Disusun oleh :
Hana Ikrimatuz Zahro’
(10220030)
Karbohidrat yang masuk ke dalam tubuh dipecah menjadi dekstrosa setelah dicerna
dan menjadi glukosa pada saat diserap oleh usus kecil ke sistem peredaran darah. Glukosa
darah selanjutnya diterima oleh transporter glukosa fasilitatif GLUT2 (SLC2A2), yang
terletak di permukaan sel-β. Begitu berada di dalam sel, glukosa mengalami glikolisis,
sehingga menghasilkan adenosin trifosfat (ATP), menghasilkan peningkatan rasio ATP/ADP.
Rasio yang diubah ini kemudian mengarah pada penutupan K+- channel ATP (KATP
channel). Namun, pada kondisi tidak terstimulasi, channel ini terbuka untuk memastikan
potensi istirahat dengan mengangkut ion K+- bermuatan positif ke bawah gradien konsentrasi
keluar dari sel. Setelah channel menutup, penurunan K+- selanjutnya menyebabkan
depolarisasi membran, diikuti oleh pembukaan Ca+- channel voltage-dependent (VDCCs).
Peningkatan konsentrasi kalsium intraseluler akhirnya memicu terjadinya fusi granula
bermembran yang mengandung insulin dan selanjutnya terlepas dari granula.
Ketika tidak terjadi stimulasi oleh glukosa, insulin disimpan dalam vesikel besar
dengan inti padat berdekatan dengan membran plasma untuk menjaga ketersediaan insulin.
Molekul utama yang memediasi fusi vesikel yang mengandung insulin tersebut adalah
protein synaptosomal 25 kDa (SNAP-25), syntaxin-1, dan synaptobrevin 2 (protein membran
vesicle-associated VAMP2), yang semuanya termasuk dalam famili N-ethylmaleimide
sensitive factor attachment protein (SNAP) receptor proteins (SNAREs). Protein tersebut
berikatan dengan Sec1/Munch18-like (SM) membentuk kompleks SNARE. Saat akan terjadi
inisiasi, synaptobrevin 2, vesikel (v-)SNARE diintegrasikan ke dalam membran, selanjutnya
fusi dengan target (t-)SNAREs syntaxin-1 dan SNAP-25.