Anda di halaman 1dari 5

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) GANJIL


TAHUN AKADEMIK 2021/2022

Mata Kuliah : HUKUM PIDANA LANJUT


Program Studi : ILMU HUKUM
Dosen : TIM DOSEN
Hari/Tanggal : KAMIS, 06 JANUARI 2022
Kelas : SEMUA KELAS
Waktu : 08:20-09:40
Sifat Ujian : CLOSE BOOK

NAMA : Adilla Tiara Putri Isram

NPM : 10040020122

KELAS : Kelas F

PRODI : Ilmu Hukum

PILIH 4 DARI SOAL YANG ADA


No Soal Bobot CPMK-CPL

1. 20%
Hukum pidana telah mengatur satu perbuatan yang dilakukan oleh Mahasiswa mampu
beberapa orang dengan cara berkerjasama yang dikenal dengan Menguasai dan
istilah Delneming. memahami bentuk-
bentuk penyertaan,
a. Jelaskan perbedaan antara Delneming dengan penyertaan dalam
Concursus? buku I KUHP. (P2,
Jawaban : KU1).
 Deelneming atau penyertaan terlibat beberapa orang dalam
satu perbuatan yang dapat dihukum, sedangkan pada
gabungan beberapa perbuatan atau concursus terdapat
beberapa perbuatan yang dapat dihukum yang dilakukan
oleh satu orang.

b. Sebut dan jelaskan bentuk-bentuk Delneming disertai


contoh dan dasar hukumnya?
Jawaban :
 Bentuk-bentuk deelneming :
- Pembuat atau Dader (Pasal 55) yang terdiri dari :
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

1. Pelaku (pleger);
2. Yang menyuruh melakukan (doenpleger);
3. Yang turut serta (medepleger);
4. Penganjur (uitlokker).
- Pembantu atau Medeplichtige (Pasal 56) yang terdiri dari :
1. Pembantu pada saat kejahatan dilakukan;
2. Pembantu sebelum kejahatan dilakukan;

Contoh deelneming : Dua orang pelaku pencuri emas 5,1 kg


tertangkap di Makassar oleh tim jajaran buser polresta Makassar
pada tanggal 5/10 2021 pada pukul 00:40 WITA disebuah rumah
jalan Tamalate. Pelaku-pelakunya adalah Rezka (25) dan Y (teman
Rezka). Sejumlah alat bukti yang ditemukan adalah uang tunai
sebesar Rp7 juta juga ada buku tabungan dengan nilai Rp30 juta .
Para pelaku melancarkan aksinya dengan cara masuk melalui
jendela belakang ruko emas pada malam hari sekitar jam 3 dan
mengambil kotak emas. Maksimal ancaman pidana oleh pelaku
(pasal 55 jo 363) yang berisikan, yaitu :
- Pasal 55 (1) “dipidana sebagai pelaku tindak pidana, mereka
yang menyuruh, melakukan dan yang turut serta melakukan
tindak pidana itu.”
- Pasal 363 “diancam dengan pidana penjara paling lama 7
tahun, masing-masing pelaku mendapat ancaman hukum
selama 7 tahun.”

Mahasiswa mampu
2. 20%
Pengulangan tindak pidana (recidive) menjadi dasar hakim untuk Menguasai dan
memperberat sanksi pidana bagi pelaku. Sebut dan jelaskan 3 (tiga) memahami teori dan
teori recidive disertai contohnya ? bentuk recidive
dalam hukum pidana
sebagai dasar
Jawaban : pemberat hukuman.
 Teori – teori recidive : (P2, KK1, KK2).
- Recidive Umum : teori umum seorang belum 5 th dari ia
selesai menjalani hukuman tetapi ia melakukan tindakan
pidana lagi (tindak pidana apa saja).
Contoh : Indra melakukan kejahatan penganiayaan
kemudian dijatuhi hukuman, setelah Indra menjalani
hukuman itu, ia kembali ke dalam masyarakat. Akan tetapi
Indra kemudian melakukan kejahatan pemerkosaan terhadap
A. Berdasarkan sifat recidive ini, maka perbuatan
penganiayaan itu dapat merupakan alasan untuk
memberatkan hukuman yang dijatuhi pada dirinya.
- Recidive Tengah : teori recidive tengah membagi 3
kelompok tindak pidana seperti yang diatur dalam pasal
486, 487, 488 KUHP. Yaitu sebagai berikut :
1. Tindak pidana yang mencari untung dengan tidak
halal/perbuatan-perbuatan negative yang dilakukan oleh
seseorang dengan menggunakan tipu daya muslihat. Contoh:
pencurian,penipuan, dan penggelapan (pasal 486 KUHP).
2. Perbuatan-perbuatan kekerasan yang dilakukan seseorang
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

terhadap jiwa manusia/badan manusia. Contoh:


pembunuhan, penganiayaan,dsb. (pasal 487 KUHP).
3. Sejumlah kejahatan – kejahatan yang terdiri atas berbagai
kejahatan yang pada hakikatnya sama sifatnya mengandung
suatu penghinaan (pasal 488 KUHP).
Jadi menurut recidive tengah yang melakukan tindak pidana
pengulangannya itu dalam satu golongan, dan KUHP
menganut recidive ini.
- Recidive Khusus : teori recidive khusus ialah apabila ia
keluar dari menjalani hukuman belum lewat dari 5 tahun ia
melakukan tindak pidana lagi yang pasalnya sama.
Contoh : Seseorang telah diputuskan oleh pengadilan
dengan putusan pemidanaan karena suatu kejahatan yang
dilakukannya, kemudian setelah menjalani pidana hingga
bebas, belum melampaui waktu lima tahun ia melakukan
kejahatan lagi yang masih dalam satu kualifikasi delik
dengan kejahatannya yang pertama.

20%
Mahasiswa
Pada prinsipnya setiap tindak pidana harus dimintai memahami tentang
pertanggungjawaban pidana namun tidak semua orang dapat alasan penghapus
dimintakan pertanggungjawaban, jelaskan alasan-alasan yang dapat pidana dan syarat-
syarat gugurnya hak
menghapuskan pertanggungjawaban pidana ?
menuntut pidana dan
syarat-syarat
gugurnya hak untuk
melaksanakan
3. pidana serta mampu
membedakan antara
kedua hal tersbut
dan dapat
diaplikasikan dalam
suatu peristiwa
faktual (S9, P2,
KU1, KU2, KK1,
KK2).

Setiap pelaku tindak pidana pada prinsipnya dapat dituntut di Mahasiswa


4 20%
pengadilan, tetapi ada beberapa keadaan yang dapat menggugurkan memahami tentang
kewenangan jaksa untuk menuntut dan menjalankan pidana. alasan penghapus
Jelaskan alasan-alasan yang dapat menghapuskan kewenangan pidana dan syarat-
syarat gugurnya hak
menuntut dan menjalankan pidana disertai dengan dasar
menuntut pidana dan
hukumnya? syarat-syarat
gugurnya hak untuk
Jawaban : melaksanakan
 Alasan Yang dapat menghapuskan kewenangan menuntut : pidana serta mampu
1. Tidak adanya Pengaduan pada delik-delik aduan membedakan antara
Kewenangan melakukan penuntutan tindak pidana tidak kedua hal tersbut
berhubungan dengan kehendak perorangan. Tetapi ada dan dapat
pengecualian beberapa delik sepeti perzinahan (Pasal 284 diaplikasikan dalam
KUHP), persetubuhan terhadap anak dibawah umur (Pasal suatu peristiwa
287-288 KUHP), untuk melarikan wanita (Pasal 332 faktual (S9,P2, KU1,
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

KUHP), pencemaran nama baik (Pasal 319 KUHP) dll.


2. Ne Bis In Idem (Pasal 76) “tidak atau jangan dua kali
yang sama”
Penuntutan terhadap seseorang bisa terhapus berdasarkan ne
bis in idem, apabila dipenuhi syarat-syarat :
1). Ada putusan hakim yang berkekuatan hukum tetap.
2). Orang terhadap siapa putusan itu dijatuhkan adalah
sama.
3). Perbuatan (yang dituntut kedua kali) adalah sama dengan
yang pernah diputus terdahulu itu.
Terhadap suatu putusan harus sudah tidak ada alat
hukum/upaya hukum (rechtsmiddel) yang dapat dipakai
untuk merubah keputusan tersebut.
3. Matinya Terdakwa (Pasal 77 KUHP)
4. Daluarsa / Verjaring (Pasal 78 KUHP)
Tenggang waktu daluwarsa ditetapkan dalam Pasal 78 (1)
KUHP dan pada Pasal 79 KUHP.
5. Telah ada pembayaran denda maksimum kepada pejabat
tertentu untuk pelanggaran yang hanya diancam dengan
denda saja (Pasal 82 KUHP)
6. Amnesti dan Abolisi KU2, KK1, KK2).
Amnesti merupakan pencabutan senua akibat pemidanaan
dari suatu delik tertentu atau satu kelompok delik tertentu.
Sedangkan abolisi merupakan pengertian penghapusan yang
diberikan kepada perseorangan yang mencakup
penghapusan seluruh akibat penghukuman seluruh akibat
penjatuhan putusan, termasuk putusan itu sendiri.
Alasan Hapusnya Kewenangan Menjalankan Pidana
Yang terdapat didalam KUHP :
1. Matinya terpidana (Pasal 83 KUHP)
Tidak ada suatu tanggungjawab pidana diwariskan.
Konsekwensinya, kematian seseorang terpidana
menyebabkan kewajiban menjalankan pidana menjadi
terhapuskan.
2. Karena Daluarsa (Pasal 84 dan 85 KUHP)
• Pasal 84 (2), yaitu :
- Untuk semua pelanggaran → daluwarsanya 2 tahun.
- Untuk kejahatan percetakan → daluwarsanya 5 tahun.
- Untuk kejahatan lainnya → daluwarsanya sama dengan
daluwarsa penuntutan (lihat Pasal 78 ) ditambah sepertiga.
• Pasal 84 (3) ditetapkan bahwa “tidak ada daluwarsa untuk
kewenangan menjalankan hukuman mati”.
• Pasal 85 (1) tenggang daluwarsa dihitung mulai pada
keesokan harinya sesudah putusan hakim dapat dijalankan.
5 Delik aduan (klacht delict) diartikan sebagai tindak pidana yang 20%
Mahasiswa
hanya dapat dilakukan penuntutan setelah adanya pengaduan dari memahami dan
orang yang merasa dirugikan. mampu
a. Jelaskan perbedaan antara delik aduan absolut dengan mendeskripsikan
mengenai tindak
delik aduan relatif disertai contohnya?
pidana aduan dan
dapat
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

Jawaban :
 Perbedaan delik aduan absolut dengan delik aduan relatif
- Delik aduan relatif ini penuntutan dapat dipisah-pisahkan,
artinya bila ada beberapa orang yang melakukan kejahatan,
tetapi penuntutan dapat dilakukan terhadap orang yang
diingini oleh yang berhak mengajukan pengaduan.
Sedangkan Pada delik aduan absolut, bila yang satu dituntut,
maka semua pelaku dari kejahatan itu harus dituntut juga.
- Delik aduan absolut, cukup apabila pengadu hanya
menyebutkan peristiwanya saja, sedangkan pada delik aduan
relatif, pengadu juga harus menyebutkan orang yang ia duga
telah merugikan dirinya. Pengaduan pada delik aduan
absolut tidak dapat dipecahkan (onsplitbaar), sedangkan membedakannya
pengaduan pada delik aduan relatif dapat dipecahkan dengan tindak
(splitbaar). pidana biasa, serta
memahami
b. Sebutkan siapa saja pihak-pihak yang dapat mengajukan mekanisme dan
pengaduan ? ketentuan yang
berkenaan dengan
Jawaban : tindak pidana aduan
 Pihak-pihak yang berhak mengajukan aduan dan jangka dan tata cara
waktunya, dapat dilihat dalam ketentuan Pasal 72 KUHP pengaduannya (S9,
KU2).
seperti :
1. Wakilnya yang sah dalam perkara sipil, atau wali, atau
pengaduan orang tertentu (khusus untuk orang yang
belum dewasa). Misalnya orang tua korban, pengacara,
pengampu (curator) dan wali.
2. Orang yang langsung dikenai kejahatan itu (korban).
Adapun tenggang waktu untuk mengajukan aduan
tersebut hanya boleh memasukan aduan paling lama
dalam jangka waktu enam bulan setelah kejadian itu
diketahuinya tetapi jika kebetulan ia berdiam di luar
negeri, maka tenggang waktu itu paling lama sembilan
bulan. Dasar hukum mengenai tenggang waktu
pengaduan diatur dalam Pasal 74 ayat (1) KUHP.
Total 100% -

Dibuat Tanggal : 20 Oktober 2021 Diverifikasi Tanggal : 25 Desember 2021


Dosen Pengampu/Koordinator MK, Yang memverifikasi,
Kabag Hk.Pidana,

Dr. Dini Dewi Heniarti, S.H.M.H. Dr.Ade Mahmud, SH., MH.

Anda mungkin juga menyukai