Anda di halaman 1dari 35

TANGGAPAN DALAM SOSIALISASI PEMANFAATAN DATA

MOBILE POSITIONING DATA (MPD) DALAM PERHITUNGAN


WISATAWAN NUSANTARA

Istasius Angger Anindito, SE, MA


Kepala Subdit Pariwisata di Direktorat Industri, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif

Jakarta, 18 Desember 2020


1
Total alokasi dukungan Kementerian/Lembaga untuk 2
pembangunan pariwisata pada tahun 2021 adalah sebesar
Rp 9.991.659,7 juta
86,5% dialokasikan untuk 5 DPSP
Distribusi Proyek

Danau Toba Borobudur Lombok Labuan Bajo Likupang


Rp 1.338.618,8 Jt Rp 4.262.705,3 Jt Rp 1.432.525,5 Jt Rp 1.016.052,6 Jt Rp 592.590,0 Jt

ALOKASI 49 Proyek 88 proyek 44 Proyek 44 Proyek 30 Proyek

ANGGARAN Kementerian/Lembaga
KemenPUPR: Rp 6.323.173,4 Kementerian Perhubungan: Rp

TAHUN 2021 Juta (64,78%)

Kemenparekraf: Rp 797.800,0 Juta (8,2%)


1.657.766,2Juta (17,0%)

Badan Koordinasi Penanaman


UNTUK PENGEMBANGAN 5 Modal: Rp 25.269,6 Juta (0,1%)
DESTINASI SUPER PRIORITAS
(DPSP)
Total alokasi DAK Fisik Bidang Pariwisata pada tahun 2021 adalah sebesar
Rp 629.847,0 juta
38% dialokasikan untuk 5 DPSP
Dampak Ekonomi Penyelenggaraan
IMF-World Bank Meeting Okt-2018
Pembelajaran : IMF-WB Annual Meeting 2018
REPUBLIK
INDONESIA Total Dampak Ekonomi Langsung

TOTAL DAMPAK LANGSUNG


Rp 5,492 T
TERHADAP EKONOMI BALI
(2017-2018)

Antara lain berasal dari :

Rp 3,05 Triliun Rp 582 Miliar


INVESTASI INFRASTRUKTUR (2017-2018) PENGELUARAN PESERTA (2018)

Sumber: Survei Bappenas & LPEM UI, Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Kementerian Pariwisata, Kementerian PUPR, Kementerian KUKM, dan OJK (2018)

GARUDA WISNU KENCANA PELABUHAN BENOA TPA SARBAGITA SUWUNG UNDERPASS NGURAH RAI APRON BANDARA

Percepatan penyelesaian patung Perluasan areal parkir pelabuhan Penataan ulang fasilitas TPA Pembangunan untuk Penambahan fasilitas apron
GWK mengantisipasi kemacetan di Bali berkapasitas 6 pesawat wide/10
pesawat narrow
4
REPUBLIK
IMF-WB AM 2018 Meningkatkan Arus Devisa ke Indonesia
INDONESIA

Selama penyelenggaraan IMF-WB Annual Peserta IMF-WB AM 2018 dari luar negeri
Meeting 2018 terdapat arus devisa masuk ke melakukan pengeluaran yang lebih tinggi
Indonesia yang mencapai Rp.396 Miliar dibandingkan wisatawan mancanegara
biasa

Rincian Arus Devisa Masuk Selama Rata-rata pengeluaran Wisatawan di Indonesia


IMF-WB AM 2018 (dalam USD)

2.797

Rp 341 Miliar
PENGELUARAN PESERTA (2018)

1.070
2.6x

Rp 55 Miliar
PENGELUARAN OPERASIONAL (2017-2018)

Wisatawan Asing Peserta LN IMF-WB AM*

5
Kebutuhan Data dan Informasi di 5 DPSP
bagi policy maker:

1. LOMBOK
Skenario Pengembangan
Proyeksi Wisatawan ITMP
25
0 5
Pengembangan Akselerasi Penetrasi Pasar Diversifikasi Memastikan
Infrastruktur Pariwisata Produk Keberlanjutan

14.000.000 Fase Ke - 1 Fase Ke - 2 Fase Ke - 3 Fase Ke - 4 Fase Ke - 5 Proyeksi


6,2% 10,7% 7,9% 5,9% 3,9% RIDPN
12.000.000
11,6 Juta
8.000.000
6,1%
Pertumbuhan
6.000.000 rata - rata

Gempa bumi
4.000.000
Lombok
Pertumbuhan
2.000.000
2,1% Natural
Pertumbuhan 4,1 Juta
rata - rata
0
2018 2024 2029 2034 2039 2044
Nusantara Nusantara Nusantara
Gempa Juli-Agustus 2018 1,3 juta 1,9 juta 6,3 juta
Mancanegara Mancanegara Mancanegara

1,1 juta 1,6 juta 5,3 juta 7


Skenario Pengembangan
Daya Dukung
Kepariwisataan
1.7
KTA
Gili- Mataram Gili- juta 593K 237K
Senggigi 2.8 juta
3 juta pengunjung/ Senggigi
pengunjung/ tahun
Rinjani
tahun
1.9
juta
Pantai Rinjani Mataram 182K
Selatan
7.7 juta
1 juta 177K
pengunjung/
tahun
pengunjung/
tahun 2.1 691K Tetebatu

Non juta Praya


KTA 996K
Praya Tetebatu
996k
pengunjung/
182k
pengunjung/ 1.3
tahun tahun juta
Legenda:

1.4 2.1 552K Jumlah


pengunjung

15.7 juta
juta 287K
juta 1.9
Pantai juta >2 mil 1-2 mil 0.5-1 mil <0.5 mil
pengunjung/ visitor/yr visitor/yr visitor/yr visitor/yr

tahun Selatan 8
Skenario Pengembangan
ITMP Tahap 1 (2020-2024)
1,500
Kolaborasi infrastruktur
dari pemerintah dan
dukungan investasi dari
swasta 2,200
+2,200

4,000

+750
+1,700

+9,000
Existing Room Keys

Additional Room Keys


+1,000

100 +3,100
9
Skenario Pengembangan
Distribusi Kamar Hotel Wisatawan Muda dan
Wisatawan Petualang
Di Tahun 2044 Petualang
dan Penjelajah
1,4%
1.500
3%
8,1% 2.400 2,6%
Wisatawan Kreatif 1.600
7.600

8,2% Wisatawan
Penjelajah Wisatawan
7.700
1,4% 1% 1,4% Penjelajah
2018 : 8.800 kamar 1.300
900
1.300
Tambahan : 83.150 kamar Wisatawan terkait
Bisnis 11% Wisatawan Petualang
2044 : 91.950 kamar 9.800

Wisatawan Muda
5%
dan Petualang 8,2% 4.500
7.700
Wisatawan
Penjelajah
15,8% 2,2%
Wisatawan dengan waktu
Menginap yang cukup lama
5% 11,4% 14.700
2.000
4.600 10.600 Wisatawan dengan waktu
13% Menginap yang cukup lama
12.000
Wisata Massal 10
KERANGKA LOGIS ITMP/RIDPN
INTEGRATED TOURISM MASTER PLAN / RENCANA INDUK DESTINASI PARIWISATA NASIONAL

RIDPN

Perpres
RIDPN

11
Kebutuhan Data dan Informasi di 5 DPSP
bagi policy maker:

2. Borobudur dskt
SKENARIO PEMBANGUNAN:
D E KO N S E N T R A S I

Strate gi:
1 Mengatur jumlah pengunjung ke Candi dalam rangka
pelestarian (visitor management plan) dengan
menyebarkan pengembangan atraksi lain di sekitarnya

2
Merestorasi zona pelestarian Borobudur dan
Prambanan sesuai konvensi warisan dunia

3 Mengembangkan kekhasan Bale Ekonomi Desa


(balkondes)/ Desa Wisata eksisting untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di sekitar Candi

4 Mengurai kemacetan dan memberikan alternatif akses


menuju atraksi

5 Memperpanjang masa tinggal wisatawan dengan


memperkaya jenis wisata non candi
P R OY E K S I P E N D U D U K D A N W I S A T A W A N

Strate gi:
• Infrastruktur disiapkan untuk melayani
penduduk dan wisatawan

• Sampai dengan 2045 jumlah wisatawan


yang ke BYP diperkirakan mencapai
23.584.900 orang, meningkat dari
13.391.084 orang padaTahun 2018
RENCANA PENGEMBANGAN KESELURUHAN

Pentahapan

Tahap I (2020 – 2024)


Fokus di klaster inti KTA BYP
Tahap II (2025 – 2030)
Pengembangan ke arah selatan
dari BYP
Tahap III (2031 – 2035)
Pengembangan ke arah utara
timur dari BYP
Tahap IV (2036 – 2040)
Pengembangan ke arah utara
barat dari BYP
Tahap V (2041 – 2045)
Pengembangan ke regional Jabar,
Jatim termasuk Karimunjawa
15
J A L A N P E N D U K U N G PA R I W I S A T A
( TO U R I S M R E L E VA N T R OA D )
M E N J A D I P R I O R I TA S
Rencana Pengembangan
Kawasan Wisata Utama Borobudur

Rencana Pengembangan
1. Membangun kekuatan dan pengembangan produk A. Zona Pariwisata Budaya F. Zona Amenitas - Segmen
yang ada, termasuk pengelolaan pengunjung (Visitor Utama Borobudur - Blondo - Palbapang Rencana Aksesibilitas
Pawon - Mendut - G. Zona Pariwisata Urban -
Management) (INTENSIFIKASI) Ngawen Gerbang Kawasan 4 Lokasi 1. Peningkatan Jalan Provinsi Salaman – Borobudur
2. Menciptakan produk pariwisata yang beragam yang B. Zona Pariwisata Campuran H. Zona Amenitas - Kota 2. Peningkatan Jalan Kabupaten Magelang ruas Borobudur -
menarik bagi pasar yang berbeda (DIVERSIFIKASI) Balkondes Magelang
3. Mempertahankan karakter pedesaan dan bentang C. Zona Pariwisata Berbasis I. Zona Amenitas - Kota Pakem.
pandang alam sekitar (cultural landscape/pusaka Alam Bukit Menoreh Magelang - Salaman
D. Zona Permukiman J. Zona Pariwisata Berbasis 3. Peningkatan Jembatan Kabupaten Magelang menuju
saujana) Alam - Kec.Tempuran
Mertoyudan - Mungkid Balkondes
4. Menyediakan berbagai peluang wirausaha dan E. Zona Amenitas - TOD K. Zona Pelestarian Bekas
pekerjaan bagi masyarakat desa sekitar Palbapang Danau Purba 4. Penyediaan layanan bus shuttle Wisata Borobudur dari
5. Pemerataan dan penyebaran pariwisata antara
rencana stasiun kereta api-anjungan cerdas Palbapang ke
Borobudur dan wilayah di sekitarnya, termasuk
Kecamatan di Kab.Magelang. terminal Borobudur dan tempat parkir.
Rencana Pengembangan
Kawasan Wisata Utama Kota Yogyakarta

Rencana Aksesibilitas
A. Zona Pariwisata Budaya Utama
K. Zona Amenitas Stasiun Tugu 1.Penataan Pedestrian pada sumbu filosofi dan Kotagede
Panggung Krapyak
L. Zona Amenitas Terminal Jombor
B. Zona Permukiman Tema Khusus 2.Penyediaan layanan bus shuttle ke destinasi wisata di KTA
dan Condong Catur
Kampung Mijen
Rencana Pengembangan M. Zona Permukiman Mergangsan- Yogyakarta
C. Zona Pariwisata Campuran
1. Menceritakan sejarah Yogyakarta dalam satu Danurejan-Umbulharjo
Plengkung Gading-Panggung Krapyak
kerangka yang utuh dan berkesinambungan N. Zona Permukiman Kotagede
D. Zona Amenitas Tema Khusus Kraton
2. Pemerataan Pengunjung antara Sub-KTA Sumbu O. Zona Pariwisata Budaya Utama
E. Zona Pariwisata Urban Berwawasan
Kotagede
Filosofis dan Sub -KTA Kotagede. Lingkungan Kali Code
P. Zona Amenitas Adisucipto
3. Memulai Prototipe kawasan pariwisata ideal F. Zona Pariwisata Budaya Utama
Q. Zona Pariwisata Pariwisata
berbasis prinsip Ecodistrict di Kawasan Kraton
Urban Berwawasan Lingkungan
Gajahwong G. Zona Amenitas Tema Khusus Kraton
Kali Gajah Won
4. Menyebarkan wisatawan ke berbagai KSPN H. Zona Amenitas Terminal Ngabean
R. Zona Amenitas Terminal
I. Zona Pariwisata Urban Berwawasan
potensial lainnya seperti KSPN Pantai Selatan, Giwangan
Lingkungan Kali Winongo
KSPN Gunung Karst Gunung Kidul, KSPN Merapi- S. Zona Permukiman Tegalrejo
J. Zona Pariwisata Campuran
Merbabu, KSPN Dieng yang saat ini belum Margoutomo-Kotabaru dan
dikembangkan dengan baik. Malioboro-Margomulyo-Pakualaman
Rencana Pengembangan
Kawasan Wisata Utama Prambanan

Rencana Pengembangan Rencana Aksesibilitas


1. Menjadikan wisata Candi Prambanan
A. Zona Pariwisata Budaya Utama Prambanan – 1. Pembangunan Jalan Provinsi D.I Yogyakarta baru, ruas Prambanan Lemahabang.
menjadi sebuah paket wisata sejarah yg
Bugisan 2. Rehabilitasi Jalan Kabupaten Klaten, Dengok – Candi Sewu – Candi Plaosan dan
holistik. B. Zona Pariwisata Budaya Utama Bokoharjo
2. Meningkatkan konektivitas rute wisata KTA C. Zona Pariwisata Budaya Utama Kalasan Tlogo – Candi Sewu.
Prambanan - Candi Plaosan/Gana - Candi D. Zona Amenitas - Segmen Jl. Raya Solo – 3. Rehabilitasi jalan Kabupaten Sleman, ruas Marangan - Nglengkong – Ledoksari
Bukit Ijo Prambanan
4. Peningkatan Jalan dan Jembatan Provinsi D.I Yogyakarta Ruas Tawang –
3. Mengembangkan potensi wisata alam E. Zona Amenitas - Segmen Jl.Opak – Bokoharjo
lainnya di area TDA Prambanan. F. Zona Permukiman - Bugisan dan Kalasan Ngalang.
4. Mengembangkan perekonomian warga G. Zona Permukiman – Bokoharjo 5. Penyediaan layanan bus shuttle Wisata Prambanan
sekitar TDA Prambanan dengan aktivasi H. Zona Pariwisata Berbasis Alam – Bugisan
desa wisata sebagai pusat akomodasi dan I. Zona Pariwisata Berbasis Alam – Bokoharjo
amenitas untuk wisatawan. J. Zona Pariwisata Berbasis Alam - Sungai Opak
Kebutuhan Data dan Informasi di 5 DPSP
bagi policy maker:

3. Danau Toba
PROYEKSI PERTUMBUHAN

Masa kritikal: 2020-2025


• Peningkatan kualitas destinasi:
standarisasi, branding, sarpras
• Penetrasi pasar: memeroleh pangsa
yang lebih besar dari pasar yang ada,
melalui pengembangan produk
(beragam, tematik, dan banyak pilihan)
• Peningkatan kinerja kelembagaan:
SDM (standarisasi & sertifikasi),
organisasi, regulasi

Proyeksi Devisa: rata-rata pengeluaran


wisatawan mancanegara naik dari USD
600 (2018) menjdi USD 700 (2025) dan
USD 1000 (2045), sehingga total devisa
mencapai USD 1 miliar pada tahun 2045.

21
dari Medan / Kualanamu
via Berastagi
STRATEGI PENGEMBANGAN

dari Medan/ 1. Berfokus di 4 Kawasan Wisata Utama


KWU 6: MEREK Kualanamu (KWU): Parapat, Simanindo, Balige dan
NATURE-ECO Pangururan, lalu diperluas ke Merek dan
Muara

KWU 1: PARAPAT 2. Pengendalian pengembangan pariwisata


dari NAD KWU 2: SIMANINDO
MICE + RECREATION di Parapat dan Simanindo sesuai daya
CULTURE
dukung
KWU 3. Pengembangan Pangururan sebagai pusat
Parapat + Sibisa geotourism
Simanindo
Pangururan
Balige 4. Peremajaan Balige, dan perluasan pusat
KWU 3: PANGURURAN kegiatan bersama dengan Muara
Merek KWU 4: BALIGE
Muara – Baktiraja GEOTOURISM
URBAN HERITAGE 5. Pengembangan wisata alam di Merek
Clustering
Pintu Kedatangan – Darat
6. Peningkatan akses eksternal dan
Pintu Pariwisata – Udara
Koridor Internal
penguatan konektivitas internal
Pertumbuhan Pariwisata KWU 5: MUARA
CULTURE + GEOLOGY

dari Tarutung / Sibolga 22


BEBERAPA QUICK WINS ITMP DANAU TOBA
ZONA PARAPAT: ZONA PANGURURAN ZONA PRIORITAS SIMANINDO
TUKTUK
REVITALISASI
PANTAI BEBAS

SESUDAH
SEBELUM

Before

ZONA PRIORITAS
BALIGE
POROS UTAMA KOTA/
PASAR BALERONG

PELATIHAN SDM
GEOWISATA PRAKTEK HIJAU PEMANFAATAN
TEKNOLOGI INFORMASI
After SESUDAH
SEBELUM

Menara Tele
23
Outlook 2020-2022
Proyeksi Perjalanan Internasional (International Outbound)

World Bank Oxford Economics

Inbound arrivals by scenario, 2005-25, World


mns
2,000 Uncertainty

Thousands
1,800 Pre-Coronavirus forecast
1,600
Previous forecast
1,400
Baseline
1,200
1,000
800
600
400
200
0
2005 2007 2009 2011 2013 2015 2017 2019 2021 2023 2025

Source: Tourism Economics

• Bank Dunia memprediksi bahwa perbaikan untuk perjalanan internasional akan dimulai pada semester 3
tahun 2021 (skenario pesimis) dan dimulai dari triwulan 1 2021 (skenario optimis)
• Oxford Economics memproyeksikan proses pemulihan sama seperti Bank Dunia dan perjalanan pariwata
hingga tahun 2025 belum berhasil mencapai titik business as usual dalam kondisi tidak terjadi Covid-19. 25
Proyeksi Pembangunan Sektor Pariwisata pada RKP 2021-2022

Wisatawan Mancengara (2020-2024) Devisa Pariwisata (2020-2024) Tenaga Kerja Pariwisata

14,9
Juta tenaga kerja
-2,6 Juta Orang
pariwisata (2019) terdampak COVID

▪ + 1 Juta tenaga kerja menganggur penuh/ berpindah ke


sektor lain.
▪ Penurunan Wisman 2020 diproyeksi sebesar 12 ▪ + 1,2Juta tenaga kerja mengalami pengurangan jam
▪ Nilai Devisa Pariwisata 2020 diproyeksikan
Juta orang. kerja/ dibayar setengah/ setengah menganggur.
menurun sebesar USD 15 miliar.
▪ Kunjungan Wisman berkurang 42 juta wisman ▪ + 400 ribu tenaga kerja pariwisata formal beralih ke
▪ Kerugian sektor pariwisata diperkirakan sebesar
selama lima tahun kedepan dan akan pulih di tenaga kerja pariwisata di sektor informal.
USD 30-51 miliar selama lima tahun ke depan.
akhir 2023 atau 2024.

PDB Sektor Pariwisata (2020-2024) Proyeksi dan Target Sektor Pariwisata Tahun 2022

▪ PDB Sektor Pariwisata pada


Pemulihan Kontribusi Sektor Pariwisata tahun 2020 diproyeksikan Indikator 2019 2020F 2021T 2022T
(% kontribusi dalam PDB) hanya mencapai 4,0%
6 ▪ Pada tahun 2022 Wisman (Juta Kedatangan) 16,1 2,8-4,0 4,0-7,0 8,5-10,5
5,5 diproyeksikan PDB sektor
pariwisata mencapai 4,3%, Wisnus (Juta Perjalanan) 282,9 120-140 180-220 260-280
5
masih jauh dibawah
4,5
kontribusi tahun 2019
Devisa (USD Miliar) 18,5 3,3-4,9 4,8-8,5 10,6-13,1
4 sebesar 4,8%.
3,5
Tenaga Kerja (Juta Orang) 14,9 13,9 14,3 14,7
▪ Hingga tahun 2024,
3 kontribusi sektor pariwisata Kontribusi thd PDB (%) 4,8* 4,0 4,2 4,3
2,5 diperkirakan hanya
2019 2020 2021 2022 2023 2024 mencapai 4,9%. Index TTCI 40 N.A. 36-39 N.A
*Angka 2020 adalah Forecasting; Angka 2021 dan 2022 adalah Target 26
Masih terjadi peningkatan kasus COVID-19
di destinasi pariwisata di Indonesia
Provinsi BALI Provinsi DKI Jakarta

Provinsi DIY Provinsi Jateng

Provinsi NTB Provinsi Sumut

Kasus COVID-19 belum menunjukkan puncak


Per tanggal 17 Desember 2020:
Kasus COVID-19 di Indonesia: 636 ribu orang
Dengan kasus harian tertinggi: 8.369 orang (3 Des)
Provinsi NTT Provinsi Sulut
Beberapa Destinasi Pariwisata memiliki kasus COVID-19 yang Tinggi
Diantaranya termasuk beberapa provinsi yang menjadi destinasi pariwisata
super prioritas dan destinasi pariwisata unggulan di Indonesia yang belum
menunjukkan penurunan kasus COVID-19 secara signifikan.

27
Berbagai Indikator Pariwisata Menunjukkan Pemulihan Sejak Triwulan-III
Perlu Diiringi dengan Pengendalian Penyebaran Virus yang Prima
Data hingga September-2020.
Sumber: BPS, BI
Jumlah Kunjungan Wisman Tingkat Penghunian Kamar Lama Tinggal Wisatawan PDB Akomodasi & Makan
(Ribu Orang) (Persen) (Hari) Minum
(Growth, %, YoY)
1.600 70
153,5 2,4 Akomodasi Makan Minum
1.400 60
32,12 2,2
1.200 50 20
2 1,73
1.000 40 10 -8,05
800 1,8 0
30 1,6 -10
600
400 20 1,4 -20 -28,03
10 1,2 -30
200 -40
0 0 1 -50

Jan

Jan
Jan

Jan

Jan

Jan
Apr
Jul

Apr
Jul

Apr
Jul

Apr
Jul

Apr
Jul

Apr
Jul
Okt

Okt

Okt

Okt
Jan

Jul

Jan

Jul

Jan

Jul
Apr

Apr

Apr
Okt

Okt

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
2018 2019 2020 2018 2019 2020 2018 2019 2020 2018 2019 2020

Ekspor Jasa Perjalanan Penumpang Angkutan Udara Penumpang Kereta Api Penumpang Kapal Laut
(Juta USD) Domestik (Juta Orang) (Juta Orang)
(Juta Orang)
5.000 40,0 2,5
10,0
4.000 30,0 2,0
8,0
3.000 1,5 1,06
6,0 20,0 11,43
2.000 97,6 1,0
4,0 1,89 10,0 0,5
1.000 2,0

00 0,0 0,0 0,0

Jan

Jan

Jan
Jul

Jul

Jul
Apr

Apr

Apr
Jan

Jan

Jan
Jan

Jan

Jan

Jul

Jul

Jul

Okt

Okt
Apr

Apr

Apr
Apr
Jul

Apr
Jul

Apr
Jul

Okt

Okt
Okt

Okt

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
2018 2019 2020 2018 2019 2020 2018 2019 2020 2018 2019 2020
28
Sebagai Leading Sector, Pemulihan Pariwisata akan Membantu Pemulihan Sektor
Lain dalam Rantai Pasok Pariwisata (Tourism Value-chain) TD/B/C.I/EM.5/2

Figure 3
Tourism value chain Rantai Pasok Pariwisata Dampak Pembangunan Pariwisata
Penerbangan, hotel,
Travel Marketing Organization of travel Travel goods
Dampak Langsung penyedian makanan
Transportasi

agencies (luggage, clothes)

minuman, transportasi darat,


convention, pusat
Tour Vehicle
operators rental perbelanjaan, olahraga,
Air Water travel
Transport transport (cruises) wahana, dll.
Regional Taxis
transit
Dampak Tidak Langsung Katering, suplier makanan,
sayur, bunga, penyedia
toileries, dll.
Security and Management and Real estate Engineering and
maintenance business services development architectural
Dampak Terinduksi
Pariwisata

services services Perawatan, desain dan


Hotel operation
Accommodation percetakan, iklan, dll.
(hotels, resorts) Hotel construction

Marketing
Construction
materials and
Financial
services Membayar sektor Pendidikan, kesehatan, bank,
Telecom Booking
services systems equipment
lainnya real estate, telekomunikasi
Sumber: BPS, WTTC, Kementerian Parekraf/ Baparekraf, diolah 2020
Catering Agricultural products
services and processed foods
Accommodation and • Pemulihan pariwisata dapat digunakan sebagai momentum untuk memperkuat rantai
Perdagangan, Ekraf
Pertanian, Industri,

entertainment
Entertainment
services
Equipment
pasok pariwisata yang mencakup layanan infrastruktur dasar dan konektivitas,
Crafts and
amenitas pariwisata, penyediaan produk pariwisata dan ekonomi kreatif, perdagangan
souvenirs
Retail
Shopping
dan layanan keuangan; dll.
Consumer
goods • Pengembangan pariwisata dapat diperkuat dengan mempekuat keterkaitan setiap
Theme
sektor pendukung dimana klaster destinasi/daya tarik wisata dapat didukung oleh
parks
Natural and Tour
klaster pemasok pangan, klaster pemasok kerajinan, klaster hub pariwisata (transit dan
cultural Recreational, cultural and sporting operators
Events
destinations activities akomodasi), dll.
Sumber: Sustainable Tourism : Contibution to Economic Growth and Sustainable Development, UNCTAD, 2013
29
Source: ECLAC, on the basis of Gollub J, Hosier A and Woo G (2003). Using Cluster-Based
Research Based Policy
Data, informasi, respons kebijakan, kesejahteraan
Pemulihan Pasar Wisatawan Nusantara

Domestic Resilience Index*


180 ▪ Dalam jangka pendek, pemulihan sektor
160 Average of selected
pariwisata akan difokuskan pada
140 countries peningkatan wisatawan nusantara.
Domestic is relatively
120 more important Peningkatan wisnus akan bergantung pada
keberhasilan penanganan Covid-19 dan
100
penerapan protokol kesehatan yang disiplin.
80
60 ▪ Peningkatan wisnus lebih cepat pulih
40 dibandingkan wisman ditandai dari aktivitas
20
transportasi nasional yang cenderung
meningkat.
0

UK
US

Indonesia

Iran

India
Mexico
Nigeria

Japan
Peru

Poland
China

Germany

France

Turkey
Canada
Russia

Spain
Australia

Vietnam

South Korea
Malaysia

Italy
Brazil

Saudi
Thailand
Target Pembangunan Wisatawan Nusantara
(Juta Perjalanan) 2020-2024 sebagai berikut

*Domestic travel as a share of domestic and arrivals combined; 2019 data; overnight travel only 400 335
Source: Tourism Economics 315
282 280
Penumpang Kapal Laut Penumpang Pesawat Penumpang Kereta Api 300
(Juta Orang) Domestik 220 300 320
(Juta Orang)
(Juta Orang) 200 260
140
2,5 40,0
10,0
180
2,0 30,0 100
1,5 1,06 8,0 120
6,0 20,0 11,43
1,0 0
4,0 1,89 10,0
0,5 2,0 2019 2020 2021 2022 2023 2024
0,0 0,0 0,0
Pesimis Optimis
Jan

Jan

Jan
Jan

Jan

Jan

Jan

Jan

Jan
Mei

Mei

Mei

Mei

Mei

Mei

Mei

Mei

Mei
Sep
Sep

Sep

Sep

Sep

Sep

Sep

Sep

Sep
2018 2019 2020 2018 2019 2020 2018 2019 2020 31
Mobilitas Masyarakat Selama Pandemi COVID-19

Mobilitas masyarakat terutama untuk ritel dan rekreasi (menggambarkan konsumsi ritel dan leisure), serta stasiun transit
(menggambarkan konsumsi transportasi) masih di kisaran 20 persen lebih rendah daripada kondisi sebelum pandemi

Mobilitas Indonesia
Deviasi terhadap Baseline (persen)
40,0
16 – 31 Mar
30,0
20,0
-19,5%
10,0
0,0 1 Apr - 30 Juni

-10,0 -24,1%
-20,0
-30,0 1 Jul – 30 Sept

-40,0 -12,0%
-50,0
-60,0 1 Okt – 20 Nov

-70,0 -11,8%
-80,0
23-May
30-May
4-Apr
28-Mar

18-Apr

8-Aug

19-Sep
14-Mar

4-Jul

22-Aug
29-Aug

12-Sep

24-Oct
22-Feb

7-Nov
29-Feb

25-Jul

17-Oct
7-Mar

15-Aug

26-Sep
25-Apr

27-Jun
15-Feb

13-Jun

5-Sep
11-Jul
21-Mar

10-Oct
11-Apr

9-May

1-Aug
2-May

6-Jun

20-Jun

3-Oct

31-Oct
18-Jul

14-Nov
16-May

Retail and Recreation Grocery and Pharmacy Parks Transit Stations Workplaces Residential Average
Sumber: Google Mobility Report (diolah), per 20 November 2020
32
Kondisi Tenaga Kerja Sektor Pariwisata

Tenaga Kerja Pariwisata (2015-2019) Pandemi COVID-19

16,0 14,96 14%


13,85
12,74

14,9
14,0 12,28 12%
12,0 10,36 12% 10%
11%
10,0 10% 11%
09% 08%
8,0 Juta tenaga kerja
06%
6,0 pariwisata (2019)
4,0 04%
2,0 02% -2,6 Juta Orang
0,0 00% terdampak COVID
2015 2016 2017 2018 2019
Tenaga Kerja Pariwisata Share Tenaker Nasional
▪ + 1 Juta tenaga kerja menganggur penuh/ berpindah ke
sektor lain.
Portfolio Tenaga Kerja 2019 ▪ + 1,2Juta tenaga kerja mengalami pengurangan jam kerja/
dibayar setengah/ setengah menganggur.
Tenaga ▪ + 400 ribu tenaga kerja pariwisata formal beralih ke tenaga
Sub Sektor Pariwisata
Kerja kerja pariwisata di sektor informal.
Penyediaan Makan dan Minum untuk
7.754.200
Pariwisata + 4,2 Juta
Perdagangan Penunjang Pariwisata 5.046.542 Target Tenaga Kerja Pariwisata
Penyediaan Akomodasi untuk Pariwisata 695.388 Sektor Formal
14,96
Jasa Pariwisata 558.856 14,7
14,3
Kawasan Pariwisata 304.182
13,9
Kesenian, Hiburan dan Kebudayaan 289.922 + 10,7 Juta
Kegiatan Olahraga dan Rekreasi Lainnya 255.197
Sektor Informal
Angkutan Pariwisata 59.683
2019 2020 2021 2022 33
KESIMPULAN
1. Pemanfaatan MPD untuk sektor pariwisata sudah dilaksanakan secara luas, baik untuk
basis perhitungan wisman, wisnus, hingga perhitungan dampak ekonomi di destinasi
wisata. Metodologi MPD dipadukan dengan metodologi lain seperti CGE dan SUT.
2. Data MPD akan dikoordinasikan oleh 1 (satu) pihak untuk efisiensi dan kemudahan
koordinasi data sharing.
3. Pengembangan MPD di Sektor Pariwisata membantu perkuatan aplikasi “Research
Based Policy”
4. Pariwisata adalah leading sector, oleh karenanya pengembangan kajian kepariwisataan
perlu didorong untuk repositori riset, sehingga kajian dapat berkontribusi positif dalam
penyusunan kebijakan yang efektif dan efisien.
5. Kondisi pariwisata pasca-pandemi merupakan lahan riset yang luas.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai