jayapura pada
tahun 2009.
c. Mereviu Pengelolaan Informasi Untuk Memastikan Tingkat Keakuratan dan
Kelengkapan Informasi
Pemerintah Kabupaten Boven Digoel belum sepenuhnya melakukan reviu secara
memadai atas setiap informasi yang dihasilkan. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa
SKPD belum melakukan pembukuan atas semua transaksi terutama pengeluaran yang
terjadi diakhir tahun.
Bidang Aset BPKAD yang mengelola aset daerah tidak melakukan koordinasi dengan
bidang pelaporan BPKAD sehingga terdapat aset yang tidak didukung bukti yang
memadai.
Proses pencatatan dan verifikasi yang dilaksanakan oleh Bidang verifikasi BPKAD
belum sepenuhnya berjalan antara lain terdapat bukti pertanggungjawaban belanja yang
belum diverifikasi dan masih terdapat belanja bantuan sosial yang belum
dipertanggungjawabkan oleh penerima bantuan.
Sekretaris Daerah selaku pengguna anggaran yang menangani bantuan sosial tidak
memiliki data identitas penerima bantuan yang lengkap. Sehingga tidak dapat
memberikan informasi yang jelas dan lengkap tentang penerima bantuan sosial,
khususnya bantuan sosial kemasyarakatan yang tersebar pada semua distrik di
Kabupaten Boven Digoel.
d. Menetapkan dan Memantau Indikator dan Ukuran Kinerja
Pemerintah Kabupaten Boven Digoel belum menetapkan indikator dan ukuran kinerja
untuk setiap bagian dan level dalam organisasi sampai kepada individu. Monitoring
pelaksanaan anggaran yang seharusnya dilaksanakan oleh Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah pada akhir tahun anggaran tidak dapat dimanfaatkan sebagai alat
evaluasi kinerja.
e. Memisahkan Tugas atau Fungsi
Pemerintah Kabupaten Boven Digoel telah memisahkan tugas dan fungsi untuk setiap
jenjang jabatan. Hal ini dapat dilihat dari struktur organisasi pada Badan Keuangan dan
Aset Daerah yang telah memisahkan fungsi verifikasi, otorisasi/pengesahan,
pembayaran/penerimaan uang, dan pencatatan, sedangkan fungsi verifikasi pada SKPD
belum sepenuhnya berjalan. Bendahara SKPD selain melaksanakan fungsi pembayaran
dan penerimaan uang tetapi juga melaksanakan fungsi pengumpulan bukti
pertanggungjawaban dan melaksanakan proses pencatatan dalam sistem informasi
keuangan daerah SKPD.
f. Mereviu Otorisasi Kepada Personil Tertentu dalam Melakukan Suatu Transaksi
Otorisasi transaksi telah dilaksanakan dimana fungsi-fungsi verifikasi, pembayaran dan
pencatatan dan fungsi penerimaan dan pemeriksaan barang telah dipisahkan baik
ditingkat pelaksana kegiatan maupun organisasi ditingkat yang lebih tinggi. Hal ini
tercermin dari pendelegasian fungsi-fungsi tersebut kepada personil yang telah ditunjuk
melalui keputusan pimpinan SKPD maupun keputusan Bupati. Reviu atasan langsung
terhadap pelaksanaan tugas bawahan belum dilakukan secara maksimal, hal ini terlihat
dari terdapat kekurangan volume pekerjaan pada Dinas Pekerjaan Umum, Dinas
Pendidikan, Dinas Perindagkop, Sekretariat DPRD, Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah dan terdapat pelaksanaan pekerjaan yang belum dilaksanakan tetapi pembayaran
sudah dilakukan di Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat.
g. Mereviu Pencatatan Atas Transaksi
Atas pencatatan transaksi masih ditemui hal-hal sebagai berikut:
Pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan kegiatan belum berjalan optimal, baik dari
pengelolaan keuangan atas pelaksanaan program dan kegiatan maupun capaian kinerja
unit-unit kerja. Hal ini terlihat dari monitoring kegiatan yang dilakukan Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah atas kegiatan tahun 2009 yang dilaksanakan tidak
pada semua SKPD.
Dalam hal pemantauan kerugian daerah Pemerintah Kabupaten Boven Digoel telah
membentuk Majelis Pertimbangan Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi
melalui keputusan Bupati Boven Digoel No.82 Tahun 2009 tgl.17 Desember 2009.
Namun tim tersebut belum melaksanakan tugasnya sehingga masih terdapat temuan
yang belum ditentukan status kerugiannya.
b. Evaluasi Terpisah (separate evaluation)
Aparat pengawasan internal telah berupaya melakukan evaluasi terhadap aparatur dan
pengelolaan keuangan daerah namun belum sepenuhnya dipatuhi dan ditindaklanjuti
oleh SKPD. Hasil pemantauan dan evaluasi tahun 2009 tidak disampaikan kepada BPK
RI.
c. Penyelesaian Hasil Tugas
Hasil pemeriksaan BPK RI telah ditindaklanjuti dan telah disampaikan secara periodik
kepada BPK RI namun belum maksimal, hal ini terlihat masih banyak temuan yang
belum ditindaklanjuti dan belum ditetapkan status kerugian daerahnya.
2 Obat-obatan 2.623.644.031
Jumlah 4.188.497.031
Hasil pemeriksaan belanja barang pada Dinas Kesehatan diketahui adanya pengadaan
BBM berupa bensin sebanyak 121.500 liter, solar sebanyak 6.800 liter dan minyak tanah
sebanyak 8.100 liter yang dituangkan dalam kontrak No.050/II-KONTRAK/2009 tanggal
10 Juni 2009 dengan nilai kontrak Rp1.466.344.000. Atas pengadaan yang dilaksanakan
oleh CV. CW, telah dinyatakan selesai dan dibayar lunas. Pengadaan BBM tersebut
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan puskesmas dan genset Dinas Kesehatan. BBM berupa
solar dan bensin yang diadakan oleh CV. CW dititipkan pada APMS DPH karena Dinas
Kesehatan tidak memiliki tempat penyimpanan.
Pemeriksaan atas catatan penggunaan BBM pada Bendahara Barang Dinas Kesehatan
diketahui hal-hal sebagai berikut.
a. Sebagai tanda bukti kepemilikan atas bensin dan solar yang dititipkan pada APMS DPH
Dinas Kesehatan diberikan kupon dengan nominal 5 liter, 10 liter dan 20 liter, namun
atas kupon yang diterima dari APMS tersebut tidak dibuatkan berita acara penerimaan.
b. Proses pengambilan BBM ke APMS dapat dilakukan melalui disposisi Kepala Dinas
Kesehatan dan kupon.
c. Hasil pemeriksaan ke lokasi penyimpanan pengadaan BBM Pemerintah Kabupaten
Boven Digoel diketahui bahwa masih terdapat sisa BBM yang tersimpan di APMS
DPH, namun pengelolaannya dilakukan sepenuhnya oleh pegawai APMS DPH tanpa
melibatkan pegawai Pemerintah Kabupaten Boven Digoel.
d. Hasil pemeriksaan atas dokumen pengambilan BBM ke APMS diketahui jumlah
pengambilan BBM sebanyak 46.259 liter senilai Rp453.338.200 dengan rincian sebagai
berikut.
Tabel 2.2 Rincian Pemakaian Bensin dan Solar Dinas Kesehatan
No Jenis BBM Jumlah dalam Jumlah Harga Sisa BBM Nilai Sisa
kontrak Pemakaian per liter BBM
1 2 3 4 5 6=3-4 7=5*6
1 Bensin 121.500 liter 25.134 liter 9.800 96.366 liter 944.386.800
2 Solar 6.800 liter 21.125 liter 9.800 (14.325) liter 0
Jumlah 46.259 liter 944.386.800
e. Atas sisa pengadaan BBM tersebut sebesar Rp944.386.800, Tim Pemeriksa tidak dapat
melakukan perhitungan mundur karena pihak APMS tidak menyediakan kartu
persediaan khusus BBM milik Pemkab Boven Digoel sementara tempat penyimpanan
BBM milik Pemkab Boven Digoel bercampur dengan milik pihak lain.
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Peraturan pemerintah Nomor 24 Tahun 2005
PSAP No.05 tentang Persediaan yaitu:
a. Halaman 2 Alinea 5 menyatakan bahwa Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk
barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional
pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan
dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
b. Paragraf 16 yang menyatakan bahwa pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat
pada inventarisasi fisik.
Hal tersebut mengakibatkan sisa persediaan BBM sebesar Rp944.386.800 tidak dapat
diyakini kewajarannya.
Hal tersebut disebabkan:
a. Kepala Dinas Kesehatan lalai dalam melakukan pengawasan atas penatausahaan barang
pada Dinas Kesehatan.
b. Bendahara Barang Dinas Kesehatan tidak menyelenggarakan pembukuan penggunaan
BBM secara memadai dan tidak melakukan rekonsiliasi dengan APMS DPH pada akhir
tahun 2009.
2. Selisih Saldo Aset Tetap Sebesar Rp117.171.961.593,40 Tidak Dapat Dijelaskan dan
Sebesar Rp590.108.000 Masih Dikuasai Oleh Pihak Lain
Nilai Aset Tetap per 31 Desember 2009 yang disajikan pada Laporan Keuangan
Kabupaten Boven Digoel adalah sebesar Rp916.779.320.161,96 dengan rincian sebagai
berikut.
Atas selisih saldo awal aset tetap sebesar Rp138.520.730.988 dijelaskan oleh tim
penyusunan harga satuan dan inventarisasi aset daerah disebabkan karena adanya aset
tetap pada beberapa SKPD yang telah dan akan diserahkan kepada masyarakat, salah
mengklasifikasikan persediaan ke dalam kelompok aset tetap dan keselahan perhitungan
dengan total sebesar Rp34.691.872.394. Secara rinci sebagai berikut:
1 Gedung dan Bangunan Dinas Tenaga Kerja dan 12.153.131.088 Persediaan rumah
Pemukiman masyarakat yang
belum diserahkan
3 Peralatan dan Mesin Dinas Perindagkop dan UKM 75.000.000 Ongkos Angkut
Penyuling Minyak
Kayu Putih
Jumlah 34.691.872.394
Pemeriksaan lebih lanjut diketatui bahwa atas sisa selisih saldo aset tetap sebesar
Rp92.984.409.380,60 (138.520.730.988 – 34.691.872.394 – 10.844.449.213,40),
sampai dengan pemeriksaan berakhir tidak dapat dijelaskan oleh Tim penyusunan harga
satuan dan inventarisasi aset daerah kepada Tim Pemeriksa BPK RI.
b. Terhadap temuan pemeriksaan BPK RI atas ketidakwajaran saldo aset tetapTA 2008
sebesar Rp10.844.449.213,40 yang disebabkan aset tetap tersebut tidak didukung
dengan daftar rincian aset tetap, juga belum dapat dijelaskan oleh Pemerintah
Kabupaten Boven Digoel kepada Tim Pemeriksa BPK RI.
c. Terdapat aset tanah dan kendaraan yang tidak didukung bukti kepemilikan sebesar
Rp13.343.103.000
Berdasarkan daftar rincian aset tetap per SKPD per 31 Desember 2009 diketahui
bahwa nilai aset tetap Sekretariat Daerah sebesar Rp81.143.672.824 dan Sekretariat
DPRD sebesar Rp41.409.114.745.
Hasil pemeriksaan terhadap daftar rincian aset dan dokumen bukti kepemilikan
pada Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD diketahui hal-hal sebagai berikut:
1) Tanah
Berdasarkan pengecekan atas dokumen bukti kepemilikan atas aset tanah pada
Sekretariat Daerah diketahui bahwa status kepemilikan atas tanah sebesar
Rp10.290.668.000 belum didukung dengan dokumen sertifikat tanah, dengan
rincian sebagai berikut:
Jumlah 10.290.668.000
d. Terdapat aset kendaraan di Sekretariat DPRD yang dikuasai oleh mantan anggota
DPRD periode 2004-2009 sebanyak 13 unit senilai Rp590.108.000 (rincian terlampir)
1) Dua unit kendaraan roda dua senilai Rp32.290.000 yang tercatat pada Sekretariat
DPRD dan Dinas Kesejahteraan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat. Pemegang
kendaraan tersebut telah mutasi ke Dinas Kesejahteraan Bangsa dan Perlindungan
Masyarakat.
2) Tiga unit kendaraan roda empat yang tercatat dua kali pada rincian peralatan dan
mesin Sekretariat DPRD senilai Rp1.030.000.000
3) Satu unit Mitshubisi Strada L300 sebesar Rp390.000.000 hasil pengadaaan
kendaraan pada tahun 2008 tidak masuk dalam rincian aset peralatan dan mesin
pada Sekretariat DPRD.
4) Sebelas unit kendaraan bermotor pada Sekretariat Daerah yang telah didukung bukti
kepemilikan tidak tercatat dalam daftar aset tetap daerah.
No. Jenis Kendaraan Type Kendaraan Tahun No. Polisi Harga Perolehan Pemegang
1 Jeep Daihatsu / F70 biru 2004 DS 5106 GC 250.000.000 AUK (Setwan)
2 Jeep Daihatsu / F70 hitam 2004 DS 5001 V 390.000.000 LI, S.Sos (DPRD)
3 Jeep Daihatsu / F70 hitam 2004 DS 5140 GC 390.000.000 ECH (DPRD)
4 Sedan Toyota / Camry 2006 DS 5003 GB 595.000.000 PW (DPRD)
Total 1.625.000.000
Daftar Aset Yang Dikuasai Mantan Anggota DPRD Periode 2004-2009 pada Sekretariat DPRD
No. Nama Pemegang Nama Kendaraan No. Polisi Harga Perolehan Keterangan
1 YMK Mitsubishi Strada L300 DS5007VM 390.000.000
2 YMK Honda Win/mcb DS6009VM 12.200.000
3 Mn Yamaha F1ZR DS6336GD 16.308.000
4 MM Yamaha RX-K DS6011VM 17.832.000
5 Akt Yamaha RX-K DS6003VM 17.832.000
6 Nyt Honda Supra X DS6006VM 15.280.000
7 RY Yamaha YT DS6325GB 15.720.000
8 HA Yamaha RX-K DS6008VM 17.832.000
9 GN Yamaha YT DS6007VM 15.720.000
10 SY Honda NF 125 SD DS6001VM 20.000.000
11 AA Yamaha RX-K DS6333GB 17.832.000
12 AKb Yamaha RX-K DS6012VM 17.832.000
13 YA Yamaha YT DS6045VM 15.720.000
Total 590.108.000
Daftar Aset Yang Tercatat Ganda pada Sekretariat DPRD
ATAS
KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG
PERUNDANG-UNDANGAN
DALAM KERANGKA PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL
TAHUN ANGGARAN 2009
DI
TANAH MERAH
ATAS
KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG
PERUNDANG-UNDANGAN
DALAM KERANGKA PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL
TAHUN ANGGARAN 2009
DI
TANAH MERAH
Nomor : 18B/LHP/XIX.JYP/06/10
Tanggal : 14 Juni 2010
DAFTAR ISI
Halaman
1. Sisa Kas di Bendahara Pengeluaran TA 2009 Pada Dinas Perhubungan dan Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral Sebesar Rp251.523.000 Belum Disetor Ke Kas
Daerah................................................................................................................................ 1
4. Pengadaan Kendaraan Dinas Roda Empat pada Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan
Perlindungan Masyarakat Sebesar Rp370.000.000 Belum Dilaksanakan Meskipun
Telah Dilunasi dan Denda Belum Ditetapkan Sebesar Rp18.500.000 .............................. 4
6. Pelaksanaan Fisik Lima Pekerjaan Pada Empat SKPD Kurang Volume Mengakibatkan
Potensi Kerugian Daerah Sebesar Rp642.740.400 ............................................................ 11
8. Belanja pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten
Boven Digoel Tidak Didukung Bukti Yang Lengkap ....................................................... 18
Lampiran
i
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Berdasarkan Undang-Undang
Undang No.15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggungjawab Keuangan Negara dan Undang-Undang
Undang Undang No.15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa
Keuangan, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) bertugas memeriksa Neraca
Pemerintah Kabupaten Boven Digoel per 31 Desember 2009, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan
Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut.
Untuk memperoleh keyakinan memadai, apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material,
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang ditetapkan oleh BPK RI mengharuskan BPK RI
melaksanakan pengujian atas kepatuhan Pemerintah Kabupaten Jayapura terha terhadap peraturan
perundang-undangan.
undangan. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
perundang undangan merupakan tanggung jawab
Pemerintah Kabupaten Boven Digoel. Namun, tujuan pemeriksaan BPK RI atas laporan keuangan
tidak untuk menyatakan pendapat atas keseluruhan kepatuhan terhadap peraturan perundang perundang-
undangan tersebut. Oleh karena itu, BPK tidak menyatakan suatu pendapat seperti itu.
Selain itu, peraturan perundang-undangan
perundang undangan dan SPKN mengharuskan BPK RI untuk melaporkan
kepada pihak berwenang, apabila dalam melakukan pemeriksaan
pemeriksaan atas laporan keuangan ditemukan
kecurangan dan penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan
perundang undangan yang berindikasi unsur
tindak pidana.
BPK RI menemukan ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang
perundang-undangan sebagai
berikut.
1. Sisa Kas di Bendahara Pengeluaran TA 2009 Pada Dinas Perhubungan dan Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral Sebesar Rp251.523.000
Rp251 Belum Disetor Ke Kas Daerah
Daerah.
2. Belanja Bantuan Sosial dan Belanja Kunjungan Kerja/Inspeksi Kepala Daerah/Wakil Kepala
Daerah Melampaui Anggaran Sebesar Rp91.174.962.960.
Rp91.174.962.960
3. Pengeluaran Uang Sebesar Rp88.002.000 untuk Pinjaman Anggota DPRD pada Sekretariat
DPRD Tidak Sesuai Ketentuan.
Ketentuan
4. Pengadaan Kendaraan Dinas Roda Empat pada Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan
Perlindungan Masyarakat Sebesar Rp370.000.000 Belum Dilaksanakan Meskipun Telah Dilunasi
dan Denda Belum Ditetapkan Sebesar Rp18.500.000.
Rp18.500.000
5. Pelaksanaan Fisik Lima Pekerjaan Pada Empat SKPD Kurang Volume
Sebesar Rp1.333.453.400.
6. Pelaksanaan Fisik Limaa Pekerjaan Pada Empat SKPD Kurang Volume Mengakibatkan Potensi
Kerugian Daerah Sebesar Rp642.740.400.
Rp642.740.400
1. Sisa Kas di Bendahara Pengeluaran TA 2009 Pada Dinas Perhubungan dan Dinas Energi
dan Sumber Daya Mineral Sebesar Rp251.523.000 Belum Disetor Ke Kas Daerah
Hasil pemeriksaan atas pertanggungjawaban penggunaan dana Uang Persediaan (UP)
Tahun Anggaran (TA) 2009 pada Dinas Perhubungan dan Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral diketahui adanya sisa kas pada bendahara pengeluaran sebesar Rp251.523.000, dengan
rincian sebagai berikut.
a. Dinas Perhubungan
Pada TA 2009, Dinas Perhubungan menganggarkan belanja daerah sebesar
Rp7.287.729.709 dan telah direalisasikan sebesar Rp7.157.729.709 atau 98,22%, sehingga
terdapat sisa kas di Bendahara Pengeluaran sebesar Rp130.000.000. Sisa dana kas tersebut
direncanakan akan dipergunakan untuk pembelian BBM docking kapal LCT Wambon. Hal
tersebut sesuai dengan surat pernyataan tanggal 2 Februari 2010 yang ditandatangani oleh
Sdr.BS (Kepala Bidang Angkutan Perairan Daratan/PPTK) dan keterangan Kepala Dinas
Perhubungan dengan surat keterangan No.550/115.a/DISHUB/2010 tanggal 30 April 2010.
Sampai dengan pemeriksaan berakhir, sisa dana sebesar Rp130.000.000 tersebut belum
direalisasikan penggunaannya, tetapi masih tetap disimpan oleh Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan (PPTK).
Hal tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor
13 Tahun 2006 jo. Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah pasal 220:
a. Ayat (8) yang menyatakan untuk tertib laporan pertanggungjawaban pada akhir tahun
anggaran, pertanggungjawaban pengeluaran dana bulan Desember disampaikan paling
lambat tanggal 31 Desember.
b. Ayat (10) yang menyatakan Bendahara Pengeluaran pada SKPD wajib
mempertanggungjawabkan secara fungsional atas pengelolaan uang yang menjadi tanggung
jawabnya dengan menyampaikan laporan pertanggungjawaban pegeluaran kepada PPKD
selaku BUD paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
a. Kepala Dinas Perhubungan dan Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral selaku
pengguna anggaran tidak optimal dalam melakukan pengawasan pengelolaan keuangan
daerah.
b. PPTK Dinas Perhubungan dan Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral tidak segera
menyetorkan dana tersebut.
BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Boven Digoel agar memerintahkan Sdr.BS dan
Sdr. JT untuk menyetorkan dana sebesar Rp130.000.000 dan Rp121.523.000 ke kas daerah.
Pemeriksaan atas perbandingan antara realisasi dengan anggaran belanja diketahui bahwa
pada belanja modal TA 2009, hanya terealisasi sebesar 80,45% dari anggaran sebesar
Rp346.317.037.257,19 atau sebesar Rp278.622.622.822 dan pada belanja bantuan keuangan
hanya terealisasi sebesar 59,82% dari anggaran sebesar Rp43.160.000.000 atau sebesar
Rp25.820.000.000.
Pemeriksaan lebih lanjut terhadap Laporan Realisasi Anggaran (LRA) diketahui bahwa
pada tahun TA 2009 terjadi defisit anggaran sebesar Rp33.294.983.654,33. Pelaksanaan kegiatan
dan belanja TA 2009 yang belum terealisasi dilaksanakan pada tahun 2010 dengan mekanisme
Dokumen Pelaksanaan Anggaran Lanjutan (DPAL) sebesar Rp52.705.318.550, yang disebabkan
ketidaktersediaan dana kas dalam tahun anggaran berkenaan.
Hal tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 54 Ayat (1) yang menyatakan bahwa SKPD dilarang
melakukan pengeluaran atas beban anggaran belanja daerah untuk tujuan yang tidak tersedia
anggarannya, dan/atau yang tidak cukup tersedia anggarannya dalam APBD.
Hal tersebut mengakibatkan penyediaan sarana prasarana dan alokasi bantuan keuangan
yang telah dianggarkan dalam APBD tidak sepenuhnya tercapai.
Hal tersebut terjadi karena kebijakan Kepala Daerah dalam merealisasikan pengeluaran
belanja melampaui pagu APBD.
Sekretaris Daerah mengakui temuan tersebut dan menyatakan bahwa pelampauan pagu
anggaran bantuan sosial terjadi karena tuntutan masyarakat yang sangat tinggi.
BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Boven Digoel agar dalam merealisasikan
pengeluaran belanja mengacu pada APBD.
3. Pengeluaran Uang Sebesar Rp88.002.000 untuk Pinjaman Anggota DPRD pada Sekretariat
DPRD Tidak Sesuai Ketentuan
Hasil pemeriksaan atas surat pertanggungjawaban (SPJ) TU No.007/SPJ-TU-
Nihil/1.20.4/2009 sebesar Rp518.711.000 dan SPJ TU No.008/SPJ-TU/1.20.4.1/2009 sebesar
Rp1.053.094.000 diketahui terdapat bukti peminjaman uang sebesar Rp88.002.000 oleh 3 (tiga)
orang anggota DPRD dengan rincian sebagai berikut.
Tabel 3.4 Daftar Bukti Peminjaman Uang
(dalam rupiah)
No. Nama Penerima Dokumen Pertanggungjawaban Nilai
1. PW No.008/SPJ-TU/1.20.4.1/2009 60.000.000
2. AKt No.007/SPJ-TU-Nihil/1.20.4/2009 25.002.000
3. AKb No.007/SPJ-TU-Nihil/1.20.4/2010 3.000.000
Total 88.002.000
Atas permasalahan tersebut, Sekretaris DPRD menyatakan sesuai dengan etika aturan
kepada anggota dan mantan anggota DPRD, atas pinjaman uang sebesar Rp88.002.000 akan
ditarik dan secepatnya disetor kembali ke kas daerah.
4. Pengadaan Kendaraan Dinas Roda Empat pada Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan
Perlindungan Masyarakat Sebesar Rp370.000.000 Belum Dilaksanakan Meskipun Telah
Dilunasi dan Denda Belum Ditetapkan Sebesar Rp18.500.000
Pemeriksaan terhadap realisasi belanja modal TA 2009 pada Badan Kesatuan Bangsa,
Politik dan Perlindungan Masyarakat diketahui terdapat pengadaan kendaraan operasional.
Pengadaan tersebut dilaksanakan oleh CV. Jg sesuai kontrak No.024/132/BAKESBANG/2009
tanggal 20 April 2009 dengan nilai kontrak sebesar Rp370.000.000. Pelaksanaan pekerjaan
dilakukan selama 30 hari kalender sejak diterbitkannya surat perintah kerja tanggal 20 April
2009 dan berakhir tanggal 29 Mei 2009. Pekerjaan telah dibayar lunas sesuai dengan surat
perintah pencairan dana (SP2D) No.0868/SP2D-LS/1.19.1.1/2009 tanggal 24 Agustus 2009
sebesar Rp370.000.000 dipotong pajak pertambahan nilai dan pajak penghasilan sebesar
Rp38.681.819. Pembayaran lunas atas pengadaan kendaraan tersebut dilakukan karena sudah
didukung dengan dokumen Berita Acara Serah Terima Barang Nomor 028/96/BAKESBANG
/2009 tanggal 29 Mei 2009.
Pemeriksaan atas fisik kendaraan dan hasil wawancara dengan Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan (PPTK) dan Bendahara Barang diketahui hal-hal sebagai berikut.
a. Berdasarkan pemeriksaan fisik pada tanggal 23 April 2010 diketahui bahwa mobil operasional
sebagaimana tertuang dalam kontrak No.024/132/BAKESBANG/2009 tanggal 20 April 2009
tidak ditemukan oleh Tim Pemeriksa di lokasi pemeriksaan. Hasil pemeriksaan tersebut
diperkuat dengan adanya surat pernyataan PPTK tanggal 26 April 2010 dan Bendahara
Barang tanggal 3 Mei 2010.
b. Atas belum diterimanya kendaraan tersebut, Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan
Perlindungan Masyarakat telah menyampaikan surat teguran kepada CV. Jg sebanyak 3 kali
yaitu tanggal 2 Juni 2009, 5 Juni 2009, dan 10 Juni 2009, namun tidak pernah mendapat
tanggapan dari CV. Jg selaku rekanan pelaksana. Meskipun waktu pelaksanaan pengadaan
kendaraan telah melampaui batas waktu kontrak, Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan
Perlindungan Masyarakat belum mengenakan denda keterlambatan pekerjaan sebesar
Rp18.500.000 (5% x Rp370.000.000).
Atas permasalahan tersebut Plt. Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan
Masyarakat mengakui dan akan tetap berusaha mencari jalan keluar penyelesaian temuan
tersebut. Plt. Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat juga
menjelaskan bahwa PPTK dan Bendahara Barang diperintahkan oleh Mantan Kepala Badan
Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat waktu itu (Sdr. DD) untuk membuat
berita acara penerimaan barang meskipun barang tersebut belum ada ditempat.
a. Dinas Pendidikan
Pada tahun 2009, Dinas Pendidikan melaksanakan program kegiatan Rehabilitasi Total SD
dan Pengadaan Sarana Belajar. Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Total dan Pengadaan
Sarana Belajar SD Inpres Asiki Distrik Jair dilaksanakan oleh CV. AJ sesuai kontrak No.
642/827.h/2009 tanggal 27 Juli 2009 dengan nilai kontrak sebesar Rp748.500.000. Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK) No.642/827.i//2009 tanggal 27 Juli 2009 dengan jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan selama 120 hari kalender terhitung sejak tanggal 27 Juli 2009 sampai
dengan 23 November 2009.
Pekerjaan Rehabilitasi Total dan Pengadaan Sarana Belajar SD Inpres Asiki Distrik Jair
tersebut telah dinyatakan selesai 100% sesuai dengan berita acara pemeriksaan pekerjaan
No.900/1249.e/DISDIK/2009 tanggal 1 Desember 2009 yang ditandatangani oleh Konsultan
Pengawas. Pekerjaan tersebut telah dibayar lunas 100% dengan rincian sebagai berikut.
Hasil Pemeriksaan fisik yang telah dituangkan dalam berita acara pemeriksaan fisik
No.05/BACF/LKPD-BV/2010 tanggal 24 April 2009 diketahui terdapat kekurangan volume
pekerjaan sebesar Rp41.373.000 (Rincian Perhitungan dapat dilihat pada lampiran 1).
Hasil pemeriksaan fisik di lapangan terhadap pekerjaan Peningkatan Jalan Dalam Kota
Asiki tanggal 25 April 2010 dengan Berita Acara Cek Fisik No.08/BACF/LKPD-
BV/2010 oleh tim pemeriksa bersama dengan kontraktor pelaksana PT. JPP dan wakil
dari Dinas Pekerjaan Umum Sdr. SS diketahui terdapat kekurangan volume pada
pekerjaan lapis pondasi atas tanah semen (soil cement) sebesar Rp23.596.000 (Rincian
Perhitungan dapat dilihat pada lampiran 2).
2) Pekerjaan Peningkatan Jalan Asiki – Tanah Merah Pada Dinas Pekerjaan Umum
Kurang Volume Sebesar Rp140.540.600
Pada Tahun Anggaran 2009, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Boven Digoel
melaksanakan pekerjaan Peningkatan Jalan Asiki – Tanah Merah yang dikerjakan oleh
PT. JPP sesuai kontrak No.620/15/KONTR-BM/DPU-KBD/2009 tanggal 28 Mei 2009
dengan nilai kontrak sebesar Rp5.549.944.000. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
No.620/15/SPMK-BM/DPU-KBD/2009 tanggal 29 Mei 2009. Jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan selama 207 hari kalender terhitung sejak tanggal 29 Mei 2009 sampai dengan
22 Desember 2009.
Pekerjaan Peningkatan Jalan Asiki – Tanah Merah telah dinyatakan selesai sesuai dengan
Berita Acara Pemeriksaan Pelaksanaan Pekerjaan No.1043/KBMJJ/BAP/XII/2009
tanggal 14 Desember 2009 dan telah diserahterimakan sesuai dengan Berita Acara Serah
Terima No.1023/BA-PHO/KBMJJ/XII/2009 tanggal 14 Desember 2009 yang
ditandatangani oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kab. Boven Digoel dan Direktur
PT. JPP.
Pekerjaan Peningkatan Jalan Asiki – Tanah Merah telah dibayar 100% atau sebesar
Rp5.549.944.000 dengan penerbitan SP2D sebagai berikut.
Hasil pemeriksaan fisik di lapangan terhadap pekerjaan Peningkatan Jalan Asiki – Tanah
Merah tanggal 24 April 2010 dengan Berita Acara Cek Fisik No.04/BACF/LKPD-
BV/2010 oleh tim pemeriksa bersama dengan kontraktor pelaksana PT. JPP dan wakil
dari Dinas Pekerjaan Umum Sdr. SS diketahui terdapat kekurangan volume pada
pekerjaan lapis pondasi atas tanah semen (soil cement) sebesar Rp140.540.600 (Rincian
Perhitungan dapat dilihat pada lampiran 3).
c. Sekretariat DPRD
Pada tahun 2009 Sekretariat DPRD menganggarkan belanja modal untuk pembangunan ruang
sidang DPRD sebesar Rp8.279.342.660. Pekerjaan pembangunan ruang sidang DPRD
dilaksanakan oleh PT. BPPR sesuai surat perjanjian pemborongan No.680/14/SETWAN/2009
tanggal 6 Maret 2009 dengan nilai kontrak sebesar Rp6.443.709.000. Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK) No.680/15/SETWAN/ 2009 tanggal 6 Maret 2009 dengan jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan selama 210 hari kalender terhitung sejak tanggal 6 Maret 2009.
Pekerjaan tersebut telah mencapai 100% sesuai dengan berita acara terima pekerjaan
No.35/BPPR/MRK-XI/2009 tanggal 30 November 2009 dan telah dibayar sebesar
Rp6.410.494.531 dengan rincian sebagai berikut.
Hasil pemeriksaan terhadap dokumen kontrak berupa gambar dan rencana anggaran biaya
(RAB) dan pemeriksaan fisik bangunan yang telah dituangkan dalam berita acara
pemeriksaan fisik No.08/BACF/LKPD-BV/2010 tanggal 1 Mei 2009 diketahui hal-hal
sebagai berikut.
a) Berita acara pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan yang dibuat oleh konsultan pengawas
tidak sesuai dengan kenyataan dilapangan.
b) Dari foto pekerjaan yang dibuat oleh konsultan pengawas diketahui pekerjaan kolom dan
ring balok yang dilaksanakan bukan kolom dan ring balok komposit seperti yang terdapat
dalam rencana anggaran biaya (RAB).
c) Pembayaran retensi 5% telah direalisasikan sebelum waktu pemeliharaan selesai.
d) Terdapat kekurangan volume sebesar Rp1.037.056.506 (Rincian Perhitungan dapat
dilihat pada lampiran 4).
Atas kekurangan volume pekerjaan pada Dinas Pekerjaan Umum, telah dilakukan penyetoran ke
rekening kas daerah No.352-01-000245-30-2 pada PT. Bank BRI dengan perincian sebagai
berikut.
a. Slip setoran tanggal 19 Mei 2010 sebesar Rp23.596.000 untuk pengembalian dana pekerjaan
peningkatan Jalan Dalam Kota Asiki oleh PT. JPP.
b. Slip setoran tanggal 19 Mei 2010 sebesar Rp140.540.600 untuk pengembalian dana
pekerjaan Peningkatan Jalan Asiki – Tanah Merah oleh PT. JPP.
Hal tersebut tidak sesuai dengan:
c. Surat Perjanjian Pemborongan (Kontrak) No.642/827.h/2009 pasal 8 yang menyatakan
bahwa pihak kedua wajib melaksanakan, menyelesaikan dan memperbaiki pekerjaan dengan
penuh ketelitian, kesungguhan dengan menyediakan segala tenaga termasuk pengawasan
bahan-bahan, peralatan, pengangkutan dari atau ke lapangan dan di dalam atau sekitar
pekerjaan, atau segala sesuatu baik yang bersifat sementara yang dilakukan untuk
pelaksanaannya, penyelesaiannya dan perbaikan sebagaimana dirinci dalam lampiran
kontrak.
d. Surat Perjanjian Pemborongan (Kontrak) No.620/23/KONTR-BM/DPU-KBD/2009 tanggal
28 Mei 2009
1) Pasal 2 tentang Maksud Perjanjian (Kontrak) yang menyatakan Penyedia Jasa harus
melaksanakan, menyelesaikan dan memperbaiki pekerjaan Peningkatan Jalan Dalam
Kota Asiki yang terletak di Kabupaten Boven Digoel dengan uraian terperinci
sebagaimana tersebut dalam daftar Kuantitas dan Harga sedemikian sehingga hasil
pekerjaan tersebut dapat diterima dengan baik oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Boven Digoel.
2) Pasal 3 tentang Dokumen Perjanjian (Kontrak) yang menyatakan Dokumen kontrak
sebagaimana ditentukan dibawah ini harus dibaca serta merupakan bagian dari kontrak
ini yaitu:
a) Angka (1) Kontrak ini (termasuk addendumnya bila ada) termasuk lampiran-
lampiran yang disebutkan dalam pasal 8 di bawah ini dan dilampirkan disini.
b) Angka (5) Romawi II Berita Acara dan Dokumen lainnya yang telah disetujui oleh
kedua belah pihak selama masa evaluasi penawaran.
c) Angka (8) Spesifikasi Teknis.
d) Angka (9) Gambar Kerja.
e) Angka (10) Daftar Kuantitas dan Harga yang telah diisi harga satuannya.
e. Surat Perjanjian Pemborongan (Kontrak) No.620/15/KONTR-BM/DPU-KBD/2009 tanggal
28 Mei 2009
1) Pasal 2 tentang Maksud Perjanjian (Kontrak) yang menyatakan Penyedia Jasa harus
melaksanakan, menyelesaikan dan memperbaiki pekerjaan Peningkatan Jalan Asiki -
Tanah Merah yang terletak di Kabupaten Boven Digoel dengan uraian terperinci
sebagaimana tersebut dalam daftar Kuantitas dan Harga sedemikian sehingga hasil
pekerjaan tersebut dapat diterima dengan baik oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Boven Digoel.
2) Pasal 3 tentang Dokumen Perjanjian (Kontrak) yang menyatakan Dokumen kontrak
sebagaimana ditentukan dibawah ini harus dibaca serta merupakan bagian dari kontrak
ini yaitu:
a) Angka (1) Kontrak ini (termasuk addendumnya bila ada) termasuk lampiran-
lampiran yang disebutkan dalam pasal 8 di bawah ini dan dilampirkan disini.
b) Angka (5) Romawi II Berita Acara dan Dokumen lainnya yang telah disetujui oleh
kedua belah pihak selama masa evaluasi penawaran.
c) Angka (8) Spesifikasi Teknis.
d) Angka (9) Gambar Kerja.
e) Angka (10) Daftar Kuantitas dan Harga yang telah diisi harga satuannya.
f. Surat perjanjian pemborongan No.680/14/SETWAN/2009 pasal 8 yang menyatakan pihak
pertama wajib melaksanakan kewajiban untuk membayar harga kontrak kepada pihak kedua,
sedangkan pihak kedua wajib melaksanakan pekerjaan yang diperjanjikan dalam kontrak dan
Keputusan Presiden No.80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden No.95 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan Presiden No.80
Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dalam
Penjelasan, Pasal 33 ayat (2) yang menyatakan bahwa pembayaran hanya dapat dilakukan
sebesar pekerjaan yang telah terpasang.
g. Surat Perjanjian No.912/90.1/INDAGKOP-KBD/2008 tanggal 8 September 2008 angka 2
yang menyatakan pihak kedua harus melaksanakan, menyelesaikan dan memperbaiki
pekerjaan yaitu pembangunan pasar tradisional Distrik Jair Kab. Boven Digoel sesuai dengan
Surat Perjanjian ini dan lampirannya (kontrak). Waktu penyelesaian pekerjaan dihitung sejak
tanggal mulai kerja adalah 90 (Sembilan puluh) hari kalender.
6. Pelaksanaan Fisik Lima Pekerjaan Pada Empat SKPD Kurang Volume Mengakibatkan
Potensi Kerugian Daerah Sebesar Rp642.740.400
Dalam Tahun Anggaran 2009 pada Dinas Pekerjaan Umum, Bappeda, dan Sekretariat
DPRD terdapat pekerjaan yang tidak sesuai kontrak dengan rincian sebagai berikut.
Hasil peninjauan fisik di lapangan terhadap pekerjaan Pengadaan dan Penanaman Pohon
Hidup di Jalur Hijau tanggal 23 April 2010 oleh tim pemeriksa bersama dengan pejabat
pelaksana teknis kegiatan (PPTK) diketahui terdapat bibit pohon yang mati.
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Sdr. FT dan Sdr. MMP telah melayangkan surat teguran
kepada CV. Rm sebanyak 3 (tiga) kali dimana 2 (dua) diantaranya meminta rekanan CV. Rm
untuk melakukan kegiatan pemeliharaan (penanaman kembali dan pembersihan) tetapi surat
teguran tidak ditanggapi oleh CV. Rm.
Berdasarkan dokumen pemeriksaan fisik Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Sdr. FT
dan Sdr. MMT bersama dengan Pengawas Lapangan Sdr. PT dan Sdr. YK yang dituangkan
dalam Surat Teguran ketiga No.050/42/BAPP/IV/2010 kepada CV. Rm diketahui hal-hal
sebagai berikut.
a) Bahwa pekerjaan pemeliharaan atas penanaman tanaman hias tidak dilaksanakan
sebagaimana diatur dalam kontrak.
b) Bahwa ditemukan tanaman hias yang gagal tumbuh (mati) dengan rincian:
(1) Jenis tanaman hias Glodokan 25 pohon.
(2) Jenis tanaman hias Kiara Payung 134 pohon.
c) Terdapat kekurangan volume sebesar Rp70.158.200 (Rincian Perhitungan dapat dilihat
pada lampiran 8).
c. Sekretariat DPRD
Pada TA 2009 Sekretariat DPRD menganggarkan belanja modal untuk pembangunan 3 unit
rumah jabatan Kabag Setwan sebesar Rp1.350.000.000. Pengerjaan ruang 3 unit rumah
jabatan Kabag Setwan dilaksanakan oleh PT.KIP berdasarkan kontrak
No.680/05/SETWAN/2009 tanggal 6 Maret 2009 sebesar Rp1.350.000.000. Surat Perintah
Mulai Kerja (SPMK) No.680/06/SETWAN/2009 tanggal 6 Maret 2009 dengan jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan selama 90 hari kalender terhitung sejak tanggal 6 Maret 2009.
Pekerjaan Pembangunan 3 unit rumah jabatan Kabag Setwan DPRD Kabupaten Boven Digoel
tersebut telah dinyatakan selesai 100% sesuai dengan berita acara serah terima pekerjaan
No.02/KIP/BAST/VI/2009 tanggal 9 Juni 2009. Pekerjaan tersebut telah dibayar 100% sesuai
SP2D No.0493/SP2D-LS/1.20.4.1/2009 tanggal 17 Juni sebesar Rp1.350.000.000.
Hasil pemeriksaan terhadap dokumen dan pemeriksaan fisik bangunan yang dituangkan
dalam berita acara pemeriksaan fisik No.08/BACF/LKPD-BV/2010 tanggal 1 Mei 2009
diketahui hal-hal sebagai berikut.
a) Berita acara pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan yang dibuat oleh konsultan pengawas
tidak sesuai dengan kenyataan dilapangan.
b) Terdapat kekurangan volume sebesar sebesar Rp49.020.990 (Rincian Perhitungan dapat
dilihat pada lampiran 9).
d. Dinas Pendidikan
Pada tahun 2009 Dinas Pendidikan melaksanakan program kegiatan Rehabilitasi Total SD dan
Pengadaan Sarana Belajar. Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Total dan Pengadaan Sarana
Belajar SD Negeri Camp 19 Distrik Jair dilaksanakan oleh CV. GS sesuai kontrak No.
642/827.b/2009 tanggal 27 Juli 2009 dengan nilai kontrak sebesar Rp748.000.000. Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK) No.642/827.c/2009 tanggal 27 Juli 2009 dengan jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan selama 120 hari kalender terhitung sejak tanggal 27 Juli 2009.
Pekerjaan Rehabilitasi Total dan Pengadaan Sarana Belajar SD Negeri Camp 19 Distrik Jair
tersebut telah dinyatakan selesai 100% dan masih dalam masa pemeliharaan sesuai dengan
berita acara pemeriksaan pekerjaan No.900/1257.f/DISDIK/2009 tanggal 23 November 2009
yang ditandatangani oleh Konsultan Pengawas. Pekerjaan tersebut telah dibayar 95% dengan
rincian sebagai berikut.
Hasil Pemeriksaan fisik yang telah dituangkan dalam berita acara pemeriksaan fisik
No.06/BACF/LKPD-BV/2010 tanggal 24 April 2009 diketahui terdapat kekurangan volume
pekerjaan yang mengakibatkan kelebihan pembayaran sebesar Rp56.343.700 (Rincian
Perhitungan dapat dilihat pada lampiran 10).
Atas kekurangan volume pekerjaan pada Dinas Pekerjaan Umum, telah dilakukan penyetoran ke
rekening kas daerah No.0352-01-000245-30-2 pada PT. Bank BRI yaitu slip setoran tanggal 26
Mei 2010 sebesar Rp282.424.400 untuk pengembalian dana pekerjaan peningkatan Jalan Kali
Mandobo – Aski oleh PT. Dr.
a. Angka (1) Kontrak ini (termasuk addendumnya bila ada) termasuk lampiran-
lampiran yang disebutkan dalam pasal 8 di bawah ini dan dilampirkan disini.
b. Angka (5) Romawi II Berita Acara dan Dokumen lainnya yang telah disetujui oleh
kedua belah pihak selama masa evaluasi penawaran.
c. Angka (8) Spesifikasi Teknis.
d. Angka (9) Gambar Kerja.
e. Angka (10) Daftar Kuantitas dan Harga yang telah diisi harga satuannya.
b. Surat Perjanjian Pekerjaan (Kontrak) No.620/36/KONTR-BM/DPU-KBD/2009 tanggal 28
Mei 2009
1) Pasal 2 tentang Maksud Perjanjian (Kontrak) yang menyatakan Penyedia Jasa harus
melaksanakan, menyelesaikan dan memperbaiki pekerjaan Peningkatan Jalan Asiki –
Mandom yang terletak di Kabupaten Boven Digoel dengan uraian terperinci
sebagaimana tersebut dalam daftar Kuantitas dan Harga sedemikian sehingga hasil
pekerjaan tersebut dapat diterima dengan baik oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Boven Digoel.
2) Pasal 3 tentang Dokumen Perjanjian (Kontrak) yang menyatakan Dokumen kontrak
sebagaimana ditentukan dibawah ini harus dibaca serta merupakan bagian dari kontrak
ini yaitu:
a. Angka (1) Kontrak ini (termasuk addendumnya bila ada) termasuk lampiran-
lampiran yang disebutkan dalam pasal 8 di bawah ini dan dilampirkan disini.
b. Angka (5) Romawi II Berita Acara dan Dokumen lainnya yang telah disetujui oleh
kedua belah pihak selama masa evaluasi penawaran.
c. Angka (8) Spesifikasi Teknis.
d. Angka (9) Gambar Kerja.
e. Angka (10) Daftar Kuantitas dan Harga yang telah diisi harga satuannya.
c. Surat Perjanjian Pekerjaan (Kontrak) No.028/68/SP/BAPPEDA/VII/2009 tanggal 22 Juli
2009
1) pasal 11 tentang Jangka Waktu Pelaksanaan yang menyatakan Penyedia Jasa
bertanggung jawab memperbaiki segala kerusakan, kegagalan atau kekurangan-
kekurangan yang terjadi akibat dari pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang tercantum di dalam Dokumen Kontrak.
2) Spesifikasi Teknis yang menyatakan umur bibit tanaman 7 – 12 bulan dengan tinggi
lebih dari 1 m dan siap tanam.
d. Surat Perjanjian Pemborongan (Kontrak) No.680/05/SETWAN/2009 tanggal 6 Maret 2009
pasal 11 yang menyatakan kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan seluruhnya sesuai
dengan jangka waktu yang telah ditetapkan dalam kontrak.
e. Keputusan Presiden No.80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden No.95 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan Presiden No.80
Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dalam
Penjelasan, Pasal 33 ayat (2) yang menyatakan bahwa pembayaran hanya dapat dilakukan
sebesar pekerjaan yang telah terpasang.
Hal tersebut mengakibatkan potensi kerugian daerah sebesar Rp360.316.000
(Rp184.793.200 + Rp70.158.200 + Rp49.020.900 + Rp56.343.700).
7. Belanja Perjalanan Dinas Dibayar Ganda Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
dan Inspektorat Sebesar Rp79.000.000
Hal tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.58 Tahun
2005, Pasal 86 ayat (2) yang menyatakan pejabat yang menandatangani dan/atau mengesahkan
dokumen yang berkaitan dengan surat bukti yang menjadi dasar pengeluaran atas beban APBD
bertanggung jawab atas kebenaran material dan akibat yang timbul dari penggunaan surat bukti
dimaksud.
8. Belanja pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Boven
Digoel Tidak Didukung Bukti Yang Lengkap
Pada TA 2009 Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kab. Boven
Digoel menganggarkan belanja sebesar Rp12.960.000.000 dan telah direalisasikan sebesar
Rp11.883.796.488 (91,70%). Hasil evaluasi terhadap surat pertanggungjawaban (SPJ) Badan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah diketahui terdapat realisasi belanja yang tidak didukung
bukti yang lengkap sebesar Rp347.775.100 dengan rincian sebagai berikut.
Tabel 3.14 Rincian Belanja dengan Bukti Tidak Lengkap
(dalam rupiah)
No Jenis Belanja Jumlah Keterangan
1. Belanja Perjalanan Dinas 228.630.000 Bukti Tidak Lengkap
2. Belanja Kontribusi Kegiatan 60.000.000 Bukti Tidak Lengkap
3. Belanja Cetak dan Penggandaan 17.028.100 Bukti Tidak Lengkap
4. Belanja Makanan dan Minuman 38.000.000 Bukti Tidak Lengkap
5. Belanja Barang Habis Pakai 4.117.000 Bukti Tidak Lengkap
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah pasal 132
a. Ayat (1) yang menyatakan bahwa setiap pengeluaran belanja atas beban APBD harus
didukung dengan bukti lengkap dan sah.
b. Ayat (2) yang menyatakan bukti sebagaimana pada ayat (1) harus dapat pengesahan oleh
pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab atas kebenaran material yang timbul dari
penggunaan bukti dimaksud.
Hal tersebut mengakibatkan belanja sebesar Rp347.775.100 tidak dapat diyakini kebenaran
penggunaannya.
Hal tersebut disebabkan Kepala Bidang Verifikasi BPKAD tidak melakukan verifikasi atas
laporan pertanggungjawaban yang disampaikan dan tidak meneliti kelengkapan dokumen
pertanggungjawaban serta keabsahan bukti-bukti pengeluaran yang disampaikan.
Atas permasalahan tersebut Kepala BPKAD menjelaskan bahwa pada dasarnya mengakui
terdapat kekurangan administrasi yang signifikan dan segera ditindaklanjuti dan hasil perbaikan
atau penyempurnaan segera disampaikan sebelum 40 hari terhitung tanggal 12 Mei 2010.
BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Boven Digoel agar memberikan sanksi sesuai
ketentuan kepada Kepala Bidang Verifikasi BPKAD dan memerintahkan Kepala BPKAD dan
Bendahara Pengeluaran melengkapi bukti belanja sebesar Rp347.775.100.
Dari keterangan bendahara bantuan sosial Sdr. PMM diketahui bahwa laporan
pertanggungjawaban penggunaan dana bantuan sosial pendidikan sebesar RP4.181.728.000
sudah disusun dan diserahkan kepada Bagian Verifikasi BPKAD namun belum diverifikasi
dan disahkan oleh Bagian Verifikasi BPKAD.
Hal tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
a. Pasal 132
1) ayat (1) yang menyatakan setiap pengeluaran belanja atas beban APBD harus didukung
dengan bukti yang lengkap dan sah.
2) ayat (2) yang menyatakan bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapat
pengesahan oleh pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab atas kebenaran material
yang timbul dari penggunaan bukti tersebut.
b. Pasal 133 ayat (2) yang menyatakan bahwa penerima subsidi, hibah, bantuan sosial, dan
bantuan keuangan bertanggung jawab atas penggunaan uang/barang dan/atau jasa yang
diterimanya dan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaannya kepada
kepala daerah; ayat (3) yang menyatakan bahwa tata cara pemberian dan pertanggungjawaban
subsidi, hibah, bantuan sosial, dan bantuan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dalam peraturan kepala daerah.
c. Pasal 220 ayat (10) Bendahara pengeluaran pada SKPD wajib mempertanggungjawabkan
secara fungsional atas pengelolaan uang yang menjadi tanggung jawabnya dengan
menyampaikan laporan pertanggungjawaban pengeluaran kepada PPKD selaku BUD paling
lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
d. Pasal 224 yang menyatakan bahwa bendahara pengeluaran yang mengelola belanja bunga,
subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, belanja tidak terduga,
dan pembiayaan melakukan penatausahaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Atas permasalahan tersebut Sekretaris Daerah mengakui permasalahan tersebut dan akan
melakukan pemanggilan kepada penerima dana bantuan sosial tersebut dan akan melakukan
verifikasi surat pertanggungjawaban tersebut.
1. Kemasyarakatan 120.821.010.000
2. Raskin 3.298.803.000
3. Pengobatan 1.750.000.000
4. Pendidikan 4.798.952.960
5. Partai Politik 150.000.000
6. Organisasi Keagamaan 9.000.000.000
7. Askeskin 68.493.043
JUMLAH 139.887.259.003
Hasil pemeriksaan dan evaluasi terhadap bukti-bukti pengeluaran belanja bantuan sosial
diketahui hal-hal sebagai berikut.
a. Seluruh pengeluaran belanja bantuan sosial telah dipertanggungjawabkan penerima bantuan
berupa kwitansi penerimaan uang. Sebanyak 646 penerima bantuan senilai Rp12.772.626.000
menyampaikan proposal dan mendapatkan disposisi dari Bupati, Wakil Bupati atau Sekretaris
Daerah, sebanyak 2.908 penerima bantuan senilai Rp104.131.660.000 tidak menyampaikan
proposal dan tidak ada disposisi dari Bupati, Wakil Bupati atau Sekretaris Daerah. Sedangkan
sebanyak 14 penerima bantuan sosial senilai Rp3.045.860.000 yang berbentuk organisasi dan
kepanitian belum menyampaikan bukti penggunaan dan pertanggungjawaban dana kepada
Sekretaris Daerah selaku pengguna anggaran.
b. Dari hasil konfirmasi kepada 28 penerima bantuan sosial dengan nilai bantuan sebesar
Rp7.563.510.000 hanya delapan penerima bantuan sosial senilai Rp3.139.210.000 saja yang
dapat dilakukan konfirmasi, sedangkan sisanya sebanyak 20 penerima sebesar
Rp4.424.300.000 tidak dapat dilakukan konfirmasi. Konfirmasi bantuan keagamaan yang
dilakukan di Distrik Jair diketahui sebanyak 19 rumah ibadah islam dan Kristen menerima
bantuan masing-masing sebesar Rp50.000.000. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara
dengan Sdr.KG tanggal 24 April 2010. Bantuan sosial kemasyarakatan sebesar
Rp120.821.010.000 tidak dapat dilakukan konfirmasi karena bukti pertanggungjawaban
penerima bantuan tidak dilengkapi dengan identitas pengenal diri dan alamat pemohon.
c. Hasil pemeriksaan terhadap bukti penerima bantuan sosial diketahui terdapat belanja bantuan
sosial yang diterima organisasi kemasyarakatan dan kepanitiaan yang belum
dipertanggungjawabkan penggunaan dananya sebesar Rp3.045.860.000. Rincian organisasi
Hal tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah pasal 133.
a. Ayat (1) Pemberian subsidi, hibah, bantuan sosial, dan bantuan keuangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1), Pasal 42 ayat (1), Pasal 45 ayat (1), dan Pasal 47 ayat (1)
dilaksanakan atas persetujuan kepala daerah.
b. Ayat (2) Penerima subsidi, hibah, bantuan sosial, dan bantuan keuangan bertanggung jawab
atas penggunaan uang/barang dan/atau jasa yang diterimanya dan wajib menyampaikan
laporan pertanggungjawaban penggunaannya kepada kepala daerah.
c. Ayat (3) Tata cara pemberian dan pertanggungjawaban subsidi, hibah, bantuan sosial, dan
bantuan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam peraturan kepala
daerah.
b. Meminta penerima bantuan agar segera melengkapi data identitas penerima bantuan
sebesar Rp4.424.300.000 dan mempertanggungjawabkan penggunaan dana sebesar
Rp3.045.860.000 dari penerima bantuan.
II Pekerjaan Pengecatan
1 Cat Residu M2 20.850 613,58 12.793.143 - - 613,58 12.793.143
I DIVISI 1. UMUM
1 Mobilisasi & Demobilisasi ls 1,00 62.250.000,00 62.250.000,00 1,00 62.250.000,00 - -
I DIVISI 1. UMUM
1 Mobilisasi & Demobilisasi ls 1 163.502.500 163.502.500 1 163.502.500 - -
I DIVISI 1. UMUM
1 Mobilisasi ls 1 54.350.000 54.350.000 1 54.350.000 - -
I DIVISI 1. UMUM
1 Mobilisasi ls 1 28.500.000 28.500.000 1 28.500.000 - -
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pembersihan Lokasi Pekerjaan ls 1 5.000.000 5.000.000 1 5.000.000 5.000.000 - -
2 Foto Dokumentasi ls 1 300.000 300.000 1 300.000 300.000 - -
DIBAYARKAN SEHARUSNYA
LUMPSUM TIKET LUMPSUM TIKET
NO NAMA URAIAN TOTAL TOTAL SELISIH
HARI LUMPSUM JUMLAH TIKET DIBAYARKAN HARI LUMPSUM JUMLAH TIKET SEHARUSNYA
14 - 22 April --- Biaya perjalanan dinas musrembangda provinsi papua tahun 2009 --
7 850.000 5.950.000 5.000.000 10.950.000 7 850.000 5.950.000 5.000.000 10.950.000 -
tanah merah ke jayapura
21 - 27 April --- Biaya perjalanan dinas ke distrik Mandobo dalam rangka kegiatan
pendampingan pengelolaan data staf Distrik Fokus -- tanah merah ke distrik 7 700.000 4.900.000 - 4.900.000 5 700.000 3.500.000 - 3.500.000 1.400.000
mandobo
1 R.A.H. Kalalo 23 - 30 April --- Biaya perjalanan dinas koordinasi bantuan pemasangan solar sel --
7 850.000 5.950.000 5.000.000 10.950.000 4 850.000 3.400.000 5.000.000 8.400.000 2.550.000
tanah merah ke jayapura
2 Ferdinandus Tethool 12 - 19 Okt --- Biaya perjalanan dinas pelatihan penggunaan matriks konsolidasi dan 7 850.000 5.950.000 2.500.000 8.450.000 6 850.000 5.100.000 2.500.000 7.600.000 850.000
penganggaran bagi pemerintah kota -- tanah merah ke merauke
19 - 25 Okt --- 7 850.000 5.950.000 5.950.000 6 850.000 5.100.000 5.100.000 850.000
23 Nov - 3 Des --- 10 - - - - -
3 Felicita M. Tuwok 3 - 10 Des --- Biaya perjalanan dinas koordinasi akhir final penyusunan masterplan
7 850.000 5.950.000 5.000.000 10.950.000 6 850.000 5.100.000 5.000.000 10.100.000 850.000
pendidikan -- tanah merah ke jayapura
5 - 12 Okt --- 7 - - - - -
4 Dominikus Anggawen
12 - 19 Okt --- Biaya perjalanan dinas pelatihan penggunaan matriks konsolidasi dan 7 850.000 5.950.000 2.500.000 8.450.000 6 850.000 5.100.000 2.500.000 7.600.000 850.000
penganggaran bagi pemerintah kota -- tanah merah ke merauke
19 - 25 Okt --- 7 - - -
5 Yulius Arfayan 22 - 30 Okt --- Biaya perjalanan dinas pengambilan data bahan penyusunan
7 700.000 4.900.000 4.900.000 3 700.000 2.100.000 2.100.000 2.800.000
masterplan pendidikan - tanah merah ke tanah merah
7 - 14 Des --- - - - - -
6 Manuel Marto Pasau 13 - 23 Des --- Biaya Perjalanan dinas sosialisasi RTRW provinsi papua -- tanah
7 850.000 5.950.000 5.950.000 5 850.000 4.250.000 4.250.000 1.700.000
merah ke merauke
14 -22 April --- - - - - -
21 - 27 April --- Biaya perjalanan dinas ke distrik Mandobo dalam rangka kegiatan
7 Yulius Tanan
pendampingan pengelolaan data staf Distrik Fokus -- tanah merah ke distrik 7 700.000 4.900.000 4.900.000 5 700.000 3.500.000 3.500.000 1.400.000
mandobo
7 - 14 Des --- - - - - -
8 Marthen Palulun 14 - 24 Des --- Biaya perjalanan dinas bintek permendagri 59 tentang penyusunan
10 850.000 8.500.000 10.000.000 18.500.000 9 850.000 7.650.000 10.000.000 17.650.000 850.000
APBD 2010 - tanah merah ke jakarta
- - - - 21.700.000
lampiran 12
DAFTAR PERJALANAN DINAS GANDA
PADA INSPEKTORAT
DIBAYARKAN SEHARUSNYA
LUMPSUM TIKET TUNJANGAN LUMPSUM TIKET TUNJANGAN
NO NAMA URAIAN TOTAL TOTAL SELISIH
OPERASIONAL OPERASIONAL
HARI LUMPSUM JUMLAH TIKET DIBAYARKAN HARI LUMPSUM JUMLAH TIKET SEHARUSNYA
PIMPINAN PIMPINAN
Perjalanan Dinas Dari BPKAD --- tanggal perintah 9 desember 12.700.000 12.700.000 - - 12.700.000
1 IT
16 - 22 Des --- Biaya perjalanan dinas konsultasi ke inspektorat provinsi (ato ke BPK)
7 1.100.000 7.700.000 4.400.000 10.000.000 22.100.000 6 1.100.000 6.600.000 - 10.000.000 16.600.000 5.500.000
-- tanah merah ke jayapura
23 - 29 Desember --- Biaya perjalanan dinas konsultasi ke inspektorat provinsi --
7 1.100.000 7.700.000 4.400.000 10.000.000 22.100.000 7 1.100.000 7.700.000 4.400.000 10.000.000 22.100.000 -
tanah merah ke jayapura
25 - 31 Agustus --- Biaya perjalanan dinas kegiatan TLHP BPK pada SKPD di
7 350.000 2.450.000 100.000 - 2.550.000 7 350.000 2.450.000 100.000 - 2.550.000 -
lingkungan Kabupaten Boven Digoel
28 Agustus - 2 September --- Biaya perjalanan dinas pemeriksaan rutin pada dinas
7 350.000 2.450.000 100.000 - 2.550.000 3 350.000 1.050.000 100.000 - 1.150.000 1.400.000
PU
5 - 11 September --- Biaya perjalanan dinas kegiatan TLHP BPK di lingkungan
7 350.000 2.450.000 100.000 - 2.550.000 7 350.000 2.450.000 100.000 - 2.550.000 -
pemerintah Kabupaten Boven Digoel
2 AF 11 - 17 September --- Biaya perjalanan dinas koordinasi dan konsultasi lakip dan
tindak lanjut kerugian daerah ke bawasda kabupaten merauke -- tanah merah ke 7 900.000 6.300.000 4.800.000 - 11.100.000 6 900.000 5.400.000 4.800.000 - 10.200.000 900.000
merauke
2 - 8 November --- Biaya perjalanan dinas melaksanakan pemeriksaan rutin pada
7 350.000 2.450.000 100.000 - 2.550.000 7 350.000 2.450.000 100.000 - 2.550.000 -
dinas kesehatan
4 - 10 November --- Biaya perjalanan dinas rapat koordinasi pengawasan daerah di
7 1.100.000 7.700.000 4.400.000 10.000.000 22.100.000 2 1.100.000 2.200.000 4.400.000 10.000.000 16.600.000 5.500.000
jayapura
5 - 11 September --- Biaya perjalanan dinas kegiatan TLHP BPK di lingkungan
7 300.000 2.100.000 100.000 - 2.200.000 6 300.000 1.800.000 100.000 - 1.900.000 300.000
pemerintah Kabupaten Boven Digoel
11 - 17 September --- Biaya perjalanan dinas penyampaian laporan hasil tindak
7 750.000 5.250.000 4.400.000 - 9.650.000 7 750.000 5.250.000 4.400.000 - 9.650.000 -
lanjut BPK di jayapura -- tanah merah ke jayapura
7 - 13 Agustus --- Biaya perjalanan dinas pembahasan tindak lanjut BPK tahun
7 750.000 5.250.000 440.000 - 5.690.000 7 750.000 5.250.000 440.000 - 5.690.000 -
anggaran 2006 dan 2007 di jayapura -- tanah merah ke jayapura
10 - 16 Agustus --- Biaya perjalanan dinas pemeriksaan rutin pada dinas kebudayaan
7 300.000 2.100.000 100.000 - 2.200.000 3 300.000 900.000 100.000 - 1.000.000 1.200.000
3 JINN dan pariwisata
10 - 16 Des --- Biaya perjalanan Dinas pemeriksaan rutin pada dinas pertambangan 7 250.000 1.750.000 100.000 - 1.850.000 6 250.000 1.500.000 100.000 - 1.600.000 250.000
5 LK
16 - 22 Des --- Biaya perjalanan dinas konsultasi ke inspektorat provinsi (ato ke BPK)
7 800.000 5.600.000 4.400.000 - 10.000.000 7 800.000 5.600.000 4.400.000 - 10.000.000 -
-- tanah merah ke jayapura
3 - 9 September --- Biaya perjalanan dinas konsultasi TL BPK ke bawasda kabupaten
7 650.000 4.550.000 2.400.000 - 6.950.000 7 650.000 4.550.000 2.400.000 - 6.950.000 -
merauke -- tanah merah ke merauke
6 WSAR
3 - 9 September --- Biaya perjalanan dinas pemeriksaan rutin pada badan kesatuan
7 250.000 1.750.000 100.000 - 1.850.000 0 250.000 - - - - 1.850.000
bangsa
5 -11 September --- Biaya perjalanan dinas pemeriksaan rutin pada distrik kombut 7 500.000 3.500.000 1.400.000 4.900.000 7 500.000 3.500.000 1.400.000 - 4.900.000 -
11 - 17 September --- Biaya perjalanan dinas kegiatan TLHP BPK 7 250.000 1.750.000 100.000 1.850.000 0 250.000 - 100.000 - 100.000 1.750.000
7 MK
12 - 18 September --- Biaya perjalanan dinas pemeriksaan proyek pada distrik
7 500.000 3.500.000 - 3.500.000 7 500.000 3.500.000 - - 3.500.000 -
kombut
5 - 11 September --- Biaya perjalanan dinas kegiatan TLHP BPK di lingkungan
7 250.000 1.750.000 100.000 - 1.850.000 7 250.000 1.750.000 100.000 - 1.850.000 -
pemerintah Kabupaten Boven Digoel
8 MAR 11 - 17 September --- Biaya perjalanan dinas koordinasi dan konsultasi lakip dan
tindak lanjut kerugian daerah ke bawasda kabupaten merauke -- tanah merah ke 7 650.000 4.550.000 2.400.000 - 6.950.000 6 650.000 3.900.000 2.400.000 - 6.300.000 650.000
merauke
5 -14 September --- Biaya perjalanan dinas koordinasi dan konsultasi pp no.13 di
10 900.000 9.000.000 11.000.000 20.000.000 10 900.000 9.000.000 11.000.000 - 20.000.000 -
9 TR jakarta
11 - 17 September --- Biaya perjalanan dinas kegiatan TLHP BPK 7 300.000 2.100.000 100.000 2.200.000 3 300.000 900.000 100.000 - 1.000.000 1.200.000
28 Agustus - 2 September --- Biaya perjalanan dinas pemeriksaan rutin pada dinas
7 300.000 2.100.000 100.000 - 2.200.000 2 300.000 600.000 100.000 - 700.000 1.500.000
PU
25 - 31 Agustus --- Biaya perjalanan dinas kegiatan TLHP BPK pada SKPD di
7 300.000 2.100.000 100.000 2.200.000 7 300.000 2.100.000 100.000 - 2.200.000 -
10 Lms lingkungan Kabupaten Boven Digoel
04 - 10 November --- Biaya perjalanan dinas pemeriksaan rutin pada sekwan 7 300.000 2.100.000 100.000 - 2.200.000 5 300.000 1.500.000 100.000 - 1.600.000 600.000
7 700.000 4.900.000 1.800.000 6.700.000 7 700.000 4.900.000 1.800.000 - 6.700.000 -
9 -15 November --- Biaya perjalanan dinas Pemeriksaan rutin pada distrik ambatkui
28 Agustus - 2 September --- Biaya perjalanan dinas pemeriksaan rutin pada dinas
7 300.000 2.100.000 100.000 - 2.200.000 2 300.000 600.000 100.000 - 700.000 1.500.000
PU
11 MP
25 - 31 Agustus --- Biaya perjalanan dinas kegiatan TLHP BPK pada SKPD di
7 300.000 2.100.000 100.000 2.200.000 7 300.000 2.100.000 100.000 - 2.200.000 -
lingkungan Kabupaten Boven Digoel
5 -14 September --- Biaya perjalanan dinas penataan aset pada kantor perwakilan di
10 900.000 9.000.000 11.000.000 - 20.000.000 10 900.000 9.000.000 11.000.000 - 20.000.000 -
jakarta
11 - 17 September --- Biaya perjalanan dinas kegiatan TLHP BPK 7 300.000 2.100.000 100.000 - 2.200.000 3 300.000 900.000 100.000 - 1.000.000 1.200.000
12 MR
10 950.000 9.500.000 11.000.000 - 20.500.000 10 950.000 9.500.000 11.000.000 - 20.500.000 -
18 - 27 November --- Biaya perjalanan dinas diklat pengelolaan keuangan di jakarta