Anda di halaman 1dari 16

KEANEKARAGAMAN HAYATI

Oleh: Muhammad Fadhil Al Ghozali 27 X MIPA 5


A N
AM
AG
A R TI
EK YA
A N HA
KE

MATERI
A TI
Y
HA I A S IA
AN N ES N U
A M O A
G D I M TI
A I N G A
AR
A TI B A A Y
K I H
N E
H AY Y A T N
E A N A A
K A H A M TI
A N M A N A G A
AT
A G A
AM A R H AY
K R G EK
I NG
K A R A N AN
T N E A E A AM
A K K G
KE ANE Y A R A
K E GN
E KA
AT AN N
F A I L E A
H K
AN B N
M
E BA RIA
E NY S TA
P
E LE
P
PENGERTIAN
Keanekaragaman hayati adalah
kekayaan atau bentuk kehidupan
di bumi, baik tumbuhan, hewan,
mikroorganisme, genetika yang
dikandungnya, maupun
ekosistem, serta proses-proses
ekologi yang dibangun menjadi
lingkungan hidup. (Primack et al.
1998 dalam Kuswanda 2009)
Frasa keanekaragaman hayati sendiri sering pula disebut
sebagai biodiversitas. Biodiversitas ini dapat kita temui di
sekitar kita, berbagai makhluk hidup yang kita temui
menggambarkan adanya perbedaan-perbedaan antara
makhluk hidup yang saling menyeimbangkan.
TINGKATAN KEANEKARAGAMAN
HAYATI
Biodiversitas dapat terjadi pada
berbagai tingkatan kehidupan,
mulai dari organisme tingkat rendah
sampai organisme tingkat tinggi.
Secara garis besar biodiversitas ini
dibagi menjadi tiga tingkat, yaitu
keanekaragaman gen,
keanekaragaman spesies, dan
keanekaragaman ekosistem.
Ekosistem
Gen
Spesies
Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen
Keanekaragaman genetika adalah keaneka-
ragaman individu di dalam suatu jenis.
Keanekaragaman ini disebabkan oleh perbedaan
genetis antar individu. Gen adalah faktor
pembawa sifat yang dimiliki oleh setiap organisme
serta dapat diwariskan dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Dengan demikian individu di
dalam satu jenis membawa susunan gen yang
berbeda dengan individu lainnya. Sebagai contoh
dapat dilihat pada aneka varietas padi (misalnya
Rojo lele, Menthik, dan Cianjur) atau mangga
(golek, harum manis, dan manalagi). Indonesia
Biodiverstiy Strategy and Action Plan 2015-2020
[IBSAP 2016]
Keanekaragaman Hayati Tingkat Spesies
Keanekaragaman jenis [spesies] adalah
keanekaragaman jenis organisme yang
menempati suatu ekosistem, di darat maupun di
perairan. Dengan demikian masing-masing
organisme mempunyai ciri yang berbeda satu
dengan yang lain. Sebagai contoh di Indonesia
ada enam jenis penyu yang berbeda, yaitu penyu
hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys
imbricata), penyu lekang (Lepidochelys olivacea), .
. . yang masing-masing memiliki ciri fisik (fenologi)
yang berbeda. Keanekaragaman jenis tidak diukur
hanya dari banyaknya jenis di suatu daerah
tertentu tetapi juga dari keanekaragaman takson
(kelompok taksonomi yaitu kelas, bangsa, suku,
dan marga). [IBSAP 2016]
Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem
Mencakup keanekaragam bentuk dan susunan
bentang alam, daratan maupun perairan, di mana
makhluk atau organisme hidup (tumbuhan, hewan
dan mikroorgansime) berinteraksi dan membentuk
keterkaitan dengan lingkungan fisiknya. Contoh di
Indonesia ada ekosistem padang rumput, lumut
sampai mintakat padang es (nival) di puncak
pegunungan Jaya Wijaya Papua, hutan hujan
tropik Sumatera dan Kalimantan, bentangan
terumbu karang di Bunaken, ekosistem padang
lamun di Selat Sunda, dan ekosistem lainnya.
[IBSAP 2016]
KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA
Karakteristik Wilayah berapi yang ada di Indonesia menyebabkan
Berdasarkan astronomis, tanah yang ada menjadi subur, terutama di
Indonesia terletak di antara 6° LU pulau Jawa dan Sumatera.
– 11° LS dan 95° – 141° BT yang Keadaan abiotik yang sangat bervariasi
artinya Indonesia berada di ini membuat Indonesia kaya akan jenis flora
daerah tropis. Daerah tropis dan fauna. Indonesia memiliki 10% jenis
memiliki ciri khas di mana suhu tanaman dari seluruh spesies tanaman yang
rata-ratanya adalah antara 26° C ada di dunia, 16% spesies herpetofauna,
– 28° C dengan curah hujan yang 12% spesies mamalia, dan 17% spesies
cukup tinggi (700 – 7.000 burung di dunia. Sejumlah spesies pun
mm/tahun) dan memiliki tanah bersifat endemik yang artinya spesies
yang cukup subur karena tersebut hanya ada di Indonesia dan tidak
pelapukan batuan induk cukup ditemukan di wilayah manapun di seluruh
cepat terjadi. dunia.
Berdasarkan geologi, Contoh flora dan fauna endemik
Indonesia dilewati rangkaian Indonesia di antaranya antara lain burung
pegunungan sirkum Pasifik dan Cendrawasih, burung Maleo, Komodo, Anoa,
Mediterania. Banyaknya gunung dan Rafflesia arnoldii.
Persebaran Organisme
Persebaran makhluk hidup di
muka bumi dipelajari dalam
cabang ilmu biologi yang disebut
biogeografi. Studi tentang
penyebaran spesies ini
menunjukan bahwa suatu spesies
berasal dari satu tempat,
kemudian menyebar ke berbagai
arah dan terjadi diferensiasi pada
spesies tersebut sesuai dengan
keadaan alam yang ditempatinya.
Fauna di Indonesia sendiri mencerminkan daerah biogeografi Australia dan
Oriental. Pembagian wilayah ini dibagi menjadi 3 biogeografi di Indonesia, yaitu
biogeografi oriental, peralihan, dan australia. Batas antara oriental dan
peralihan disebut dengan garis Wallace dan batas antara biogeografi australia
dan peralihan adalah batas weber.
Kepulauan di Indonesia merupakan pertemuan dua biogeografi, yaitu
oriental dan australia. Biogeografi oriental memiliki ciri khas fauna yang sangat
kaya akan tipe mamalia dan biogeografi australia miskin akan jenis mamalia.
Ciri- Ciri Flora di Indonesia

Bagian Timur Bagian Tengah Bagian Barat

banyak terdapat banyak terdapat jenis memiliki jenis


tumbuhan jenis tumbuhan palem meranti-merantian
meranti-merantian yang sedikit
terdapat berbagai banyak terdapat tidak memiliki
jenis tumbuhan rotan tumbuhan paku(paku tumbuhan rotan
dan anggrek
tidak memiliki hutan terdapat hutan kayu
kayu putih putih
memiliki jenis memiliki banyak
tumbuhan sagu yang tumbuhan sagu
sedikit
Ciri- Ciri Fauna di Indonesia Bagian Timur Bagian Tengah Bagian Barat

Mamalia ukuran besar Hewannya endemic : Mamalia berukuran kecil


(hariamau, gajah, tapir). hewan yang hanya ada (wallaby, possum).
di Indonesia
Berbagai jenis kera. Hewan mirip dengan
tipe asia / tipe Australia
Berbagai jenis ikan air Terdapat hewan langka Ikan air tawar dalam
tawar. jumlah yang sedikit
Sedikit burung berwarna Binatangnya sebagai Banyak jenis burung
namun banyak yang sisa hewan purba yang yang berbulu indah atau
bersuara merdu dengan mampu bertahan memiliki beragam warni
ukuran kecil - sedang
Berbagai jenis reptil. Kadal salamander.

Fauna endemik (badak Fauna endemik


bercula satu, burung (cendrawasih, kasuari).
merak, jalak bali, orang
utan).
Tidak ada binatang Terdapat binatang
berkantung. berkantung (kanguru).
Manfaat keanekaragaman hayati bagi manusia

1. Sebagai sumber pangan.


2. Sebagai sumber sandang.
3. Sebagai sumber papan.
4. Sebagai sumber pendapatan.
5. Sebagai bahan obat- obatan.
6. Sebagai bahan kosmetik.
7. Sebagai sumber ilmu pengetahuan.
8. Sebagai aspek budaya.
9. Sebagai penyeimbang ekosistem.
PENYEBAB HILANGNYA
KEANEKARAGAMAN HAYATI
Perkembangan teknologi yang begitu pesat tanpa memerhatikan
keseimbangan alam berdampak pada keanekaragaman hayati di dunia. Kegiatan
manusia ini ada yang berdampak positif dan ada pula yang berdampak negatif.
Dampak negatif dari adanya kegiatan manusia ini misalnya dalam hal kegiatan
ladang berpindah, intensifikasi pertanian, penemuan bibit tanaman dan hewan baru
yang unggul yang mendesak bibit lokal, perburuan liar dan penangkapan ikan
dengan cara tidak tepat, penebangan liar, ladang berpindah, kegiatan manusia lain
yang menyebabkan rusaknya hutan, serta industrialisasi.
Sedangkan kegiatan manusia yang berdampak postif pada keanekaragaman
hayati antara lain adalah :
1. penghijauan dan reboisasi,
2. pengendalian hama secara biologis,
3. pemanfaatan hutan dengan menggunakan sistem RIL (Reduce Impact
Logging),
4. usaha pemuliaan hewan dan tanaman yang menghasilkan varietas tanaman
dan hewan unggul, dan
5. usaha-usaha pelestarian alam yang dilakukan secar eks-situ maupun in-situ.
PELESTARIAN
KEANEKARAGAMAN HAYATI
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan manusia untuk
melestarikan keanekaragaman hayati, yaitu dengan reboisasi, tebang
pilih, pengendalian hama, dan pelestarian alam.
Reboisasi adalah pemulihan lahan yang rusak dengan cara
menanam kembali tanaman atau pohon-pohon yang terdapat di
wilayah tersebut. Tebang pilih adalah proses seleksi untuk
menentukan pohon-pohon mana yang layak ditebang, sehingga
jumlah pohon di wilayah tersebut tidak berkurang secara signifikan.
Pengendalian hama secara biologi dapat dilakukan dengan
melepaskan atau mengembangbiakkan predator alami ke habitat
tersebut. Sementara itu, pelestarian alam adalah tindakan untuk
menjaga spesies tertentu dari kepunahan.
Pelestarian alam dapat dilakukan secara insitu maupun eksitu.
Pelestarian alam insitu dilakukan di habitat asli spesies tersebut,
sementara pelestarian alam eksitu dilakukan di luar habitat aslinya.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai