Anda di halaman 1dari 74

Managemen Risiko dan Penyiapan

Masyarakat/ Mitigasi Bencana


dr. Elvira Rosana, M.Biomed
(Modul Managemen Gawat Darurat Bencana)
Geologi Indonesia

Indonesia Rentan:
1.Gempa bumi,
2.tsunami,
3.letusan gunung api,
dan
4.jenis-jenis bencana
geologi lain
Hidrometeorologi
Iklim Tropis

Banjir Kebakaran hutan


Hidrometeorologi
Iklim Tropis

Kekeringan
Musim Peralihan
Putting Beliung
Undang-Undang
• Undang – Undang Nomor 24 Tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana
menyebutkan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah menjadi penanggung
jawab penyelenggaraan penanggulangan
bencana.
Hari Kesiapsiagaan Nasional
Apa itu Bencana??
Bencana didefinisikan sebagai peristiwa atau
rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik faktor alam,
faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis (UU Nomor 24 Tahun 2007)
Istilah-istilah terkait
Penanggulan Bencana
• Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah
serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan
pembangunan yang berisiko timbulnya bencana,kegiatan
pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi.
• Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko
bencana, baik melalui pengurangan ancaman bencana maupun
kerentanan pihak yang terancam bencana.
• Kesiapsiagaan adalah serangkaian yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta
melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.
Istilah-istilah terkait
Penanggulangan Bencana
• Peringatan dini adalah serangkaian kegiatan pemberian
peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang
kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh
lembaga yang berwenang.
• Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko
bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran
dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.
• Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan
akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu
yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam,
hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan
harta, dan gangguan kegiatan masyarakat
Istilah-istilah terkait
Penanggulangan Bencana
• Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak
buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi
korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan,
pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan
sarana
• Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan
publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pasca
bencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara
wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah
pascabencana.
• Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana,
kelembagaan pada wilayah pasca bencana, baik pada tingkat pemerintahan
maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya
kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban,
dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan
bermasyarakat pada wilayah pascabencana.
Upaya Penting Kesiapsiagaan
faktor yang dapat menimbulkan
besarnya kerugian dalam bencana:
1. Kurangnya pemahaman tentang karakteristik
bencana (hazard).
2. Sikap dan perilaku yang mengakibatkan rentannya
kualitas sumber daya alam (vulnerability).
3. Kurangnya informasi peringatan dini (early warning)
sehingga mengakibatkan ketidaksiapan.
4. Ketidakberdayaan atau ketidakmampuan dalam
menghadapi bahaya.
Mitigasi
Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko
bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun
penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana.
(UU No 24 Tahun 2007, Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1
angka 9) (PP No 21 Tahun 2008, Bab I Ketentuan Umum,
Pasal 1 angka 6).
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
MITIGASI BENCANA
• Membangun persepsi yang sama bagi semua pihak baik jajaran
aparat pemerintah maupun segenap unsur masyarakat yang
ketentuan langkahnya diatur dalam pedoman umum, petunjuk
pelaksanaan dan prosedur tetap yang dikeluarkan oleh instansi
yang bersangkutan sesuai dengan bidangtugas unit masing-
masing
• Pelaksanaan mitigasi bencanadilaksanakan secaraterpadu
terkoordinir yang melibatkan seluruh potensipemerintah dan
masyarakat.
• Upaya preventif harus diutamakan agar kerusakan dankorban
jiwa dapat diminimalkan.
• Penggalangan kekuatan melalui kerjasama dengan
semuapihak, melalui pemberdayaan masyarakat serta
kampanye
Strategi Pelaksanaan Kebijakan
1. Pemetaan daerah rawan bencana:
a. Belum seluruh wilayah di Indonesia telah dipetakan
b. Peta yang dihasilkan belum tersosialisasi dengan
baik
c. Peta bencana belum terintegrasi
d. Peta bencana yang dibuat memakai peta dasar yang
berbeda beda sehingga menyulitkan dalam proses
integrasinya
Strategi Pelaksanaan Kebijakan
2. Pemantauan tingkat kerawan sejak dini:
a.Pemantauan di daerah vital dan strategis secara jasa
dan ekonomi dilakukan di beberapa kawasan rawan
bencana
Strategi Pelaksanaan Kebijakan
3. Penyebaran informasi:
a.Kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan Propinsi
seluruh Indonesia yang rawan bencana, tentang tata
cara mengenali, mencegah dan penanganan bencana
baik melalui media cetak dan elektronik
Strategi Pelaksanaan Kebijakan
4. Sosialisasi dan Penyuluhan:
a.Hal penting yang perlu diketahui masyarakat dan
Pemerintah Daerah ialah mengenai hidup harmonis
dengan alam di daerah bencana, apa yang perlu
ditakukan dan dihindarkan di daerah rawan
bencana,dan mengetahui cara menyelamatkan diri jika
terjadi bencana.
Strategi Pelaksanaan Kebijakan
5. Pelatihan/Pendidikan:
a.Pelatihan difokuskan kepada tata cara pengungsian
dan penyelamatan jika terjadi bencana
b.Tujuan latihan lebih ditekankan pada alur informasi
dari petugas lapangan, pejabat teknis, SATKORLAK PB,
SATLAK PB dan masyarakat sampai ketingkat
pengungsian dan penyelamatan korban bencana
Strategi Pelaksanaan Kebijakan
6. Peringatan Dini:
a.Peringatan dini dan hasil pemantauan daerah rawan
bencana berupa saran teknis dapat berupaantana lain
pengalihan jalur jalan (sementara atau seterusnya),
pengungsian dan atau relokasi, dan saran penanganan
lainnya
MANAJEMEN MITIGASI
BENCANA
1.PENGUATAN INSTITUSI PENANGANAN BENCANA
a.Memperbaiki dan mensosialisasikan Prosedur Tetap(Protap)
SATKORLAK PB dan SATLAK PB yang memuat tugas dan
tanggungjawab Instansi-instansi yang terkait dalam manajemen
bencana, termasuk mekanisme koordinasi.
b.Meningkatkan kerjasama antara Instansi-instansi yang terkait
dalam manajemen bencana.
c.Meningkatkan kemampuan SATKORLAK PB dan SATLAK PB
dalam hal sistem, peralatan dan sumber dayamanusia.
d.Mengembangkan sistem informasi sebagai usaha untuk
meningkatkan kesiapan SATKORLAK PB dan SATLAK PB serta
masyarakat dalam menghadapi bencana
MANAJEMEN MITIGASI
BENCANA
2. MENINGKATKAN KEMAMPUAN TANGGAP DARURAT
a.Menyiapkan rencana penanganan keadaan darurat yang mendalam dan
terpadu
- Tugas dan tanggungjawab setiap organisasi atau
pihakyang terlibat secara internal dan eksternal.
- Organisasi tim tanggap darurat bencana.
- Mekanisme pencarian dan penyelamatan korban(SAR).
- Inventarisasi peralatan dan fasilitas-fasilitas yang
dibutuhkan.
•Meningkatkan koordinasi pertolongan dalam keadaandarurat dan kemampuan
komunikasi antar Instansi denganmengembangkan Ruang Pusat
Pengendalian Operasional(RUPUSDALOP) SATKORLAK PB dan SATLAK
PB.
MANAJEMEN MITIGASI
BENCANA
2. MENINGKATKAN KEMAMPUAN TANGGAP DARURAT
c. Meningkatkan kemampuan tanggap darurat personil PUSDALOP
d. Meningkatkan fasilitas tanda peringatan darurat dengancara pemasangan
alarm dan sistem pemberitahuankepada masyarakat
e. Meningkatkan rasa tanggungjawab pada pengguna fasilitas rumah sakit.
f. Meningkatkan dan mengorganisasikan transpor-tasi darurat, rencana operasi
dan rute
g. Mengkoordinasikan Pusat Pelayanan Kesehatan yangberlokasi di daerah
rawan.
h. Meningkatkan ketrampilan personil disetiap tingkat unitpelayanan darurat.
MANAJEMEN MITIGASI
BENCANA
3. MENINGKATKAN KEPEDULIAN DAN KESIAPAN MASYARAKAT PADA
MASALAH-MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESIKO BENCANA.
a.Mengembangkan materi kampanye pendidikan untuk masyarakat tentang
kepedulian terhadap bencana Program yang akan dikembangkan mencakup
langkah antisipasi dan penanganan.
b.Kelompok sasaran termasuk :
1)Personil keamanan umum dan petugas tanggapdarurat.
2)Organisasi Non Pemerintah dan organisasi kemasya-rakatan.
3)Dinas Pendidikan, pengelola Sekolah.
4)Pengelola Rumah Sakit.
5)Pengusaha.
6)Konsultan Teknik dan Kontraktor.
7)MasyarakatUmum.
MANAJEMEN MITIGASI
BENCANA
3. MENINGKATKAN KEPEDULIAN DAN KESIAPAN MASYARAKAT PADA
MASALAH-MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESIKO BENCANA.
b. Menyebarluaskan informasi bencana secara singkat danjelas melalui media
cetak, media elektonik, poster dan lain-lain.
c. Memberikan informasi kepada masyarakat secara rutin melalui organisasi
kemasyarakatan yang ada.
d. Melaksanakan kampanye pendidikan tentang bencanapada masyarakat
melalui lokakarya dan seminar
e. Memberikan saran teknis/rekomendasi kepada pemilikgedung tentang
bagaimana menghadapi resiko bencana.
f. Mendorongtumbuhnyapartisipasiaktifmasyarakat(pemberdayaan
masyarakat) dalam mitigasi bencanatermasuk di dalamnya partisipasi penuh
masyarakat,organisasi non pemerintah dan organisasi kemasya-rakatan.
MANAJEMEN MITIGASI
BENCANA
4. MENINGKATKAN KEAMANAN TERHADAP BENCANA PADA SISTEM
INFRASTRUKTUR DAN UTILITAS
a.Identifikasidaerah-daerah/bagian-bagianyangpalingrawan dimana prioritas
ditekankan pada peningkatankemampuan/keamanan bagian tersebut terhadap
bencana.
b.Menyusun program jangka pendek dan jangka panjangyang diprioritaskan
pada peningkatan kemampuan dankekuatan sistem dalam menghadapi resiko
bencana
c.Melakukan penilaian kerentanan terhadap bencana secaralebih terperinci
pada insfrastruktur dan jaringan utilitas.Meliputi sektor-sektor :
•Pengadaan Air Minum. 6)Kereta Api.
•Listrik. 7)Sistem Drainase
•Telekomunikasi.
•Jalan dan jembatan.
•Menara pengontrol lalu lintas udara (ATC), fasilitasbandara, dan landasan
MANAJEMEN MITIGASI
BENCANA
4. MENINGKATKAN KEAMANAN TERHADAP BENCANA PADA SISTEM
INFRASTRUKTUR DAN UTILITAS
a.Identifikasidaerah-daerah/bagian-bagianyangpalingrawan dimana prioritas ditekankan
pada peningkatankemampuan/keamanan bagian tersebut terhadap bencana.
b.Menyusun program jangka pendek dan jangka panjangyang diprioritaskan pada
peningkatan kemampuan dankekuatan sistem dalam menghadapi resiko bencana
c.Melakukan penilaian kerentanan terhadap bencana secaralebih terperinci pada
insfrastruktur dan jaringan utilitas.Meliputi sektor-sektor :
1.Pengadaan Air Minum. 7)Kereta Api.
2.Listrik. 8)Sistem Drainase
3.Telekomunikasi. 9)Saluran Pembuangan Air Kotor dan Limbah
4.Jalan dan jembatan. 10)Depot Minyak Bumi.
5.Menara pengontrol lalu lintas udara (ATC), fasilitasbandara, dan landasan
6.Meningkatkan keamanan fasilitas-fasilitas penting yang diperlukan pada tanggap
darurat.
MANAJEMEN MITIGASI
BENCANA
4. MENINGKATKAN KEAMANAN TERHADAP BENCANA PADA SISTEM
INFRASTRUKTUR DAN UTILITAS
d. Meningkatkan kesiapan instansi-instansi utilitas dalam menghadapi resiko
bencana seperti meningkatkan kemampuan instansi-instansi tersebut dalam
menghadapi bencana.
MANAJEMEN MITIGASI
BENCANA
5. MENINGKATKAN KEAMANAN TERHADAP BENCANA PADA BANGUNAN
STRATEGIS DAN PENTING
a.Mengidentifikasi semua bangunan-bangunan strategis danpenting untuk
tanggap darurat dan menilai tingkatkemanan bangunan yang meliputi:
1)Kantor Polisi.
2)Kantor Pemadam Kebakaran.
3)Rupusdalops (Posko).
4)Rumah Sakit dan Puskesmas.
5)Kantor-kantor pemerintah yang penting seperti kantor Gubernur dan
Kantor Walikota/Bupati.
b. Meningkatkan keamanan bangunan-bangunan strategis/penting terhadap
bencana agar dapat memberikanpelayanan darurat tanpa mengalami
gangguan selamabencana.
MANAJEMEN MITIGASI
BENCANA
5. MENINGKATKAN KEAMANAN TERHADAP BENCANA PADA
BANGUNAN STRATEGIS DAN PENTING
a.Memberikan rekomendasi teknis/nasehat untuk menganti-sipasi
resiko bencana kepada pengelola dan penggunagedung.
b.Tindakan juga termasuk studi Instansi bangunan
penting/berbahaya seperti BATAN (Reaktor Nuklir), Industri Kimia
dan seterusnya.
c.Melakukan Inspeksi Rutin pada fasilitas pemadamkebakaran.
d.Meningkatkan kinerja bangunan kesehatan dan kualitasrumah
sakit terhadap bencana.
MANAJEMEN MITIGASI
BENCANA
6. MENINGKATKAN KEAMANAN TERHADAP BENCANA
DAERAH PERUMAHAN DAN FASILITAS UMUM
•Mengidentifikasi dan menilai kerentanan bangunandisekitar
perumahan dan fasilitas umum.
•Meningkatkan keamanan terhadap bencana pada fasilitasumum
seperti :
1)Pusat Perbelanjaan.
2)Pasar Tradisional.
3)Pertokoan.
4)Stasiun Kereta Api.
5)Terminal Bis.
6)Tempat Rekreasi (Buatan dan Alami di Pegunungan).
MANAJEMEN MITIGASI
BENCANA
7. MENINGKATKANKEAMANANTERHADAPBENCANAPADA BANGUNAN
INDUSTRI DAN KAWASAN INDUSTRI
•Mengidentifikasi dan melakukan penilaian terhadap kerentanan kawasan
industri dan bangunan-bangunannya terhadap bencana.
•Meningkatkan keamanan kawasan industri dan bangunanyang rawan
terhadap bencana.
•Memberikan rekomendasi teknis tentang bagaimanamengahadapi resiko
bencana dan bencana susulanseperti: kebakaran, tanah longsor, kontaminasi
limbah danbanjir, kepada pengelola industri maupun kawasanindustri.
•Memberikan pelatihan tentang bagaimana menanggulangidan mengamankan
situasi darurat, yang disebabkan olehbencana seperti aliran listrik, pencemaran
gas beracun dankimia dan seterusnya.
MANAJEMEN MITIGASI
BENCANA
9. MEMPERHATIKAN KEAMANAN TERHADAP BENCANA DAN
KAIDAH-KAIDAH BANGUNAN TAHAN GEMPA DANTSUNAMI
SERTA BANJIR DALAM PROSES PEMBUATAN KONSTRUKSI
BARU.
•Merancang peraturan yang berkaitan dengan mitigasi bencana
yang termasuk di dalamnya pengawasan terhadap desain
bangunan tahan gempa dan lain-lain
•Meningkatkan pengetahuan dan pengertian tentang prinsip-
prinsip gempa, tsunami, kebakaran dan banjir bagiprofesi tertentu
•Memberikan alternatif untuk membangun konstruksi
tahangempa.
MANAJEMEN MITIGASI
BENCANA
10. MENINGKATKAN PENGETAHUAN PARA AHLI MENGENAI
FENOMENA BENCANA,KERENTANAN TERHADAP BENCANA
DAN TEKNIK-TEKNIK MITIGASI
•Mendukung pengembangan penelitian.
•Mengadakan program pelatihan untuk para profesionalmengenai
penilaian kerentanan dan desain perkuatan(retrofit) serta teknik-
teknik mitigasi lainnya
•Memberikan informasi melalui diskusi rutin di Kecamatan atau
Dinas-dinas lainnya.
•Menyebarkan informasi mengenai bencana dan rencana
tindakan dalam bentuk sederhana
MANAJEMEN MITIGASI
BENCANA
11. MEMASUKAN PROSEDUR KAJIAN RESIKO BENCANA KE
DALAM PERENCANAN TATA RUANG/TATA GUNA LAHAN
•Meningkatkan zonasi yang sudah ada tentang tata ruang/tata
guna lahan yang didasarkan pada kajian resiko
•Menyediakan lapangan terbuka untuk zona perantara(Butter
Zona), evaluasi dan akses darurat.
•Memberikan rekomendasi tentang perlakukan khusus daerah
rawan dan berbahaya
•Memberikan rekomendasi tentang penanganan khusus dalam
kajian resiko untuk daerah dengan bangunan.
MANAJEMEN MITIGASI
BENCANA
11. MEMASUKAN PROSEDUR KAJIAN RESIKO BENCANA KE
DALAM PERENCANAN TATA RUANG/TATA GUNA LAHAN
•Mendidik secara rutin dan melakukan studi banding tentang
mitigasi bencana.
•Melakukan studi di daerah tertentu untuk memahami mekanisme
bencana susulan seperti banjir, pencemaran air minum dan
seterusnya.
•Menyiapkan database pada studi bencana termasuksarana dan
prasaranaEarly Warning System(EWS).
MANAJEMEN MITIGASI
BENCANA
12. MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMULIHAN MASYARA-
KAT DALAM JANGKA PANJANG SETELAH TERJADI BENCANA
•Mempersiapkan rencana pemulihan kota yang meliputi :
1)Pemulihan korban bencana;
2)Pemulihan gedung-gedung strategis (rumah sakit,kantor
polisi, kantor pemadam kebakaran, Telkom,PLN, dsb).
3)Pemulihan jaringan utilitas.
•Rencana tersebut perlu diakomodasikan ke dalamkeputusan-
keputusan darurat sewaktu terjadi bencana.
•Merencanakan perumahan dan sekolah sementara.
•Mengembangkan rencana pendanaan masyarakat untukprogram
rekontruksi jangka panjang.
MANAJEMEN MITIGASI
BENCANA
12. MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMULIHAN MASYARA-
KAT DALAM JANGKA PANJANG SETELAH TERJADI BENCANA
•Pemberdayaan DinasSosial, Dinas Pendidikan, dan DinasAgama
dalam melakukan pemulihan mental dan spritualkorban bencana.
•Merencanakanpendanaanyangtransparandanmanajemen
distribusi bantuan
•Memasukan dalam pertimbangan hasil dari studi resikobencana
ke dalamstudi dampak lingkungan proyek baru(AMDAL).
LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN
DALAM MITIGASIBENCANA
BENCANA BANJIR
•Pembersihan sedimen.
•Pembangunan pembuatan saluran drainase.
•Peningkatan kewaspadaan di daerah dataran banjir
•Desain bangunan rumah tahan banjir (material tahan air,fondasi
kuat).
•Pelatihan pertanian yang sesuai dengan kondisi daerah banjir
•Meningkatkankewaspadaanterhadappenggundulanhutan
•Pelatihan tentang kewaspadaan banjir seperti
carapenyimpanan/pergudangan perbekalan, tempat istirahat/tidur
di tempat yang aman (daerah yang tinggi).
•Persiapan evakuasi bencana banjir seperti perahu danalat-alat
penyelamatan lainnya.
LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN
DALAM MITIGASIBENCANA
BENCANA BANJIR
•Pengawasan penggunaan lahan dan perencanaan lokasiuntuk
menempatkan fasilitas vital yang rentan terhadapbanjir pada
daerah yang aman
•Penyesuaian desain bangunan di daerah banjir harustahan
terhadap banjir dan dibuat bertingkat.
•Pembangunan infrastruktur harus kedap air.
•Pembangunan tembok penahan dan tanggul disepanjangsungai,
tembok laut sepanjang pantai yang rawan badaiatau tsunami
akan sangat membantu untuk mengurangibencana banjir
•Pengaturan kecepatan aliran air permukaan dan daerahhulu
sangat membantu mengurangi terjadinya bencanabanjir.
LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN
DALAM MITIGASIBENCANA
BENCANATANAH LONGSOR
•Pembangunan permukiman dan vasilitas utama
lainnyamenghindari daerah rawan bencana.
•Menyarankan relokasi
•Menyarankan pembangunan pondasi tiang pancang
untukmenghindari bahayaliquefation
•Menyarankan pembangunan pondasi yang menyatu,
untukmenghindari penurunan yang tidak
seragam(differentialsettlement).
•Menyarankan pembangunan utilitas yang ada didalamtanah
harus bersifat fleksibel.
•Mengurangi tingkat keterjalan lereng
LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN
DALAM MITIGASIBENCANA
BENCANATANAH LONGSOR
•Meningkatkan/memperbaiki drainase baik air permukaan maupun
air tanah.
•Pembuatan bangunan penahan, jangkar (anchor) dan pilling
•Pembuatan terasering.
•Penghijauan dengan tanaman yang sistem perakarannyadalam.
•Pembuatan saluran khusus untuk aliran butir
•Pembuatan tanggul penahan khusus untuk runtuhan batubaik
berupa bangunan konstruksi, tanaman maupun parit
•Pengenalan daerah yang rawan Iongsor.
•Identifikasi daerah yang aktif bergerak, dapat dikenalidengan
adanya rekahan-rekahan berbentuk ladam (tapalkuda).
LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN
DALAM MITIGASIBENCANA
BENCANATANAH LONGSOR
•Hindarkan pembangunan didaerah yang rawan longsor.
•Mendirikan bangunan dengan fondasi yang kuat.
•Melakukan pemadatan tanah disekitar perumahan
•Pembuatan terase dan penghijauan dengan menstabilkan lereng.
•Pembuatan tanggul penahan untuk runtuhan batuan(rockfall).
•Penutupan rekahan-rekahan di atas lereng untuk mencegah air
masuk secara cepat kedalam tanah.
LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN
DALAM MITIGASIBENCANA
BENCANA GUNUNG API
Hindarkan pembangunan didaerah yang rawan longsor.
•Perencanaan lokasi pemanfaatan lahan untuk aktivitas penting
harus jauh atau diluar dari kawasan rawanbencana.
•Hindari tempat-tempat yang memiliki kecenderungan
untukdialirilava dan atau lahar
•Perkenalkan struktur bangunan tahan api
•Penerapan desain bangunan yang tahan terhadaptambahan
beban akibat abu gunung api
•Membuat barak pengungsian yang permanen, terutama disekitar
gunung api yang sering meletus, misalnya G.Merapi (DIY, Jateng),
G. Semeru (Jatim), G. Karangetang(Sulawesi Utara) dsb.
LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN
DALAM MITIGASIBENCANA
BENCANA GUNUNG API
•Membuat fasititas jalan dan tempat pemukiman ke tempat
pengungsian untuk memudahkan evakuas.
•Menyediakan alat transportasi bagi penduduk bila adaperintah
pengungsian.
•Meningkatkan kewaspadaan terhadap resiko letusangunung api di
daerahnya.
•Mengidentifikasi daerah bahaya
•Tingkatkan kemampuan pemadaman api.
•Membuat tempat penampungan yang kuat dan tahan apiuntuk
kondisi kedaruratan.
LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN
DALAM MITIGASIBENCANA
BENCANA GUNUNG API
•Mensosialisasikan kepada masyarakat yang bermukim disekitar
gunung api harus mengetahui posisi tempattinggalnya pada Peta
kawasan Rawan Bencana Gunungapi (penyuluhan).
•Mensosialisasikan kepada masyarakat yang bermukim disekitar
gunung api hendaknya faham cara menghindar dantindakan yang
harus dilakukan ketika terjadi letusangunung api (penyuluhan)
•Mensosialisasikan kepada masyarakat agar paham artidari
peringatan dini yang diberikan oleh aparat/PengamatGunung api
(penyuluhan).
•Mensosialisasikan kepada masyarakat agarbersediamelakukan
koordinasi dengan aparat/Pengamat Gunungapi.
LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN
DALAM MITIGASIBENCANA
BENCANA GUNUNG API
•Mensosialisasikan kepada masyarakat yang bermukim disekitar
gunung api harus mengetahui posisi tempattinggalnya pada Peta
kawasan Rawan Bencana Gunungapi (penyuluhan).
•Mensosialisasikan kepada masyarakat yang bermukim disekitar
gunung api hendaknya faham cara menghindar dantindakan yang
harus dilakukan ketika terjadi letusangunung api (penyuluhan)
•Mensosialisasikan kepada masyarakat agar paham artidari
peringatan dini yang diberikan oleh aparat/PengamatGunung api
(penyuluhan).
•Mensosialisasikan kepada masyarakat agarbersediamelakukan
koordinasi dengan aparat/Pengamat Gunungapi.
LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN
DALAM MITIGASIBENCANA
BENCANA GEMPA BUMI.
•Memastikan bangunan harus dibangun dengan konstruksitahan
getaran/gempa.
•Memastikan perkuatan bangunan dengan mengikutistandard
kualitas bangunan.
•Pembangunan fasilitas umum dengan standard kualitasyang
tinggi
•Memastikankekuatan bangunan-bangunan vital yang telahada.
•Rencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangitingkat
kepadatan hunian di daerah rawan bencana
•Penerapan zonasi daerah rawan bencana dan
pengaturanpenggunaan lahan.
LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN
DALAM MITIGASIBENCANA
BENCANA GEMPA BUMI.
•Membangun rumah dengan konstruksi yang amanterhadap
gempa bumi.
•Kewaspadaan terhadap resiko gempa bumi.
•Selalu tahu apa yang harus dilakukan jika terjadigoncangan
gempa bumi.
•Sumber api, barang-barang berbahaya lainnya harusditempatkan
pada tempat yang aman dan stabil.
•Ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatandan
kewaspadaan masyarakat terhadap gempa bumi
•Pembentukan kelompok aksi penyelamatan bencana dengan
pelatihan pemadaman kebakaran dan pertolongan pertama
LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN
DALAM MITIGASIBENCANA
BENCANA GEMPA BUMI.
•Persiapanalat pemadam kebakaran,peralatan penggatian, dan
peralatan perlindungan masyarakat lainnya.
•Rencana kontingensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga
dalam menghadapi gempa bumi.
LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN
DALAM MITIGASIBENCANA
BENCANA TSUNAMI
•Peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan tenhadapbahaya
tsunami.
•Pendidikan kepada masyarakat tentang karakteristik dan
pengenalan bahaya tsunami.
•Pembangunan tsunami Early Warning System.
•Pembangunan tembok penahan tsunami pada garis pantaiyang
beresiko.
•Penanaman mangrove serta tanaman lainnya sepanjanggaris
pantai meredam gaya air tsunami.
•Pembangunan tempat-tempat evakuasi yang aman disekitar
daerah pemukiman.
LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN
DALAM MITIGASIBENCANA
BENCANA TSUNAMI
•PembangunanSistemPeringatanDiniTsunami,khususnya
diIndonesia.
•Pembangunan rumah yang tahan terhadap bahayatsunami.
•Mengenali karakteristik dan tanda-tanda bahaya tsunami dilokasi
sekitarnya.
•Memahami cara penyelamatan jika terlihat tanda-tandatsunami.
•Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam
menghadapi tsunami
•Memberikan laporan sesegera mungkin jika mengetahuitanda-
tanda akan terjadinya tsunami kepada petugas yangberwenang :
Kepala Desa, Polisi, Stasiun radio, SATLAKPB dan lain-lain.
•Melengkapi diri dengan alat komunikasi
LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN
DALAM MITIGASIBENCANA
BENCANA KEBAKARAN
•Pembuatan dan sosialisasi kebijakan Pencegahan danPenanganan
Kebakaran
•Peningkatan penegakan hukum.
•Pembentukan pasukan pemadaman kebakaran khususnyauntuk
penanganan kebakaransecara dini.
•Pembuatan waduk-waduk kecil, Bak penampungan air dan Hydran
untuk pemadaman api
•Pembuatan barrier penghalang api terutama antara
lahanperkebunan dengan hutan
•Hindarkan pembukaan lahan dengan cara pembakaran.
•Pembakaran lahan bisa dilakukan jika selalu dalampengawasan
dan segera dimatikan jika sudah terlalubesar.
LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN
DALAM MITIGASIBENCANA
BENCANA KEBAKARAN
•Hindarkan pembakaran lahan secara serentak sehingga
membakar wilayah yang luas yang akan berpotensi menjadi
kebakaran yang tak terkendali.
•Hindarkan penanaman tanaman sejenis untuk daerah yang luas
•Melakukan pengawasan pembakaran lahan untuk pembukaan
lahan secara ketat.
•Melakukan penanaman kembali daerah yang telah terbakar
dengan tanaman yang heterogen.
•Meningkatkan partisipasi aktif dalam pemadaman awalkebakaran
di daerahnya.
LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN
DALAM MITIGASIBENCANA
BENCANA KEKERINGAN
•Perlu melakukan pengelolaan air secara bijaksana,
yaitudenganmenggantipenggunaanairtanahdenganpenggunaan air
permukaan dengan cara pembuatanwaduk, pembuatan saluran
distribusi yang efisien.
•Konservasi tanah dan pengurangan tingkat erosi
denganpembuatan check dam, reboisasi
•Pengalihan bahan bakar kayu bakar menjadi bahan bakarminyak
untuk menghindari penebangan hutan/tanaman.
•Pengenalan pola tanamdan penanaman jenis tanamanyang
bervariasi.
•Pendidikan dan pelatihan.
LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN
DALAM MITIGASIBENCANA
BENCANA KEKERINGAN
•Meningkatkan/memperbaiki daerah yang tandus
denganmelaksanakan pengelolaan Iahan, pengelolaan
hutan,waduk peresapan dan irigasi
•Pembangunan check dam,waduk,sumur serta penampungan air,
penghijauan secara swadaya.
•Mengurangi pemanfaatan kayu bakar
•Pembuatan dan sosialisasi kebijakan konservasi air.
•Pengelolaan peternakan disesuaikan dengan kondisiketersediaan
air diwilayahnya.
•Mengembangkan industri alternatif non pertanian.
LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN
DALAM MITIGASIBENCANA
BENCANA WABAH PENYAKIT
•Menyiapkan masyarakat secara luas termasuk aparatpemerintah
khususnya di jajaran kesehatan dan lintassektor terkait untuk
memahami resiko bila wabah terjadiserta bagaimana cara-cara
menghadapinya bila
suatuwabahterjadimelaluikegiatansosialisasiyangberkesinambungan.
•Menyiapkanprodukhukumyangmemadaiuntukmendukung upaya-
upaya pencegahan, respon cepat sertapenanganan bila wabah
terjadi.
•Menyiapkan infrastruktur untuk upaya penanganan
sepertisumberdaya manusia yang profesional, sarana
pelayanankesehatan, sarana komunikasi, transportasi, logistik
sertapembiayaan operasiona
LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN
DALAM MITIGASIBENCANA
BENCANA WABAH PENYAKIT
•Upaya penguatan surveilans epidemiologi untuk identifikasi faktor
risiko dan menentukan strategi intervensi dan penanganan
maupun respon dini di semua jajaran.
•Pengendalian faktor risiko
•Deteksi secara dini
•Respon cepat
LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN DALAM
MITIGASIBENCANA
BENCANA KONFLIK
•Mendorong peran serta seluruh lapisan masyarakat dalam rangka memelihara
stabilitas ketentraman dan ketertiban
•Mendukung kelangsungan demokratisasi politik dengan keberagaman aspirasi
politik, serta di tanamkan moral danetika budaya politik berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945
•Mengembangkan supremasi hukum dengan menegakkanhukum secara
konsisten, berkeadilan dan kejujuran.
•Meningkatkanpemahamandanpenyadaransertameningkatnyaperlindunganpeng
hormatan,danpenegakkan HAM.
•Meningkatkan kinerja aparatur negara dalam rangkamewujudkan aparatur
negara yang berfungsi
melayanimasyarakat,profesional,berdayaguna,produktif,transparan, bebas dari
KKN.
Khusus Kesehatan
Rambu-Rambu
Aplikasi
Jangan Panik
Jika Bencana Terjadi di
Sekitar ANDA
TERIMAKASIH

Likuifaksi, Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah

Anda mungkin juga menyukai