Anda di halaman 1dari 12

Memahami UU Ketenagakerjaan

Rini Irianti Sundary


Pengertian
• Undang-Undang Ketenagakerjaan merupakan
bagian dari hukum tertulis yang mengatur
ketenagakerjaan. Saat ini permasalahan
ketenagakerjaan diatur dalam
Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan.
• Ketenagakerjaan adalah segala hal yang
berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu
sebelum, selama, dan sesudah masa kerja
• Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. (Pasal
1 angka 2 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003).
• Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan
menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. (Pasal 1 angka
3 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003).
• Pemberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan
hukum, atau badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga
kerja dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.
Klasifikasi Tenaga Kerja
• Angkatan kerja
Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia
15-64 tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara
tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan.
• Bukan angkatan kerja
Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun
ke atas yang kegiatannya hanya bersekolah, mengurus rumah
tangga dan sebagainya. Contoh kelompok ini adalah:
- anak sekolah dan mahasiswa
- para ibu rumah tangga dan orang cacat, dan
- para pengangguran sukarela
• Pengusaha adalah orang perorangan, persekutuan atau badan hukum :
·           yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri.
·           yang secara berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya.
·           yang berada di wilayah Indonesia mewakili perusahaan milik sendiri
maupun bukan miliknya yang bekedudukan di Indonesia (Pasal 1 angka
5 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003).
• Perusahaan adalah :
 Setiap bentuk usaha yang berbadan hukm atau tidak, milik orang perorangan,
persekutuan atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara
yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan
dalam bentuk lain.
 Usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan
mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk
lain (Pasal 1 angka 6 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003).
Prinsip Ketenagakerjaan
 Kepastian kerja (job security)
 kepastian pendapatan (salary security)
 Jaminan sosial yang layak (social security)
UU Cipta kerja
• Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan:
• 1. Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan
tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa
kerja.
• 2. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
• 3. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan
menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.
• 4. Pemberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan
hukum, atau badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga
kerja dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain
• Pengusaha adalah:
• a. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum
yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri;
• b. orang perseorangan, persekutuan, atau badan
hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan
perusahaan bukan miliknya;
• c. orang perseorangan, persekutuan, atau badan
hukum yang berada di Indonesia mewakili perusahaan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b yang
berkedudukan di luar wilayah Indonesia
• 6. Perusahaan adalah :
• a. setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau
tidak, milik orang perseorangan, milik
persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik
swasta maupun milik negara yang mempekerjakan
pekerja/buruh dengan membayar upah atau
imbalan dalam bentuk lain; b. usaha-usaha sosial
dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus
dan mempekerjakan orang lain
Hubungan Kerja
• Hubungan kerja adalah hubungan antara pekerja dan pengusaha, diantara pekerja
menyatakan kesanggupannya untuk bekerja pada pengusaha dengan menerima upah
dan pengusaha menyatakan kesanggupannya untuk mempekerja-kan pekerja dengan
membayar upah.
• Hubungan timbula karena adanya Perjanjian Kerja
• Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau
pemberi kerja yang memuat syarat syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak.
Pada dasarnya, sahnya suatu perjanjian dibuat berdasarkan syarat-syarat sebagaimana
dalam Pasal 1320 Kitab Undang-undang Hukum Perdata (“KUH Perdata”), perjanjian
kerja pada umumnya yaitu :
1.  sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;
2. kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
3. suatu hal tertentu;
4. suatu sebab yang halal.
• PERJANJIAN KERJA
• Diatur dalam Pasal 51 – 63.
• Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja
dengan pengusaha atau pemberi kerja yang
memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban
para pihak (Pasal 1 angka 14).
• Jenis Perjanjian Kerja :
- Perjanjian kerja waktu tertentu /PKWT.
- Perjanjian kerja waktu tidak tertentu/PKWTT.
• BENTUK PERJANJIAN KERJA : (Pasal 51)
a. Tertulis, harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
b.  Lisan.
DIBUAT ATAS DASAR : (Pasal 52) adopsi psl 1320 KUHPerdata
a.   Kesepakatan kedua belah pihak
b.  Kemampuan/ kecakapan melakukan perbuatan hokum. (>18 th)
c.  Ada pekerjaan yang diperjanjian.
d.  Pekerjaan tidak bertentangan dengan :
- ketertiban umum;
-  kesusilaan;
- peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai