Anda di halaman 1dari 27

1

UKI1B2 – Pendidikan Pancasila

Dinamika, Tantangan serta


Urgensi Pancasila sebagai
sistem filsafat
Dr. Runik Machfiroh, S.Pd., M.Pd.

All Prodi- Fakultas Industri Kreatif


2

1. Pengantar mengapa
Pancasila sebagai sistem
filsafat

2 Sumber Referensi: http://www.contohURL.com


3


Apakah Anda sering mendengar istilah “filsafat”
diucapkan seseorang, atau mungkin Anda sendiri
seringkali mengucapkannya? Namun, apakah Anda
mengerti dan faham apa yang dimaksudkan dengan
filsafat itu?

3
4

coba Anda renung dan pikirkan beberapa pernyataan


yang memuat istilah “filsafat” sebagai berikut:

▪ “Sebagai seorang pedagang, filsafat saya adalah


meraih keuntungan sebanyak-banyaknya”.
▪ “Saya sebagai seorang prajurit TNI, filsafat saya
adalah mempertahankan tanah air Indonesia ini 4
dari serangan musuh sampai titik darah terakhir”.
▪ “Pancasila merupakan dasar filsafat negara yang
mewarnai seluruh peraturan hukum yang
berlaku”.
▪ “Sebagai seorang wakil rakyat, maka filsafat saya
adalah bekerja untuk membela kepentingan
rakyat”.

4
5

beberapa pengertian filsafat berdasarkan watak dan


fungsinya oleh Titus, Smith & Nolan :

 Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan


terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima
secara tidak kritis. (arti informal)
 Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap
kepercayaan dan sikap yang sangat dijunjung tinggi. (arti 5
formal)
 Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran
keseluruhan. (arti komprehensif).
 Filsafat adalah analisa logis dari bahasa serta penjelasan
tentang arti kata dan konsep. (arti analisis linguistik).
 Filsafat adalah sekumpulan problematik yang langsung
mendapat perhatian manusia dan dicarikan jawabannya
oleh ahli-ahli filsafat. (arti aktual-fundamental)

5
6


Dengan demikian, Pancasila merupakan suatu sistem
mendasar dan fundamental karena mendasari seluruh
kebijakan penyelenggaraan negara. Ketika suatu
sistem bersifat mendasar dan fundamental, maka
sistem tersebut dapat dinamakan sebagai sistem
filsafat.

6
7

2. Sumber Historis,
sosiologis, politis tentang
Pancasila sebagai sistem
filsafat

7 Sumber Referensi: http://www.contohURL.com


8

“ Pada 12 Agustus 1928, Soekarno pernah


menulis di Suluh Indonesia yang
menyebutkan bahwa nasionalisme
adalah nasionalisme yang membuat
manusia menjadi perkakasnya Tuhan
dan membuat manusia hidup dalam roh
(Yudi Latif, 2011: 68).

8
9

a. Sila Ketuhanan Yang Maha


Esa
Tuhan telah menyejarah dalam ruang publik
Nusantara. Hal ini dapat dibuktikan dengan masih
berlangsungnya sistem penyembahan dari
berbagai kepercayaan dalam agama-agama yang
hidup di Indonesia. Pada semua sistem religi- 9

politik tradisional di muka bumi, termasuk di


Indonesia, agama memiliki peranan sentral dalam
pendefinisian institusi-institusi sosial
10

b. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan


Beradab
Bangsa Indonesia sejak dahulu dikenal sebagai
bangsa maritim telah menjelajah keberbagai
penjuru Nusantara, bahkan dunia. Hasil
pengembaraan itu membentuk karakter bangsa
Indonesia yang kemudian oleh Soekarno disebut 10

dengan istilah Internasionalisme atau


Perikemanusiaan.
11

c. Sila Persatuan Indonesia.


Kebangsaan Indonesia merefleksikan suatu
kesatuan dalam keragaman serta kebaruan dan
kesilaman. Indonesia adalah bangsa majemuk
paripurna yang menakjubkan karena
kemajemukan sosial, kultural, dan teritorial dapat 11

menyatu dalam suatu komunitas politik


kebangsaan Indonesia.
12

d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat


Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.
Demokrasi sebagai bentuk pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat memang
merupakan fenomena baru di Indonesia, yang
muncul sebagai ikutan formasi negara republik
Indonesia merdeka. 12
13

e. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat


Indonesia.
Masyarakat adil dan makmur adalah impian
kebahagian yang telah berkobar ratusan tahun
lamanya dalam dada keyakinan bangsa Indonesia.
Impian kebahagian itu terpahat dalam ungkapan
“Gemah ripah loh jinawi, tata tentrem kerta raharja”. 13
14

“ Pancasila sebagai sistem filsafat,


menurut Notonagoro merupakan satu
kesatuan utuh yang tidak dapat
dipisah-pisahkan. Artinya, sila-sila
Pancasila merupakan suatu kesatuan
utuh yang yang saling terkait dan
saling berhubungan secara koheren.

14
15

Kesatuan dan hubungan sila-sila Pancasila yang


hierarkis piramidal digambarkan Notonagoro
(1980: 110) dengan bentuk piramida yang
bertingkat lima, sila Ketuhanan Yang Maha Esa
berada di puncak piramida dan sila Keadilan
Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia sebagai alas
piramida.
15
16

Sumber politis Pancasila sebagai sistem filsafat


dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok.
▪ Kelompok pertama,
meliputi wacana politis tentang Pancasila
sebagai sistem filsafat pada sidang BPUPKI,
sidang PPKI, dan kuliah umum Soekarno
antara tahun 1958 dan 1959, tentang
pembahasan sila-sila Pancasila secara 16

filosofis.
▪ Kelompok kedua, mencakup berbagai
argumen politis tentang Pancasila sebagai
sistem filsafat yang disuarakan kembali di era
reformasi dalam pidato politik Habibie 1 Juni
2011.
17

3. Dinamika Pancasila
sebagai sistem filsafat

17 Sumber Referensi: http://www.contohURL.com


18

01

Er
asi

aS
rm

oe
e fo

Dinamika

ka
aR

rno
Pancasila 18
Er

sebagai
Sistem Filsafat
03 02

Era Soeharto
19

▪ Era Soekarno,
Pancasila sebagai sistem filsafat dikenal dengan
istilah “Philosofische Grondslag”.
▪ Era Soeharto,
kedudukan Pancasila sebagai sistem filsafat
berkembang ke arah yang lebih praktis (dalam hal
ini istilah yang lebih tepat adalah
weltanschauung).
19
▪ Era reformasi,
Pancasila sebagai sistem filsafat kurang
terdengar resonansinya. Namun, Pancasila
sebagai sistem filsafat bergema dalam wacana
akademik, termasuk kritik dan renungan
20

4. Tantangan Pancasila
sebagai sistem filsafat

20 Sumber Referensi: http://www.contohURL.com


21

21
22

Kapitalisme
Salah satu bentuk tantangan
kapitalisme terhadap Pancasila sebagai
sistem filsafat ialah meletakkan
kebebasan individual secara berlebihan 22

sehingga dapat menimbulkan berbagai


dampak negatif, seperti monopoli, gaya
hidup konsumerisme, dan lain-lain.
23

Komunisme
Salah satu bentuk tantangan
komunisme terhadap Pancasila sebagai
sistem filsafat ialah
dominasi negara yang berlebihan 23

sehingga dapat menghilangkan peran


rakyat dalam kehidupan bernegara.
24

5. Esensi Pancasila sebagai


sistem filsafat

24 Sumber Referensi: http://www.contohURL.com


25

Esensi Pancasila sebagai sistem


filsafat
▪ Pertama; hakikat sila ketuhanan terletak
pada keyakinan bangsa Indonesia bahwa
Tuhan sebagai prinsip utama dalam
kehidupan semua makhluk.
▪ Kedua; hakikat sila kemanusiaan adalah 25
manusia monopluralis, yang terdiri atas 3
monodualis
▪ Ketiga; hakikat sila persatuan terkait dengan
semangat kebangsaan
▪ Keempat; hakikat sila kerakyatan terletak
pada prinsip musyawarah.
▪ Kelima; hakikat sila keadilan terwujud dalam
tiga aspek, yaitu keadilan distributif, legal,
dan komutatif.
26

6. Urgensi Pancasila sebagai


sistem filsafat

26 Sumber Referensi: http://www.contohURL.com


27

Urgensi Pancasila sebagai sistem


filsafat
▪ Pertama; Pancasila sebagai sistem filsafat dapat
memulihkan harga diri bangsa Indonesia sebagai bangsa
yang merdeka dalam politik, yuridis, dan juga merdeka
dalam mengemukakan ide-ide pemikirannya untuk
kemajuan bangsa, baik secara materiil maupun spiritual.
▪ Kedua; Pancasila sebagai sistem filsafat membangun 27
alam pemikiran yang berakar dari nilai-nilai budaya
bangsa Indonesia
▪ Ketiga; Pancasila sebagai sistem filsafat dapat menjadi
dasar pijakan untuk menghadapi tantangan globalisasi
▪ Keempat; Pancasila sebagai sistem filsafat dapat
menjadi way of life sekaligus way of thinking bangsa
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai