Anda di halaman 1dari 58

SINERGITAS

PERENCANAAN PEMBANGUNAN
bidang Pemberdayaan Masyarakat
dan Pemerintahan Desa

Disampaikan oleh :

H. KHOIRUL NAIM, SKM, M.Epid.


Sekretaris BPMPD Provinsi Jawa Barat

pada acara Pertemuan Koordinasi Program Kabupaten/Kota


Tgl 22 April 2014 di Hotel Park Bandung

BPMPD PROVINSI JAWA BARAT


PROVINSI JAWA BARAT (KONDISI TAHUN 2012)
Proyeksi Perkembangan Jumlah Penduduk

44,3
Juta

Kabupaten/Kota : 27 PDRB (2012) : Rp. 364,41 Trilyun;


Luas : 3.709.528,44 Ha PDRB per kapita : Rp. 21.250 Juta (adhb)
Kecamatan : 626
Inflasi (2012) : 3,86 %
Kelurahan : 646
Desa : 5.316 LPE (2012) : 6,21 %
IPM (2012) : 73,19*
Penduduk 2012 RLS (2012) : 8,15 th
Indonesia : 244.215.984 Jiwa AMH (2012) : 96,97 %
Jabar : 44.548.431 Jiwa AKI (2011) : 217 per 100.000 Kel Hidup
Penduduk Miskin : 9,89 % AKB (2012) : 30 per 1.000 Kel Hidup
APK SD : 119,31 % (2012/2013)
Jumlah Penduduk Per BKPP Th 2012 :  
APK SMP : 94,55 % (2012/2013)
BKPP Wilayah I Bogor 12.761.297
APK SMA : 67,78 % (2012/2013)
BKPP Wilayah II Purwakarta 9.814.207
APK PT : 15,19 % (2012/2013)
BKPP Wilayah III Cirebon 6.354.983
BKPP Wilayah IV Garut 15.617.944
Jabar 44.548.431
SOSOK MASA DEPAN JAWA BARAT 2025
RANCANGAN : SOSOK SUMBER DAYA INSANI JAWA BARAT YANG AGAMIS DENGAN PENCIRI UTAMA:
5 NILAI-NILAI LUHUR : 7 KARAKTER :
1. JUJUR DAN KONSISTEN 1. SEHAT, CERDAS DAN CERMAT
2. TANGGUH DAN DISIPLIN 2. PRODUKTIF DAN BERDAYA SAING TINGGI
3. KEPELOPORAN DAN 3. MANDIRI DAN PANDAI MENGATUR DIRI
KETELADANAN 4. BERDAYA TAHAN TINGGI DALAM PERSAINGAN
4. RAMAH DAN BIJAKSANA 5. PANDAI MEMBANGUN JEJARING DAN PERSAHABATAN GLOBAL
5. KEBERSAMAAN DAN 6. BERINTEGRITAS TINGGI
KESETARAAN 7. BERMARTABAT

SOSOK PEMBANGUNAN FISIK JAWA BARAT TAHUN 2025

wa n
aPel.Cirebon
t Ja lit Pel.Cirebon
a r n
mayya aba r taa a
Lau e l
PPel.. CCiillaama
a I n t. J Jaba
tti. p o l
a y
i
tro TolnpKanci-Pejagan
Tol Kanci-Pejagan
Ro ay
dar arrataIjnaB NSSII H
kap k- B anand
mepek-PalimBa B
n e
an
K I Jt a jati Me eebtoro on R O VIIN

U
am er r eb R V GAAH
PPROA TEEN
a ik CiM
l Ci

WU DDAAW
aajjaayya n Tol C
To K NG
um
ittnaan nan nnn Cir T

ISU l
r
Palima
m

o
Ta ru l WA

MM
ai
itittaaa

T
PPeell..I Ta otl AW
JJA
plio l li
e
gede
rpooop bbkeekk

ISCU
poool nnggg
ati ed
K uk JJatig
DDKIRTTA e t
o
t r op
p Waduk
Mte dbeee r

C
AR A r o
trro ddduuun
ngg ttr
Wad
p arsaa ta
MeM BBdooed ruppruur

Tol
JJAAKKA larraan ee
aaddaala MMe aa nn u PKNndW
BBBan Raaayyyaaa
i
Bo aK
Kraapr
r
Tol JA
i
aan aran
Tol OJA
P
- aw
RRO
gg anjjaanngg-P s g
SO
K RR u niruas nnd
SO
n
jaan Cirran aN aw
annTj oll Ci dar
To ingrRin

sPaw
irra To n a nga daarraann
l BTo oa g
R

ii--CCi Ba N u K
ra
ogl B d roa

m ii m
m d a P a
u gaannd
oro d

b u m an
ukkaabu
wi-i-SSu abbu B ng
iaw
TTool CCia ukka I PPaan
go

t ll SSu r TTPPI
r

NNpp ann ra abaabar


o
TTo RANCABUAYA
I J J PKW
PKW
NSSI
IIN PPKK ah asaa a tSaelnatan
O
O V
V
PPRR TTEEN bw
wu u l
s Setas
a RANCABUAYA
RANCABUAYA
ad ia
lKKaa iissuaatta nrraatu nHdin
N a
BBAAN
N ta in
Pa W W han ate Linlan L rara
H i
bbu a C itairtarate
C Jala
n Ja
m uddee
u
TPITPI
Pelabuhan aa
Ratu
PelabuhanllRatu dar ara SSaam
PPaa Ban Band

ILUSTRASI JAWA BARAT TAHUN 2025

JAWA BARAT GREEN PROVINCE


VISI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2005 – 2025
DAN
VISI PEMERINTAH DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2013 - 2018

VISI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2005 – 2025


VISI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN IMAN DAN TAKWA,
TAHUN 2013-2018 PROVINSI JAWA BARAT TERMAJU DI INDONESIA
JAWA BARAT MAJU DAN SEJAHTERA UNTUK SEMUA
TUJUH BIDANG UNGGULAN SEBAGAI PENCIRI
MISI Jawa Barat TERMAJU DI INDONESIA TAHUN 2025
MISI PERTAMA : 1. PENYELENGGARAAN Pemerintahan YANG Bermutu (Beyond the
Membangun Masyarakat yang Berkualitas dan Berdaya expectation), Akuntabel dan BERBASIS Ilmu Pengetahuan.
saing
MISI KEDUA : 2. Masyarakat Yang Cerdas, Produktif dan Berdaya Saing
Membangun Perekonomian yang Kokoh dan TINGGI.
Berkeadilan
MISI KETIGA : 3. PENGELOLAAN Pertanian dan Kelautan.
Meningkatkan Kinerja Pemerintahan, Profesionalisme
Aparatur, dan Perluasan Partisipasi Publik
4. Energi Baru dan TERBAHARUKAN SERTA PENGELOLAAN
MISI KEEMPAT : SUMBER DAYA AIR.
Mewujudkan Jawa Barat yang Nyaman dan
Pembangunan Infrastruktur Strategis yang
Berkelanjutan 5. Industri Manufaktur, INDUSTRI JASA dan INDUSTRI KREATIF.
MISI KE LIMA :
Meningkatkan Kehidupan Sosial, Seni dan Budaya,
Peran Pemuda dan Olah Raga serta Pengembangan 6. Infrastruktur Yang Handal dan Pengelolaan Lingkungan
Pariwisata dalam Bingkai Kearifan Lokal Hidup YANG BERIMBANG Untuk Pembangunan Yang
Berkelanjutan.

7. Pengembangan Budaya Lokal dan Menjadi Destinasi Wisata


DUNIA.
VISI PEMBANGUNAN JAWA BARAT 2013 – 2018 :
“JAWA BARAT MAJU DAN SEJAHTERA UNTUK SEMUA”

MAJU berarti : SEJAHTERA berarti :


1. Terciptanya masyarakat yang produktif, berdaya saing, dan mandiri 1. Kemajuan seluruh elemen yang ada di
masyarakat baik masyarakat, wilayah
2. Melahirkan SDM yang terdidik, terampil, inovatif dan berdaya saing
maupun pelaku usaha.
tinggi melalui kolaborasi dengan institusi pendidikan-penelitian 2. Berbasis pada ketahanan keluarga
3. Perwujudan tata kelola pemerintahan (governance) sebagai provinsi sebagai dasar pengokohan sosial
masyarakat
modern yang bermutu dan akuntabel, handal, efektif serta efisien.
3. Merupakan perpaduan antara
4. Tatanan sosial masyarakat yang toleran, rasional, bijak dan adaptif kesejahteraan lahiriah/materil dengan
terhadap dinamika perubahan namun tetap berpegang pada nilai kesejahteraan bathiniah/jiwa.
4. Memberikan manfaat bagi masyarakat
budaya serta kearifan lokal.
di sekitarnya serta membangun
5. Berdaulat secara pangan, ketahanan ekonomi dan sosial
kepercayaan diri kolektif.

UNTUK SEMUA berarti :


1. Hasil pembangunan dirasakan oleh seluruh lapisan, elemen dan komponen masyarakat Jawa Barat

2. Hasil pembangunan yang berkeadilan dan tersebar di kabupaten/ kota, kecamatan dan desa/ kelurahan sebagai satu
kesatuan Jawa Barat

3. Keikutsertaan seluruh lapisan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi pembangunan serta
berperan aktif dalam pergaulan dunia

4. Keterbukaan informasi pembangunan dan terwujudnya jejaring komunikasi bagi seluruh institusi dan masyarakat
Isu Strategis Tahun 2014
1) Aksesibilitas dan kualitas pendidikan, kepemudaan serta kualitas kesehatan,
2) Penyelenggaraan Pekan Olah Raga Provinsi Tahun 2014 dan Pekan Olahraga Nasional Tahun 2016
serta sarana prasarana olahraga kabupaten/kota,
3) Pertumbuhan penduduk dan persebarannya,
4) Pengangguran, ketenagakerjaan dan kemiskinan,
5) Perekonomian, daya beli masyarakat dan Ketahanan Pangan,
6) Kualitas demokrasi dan Pemilu nasional tahun 2014,
7) Efektivitas tata kelola pemerintahan daerah,
8) Penanganan ketertiban, Ketentraman Masyarakat,
9) Perlindungan hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM),
10) Pengelolaan aset daerah,
11) Penegakan dan harmonisasi produk hukum,
12) Cakupan pelayanan infrastruktur dan permukiman ,
13) Ketahanan energi dan kualitas air baku,
14) Lahan kritis dan kualitas lingkungan hidup,
15) Bencana alam dan perubahan iklim,
16) Pemerintahan Desa dan infrastruktur perdesaan,
17) Pelestarian budaya, sarana seni dan budaya, serta destinasi wisata. 6
Janji Gubernur 2013-2018
1. PENDIDIKAN GRATIS SD, SLTP DAN SLTA DI SELURUH JAWA BARAT SERTA
PEMBANGUNAN 20.000 RUANG KELAS BARU
2. BEASISWA PENDIDIKAN UNTUK PEMUDA, TENAGA MEDIS, SERTA
KELUARGA ATLIT BERPRESTASI DAN GURU
3. REVITALIASI POSYANDU DAN DANA OPERASIONAL KADER POSYANDU
4. MEMBUKA 2 JUTA SERAPAN TENAGA KERJA BARU DAN MENCETAK
100.000 WIRAUSAHAAN BARU JAWA BARAT
5. ALOKASI 4 TRILIYUN UNTUK INFRASTRULTUR DESA DAN PERDESAAN
6. REHABILITASI 100.000 RUMAH RAKYAT MISKIN
7. PEMBANGUNAN PUSAT SENI DAN BUDAYA JAWA BARAT DI KABUPATEN/
KOTA
8. PEMBANGUNAN GELANGGANG OLAHRAGA DI KABUPATEN/ KOTA

Janji Gubernur ini selengkapnya tercantum pada naskah pemaparan Visi


dan Misi Calon Gubernur Jawa Barat
Tahun 2013-2018
ISU STRATEGIS TAHUN 2015
BIDANG PEMERINTAHAN : BIDANG EKONOMI :
1. Efektifitas dan Efisiensi Tata Kelola Pemerintahan, 1. Kesiapan Generasi Muda untuk Masuk ke dalam
Reformasi Birokrasi berbasis Profesionalisme dan Masyarakat Bekerja
Kesejahteraan serta Keseimbangan Kualitas SDM 2. Ketenagakerjaan, Diversifikasi Tempat dan penyediaan
Lintas Pemerintahan Lapangan Kerja
3. Pengelolaan dan Ketahanan Pangan
2. Pembangunan Desa Perbatasan Provinsi dan Desa
4. Iklim Usaha yang Kompetitif dan Perluasan Jejaring
Perbatasan Kabupaten/Kota Dunia Usaha
3. Kualitas Infrastruktur Dasar Pedesaan 5. Aksesibilitas Permodalan dan Peningkatan Kualitas
/kelurahanan dan Kualitas Sarana dan Prasarana Tata Kelola KUMKM
Pemerintahan Desa 6. Pengembangan Destinasi Wisata
4. Kerjasama untuk Percepatan Pembangunan 7. Peningkatan Pendapatan Masyarakat
berbasis Multipihak DN dan LN

BIDANG SOSIAL BUDAYA : BIDANG FISIK :


1. Aksesibilitas dan Mutu Pendidikan serta Pendidikan 1. Penuntasan Proyek-proyek Strategis dan
Menengah Universal 12 tahun Monumental
2. Peran dan Peningkatan Daya Saing Pemuda serta 2. Ketersediaan dan Kualitas Infrastruktur Wilayah
Prestasi Olahraga secara merata
3. Aksesibiltas dan Mutu Pelayanan Kesehatan serta 3. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam rangka adaptasi dan mitigasi perubahan iklim
4. Gender yang Berkualitas dan Penanggulangan 4. Ketahanan Energi dan Diversifikasi Sumber Energi
Kesejahteraan Sosial (PMKS) Sumber Energi serta Pemanfaatan Energi Baru dan
5. Pelestarian Budaya Daerah Terbarukan
6. Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran 5. Penyelesaian Infrastuktur di Kawasan
7. Pengelolaan Penduduk dan Ketahanan Keluarga Pengembangan Jabar bagian Selatan dan Kawasan
8. Pencegahan dan Pengentasan Penyebaran HIV-AIDS Pengembangan Jabar bagian Utara
dan Penyakit Menular Lainnya. 6. Penyediaan Perumahan bagi Buruh dan Bagi
Penduduk Miskin
KEBIJAKAN OPERASIONAL PEMERINTAH PROVINSI UNTUK KELANJUTAN
PEMBANGUNAN JAWA BARAT 2013 - 2018

1. MELANJUTKAN
MELANJUTKAN PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN YANG SUDAH BAIK DAN SUDAH
SELESAI UNTUK SELANJUTNYA DIMANFAATKAN DAN DIREPLIKASI KE BERBAGAI DAERAH;
2. MENUNTASKAN
MENUNTASKAN PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN YANG SUDAH BAIK DAN SUDAH
DIMULAI DILAKSANAKAN NAMUN BELUM SELESAI UNTUK SEGERA DAPAT DIMANFAATKAN;
3. MEMBERI DUKUNGAN
MEMBERI DUKUNGAN, PADA PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN YANG DILAKUKAN
LANGSUNG OLEH KOMUNITAS BERBASIS MASYARAKAT, AKADEMISI DAN INSTITUSI
PENDIDIKAN/RISET SERTA DUNIA USAHA;
4. REPOSISI
REPOSISI DENGAN MENERAPKAN STRATEGI BARU UNTUK PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN
YANG SUDAH BAIK NAMUN BELUM BISA DILAKSANAKAN PEMBANGUNANNYA KARENA
MENGALAMI HAMBATAN;
5. REORIENTASI
MELAKUKAN REORIENTASI DENGAN MENYUSUN PROGRAM-PROGRAM BARU BERSIFAT
TEROBOSAN, SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN DAN TUNTUTAN PEMBANGUNAN YANG PERLU
SEGERA DILAKSANAKAN BERSAMA BUPATI DAN WALIKOTA DENGAN DUKUNGAN DARI
PEMERINTAH PUSAT.
Berdasarkan 5 hal di atas maka VISI PEMBANGUNAN JABAR 2013-2018 adalah:
JAWA BARAT MAJU DAN SEJAHTERA UNTUK SEMUA
Komponen 1 (AMH, IK) ANALISIS POSISI RELATIF KAB/KOTA (BERDASARKAN IPM) TAHUN 2012

Kluster 1

Tidak ada prioritas IP (AMH), IK


Kota Banjar
IP (RLS) IP (RLS), IDB

Kab. Ciamis

Kluster 2

Kluster 3

Komponen 2 (RLS, IDB)


BKPP I Bogor BKPP II Purwakarta BKPP III Cirebon BKPP IV Priangan Timur BKPP IV Bandung Raya
RUMAH TANGGA SASARAN HASIL SURVAI KEMISKINAN DI JABAR UTARA
-Bekasi : 154.881 RTS
PROVINSI JAWA BARAT -Karawang
-Subang
: 242.466 RTS
: 196.950 RTS
(SUMBER : PENDATAAN PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL (PPLS-2011)) -Indramayu : 248.095 RTS
- Cirebon : 288.088 RTS
-Bogor (34Kec) : 248.899 RTS
-Purwakarta (13 Kec) : 65.626
-Sumedang (22 Kec) : 113.241
-Kuningan (26 Kec) : 118.674
-Majalengka (16 Kec) : 88.517 RTS
-Sumedang (22 Kec) : 127.440 RTS
JABAR UTARA - Kota Bekasi : 106.204 RTS
- Kota Cirebon : 27.257 RTS
2.044.172 RTS -Kota Depok : 80.285 RTS
(47.4%)
JABAR TENGAH
-Bogor (6 Kec) : 315.000 RTS
-Bandung Barat : 159.141 RTs
JABAR TENGAH - Kuningan (6 Kec) : 138.305 RTS
- Majalengka (10 Kec) : 151.947 RTS
1.713.458 RTS
- Sumedang (4 Kec) : 127.440 RTS
JABAR SELATAN (39.8%) - Purwakarta (13 Kec) : 82.704 RTS
553.894 RTS (12.8%) -Sukabumi : 347.980 RTS
-Cianjur 18 : 191.297 RTS
-Garut 26 : 203.383RTS
-Tasikmalaya26 : 128.685 RTS
-Ciamis 22 : 112.488 RTS
- Kota Bogor : 64.989 RTS
-Kota Sukabumi(21Kec):158.041 RTS
- Kota Bandung : 128. 852 RTS
- Kota Depok : 80.285 RTS
JABAR SELATAN - Kota Cimahi : 35.278 RTS
Sumber :- Hasil PPLS 2011 -Sukabumi (26 Kec) : 189.945 RTS - Kota Tasikmalaya : 66.228 RTS
-PERDA No.7 Tahun 2012 Tentang -Cianjur (14Kec) : 113.785 RTS - Kota Banjar : 15.915 RTS
Pengembangan Wil.JABAR Bag.Utara -Garut (16 Kec) : 98.945 RTS -Kota Bandung
- PERDA No.28 Tahun 2010 Tentang : 309.991 RTS
-Tasikmalaya(13 Kec): 77.209 RTS
Pengembangan Wil.JABAR Bag.Selatan
- Ciamis (14 Kec) : 74.010 RTS
Jumlah Total Rumah Tangga Sasaran : 4.311.524

Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan
dan bukan makanan, diukur dari sisi pengeluaran. (PPLS-2011) 11
(Data Tahun 2011)

9
TARGET DAN REALISASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN
DI JAWA BARAT TAHUN 2007-2018

16
Capaian Jabar 2009 : 11,96%
14 13.55
13.01 Target Jabar (RPJMN) : 4,15% – 4,12% Tahun 2014
11.96 atau 1,56% per tahun
12 12.74 11.27
11.58 11.17 10.57 9,80 KO
MIT
10 10.31 ME
N Rencana
RA
9.45 8,80 M–
IP
Realisasi
8 7,80 KEM
ISK
6,80 INA
N
6
5.90
Realisasi mengikuti trend perencanaan
4 5,00
(Rata-rata 2007-2012 : 0,745% per tahun) 4,10
Tahun 2013-2018 Target Penurunan 1% per tahun
2
Jumlah Penduduk (SP-2010) : 43.021.826 Jiwa Jumlah Penduduk (2012) : 44.548.431 Jiwa
0
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Sumber : BPS Jawa Barat


PERNYATAAN KEBIJAKAN
PENGURANGAN KEMISKINAN DI JAWA BARAT
1. Pengurangan kemiskinan harus dilakukan secara sistemik, serentak dan bersinergi multi
pihak dengan dukungan lintas pemerintahan (Pusat – Daerah).

2. Perlunya upaya pendampingan/perwalian kepada penduduk miskin untuk memperkuat


dirinya dan memiliki tekad yang kuat untuk keluar dari kemiskinan

3. Perlunya kesepakatan dan konsistensi dari Para Kepala OPD/Biro bahwa dalam pelaksanaan
pembangunan Jawa Barat harus berorientasi kepada pengurangan kemiskinan

4. Perlunya pemberdayaan diri sendiri (self help) dari masyarakat miskin untuk siap serta mampu
beradaptasi dan bersaing dalam program MASYARAKAT JABAR BEKERJA yang
difasilitasi oleh multi pihak.

5. Pengurangan kemiskinan dilakukan melalui : (1) Bantuan Sosial Terpadu Berbasis Keluarga
dengan fokus Efektivitas Bantuan Sosial; (2) Penanggulangan Kemiskinan Berbasis
Pemberdayaan dengan fokus Pendampingan untuk Kemandirian; (3) enanggulangan
Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Usaha Ekonomi Mikro dan Kecil dengan fokus
Pengembangan Usaha Produktif Mandiri; (4) Program Lainnya : CSR/TJSL dll dengan
fokus Kemitraan bersama masyarakat

6. Kilometer Nol Pro Poor Jabar sebagai Alat Kendali Penanggulangan Kemiskinan
Berbasis Individu dengan data spasial dan a-spasial
SOLUSI DAN STRATEGI JAWA BARAT
DALAM PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
(Adopsi Skema Program Penanggulangan Kemiskinan Nasional dengan Menambah Program Lokal Jawa barat)
KELOMPOK KELOMPOK KELOMPOK KELOMPOK PROGRAM
PROGRAM I PROGRAM II PROGRAM III IV

Bantuan Sosial Penanggulangan Penanggulangan Program Lainnya :


Kemiskinan Kemiskinan Berbasis
Terpadu Berbasis Pemberdayaan Usaha CSR/TJSL Dll
Keluarga Berbasis Ekonomi Mikro dan
Pemberdayaan Kecil

Pendampingan Pengembangan Usaha Kemitraan


Efektivitas Bantuan Sosial
untuk Kemandirian Produktif Mandiri Bersama Masyarakat

Program/Kegiatan: Program/Kegiatan: Program/Kegiatan: Program/Kegiatan:


-Bebas Buta Huruf - Peningkatan RLS - KCR (Kredit Cinta - Forum CSR Jabar
-Rutilahu - Jabar Caang Rakyat) untuk modal bersama 48
-JAMKESDA - Sanitasi Lingkungan usaha Perusahaan Besar
-Perbaikan Gizi - Pemberdayaan Usaha
- Pelayanan Kesehatan Masyarakat (piloting) - Revitalisasi Pasar - Program Kemitraan
Puskesmas PONED - Keterlibatan pada Tradisional Bina Lingkungan
dan Puskesmas DTP pekerjaan pemeliharaan (PKBL)
- Bansos dan pembangunan - Serapan Tnaga Kerja
- Bina Bakti Lingkungan infrastruktur (Dua juta) - Program Jabar
Kantor Pemprov Jabar - Fasilitas Transportasi Mengembara
Sekolah (Anak Jabar - Wirausahawan Baru
Sekolah/AJS) (100.000)
- Gerakan Budaya
Perikanan Pantai Utara & - GEMAR/GEMPITA
Selatan Jabar

SIM-Kilometer Nol Pro Poor Jabar Sebagai Alat Kendali Penanggulangan Kemiskinan
VISI BPMPD

“Pemerintahan desa yang profesional


dan masyarakat yang mandiri
untuk mewujudkan
Jawa Barat majudan sejahtera”
MISI BPMPD
1. Meningkatkan kapasitas kelembagaan kehidupan sosial
budaya, dan pengembangan partisipasi serta keswadayaan
masyarakat.
2. Meningkatkan perekonomian masyarakat perdesaaan
3. Meningkatkan pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA)
berwawasan lingkungan dan pendayagunaan Teknologi Tepat
Guna (TTG)
4. Meningkatkan kapasitas pemerintahan desa dan kelurahan.
5. Meningkatkan infrastruktur perdesaan
Janji Gubernur-Wakil Gubernur
2013-2018
1. PENDIDIKAN GRATIS SD, SLTP DAN SLTA DI SELURUH JAWA
BARAT.
2. BEASISWA PENDIDIKAN UNTUK PEMUDA, TENAGA MEDIS, SERTA
KELUARGA ATLIT BERPRESTASI DAN GURU
3. REVITALIASI POSYANDU DAN DANA OPERASIONAL KADER
POSYANDU
4. MEMBUKA 2 JUTA LAPANGAN KERJA BARU DAN MENCETAK
100.000 WIRAUSAHAAN BARU JAWA BARAT
5. ALOKASI 4 TRILIYUN UNTUK INFRASTRULTUR DESA DAN
PERDESAAN
6. REHABILITASI 100.000 RUMAH RAKYAT MISKIN
7. PEMBANGUNAN PUSAT SENI DAN BUDAYA JAWA BARAT DI
KABUPATEN/ KOTA
8. PEMBANGUNAN GELANGGANG OLAHRAGA DI KABUPATEN/
KOTA
REVITALISASI POSYANDU DAN DANA OPERASIONAL
3
KADER POSYANDU

OPD/Biro Utama
OPD/Biro penunjang
OPD/Biro Pendukung
Kondisi
Kinerja
Awal
Indikator Kinerja Program Pelaksana
Indikator Kinerja RPJMD
Program (Sumber: (Tahun
Bidang
No SPM dan Janji Satuan 2013) Misi
Urusan
Kampanye
Gubernur) OPD OPD
OPD
2013 2014 2015 2016 2017 2018 MITRA PENDUKU
UTAMA
UTAMA NG

1 2 3 4 5 6 7 8
Janji 3 : “Revitalisasi Posyandu dan Dana Operasional Kader Posyandu ”
Bappeda;
Menurunnya Biro
Misi
1 Prevalensi Gizi persen 0,75 0,7 0,65 0,6 0,55 0,5 Kesehatan Dinkes BKPD Adm.Pemb;
1
buruk Biro
Keuangan
Bappeda;
Biro
Persentase Bayi Misi RSUD
2 Persen 40 45 50 60 70 80 Kesehatan Dinkes Adm.Pemb;
dengan ASI Eksklusif 1 Alihsan
Biro
Keuangan
Bappeda;
Biro
Biro
Ratio Kematian Bayi Misi Yansos,
3 persen 2,64 2,64 2,62% 2,60 2,68 ,2,58 Kesehatan Dinkes Adm.Pemb;
(AKB) 1 RSUD AL
Biro
Ihsan
Keuangan
Bappeda;
Biro
Ratio Kematian Ibu Misi
4 persen 73 91 90 89 88 87 Kesehatan Dinkes Biro Yansos Adm.Pemb;
(aki) 1
Biro
Keuangan
Bappeda;
jumlah persalianan Biro
Misi
5 di tolong oleh tenaga persen 100 92,50 95 95,50 96 96,50 Kesehatan Dinkes Biro Yansos Adm.Pemb;
1
kesehatan Biro
Keuangan
Bappeda;
Pemberday Biro
Meningkatnya strata
aan Misi Adm.Pemb;
6 Posyandu posyandu 5.000 15.000 25.000 35.000 45.000 50.000 BPMPD Dinkes
masyarakat 3 Biro
multifungsi
dan desa Keuangan,
BKPP
ALOKASI 4 TRILIYUN UNTUK INFRASTRULTUR DESA
5
DAN PERDESAAN

OPD/Biro Utama
OPD/Biro penunjang
OPD/Biro Pendukung
Kondisi
Kinerja
Awal
Indikator Kinerja Program Pelaksana
Indikator Kinerja RPJMD
Program (Sumber: SPM (Tahun Bidang
No Satuan Misi
dan Janji Kampanye 2013) Urusan
Gubernur)
OPD MITRA OPD
2013 2014 2015 2016 2017 2018 OPD UTAMA
UTAMA PENDUKUNG

1 2 3 4 5 6 7 8
Janji 5 : “Alokasi 4 Triliyun Untuk Infrastruktur Desa Dan Perdesaan ” 
Bappeda;
Biro
Persentase desa siaga Misi
1 persen 27,8 32,8 46,8 55,23 70,82 79,56 Kesehatan Dinkes Biro Yansos Adm.Pemb;
aktif 1
Biro
Keuangan
Bappeda;
Tingkat kelengkapan Biro
Pemberdayaan
sarana prasarana Misi Biro Adm.Pemb;
2 Persen 50% 60% 70% 75% 80% 80% masyarakat BPMPD
perkantoran 3 Pemum Biro
dan desa
pemerintahan desa Keuangan,
BKPP
Bappeda;
Biro
Pemberdayaan
Tingkat ketersediaan Misi Adm.Pemb;
3 Persen 50% 55% 60% 65% 70% 75% masyarakat BPMPD Diskimrum
Infrastruktur Perdesaan 3 Biro
dan desa
Keuangan,
BKPP
6 REHABILITASI 100.000 RUMAH RAKYAT MISKIN

BPMPD

OPD/Biro Utama
OPD/Biro penunjang
OPD/Biro Pendukung
Kondisi
Kinerja
Awal
Indikator Kinerja Program Pelaksana
Indikator Kinerja RPJMD
Program (Sumber: SPM (Tahun Bidang
No Satuan Misi
dan Janji Kampanye 2013) Urusan
Gubernur)
OPD OPD MITRA OPD
2013 2014 2015 2016 2017 2018
UTAMA UTAMA PENDUKUNG

1 2 3 4 5 6 7 8
Janji 6 : “Rehabilitasi 100.000 Rumah Rakyat Miskin ”
Cakupan rumah layak Bappeda; Biro
Misi
1 huni mencapai 100.000 persen 10 20 40 60 80 100 Perumahan Diskimrum BPMPD Adm.Pemb; Biro
1 Keuangan
unit
Biro. Adm. Bappeda; Biro
Cakupan rumah layak 92,12- 92,71- 93,30- 93,89- Pekerjaan Misi
2 persen 91,50-92,12 94,49-95,09 Diskimrum Perekonomia Adm.Pemb; Biro
huni 92,71 93,30 93,89 94,49 Umum 4 n Keuangan
Biro Adm. Bappeda; Biro
Persentase kawasan 3,81- 3,79- 3,77- 3,75- Pekerjaan Misi
3 persen 3,9 - 3,81 3,73-3,71 Diskimrum Perekonomia Adm.Pemb; Biro
kumuh 3,79 3,77 3,75 3,73 Umum 4 n Keuangan
Dinkes,
Jumlah keluarga Disdik,
Bappeda; Biro
Misi Disnakertrans
4 berumah tidak layak huni orang 90 145 Sosial Dinsos Adm.Pemb; Biro
99 109 120 132 5 , Biro
Keuangan
(KBTLH) yang ditangani Bangsos, Biro
Yansos
PETA PERBATASAN PROVINSI JAWA BARAT

DKI JAKARTA
BANTEN

JABAR
JABAR BANTEN

JABAR
Provinsi
Jumlah Desa/Kelurahan Di Perbatasan Provinsi: JATENG
Jawa Tengah

• Berbatasan dengan Provinsi Banten : 46 Desa/Kel


• Berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta : 25 Desa/Kel
• Berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah : 58 Desa
• Jumlah Total Desa Perbatasan Antar Provinsi : 129 Desa/Kel
KETERTINGGALAN DESA PERBATASAN
DISEBABKAN OLEH BEBERAPA FAKTOR, YAITU :

1. Banyaknya desa-desa yang letaknya terisolir dan


kondisi medan alam yang sulit dijangkau seperti
daerah berawa, perbukitan dan pegunungan.
2. Keterbatasan dana untuk pembangunan infrastruktur
wilayah, karena memerlukan dana yang besar sebab
daerah tersebut berawa dan pegunungan.
3. Rendahnya partisipasi dan kemampuan masyarakat
untuk memajukan desanya.
4. Batas daerah yang belum jelas sehingga saling lempar
tanggung jawab.
PEMBANGUNAN DESA/KELURAHAN PERBATASAN
DENGAN MENGEMBANGKAN KONSEP EQUAL TREATMENT

1. Evaluasi pembangunan terhadap desa/kelurahan di


daerah perbatasan.
2. Membandingkan hasil-hasil pembangunan dengan
desa/kelurahan sebelahnya.
3. Menginventarisasi kekurangan-kekurangan
pembangunan desa/kelurahan.
4. Membuat listing kebutuhan supaya desa/kelurahan
yang bersangkutan sama pembangunannya dengan
desa/kelurahan sebelahnya.
5. Mengusulkan listing kebutuhan dalam proses
perencanaan (Musrenbang Desa/Kecamatan/
Kabupaten/Provinsi/Pusat)
PEMBANGUNAN DESA PERBATASAN
DENGAN MENGEMBANGKAN KONSEP EQUAL TREATMENT

JABAR

• Kondisi sarana prasarana pelayanan dasar di Desa


Ciledug Lor Kecamatan Ciledug Kabupaten Cirebon,
harus lebih baik atau minimal setara dengan
JATENG
desa/kelurahan yang berbatasan langsung, yakni
Desa Bojongsari dan Desa Karangsambung
Kabupaten Brebes di Prov. Jawa Tengah.
• Kondisi Sarana prasarana pelayanan dimaksud
meliputi:
1. Kesehatan
2. Pendidikan
3. Infrastruktur (Jalan dan Jembatan)
4. Ketersediaan/akses masyarakat thdp listrik dan
air bersih
PEMBANGUNAN DESA PERBATASAN
DENGAN MENGEMBANGKAN KONSEP EQUAL TREATMENT

JABAR

• Kondisi sarana prasarana pelayanan dasar di Desa


Cipondok Kecamatan Cibingbin Kabupaten
Kuningan, harus lebih baik atau minimal setara
JATENG dengan desa/kelurahan yang berbatasan langsung,
yakni Desa Baru, Desa Wanoja dan Desa Capar
Kabupaten Brebes di Prov. Jawa Tengah.
• Kondisi Sarana prasarana pelayanan dimaksud
meliputi:
1. Kesehatan
2. Pendidikan
3. Infrastruktur (Jalan dan Jembatan)
4. Ketersediaan/akses masyarakat thdp listrik dan
air bersih
ALUR PROSES PENGUSULAN DAN EVALUASI PERMOHONAN
• Proses usulan permohonan belanja hibah/barang/jasa dimulai dan dilakukan dari/oleh SKPD
• Evaluasi s usulan permohonan dilakukan SKPD dan disampaikan kepada Ketua TAPD
• Ketua TAPD menyampaikan pertimbangan kepada Gubernur
• Persetujuan Gubernur menjadi dasar penuangan dalam KUA/PPAS

Usulan Permohonan Evaluasi


Pemohon SKPD
Surat Permohonan Asisten Pemohon
Tertulis Proposal Kriteria Persyaratan
/Biro
Terkait
Berita Acara Hasil Evaluasi
Gubernur
Dicatat dan diadministrasikan di Tata Usaha Kepala SKPD
Surat Masuk Setda
Menyampaikan Hasil Evaluasi
berupa Rekomendasi kepada TAPD
Daftar
Tata Usaha Pimpinan Surat Rekomendasi Calon
Penerima
Dicatat dan Didistribusikan ke SKPD sesuai Bidang Ketua TAPD
Urusannya Kemampuan Memberikan pertimbangan
dan Prioritas kepada Gubernur

SKPD Surat Pertimbangan

SKPD Melakukan Evaluasi sesuai Petunjuk


Teknis yang telah ditetapkan Gubernur - Disposisi Persetujuan

Daftar Calon Penerima terdiri dari: KUA PPAS


1. Daftar Calon Penerima Belanja Hibah/Bansos – Uang
2. Daftar Calon Penerima Belanja Hibah/Bansos – Barang/Jasa
Berisi Informasi: Nama/Alamat/Besaran Belanja Hibah/bansos
ALUR PENGANGGARAN dan Pencairan
• Belanja Hibah/Bansos berupa uang dituangkan dalam DPA-PPKD
• Belanaj Hibah/Bansos berupa barang/jasa dituangkan dalam DPA-SKPD

Penganggaran Pelaksanaan dan Pencairan


Persetujuan Gubernur Penerima Hibah/Bantuan
Daftar Calon Daftar Calon Mengajukan Permohonan Pencairan
Penerima - Uang Penerima- Barang/Jasa

PPKD/Biro Keuangan SKPD


TAPD
RKA-PPKD RKA-SKPD DPA-PPKD DPA-SKPD
(Uang) (Barang/Jasa)

Bansos Hibah Hibah Bansos


TAPD - BANGAR
PERDA APBD Pengadaan
NPHD Barang dan
Jasa

PERGUB PENJABARAN APBD


Pencairan - Uang Penyaluran – Barang/Jasa

KEPUTUSAN GUBERNUR TENTANG  Langsung dari Rekening  Diserahkan oleh Kepala


BANTUAN HIBAH DAN BANSOS Kas Daerah ke Rekening SKPD dengan Berita
Penerima Acara Serah Terima
 Melengkapi syarat  Melengkapi syarat
DPA-PPKD DPA-SKPD
(Barang/Jasa) administrasi. administrasi.
(Uang)
PENGUSULAN BANTUAN KEUANGAN

USULAN/ GUBERNUR Evaluasi dan


PROPOSAL dari Diteruskan ke pertimbangan APBD
KEPALA DESA BPMPD dan TAPD prioritas daerah

PENCAIRAN BANTUAN KEUANGAN

PROPOSAL GUBERNUR VERIFIKASI


PENCAIRAN Tembusan ke
persyaratan PENCAIRAN
dari KEPALA BPMPD dan Biro
Keuangan administrasi
DESA

Percepatan proses pencairan melalui


pelaksanaan “Bimtek Tuntas” dimana
verifikasi oleh verifikatur dilakukan
bersamaan dengan pelaksanaan
bimtek sampai dengan tuntas
SURAT EDARAN GUBERNUR JABAR TENTANG BANTUAN KEUANGAN,
HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL PROV. JABAR
PRINSIP DASAR PEMBANGUNAN DESA DI JAWA BARAT :

1. Mengedepankan penerapan prinsip DESA MEMBANGUN selain prinsip


MEMBANGUN DESA
2. Menerapkan prinsip PELIBATAN (involvement) masyarakat desa sebagai aktor
lokal selain prinsip PEMBERDAYAAN (empowering) masyarakat desa
3. Menerapkan paradigma pembangunan JABAR MASAGI.
4. Menjadikan Desa sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan pusat kehidupan
bergotong royong
• Sinergitas Pembangunan, merupakan wujud
terciptanya Keterpaduan atau terintegrasinya
perencanaan, pelaksanaan dan hasil-hasil
pembangunan yang diselenggarakan oleh
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Kabupaten/Kota bagi kepentingan
kesejahteraan masyarakat.

• Sinergitas Pembangunan, dimulai dengan


pembangunan di desa/kelurahan perbatasan dengan
mengembangkan konsep Equal Treatment
(perlakuan yang setara) antar satu desa/kelurahan
dengan desa/kelurahan lain yang berbatasan.
UNDANG-UNDANG
NOMOR 6 TAHUN 2014
TENTANG DESA

DALAM MENDUKUNG
K E B I J A K A N U R U S A N P E M E R I N TA H A N
B I D A N G P E M B E R D AYA A N M A S YA R A K AT
DAN DESA
UU NO. 32 TAHUN 2004 TTG
PEMERINTAHAN DAERAH
PASAL 10 AYAT 3
Urusan pemerintahan yg mjd urusan Pemerintah meliputi:
a. politik luar negeri; b. pertahanan; c. keamanan;
d. yustisi; e. moneter dan fiskal nasional; dan f. agama. 

PASAL 12 AYAT 1
Urusan pemerintahan yg diserahkan kpd daerah disertai :
sumber pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana,
serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang
didesentralisasikan.
URUSAN WAJIB YG MJD KEWENANGAN PEMDA PROV /KAB/ KOTA (UU
32/2004 PASAL 13 & 14) MELIPUTI 16 URUSAN WAJIB YAITU :
Perencanaan dan pengendalian pembangunan ;
Perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruang ;
Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat ;
Penyediaan sarana dan prasarana umum ;
Penanganan bidang kesehatan ;
Penyelenggaraan pendidikan ;
Penanggulangan masalah sosial ;
Pelayanan bidang ketenagakerjaan ;
Fasilitasi pengambangan koperasi, usaha kecil dan menengah ;
Pengendalian lingkungan hidup ;
Pelayanan pertanahan ;
Pelayanan kependudukan dan catatan sipil ;
Pelayanan administrasi umum pemerintahan ;
Pelayanan administrasi penanaman modal ;
Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya ; dan
Urusan wajib lainnya yg diamanatkan oleh peraturan perundang2
PP NO. 38/2007 TTG PEMBAGIAN URUSAN
PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH, PEMDA
PROVINSI, DAN PEMDA KAB/KOTA (Pasal 7)
Urusan pemerintahan yg wajib diselenggarakan oleh Pemda
provinsi dan kab/kota, berkaitan dg pelayanan dasar
a. pendidikan; o. keluarga berencana dan keluarga sejahtera;
b. kesehatan; p. perhubungan;
c. lingkungan hidup; q. komunikasi dan informatika;
d. pekerjaan umum; r. pertanahan;
e. penataan ruang; s. kesatuan bangsa dan politik dalam negeri;
f. perencanaan pembangunan; t. Otda, PUM, administrasi keuangan daerah,
g. perumahan; perangkat daerah, kepegawaian& persandian;
h. kepemudaan dan olahraga; u. pemberdayaan masyarakat dan desa;
i. penanaman modal; v. sosial;
j. koperasi dan UKM; w. kebudayaan;
k. kependudukan dan catatan sipil; x. statistik;
l. ketenagakerjaan; y. kearsipan; dan
m. ketahanan pangan; z. perpustakaan.
n. PP dan perlindungan anak;
UNDANG-UNDANG NO. 6 TAHUN 2014
TENTANG DESA

1. UNTUK MENGATASI BERBAGAI PERMASALAHAN YANG ADA


DI DESA BAIK DIBIDANG SOSIAL- BUDAYA DAN EKONOMI
2. UNTUK MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN DESA DALAM
RANGKA MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
DESA
3. MEMPERKUAT DESA SEBAGAI ENTITAS MASYARAKAT YANG
MANDIRI
4. MENINGKATKAN PERAN APARAT PEMERINTAH DESA
SEBAGAI GARDA TERDEPAN DALAM PEMBANGUNAN DAN
KEMASYARAKATAN
5. MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN GOTONG ROYONG
MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA.
LANDASAN KONSTITUSI
UNDANG-UNDANG DASAR 1945
 Pasal 18 Ayat (7)
Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah
diatur dalam undang-undang.

 Pasal 18 B Ayat (2)


Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan
masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya
sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan
masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia,
yang diatur dalam undang-undang.
SUBSTANSI PENGATURAN
UNDANG-UNDANG TENTANG DESA
( 16 BAB, 122 PASAL )

1. KETENTUAN UMUM
2. KEDUDUKAN DESA DAN JENIS DESA
3. PENATAAN DESA
4. KEWENANGAN DESA
5. PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA
6. HAK DAN KEWAJIBAN DESA DAN MASYARAKAT DESA
7. PERATURAN DESA
8. KEUANGAN DESA DAN ASET DESA
9. PEMBANGUNAN DESA DAN KAWASAN PERDESAAN
10. BADAN USAHA MILIK DESA
11. KERJASAMA DESA
12. LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN LEMBAGA ADAT DESA
13. KETENTUAN KHUSUS DESA ADAT
14. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
15. KETENTUAN PERALIHAN
16. KETENTUAN PENUTUP

44
DEFINISI DESA
Desa adalah desa dan desa adat atau yg disebut
dg nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah
kesatuan masyarakat hukum yg memiliki batas
wilayah yg berwenang utk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal-usul, dan/atau hak
tradisional yg diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan NKRI.
TUJUAN DAN AZAS PENGATURAN

TUJUAN PENGATURAN
1. MEMBERIKAN PENGAKUAN DAN PENGHORMATAN ATAS DESA YG ADA DENGAN
KEBERAGAMANYA
2. MEMBERIKAN KEJELASAN STATUS DAN KEPASTIAN HUKUM ATAS DESA
3. MELESTARIKAN DAN MEMAJUKAN ADAT, TRADISI DAN BUDAYA MASYARAKAT
4. MENDORONG PRAKARSA, GERAKAN DAN PARTISIPASI MASY
5. MEMBENTUK PEMERINTAHAN DESA YANG PROFESIONAL, EFISIEN DAN EFEKTIF,
TERBUKA, BERTANGGUNGJAWAB
6. TINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK GUNA PERWUJUDAN KESEJAHTERAAN UMUM
7. MENINGKATKAN KETAHANAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT
8. MEMAJUKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DESA
9. MEMPERKUAT MASYARAKAT DESA SEBAGAI SUBYEK PEMBANGUNAN

AZAS PENGATURAN
1. REKOGNISI 8. DEMOKRASI
2. SUBSIDIARITAS 9. KEMANDIRIAN
3. KEBERAGAMAN 10. PARTISIPASI
4. KEBERSAMAAN 11. KESETARAAN
5. KEGOTONGROYONGAN 12. PEMBERDAYAAN
6. KEKELUARGAAN 13. KEBERLANJUTAN
7. MUSYAWARAH
46
ASAS REKOGNISI
Asas pengakuan dan penghormatan yang diamanatkan
oleh konstitusi dalam ilmu sosial disebut sebagai
rekognisi. Rekognisi mencakup pengakuan keragaman
budaya untuk membangun keadilan budaya (cultural
justice) serta pengakuan terhadap kemandirian desa.

Yang strategis adalah rekognisi terhadap:


Hak Asal-Usul, Inisiatif (prakarsa) dan produk hukum desa,
tradisi dan institusi lokal.
ASAS SUBSIDIARITAS
• Asas subsidiaritas ini menjamin kewenangan lokal
berskala Desa
• Pihak-pihak yang berkepentingan atas Desa
berkewajiban memfasilitasi dan membantu desa untuk
berdaya mengelola secara mandiri urusan-urusan lokal
berskala Desa.
• Segala urusan lokal yang Desa dan yang mampu dikelola
sendiri oleh Desa, pelaksanaannya harus diserahkan
kepada desa. Segala urusan lokal berskala Desa yang
mampu dikelola sendiri oleh Desa tidak boleh diambil
alih dari Desa oleh pihak Supra Desa.
KEDUDUKAN DAN
JENIS DESA

 DESA BERKEDUDUKAN DI WILAYAH


KABUPATEN/KOTA

 DESA TERDIRI DESA DAN DESA ADAT

 PENYEBUTAN DESA ATAU DESA ADAT DISESUAIKAN


DG PENYEBUTAN YG BERLAKU DI DAERAH SETEMPAT
 
KEWENANGAN DESA
Kewenangan Desa meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan
Pemdes, pelaksanaan Pembang. Desa, pembinaan kemasyarakatan
Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan adat istiadat Desa.
Kewenangan Desa meliputi:
1. kewenangan berdasarkan hak asal usull
2. kewenangan lokal berskala Desa;
3. kewenangan yang ditugaskan oleh Pemda Provinsi, atau Pemda
Kabupaten/Kota; dan
4. kewenangan lain yg ditugaskan oleh Pemda Provinsi, atau Pemda
Kab/Kota sesuai ketentuan peraturan perundang2.
Ket:
 a. Angka 1 dan 2 diatur dan diurus oleh Desa, 3 dan 4 diurus oleh Desa
b. Penugasan dari Pemerintah dan/atau Pemda kepada Desa meliputi
penyelenggaraan Pemdes, pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan
kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.(disertai biaya)
HAK DAN KEWAJIBAN DESA DAN MASYARAKAT DESA
Desa berhak:
 mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat berdasarkan hak
asal usul, adat istiadat, dan nilai sosial budaya masyarakat Desa;
 menetapkan dan mengelola kelembagaan Desa; dan
 mendapatkan sumber pendapatan.
Masyarakat Desa berhak:
 meminta dan mendapatkan informasi dari Pemdes serta mengawasi
kegiatan penyelenggaraan Pemdes, pelaksanaan Pembangunan Desa,
pembinaan kemasyarakatan Desa, & pemberdayaan masyarakat
Desa;
 memperoleh pelayanan yang sama dan adil;
 menyampaikan aspirasi, saran, dan pendapat lisan atau tertulis secara
bertanggung jawab ttg kegiatan penyelenggaraan Pemdes,
pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa,
dan pemberdayaan masyarakat Desa;
 memilih, dipilih, dan/atau ditetapkan menjadi Kades, Perangkat Desa,
anggota BPD dan anggota lembaga kemasyarakatan Desa.
 mendapatkan pengayoman dan perlindungan dari gangguan
Desa berkewajiban:
melindungi dan menjaga persatuan, kesatuan, serta kerukunan
masyarakat Desa dlm rangka kerukunan nasional & keutuhan
NKRI;
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat Desa;
mengembangkan kehidupan demokrasi;
mengembangkan pemberdayaan masyarakat Desa; dan
memberikan & meningkatkan pelayanan kpd masyarakat Desa.

Masyarakat Desa berkewajiban:


membangun diri dan memelihara lingkungan Desa;
mendorong terciptanya kegiatan penyelenggaraan Pemdes,
pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan
Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa yang baik;
mendorong terciptanya situasi aman, nyaman, tenteram di Desa;
memelihara dan mengembangkan nilai permusyawaratan,
permufakatan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan di Desa;
berpartisipasi dalam berbagai kegiatan di Desa.
KERJASAMA DESA
Desa dapat mengadakan kerja sama dg Desa lain
dan/atau kerja sama dg pihak ketiga.
Kerja sama antar-Desa meliputi:
pengembangan usaha bersama yg dimiliki oleh Desa
utk mencapai nilai ekonomi yg berdaya saing;
kegiatan kemasyarakatan, pelayanan, pembangunan,
dan pemberdayaan masyarakat antar-Desa; dan/atau
bidang keamanan dan ketertiban.
Kerja sama Desa dengan pihak ketiga untuk :
mempercepat & meningkatkan penyelenggaraan Pemdes,
pelaksanaan Pembangunan Desa,
pembinaan kemasyarakatan Desa, dan
pemberdayaan masyarakat Desa.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pembinaan dan Pengawasan (Pasal 112):
 Pemerintah, Pemda Provinsi, dan Pemda Kab/Kota membina dan
mengawasi penyelenggaraan Pemdes.
 Pemerintah, Pemda Provinsi, dan Pemda Kab/Kota dpt
mendelegasikan pembinaan dan pengawasan kpd perangkat daerah.
 Pemerintah, Pemda Provinsi, dan Pemda Kab/Kota memberdayakan
masyarakat Desa dgn:
 menerapkan hasil pengembangan IPTEK, TTG, dan temuan baru
utk kemajuan ekonomi dan pertanian masyarakat Desa;
 meningkatkan kualitas pemerintahan dan masyarakat Desa melalui
pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan; dan
 mengakui dan memfungsikan institusi asli dan/atau yang sudah ada
di masyarakat Desa.
 Pemberdayaan masyarakat Desa sebagaimana dilaksanakan dg
pendampingan dlm perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan
Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan.
PEMBINAAN & PENGAWASAN YG DILAKUKAN PEMERINTAH
(PASAL 113) MELIPUTI, MEMBERIKAN DAN MELAKUKAN :
Pedoman & standar pelaksanaan penyelenggaraan Pemdes;
Pedoman ttg dukungan pendanaan dari Pemerintah, Pemda Provinsi, dan
Pemda Kab/Kota kpd Desa;
Penghargaan, pembimbingan, dan pembinaan kpd LMD;
Pedoman penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif;
Pedoman standar jabatan bagi perangkat Desa;
Bimbingan, supervisi, dan konsultasi penyelenggaraan Pemdes, BPD, dan
lembaga kemasyarakatan;
Penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan dalam penyelenggaraan
Pemdes, BPD, dan LMD;
Bantuan keuangan langsung kepada Desa;
Diklat tertentu kpd aparatur Pemdes dan BPD;
Penelitian tentang penyelenggaraan Pemdes di Desa tertentu;
Mendorong percepatan pembangunan perdesaan;
Memfasilitasi & melakukan penelitian dlm rangka penentuan kesatuan MHA
sbg Desa; dan
Menyusun & memfasilitasi Juknis bagi BUM Desa & lembaga kerja sama
Desa.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN OLEH
PEMDA PROVINSI (PASAL 114) MELIPUTI:
 Pembinaan thd Kab/Kota dlm penyusunan Perda yg mengatur Desa;
 Pembinaan Kab/Kota dalam rangka pemberian ADD;
 Pembinaan peningkatan kapasitas Kades dan perangkat Desa, BPD, dan
lembaga kemasyarakatan;
 Pembinaan manajemen Pemdes;
 Pembinaan upaya percepatan Pembangunan Desa melalui bantuan
keuangan, bantuan pendampingan, dan bantuan teknis;
 Bintek bidang tertentu yg tdk mungkin dilakukan oleh Kab/Kota;
 Inventarisasi kewenangan Provinsi yang dilaksanakan oleh Desa;
 Pembinaan dan pengawasan atas penetapan Rancangan Pendapatan
dan Belanja Daerah Kab/Kota dlm pembiayaan Desa;
 Pembinaan terhadap Kab/Kota dlm rangka penataan wilayah Desa;
 Membantu Pemerintah dlm penentuan Kesatuan MHA sbg Desa;
 Membina dan mengawasi penetapan pengaturan BUM-Desa Kab/Kota
dan lembaga kerja sama antar-Desa.
Pembinaan & pengawasan oleh Pemda Kab/Kota
(Pasal 115) meliputi, memberikan dan melakukan:
Pedoman pelaksanaan penugasan urusan Kab/Kota yg dilaksanakan Desa;
Pedoman penyusunan Perdes dan Perkades;
Pedoman penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif;
Fasilitasi penyelenggaraan Pemdes;
Evaluasi dan pengawasan Perdes;
Menetapkan pembiayaan alokasi dana perimbangan untuk Desa;
Mengawasi pengelolaan Keuangan Desa & pendayagunaan Aset Desa;
Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pemdes;
Diklat bagi Pemdes, BPD, lembaga kemasyarakatan, dan lembaga adat;
Penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan dalam penyelenggaraan Pemdes, BPD,
lembaga kemasyarakatan, dan lembaga adat;
Melakukan upaya percepatan pembangunan perdesaan;
melakukan upaya percepatan Pembangunan Desa melalui bantuan keuangan, bantuan
pendampingan, dan bantuan teknis;
Peningkatan kapasitas BUM-Desa & lembaga kerja sama antar-Desa;
memberikan sanksi atas penyimpangan yg dilakukan oleh Kades sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Hatur Nuhun

Anda mungkin juga menyukai