Anda di halaman 1dari 43

01 PELAPORAN LKPM

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu


Provinsi Jawa Barat
KONDISI UMUM JAWA BARAT

3 5 LOKASI YANG SANGAT STRATEGI,


70,68% PENDUDUK DI JAWA BARAT 4 MEMILIKI SUMBER DAYA BERSEBELAHAN DENGAN IBU KOTA,
TERMASUK DALAM KETEGORI USIA ALAM DAN SUMBER DAYA MENJADIKAN JAWA BARAT SEBAGAI
PRODUKTIF (15-64 TAHUN) LAINNYA YANG SANGAT MOTOR PENGGERAK PERTUMBUHAN
BESAR NASIONAL

2 PROVINSI DENGAN JUMLAH


PENDUDUK TERTINGGI DI
INDONESIA
6 JAWA BARAT MERUPAKAN
TAHUN 2021 : 49,935,858 JIWA
PROVINSI DENGAN NILAI
ANGKATAN KERJA TAHUN 2021 REALISASI INVESTASI
24.743.628 JIWA TERTINGGI DI INDONESIA
174 TRILIUN TAHUN 2022 WEST JAVA
1
LUAS WILAYAH 3.709.528,44 SEBAGIAN BESAR
HA
18 KABUPATEN DAN 9 KOTA
7 KAWASAN INDUSTRI
DI INDONESIA
627 KECAMATAN, 645 TERLETAK DI JAWA
8 PERTUMBUHAN EKONOMI
KELURAHAN, 5.312 DESA JAWA BARAT SELALU LEBIH
BARAT, TOTAL 34 KAWASAN
INDUSTRI DARI 122 KAWASAN
TINGGI DIBANDINGKAN
INDUSTRI DI INDONESIA PERTUMBUHAN NASIONAL
LPE JABAR TAHUN 2022
5,45%
REALISASI INVESTASI PROVINSI JAWA BARAT

Target Investasi Tahun 2023


Target investasi nasional
Realisasi Investasi Januari - Juni 2023 pada Tahun 2023 sebesar
Realisasi investasi PMA dan Rp. 1.400 T. Berdasarkan
PMDN pada periode Januari – nilai tersebut Provinsi Jawa
Juni tahun 2023 sebesar Barat memperoleh target
sebesar Rp. 188,03 T atau
Rp.103.671.200.250.092,- telah setara 13,43% dari Target
mencapai 55,14% dari target Nasional
yang ditetapkan pemerintah
pusat/BKPM RI sebesar Rp.
188,03 T

T : Triliun
REALISASI INVESTASI PROVINSI JAWA BARAT

1. Jawa Barat Rp 103,7 T

2. DKI Jakarta Rp 79,5 T

3. Jawa Timur Rp 61,2 T

4. Sulawesi Tengah Rp 56,4 T

5. Banten Rp 50,6 T
Keterangan:
T : Triliun
5 BESAR LOKASI di JAWA BARAT

2 Kabupaten Karawang
1 Kabupaten Bekasi Realisasi Investasi : Rp. 22,4 T (21,57%)
Realisasi Investasi : Rp. 26,5 T (25,53%) Penyerapan TKI : 21.811 Orang
Penyerapan TKI : 17.069 Orang LKPM : 2.764
LKPM : 8.109

3 Kabupaten Purwakarta
Realisasi Investasi : Rp. 8,99 T (8,67%)
Penyerapan TKI : 5.007 Orang
4 Kabupaten Bogor LKPM : 1.104
Realisasi Investasi : Rp. 7,66 T (7,39%)
Penyerapan TKI : 16.680 Orang
LKPM : 4.569
Jumlah Proyek LKPM Tertinggi
Kabupaten Bekasi
Kabupaten Bandung Barat LKPM : 8.109

5 Realisasi Investasi : Rp. 6,04 T (5,83%)


Penyerapan TKI : 2.805 Orang Jumlah Penyerapan Tenaga
LKPM : 776 Kerja Tertinggi
Kabupaten Karawang
Penyerapan TKI : 21.811 Orang
Keterangan:
Berdasarkan data investasi PMA & PMDN Periode s.d
T: Triliun
Triwulan II tahun 2023, wilayah dengan kontribusi
tertinggi terhadap pencapaian Jawa Barat adalah Kab.
Bekasi (25,53%), diikuti oleh Kab. Karawang (21,57%), Realisasi Investasi : Rp. 657,84 M (0,63%)
dan Kab. Purwakarta (8,67%). Penyerapan TKI : 1.359 Orang
LKPM : 1.178
5 BESAR LOKASI PMA dan PMDN di JAWA BARAT

PMA PMDN
Kabupaten Karawang Kabupaten Bekasi 7
1 1 Realisasi Investasi : Rp. 7,46 T (20,04%)
Realisasi Investasi : Rp. 20,39 T (30,70%)
Penyerapan TKI : 20.430Orang Penyerapan TKI : 7.514 Orang Kab. Bandung Barat
LKPM : 1.548 LKPM : 3.858 Realisasi Investasi : Rp. 2,01 T
(5,42%)
Penyerapan TKI : 1.876 Orang

2 Kabupaten Bekasi 2 Kabupaten Bogor LKPM : 632


Realisasi Investasi : Rp. 5,55 T (14,91%)
Realisasi Investasi : Rp. 19,01 T (28,62%) Penyerapan TKI : 8.098 Orang
Penyerapan TKI : 9.555 Orang LKPM : 3.454
LKPM : 4.251
Jumlah Proyek LKPM Tertinggi
Jumlah Proyek LKPM Tertinggi
Kabupaten Purwakarta Kabupaten Purwakarta
Kabupaten Bekasi
3 3 Realisasi Investasi : Rp. 3,25 T (8,71%) Kota Bandung
LKPM : 4.251 Realisasi Investasi : Rp. 5,75 T (8,65%)
Penyerapan TKI : 4.104 Orang Penyerapan TKI : 903 Orang LKPM : 4.602

LKPM : 366 LKPM : 738


Jumlah Penyerapan Tenaga
Kerja Tertinggi Kabupaten Bandung Barat Kota Bekasi Jumlah Penyerapan Tenaga
4 Realisasi Investasi : Rp. 4,02T (6,05%)
4 Realisasi Investasi : Rp. 2,99T (8,04%) Kerja Tertinggi
Kabupaten Karawang Penyerapan TKI : 5.398 Orang
Penyerapan TKI : 929 Orang Kabupaten Bogor
Penyerapan TKI : 20.430 Orang
LKPM : 144 LKPM : 4.044 Penyerapan TKI : 8.098 Orang

Kota Bekasi 5 Kabupaten Bandung


5 Realisasi Investasi : Rp. 2,69 T (3,49%) Realisasi Investasi : Rp. 2,75T (7,39%)
Penyerapan TKI : 3.487 Orang Penyerapan TKI : 2.541 Orang
LKPM : 1.002 LKPM : 1.304
T : Triliun
Berdasarkan PERGUB JAWA BARAT Nomor 80 Tahun 2013

ARAH KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL


1 2 3 4 5 6 7
PERBAIKAN IKLIM PERSEBARAN FOKUS PEMBERDAYAAN
PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, PEMBERIAN PROMOSI DAN
PENANAMAN MODAL PENANAMAN MODAL
PANGAN, PENANAMAN KECIL, MENENGAH, FASILITAS
KEMUDAHAN
KERJASAMA
INFRASTRUKTUR, MODAL YANG DAN KOPERASI
BERWAWASAN DAN/ATAU INSENTIF PENANAMAN
a. Pemerataan pembangunan ENERGI DAN JASA (UMKMK)
LINGKUNGAN PENANAMAN MODAL MODAL
a. Penguatan Kelembagaan ekonomi di masing-masing
Penanaman Modal Daerah Kab/Kota (GREEN
INVESTMENT)
a. Pangan a. Strategi naik kelas:
b. Pengembangan sektor Mendorong usaha untuk a. Pola Umum Pemberian
b. Pengendalian unggulan di masing-masing menjadi usaha dengan Kemudahan dan/atau
Pelaksanaan Penanaman wilayah (WP) skala lebih besar Insentif
Modal b. Infrastruktur
c. Pengembangan sentra
c. Hubungan Industrial ekonomi baru di kawasan yang b. Bentuk/Jenis
belum terlayani c. Energi b. Strategi aliansi Kemudahan dan/atau
strategis: Insentif Penanaman Modal
d. Master Plan Percepatan oleh Pemerintah Daerah
Strategi kemitraan berupa
dan Perluasan
hubungan kerjasama
Pembangunan Ekonomi d. Pemberian kemudahan d. Jasa untuk memperkuat
Indonesia 2011-2025 dan/atau insentif penanaman keterkaitan antara pelaku
(MP3EI) modal di kawasan yang belum usaha dalam berbagai c. Kriteria Penanaman
terlayani penanaman modal skala usaha Modal yang diberikan
Kemudahan dan/atau
e. Penyediaan Energi Insentif Penanaman Modal
khususnya Tenaga Listrik
Dalam Rangka Penanaman e. Pengembangan pusat
Modal pertumbuhan strategis

f. Pengembangan sumber energi baru d. Mekanisme Pemberian


dan terbarukan, air dan kekayaan
Kemudahan dan/atau
alam
Insentif Penanaman Modal

g. Percepatan pembangunan
infrastruktur di kawasan yang belum
terlayani dengan pola KPS dan non-
KPS
STRATEGI
PENINGKATAN INVESTASI (1/3)
Melakukan program formalisasi NIB untuk UMKM sebagai bentuk legalisasi kegiatan usaha sehingga
1
realisasi investasi umkm tsb dapat tercatat.

Melakukan pemantauan dan pembinaan terkait perizinan dan pelaporan LKPM kepada pelaku
2
usaha di Jawa Barat termasuk UMKM.

Menyelenggarakan WJIS sebagai sarana mempertemukan para project


3
owner dan investor.

Menyelenggarakan CiFest untuk memberikan stimulasi investasi kepada UMKM 4

Mendorong Program GEDORAN


5
(Gerakan Mendorong Realisasi Investasi Dalam Negeri)

Membangun WJIH sebagai sarana prasarana pendukung pengembangan


6
investasi.

Melakukan pengawasan termasuk penanganan permasalahan dalam rangka


7 realisasi investasi
STRATEGI
PENINGKATAN INVESTASI (2/3)

8 Pengembangan destinasi investasi seperti Jabar Selatan dan Rebana


Metropolitan

Meningkatkan promosi investasi baik daring maupun luring, ex. Indonesia Investment Day,
WJIS, kunjungan kerja ke luar negeri & luar daerah provinsi, serta pengembangan digital 9
promotion

10 Sosialiasi OSS RBA, NIB, & Rancangan PERDA

Mempersiapkan regulasi/peraturan pelaksanaan dari UUCK ex. Pergub


162/2021 ttg Pendelegasian Kewenangan Perizinan 11

Pengembangan pelayanan perizinan : percepatan perizinan baik melalui OSS RBA maupun
12
pengembangan sistem dan aplikasi pendukung (internal) Jelita 5.5

Koordinasi dgn Kemen Invest/BKPM dan seluruh kementerian/dinas teknis terkait


13
Tujuan Sosialisasi LKPM

Kewajiban penyampaian LKPM kepada seluruh perusahaan di Indonesia.

Pelaku usaha mendapatkan pemahaman yang komprehensif dalam pengisian LKPM OSS RBA.

Meningkatkan kepatuhan pelaku usaha dalam melaporkan investasi yang sudah direalisasikan
pada setiap proyek.

Pencapaian target realisasi investasi secara nasional, meliputi realisasi investasi dan serapan
tenaga kerja yang tercatat pada LKPM.
Dasar Hukum LAPORAN KEGIATAN PENANAMAN MODAL
• UU (Undang-undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal) (Pasal 15)
1 •

PP (Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko) (Pasal 173 ayat (1) huruf c)
Perban (Peraturan BKPM No. 5 Tahun 2021 tentang Pedoman dan Tata Cara Pengawasan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko) (Pasal 5 huruf c & Pasal 32 ayat (1)
• Perda (Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 21 tahun 2011 Tentang Penanaman Modal) (Pasal 25 huruf c )

Laporan Kegiatan Penanaman Modal yang selanjutnya disingkat LKPM adalah


Pengertian laporan mengenai perkembangan realisasi Penanaman Modal dan permasalahan
2 yang dihadapi Pelaku Usaha yang wajib dibuat dan disampaikan secara berkala
melalui daring/online (PerBKPM No. 5 2021)
• Daring/Online : OSS RBA atau SPIPISE
 Alat Pantau Investasi • Rutin/Berkala : 3 Bulan & 6 Bulan
Fungsi  Alat Komunikasi • Wajib : > 1 M (Usaha Kecil, Menengah &
 Laporan Realisasi Besar)
 Perolehan Awal • Tidak Wajib : Mikro, Perbankan, Hulu
3  Data CSR, Naker, BPJS dll Migas, Asuransi dan Jasa Keuangan Non
 Dasar keputusan penerapan Sanksi Bank

Manfaat Pemerintah Alat Pemantauan dan Pengawasan


Sebagai dasar pengambilah kebijakan

4 Pelaku Usaha Kewajiban kepatuhan terhadap UU


Alat Curhat/Komunikasi dengan Pemerintah

5 PerBKPM No 5/2021 (Pasal 47)  Tidak menyampaikan LKPM selama 2 (dua) periode
• Peringatan tertulis berturut-turut
Sanksi • Penghentian Sementara
• Pencabutan Perizinan Berusaha  Menyampaikan LKPM pertama kali tanpa ada nilai
• Pencabutan PBUMKU tambahan realisasi investasi selama 4 (empat) periode
berturut-turut dengan nilai realisasi nihil
5
TAHAPAN REALISASI INVESTASI

PERLUASAN/
PERSIAPAN KONSTRUKSI PRODUKSI
RESTRUKTURISASI

Penambahan kapasitas
Bangunan, Operational cost, dan faktor produksi
Pembelian lahan,
Pembelian mesin, Biaya maintenance, lainnya, penggantian
Pra feasibility
dan peralatan, Biaya lain-lain mesin-mesin lama,
study,
Instalasi mesin, replanting, dan lain-
Biaya Persiapan
dan lain-lain lain

Melibatkan:
Tenaga kerja langsung, tenaga kerja outsourcing, tenaga kerja dari para sub-contractor.
KOMPONEN LAPORAN KEGIATAN
PENANAMAN MODAL
1. Keterangan Perusahaan
2. Realisasi Penanaman Modal 1.
a. Modal Tetap LKPM KONSTRUKSI
• Pengadaan tanah
• Pembangunan Bangunan Gedung
• Pengadaan Peralatan/Sarana/Mesin 2.
• Lain-lain (biaya operasional selama kegiatan konstruksi LKPM PRODUKSI
b. Modal Kerja untuk 1 turn over
3. Penggunaan Tenaga Kerja
a. Tenaga Kerja Indonesia
b. Tenaga Kerja Asing LKPM TRIWULANAN (NON UMK)
4. Produksi Barang/Jasa dan Pemasaran per tahun (pelaporan LKPM triwulan IV Tahap Produksi untuk kategori pelaku usaha non UMK dan
Semester II pelaku usaha UMK )
5. Kewajiban Perusahaan (pelaporan LKPM triwulan IV Tahap Produksi untuk kategori pelaku usaha non UMK )
a. Kewajiban Divestasi
b. BPJS Ketenagakerjaan
c. Kemitraan dengan UMKM
d. Pelatihan Tenaga Kerja
e. Tanggungjawab sosial perusahaan 1.
f. Kewajiban Pengelolaan Lingkungan LKPM SEMESTER
4. Permasalahan yang dihadapi perusahaan
PELAPORAN LKPM TAHAP KONSTRUKSI/PERSIAPAN
Pencatatan Realisasi Penanaman Modal

Biaya pengeluaran bangunan gedung


Biaya pengeluaran untuk pengadaan dan termasuk renovasi atau penambahan
pematangan tanah (land clearing, cut bangunan gedung baru yang tidak
and fill, dan lain-lain) dalam lokasi Bangunan
berdampak pada peningkatan kapasitas
proyek Tanah produksi, serta biaya konsultan desain,
pembangunan jalan permanen di dalam
lokasi proyek, fasum, dan fasus

MODAL
TETAP
Biaya yang dikeluarkan untuk Biaya pengeluaran untuk sewa tanah,
penggantian/penambahan bangunan, mesin peralatan, maupun
mesin/peralatan baru yang tidak penambahan kendaraan operasional
berdampak pada kapasitas produksi, penunjang usaha dan peralatan kantor, serta
baik yang diimpor maupun pembelian Mesin/ pengadaan sumber daya manusia serta
Lain-lain
lokal, termasuk peralatan pencegahan sarana/
kegiatan lain sebelum dilakukannya
pencemaran lingkungan, serta biaya Peralatan
operasional dan/atau komersia
pengiriman dan instalasi

Pencatatan realisasi penanaman modal tidak mengenal adanya penyusutan modal tetap dan revaluasi aset
PELAPORAN LKPM TAHAP KONSTRUKSI/PERSIAPAN

Pencatatan Realisasi Modal Kerja

Komponen realisasi modal kerja hanya diisi pada saat kegiatan usaha siap operasional dan/atau komersial dengan
tambahan perhitungan nilai realisasi satu turnover* pengeluaran untuk bahan baku/penolong, gaji/upah karyawan, biaya
operasional (listrik, air, telepon), suku cadang, dan biaya overhead perusahaan

*) Satu turnover adalah satu periode perputaran/siklus biaya produksi/operasional mulai pembelian bahan baku sampai dengan penjualan hasil produksi (hasil penjualan produksi
digunakan untuk pembelian bahan baku kembali)

Pencatatan Tenaga Kerja


Tenaga kerja yang diinput adalah tenaga kerja perusahaan diluar jabatan Komisaris dan Direksi, yang
meliputi pencatatan data TKI, TKA, serta tenaga kerja lokal setempat

Pencatatan Permasalahan Pelaku Usaha

Pelaku Usaha dapat mencatat permasalahan yang dihadapi dalam menjalankan kegiatan usahanya
PELAPORAN LKPM TAHAP OPERASIONAL DAN/ATAU
KOMERSIAL
Pencatatan Realisasi Penanaman Modal

Setelah operasional/produksi
komersial, tidak ada lagi
tambahan realisasi modal tetap, Modal Tetap Modal Kerja
kecuali adanya tambahan
Realisasi modal kerja diisi
pembelian baru berupa capital
apabila ada penambahan nilai
expenditure (capex) tanah,
Tanah realisasi pengeluaran bahan
bangunan, mesin produksi,
baku atau penolong, biaya
kendaraan, ataupun aset tetap
Tambahan gaji sewa lahan/gedung/kendaraan,
lainnya.
Mesin karyawan gaji/upah karyawan, biaya
operasional (listrik, air,
Tambahan biaya telepon), dan biaya overhead
Tambahan operasional lainny
a
capex/aset lainnya perusahaan
PELAPORAN LKPM TAHAP OPERASIONAL DAN/ATAU
KOMERSIAL

Pencatatan Realisasi Produksi/Jasa dan Pemasaran (untuk kategori pelaku usaha non UMK & pelaku usaha
UMK)

Realisasi produksi/jasa diisi atas produksi barang/jasa yang dihasilkan dalam satu tahun

Pencatatan realisasi ekspor dalam mata uang Dollar Amerika Serikat (US$) selama satu tahun dengan
menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal dilaksanakannya ekspor

Pencatatan Kewajiban Pelaku Usaha (hanya untuk kategori pelaku usaha non UMK)
a. Kewajiban divestasi
b. BPJS Ketenagakerjaan
c. Kemitraan
d. Pelatihan Tenaga Kerja Indonesia pendamping yang akan menggantikan Tenaga Kerja Asing
e. Tanggung jawab sosial perusahaan
f. Kewajiban pengelolaan lingkungan
g. Kewajiban lainnya yang dipersyaratkan

Pencatatan realisasi produksi/jasa dan pemasaran serta kewajiban Pelaku Usaha hanya dilakukan saat pelaporan LKPM
triwulan IV untuk kategori pelaku usaha non UMK dan Semester II pelaku usaha UMK
ALUR VERIFIKASI LKPM
SANKSI
SURAT PERINGATAN
Kepatuhan Pelaku Usaha Membentuk Profil
Pelaku Usaha

DATA LEGALITAS
Informasi dan data terkait pelaku usaha
(Nama Pelaku Usaha, Alamat, NPWP, Status Penanaman Modal (PMA/PMDN),
Data Permodalan, Susunan Pemegang Saham, Maksud dan Tujuan)

DATA KEGIATAN USAHA

Bidang Usaha, Lokasi Usaha, Produk/Jasa yang dihasilkan, Kapasitas


Produksi/Jasa, Nilai Investasi, Tenaga Kerja, Jumlah Bangunan,
Perizinan Berusaha dan/atau Fasilitas Penanaman Modal

DATA SHARING
DATA KEPATUHAN
Kriteria kepatuhan pelaku usaha
1. Sangat baik
2. Baik
3. Kurang baik
UPAYA MENINGKATKAN NILAI
KEPATUHAN
1. Menyampaikan LKPM secara benar dan disiplin
Dengan menyampaikan LKPM secara benar maka dapat terhindar dari status perlu perbaikan. Dengan
menyampaikan LKPM secara disiplin maka dapat meminimalisir terjadinya kesalahan akumulasi.

2. Menyampaikan LKPM pada masa awal pembukaan periode pelaporan


Umumnya traffic sistem pada masa akhir penutupan periode pelaporan cenderung tinggi, sehingga menyampaikan
LKPM lebih cepat akan lebih baik
3. Menggunakan kontak yang dapat dihubungi
Seringkali verifikator melakukan verifikasi data dengan cara konfirmasi langsung melalui kontak yang tercantum

4. Menjalin komunikasi yang baik melalui layanan dan kanal yang disediakan
Saat ini tersedia berbagai layanan dan kanal diantaranya: Klinik LKPM, Konsultasi Pengawasan, Sosialisasi LKPM
oleh Kemeninvest/BKPM ataupun DPMPTSP, Layanan Pendampingan LKPM di DPMPTSP setempat

5. Melakukan pengecekan email secara berkala


Seluruh notifikasi LKPM disampaikan secara otomatis oleh OSS melalui email yang tercatat
HALAMAN UTAMA MENU PELAPORAN
LKPM
1 Halaman Utama Menu Pelaporan LKPM

Pelaku Usaha akan


masuk ke laman
LKPM sesuai skala
usaha yang terdaftar
pada perizinan yang
dimiliki

LKPM UMK
LKPM Non UMK

Semua LKPM yang telah


dibuat oleh Pelaku Usaha
terekam di halaman
beranda.
HALAMAN UTAMA MENU PELAPORAN LKPM

● Pilih Kegiatan Usaha Tahap


Konstruksi yang akan dilaporkan pada
periode berjalan dengan mencentang
pada checfi box/kota centang

● Klik SELANJUTNYA untuk


melanjutkan proses pembuatan laporan
LKPM Tahap Konstruksi

● Setelah memilih kegiatan usaha dan klik SELANJUTNYA,


pop up pemberitahuan siap operasional dan komersial
(konversi ke tahap produksi) akan muncul. Klik TIDAK
untuk melanjutkan proses pengisian Laporan LKPM
Tahap Konstruksi/Persiapan
● Jika Kegiatan Usaha yang Anda pilih sudah siap
operasional dan komersial, klik YA untuk melanjutkan ke
tahap verifikasi siap produksi/operasi komersial *
DASAR HUKUM PENYAMPAIAN LKPM

Berlaku hanya untuk kategori pelaku usaha non UMK


DASAR HUKUM PENYAMPAIAN LKPM
2 PENGISIAN REALISASI INVESTASI
TAHAP KONSTRUKSI

 Modal Tetap diisi berdasarkan


harga perolehan awal.
 Tidak ada nilai penyusutan pada
Modal Tetap.
 Nilai Modal Tetap di isi
berdasarkan realisasi setiap periode
laporan/tahun berjalan.
 Komponen realisasi modal kerja
hanya diisi pada saat kegiatan
usaha siap operasional dan/atau
komersial dengan tambahan
perhitungan nilai realisasi satu
turnover* pengeluaran untuk bahan
baku/penolong, gaji/upah
karyawan, biaya operasional
(listrik, air, telepon), suku cadang,
dan biaya overhead perusahaan.
 *) Satu turnover adalah satu periode
perputaran/siklus biaya produksi/operasional
mulai pembelian bahan baku sampai dengan
penjualan hasil produksi (hasil penjualan
produksi digunakan untuk pembelian bahan
baku kembali)
PENGISIAN REALISASI INVESTASI
TAHAP PRODUKSI

● Data yang harus Anda lengkapi: ● Sistem akan menampilkan data secara otomatis:
1. Tambahan Realisasi 1. Realisasi Penanaman Modal
2. Total Akumulasi Realisasi
Setelah operasional/produksi komersial, tidak ada lagi tambahan realisasi modal tetap, kecuali
atas pembelian capital expenditure (capex) berupa tanah, bangunan, mesin produksi,
kendaraan, ataupun asset perusahaan lainnya
DATA NILAI TOTAL AKUMULASI (APABILA
DIPERLUKAN)
● Pengisian Perubahan Data Nilai Total Akumulasi dapat digunakan apabila
Anda melakukan Pelaporan LKPM untuk pertama kali di OSS Berbasis
Risiko. Fitur ini hanya bisa digunakan satu kali untuk pemutakhiran nilai
akumulasi realisasi penanaman modal sesuai dengan kondisi riil

● Untuk menampilkan form pengisian Data Perubahan Data Nilai Total


Akumulasi, klik PERUBAHAN DATA NILAI TOTAL AKUMULASI

● Total Akumulasi Realisasi Penanaman Modal Semula pada Modal Tetap


dan Modal Kerja akan ditampilkan secara otomatis oleh sistem sesuai
dengan inputan pada kolom Realisasi Penanaman Modal

● Sementara, Total Akumulasi Realisasi Penanaman Modal Menjadi pada


Modal Tetap dan Modal Kerja wajib Anda isi untuk melakukan
perubahan Total Akumulasi Realisasi Penanaman Modal

● Klik SURAT PERNYATAAN untuk menampilkan form Pernyataan


Penyesuaian Nilai Total Akumulasi Realisasi Penanaman Modal. Surat
pernyataan ini wajib Anda isi
● Apabila perubahan data nilai total akumulasi disetujui oleh
verifikator maka Nilai Total Akumulasi Realisasi Penanaman Modal
Menjadi yang akan dijadikan sebagai total akumulasi pada LKPM
periode pelaporan
LKPM SEMESTER / UMK

● Bagi Pelaku Usaha yang belum pernah melaporkan LKPM


di OSS Berbasis Risiko, silakan isi kolom Total Realisasi
Periode Sebelumnya. Bagi yang sudah melaporkan,
sistem akan menampilkan data Total Realisasi Periode
Sebelumnya secara otomatis.
● Data yang harus Anda lengkapi:
1. Realisasi Periode Pelaporan
2. Penjelasan atas Realisasi Penanaman
● Sistem akan menampilkan data secara otomatis:
1. Rencana Penanaman Modal
2. Total Realisasi Sebelumnya untuk yang pernah
melaporkan di LKPM OSS Berbasis Risiko
3. Total Akumulasi Realisasi
● Setelah Anda melakukan pengisian data Realisasi
Penanaman Modal, nilai tambahan realisasi yang
dimasukkan akan dikalkulasi sampai dengan
periode pelaporan dan ditampilkan oleh sistem
secara otomatis pada kolom Total Akumulasi
Realisasi
*Geser kursor Anda pada informasi (simbol “i”) untuk mendapatkan penjelasan/informasi pengisian data realisasi
penanaman modal
**Jika Pelaku Usaha tidak menginput Realisasi Periode Pelaporan, Pelaku usaha wajib memberi keterangan pada kolom B (Penjelasan Atas
3 PENGISIAN REALISASI TENAGA KERJA
Tenaga kerja yang diinput
adalah tenaga kerja
perusahaan diluar jabatan
Komisaris dan Direksi, yang
meliputi pencatatan data
TKI, TKA, serta tenaga kerja
lokal setempat

Isian realisasi tenaga kerja


tidak hanya tambahan TKI
selama periode pelaporan
saja, tetapi terdapat kolom
isian baru berupa
pengurangan tenaga kerja
selama periode pelaporan.
Sehingga memudahkan pelaku
usaha dalam melakukan
penghitungan tenaga kerja.
4 PENGISIAN PERMASALAHAN PERUSAHAAN

Penambahan pengisian
kategori permasalahan
pada kolom permasalahan
perusahaan

1. Isian permasalahan
perusahaan dikategorikan
menjadi beberapa kriteria.
2. Pelaku usaha dapat
mengisi permasalahan
dengan lebih dari 1 (satu)
kategori permasalahan.
PENGISIAN REALISASI PRODUKSI
5
BARANG/JASA ATAU PEMASARAN

List jenis barang/jasa akan muncul per item sesuai isian pelaku usaha pada sistem
perizinan
Kolom nilai
ekspor dalam US$
hanya dapat diisi
apabila pelaku
usaha mengisi
kolom ekspor (%)

Pengisian realisasi produksi barang/jasa atau pemasaran hanya diisi 1 (satu) kali per tahun pada triwulan 4
(untuk kategori pelaku usaha non UMK) dan semester 2 (untuk kategori pelaku usaha UMK)
6 PENGISIAN KEWAJIBAN PERUSAHAAN
Kewajiban Divestasi
1. Kolom dipersyaratkan/tidak pada
Pengisian Kewajiban Divestasi
tergenerate secara otomatis sesuai data
pada perizinan.

2. Dalam hal divestasi telah dilaksanakan,


pelaku usaha harus mengupload dokumen
yang membuktikan divestasi telah
dilaksanakan berupa:
- akta perubahan kepemilikan saham
- terakhir dan pernyataan.

3. Dalam hal divestasi tidak dipersyaratkan


atau mendapat dispensasi untuk dilakukan
pelaku usaha harus mengupload dokumen
pendukung berupa persetujuan dari
Kementerian Investasi/BKPM atas tidak
dilaksanakannya divestasi.
PENGISIAN KEWAJIBAN PERUSAHAAN

Kewajiban Kepemilikan BPJS Ketenagakerjaan


1.Dalam hal pelaku usaha
telah mengisi kepemilikan
BPJS Ketenagakerjaan pada
perizinan maka akan terisi
otomatis.

2. Dalam hal pelaku usaha


belum mengisi kepemilikan
BPJS Ketenagakerjaan pada
perizinan maka pelaku usaha
harus menginput pada
LKPM.
PENGISIAN KEWAJIBAN PERUSAHAAN
Kolom dipersyaratkan/tidak pada Pengisian
Kemitraan dengan UKM tergenerate secara
otomatis sesuai data pada perizinan dalam
hal:

1. Pelaku usaha memiliki kewajiban


melakukan kemitraan sesuai BUPM

2. Pelaku usaha memiliki kewajiban


melakukan kemitraan karena pengajuan
fasilitas pembebasan bea masuk
bahan/barang, tax holiday atau tax
allowance.

Pola kemitraan telah ditentukan berdasarkan


Pasal 106 PP Nomor 7 tahun 2021

Terdapat isian nama pelaku usaha yang


bermitra
Pengisian kemitraan yang dilakukan dapat diinput lebih dari 1 (satu) jenis Kemitraan
PENGISIAN KEWAJIBAN PERUSAHAAN

Pelatihan Tenaga Kerja Indonesia

Pengisian pelatihan tenaga


kerja dapat diinput lebih
dari 1 (satu jenis pelatihan.
PENGISIAN KEWAJIBAN PERUSAHAAN

Tanggung jawab sosial perusahaan

Tambahan isian pada LKPM terkait


CSR meliputi:

1.Program CSR yang sudah dilakukan


2.Pelaksanaan CSR
3. Alokasi biaya CSR
4. Output dan Outcome yang akan di
capai dengan pelaksanaan program
CSR
PENGISIAN KEWAJIBAN PERUSAHAAN
7 PENGISIAN PIC LKPM
Kewajiban Divestasi

● Data yang harus Anda lengkapi:


1.Nama Petugas
2. No. Telepon/HP Petugas
3. Jabatan
4. Email (klik tanda ‘plus’ apabila
Anda akan mengisi email lebih
dari satu)

● Anda harus baca dan pahami


Pernyataan dengan teliti, lalu centang
kotak DISCLAIMER
● Klik KIRIM LAPORAN untuk mengirim
LKPM
KESALAHAN UMUM PENGISIAN LKPM

a. Pelaku usaha menyampaikan LKPM tahap konstruksi untuk kegiatan usaha yang sudah komersial
b. Pelaku usaha mengisi nilai realisasi penanaman modal sama dengan nilai rencana investasi pada izin di OSS
c. Pengeluaran selama tahap kontruksi diluar tanah, bangunan/gedung, dan mesin/peralatan diinput sebagai
tambahan realisasi modal kerja
d. Tambahan realisasi modal tetap pada LKPM tahap produksi tidak disertai penjelasan
e. Data tambahan tenaga kerja diisi dengan tenaga kerja eksisting
f. Duplikasi pengisian LKPM, seperti:
• Mengisi nilai tambahan realisasi penanaman modal sama persis untuk setiap KBLI (apabila memiliki lebih
dari satu KBLI)
YANG PERLU DIPERHATIKAN
PELAKU USAHA

1.LKPM perlu perbaikan dapat diperbaiki selama periode masa


pelaporan
2.Pelaku usaha dikatakan telah memenuhi kewajiban pelaporan LKPM
ketika LKPM telah disetujui
3.Pelaku Usaha tidak diizinkan memiliki KBLI atas Perdagangan Besar dan
Perdagangan Eceran secara bersamaan dalam 1 (satu) entitas
4.Pelaku Usaha dengan KBLI single purpose tidak diizinkan memiliki
lebih dari 1 (satu) KBLI
5.Pelaku Usaha (PMA) wajib merealisasikan nilai minimum investasi
sebesar Rp. 10 (sepuluh) Miliar (Pasal 12 Peraturan BKPM No. 4 Tahun
2021)
6.Pelaku Usaha agar merealisasikan rencana investasinya dalam waktu
maksimal 1 (satu) tahun sejak NIB diterbitkan
DPMPTSP Provinsi jawa barat
Jl. Windu No.26 Bandung

Anda mungkin juga menyukai