Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN

CARDIOVASKULER PENYAKIT ANEMIA

Disusun Oleh :
1. Yunita Tri Widiyanti (P1337420119337)
2. Yovita Dewi Mulyaningrum (P1337420119338)
Prodi DIII Kepewaratan
Pengertian
◦ Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti
kehilangan komponen darah, elemen adekuat atau kurangnya
nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah, yang
mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah
(Doenges, 1999).
Klasifikasi Anemia
Anemia hipoproliferatif yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebut sebabkan oleh
defek produksi sel darah merah, meliputi :
1. Anemia aplastik
2. Anemia pada penyakit ginjal
3. Anemia pada penyakit kronis
4. Anemia defisiensi zat besi
5. Anemia megalobastik
6. Anemia hemolitika
Etiologi
◦ Penyebab anemia antara lain :
1. Anemia pasca pendarahan
2. Anemia defisiensi
3. Anemia hemolitik
4. Anemia aplastik
Tanda – Tanda Anemia
◦ Tanda – tanda umum anemia :
◦ 1. Pucat
◦ 2. Tacicardi
◦ 3. Bising sistolik anorganik
◦ 4. Bising karotis
◦ 5. Pembesaran jantung
Patofisiologi
◦ Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum tulang atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum
tulang dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, tumor, atau
kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui.
◦ Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis ( destruksi)
pada kasus yang disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah merah
yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat
beberapa faktor di luar sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah
merah.
Asuhan Keperawatan Anemia
1. Pengkajian
- Aktivitas atau istirahat
- Sirkulasi
- Integritas ego
- Eleminasi
- Makanan/cairan
- Neurosensori
- Nyeri/kenyamanan
- Pernapasan
- Keamanan
- seksualitas
2. Diagnosa Keperawatan
- Risiko tinggi terhadap infeksi
- Perubahan nutrisi kuran dari kebutuhan tubuh
- Intoleransi aktivitas
- Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit
- Konstipasi atau diare
- Kurang pengetahuan

3. Intervensi dan Implementasi


1) Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan adekuatnya pertahanan sekunder
(penurunan hemoglobin leukopenia atau penurunan granulosit (respon inflamasi tertekan).
Tujuan : infeksi tidak terjadi
2) perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk
mencerna atau ketidakmampuan mencerna makanan/absorpsi nutrien yang diperlukan untuk
pembentukan sel darah merah.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi.
3) intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen
(pengiriman) dan kebutuhan.
Tujuan : dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.
4) perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang
diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrien ke sel.
Tujuan : peningkatan perfusi jaringan.
5) risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi dan
neurologis.
Tujuan: dapat mempertahankan integritas kulit.
6) konstipasi atau diare berhubungan dengan penurunan masukan diet, perubahan proses
pencernaan; efek samping terapi obat.
Tujuan : menunjukkan perubahan perilaku/pola hidup, yang diperlukan sebagai penyebab
faktor pemberat.
7) kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan/mengingat, salah interpretasi
informasi; tidak mengenal sumber informasi.
Tujuan: pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostik dan rencana
pengobatan.

4. Evaluasi
Evaluasi pada pasien anemia, meliputi :
- Infeksi tidak terjadi.
- Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
- Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.
- Peningkatan perfusi jaringan.
- Dapat mempertahankan integritas kulit.
- Membuat/kembali pada normal dan fungsi usus.
- Pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostik dan rencana
pengobatan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai