Anda di halaman 1dari 49

UNIVERSAL PRECAUTION

By : Yohanes Andy R S.Kep,Ns,


M.Kep., PhD
PENDAHULUAN Pengertian UPI
Tindakan pengendalian infeksi sederhana yang dilakukan seluruh petugas
kesehatan, untuk semua pasien, setiap saat, pada semua tempat
pelayanan dalam rangka mengurangi risiko penyebaran infeksi
Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) sangat Penting untuk
melindungi pasien, petugas juga pengunjung dan keluarga dari resiko
tertularnya infeksi k/ dirawat.
Keberhasilan program PPI perlu keterlibatan lintas profesional: Klinisi,
Perawat, Laboratorium, Kesehatan Lingkungan, Farmasi, Gizi, IPSRS,
Sanitasi & Housekeeping, dan lain-lain sehingga perlu wadah berupa
Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
Peranan atau tugas perawat pada
pengendali infeksi meliputi berikut :
6. Kumpulkan statistik mengenai epidemeologi infeksi
nosokomial
7. Beritahu departemen kesehatan masyarakat tentang
insiden penyakit menular
8. Rundingkan dengan semua departemen di rumah sakit
untuk menyelidiki kejadian atau kelompok intersi yang
tidak lazim terjadi
9. Beri pendidikan pada klien dan keluarga
10. Indentifikasi masalah kontrol/infeksi pada peralatan
11. Pantau organisme yang tahan antibiotik dalam insitusi
Peranan atau tugas perawat pada
pengendali infeksi meliputi berikut :
1. Memberi pendidikan mengenai pencegahan dan
pengendalian infeksi kepada staf
2. Membuat dan meninjau ulang kebijakan dan prosedur
pencegahan danpengendalian infeksi
3. Merekomendasikan prosedur isolasi yang tepat
4. Menyaring catatan klien terhadap infeksi yang didapat dari
komunitas
5. Konsultasi dengan pekerja departemen kesehatan
mengenai rekomendasi untuk mencegah dan
mengendalikan penyebaran infeksi di antara personil,
seperti tes turbekolosis
   

Lingkup UP
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE

1. Pengelolaan alkes habis pakai


2. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
3. Pemakaian alat pelindung (sarung tangan)
4. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk
mencegah perlukaan
5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan
6. Desinfeksi dan sterilisasi alat yang digunakan
ulang
7. Pengelolaan linen
HIV
   
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE

Pelaksanaan UP yang baku


1. Setiap orang (px/ petugas kesehatan) sangat
berpotensi meningkatkan infeksi
2. Cuci tangan
3. Pakai sarung tangan
4. Gunakan alat pelindung diri
5. Gunakan antiseptik u/ membersihkan selaput
lendir sblm pembedahan, pembersihan luka/
cuci tangan sebelum operasi dg antiseptik
berbahan alkohol
HIV
   

Mencuci Tangan/ hand hygiene


HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE

• Menghilangkan mikroorganisme kontaminan dari permukaan kulit dengan


gesekan mekanis disertai pencucian dengan sabun atau deterjen dan air
mengalir
• Tidak menghilangkan flora risiden (flora normal)
• Dilakukan : Five Moment Higiene
1. Sebelum kontak dg pasien
2. Sebelum tindakan aseptik
3. Setelah kontak cairan tubuh px
4. Setelah kontak dg pas
5. Setelah kontak dg lingkungan sekitar px
HIV
 
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE
 

HIV
Sarana cuci tangan
dengan air mengalir
DALAM PENCEGAHAN,
PERAWATAN DAN DUKUNGAN
 

PERAN KONSELING DAN TES HIV

HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE
SUPP
 
VCT – Definisi
• V (voluntary ) – kesukarelaan – terbukti mendorong
orang-orang untuk mendatangi pusat-pusat layanan yang
tadinya mereka hindari.
• C (counselling) – konseling – terbukti lebih efektif dari
sekedar pemberian informasi kesehatan biasa.
• T (testing) – pengetesan yang berkualitas - terbukti tes
satu hari, harga terjangkau meningkatkan jumlah orang
yang datang serta membutuhkan VCT.
Kenapa VCT?
• Aspek medico legal
• Hak pasien
• Kepentingan tenaga kesehatan
• Pasien dan keluarga dapat membantu
• Aspek pencegahan penularan
• HIV memberikan impak pada semua aspek manusia
• Stigma diskriminasi
• Pintu masuk untuk semua layanan
Acceptance of and coping
with serostatus

Planning for the future Promotes and facilitates


(care of orphans, dependants behaviour change
& family, making will etc.) (sexual, safe injecting)

Planning for the future


Normalization &
(care of orphans, dependants
destigmatization of HIV/AIDS
& family, making will etc.)

Peer, social, & community VCT


Provision of maternity
support, including people and its links services for people living
living with HIV support with other with HIV
groups services

Access to STI prevention,


family planning screening and treatment

Access to condoms Early management of


(male and female) opportunistic infections

Access to early medical care


including ARV’s preventive
ARV - antiretroviral
OI - opportunistic infections therapy for TB, & other OIs
STI - sexually transmitted infections
konseling HIV?

Komunikasi atau dialog yang bersifat rahasia antara


klien dan konselor, bertujuan meningkatkan
kemampuan orang tersebut
 mengatasi stres
 mengambil keputusan yang tepat bagi dirinya berkaitan

dengan HIV/AIDS

Proses konseling termasuk:


 penilaian risiko individu terhadap penularan HIV
 memfasilitasi perubahan perilaku dan evaluasi diri ketika klien
menghadapi hasil tes (+)
Konseling HIV/AIDS
merupakan proses:
 
1.Menyediakan dukungan psikologik, berkaitan dengan
emosi, psikologik, sosial dan spiritual ODHA
 
2.Pencegahan penularan HIV dengan menyediakan
informasi tentang perilaku berisiko dan membantu
mengembangkan keterampilan pribadi untuk perubahan
perilaku.

3.Memastikan efektivitas terapi, dan perawatan melalui


pemecahan masalah dan kepatuhan berobat.
Konseling vs Edukasi Kesehatan
KONSELING EDUKASI KESEHATAN

Informasi digunakan untuk Informasi digunakan untuk


mengubah dan memotivasi meningkatkan pengetahuan dan
perubahan perilaku pendidikan

Orientasi pada masalah Orientasi pada isi

Dasarnya adalah kebutuhan klien Dasarnya adalah kebutuhan


masyarakat

Ministry of Health and Family Welfare (2001) Government of India HIV Testing Manual National AIDS Control Organization
Konseling vs Edukasi Kesehatan
KONSELING EDUKASI KESEHATAN

Rahasia Tidak rahasia

Tatap muka, secara individu Kelompok kecil atau besar

Muatan emosional >> Emosi netral

Sasaran terarah pada tujuan Sasarannya umum


tertentu dan spesifik

Ministry of Health and Family Welfare (2001) Government of India HIV Testing Manual National AIDS Control Organization
Tahap dalam VCT
• Pra test konseling
• Testing
• Post test konseling
Pra test Konseling - Tujuan
• Memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil
betul telah dipahami dan sukarela.
• Menyiapkan klien akan penerimaan apapun hasil
tesnya, negatif-positif-indeterminan.
• Memberikan informasi untuk mengurangi risiko dan
strategi menghadapi tes.
• Memberikan pilihan untuk PMTCT.
• Menyediakan pintu masuk untuk terapi dan
perawatan.
Pra test Konseling - Tahapan
• Mapankan hubungan dengan klien
• Tanyakan alasan klien datang ke tempat
pelayanan (informasi, konseling dan tes?).
• Informasi HIV.
1. Luruskan semua salah pengertian /beri
pemahamam– beri contoh sederhana dan
faktual
2. Diskusikan cara penularan HIV termasuk 4
prinsip - ESSE
Pra test Konseling - Tahapan
• Bantu klien menilai tingkatan risikonya
sendiri dan ajak klien menyusun rencana
pengurangan risiko.
• Terangkan mengenai tes HIV.
• Bicarakan tentang hambatan dan
keuntungan tes individual.
Pra Test Konseling - Tahapan
• Diskusikan perlu tidaknya mengungkap status
HIV pada pasangan seks (kalau perlu pasangan
di konseling juga atas permintaan klien).
• Simpulkan setiap sesi.
• Buat informed consent.
• Pastikan hak untuk melakukan tes.
Post Test Konseling – Tujuan
• Menyiapkan klien untuk dapat menerima hasil.
• Membantu klien memahami dan menyesuaikan diri
terhadap hasil tes.
• Menyediakan informasi lebih lanjut, jika dimungkinkan.
• Merujuk kepada layanan lainnya bila diperlukan.
• Mendiskusikan strategi pengurangan penularan HIV
(kemungkinan terpapar pd periode jendela, praktek seks aman spi status
HIV jelas mel. tes berikut, kapan tes ulang bila dlm PJ).
VCT – Sasaran & Pelaksana
• Orang beresiko tinggi – sehat sehat
• ODHA – stadium 1 -2 – asimptomatik
• Pasien berat? – informed consent → Petugas
kesehatan
• Konselor yang telah terlatih
– Psikolog
– Psikiater
– LSM
– Perawat
– Dokter
“Informed Consent”
• Consent adalah persetujuan akan sesuatu dengan persepsi yang sama yang
dilakukan oleh 2 orang atau lebih
• Consent yang valid didahului dengan informasi faktual, dan harus dimengerti

• Informasi yang perlu disampaikan:


 risiko,
 keuntungan,
 alternatif,
 (variasi tergantung konteks).

• Informasi diberikan dapat:


 memberdayakan pasien ,
 memastikan partisipasinya,
 ketaatan
Konfidensialitas
• Seluruh hasil hanya diberikan kepada klien setelah
diperiksa.
• Hasil dapat diperlihatkan pada pihak ke tiga bila
dilengkapi ijin tertulis dari klien.
• Shared confidentiality– Dalam lingkup klinis para
pekerja kesehatan dapat memberitahukan status HIV
seseorang pada petugas kesehatan lainnya hanya
untuk kepentingan klinis pasien. Harus disertai ijin
dari pasiennya.
Jenis Layanan VCT
Pelayanan VCT Mandiri
Pelayanan VCT yang terintegrasi pada Yankes lain :
• Integrasi di puskesmas.
• Integrasi pada KIA
• Integrasi pada pelayanan TB.
• Integrasi pada pelayanan IMS.
• Integrasi ke layanan KB.
Pelayanan VCT swasta.
Tes di rumah (tidak dianjurkan).
Pelayanan VCT bergerak (Penjangkauan masyarakat)
Kebijakan WHO
Tes HIV didasarkan atas kebutuhan, setelah klien
memahami perlunya tes melalui VCT, dan pemahaman
itu tertuang dalam informed consent

Tes HIV selalu merupakan keputusan klien


   

Tahap dalam KTS/VCT


HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE

Konseling
Pra-Tes

Pengambilan
Darah

Konseling
Pasca-Tes

Pemberitahuan
Hasil Tes
HIV
   
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE

Pra test Konseling - Tujuan


• Memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil
betul telah dipahami dan sukarela.
• Menyiapkan klien akan penerimaan apapun hasil
tesnya, negatif-
negatif positif-
positif indeterminan.
indeterminan
• Memberikan informasi untuk mengurangi risiko dan
strategi menghadapi tes.
• Memberikan pilihan untuk PMTCT.
• Menyediakan pintu masuk untuk terapi dan
perawatan.
HIV
   
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE

Pra test Konseling - Tahapan


• Mapankan hubungan dengan klien
• Tanyakan alasan klien datang ke tempat
pelayanan (informasi, konseling dan tes?).
• Informasi HIV.
1. Luruskan semua salah pengertian/beri
pemahamam– beri contoh sederhana dan
faktual
2. Diskusikan cara penularan HIV termasuk 4
prinsip - ESSE
HIV
   
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE

Pra test Konseling - Tahapan


• Bantu klien menilai tingkatan risikonya
sendiri dan ajak klien menyusun rencana
pengurangan risiko.
• Terangkan mengenai tes HIV.
• Bicarakan tentang hambatan dan
keuntungan tes individual.
HIV
   
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE

Pra Test Konseling - Tahapan


• Diskusikan perlu tidaknya mengungkap status
HIV pada pasangan seks (kalau perlu pasangan
di konseling juga atas permintaan klien).
• Simpulkan setiap sesi.
• Buat informed consent.
• Pastikan hak untuk melakukan tes.
HIV
PENJELASAN YANG DIBERIKAN UNTUK
KONSELING PRE-TESTING HIV
 Proses Konseling dan Testing HIV
Sukarela
 Perilaku berisiko yang dapat menjadi sarana
penularan HIV
 HIV/AIDS, pencegahan dan pengobatannya
 Keuntungan melakukan testing HIV dan
kerugian jika menolak atau menunda
 Makna hasil testing HIV positif/negatif
 Rencana perubahan perilaku
 Dampak pribadi,keluarga,sosial terhadap
hasil testing HIV
Yang perlu diketahui dari hasil
Testing HIV
 Tanda Reaktif berarti HIV sudah ada pada tubuh
kita
 Tanda Non Reaktif berarti HIV belum ada dalam
tubuh kita
 Indeterminate berarti perlu adanya pengulangan
testing HIV karena hasil testing HIV tidak jelas
 Masa jendela berarti masa inkubasi HIV yaitu
masa antara masuknya HIV kedalam tubuh
manusia sampai terbentuknya antibody terhadap
HIV atau disebut HIV positif (umumnya 2 minggu -
6 bulan)
   
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE

Post Test Konseling – Tujuan


• Menyiapkan klien untuk dapat menerima hasil.
• Membantu klien memahami dan menyesuaikan diri
terhadap hasil tes.
• Menyediakan informasi lebih lanjut, jika dimungkinkan.
• Merujuk kepada layanan lainnya bila diperlukan.
• Mendiskusikan strategi pengurangan penularan HIV
(kemungkinan terpapar pd periode jendela, praktek seks aman spi status
HIV jelas mel. tes berikut, kapan tes ulang bila dlm PJ).
HIV
Provider Initiated HIV Testing &
Counseling
   

Latar Belakang
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE

• WHO mendorong agar orang dengan perilaku


berisiko secara SUKARELA melakukan KONSELING &
TES HIV
• PRINSIP VCT (sudah berlangsung 20 tahun ) :
 - KERAHASIAAN(CONFIDENTIALITY)
 - INFORMED CONSENT
 - AKSES untuk KONSELING BERKUALITAS
HIV
   

LATAR BELAKANG
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE

• Program VCT cukup berhasil di banyak negara


• TETAPI ………………..
• Di negara dengan prevalensi HIV TINGGI, < 10%
individu menyadari bahwa mereka mengidap HIV (+)
• Menjangkau individu HIV (+) haruslah menjadi
PRIORITAS KESEHATAN MASYARAKAT
HIV
   
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE

LATAR BELAKANG
• WHO & UNAIDS :
Meningkatkan PITC disamping VCT
• REKOMENDASI :
‘UNIVERSAL SYSTEMATIC OFFER’
TES HIV merupakan LANGKAH PENTING
untuk tercapainya ‘UNIVERSAL ACCESS‘
bagi ODHA
HIV
   
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE

KATEGORI PITC menurut WHO/UNAIDS


• Penawaran rutin :
Penawaran rutin Testing dan Konseling HIV
pada semua pasien yang ‘sexually active’ yang
datang ke layanan kesehatan apapun
penyakitnya
• Pintu masuk : -Klinik KIA
-Klinik TB
-Klinik IMS
HIV
   
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE

PERHATIAN KHUSUS
• Dalam pelaksanaan PITC harus ada
MEKANISME RUJUKAN UNTUK :
o PASKA KONSELING
o DUKUNGAN MEDIS DAN PSIKOSOSIAL BAGI
MEREKA POSITIF
HIV
   
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE

MODEL PERSETUJUAN ‘OPT OUT’

• “KECUALI ANDA KEBERATAN, MAKA KAMI AKAN


melakukan TES HIV”
• DALAM MELAKUKAN PITC PRINSIP ‘KESUKARELAAN/
VOLUNTARY’ HARUSLAH DIJUNJUNG TINGGI.
• PETUGAS KESEHATAN JANGAN SAMPAI TERJEBAK
DALAM TINDAKAN MANDATORY - HATI-HATI
dengan PENYALAHGUNAAN KEKUASAAN.
HIV
• KEBERATAN PASIEN ATAU HAK PASIEN UNTUK
MENOLAK TES HIV HARUS DIHORMATI.
PITC VCT
• Sakit (HIV?) + resiko • Sehat + resiko
• Sakit non-HIV + resiko

• Opt-out • Voluntary

• Dokter/Counselor • VCT counselor

• Sarana Kesehatan • Komunitas


• Sarana Kesehatan

• Lebih cepat di tes, dukungan • Lebih lama di tes, rujukan CST


emosional ke VCT
   
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE

Konsil Kedokteran Indonesia Th 2007


Tentang Pemeriksaan HIV
(Hal 32)

No. 3 Terhadap populasi tertentu, petugas kesehatandapat meminta


persetujuan pemeriksaan skrining tanpa konseling terlebih
dahulu (PITC), konseling dilakukan kemudian
HIV
   
HIV ART CARE SUPPORT AND TREATMENT HIV ART CARE SUPPORT HIV ART CARE

Kesimpulan
• KTS dan KTPK pintu masuk pelayanan HIV AIDS
• Prinsip KTS dan PITC adalah
Counseling,
Informed Consent,
Confidential
Correct
HIV
TERIMA KASIH

TERIMA KASIH

04/23/22 49

Anda mungkin juga menyukai