Anda di halaman 1dari 26

FORUM KONSULTASI PUBLIK (FKP) “KOLABORASI PELAKU

USAHA DENGAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PERCEPATAN


PERIZINAN BERUSAHA DI KALIMANTAN UTARA”

PERIZINAN BERUSAHA:
REGULASI DAN KEBIJAKAN DALAM
PERCEPATAN BERUSAHA

Direktorat Pelayanan Perizinan


Berusaha Sektor Non Industri

30 November 2023
Visi Indonesia Emas 2045
dan Target Realisasi
Investasi
Visi Indonesia Emas 2045:
Negara Nusantara Berdaulat, Maju dan Berkelanjutan

Sumber: RPJPN 2025-2045 Bappenas, 2023.

Sumber: BPS, 2023.


3
Target Investasi Indonesia 2020-
2024 Sektor Hulu Migas dan Jasa Keuangan serta UMK)
(Tidak Termasuk
Atas arahan Presiden Jokowi dan harapan datangnya investasi
berkualitas, target realisasi investasi dalam RKP ditingkatkan
2021 menjadi Rp900 T, 2022 menjadi Rp1.200 T, 2023
menjadi Rp1.400 T dan 2024 menjadi Rp1.600 T
Sasaran Stategis dan Indikator
No Satuan 2020 2021 2022 2023 2024
Kinerja Renstra BKPM 2020-2024
1 Nilai realisasi investasi Rp Triliun 817,2 858,5 968,4 1.099,8 1.239,3
2 Nilai realisasi investasi sektor sekunder
Rp Triliun 227,2 268,7 352,5 483,9 646,1

3 Sebaran investasi berkualitas (di luar


% 48,3% 49,0% 49,7% 50,6% 51,7%
Jawa)
4 Kontribusi investasi dalam negeri/PMDN
termasuk UMKM % 48,8% 49,7% 50,3% 51,9% 53,1%

Penyesuaian Total Target Investasi Tahun 2020


Total Realisasi Investasi 47,35% Total Target Investasi
s.d 2024 menjadi sebesar Rp. 5.917,2 T
Tahun 2015 s.d 2019 Tahun 2020 s.d 2024
+18,74% (dari target semula)
sebesar Rp. 3.381,9 T sebesar Rp. 4.983,2 T +75% (dari total realisasi sebelumnya)

Sumber: Kementerian Investasi/BKPM,


4
Capaian Realisasi Investasi Januari-September 2023
(Tidak Termasuk Sektor Hulu Migas dan Jasa Keuangan serta UMK)

Realisasi Investasi
Jan – Sep 2023 YoY

Rp1.053,1 T PMA 16,7%


PMDN 19,5%
Total 18,0%
75,2% Capaian: 95,7% dari target Renstra: Rp 1.099,8 T
Capaian: 75,2% dari target Presiden: Rp1.400 T

PMA Luar Jawa


Rp559,6 T (53,1%) Rp545,8 T (51,8%)
Sepanjang Jan-Sep 2023
Investasi Menyerap (TKI)
PMDN
Rp493,5 T (46,9%)
Jawa
Rp507,3 T (48,2%) 1.365.648
Sumber: Kementerian Investasi/BKPM,
5
Tren Realisasi Investasi: 2019 – 2022
(Tidak Termasuk Sektor Hulu Migas dan Jasa Keuangan serta UMK)

2019 2020 2021 2022


Total: Rp809,6 T Total: Rp826,3 T Total: Rp901,0 T Total: Rp1.207,2 T
1.033.835 TKI Target: Rp817,2 T Target: Rp900 T Target: Rp1.200 T
1.156.361 TKI 1.207.893 TKI 1.305.0001 TKI

Luar Jawa Luar Jawa Luar Jawa Luar Jawa


Rp375,0 T (46,3%) Rp417,5 T (50,5%) Rp468,2 T (52,0%) Rp 636,3 T (52,7%)

Jawa Jawa Jawa Jawa


Rp434,6 T (53,7 %) Rp408,8 T (49,5 %) Rp432.8 T (48,0%) Rp570,9 T (47,3%)

Sejak triwulan ke-3 tahun 2020, realisasi investasi di Luar Jawa selalu lebih besar dibanding realisasi investasi
di Jawa. Hal ini merupakan hasil dari pembangunan infrastruktur secara masif di luar Jawa saat periode ke-1
pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Sumber: Kementerian Investasi/BKPM,


6
Menjaga Momentum Investasi di Tengah Tahun Politik
Pertumbuhan Realisasi PMA/PMDN Tren Pertumbuhan 2011-2014 Tren Pertumbuhan 2015-2019 Tren Pertumbuhan 2011-2024
40
34.0
35
30.1 Angka tren
30 27.2
24.6
25 21.6 Selisih 13,9%

20 17.8
16.2
15 12.4 13. 12.2
1 10.4
9.0
10 7.7 7.2
8.1
5 2.1 Angka
Selisih 4,1% Angka tren
0
201 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 tren
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1
Tahun Politik Tahun Politik – Periode Kepemimpinan Tahun
Politik Berlanjut
 Berdasarkan data historis tahun 2011-2014, pertumbuhan realisasi PMA/PMDN pada Tahun Politik 2014 melambat hingga 13,9%.
 Data historis pada tahun 2015-2019 menunjukkan bahwa pertumbuhan realisasi PMA/PMDN pada tahun 2019 sedikit melebihi ekspektasi sebesar 4,1%. Hal ini terjadi akibat
adanya upaya perbaikan perizinan yang dilakukan sejak tahun 2017 serta optimisme investor akan berlanjutnya kepemimpinan Bapak Joko Widodo sebagai Presiden Republik
Indonesia Periode 2020-2024.
 Sejalan dengan upaya mendorong investasi dalam rangka pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19, rata-rata pertumbuhan realisasi penanaman modal pada periode 2020-
2022 cukup tinggi.
 Apabila melihat tren jangka panjang sejak tahun 2011, terdapat kecenderungan melambatnya pertumbuhan nilai realisasi penanaman modal, dimana
pertumbuhan pada tahun 2024 diproyeksikan hanya sebesar 7,2 persen (tanpa memasukkan pengaruh Tahun Politik di 2024).

Sumber: Kementerian Investasi/BKPM, 7


2023.
Peta Jalan Hilirisasi Investasi Strategis 2023-
2040
8 Sektor Prioritas
Mineral Batubara Minyak Gas Bumi Perkebunan Kelautan Perikanan Kehutanan

USD 431,8 Miliar USD 68,1 Miliar USD 45,4 Miliar


Total
USD 545,3
21 Miliar
Komoditas
Besi Emas Aspal Minyak Gas
Batubara Nikel Timah Tembaga Bauksit
Bumi Bumi
Baja Perak Buton

Kayu Getah Rumput


Sawit Kelapa Karet Biofuel Udang Perikanan Rajungan Garam
Log Laut
Pinus

8
UUCK, Sistem OSS dan
Pemrosesan Perizinan
Berusaha
UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UUCK)*
disederhanakan menjadi
Dengan metode Omnibus
Law, 79 Undang-Undang
UU
Cipta
186 Pasal
dan 15 BAB
direvisi sekaligus hanya
dengan satu UU Cipta Kerja
Kerja

11 Klaster
Peningkatan Ekosistem Investasi Investasi Pemerintah Pusat dan
dan Kegiatan Usaha Dukungan Riset dan Inovasi Percepatan PSN

Perizinan Berusaha Administrasi Pemerintahan


Pengadaan Lahan
Ketenagakerjaan Kawasan Ekonomi Pengenaan Sanksi
*UUCK berlaku sejak diundangkan (2 Nov 2020). Terbit Putusan MK No. 91/PUU-XVIII/2020 (25 November 2021) yang menyatakan UUCK
inkonstitusional bersyarat: tetap berlaku operasional namun perlu dilakukan revisi formil dalam 2 tahun. Ditindaklanjuti pemerintah
dengan:
Dukungan Koperasi
a. Penerbitan UU No. 13 Tahun 2022 tentang Perubahan Kedua atas UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- dan UMKM
Undangan (16 Juni 2022), yang mengatur metoda omnibus dalam pembentukan UU.
b. Meningkatkan meaningful participation (right to be heard, considered and explained) dari masyarakat. Kemudahan
c. Penerbitan Perppu No. 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja (30 Des 2022) dengan perubahan isi UUCK terkait: 1) Ketenagakerjaan, 2) Jaminan Produk
Halal (Sertifikat Halal), 3) Harmonisasi dan sinkronisasi dengan UU HPP No. 7/2021 dan UU HKPD No. 1/2022, 4) Pengelolaan sumber daya air, dan 5) Berusaha
Perbaikan teknis penulisan.
d. Penerbitan UU No. 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Perppu No. 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja
menjadi UU (31 Mar 2023), yang mengganti UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
10
Peraturan Pelaksana UUCK di
Pusat
PP dan Perpres (diundangkan tanggal 2 Februari 2021), diantaranya yang terkait langsung dengan
klaster Peningkatan Ekosistem Investasi dan Kegiatan Usaha serta Perizinan
Berusaha:

52
Peraturan
1. PP No. 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaran Perizinan Berusaha Berbasis Risiko;
2. PP No. 6 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha di Daerah;
3. PP No. 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Perlindungan, dan Pemberdayaan K-UMKM
4. PP No. 8 Tahun 2021 tentang Modal Dasar Perseroan serta Pendaftaran Pendirian, Perubahan, dan
Pelaksana Pembubaran Perseroan yang Memenuhi Kriteria untuk Usaha Mikro dan Kecil

4
5. PP No. 16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang No. 28 Tahun 2002

48
Peraturan
Peraturan
Presiden
tentang Bangunan Gedung
6. PP No. 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
7. PP No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pemerintah
(PP) 8. PP No. 23 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Kehutanan
(Perpres) 9. Perpres No. 10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal jo. Perpres No. 49 Tahun
2021

194 Peraturan Menteri/Lembaga (diundangkan tanggal 1 April 2021 dst), dimana terdapat 23
Peraturan Menteri/Lembaga yang terkait langsung dengan Sistem OSS, termasuk:
• Peraturan BKPM No. 3, 4 dan 5 Tahun 2021.

11
Peraturan Pelaksana UUCK di Daerah –
Amanat PP No. 6 Tahun 2021

Penyusunan/
Penyesuaian/
Pencabutan Perda dan
Perkada
(PP 6/2021)
• Berpedoman kepada NSPK
Pusat (Ps. 10 (4)).
• Berkoordinasi dengan
Kemendagri dan melibatkan Rencana Tata Ruang DPMPTSP (Ps. 4, 5, 7, dan 38) Retribusi (Ps. 14 (2))
Ahli dan/atau Kanwil (Ps. 32) • Perda Kelembagaan
Kemenkumham (Ps 31 (1)). • Perkada SOTK • Perda mengenai Pajak Daerah dan
• • Perda RTRW Provinsi/Kab/Kota Retribusi Daerah (sesuai UU HKPD No.
Dilarang bertentangan • Perkada Pendelegasikan
untuk penerbitan Persetujuan 1/2022 yang mencabut UU PDRB No.
dengan (Ps. 31 (2)): Kewenangan dari Kepala Daerah
KKPR. 28/2009)
a. Ketentuan PUU yang • Perda RZWP3K Provinsi untuk kepada Kepala DPMPTSP • Retribusi Perizinan Tertentu (UUHKPD
lebih tinggi; penerbitan Persetujuan KKPR Laut. Ps. 88 ayat (4): PBG, Penggunaan TKA
b. Asas Pembentukan PUU Saat ini terdapat 28 RZWP3K dan Pengelolaan Pertambangan Rakyat
yang Baik; • Perkada RDTR Kab/Kota untuk (Peralihan) Perizinan Berusaha • Harga satuan retribusi* (SHST,
c. Asas Materi muatan penerbitan Konfirmasi KKPR. Saat di Daerah (Ps. 39) Ilo,
HSpbg, layanan lainnya) untuk penetapan
ini terdapat 194 RDTR digital Perda/Perkada Provinsi/Kab/Kota nilai Retribusi PBG (Ps. 261 PP 16/2021)
Perundang-Undangan;
terintegrasi OSS (termasuk 7
d. Putusan Pengadilan. *Catatan:
RDTR di Provinsi Kalsel) dari • SHST: Standar Harga Satuan Tertinggi, atau yang sebelum PP 16/2021 ini dikenal dengan HSBGN (Harga Satuan Bangunan Gedung Negara)
• Ilo: Indeks Lokalitas, yang merupakan persentase pengali terhadap SHST yang ditetapkan oleh pemerintah daerah, dengan nilai paling tinggi 0,5%
target 2.000-an RDTR • HSpbg: Harga satuan retribusi prasarana Bangunan Gedung
• Layanan lainnya: Pencetakan PBG ulang (karena hilang), Pencetakan SLF ulang (karena hilang), Pemeriksaan RTB

12
Sistem OSS RBA: Official-Launching oleh
RI1 (9 Agustus 2021)  LIVING IMPROVEMENTS
Sistem Online Single Submission (OSS) Berbasis Risiko atau Sistem OSS RBA adalah sistem
elektronik terintegrasi yang dikelola dan diselenggarakan oleh Kementerian Investasi/BKPM selaku Lembaga OSS
untuk penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.

Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) Perizinan Berusaha Berbasis Risiko yang ditanamkan pada
Sistem OSS RBA menjadi acuan tunggal bagi Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah, Administrator KEK, BP
KPBPB dan pelaku usaha.
www.oss.go.id
Selain memberikan Informasi, Sistem OSS RBA menerbitkan Perizinan (Persyaratan Dasar Perizinan Berusaha,
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko (PB) dan Perizinan Berusaha Untuk Menunjang Kegiatan Usaha (PB-UMKU))
dan Fasilitas Berusaha untuk 16 sektor++. Selain itu, Sistem OSS RBA juga digunakan untuk Pengawasan
terintegrasi/terkoordinasi.

KELAUTAN ENERGI DAN


PERDAGANGAN PERINDUSTRIAN
DAN SUMBER DAYA
PERIKANAN MINERAL

PEKERJAAN
PARIWISATA LINGKUNGA UMUM DAN
DAN EKONOMI KEAGAMAAN TRANSPORTASI N HIDUP DAN PERUMAHAN
KREATIF KEHUTANAN RAKYAT

POS,
PENDIDIKAN TELEKOMUNIKASI
DAN , PENYIARAN, PERTAHANAN
DAN SISTEM DAN PERTANIAN
KEBUDAYAAN DAN
TRANSAKSI KEAMANAN
ELEKTRONIK

KETENAGAKERJAAN KESEHATAN
,
OBAT, 13
DAN
Pengguna dan Fitur Sistem OSS
RBA

www.oss.go.id

Sistem OSS RBA wajib digunakan oleh Fitur/SubSistem dalam


penerbit perizinan berusaha dan Sistem OSS RBA
pelaksana pengawasan
pemohonperizinan
Pelayanan Informasi
Pelaku Kementerian/ Pemerintah Administrator (SPI)
KEK BP KPBPB
Usaha Lembaga Daerah
Perizinan dan Fasilitas
UMK 18 K/L dan 38 Provinsi 20 KEK 5 KPBPB Berusaha (SPB)
orangperorangan, Kementerian
badanusaha 415 Kabupaten + 1
Investasi/BKPM Pengawasan
Kabupaten Administrasi
Non UMK
orangperorangan, 93 Kota + 5 Kota
badanusaha, kantor Administrasi
perwakilandan badan
usahaluar negeri

14
Kriteria Modal Usaha UMKM:
PP No. 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan,
Pelindungan, dan Pemberdayaan UMKM-K
Kriteria Usaha Sebelum Setelah
UUCK UUCK*
Mikro ≤ Rp 50 Juta ≤ Rp 1 Miliar
(omset ≤ Rp 2 Miliar)

Kecil Rp 50 < x ≤ 500 Juta Rp 1 Miliar < x ≤ 5 Miliar


(Rp 2 Miliar < omset ≤ Rp 15 Miliar)

Menengah Rp 500 Juta < x ≤ 10 Miliar Rp 5 Miliar < x ≤ 10 Miliar


(Rp 15 Miliar < omset ≤ Rp 50 Miliar)

Besar > Rp 10 Miliar > Rp 10 Miliar


(PMDN & PMA) (omset > Rp 50 Miliar)

*Tidak termasuk tanah dan


bangunan tempat usaha.

15
PT Perorangan bagi
UMK

“Perseroan Terbatas yang


selanjutnya disebut Perseroan
adalah
badan hukum yang merupakan
persekutuan modal, didirikan
berdasarkan perjanjian, melakukan
kegiatan usaha dengan modal dasar
yang seluruhnya terbagi dalam
saham atau
Badan Hukum perorangan yang
memenuhi kriteria Usaha
dan Kecil sebagaimana Mikro
dalam peraturan perundang-
undangan mengenai Usaha Mikro diatur
dan Kecil.”

Pasal 1 Angka 1 PermenkumHAM


No. 21 Tahun 2021

Dasar Hukum:
• PP No. 8 Tahun 2021 tentang Modal Dasar Perseroan serta Pendaftaran Pendirian, Perubahan, dan Pembubaran Perseroan yang Memenuhi
Kriteria untuk Usaha Mikro dan Kecil
• PermenkumHAM No. 21 Tahun 2021 tentang Syarat dan Tata Cara Pendaftaran Pendirian, Perubahan, dan Pembubaran Badan Hukum
Perseroan Terbatas. 16
Jenis Perizinan Berusaha melalui Sistem OSS RBA:
PP No. 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha Berbasis Risiko
Untuk memulai dan
melakukan kegiatan usaha

Persyaratan Dasar Perizinan Berusaha Perizinan Berusaha Untuk Menunjang


Perizinan Berusaha Berbasis Risiko (PBBR) Kegiatan Usaha (PB-UMKU)
Sebelum UUCK Setelah UUCK - NSPK PB berbasis KBLI - Sebelumnya (pada OSS 1.0/1.1)
Kesesuaian Kegiatan ditanamkan di berdasarkan pengaturan dalam
Sistem OSS dikenal dengan istilah “Izin
Pemanfaatan Ruang Lampiran No. PP 5/2021 (untuk 1.348 KBLI, Komersial/Operasional”
(KKPR)* termasuk 140 KBLI Beririsan) dan identifikasi - Layanan 612 PB-UMKU dilakukan
Izin Lokasi *KKPR Darat [K/P/R KKPR], PKKPR
seluruhnya melalui Sistem OSS baik
Laut, dan “KKPR Hutan” [PPKH,
Persetujuan Prinsip PBPH,
NSPK (untuk 353 KBLI Tanpa Pengampu).
Persetujuan Prinsip PBJL pada - Layanan PB dilakukan seluruhnya melalui dengan hak akses (297 PB-UMKU)
Kawasan Konservasi]
Sistem OSS dengan hak akses, kecuali 163 PB maupun integrasi dengan Sistem
Persetujuan melalui integrasi dengan Sistem K/L. K/L (315 PB-UMKU).
Izin Lingkungan Lingkungan* - Pemenuhan ketentuan didasarkan atas PP
*SPPL, PKPLH,
SKKL, RKL-RPL Rinci Sektor, Perpres BUPM, dan 22 Permen/Perban
Izin Mendirikan Persetujuan Bangunan turunan dari PP No. 5/2021.
Bangunan (IMB) dan Gedung (PBG) dan
Sertifikat Laik Fungsi Sertifikat Laik Fungsi
(SLF) (SLF)

17
KKPR berdasarkan Lokasi Usaha:
PP 5/2021, PP 21/2021 dan PP 23/2021
PP 5/2021 KKPR
“KKPR
KKPR Darat KKPR Laut
Hutan”

(PPKH) Persetujuan
Konfirmasi KKPR Persetujuan KKPR Rekomendasi KKPR Persetujuan KKPR Laut
Penggunaan Kawasan
(KKKPR) (PKKPR) (RKKPR) (PKKPRL)
Hutan
Per BKPM 4/2021
Diperlukan
Bimbingan Teknis
SLA 5 HK pengecekan dokumen (PPKH) Persetujuan
dan Bantuan Teknis PKKPR Tanpa Penilaian
pendukung oleh Kedeputian Pelepasan Kawasan
dari KATR/BPN - Ps 181 PP 5/2021
Pelayanan Kemeninves./BKPM Hutan
kepada Pemerintah
Daerah dalam
percepatan
Persetujuan Prinsip
PKKPR Penilaian Perizinan Berusaha
penerbitan Pemanfaatan Hutan
Perkada dan (PBPH)
digitalisasi RDTR. Diperlukan
percepatan dan
kepastian Persetujuan Prinsip
pemrosesan Perizinan Berusaha
PKKPR Jasa Lingkungan (PBJL)
di Kawasan
Konservasi
18
Persetujuan Lingkungan berdasarkan Lokasi Usaha:
PP 5/2021 dan PP 22/2021
Persetujuan Lingkungan
Berlokasi di Kawasan Berlokasi di Luar Kawasan PKPLH
PP 22/2021 SPPL + RKL-RPL Rinci SPPL SPPL + SKKL SPPL + PKPLH
(Verifikasi
RKL-RPL Rinci dokumen
AMDAL) SPPL + PKPLH
Otomatis

SPPL + PKPLH
SKKL (Verfikasi dokumen
UKL-UPL)

SPPL
Alur Pemrosesan Persetujuan Lingkungan (Eksisting):
PP 5/2021, PP 22/2021, Permen LHK 4/2021

Rendah (R)* NIB + SPPL


www.oss.go.id Aliran data
SPPL dan Amdalnet Pengawasan
Validasi Menengah PKPLH
Pelaku Usaha NIB + SS +
risiko sesuai Rendah
Input : SPPL + PKPLH
PP5 (MR)**
otomatis
• KBLI Termasuk Penetapan
• Memilih validasi tata resiko dan
ruang ruang dan kewenangan
lingkup kewenangan NIB + SS belum
• Lokasi penerbitan Menengah
terverifikasi +
• Nilai perizinan Tinggi (MT)***
SPPL
Investasi berusaha
• TKI/TKA sesuai PP 5 Aliran Data SPPL Amdalnet
• dll

Tinggi (T)*** NIB + SPPL


*1.007 KBLI langsung terbit SPPL: risiko R, atau risiko
MT/T pada sektor jasa/tanpa sarana & prasarana, pada
Lamp PP 5/2021; atau dengan parameter lingkungan SS terverifikasi +
semua besaran SPPL pada Lamp 1 Permen LHK 4/2021. SKKL/PKPLH (untuk
**439 KBLI langsung terbit SPPL+PKPLH Otomatis: risiko Pelaku Usaha menyusun dokumen Amdal atau UKL/UPL atau Pelaku Usaha tingkat risiko MT)
MR pada Lamp PP 5/2021 dan/atau risiko MR pada tidak perlu (sesuai hasil penapisan parameter), untuk dilakukan memenuhi
verifikasi oleh KemenKLHK/Dinas KLHK (sesuai kewenangan), persyaratan Izin + SKKL/PKPLH
Lamp 1 Permen LHK 4/2021.
dalam rangka penerbitan SKKL atau PKPLH sesuai NSPK K/L (untuk tingkat
***584 KBLI dengan penanaman parameter lingkungan
sesuai Lamp 1 Permen LHK 4/2021, dan 211 KBLI risiko T)
sektor non-jasa/memerlukan sarana & prasarana
dengan penanaman parameter . “multisektor (7x3)”
20
PBG dan SLF:
PP 5/2021, PP 16/2021 Elemen data:
Existing Form + SSO 1. Legalitas
Minimal Integration 2. NIB
OSS menggunakan form 3. KBLI
perizinan yang sudah ada dan 4. Lokasi Usaha
mengirimkan elemen yang Persetujuan KKPR 5. Status Kawasan
sudah ada ke SIMBG Terbit Persetujua 6. Status Lahan
Elemen data yang sudah ada di n 7. Luas Lahan
OSS hanya 8 dari 17 elemen data Lingkunga 8. Jenis Dokumen Lingkungan
yang dibutuhkan oleh SIMBG
n 9. Parameter Lingkungan
SIMBG mengirimkan data Validasi 10. Status Persetujuan KKPR Terbit
permohonan ke OSS setelah KKPR Persetujuan Lingkungan
pemohon input. Data permohonan Terbit
PBG dimapping dengan KKPR,
dimana 1 KKPR bisa mempunyai Persetujuan Elemen data:
banyak PBG. 1. Legalitas (Data Pemilik Bangunan)
KKPR Persetujuan KKPR 2. NIB
Pemohon bisa melihat Terbit 3. KBLI
progress PBG dari OSS
berdasar data update dari Elemen data: Elemen data: 4. Lokasi Usaha (Alamat Bangunan)
SIMBG. 1. Legalitas 5. Status Kawasan
1. Legalitas
2. NIB 2. NIB (jika ada) 6. Status Lahan
Pros
- Development minimum di PBG dan 7. Luas Lahan
3. KBLI 3. KBLI
kedua sistem
4. Lokasi Usaha 4. Lokasi Usaha SLF 8. Persetujuan KKPR & Persetujuan
Cons 5. Status Kawasan 5. Status Kawasan Lingkungan
- Informasi PBG tidak 6. Status Lahan 6. Status Lahan 9. KDB
diinput di OSS dari awal, 10.
OSS mendapatkan data 7. Luas Lahan 7. Luas Lahan
dari PBG setelah 8. Koordinat Polygon/Point 8. KDB KLB
11. KTB
pemohon input 9. Status Bangunan 9. KLB 12. KDH
- Pemohon akan diredirect
10. Jumlah Bangunan 10. KTB (apakah dibutuhkan?) 13. KGB
ke aplikasi SIMBG lewat
mekanisme SSO 11. Jumlah Lantai 11. KDH (apakah dibutuhkan?) 14. Sepadan Bangunan
- Permohonan PBG baru 15. Sepadan Jalan
bisa diinput di SIMBG 12. Luas Lantai Total 12. KGB (apakah dibutuhkan?)
setelah KKPR diterbitkan 13. Sepadan Bangunan (apakah dibutuhkan?) 16. Luas Bangunan
14. Sepadan Jalan (apakah dibutuhkan?) 17. Tinggi Bangunan
21
Alur Pemrosesan PBG & SLF (Eksisting)

1. Tombol Pengajuan PBG/SLF muncul setelah KKPR 2. Masuk ke halaman PBG/SLF, klik tombol Tambah 3. Mengisi formulir bangunan dan gedung untuk acuan di
Terbit Gedung untuk pengisian form PBG/SLF SIMBG. Kemudian klik simpan

5. Proses sirkulir persetujuan Perizinan PBG/SLF di


SIMBG

6. Jika Pengajuan Ijin PBG/SLF sudah disetujui, dokumen Kendala penerbitan PBG oleh Pemerintah 4. Data Izin awal Bangunan dan Gedung sudah muncul di daftar
persetujuan dapat dilihat melalui klik tombol Cetak Kabupaten/Kota: keterbatasan Tenaga Profesi Ahli Izin PBG/SLF, kemudian klik tombol Lengkapi / Edit data di
Dokumen PBG/SLF (TPA), tidak terbitnya SKRD PBG karena belum SIMBG untuk melengkapi detail PBG/SLF di
tersedianya Perda Retribusi Daerah. SIMBG
22
± 10% dari Total UMKM Nasional yang Diterbitkan NIB

6,55 Juta NIB telah Diterbitkan


99,3% (6,51 Juta NIB) untuk UMKM,
Pengaruh 98,9% (6,49 Juta NIB) untuk UMK
UMKM 96,2% (6,3 Juta NIB) untuk Usaha Mikro
terhadap Periode: 4Ags21 – 26Nov23 Pk. 22.56 WIB
perekonomian
Indonesia

97% 65,5 Juta 60,3% 14,4%


Serapan Kontribusi Kontribusi
Unit
Tenaga Kerja terhadap PDB terhadap
UMKM
Ekspor
Nasional

Sumber: ASEAN Investment Report, 2022.

Sumber: Kementerian Investasi/BKPM,


2023.
23
Pemberdayaan UMK/UMKM melalui Sistem
OSS

1 2


24
HO/SKDU/SITU dan TDP Tidak Diberlakukan; NIB sebagai pengganti SIUP
dan Perizinan Tunggal bagi UMK berkegiatan usaha Risiko Rendah

Pasal 110
Staatsblad Tahun 1926 Nomor 226 juncto Staatsblad Tahun 1940 Nomor 450 tentang Undang-Undang Gangguan (Hinderordonnantie) dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.  Hinderordonnantie (HO)/Surat Keterangan Domisilli Usaha (SKDU)/ Surat Izin Tempat Usaha (SITU) tidak diberlakukan.

Pasal 116
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 32141, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.  Tanda Daftar Perusahaan (TDP) tidak diberlakukan.

UU No. 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Perppu No. 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi UU

(1) Perizinan Berusaha untuk kegiatan usaha dengan tingkat Risiko NIB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku juga
rendah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf a sebagai:
berupa NIB yang merupakan identitas Pelaku Usaha sekaligus legalitas untuk a. angka pengenal impor sebagaimana dimaksud dalam peraturan
melaksanakan kegiatan usaha. perundang-undangan mengenai angka pengenal impor;
(2) NIB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk kegiatan usaha dengan
tingkat Risiko rendah yang dilakukan oleh UMK, berlaku juga sebagai: b. hak akses kepabeanan sebagaimana dimaksud dalam peraturan
perundang-undangan di bidang kepabeanan;
a. Standar Nasional Indonesia (SNI) sebagaimana dimaksud dalam c. pendaftaran kepesertaan Pelaku Usaha untuk jaminan sosial
peraturan perundang-undangan di bidang standardisasi dan penilaian kesehatan dan jaminan sosial ketenagakerjaan; dan
kesesuaian; dan/atau d. wajib lapor ketenagakerjaan untuk periode pertama Pelaku
b. pernyataan jaminan halal sebagaimana dimaksud dalam peraturan Usaha.
perundang-undangan di bidang jaminan produk halal.

Pasal 12 PP No. 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Pasal 176 ayat (5) PP No. 5 Tahun 2021
Berbasis Risiko 25

Anda mungkin juga menyukai