Anda di halaman 1dari 50

Materi 3

Port Lay out

Oleh:

Ir. Sholihin, MT
Dr. H. Ahmad Herison, M.T
Definisi
• Pelabuhan mengandung 2 arti yaitu: Bandar (harbour)
dan Pelabuhan (Port)

• Bandar (harbour) adalah daerah pelabuhan yang


terlindung terhadap gelombang dan angin untuk
berlabuhnya kapal-kapal.

• Pelabuhan (port) adalah daerah pelabuhan yang


terlindung terhadap gelombang yang dilengkapi dengan
fasilitas terminal laut berupa dermaga dimana kapal
dapat bertambat dan bongkar muat barang dan fasilitas
lainnya.
Contoh Pelabuhan
Bagian/elemen Pelabuhan

• Lingkungan laut, terdiri dari alur kapal, kolam


labuh dan bangunan pemecah gelombang
(breakwater)

• Bangunan Dermaga, yang terdiri dari deck atau


flatform, fender dan bollard serta fasilitas
diatasnya.

• Lingkungan darat, terdiri dari jalan dan gedung


serta fasilitas pendukung lainnya.
ALUR PELAYARAN
DAN
KOLAM LABUH
Alur Pelayaran
• Alur pelayaran adalah jalan yang dilewati kapal dari kolam
labuh menuju ke alur pelayan bebas.
• Alur pelayaram bisa alami (kedalaman cukup) atau buatan
( kedalaman tidak cukup)
• Pada alur buatan, untuk mendapatkan kedalaman cukup perlu
dilakukan pengerukan (dredging)
• Resiko akibat adanya pengerukan, lama kelamaan akan terjadi
pengendapan (sedimentasi)
• Perlu perawatan alur dengan cara:
1) Pemeriksaan kedalaman secara berkala dengan cara survey
bathimetri (sounding)
2) Melakukan pengerukan (dredging) terhadap sedimen yang
ada sampai kedalaman rencana.
FAKTOR-2 PENTING PERENCANAAN ALUR

• Kedalaman
• Max/min kedalaman alur, frekuensi dan amplitudo perubahan kedalaman
alur
• Pasang Surut
• Angin, gelombang, arus air
• Ukuran dan jenis kapal
• Sedimentasi
DIMENSI ALUR
• Kedalaman, ditentukan oleh:
• Tinggi Datum
• Squat
• Sinkage di air tawar
• Olah gerak kapal
• Vessel seawater intake
• Underkeel Clearances
• Lebar alur, ditentukan oleh:
• Garis manuver kapal
• Clearances antar kapal bersebelahan
• Bank clearances
• Buoy clearances
• Belokan (Bends)
PERAIRAN PELABUHAN
• Area putar
• Faktor penentu;
• Manouverability kapal
• Panjang kapal
• Tanpa bow thruster/ tug boat: 4.0 Loa
• Dengan bow thruster/ tug boat: 2.0 Loa
• Kondisi kolam putar sangat bagus:
• 1.6 s/d 3.0 Loa
• Kolam labuh (anchorage area)
Tujuan Kondisi Jari-Jari, R (m)
Good anchoring L+6D
Nunggu Tambat
Bad anchoring L + 6 D + 30
wind = 20 m/s L + 3 D + 90
Mooring
wind = 30 m/s L + 4 D + 145
Continue….

• Pintu alur (entrance)


• Tujuan:
• Memudahkan kapal manuver
• Terlindung dari pengaruh angin dan gelombang
• Ukuran ditentukan:
• Tuntutan navigasi  tergantung pd dimensi kpl
• Tingkat perlindungan thd kolam pelabuhan
• Kepadatan lalu-lintas
• Kedalaman air, Kecepatan arus
• Pelabuhan umum: 0.7 – 1.0 Loa
• Jarak Pemberhentian
• Faktor penentu:
• Kecepatan kapal
• Displacement kapal
• Daya kapal
• Ship ballast: 3 – 5 Loa
• Full loaded; 7 – 8 Loa
Kolam Labuh
• Kolam labuh adalah area perairan didepan dermaga tempat
kapal bersandar dan berputar menuju alur pelayaran. Pada
kondisi tertentu kolam labuh juga dipakai untuk bertambat
kapal.
• Sama seperti alur, kolam labuh juga bisa alami ataupun
buatan. Dan resiko kolam yang buatan adalah bahaya
sedimentasi.
• Adapun perawatan kolam labuh dengan cara:
1) Pemeriksaan kedalaman secara berkala dengan cara survey
bathimetri (sounding)
2) Melakukan pengerukan (dredging) terhadap sedimen yang
ada sampai kedalaman rencana.
PEDOMAN TEKNIS
KEGIATAN PENGERUKAN DAN REKLAMASI

SK DIRJEN PERLA
NO. PU.62/1/7/DJPL.06
DEFINISI
• Pekerjaan Pengerukan adalah:
Pekerjaan mengubah bentuk dasar pengairan untuk mencapai
kedalaman dan lebar yang di kehendaki atau untuk mengambil
material dasar laut/perairan yang dipergunakan untuk keperluan
tertentu

• Pengerukan awal (capital dredging) adalah:


Pengerukan yang pertama kali dilaksanakan dalam rangka
pendalaman kolam pelabuhan atau alur pelayaran.

• Pengerukan pemeliharaan (maintenance dredging) adalah:


Pengerukan yang dilaksanakan secara rutin berkala dalam rangka
memelihara kedalaman kolam pelabuhan atau alur pelayaran atau
pekerjaan pengerukan lainnya.
PEMERUMAN (SOUNDING)
• Pemeruman (sounding) adalah:
kegiatan pemetaan untuk mengetahui kontur kedalaman
perairan.

• Pekerjaan pemeruman dibagi:


a. Pemeruman awal (predredge sounding)
b. Pemeruman progres (progress sounding)
c. Pemeruman akhir (final sounding)
PEKERJAAN PENGERUKAN
Dari segi pemanfaatan hasil kerukan:
• Pekerjaan pengerukan yang material keruknya tidak dimanfaatkan
• Pekerjaan pengerukan yang material keruknya dimanfaatkan

Dari segi awal pekerjaan:


• Pekerjaan pengerukan awal
• Pekerjaan pengerukan pemeliharan alur atau kolam pelabuhan

Dari segi kegiatannya:


• Pelaksanaan Pengerukan
• Transportasi material keruk ke lokasi pembuangan
• Pembuangan material keruk (dumping area)
Pekerjaan desain alur dan kolam
(harus sepengetahuan Dirjen Perla)
• Penyelidikan tanah dasar (Gs, SPT, dan salinity)
• Perhitungan volume (profil melintang dan
memanjang)
• Penggunaan peralatan keruk (perlu diperhatikan:
komposisi tanah, kelekatan, derajat pelapukan,
diameter maksimum, Gs, distribusi ukuran butir)
• Metode Pengerukan
• Transportasi material keruk
• Lokasi pembuangan material keruk
ALUR
• Kelengkungan alur sedemikian dihindari (maksimum 30o)

• Jari jari kurva lengkung > 4 Loa

• Lebar alur :
- satu arah : (2 B + 30m)
- dua arah :
(4B+30m) sering berpapasan
(3B + 30m) jarang berpapasan
(6B+30m) sering berpapasan di tikungan
(4B + 20m) kapal jarang berpapsan di tikungan
• Kedalaman alur
Di kolam: d > 1.1 D (untuk kec. Max 6 knot)
Di alur : d = D + t1+t2+t3+t4+t5

Dimana :
D = draft kapal
t1= angka keamanan navigasi dibawah lunas kapal
t2 = angka keamanan yang disebabkan adanya gelombang (0.3H – t1)
t3 = angka keamanan yang disebabkan gerakan kapal (k . V)
V = kec . Kapal (10 - 25 km/jam)
t4 = angka keamanan dari periode pengerukan (0.40 m)
t5 = angka keamanan yang tergantung dari tipr kapal keruk.
Kemiringan alur
LOKASI PENGERUKAN
• Harus memperhatikan zona yang ada antara lain:
zona keselamatan (safety zone), zone TSS (traffic
sparation scheme), zona STS (ship to ship
transfer), zona tempat labuh jangkar (anchorage
area), zone kabel laut, zone pipa instalasi bawah
air, zone pengeboran lepas pantai , zone
pengambilan barang berharga, zona keamanan
sarana bantu navigasi, dsb.
PERIJINAN/REGULASI
• Pemerintah (Dirjen perla)
• IMO
• Convention for Regulation for Preventing Collition at Sea
(Corleg 1972)
• Rekomendasi dari (Tripartiate Technical group (TTEG) untuk
pengerukan di lintas batas (ijin melalui Perla)
TEMPAT PEMBUANGAN HASIL
KERUK
• Idealnya dibuang pada jarak 12 mil dari daratan atau
kedalaman lebih dari 20m atau lokasi tertentu yang mendapat
ijin Dirjen Perla melalui ADPEl atau KAKANPEL setempat.

• Tempat pembuangan di darat harus mendapat persetujuan


PEMDA.
Hal yang perlu diperhatikan
• Perlu memperhatikan: tata ruang wilayah, kelestarian
lingkungan, keselamatan pelayaran dan standarisasi nasional,
kriteria serta norma yang ada.
• Kelestarian lingkungan adalah kelestarian fisik kimia, sosial
budaya dan biologi.
• Keselamatan pelayaran yaitu keselamatan transportasi di
DERMAGA
Dermaga
• Dermaga merupakan bangunan tempat bersandarnya kapal dan melakukan proses
bongkar muat barang.

• Bangunan dermaga terdiri dari :


1) Deck atau flatform, tempat bongkar muat dan penempatan fasilitas penunjang
lainnya.
2) Pondasi, biasanya menggunakan pondasi tiang pancang, caisson, retaining wall
dan lain-lain.
3) Bangunan untuk menahan tabrakan kapal berupa fender.
4) Bangunan untuk penahan tarikan kapal berupa bollard.
5) Fasilitas penunjang bongkar muat lainnya

Bangunan untuk menahan tabrakan atau tarikan kapal bisa menyatu dengan deck atau
terpisah. Yang terpisah dari deck disebut dengan dolphin. Untuk menahan tabrakan
kapal disebut breasting dolphin dan untuk menahan tarikan kapal disebut mooring
dolphin.
• Secara umum, material bangunan dermaga terbuat
dari baja atau beton.
• Interaksi dengan lingkungan dibagi dalam 3 zone,
yaitu: zone dibawah air, zone diatas air dan zone
pasang surut (splash zone)

• Tipe dermaga terbagi sesuai dengan fungsinya yaitu:


1) Tipe menerus (continues), untuk dermaga barang,
peti kemas, penumpang dsb.
2) Tipe dolphin, untuk pelabuhan minyak/Cair.
3) Tipe khusus penumpang, binatang, SPM, dsb)
Dermaga sistem
dolphin
Dermaga menerus
Bollard

dolphin
Fender
LINGKUNGAN DARAT
Lingkungan Darat

• Terdiri dari jalan, gedung, gudang, peralatan dan


fasilitas penunjang lainnya.
• Pemeliharaan bangunan darat tidak serumit dan
se intensif bangunan laut.
• Prosedur pemeliharaan bangunan darat
mengikuti prosedur yang lazim dilakukan (bisa
mengacu pada standar bangunan PU/Cipta
karya)
Perawatan/Pemeliharaan Pelabuhan

• Memahami karakteristik/sifat masing-masing


bagian pelabuhan
• Melakukan pemeriksaan baik berkala maupun
temporer
• Melakukan perbaikan terhadap kerusakan-
kerusakan yang terjadi
• Melakukan pencegahan terhadap kerusakan
yang akan terjadi
Flowchart Desain Pelabuhan
Lay out Pelabuhan
Pelabuhan Perikanan
Pelabuhan Umum/Cargo
Pelabuhan Peti Kemas
Pelabuhan LNG/Oil & Gas
Pelabuhan Militer
Marina
Pelabuhan Curah Kering
Conveyor
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai