OLEH:
AYU NAVY FRANSISKA F.L.,
S.ST
PELAYANAN KESEHATAN PADA ANAK
a. IMD
• Inisiasi menyusui dini ( IMD ) adalah proses bayi menyusu segera
setelah dilahirkan dimana bayi dibiarkan mencari puting susu
ibunya sendiri. Inisiasi menyusui dini ( IMD ) akan sangat
membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI ekslusif.
• Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan UNICEF
yang merekomendasikan inisiasi menyusui dini sebagai tindakan
penyelamatan kehidupan, karena IMD dapat menyelamatkan 22 %
dari bayi yang meninggal sebelum usia 1 bulan. Program ini
dilakukan dengan cara langsung meletakkan bayi baru lahir di dada
ibunya dan membiarkan bayi mencari untuk menemukan putting
susu ibun untuk menyusu. IMD harus dilaksanakan langsung saat
lahir, tanpa boleh ditunda dangan kegiatan menimbang atau
mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan hanya dikeringkan
kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin antara
bayi dan ibu.
• Menyusui 1 jam pertama kehidupan yang di awali dengan kontak
kulit antara ibu dan bayi dinyatakan sebagai indicator global dan Ini
b. Melakukan penilaian bayi baru lahir
1. Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan
2. Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas
3. Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap – megap atau lemah maka segera
lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.
c. Membebaskan Jalan Nafas nafas
Dengan cara sebagai berikut yaitu bayi normal akan menangis spontan segera
setelah lahir, apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan
jalan nafas dengan cara sebagai berikut :
Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus
dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari tangan yang
dibungkus kassa steril.
Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain
kering dan kasar.
Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung
oksigen dengan selangnya harus sudah ditempat.
Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung.
Memantau dan mencatat usaha bernapas yang pertama (Apgar Score) Warna kulit,
adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus diperhatikan.
Apgar Score
Nilai
Pengkajian
0 1 2
Denyut Tidak ada Lambat, < 100 > 100
jantung
Usaha Tidak ada Lambat, tidak Mengangis
pernafasan teratur bagus
Keadaan Lembut Sebagian Bergerak
otot ekstremitas aktif
lemah
Refleks Tidak ada Meringis Menangis
dengan
keras
Warna Biru, pucat Tubuh merah Seluruh
muda, kaki dan tubuh merah
tangan biru muda
d. Merawat tali pusat
1. Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat atau jepitkan klem plastik
tali pusat pada puntung tali pusat.
2. Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klonin 0,5 %
untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh lainnya.
3. Bilas tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat tinggi
4. Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk atau kain bersih dan
5. kering.
Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang disinfeksi
tingkat tinggi atau klem plastik tali pusat (disinfeksi tingkat tinggi atau steril). Lakukan
6. simpul kunci atau jepitankan secara mantap klem tali pusat tertentu.
Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat dan
dilakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada sisi yang
7. berlawanan.
8. Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan klonin 0,5%
Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi
tertutup dengan baik..(Dep. Kes. RI, 2002)
e. Pencegahan Kehilangan Panas
Mekanisme kehilangan panas
• Evaporasi
Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri
karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan.
• Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan
permukaan yang dingin, co/ meja, tempat tidur, timbangan yang temperaturnya lebih
rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi bila bayi diletakkan di atas
benda – benda tersebut.
• Konveksi
Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin, co/
ruangan yang dingin, adanya aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui
ventilasi, atau pendingin ruangan.
• Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda – benda yang
mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi, karena benda – benda
tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara
langsung).
Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya berikut :
1. Keringkan bayi dengan seksama
Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan rangsangan taktil
untuk membantu bayi memulai pernapasannya.
2. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban dengan selimut atau
kain yang baru (hanngat, bersih, dan kering).
3. Selimuti bagian kepala bayi
Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yg relative luas dan bayi akan dengan
cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
4. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya.
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah
kehilangan panas. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu (1) jam
pertama kelahiran
5. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya, sebelum
melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut
bersih dan kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat
berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya
dimandikan sedikitnya enam jam setelah lahir.
f. Pencegahan Infeksi.
Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan
bayi.
Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum
dimandikan.
Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem,
gunting, penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi
tingkat tinggi atau steril.
Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan
untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikin pula dengan
timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop.
Memberikan vitamin K
• Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada
bayi baru lahir normal atau cukup bulan perlu di beri vitamin K per oral 1 mg
/ hari selama 3 hari, dan bayi beresiko tinggi di beri vitamin K parenteral
dengan dosis 0,5 – 1 mg IM.
Memberikan obat tetes atau salep mata
• Untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular
seksual) perlu diberikan obat mata pada jam pertama persalinan, yaitu
pemberian obat mata eritromisin 0.5 % atau tetrasiklin 1 %, sedangkan
salep mata biasanya diberikan 5 jam setelah bayi lahir.
• Perawatan mata harus segera dikerjakan, tindakan ini dapat dikerjakan
setelah bayi selesai dengan perawatan tali pusat
Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
Prinsip pemeriksaan bayi baru lahir:
Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan.
Cuci dan keringkan tangan , pakai sarung tangan.
Pastikan pencahayaan baik.
Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yangg
akan diperiksa (jika bayi telanjang pemeriksaan harus dibawah
lampu pemancar) dan segera selimuti kembali dengan cepat.
Periksa bayi secara sistematis dan menyeluru.
1. Fertilitas
• Fertilitas adalah kemampuan seorang istri untuk menjadi hamil dan
melahirkan bayi hidup dari suami yang mampu menghamilinya.
• Pasangan Infertil adalah suatu kesatuan hasil interaksi biologis
yang tidak mampu menghasilkan kehamilan dan kelahiran bayi
hidup.
• Infertilitas Primer adalah jika istri belum berhasil hamil walaupun
bersenggama teratur dan dihadapkan pada kemuungkinan
kehamilan selama 12 bulan berturut-turut.
• Infertilitas Sekunder adalah jika istri pernah hamil akan tetapi
tidak berhasil hamil lagi walaupun bersenggama teratur dan
dihadapkan pada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan
berturut-turut.
Penekanan penatalaksanaan pasangan infertile
1) Pasangan suami istri harus di pandang sebagai satu
kesatuan biologis
2) Kekurangan salah satu dari mereka akan di atasi oleh
yang lainnya sehingga kehamilan dapat berlangsung
3) Pemeriksaan terhadap penyebabnya harus diketahui,
di
4) selesaikan selama tiga siklus (tiga bulan)
Pasangan infertile sebaiknya dapat mengikuti
5) pemeriksaan yang telah dijadwalkan
Pemeriksaan terhadap suami meliputi pemeriksaan fisik
umum, fisik khusus, dan pemeriksaan analisis sperma
Pemeriksaan pasangan infertile
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan laboratorium (darah, urine lengkap, fungsi
hepar dan ginjal, analisis sperma)
Pemeriksaan dalam (pemeriksaan terhadap ovulasi,
pemeriksaan terhadap saluran telur, )
2. PMS
Yaitu penyakit yang cara penularannya melalui hubungan kelamin
Yang tergolong ke dalam penyakit ini adalah sifilis,
GO,herpessimpleks, HIV/Aids, dsb)
PMS dapat menimbulkan infeksi akut yang menimbulkan
npenanganan
yang tepat kerena dapat menjalar kealat genetalia bagian dalam
(atas) dan menimbulkan penyakit radang panggul yang sangat
berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi yang dapat
menimbulkan kurang subur atau mandul
Dalam hal ini bidan berperan untuk mengenali secara dini PMS
dan dapat menjaring penderita PMS untuk di berikan konseling
agar tidak terjadi penyebaran dan menjadi langkah awal bagi
penderita
Untuk untuk
mencegah mendapatkan
terjadinya pengobatan
penularan PMS, selanjutnya
bidan dapat melakukan
penyuluhan yang bertujuan untuk menjelaskan pada PUS tentang
PMS seperti gejala-gejala PMS, pencegahan PMS, dan anjuran
untuk ke tenaga kesehatan jika menemui gejala-gejala yang sudah
di jelaskan
Keluarga Berencana
Yaitu merupakan program pemerintah untuk
menjarangkan/ membatasi kehamilan dan
menunda kehamilan sebagai upaya
terwujudnya keluarga kecil yang bahagia dan
sejahtera
Adapun peran bidan adalah sbb:
1) Memperkenalkan/ menginformasikan program KB pada
masyarakat,sehingga memperluas jangkauan pencapaian
program.
2) Meningk
atkan
kesadara
3) n
masyara
4) kat dan
individu
bahwa
5) masalah
6) keluarga
berenca
7) na bukan
hanya
masalah
B. Pelayanan Kesehatan Reproduksi pada
WUS
WUS (Wanita Usia Subur) adalah wanita
yang keadaan organ reproduksinya
berfungsi dengan baik antara umur 20-45
tahun. Pada wanita usia subur ini
berlangsung lebih cepat dari pada pria.
Puncak kesuburan ada pada rentang usia
20-29 tahun.
Pelayanan Antenatal
Adalah pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh tenaga kesehatan untuk ibu
selama masa kehamilannya
Meliputi:
1. Identifikasi ibu hamil
Jika pasien datang dengan keluhan mual buah
muntah,amenorea, dada sakit. Bidan dapat menduga bahwa
itu kehamilan dan melakukan tes kehamilan untuk
2. memastikan hal tersebut
Pengawasan kehamilan
Pengawasan kehamilan bertujuan untuk dapat mengetahui
berbagai komplikasi kehamilan, mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan fisik dan mental ibu hamil dalam
menghadapi kehamilannya dan persalinan nantinya,
membicarakan pemakaian metode kontrasepsi, menentukan
penolong persalinan.
Ibu hamil sekurang-kurangnya
sebanyak 4 kali. Satu kali padamemeriksakan
TM I, satu kali kehamilannya
pada TM II dan 2 kali
pada TM III
Pelaksanan pengawasan kehamilan dapat dilakukan dengan cara
anamnesis, pemeriksaan kehamilan, konseling kehamilan. Dalam
penerapan pelayanan meliputi:
a. Timbang BB dan ukur TB
b. Ukur tekanan darah
c. Nilai status gizi (ukur LILA)
d. Tentukan persentasi janin danDJJ
e. Skrining status imunisasi Tetanus dan diberikan imunisasi TT bila
perlu
f. Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
g. Test laboratorium (rutin dan khusus)
h. Tatalaksana kasus
i. Temu wicara (konseling), termasuk perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan
Pelayanan Persalinan
Yaitu pelayanan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan selama proses persalinan,
seperti:
1. Asuhan persalinan kala Satu
2. Persalinan kala dua yang aman
3. Penatalaksanaan aktif persalinan kala
tiga
Pada prinsipnya, penolong persalinan harus
memperhatikan hal-hal sbb:
1. Pencegahan infeksi
2. Metode pertolongan persalinan sesuai standar
3. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani ke tingkat
pelayanan yang lebih tinggi
4. Melaksanakan inisiasi munyusui dini (IMD)
5. Memberikan injeksi Vit K dan salep mata pada BBL
Pelayanan Nifas dan Menyusui
Yaitu pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu
mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh
Tenaga kesehatan
Untuk deteksi dini komplikasi pda ibu nifas diperlukan
pemeriksaan terhadap ibu nifas dan meningkatkan
cakupan KB pasca persalinan dengan melakukan
kunjungan nifassebanyak 3 kali dengan waktu:
1. Kunjungan I pada masa 6 jam -3hari PP
2. Kunjungan II pada masa hari ke 4-28 PP
3. Kunjungan III dalam waktu hari ke 29- 42 PP
Pelayanan yang di berikan adalah:
a) Pemeriksaan TD
b) Pemeriksaan TFU (involusi uteri)
c) Pemeriksaan lochea dan pengeluaran pervaginam
lainnya
d) Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eklusif 6 bln
e) Pemberian kapsul Vit A 200.000 IU sebanyak dua kali,
pertama segera setelah lahit, kedua diberikan setelah24
jam pemberian kapsul pertama
f) Pelayanan KB pasca salin
C. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Klimakterium/Menopuse
a. Terapi non-hormonal
1. Arus panas (hot flush)
• Dianjurkan untuk asupan vitamin B
meningkatkan
kompleks untuk menekan stress dengan menormalkan
sistem saraf tubuh. Meningkatkan konsumsi makanan
tinggi fitoestrogen seperti kacang-kacangan terutama
kedelai dan olahannya (tahu, tempe, susu kedelai), dan
pepaya. Makan sumber vitamin E yang tidak saja dapat
memperlancar oksigen tapi juga mencegah
pengendapan kolesterol di arteri sehingga peredaran
darah menjadi lancar.
2. Kulit kering dan keriput