Anda di halaman 1dari 15

KEPAILITAN (UU NO.

37 TAHUN 2004)
Istilah dan Pengertian
 Belanda (faillissement), Inggris atau Amerika (bankruptcy)
 Pailit yaitu berhenti membayar utang-utangnya
 Secara umum kepailitan adalah suatu sita umum yang bersifat
konservatoir atas semua kekayaan debitur yang dinyatakan pailit.
Pihak yang dinyatakan pailit kehilangan penguasaan terhadap
harta benda yang ia miliki. Penyelesaian harta pailit (boedel)
diserahkan kepada seorang kuratur, dalam menjalankan tugasnya
dibantu oleh Hakim Pengawas yang ditunjuk oleh Pengadilan
Niaga. (Psl 1 jo 16 dan 21 UU Kepailitan) --- “the last get”
 Kepailitan merupakan penyabaran dari ketentuan Psl 1131 KUH
Perdata (seluruh harta benda seorang ......jaminan bagi seluruh
perikatan) dan Psl 1132 KUH Perdata (seluruh harta debitur dijual
lelang ....atas putusan pengadilan)
Pihak yang dapat mengajukan permohonan kepailitan
 Debitur

 Seorang atau lebih kreditur

 Kejaksaan untuk kepentingan umum

 Bank Indonesia jika debiturnya lembaga perbankan

 BAPEPAM dalam hal debiturnya merupakan

perusahaan efek, lembaga kliring dan penjamin,


lembaga penyimpan dan penyelesaian.
 Menteri Keuangan dalam hal debiturnya perusahaan

asuransi dan reasuransi, dana pensiun, BUMN


bergerak dalam bidang kepentingan publik.
 Lembaga pembiayaan
Pihak-pihak yang dapat dinyatakan pailit :
 Orang pribadi
 Persekutuan Firma (Fa)
 Persekutuan Komanditer (CV)
 Badan Hukum (PT, Koperasi, PT (Persero), yayasan)
Permohonan Pailit :
 Psl 3 jo 6 UU Kepailitan --- permohonan pernyataan
pailit harus diajukan kepada Pengadilan Niaga
(Commercial Court) melalui panitera pada wilayah
hukumnya meliputi kedudukan hukum debitur ---
melalui kuasa hukum.
 Kopetensi Pengadilan Niaga --- meliputi seluruh
perkara di bidang perniagaan yang ditetapkan oleh
undang-undang dan atau peraturan pemerintah
Persyaratan Pernyataan Pailit :
 Permohonan pernyataan pailit harus dilakukan apabila terdapat
fakta atau keadaan yang terbukti secara sederhana (sumir) bahwa
persyaratan untuk dinyatakan pailit telah terpenuhi (Pasal 8)
 Seorang debitur dapat dinyatakan pailit (Psl 2 ayat (1))
a. Mempunyai utang pada dua kreditur atau lebih
b. Tidak dapat membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah
jatuh tempo
c. Utang yang jatuh tempo itu sudah dapat ditagih dan belum
dibayar lunas
 Pembuktian satu utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih
inilah yang dibuktikan secara “sumir”.
 Putusan pailit harus telah dibacakan dalam jangka waktu 60 hari
terhitung sejak didaftarkan (Psl 8 ayat (5))
 Putusan pailit harus dibacakan pada sidang terbuka bagi umum dan
dapat dilaksanakan lebih dahulu (op de minuut uitvoerbaar bij
vooraad) (Psl 8 ayat (7))
Tindakan Sementara :
 Psl 10 UU Kepailitan --- selama putusan atas
permohonan pailit belum ditetapkan, setiap kreditur atau
kejaksaan dapat mengajukan permohonan kepada
pengadilan untuk :
a. Meletakkan sita jaminan terhadap sebagian atau
seluruh kekayaan debitur.
b. Menunjuk kurator sementara untuk :
- Mengawasi pengelolaan usaha debitur
- Mengawasi pembayaran kepada kreditur, pengalihan
atau penggunaan kekayaan debitur dalam rangka
kepailitan
 Permohonan ini baru dapat dikabulkan jika dianggap
perlu dalam melindungi hak kreditur
Upaya Hukum
 Psl 11 UU Kepailitan --- hanya dapat dilakukan
kasasi ke MA
 Psl 13 ayat (2) UU Kepailitan --- MA dalam 20 hari
sejak permohonan kasasi terdaftar harus
mengucapkan putusannya
 Psl 14 UU Kepailitan --- terhadap putusan kepailitan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dapat
diajukan PK ke MA
Akibat Hukum Putusan Pailit :
 Psl 20 UU Kepailitan --- dengan diucapkannya putusan pailit,
demi hukum debitur kehilangan haknya untuk menguasai
dan mengurus harta kekayaan yang ia miliki --- kecuali
perbuatan tersebut membawa keuntungan bagi boedel pailit.
 Penguasaan dan pengurusan beralih pada kurator di bawah
pengawasan hakim pengawas (komisaris).
 Psl 22 UU Kepailitan --- harta kekayaan yang tidak termasuk
dalam boedel pailit :
1. Benda dan hewan yang betul-betul dibutuhkan oleh
debitur --- pakaian, tempat tidur, makanan dll
2. Segala sesuatu yang diperoleh debitur dari pekerjaannya
sendiri --- gaji, upah dll
3. Uang yang diberikan kepada debitur untuk memenuhi
suatu kewajiban memberi nafkah menurut UU
Pihak-pihak yang terlibat pengurusan Harta Pailit
Kurator :
 Psl 69 UU Kepailitan --- bertugas melakukan
pengurusan dan/atau pemberesan boedel pailit ---
penetapan kurator dicantumkan dalam putusan
pailit
 Sebelum tahun 1998 tugas dan fungsi kurator
dilakukan oleh Balai Harta Peninggalan (BHP)
 Jika para pihak tidak mengusulkan kurator, maka
pengadilan akan menetapkan BHP sebagai kurator.
Hakim Pengawas :
 Ditetapkan dalam putusan pailit yang diambil

dari Hakim Pengadilan Niaga yang bertugas


mengawasi pelaksanaan pengurusan dan
pemberesan boedel pailit
 Sebelum pengadilan menetapkan sesuatu

yang berkaitan dengan pengurusan dan


pemberesan boedel pailit, pengadilan harus
terlebih dahulu mendengarkan hakim
pengawas.
Panitia Kreditur :
 Dapat ditetapkan dalam putusan pailit atau
melalui penetapan tersendiri.
 Panitia ini dibentuk apa bila ada kepentingan
atau boedel pailit menghendaki --- fakultatif
 Panitia ini terdiri atas 1-3 orang kreditur
dengan maksud memberikan nasehat pada
kurator
Rapat Kreditur :
 Merupakan rapat yang berkaitan dengan pelaksanaan putusan
pailit yang dipimpin langsung oleh hakim pengawas dan
dilaksanakan paling telat 30 hari sejak putusan pailit dibacakan
 Rapat yang mungkin diadakan oleh kreditur adalah
a. Rapat verifikasi --- berkaitan dengan penetapan hak dari
kreditur atas boedel pailit
b. Rapat tentang perdamaian (accord) --- perjanjian antara
debitur dengan para kreditur melalui penetapan pengadilan
dalam bentuk menerima (homologasi) atau menolak perdamaian
(insolvensi) --- penjualan aset
c. Rapat-rapat luas biasa jika dikehendaki oleh Hakim
Pengawas.
d. Rapat untuk melanjutkan perusahaan si pailit
e. Rapat untuk membicarakan pemberesan boedel pailit dan
memverifikasi tagihan yang telat masuk
Penundaan Kewajiban Pembayaran
Hutang
 Debitur yang tidak mampu membayar kewajibannya
kepada para kreditur yang telah jatuh tempo dan
dapat ditagih dapat mengajukan “suspensaion of
payment” ke Pengadilan Niaga --- mengajukan
rencana perdamian
 Pihak yang dapat mengajukan PKPU sama dengan
pihak yang mengajukan permohonan kepailitan
 Jika pengadilan mengabulkan PKPU, maka akan
ditetapkan PKPU sementara dan menunjuk Hakim
Pengawas dan seorang atau lebih pengurus
 PKPU sementara bisa menjadi PKPU tetap dengan
syarat :
a. Disetujui lebih ½ jumlah kreditur konkuren dan
mewakili 2/3 bagian tagihan yang diakui
b. Disetujui lebih ½ jumlah kreditur preveren dan
mewakili paling sedikit 2/3 dari seluruh tagihan
 Jika permohonan kepailitan masuknya bersamaan
dengan PKPU, maka permohonan PKPU
diselesaikan lebih dahulu
 Seorang debitur selama proses PKPU tidak
kehilangan haknya untuk menguasai dan mengurus
harta kekayaannya atas persetujuan pengurus
 PKPU akan berakhir atas permintaan Hakim Pengawas,
satu atau lebih kreditur atau atas prakarsa pengadilan
dengan alasan :
a. Debitur selama PKPU bertindak dengan iktikad buruk
b. Debitur telah merugikan/mencoba merugikan kreditur
c. Debitur lalai melakukan tindakan yang disarankan
pengurus untuk kepentingan harta pengurus
d. PKPU tidak mungkin lagi dilanjutkan karena keadaan
debitur
e. Keadaan debitur tidak mungkin lagi diharapkan
memenuhi kewajibannya
 Jika Pengadilan telah menyatakan PKPU berakhir, maka
dengan sendirinya dinyatakan pailit dalam putusan yang
sama.
PERBEDAAN ANTARA KEPAILITAN DENGAN
PENUNDAAN PEMBAYARAN
ASPEK KEPAILITAN PENUNDAAN PEMBAYARAN

WAKTU Apa bila telah ada utang Harus diajukan sebelum


PEMBERIAN yang jatuh tempo, dinyatakan pailit, bila diajukan
dengan 2 atau lebih bersamaan dengan pailit ,
kreditur penundaan pembayaran akan
diperiksa lebih dahulu
KEDUDUKAN Kewenangan debitur Debitur masih berhak dan
DEBITUR ATAS atas harta hilang berwenang atas harta
HARTA
BALAI HARTA Dikel BHP dalam BHP/kurator tidak dikenal
PENINGGALAN kepailitan dalam penundaan
pembayaran, yang ada adalah
lembaga pemeliharaan.

Anda mungkin juga menyukai